Makalah Langkah Prumusan SK KD Matri Pembelajaran
Makalah Langkah Prumusan SK KD Matri Pembelajaran
Makalah Langkah Prumusan SK KD Matri Pembelajaran
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah :
Desain Dan Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Moh. Hasyim Afandi, M.Ag
Disusun Oleh :
ABDUL GHONI
NIM. 20170880101700
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya upaya pembagian
kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan. Hal tersebut membawa
implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Dua hal penting yang perlu
mendapat perhatian, yaitu diversifikasi kurikulum dan standar kompetensi.
Untuk merespon hal tersebut di atas, Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang
kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 22 tahun 2006 yang mencakup dua komponen, yaitu:
1. Standar Kompetensi (SK) merupakan ukuran kemampuan minimal yang
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai,
diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan
dari suatu materi yang diajarkan.
2. Kompetensi Dasar (KD) merupakan penjabaran SK peserta didik yang
cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.
Mengenai pembahasan selanjutnya akan diuraikan pada bab dua
yaitu pada bagian pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah yang akan kami bahas
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah langkah-langkah perumusan kompetensi dasar ?
2. Bagaimanakah cara merumuskan indikator?
3. Bagaimanakah langkah-langkah perumusan materi pembelajaran?
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah kami kemukakan di atas,
maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui langkah-langkah perumusan kompetensi dasar
2. Mengetahui cara merumuskan indicator
3. Mengetahui langkah-langkah perumusan materi pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Pengertian Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukan bahwa
mereka telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan.4
Untuk memperoleh perincian tersebut perlu dilakukan analisis
standar kompetensi. Caranya dengan mengajukan pertanyaan:
“kemampuan atau kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai siswa-
siswi dalam rangka mencapai standar kompetensi?”. Jawaban atas
pertanyaan tersebut berupa daftar lengkap pengetahuan, keterampilan, dan
atau sikap yang harus dikuasai siswa-siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi. Kompetensi dasar untuk setiap standar kompetensi
dapat berkisar antara 5 sampai 6 butir.
Pada proses analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran sebagaimana yang tercantum pada standar isi, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan
materi
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran. Demikian juga halnya kajian kompetensi dasar sama dengan
kajian standar kompetensi.5
4
1. Guru perlu berpedoman atau mengambil rumusan SK dan KD yang telah
disusun oleh BSNP berdasarkan mata pelajaran yang diampu
2. Guru memilih SK dan KD yang telah dirumuskan oleh BSNP untuk
setiap mata pelajaran. Pemilihan SK dan KD harus disesuaikan dengan
jenjang pendidikan, mata pelajaran, dan semester. SK dan KD yang
diambil menjadi pedoman dalam mengembangkan komponen-komponen
silabus berikutnya.
3. Setelah SK dan KD dipilih, selanjutnya dilakukan analisis dengan
mengajukan pertanyaan dasar: “ Apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa –
siswi telah menguasai kompetensi?”. Untuk memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan dasar tersebut, dapat digunakan tiga pertanyaan
bantuan, berikut :
a. Pengetahuan apa sajakah yang harus dikuasai siswa-siswi. Jawaban
terhadap pertanyaan ini dapat berupa konsep, fakta, prosedur, prinsip,
atau rumus dari body of knowledge ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan mata pelajaran.
b. Keterampilan apa sajakah yang harus dapat ditampilkan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan ini adalaha semua bentuk keterampilan
yang harus diperagakan siswa, sehubungan dengan kompetensi yang
sedang kita analisis. Keterampilan dapat dipilah menjadi dua bagian
yaitu: keterampilan yang muara akhirnya berupa barang (product) dan
keterampilan yang muara akhirnya berupa penampilan kinerja
(performance).
c. Sikap atau perilaku apa sajakah yang dibatinkan dan diterapkan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan ini berupa rumusan perilaku atau
kebiasaan yang berkaitan dengan penerapan sikap nilai dalam
kehidupan siswa sehari-hari. Karena indikator yang hendak kita
kembangkan bertumpu pada kompetensi dasar dari mata pelajaran
tertentu, maka hendaknya dipilih sikap/perilaku yang berhubungan
dengan mata pelajaran tersebut, terutama dengan kompetensi
bersangkutan.
5
Terkait dengan ketiga aspek diatas, maka Bloom (et al). Hisyam
Zaini menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek, dengan tingkatan yang
berbeda-beda setiap aspeknya, yaitu kompetensi:
a. Kognitif, meliputi tingkatan pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan penilaian.
b. Afektif, meliputi pengenalan, pemberian proses, penghargaan
terhadap nilai, pengorganisasian, dan pengamalan.
c. Psikomotorik, meliputi peniruan, penggunaan, penggunaan,
ketepatan, perangkaian, dan kreativitas.6
d. Pada proses perumusan SK dan KD perlu memilih kata-kata kerja
umum operasional berdasarkan level kompetensi pembelajaran.
e. Pada proses perumusan dan pengembangan SK dan KD. Guru perlu
memerlukan tingkat kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Penentuan tingkat
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, juga perlu
mempertimbangkan kemampuan awal siswa. Jika kompetensi yang
telah disusun tidak memenuhi kemampuan awal siswa, maka
kompetensi tersebut hanya sia-sia dan tidak mungkin tercapai oleh
siswa.7
C. Perumusan Indikator
1. Pengertian Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dapat dijadikan sebagai pedoman
atau acuan dalam penyusun alat penilaian.8 Indikator adalah kompetensi
dasar yang secara spesifik dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui
6
ketercapaian hasil pembelajaran. Karena indikator merupakan KD yang
spesifik, apabila serangkaian indikator dalam suatu kompetensi sudah
dapat terpenuhi berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
Adapun pertimbangan dalam pengembangan indikator adalah :
a. Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
b. Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan
terobservasi. Indikator juga digunakan sebagai dasar untuk menyusun
alat penilaian.
2. Fungsi Indikator
Ada beberapa fungsi indikator yang dengannya menjadikan
penting pada perumusan indikator dalam penyusunan silabus. Fungsi-
fungsi tersebut yaitu:
a. Sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku
pada siswa, yang mana tanda-tanda tersebut akan lebih spesifik dan
dapat diamati pada diri siswa setelah siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b. Sebagai pedoman dalam menyusun alat ukur. Alat ukur tersebut dapat
dijadikan sebagai alat pembuktian bagi keberhasilan siswa dalam
mencapai standar kelulusan yang telah ditentukan.
c. Sebagai pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Penentuan materi pembelajaran ini harus sesuai dengan
indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara
cermat dan akurat dapat memberikan arah dalam pengembangan
materi pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, potensi dan kebutuhannya baik kebutuhan peserta
didik, sekolah ataupun lingkungan.
d. Sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran.
Rencana pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi
dapat dicapai secara maksimal.
7
e. Sebagai pedoman dalam mngembangkan bahan ajar.
Bahan ajar merupakan materi yang harus dipelajari siswa sebagai
sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Oleh karena itu, pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
dengan tuntutan indikator, sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi secara maksimal.
f. Sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil
belajar.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk
dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.
Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.9
Sedangkan fungsi indikator menurut DikNas adalah untuk
memudahkan guru dalam mengukur atau mengetahui ketercapaian
kompetensi dasar. Oleh karena itu, indikator juga dapat bermanfaat
sebagai:
a. Acuan dalam pengembangan instrumen penilaian
b. Acuan dalam pemilihan atau pengembangan bahan ajar
c. Acuan dalam penentuan kegiatan atau pengalaman pembelajaran, dan
d. Acuan dalam penentuan alat, bahan, media dan sumber belajar.10
8
yang relevan. Artinya pengembangan indikator harus mengakomodasi
kompetensi yang sesuai dengan tendensi perumusan SK dan KD.
Jika perumusan SK dan KD-nya lebih menonjol aspek keterampilan,
maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan
keterampilan yang diinginkan, apabila afektif yang ditonjolkan maka
indikator yang dirumuskan harus mencapai level kompetensi afektif yang
diinginkan.11
Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam Kompetensi Dasar.
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau
daerah.
9
kehidupan
1.2 Mendeskripsikan 1.2.1 Mengurutkan
kehidupan pada masa pra- 1.2.2 Menggambarkan
aksara di Indonesia 1.2.3 Menulis ulang
1.2.4 Menafsirkan
10
terdapat dalam silabus yang penyampaiannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan lingkungan siswa.13
Secara garis besar, materi pembelajaran berisi tentang
pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai.14
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa
sejarah, lambang, nama tempat, nama orang dan sebagainya. Contoh,
Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Termasuk jenis materi
konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian dari
suatu obyek. Contohnya, kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada
sandaran dan lengan-lengannya.
Termasuk jenis materi prinsip adalah dalil, rumus, postulat,
teorema atau hubungan antar konsep yang menggambarkan
“jika....maka...”. Misalnya, Jika logam dipanaskan maka akan memuai;
rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
Termasuk jenis materi prosedur adalah materi yang berkenaan
dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu tugas. Misalnya, langkah-langkah mengoperasikan
peralatan mikroskop.
Termasuk jenis materi sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan
dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-
menolong, semangat dan minat belajar dan lain sebagainya.
2. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Pembelajaran15
Dalam menyusun dan memilih materi pembelajaran, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Prinsip relevansi (keterkaitan).
13 Darwin Syah, 2007, Perencanaan System Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Gaung Persada Press, 69
14 Hamid Darmadi, 2010, Kemampuan Dasar Mengajar, Bandung: Alfabeta, 213
15 Hamid Darmadi, Op. Cit., 214
11
Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada hubungannya
dengan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai siswa
berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta atau bahan hafalan.
b) Prinsip konsistensi (keajegan).
Apabila kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam.
c) Prinsip kecukupan.
Prinsip ini berarti materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit, akan kurang membantu mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka
akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
3. Langkah- langkah Perumusan Materi Pembelajaran:
Dalam merumuskan suatu materi pembelajaran ada beberapa
langkah yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Menentukan KD yang akan dikembangkan menjadi materi pokok.
b. Memahami substansi rumusan KD, apakah pernyataan KD tersebut
berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
c. Setelah memahami substansi KD yang mengarah pada fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur, maka langkah berikutnya adalah merumuskan
materi pokok pembelajaran.
d. Uraian materi pokok pembelajaran harus disusun secara sistematis,
agar memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.16
12
Adapun untuk mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran
yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dilakukan dengan
mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
h. Alokasi waktu yang tersedia.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam menyusun kompetensi ada
beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Merumuskan kompetensi dasar, langkah-langkahnya yaitu:
a. Guru berpedoman pada rumusan SK dan KD yang telah disusun oleh
BSNP
b. Guru memilih SK dan KD yang telah dirumuskan oleh BSNP untuk setiap
mata pelajaran.
c. Analisis terhadap SKKD yang dipilih dengan mengajukan pertanyaan
dasar: “Apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa –siswi telah menguasai
kompetensi?”.
d. Memilih kata-kata kerja umum operasional berdasarkan level kompetensi
pembelajaran.
e. Menentukan tingkat kompetensi yang akan dicapai oleh siswa
2. Merumuskan indikator kompetensi, langkah-langkahnya adalah:
a. Menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD yang telah
dirumuskan atau dikembangkan sebelumnya.
b. Menganalisis karakteristik mata pelajaran, keragaman kompetensi siswa,
dan potensi sekolah.
c. Menganalisis kata-kata operasional dalam merumuskan indikator .
d. Penggunaan kata-kata operasional dalam rumusan SK dan KD.
3. Merumuskan materi pembelajaran, langkah-langkahnya yaitu:
a. Menentukan KD yang akan dikembangkan menjadi materi pokok.
b. Memahami substansi rumusan KD, apakah pernyataan KD tersebut berupa
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur, Merumuskan materi pokok
pembelajaran serta uraian materi pokok pembelajaran harus disusun secara
sistematis.
14
DAFTAR PUSTAKA
15