Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

ISSN 2527-662X

“JURNAL ILMIAH ILMU KESEHATAN”

Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Delima Persada Gresik

JENDELA Vol. 1 No. 1 Halaman. Gresik


KESEHATAN 1-93 Juni 2016
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK
DI TK MAHKOTA KABUPATEN GRESIK

Eka Srirahayu.Ar
Stikes Delima Persada Gresik
ABSTRAK

Proses tumbuh kembang anak memerlukan penanaman nilai agama, budaya,


disiplin dan upaya pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah
pemberian nutrisi yang adekuat. Kecerdasan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh
faktor genetik dan faktor lingkungan, tetapi juga faktor gizi. Untuk mendapatkan anak
yang cerdas dan sehat dibutuhkan asupan gizi yang sehat dan seimbang dalam makanan
sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan
prestasi belajar anak di TK Mahkota Gresik Kabupaten Gresik.
Penelitian ini merupakan penelitian studi korelasional dengan pendekatan cross
sectional. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi berdasarkan pengukuran
antropometri yang ditampilkan dalam tabel Z skor standar baku WHO NCHS dan
lembar observasi berdasarkan dokumentasi nilai rata-rata raport semester. Sampel
penelitian berjumlah 37 responden pada siswa yang berusia 3-5 tahun di TK Mahkota
Gresik Kabupaten Gresik, dengan teknik simple random sampling. Analisis data
menggunakan uji korelasi Rank Spearman Rho.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh (83,8%) siswa memiliki
status gizi yang normal, dan sebagian besar (67,6%) siswa memiliki prestasi belajar
yang baik. Hasil uji korelasi rank spearman rho didapatkan p=0,001 dan rs=0,536, maka
H0 ditolak, berarti ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Kesimpulan
penelitian adalah terdapat hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak di
TK Mahkota Gresik Kabupaten Gresik.
Rujukan penelitian ini adalah perlu koordinasi antara pihak sekolah, petugas
kesehatan dan wali murid dalam memperhatikan status gizi dan memberikan pelayanan
kesehatan kepada anak, supaya anak tetap sehat dan dapat berprestasi dengan baik di
sekolah.
Kata Kunci: Status Gizi, Prestasi Belajar, Siswa TK

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 11


PENDAHULUAN
Seorang anak selama dalam intelektual yang baik dan menjadi
proses tumbuh kembang memerlukan generasi penerus bangsa yang unggul
asupan gizi yang adekuat, penanaman (Depkes, 2005).
nilai agama dan budaya, pembiasaan Masalah gizi adalah masalah
disiplin yang konsisten dan upaya kesehatan yang penanggulangannya
pencegahan penyakit. Salah satu upaya tidak dapat dilakukan dengan
pencegahan penyakit yaitu melalui pendekatan medis dan pelayanan
pemberian nutrisi yang adekuat kesehatan saja (Depkes, 2005).
(Supartini, 2004). Permasalahan gizi buruk merupakan
Kecerdasan seorang anak tidak permasalahan yang sering dialami di
hanya ditentukan oleh faktor genetik negara di dunia, baik negara maju
dan faktor lingkungan berupa stimulasi, maupun negara berkembang. Gizi yang
melainkan juga faktor gizi atau nutrisi. cukup merupakan suatu kebutuhan vital
Untuk memperoleh anak yang cerdas bagi manusia khususnya anak yang
dan sehat dibutuhkan asupan gizi atau merupakan periode terjadi perubahan
nutrisi yang sehat dan seimbang dalam fisik, fisiologis, dan peran sosial yang
makanan sehari-hari. Prestasi belajar signifikan dan berdasarkan beberapa
merupakan interaksi beberapa faktor, sumber, status gizi pada anak ini
yaitu faktor internal dan faktor berpengaruh pada pertumbuhan otak
eksternal, karena kematangan fisik dan yang tentunya sangat diperlukan
psikis dalam bentuk jasmani yang sehat fungsinya dalam proses kognitif dan
dan kecerdasan dapat mempengaruhi intelektual (Rohmi, 2002). Menu
prestasi belajar yang berhubungan erat makanan seorang anak yang tidak
dengan pola makan dan status gizi (Tina memadai akan berpengaruh pada
Mulyanti, 2005). Pentingnya makanan prestasi belajar anak karena
dengan gizi yang baik, selain untuk pembentukan otak sejak kecil
pertumbuhan juga untuk perkembangan terhambat, sehingga berpengaruh pada
yang menuntut nutrisi yang baik untuk kemampuan belajar anak, sehingga
menunjang otak yang merupakan motor mengakibatkan ada beberapa anak yang
utama dari perkembangan, sehingga dinyatakan tidak lulus dalam proses
anak memiliki perkembangan belajar mengajar (Diknas, 2007).

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 12


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 13

Menurut data WHO, mendapat perawatan 10.227 (78,65%)


pengelompokan menurut prevalensi gizi dari seluruh jumlah balita gizi buruk
kurang, negara berkembang seperti di 13.066 balita. Hasil penelitian baru-baru
Indonesia pada tahun 2004, tergolong ini terhadap 60 anak sekolah di
negara berkembang dengan status Kabupaten Gresik, menunjukkan bahwa
kekurangan gizi yang tinggi karena status gizi sebagian besar (53,3%) anak
5.119.935 atau 28,47% dari 17.983.244 pendek atau Stunting, hampir sebagian
balita, sehingga Indonesia termasuk (46,7%) tingkat pengetahuan tentang
kelompok gizi kurang dan gizi buruk gizi sedang dan mayoritas (98,3%) anak
(Chaeruddin, 2005). Menurut data hasil sering jajan (Hendratmoko, 2009).
Riset Kesehatan Dasar Depkes RI Hasil studi pendahuluan yang
(2007), menghasilkan berbagai peta dilakukan peneliti pada bulan
masalah kesehatan, yaitu prevalensi gizi September 2011 terhadap 10 siswa di
buruk yang berada diatas rerata nasional TK Mahkota Gresik Kabupaten Gresik,
5,4% ditemukan pada 21 Propinsi dan
dengan mengukur status gizi
216 Kabupaten atau Kota, sedangkan berdasarkan BB/TB didapatkan bahwa
berdasarkan gabungan hasil pengukuran 60% siswa dalam kategori kurus, tetapi
gizi buruk dan gizi kurang rata-rata nilainya baik, dan 40% siswa
menunjukkan bahwa sebanyak 19 dalam kategori normal, tetapi justru
Propinsi mempunyai prevalensi gizi rata-rata nilanya cukup.
buruk dan gizi kurang diatas prevalensi
Masalah gizi kurang dan gizi
nasional sebesar 18,4%. Di Jawa Timur
buruk ini bila tidak ditangani secara
berdasarkan hasil Survey Pemantauan
serius akan mengakibatkan bangsa
Status Gizi (PSG) tahun 2006 diketahui
Indonesia akan mengalami “Los
bahwa terdapat 17,5% balita yang
Generation”, keterlibatan keluarga yang
menderita Kurang Energi Protein (KEP)
selama 24 jam mendampingi anak,
terdiri dari 2,6% balita gizi buruk dan
perhatian cukup dan pola asuh anak
14,96% balita gizi kurang. Jumlah balita
yang tepat akan memberi pengaruh
yang ditimbang tahun 2006 sebesar
yang besar dalam memperbaiki status
2.193.958, jumlah berat badan naik
gizinya. Anak merupakan salah satu
1.560.784 (71,14%), yang BGM 65.277
golongan penduduk yang rentan dalam
(2,98%) dan balita gizi buruk yang
kehidupannya, yang memiliki

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 13


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 14

ketergantungan tinggi terhadap orang status gizi dengan prestasi belajar anak
tua. Jika orang tua lalai menjalankan di TK Mahkota Kabupaten Gresik?”
tanggung jawabnya, maka anak akan Tujuan Penelitian
menghadapi masalah, karena anak akan Mengetahui hubungan status gizi
kurang diperhatikan status gizinya, dengan prestasi belajar anak di TK
sehingga harapan orang supaya anaknya Mahkota Kabupaten Gresik
bisa menjadi anak yang berguna dan Manfaat Penelitian
membanggakan besar kemungkinan 1. Bagi Tempat Penelitian
tidak akan tercapai, bahkan anak Hasil penelitian dapat dijadikan
tersebut selain pertumbuhan dan sebagai masukan dan acuan
perkembangan tubuhnya akan kebijakan bagi institusi pendidikan
terganggu, juga akan menjadi anak yang yang bersangkutan, staf pendidik
lemah, tidak periang dan tak bergairah dan pengajar untuk memperhatikan
(Chaeruddin, 2005). keadaan status gizi dan kaitannya
dengan dengan prestasi anak.
Upaya yang dapat dilakukan
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
adalah peningkatan kesadaran orang tua
Sebagai bahan untuk lebih
untuk memenuhi kebutuhan gizi
meningkatkan program pemenuhan
anaknya, supaya anak mampu untuk
gizi yang baik pada anak usia
berprestasi dan sanggup bersaing di
prasekolah sejak dini.
masa depan. Disamping itu, upaya lain
adalah koordinasi antara pihak sekolah TEORI
Gizi adalah suatu proses
dengan wali murid di bawah
organisme menggunakan makanan yang
pengawasan dinas kesehatan terkait,
dikonsumsi secara normal melalui
untuk bekerjasama mewujudkan dalam
proses digesti, absorpsi, transportasi,
menyajikan makanan ringan pada
penyimpanan, metabolisme dan
waktu istirahat atau makan siang yang
pengeluaran zat-zat yang tidak
bisa diatur porsi dan nilai gizinya bagi
digunakan untuk mempertahankan
anak-anak.
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
Rumusan Masalah
normal organ-organ, serta menghasilkan
Berdasarkan latar belakang
energi. Nutrition status adalah ekspresi
masalah di atas, maka dapat dirumuskan
dari keadaan keseimbangan dalam daru
masalah : “Apakah ada hubungan antara

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 14


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 15

dari keadaan keseimbangan dalam memadai sebagai tolok ukur penilaian


bentuk variabel tertentu (Supariasa, status gizi. Ukuran antropometrik yang
2001). Sedangkan menurut Almatsier, bermanfaat dan sering dipakai yaitu
(2001) status gizi adalah keadaan tubuh berat badan, tinggi badan, lingkar
sebagai akibat konsumsi makanan dan kepala, lingkar lengan atas, dan tebal
penggunaan zat-zat gizi, yang lipat kulit atau skin fold. Penentuan
dibedakan antara status gizi kurang, status gizi dengan menggunakan WHO-
baik dan lebih. Status gizi juga diartikan NCHS (National Centre for Health
sebagai keadaan kesehatan fisik Statistic), adalah menggunakan ukuran
seseorang atau sekelompok orang yang berat badan terhadap tinggi badan,
ditentukan dengan salah satu atau kemudian hasilnya diplot pada kurva
kombinasi dari ukuran-ukuran gizi standart dengan baku persentil 50%
tertentu (Soekirman, 2000). Harvard (Pudjiadi, 2004).
2.1.1 Cara Penentuan Status Gizi Diantara bermacam-macam
Menurut Supariasa (2001), indek antropometri, Berat Badan/Umur
penilaian status gizi dibagi menjadi 2 merupakan indikator yang paling umum
yaitu : secara langsung dan tak digunakan sejak 1972 dan dianjurkan
langsung. Penilaian status gizi secara juga mengunakan Tinggi Badan/Umur
langsung dapat dibagi menjadi empat dan Berat Badan/Tinggi Badan untuk
penilaian yaitu antropometri, klinis, membedakan apakah kekurangan gizi
biokimia, dan biofisik sedangkan terjadi kronis atau akut. Keadaan gizi
penilaian status gizi tidak langsung kronis atau akut mengandung arti terjadi
dapat dibagi tiga yaitu : survei keadaan yang dihubungkan dengan
konsumsi makanan, statistik vital dan masa lalu dan waktu sekarang. Pada
faktor ekologi. Menurut Beck (2000), keadaan kurang gizi kronis Berat
penilaian status gizi (nutritional Badan/Umur dan Tinggi Badan/Umur
assessment) adalah pengukuran yang rendah tetapi Berat Badan/Tinggi Badan
biasa didasarkan pada data normal. Kondisi ini sering disebut
antropometrik, biokimiawi, dan riwayat dengan stuting, pada 1978. WHO lebih
diet. menganjurkan penggunaan Berat
Dalam penggunaan klinik, Badan/Tinggi Badan, karena
pemeriksaan antropometri sudah menghilangkan faktor umum yang

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 15


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 16

menurut pengalaman sulit didapat Tujuan Penilaian Status Gizi


secara benar, khususnya di daerah Menurut Depkes RI (2007),
terpencil dimana terdapat masalah tujuan penilaian status gizi adalah
pencatatan kelahiran. Indeks Berat sebagai berikut :
Badan/Tinggi Badan juga 1. Berikan gambaran secara umum
menggambarkan keadaan kurang gizi mengenai metode penilaian status
akut waktu sekarang, walaupun tidak gizi.
dapat menggambarkan keadaan gizi 2. Memberikan penjelasan mengenai
waktu lampau. keuntungan dan kelemahan dari
Menurut PERSAGI (2004) yang masing-masing metode yang ada.
dikutip Santoso (2004), klasifikasi 3. Memberikan gambaran singkat
status gizi anak yang disepakati dalam mengenai pengumpulan data,
pertemuan pakar gizi di Cipanas, Jawa perencanaan dan implementasi
Barat, Januari 2000 yaitu : untuk penilaian status gizi.
1. Indeks berat badan menurut umur Faktor-faktor yang Mempengaruhi
(Berat Badan/Umur) Status Gizi
1) Gizi lebih > 2SD Menurut Supariasa (2001),
2) Gizi baik > -2SD sampai +2 SD munculnya permasalahan gizi
3) Gizi kurang > -3 SD sampai < dipengaruhi oleh adanya
2SD ketidakseimbangan antara pejamu,
4) Gizi buruk < -3 SD agent dan lingkungan. Unsur pejamu
2. Indeks tinggi badan menurut umur meliputi : faktor genetis, umur, jenis
(Tinggi Badan/Umur) kelamin, kelompok etnik, keadaan
1) Pendek <-2 SD fisiologis, keadaan immunologis dan
2) Normal >-2SD kebiasaan seseorang. Unsur sumber
3. Indeks berat badan menurut tinggi penyakit (agent) meliputi : faktor gizi,
badan (Berat Badan/Tinggi Badan) kimia dari luar, kimia dari dalam, faal
1) Gemuk >2 SD atau fisiologi, genetis, psikis, tenaga
2) Normal >-2SD sampai + 2 SD atau kekuatan fisik dan biologis atau
3) Kurus > -3 SD sampai < - 2 SD parasit. Unsur lingkungan meliputi tiga
4) Kurus sekali <-3 SD faktor, yaitu : lingkungan fisik,

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 16


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 17

lingkungan biologis, dan lingkungan Bentuk malnutrisi atau status gizi salah
sosial, ekonomi serta budaya. adalah :
Prinsip Pemberian Gizi pada Anak
Menurut Almatsier (2001), Bentuk Malnutrisi
prinsip pemberian gizi pada anak adalah 1. Under nutrition
: Kekurangan konsumsi pangan
1. Berikan sumber protein nabati secara relatif/ absolut untuk periode
sebanyak mungkin. tertentu.
2. Berikan sumber protein hewani 2. Specific defisiency
tanpa membatasi jenisnya, susu baik Kekurangan zat gizi tertentu,
diberikan. misalnya kekurangan vitamin A,
3. Makanan lunak, mudah ditelan, yodium, Fe, dan lain-lain.
dicerna, porsi cukup, tidak 3. Over nutrition
berbumbu merangsang. Kelebihan konsumsi pangan untuk
Tujuan Pemberian Gizi pada Anak periode tertentu.
Menurut Almatsier (2001), 4. Imbalance
tujuan pemberian gizi pada anak adalah Karena disproporsi zat gizi,
sebagai berikut : misalnya: kolesterol terjadi karena
1. Meningkatkan BB anak tidak seimbangnya LDL (Low
2. Mempertahankan status gizi Density Lipoprotein), HDL (High
3. Menyediakan zat gizi untuk Density Lipoprotein).
menjamin pertumbuhan dan Empat Masalah Gizi Utama
perkembangan anak 1. KEP (Kurang Energi Protein)
4. Meningkatkan daya tahan tubuh 2. KVA (Kekurangan Vitamin A)
agar terhindar dari infeksi 3. GAKY (Gangguan Akibat
Bentuk-bentuk Malnutrisi atau Kekurangan Yodium)
Status Gizi Salah 4. Anemia (Kekurangan Zat Besi)
Menurut Depkes RI (2007), Penyakit Kekurangan Gizi
bentuk malnutrisi atau status gizi salah 1. Penyakit kurang gizi primer
adalah keadaan patologis akibat Contoh : pada kekurangan zat
kekurangan atau kelebihan secara relatif esensial spesifik, seperti kekurangan
maupun absolut satu atau lebih zat gizi. vitamin C, maka penderita

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 17


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 18

mengalami beri-beri karena perubahan tingkah laku pada diri


kekurangan vitamin B. seseorang yang diperlukan dari belajar
2. Penyakit kurang gizi sekunder dengan waktu tertentu, prestasi belajar
Contoh : penyakit yang disebabkan ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai
oleh adanya gangguan absorbsi zat dan hasil tes atau ujian (Diknas, 2007).
gizi atau gangguan metabolisme zat Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
gizi. Belajar
Konsep Prestasi Belajar Menurut Widayatun (1999),
Pengertian Prestasi faktor-faktor yang mempengaruhi
Prestasi adalah hasil yang telah belajar adalah :
dicapai oleh seseorang setelah 1. Kondisi fisik dan mental
melakukan suatu pekerjaan atau 2. Ingatan dan befikir
aktivitas tertentu (Diknas, 2007). 3. Intelegensi atau kecakapan
Prestasi belajar siswa meliputi 4. Teknik atau cara belajar atau
prestasi kognitif ( kemampuan berpikir metoda
dan analisis, prestasi afektif (sikap) dan 5. Sarana dan prasarana
prestasi psikomotor (tingkah laku). 6. Efisiensi waktu
Namun dari tiga spek tersebut aspek 7. Bahasa dan budaya
kognitiflah yang menjadi tujuan utama 8. Motivasi minat, bobot dan
dalam suatu system pendidikan tanpa kepribadian
mengesampingkan aspek yang lain Macam Penilaian Prestasi Belajar
(Syah, 2001). Menurut Diknas (2007),
Pengertian Belajar penilaian berdasarkan penilaian yang
Belajar adalah perubahan dilaksanakan guru di sekolah, maka
tingkah laku hasil pengalaman dan prestasi belajar dituangkan atau
latihan serta bersifat relatif permanen diwujudkan dalam bentuk angka
(Widayatun, 1999). (kuantitatif) dan pernyataan verbal
Pengertian Prestasi Belajar (kualitatif). Prestasi belajar yang
Prestasi belajar adalah hasil dituangkan dalam bentuk angka,
belajar yang telah dicapai menurut misalnya 10, 9, 8 dan seterusnya,
kemampuan yang tidak dimiliki dan sedangkan prestasi belajar yang
ditandai dengan perkembangan serta dituangkan dalam bentuk pernyataan

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 18


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 19

verbal misalnya, sangat baik, baik Jadi jumlah responden sebanyak 37


cukup/sedang, kurang dan sebagainya. responden.
METODOLOGI PENELITIAN Kriteria sampel meliputi kriteria
Populasi Penelitian inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
Populasi adalah setiap subyek atau adalah karakteristik umum subyek
misalnya manusia yang memenuhi penelitian dari suatu populasi target
kriteria yang ditetapkan (Nursalam, yang terjangkau yang akan diteliti
2009). Populasi pada penelitian ini (Nursalam, 2009). Kriteria inklusi
adalah seluruh siswa yang berusia 3-5 dalam penelitian ini adalah :
tahun di TK Mahkota Gresik Kabupaten 1. Siswa TK kelas A
Gresik sebanyak 40 orang 2. Siswa yang hadir saat pengambilan
Sampel data
Sampel merupakan bagian Sedangkan kriteria eksklusi
populasi yang akan diteliti atau adalah mengeluarkan subyek yang
sebagian jumlah dari karakteristik yang memenuhi kriteria inklusi dari studi
dimiliki oleh populasi (Hidayat, AA., karena berbagai sebab (Nursalam,
2007). Sampel penelitian ini adalah 2003). Kriteria eksklusi dalam
sebagian siswa yang berusia 3-5 tahun penelitian ini adalah : siswa yang sakit
di TK Mahkota Gresik Kabupaten saat pengambilan data.
Gresik, dengan menggunakan Teknik Pengambilan Sampel
perhitungan sampel menurut Zainudin Sampling adalah proses
M., (Nursalam 2009) yaitu : menyeleksi porsi dari populasi untuk
N.Z α 2 . ρ . q dapat mewakilli populasi (Nursalam,
n
d 2 . (N - 1)  Z . α 2 . ρ . q 2009). Teknik sampling pada penelitian
Maka perhitungannya adalah : ini adalah simple random sampling

40.(1,96) 2 . 0,5 . 0,5 yaitu cara pengambilan sampel secara


n
0,05 2 . (40 - 1)  (1,96) 2 . 0,5 . 0,5 acak dengan cara sederhana (Nursalam,
2009).
38,416
n 
1,058
n  36,31

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 19


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 20

Data Umum binatang, tumbuh-tumbuhan aneka


Gambaran Lokasi Penelitian bentuk huruf dan alat permainan lain
TK Mahkota Gresik Kabupaten yang digunakan sebagai sarana dan
Gresik adalah sebuah sekolah taman fasilitas dalam proses belajar mengajar.
kanak–kanak yang terletak di tengah- Di luar kelas terdapat arena untuk
tengah kota Gresik, tepatnya di sebelah bermain anak, seperti ayunan, jungkat-
Balai Kelurahan. Sekolah tersebut jungkit, dan lain-lain.
terdiri dari 2 ruang kelas, kelas yang Karakteristik Responden
pertama untuk kelas B dan kelas yang Karakteristik responden yang
kedua untuk kelas A. Masing masing disajikan dalam penelitian ini adalah
kelas tersebut terdiri dari 40 siswa dan 2 karakteristik responden yang meliputi :
tenaga pengajar. Pada masing-masing jenis kelamin, umur dan urutan anak
kelas tersebut terdapat aneka alat dalam keluarga.
permainan serta gambar-gambar

Jenis Kelamin

25 22

20 15
15 Laki-laki
Perempuan
10
5
0
Jenis Kelamin

Gambar 1.1 Distribusi Jenis Kelamin Siswa TK Mahkota Gresik Kelurahan


Tlogopatut Kabupaten GresikTahun 2012

Gambar 1.1 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan


yaitu 22 (59,5%) dan hanya sebagian kecil yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 15
(40,5%).

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 20


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 21

Umur

30 26
25
20
3 tahun
15 9 4 tahun
10 5 tahun
2
5
0
Umur

Gambar 1.2 Distribusi Umur Siswa TK Mahkota Gresik Kelurahan Tlogopatut


Kabupaten GresikTahun 2012

Gambar 1.2 menunjukkan sebagian besar responden berumur 3 tahun yaitu 26


(70,3%) dan hanya sebagian kecil yang berumur 3 tahun yaitu 2 (5,4%).
Urutan Anak Dalam Keluarga

30 26
25
20 Pertama
15 Kedua
7
10 4 Ketiga atau lebih
5
0
Urutan Anak Dalam Keluarga

Gambar 1.3 Distribusi Urutan Anak Dalam Keluarga Siswa TK Mahkota Gresik
Kelurahan Tlogopatut Kabupaten GresikTahun 2012

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan anak


kedua yaitu 26 (70,3%), dan sebagian kecil yang merupakan anak ketiga atau lebih yaitu
4(10,8%).
No Status Gizi Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. Kurus sekali 0 0
2. Kurus 4 10,8
3. Normal 31 83,8
4. Lebih 2 5,4
Total 37 100
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memiliki status gizi
yang normal yaitu 31 (83,8%), dan sebagian kecil yang memiliki status gizi lebih yaitu
2 (5,4%).

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 21


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 22

Prestasi Belajar
Tabel 1.2 Distribusi Prestasi Belajar Siswa TK Mahkota Gresik Kabupaten
GresikTahun 2012
No Prestasi Belajar Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. Kurang 4 10,8
2. Cukup 6 16,2
3. Baik 25 67,6
3. Sangat baik 2 5,4
Total 37 100
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi
belajar yang baik yaitu 25 (67,6%), dan sebagian kecil responden yang memiliki
prestasi belajar yang sangat baik yaitu 2 (5,4%).

Tabel Silang antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar


Tabel 1.3 Tabel Silang antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa TK Mahkota
Gresik Kabupaten GresikTahun 2012
Prestasi Belajar
Sangat
Status Gizi Kurang Cukup Baik Total p rs
Baik
n % n % n % n % n %
Kurus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sekali
Kurus 3 75,0 1 25,0 0 0 0 0 4 100 0,001 0,536

Normal 1 3,2 5 16,1 23 74,2 2 6,5 31 100

Lebih 0 0 0 0 2 100 0 0 2 100

responden yaitu 2 (100%) yang


Berdasarkan tabel 1.3 di atas memiliki status gizi lebih memiliki
menunjukkan bahwa sebagian besar prestasi belajar baik.
responden yaitu 3 (75,0%) yang Hasil analisis data dengan uji
memiliki status gizi kurus memiliki korelasi Rank Spearman Rho
prestasi belajar kurang, dan sebagian didapatkan hasil p=0,001 dan rs=0,536,
besar responden yaitu 23 (74,2%) yang sehingga p<0,05, maka H0 ditolak,
memiliki status gizi normal memiliki berarti terdapat hubungan antara status
prestasi belajar baik, serta seluruh

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 22


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 23

gizi dengan prestasi belajar anak di TK dalam bentuk jasmani yang sehat dan
Mahkota Gresik cerdas yang dapat mempengaruhi
Kecamatan Gresik Kabupaten prestasi belajar itu diantaranya
Gresik. berhubungan erat dengan pola makan
PEMBAHASAN dan status gizi. Anak dengan status
Hubungan Status Gizi dengan normal, kemungkinan besar akan
Prestasi Belajar mampu berprestasi dengan baik di
Hasil penelitian pada tabel 5.3 sekolah, karena perkembangan dari
menunjukkan bahwa sebagian besar otaknya mendapatkan suplai nutrisi
responden yaitu 3 (75,0%) yang yang cukup, sehingga menghasilkan
memiliki status gizi kurus memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini
prestasi belajar kurang, dan sebagian juga harus didukung dengan kondisi
besar responden yaitu 23 (74,2%) yang fisik yang baik pula, sehingga akan
memiliki status gizi normal memiliki menambah kemampuan anak untuk
prestasi belajar baik, serta seluruh belajar dengan baik di sekolah.
responden yaitu 2 (100%) yang Sebaliknya, anak dengan status gizi
memiliki status gizi lebih memiliki kurang prestasi belajarnya pun juga
prestasi belajar baik. Hasil tersebut kurang dari teman-temannya, karena
diperkuat dengan hasil uji korelasi Rank anak-anak tersebut kurang dapat
Spearman Rho didapatkan hasil menangkap proses belajar mengajar di
p=0,001 dan rs=0,536, maka p<0,05, sekolah dengan baik, hal ini dapat
sehingga H0 ditolak, artinya terdapat terjadi karena seringnya anak-anak tidak
hubungan antara status gizi dengan masuk sekolah karena sakit, sehingga
prestasi belajar anak di TK Mahkota manjadikan anak-anak ketinggalan
Gresik Kabupaten Gresik. pelajaran.
Hasil analisis statistik tersebut, Sedangkan menurut Santoso
menguatkan asumsi bahwa responden (2004), menyebutkan bahwa pada usia 2
dengan status gizi normal dapat tahun, sekitar 50% dari sel-sel otak anak
menghasilkan prestasi belajar yang sudah dilengkapi dengan dendrit, pada
baik. Hal tersebut sesuai pendapat usia 6 tahun 70%, pada usia 20 tahun
Mulyanti (2005), yang menyatakan 90%, dan sisanya dipenuhi pada usia
bahwa kematangan fisik dan psikis selanjutnya. Lebih banyak dendrit yang

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 23


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 24

terbentuk berarti lebih banyak sinaps faktor tersebut mempunyai hubungan


yang berpotensi untuk meningkatkan keterkaitan yang saling mendukung.
berkemampuan dalam belajar. Jika pada KESIMPULAN
masa puncak pembentukan dendrit tidak Berdasarkan hasil penelitian dan
tersedia cukup zat gizi, maka jumlah pembahasan tentang hubungan antara
sinaps yang terbentuk akan berkurang, status gizi dengan prestasi belajar anak
dan pada gilirannya fungsi mental di TK Mahkota Gresik Kabupaten
kurang, seperti: daya ingat kurang, Gresik, maka dapat disimpulkan sebagai
kapasitas belajar kurang, atau ambang berikut :
sakit rendah. Hasil penelitian yang 1. Hampir seluruh (83,8%) siswa TK
menunjukkan status gizi normal dan Mahkota Kabupaten Gresik memiliki
menghasilkan prestasi belajar baik, status gizi normal
kemungkinan didukung oleh adanya 2. Sebagian besar (67,6%) siswa TK
pertumbuhan sel-sel otak yang baik Mahkota Gresik Kabupaten Gresik
karena perkembangan otaknya memiliki prestasi belajar yang baik
mendapat asupan nutrisi yang cukup 3. Ada hubungan antara hubungan
sehingga menghasilkan kemampuan antara status gizi dengan prestasi
berpikir yang baik pula. Tercukupinya belajar anak di TK Mahkota
asupan nutrisi pada otak tersebut Kabupaten Gresik, dengan nilai
menjadikan anak dapat dengan cepat p=0,001 dan rs=0,536.
menangkap pelajaran, dan dapat Diharapkan untuk memberikan
mengingatnya dengan baik. tambahan vitamin pada anak dengan
Walaupun kenyataannya, secara gizi kurang, dan memberikan contoh
teori prestasi belajar masih dipengaruhi makanan yang bergizi dan seimbang
oleh banyak faktor diantaranya adalah : bagi anak, supaya wali murid dapat
IQ (Intellegence Quotion), yaitu menerapkan di rumah.
kecerdasan atau kemampuan otak anak Untuk penelitian lebih lanjut
untuk berpikir, frekuensi belajar anak di sebaiknya diteliti beberapa faktor lain
rumah, pengasuh anak di rumah, jumlah yang mempengaruhi prestasi belajar
anggota keluarga, serta sarana dan anak di sekolah.
prasarana untuk belajar anak, misalnya
buku-buku pelajaran, dimana semua

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 24


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 25

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AA. 2007. Metodologi
Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu
Penelitian Kebidanan dan
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Hurlock, E.B. 2002. Psikologi
Jakarta : Rineka Cipta. Jakarta.
Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang
Baraja. 2007. Psikologi Perkembangan.
Rentang Kehidupan. Jakarta :
Jakarta: Studio Press.
Penerbit Erlangga.
Beck. 2000. Ilmu Gizi dan Diet. Jakarta
Nursalam. 2009. Konsep dan
: Yayasan Essential Medika. Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.
Jakarta : Salemba Medika.
Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
Pudjiadi. 2004. Ilmu Gizi Klinis Pada
Pendidikan Nasional. Jakarta :
Anak. Edisi 4. Jakarta : Balai
Qanon Publishing.
Penerbit FKUI.
Depkes RI. 2004. Buku Kesehatan Ibu
Rohmi. 2002. Pemeliharaan Gizi Bayi
dan Anak. Jakarta : Depkes RI
dan Balita. Jakarta: Bhatara.
dan JICA.
Santoso, S. 2004. Kesehatan dan Gizi.
Depkes RI. 2005. Nutrisi Anak Usia
Jakarta : Rineka Cipta.
Sekolah. Jakarta: Direktorat
Bina Peran Serta Masyarakat,
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan
Direktorat Jendral Pembinaan
Aplikasinya untuk Keluarga dan
Kesehatan Masyarakat, Depkes
Masyarakat, Jakarta : Direktorat
RI.
Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Depkes RI. 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Raja
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi.
Grafindo Persada.
Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2007. Laporan Nasional
Supartini Yupi. 2004. Konsep Dasar
Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Depkes RI.

Diknas, 2007. Pendidikan Gizi di


Sekolah. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan. Depdiknas RI.

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 25


Eka, Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Tk Mahkota Kabupaten Gresik 26

Eka Srirahayu A. Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 26

Anda mungkin juga menyukai