Cuman Persyaratan Ini

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA APLIKASI“ KAHOOT” PADA

PEMBELAJARAN GRAMMATIK BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X


SMA NEGERI 11 MANADO

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan

Disusun oleh:

Dewi Citra S (15203241022)

1
PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017/2018

DAFTAR ISI

Halaman cover ........................................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 4


B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 11

A. Deskripsi Teori............................................................................................... 11
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing ................................................. 11
2. Hakikat Grammatik ............................................................................ 13
3. Hakikat Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran .................... 13
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 15
C. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 17
D. Pengajauan Hipotesis ..................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 21

2
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 21
B. Desain Penelitian ........................................................................................... 21
1. Desain Eksperimen ............................................................................ 21
2. Desain Quasi Experiment .................................................................. 22
C. Metode Penelitian .......................................................................................... 22
D. Tempat dan Waktu Penenlitian ...................................................................... 23
1. Tempat ............................................................................................... 23
2. Waktu ................................................................................................. 23
E. Variabel Penelitian ......................................................................................... 23
F. Populasi dan Sample ...................................................................................... 24
1. Populasi .............................................................................................. 24
2. Sample................................................................................................ 24
G. Metode Penggumpulan Data ......................................................................... 24
H. Instrumen Penenlitian .................................................................................... 25
1. Jenis Instrumen Penenlitian ............................................................... 25
2. Penyusunan Instrumen ....................................................................... 25
I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................................. 29
1. Validitas Isi ........................................................................................ 29
2. Validitas Empiris ............................................................................... 30
3. Prosedur Penenlitian .......................................................................... 32
J. Teknis Analisis Data ..................................................................................... 33
K. Hipotesis Stastik............................................................................................. 35

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 37

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

4
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia sebagai makhluk individu maupun

mahkluk sosisal. Bahasa juga sebagai alat menggungkapan ekspresi, ide, perasaan manusia

dan lain-lain. Dari penggunaannya bahasa terdiri dari dua jenis yakni bahasa sebagai bahasa

lisan dan tulis. Bahasa juga terbagi menjadi dua yakni bahasa verba dan non verba. Bahasa di

Indonesia terbagi menjadi dua yakni bahasa daerah atau bahasa nasional. Bahasa daerah

adalah bahasa yang dimiliki dan digunakaan oleh suatu wilayah ataupun daerah tertentu,

sedangkan bahasa nasional adalah bahasa yang digunakan oleh seluruh warga negara yang

ada di Indonesia. Bahasa itu dimiliki oleh setiap penutur bahasa itu sendiri. Menurut kajian

linguistik bahasa bersifat individual ( Parole) dan sosial (Langue). Bahasa merupakan fakta

sosial di masyarakat yang harus diikuti.

Seiring dengan perkambangan IPTEK, setiap orang dituntut untuk bisa menguasai bahasa

asing. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah menetapkan kurikulum yang mengharuskan

siswa belajar bahasa asing. Bahasa asing yang sering di berikan di sekolah menengah atas

yakni bahasa inggris, mandarin, jerman, perancis, dll. Pemberian bahasa asing untuk siswa

menengah atas yakni sebagai bekal siswa untuk bisa bersaing di dunia kerja.

Sesuai dengan kurikulum 2013, peserta didik yang mempelajari Bahasa Jerman harus

menguasai empat ketrampilan yakni membaca (Lesenverstehen), Menulis ( Screibfertigkeit),

Mendengar (Hörverstehen), stuktur grammatik dan kosa kata ( Struktur und Wortschatz).

Struktur grammatik dalam mempelajari bahasa asing dalam hal ini Bahasa Jerman sangat

penting. Penggunaan grammatik yang benar merupakan suatu keharusan untuk peserta didik

dalam hal membuat maupun memproduksi kalimat-kalimat baik secara lisan maupun tertulis.

Semakin baik pengguasan struktur gramatik siswa, maka semakin baik tingkat pemahaman ,

membuat suatu kalimat , dan lain-lain. Penguasaan struktur gramatik ini mempengaruhi ke

semua ketrampilan yang lain, misal pemahaman struktur gramatik peserta didik akan

mempengaruhi kemmapuan peserta didik dalam memahami sebuah teks ( mencakup


5
ketrampilan membaca atau Lesenverstehen), mempengaruhi ketrampilan mendengar atau

Hörverstehen, mempengaruhi ketrampilan peserta didik dalam menulis atau Screibfertigkeit.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA NEGERI 11 MANADO

guru masih menggunakan metode konvesional. Hal ini terlihat bagaimana guru

menyampaikan materi dan pemberian tugas kepada peserta didik. Sehingga siswa kurang

tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru. Dan peserta didik kurang termotivasi dalam

belajar Bahasa Jerman, sehingga anggapan peserta didik dalam belajar Bahasa Jerman itu

sulit dan kurang menarik. Dengan begitu peserta didik kurang mengauasai gramatik Bahasa

Jerman. Hal ini terlihat ketika siswa diminta guru untuk membuat sebuah kaliamat sederhana

dengan pola yang benar sebagian peserta didik masih salah.

Untuk megatasi berbagai masalah dalam pembelajaran bahasa jerman dan agar peserta

didik lebih tertarik untuk belajar Bahasa Jerman, guru perlu adanya metode pembelajaran

yang baru dan lebih menarik, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran

denganbantuan multimedia. Penggunaan multimedia bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan

metode yang di gunakan oleh guru untuk menyampaikan materi yang akan diberikan kepada

peserta didik.

Teknologi multimedia adalah salah satu teknologi baru dalam bidang komputer yang

memiliki kebolehan untuk menjadikan media pembelajaran lebih lengkap. Multimedia

merangkum media dalam satu perisian sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan

bahan pembelajaran dan pelajar terasa terlibat dalam proses pembelajaran karena teknologi

multimedia memperbolehkan berlakunya interaktivitas. Interaktivitas Interaktivitas disini

diterjermahkan sebagai tingkat interaksi dengan media pembelajaran yang digunakan, yakni

multimedia. Karena kelebihan yang dimiliki multimedia, memungkinkan bagi siapapun

(guru/fasilitator dan peserta diklat) untuk eksplore dengan memanfaatkan detail-detail di

dalam multimedia dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Permasalahannya tinggal


6
bagaimana aktivitas behavioristik terhadap multimedia memberikan dampak positif bagi

kedua belah pihak (guru & peserta). Penggunaan multimedia dalam pembelajaran

mempunyai manfaat sebagai berikut: Meningkatkan SDM guru, Membantu guru secara

efektif dan efisien dalam melakukan persiapan mengajar yaitu pembuatan alat peraga,

display, LKS, dll, Kegiatan belajar mengajar lebih menarik karena media yang dipakai dapat

dilihat, bergerak, dan didengar, Meningkatkan kemampuan belajar dan kreativitas anak-anak

secara aktif, langsung memanfaatkan komputer sebagai alat bantu belajar, Membuat suasana

perpustakaan lebih menarik dan menyenangkan anak, dengan program-program yang

mengaktifkan multimedia komputer yang ada.

Keuntungan Dan Kelemahan Menggunakan Teknologi Multimedia

Keuntungan pembelajaran interaktif berbasis multimedia antara lain:

1. Materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit/nyata, sehingga mudah

diterima siswa,

2. Multimedia dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Siswa yang belum

memahami materi dapat mengulang materi tersebut di rumah sama persis

dengan yang dibahas dalam kelompok,

3. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan

kesan yang mendalam pada diri siswa,

4. Penggunaan multimedia pembelajaran yang tepat akan dapat merangsang

berbagai macam perkembangan kecerdasan.

5. Materi pembelajaran yang diterima siswa menjadi lebih seragam (relatif sama)

dan mengurangi resiko kesalahan konsep.

6. Kelemahan

7
Salah satu penggunaan multimedia yang menarik dalam pembelajaran Bahasa Jerman

ialah menggunkan teknologi multimedia aplikasi” Kahoot”. Penenlitian mengenai multimedia

aplikasi “ Kahoot” ini belum pernah dilakukan dlam pembelajaran struktur gramatik Bahasa

Jermna di SMA NEGERI 11 MANADO.

Multimedia adalah suatu sarana (media) yang didalamnya terdapat perpaduan

(kombinasi) berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, graphics, animasi, video,

interaktif maupun suara sebagai pendukung untuk mencapai tujuannya yaitu menyampaikan

informasi atau sekedar memberikan hiburan bagi target audiens-nya.

Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan seperti game. Kata multimedia itu sendiri

berasal dari kata multi (Bahasa Latin) yang berarti banyak dan katamedia (Bahasa Latin)

yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan sesuatu.

Multimedia dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu mulitimedia linier dan

multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi

dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini

berjalan sekuensial (berurutan / lurus), contohnya : TV dan film. Sedangkan multimedia

interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol (atau alat bantu

berupa komputer, mouse, keyboard dan lain-lain) yang dapat dioperasikan oleh pengguna,

sehingga pengguna dapat memilih apa yang diinginkan untuk proses selanjutnya. Contohnya

seperti aplikasi game. Multimedia interaktif menggabungkan dan mensinergikan semua

media yang terdiri dari teks, grafik, audio, dan interaktivitas (rancangan).

Dengan kelebihan yang dimiliki oleh mutimedia aplikasi “Kahoot” ini diharapakan

peserta didik lebih tertarik untuk belajar dan menguasai Bahasa Jerman khususnya dalam

8
penguasaan struktur gramatik. Oleh karena itu penelitian ini mengamati keefektifan

penggunaan multimedia aplikasi “ Kahoot” dalam pembelajaran struktur gramatik Bahasa

Jerman peserta didik kelas X di SMA NEGERI 11 MANADO.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Minimnya pengasaan gramatik peserta didik meyebabkan kurangnya penguasaan

keempat ketrampilan bahasa Jerman.

2. Guru masih menggunakan metode konvensional sehingga peserta didik kurang

tertarik pada Bahsa Jerman.

3. Belum adanya pemanfaatan multimedia aplikasi “ Kahoot” sebagai penunjang

pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji lebih lanjut pada penelitian ini adalah keefektifan

penggunaan multimedia aplikasi “Kahoot” pada pembelajaran gramatik Bahsa Jerman

peserta didik kelas X di SMA NEGERI 11 MANADO.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini dpaat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan pada penguasaan

gramatik Bahasa Jermna peserta didik kelas X di SMA NEGERI 11

MANADO antara yang diajar menggunakan multimedia aplikasi “ Kahoot”

dan yang yang diajar menggunakan metode konvensional?

9
2. Apakah penggunaan multimedia aplikasi “ Kahoot” dalam pembelajaran

gramatik Bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO

lebih efektif daripada pembelajaran yang menggunakan metode konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perkembangan yang signifikan pada penguasaan gramatik peserta

didik kelas X di SMA NEGERI 11 MANADO antara peserta didik yang diajar

menggunakan dengan adanya penggunaan multimedia aplikasi “ Kahoot” dan

yang tidak diajar dengan penggunaan aplikasi “ Kahoot”.

2. Mengetahui keefektifan penggunaan multimedia aplikasi “ Kahoot” terhadap

peningkatan penguasaan gramatik Bahasa Jerman kelas X di SMA NEGERI

11 MANADO.

F. Manfaat Penenlitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumbangan teoritis tentang keefektifan penggunaan multimedia

aplikasi “ Kahoot” dalam pembelajaran gramatik Bahasa Jerman.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan

dalam mempelajari Bahasa Jerman pada umumnya dan peningkatan

penguasaan gramatik pada khususnya.

b. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini, guru mendapatkan wawasan baru

mengenai penggunaan multimedia aplikasi “ Kahoot” dalam proses

10
pembelajaran Bahasa Jerman, sehingga mampu mengatasi

permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran Bahasa Jerman.

c. Bagi Sekolah

Hasil peningkatan belajar yang tinggi dari pesrta didik dapat

mengingkatakan sumbangan bagi sekolah untuk mengigkatkan

pembelajaran yang lebih baik.

11
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing

Belajar Slavin, (2000:143) adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku

atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar

merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.[1] Seseorang dianggap telah

belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam

belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar

informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran

adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Kajian pembelajaran bahasa asing mempunyai sejarah panjang hingga para ahli

bahasa menyimpulkan bahwa terdapat tiga istilah pokok, yakni Pendekatan, Metode dan

Teknik. Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin (2011:5) mendefinisikan pendekatan sebagai

hipotesa-hipotesa dan kepercayaan-kepercayaan terhadap sifat alami bahasa, pembelajaran

dan pengajarannya. Dalam kajian bahasa, terdapat tiga pendekatan yang sering digunakan

yakni pendekatan struktural, pendekatan fungsional dan pendekatan interaksional. Aliran

struktural melihat bahasa sebagai suatu sistem yang terbentuk dari beberapa elemen yang

berhubungan secara struktural. Pengajar yang menggunakan aliran ini memberikan

pengajaran tentang tata bahasa (gramatikal), begitu pula dengan perangkat dan bahan ajar

12
yang digunakan. Aliran fungsional mengartikan bahasa sebagai alat/media untuk

mengungkapkan makna-makna fungsional. Aliran ini tidak hanya menekankan pada unsur

gramatikalnya saja, tapi juga pada topik atau konsep yang ingin dikomunikasikan oleh para

siswa yang belajar bahasa. Sedangkan aliran interaksional menganggap bahasa adalah suatu

sarana atau media untuk menciptakan hubungan-hubungan interpersonal dan interaksi-

interaksi sosial antara individu.Sementara itu, kaitannya denganpengertian metode, Nawawi

dalam Fachrurrozidan Erta Mahyuddin(2011:5) mengemukakan bahwa metode dalam

pengajaran bahasa merujuk kepada apa yang secara nyata dilakukan dan 12 dipraktikkan

pengajar dalam rangka membantu pembelajar mencapai kecakapan berbahasa yang

diharapkan. Metode menjadi kelanjutan pendekatan karena rencana pengajaran bahasa harus

dikembangkan dari teori-teori tentang sifat alami bahasa dan pembelajaran bahasa. Dalam

metode membaca, maka yang ditekankan adalah bagaimana proses ketrampilan membaca di

ajarkan. Mackey dalam Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin(2011:9) mengemukakan bahwa

semua pengajaran, baik yang produktif maupun yang kurang produktif, akan melibatkan

pemilihan, penjenjangan, penyajian dan pengulangan. Pembelajaran melibatkan „pemilihan‟

karena kita tidak bisa mengajarkan keseluruhan aspek bahasa, kita harus memilih bagian

yang ingin kita ajarkan. Perjenjangan (gradasi) karena kita tidak bisa mengajar semua yang

telah kita pilih secara serempak; kita harus meletakkan yang satu setelah yang lain.

Pembelajaran juga terkait dengan presentasi karena kita tidak bisa mengajar bahasa tanpa

mengomunikasikannya kepada siswa; kita harus menyajikan apa yang telah kita pilih pada

siswa. Pengulangan karena kita tidak bisa membuat siswa belajar bahasa tanpa adanya

pengulangan bahan-bahan yang sedang mereka pelajari; kita harus mengajarkan ketrampilan-

ketrampilan berbahasa dengan praktik; semua ketrampilan bergantung pada praktik.Dengan

demikian, pembelajaran bahasa merupakan penggabungan dari beberapa proses yang

dilakukan melalui kerja sama pengajar (guru) dan pembelajar bahasa (siswa) yang dalam hal

13
ini bertempat di sekolah. Proses pembelajaran bahasa dimulai dari individu tersebut di dalam

kelas, kemudian dipraktikkan bersama di lingkungan sekolah dan selanjutnya terbentuk suatu

kebiasaan dalam diri siswa untuk dipraktikkan dalam masyarakat pengguna bahasa tersebut.

2. Hakikat Gramatik

Kata gramatik menurut KBBI adalah gramatikal/gra·ma·ti·kal/ a Ling sesuai dengan tata

bahasa; menurut tata bahasa; kegramatikalan/ke·gra·ma·ti·kal·an/ n hal-hal yang sesuai

dengan tata bahasa; kesesuaian dengan tata bahasa. Gramatik dalam bahasa jerman sanagat

beragam. Misalnya, dalam menentukan sebuah obyek benda dalam bentuk subyek / obyek

digunakan Kasus Grammatik yang terdiri dari Nominativ, Akkusativ, Dativ dan Genitif.

Nominativ digunakan untuk menyebutkan kata benda yang berada sebagai subjek.

Akkusatif digunakan untuk menyebutkan kata benda yang berada sebagai objek. Contoh

Penggunaan : Ich liebe dich ; Pada kasus tersebut ich menempati posisi sebagai Nominativ,

sedangkan dich menempati posisi sebagai Akkusativ, bukan du yang sebagai Nominativ.

Dalam membuat kalimat tulis maupun lisan peserta didik harus mengetahui gramatik yang

benar yang sesuai dengan kaidah yang ada.

3. Hakikat Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran

Para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam melaksanakan proses

pembelajaran sebaiknya guru menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan keperluan

dan menyentuh berbagai indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka penggunaan

multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk pengajaran dan pembelajaran

yang berkesan.

Pembelajaran berbasis multimedia mempunyai banyak keunggulan dibandingkan

dengan papan tulis dan kapur. Pembelajaran berbasis multimedia melibatkan hampir semua

14
unsur-unsur indra. Penggunaan multimedia dapat mempermudah siswa dalam belajar, juga

waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan

menggunakan multimedia akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dimana dengan

motivasi yang meningkat maka prestasipun akan dapat diraih dengan lebih optimal.

Penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga akan mengenalkan sed Multimedia adalah

media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik,

gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua

kategori, yaitu: multimedia linear, dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu

multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan

oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya TV dan film.

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat

pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa

yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia

pembelajaran interaktif, aplikasi game dll.

Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan

memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah

bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan.

Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan pembelajaran

adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya

sehingga dapat merubah perilaku siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran dapat diartikan

sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain

untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang
15
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar

terjadi, bertujuan dan terkendali. ini mungkin pada siswa akan teknologi.

Multimedia aplikasi Kahoot ini merupakan suatu jenis pembeljaran interaktif dengan

menggunkan gadget maupun laptop atau bahkan komputer yang biasanya diguakan peserta

didik. Melalui perangkat tersebut peserta didik dapat mengoperasikan tidak hanya di kelas

tetapi jugadpat dipelajari dimana saja secaramandiri. Penggunaan aplikasi multimedia

aplikasi Kahoot dapat diterapkan dlam pembelajaran bahasa Jerman, Karena pengajaran

bahasa dilakukan dengan mengoptimalkan seluruh panca indera untuk menyerap materi

pembelajaran yang diberikan. Dalam penerapannya multimedia sebagai media pembelajaran

memiliki beberapa format sajian, seperti yang diungkapkan oleh Daryanto (2011: 51-52)

yang membagi format sajian tersebut menjadi lima kelompok yaitu (1) Tutorial, (2) Drill and

Practice (praktik dan latihan), (3) simulasi, (4)percobaan dan eksperimen, (5) permainan.

Media pembelajaran berfungsi sebagai tutorial. Jadi disini media berperan untuk

menyampaiakan materi sebagaimana dilakukan oleh guru. Informasi yang berisi suatu onsep

disajiakan dengan teks, dan gambar baik diam maupun bergerak. Contoh penggunaan

multimedia aplikasi Kahoot dengan format tutorial pada penyampaian materi konjugasi kata

kerja (konjugiert verb) atau materi yang lain, juga dapat digunakan untuk memberikan quiz,

kuis tersebut, bisa digunakan untuk kepentingan sosialisasi sumber informasi, literasi

informasi, atau sekedar selingan di sebuah acara perpustakaan. Selain itu aplikasi ini juga

dapat digunakan untuk menjadi tempat diskusi.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan adalah penelitian yang di lakukan

oleh Ajeng Indriantini (2016) dengan judul “ keefektifan penggunaan multimedia

aplikasi smartphone pada pembelajaran kosakata bahasa Jemrna peserta didik kelas X
16
SMA NEGERI 72 JAKARTA”. Multimedia apilkasi Smartphone merupakan suatu

jenis mediapembelajaran yang interaktif yang dijalankan dengan mneggunakan gadget

yang senantiasa digunakn oleh peserta didik. Melalui pernagkat tersebut peserta didik

dapat mengoperasikan tidak hanya di keas tapi juga dapat dipelajari dimanasaja secara

mandiri. Penggunaan multimediaaplikasi smartphone dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Jerman, karena pengajaran bahasa Jerman dilakukan dengan

mengoptimalkan seluruh panca indera untuk menyerap materi pembelajaran yang

diberikan.Media berupa multimedia yang dioperasiakn menggunakan smartphone

diharapakan mampu mengoptimalkan daya tangkap peserta didik dari segi audio

visualnya. Aplikasi pembelajaran bahasa jerman yang banyak tersedia di pasaran

dititikberatkan pada pengguasaan kosakata, karena kosakata merupakan dasar dari

ketrampilan berbahasa. Keseluruhan multimedia pembelajaran tersebut sanagt tepat

digunakan dalam pembelajaran kosakata. Karena proses pembelajaran dititikberatkan

pada penguasaan kosakata. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui signifikasi

perbedaan penguasaan kosakata bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 72

Jakarta antara kelas yang diajar dengan multimedia aplikasi smartphonedan yang

diajar dengan media konvensional. (2) mengetahui keefektifan penggunaaan

multimedia aplikasi smartphone terhadap peningkatan kosakata bahasa Jerman peserta

didik di kelas X SMA Negeri 72 Jakarta. Pada penelitian ini ditemukan hasil yang

signifikan antara peserta didik yang diberi treatment dengan peserta didik yang tidak

di beri treatment. Peserta didik yang diberi treatment memperoleh peningkatan

penguasaan kosakata dari pada peserta didik yang diajar dengan menggunakan

metode konvensional.

Penelitian tersebut menjadi penelitian yang relevan dengan pnenelitian ini

dikarenakan sama-sama menggunakan media sebagai pembelajaran dan metode dalam

17
pelaksanaan pembelajaran dan analisis penelitian tersebut bisa diajdikan acuan

penelitian ini. Perbedaan pada penelitian ini adalah penggunaan media aplikasi yang

digunakan dan variabel terikat yang digunakan. Pada penelitian relevan tersebut

menggunakan media aplikasi smartphone sedangkan pada penelitian ini menggunakan

media aplikasi “Kahoot” dan variabel terikat pada penelitian relevan menggunkan

pengguasaan kosakata sedangkan penelitian ini menggunkaan variabel terikat berupa

pengguasaan gramatik.

C. Kerangka Berfikir

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan penguasaan gramatik

bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO antara yang

diajar dengan menggunakan multimedia aplikasi “Kahoot” dan yang dengan

menggunakan teknik konvensional.

Penguasaan gramtik bahasa Jerman peserta didik kelas X SMAN NEGERI 11

MANADO masih kurang optimal. Seperti yang telah oeneliti jelaskan pada latar belakang

masalah bahwa peserta didik masih merasa kesulitan dlam membauat kalimat yang benar

sesuai dengan gramatik yang ada dan berdampak pada ketrampilan bahasa Jerman lainnya.

Gramatik merupakan hal dasar yang harus diketahui oleh pesrta dididk. Penguasaan

gramtik sangat berpengaruh terhadap ketrampilan bahasa Jerman lainnya. Semakin baik

penguasaan gramatik peserta didik maka semakin baik pula penguasaan ketrampilan bahasa

Jerman lainnya. Gramtik dalam bahasa Jerman sangat komplek. Maka dari itu peserta didik

harus mampu menguasai gramatik bahasa Jerman dengan baik. Salah satu cara menpelajari

gramatik di era modern dan era teknologi seperti saat ini adalah penggunaan media aplikasi.

Sehinggapeserta didik merasa belajar bahasa Jermna menyenagkan dan tidak membosankan.

Tujuan penggunaan multimedia aplikasi Kahoot adalah untuk mengaktifkan peserta

didik dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman serta kemampuan peserta

18
didik terhadap penguasaan gramatik bahasa Jermna. Pemilihan media pembelajran yang

modern dan menarik dalam proses belajar mengajar dapat mendukung keberhasilan pendidik

dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Multimedia aplikasi Kahoot ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik,

serta pengguanaan aplikasi Kahoot ini, peserta didik belajar gramatik dengan cara yang lebih

modern dan menyenagkan. Karena multimedia aplikasi ini merupakan pembelajaran

interaktif. Pembelajran interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol dan yang dapat

dioperasiakn oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih sesuai dengan yang

dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Kondisi pembelajaran dengan menggnakan metode konvensional dan menggunakan

multimedia apliakasi sanagt berbeda. Ketika guru menggunakan metode konvensina, guru

sebagai pusat nya atau dengan kata lain peserta didik menjadi pasif. Sedangkan jika guru

menggunakan multimedia apalikasi maka peserta didik yang lebih aktif, guru hanya sebagai

fasilitator dan hanya mengawasi sisiwa dan menganggapi pertanyaan peserta didik jika

mereka mengalami kesulitan. Atau guru bisa menerangkan rumus dan bentuk gramatiknya

dan setelah itu peserta didik dapat langsung menerapkan apa yag telah guru sampaikan.

Dengan digunakannya multimedia aplikasi Kahoot ini di dalam proses pembelajaran,

maka terjadi peningkataan prestasi belajar peserta didik khususnya dalam penguasaan

gramatik bahasa Jerman dibandingkan dengan peserta didik yang tidak diajar menggunakan

multimedia apliaksi Kahoot atau dengan kata lain peserta didik yang dijar menggunkan

metode konvensional memiliki prestasi belajar yang lebih rendah.

2. Penggunaan multimedia aplikasi Kahoot dalam pemebelajaran gramatik

bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO lebih efektif

daripada pembelajaran kosakata bahasa Jermna dengan menggunakan teknik

konvensional.

19
Bahasa Jerman merupakan bahasa kedua yang harus di pelajari oleh peserta didik.

Dalm mempelajari bahasa Jerman siswa di wajibkan untuk menguasai keekmpat ketrampilan

berbahsa Jeman yang ada sesuai dengan kurikulum. Salah satu ketrapilan yang penting bagi

peserta didik yang harus dikuasai adalah pengguasaan gramatik, dimanaa gramatik bisa

mempengaruhi ketrampilan yang lainnya. Sayangnya masih banyak sekolah-sekolah yang

belum menerapkan pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan kemampuan bahsa

Jerman. Guru masih cenderung menggunakan metode konvensional selama proses

pembelajaran.

Pembelajaran konvensional pada umunya memiliki kekhasan tertentu, misalnya leih

mengutamakanhapalan dan hasil. Pemakaian teknik konvensional secara menerus akan

menimbulkan suasana yang membosankan dan membuat peserta didik cepat jenuh dan tidak

memiliki ketertarikan peserta didik untuk belajar lebih giat.

Di dalam penggunaan multimedia aplikasi Kahoot, guru bertindak sebagai fasilitator

dan peserta didiklah yang berperan secara optimal dlam proses pembelajaran. Peserta

didiklah akan lebih aktif bertanya, menjawab atau mengadakan diskusi. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran gramatik bahasa Jerman di kelas X SMA NEGERI

11 MANADO lebih efektif menggunakan multimedia aplikasi Kahoot daripada

menggunakan media konvensional.

Dari kedua kerangka pikir yang telah peneliti uraikan, selanjutnya akan dijadikan

dasar dalam pengajauan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan

masalah yang diajuakan oleh peneliti, dimana rumusan masalah peneliti telah dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan. Dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori ( Sugiyono 2009: 96).

20
D.Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan penelitian sebagai

berikut:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan penguasaangramatik bhasa

Jermna peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO anatara yang diajar dengan

menggunakan multimedia aplikasi Kahoot dan yang tidak diajar dengan menggunakan

metode konvensional.

2. Penggunaan multimedia aplikasi Kahoot dalam pembelajaran gramatik bahasa

Jerman peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO lebih efektif dari pada

pembelajaran gramatik baasa Jerman dengan menggunakan metode konvensional.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diguankandlam penelitian ini adalah quasi eksperimen atau

eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui sebuah akibat antara dua faktor yang

sengaja ditimbulkan dalam penelitian dengan menggunakan desain pre-test contol group.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dengan

demikian pengolahan data hasil penelitian akan dilakukan secara statistik dan hasilnya

berupa angka. Hasil penghitungan tersebut nantinya akan digunakan untuk menjawab

tujaun penelitian yang meneliti adanya keefektifan yang terjadi setelah adanya perlakuan

terhadap peserta didik yang diajar dengan multimedia aplikasi Kahoot dan peserta didik

yang diajar dengan metode konvensional.

B. Desain Penelitian

1. Desain Eksperimen

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk mengukur keefektifan pangarauh

suatu perkara (treatment) yang diberiakn. Pelakuan yang dimakasud dlam penelitian ini

adalah penggunaan multimedia aplikasi Kahoot dalam pembelajaran gramatik bahasa Jerman

peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO. Dalam penelitian ini, subjek penelitian

terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas yang pemilihannya dengan teknik

sampling acak sederhana. Kelas eksperimen akan diberi perlakuan( X) yaitu diajar dengan

menggunakan multimedia aplikasi Kahoot dan kelas kontrol tidak diberi perlakuan atau tetap

menggunakan media konvensional.Sebelum diberi perlakuan, kedua kelasdiberikan tes awal

sebagai pre-tes untuk mengetahuikemampuan awal pengguasaan gramatik. Setelah itu kelas

eksperimen diberi treatment dengan menggunakan multimedia aplikasi Kahoot dalam jangka

22
waktu tertentu, sedangkan kelas kontrol dengan metode konvensional berupa ceramah dan

pemberian tugas serta media yang biasa digunakan oleh guru untuk menyampaiakna materi.

Materi yang diajarkan dan buku yang dipakai sama, sedangkan disamapaiakan dengan cara

yang berbeda. Setelah diberikan perlakuan-perlakuan, kedua kelas akan diberikana tes akhir

sebagai post-test. Hasil akhir pengukuran kedua tes tersebut akan dibandingkan antara kelas

yang diajar dengan menggunakan multimedia aplikasi Kahoot dan dengan yang

menggunakan metode konvensional.

2. Desain ( Quasi eksperimen)

Desain penelitianyang digunakan dlam penelitian ini adlah Quasi Eksperiment dengan

model penelitian pre-test dan post-test group. Dengan diadakannya pre-test dan post-test

group bisa digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir peserta didik setelah dan

sebelum diberikan perlakuan anatara peserta ddiidk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Denagn model pre-test dan post-test group peserta didik baik di kelas eksperimen atau kelas

kontrol terlebih dahulu sebelum di laakuaknnya penelitian maka diberi pre-test, tujuan tes ini

adalah mengukur kemampuan awal peserta didik dlam penguasaan gramatik. Setelah itu kelas

eksperimen diberi perlakuan yakni penggunaan multimedia aplikasi Kahoot selama 6 kali

pertemuan dan setiap pertemuan mempunyai waktu 2 X 45 menit. Sedangkan kelas kontrol

tidak diberi perlakuan. Setelah penelitian selesai ke dua kelas tersebut juga di beri tes akhir

atau post-test.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengana memanupulasi

variabel-variabel di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakauakn dengan meberikan

perlakuan kepada yang di uji cobakan. Dalam penelitian eksperiemn bisa dialakukan dengan

menggunakan laboratorium atau lapangan.

23
Perlakuan atau treatment yang dilakuakan adalah dengan memberikan pembelajaran gramatik

dengan menggunakan multimedia aplikasi Kahoot di SMA NEGERI 11 MANADO.

Perlakukan ini dilakukan terhadap dua kelompok yakni kelompok kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pertama dilakukanya pengukuran, perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen

dalam jangka waktu tertentu, kemudian diberikan pengukuran untuk kedua kalinya.

D.Tempat dan Waktu Penelitian

(1) Tempat

Pelaksanaan penelitian ini di SMA NEGERI 11 MANADO yang beralamat di

jl.Cendrawasih no 36 kota baru Manado Sulawesi Utara.

(2) Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 April-13 Mei 2017. Dan setaip pertemuan

tatap muka di masing-masing kelas sebanyak satu kali dalam satu minggu dengan durasi

stiap pertemuan 2 X 45 menit.

E.Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Suharsimi Arikunto 2006: 118). Pada penelitian ini terdapat dua variabel

yakni variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

media aplikasi Kahoot dan variabel terikatnya adalah gramatik bahasa Jerman kelas X

SMA NEGERI 11 MANADO. Hubungan kedua variabel menurut sugiono ( 2011:43)

sebagai berikut: X Y

Keterangan:

X= Variabel mulitmedia aplikasi Kahoot

Y= Variabel gramatik bahasa Jerman

24
F.Populasi dan Sampel

(1) Populasi

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) adalah keseluruhan objek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yanga da dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi ayau penelitiannnya juga disebut studi

populasi atau studi sensus. Polpulasi padapenelitian ini adlah siswa kelas X SMA

NEGERI 11 MANADO.

(2) Sampel

Suharsimi Arikunto (2206:131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Penggambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel

(contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan

keadaan populasi sebenarnya. Dengan kata lain sampel harus representatif. Ada bebrapa

cara yamg dapat digunakan dalam pengambilan sampel yakni Sampel Random atau

sampel acak, sampel berstrata, sampel proporsi, sampel bertujuansampel kuota, sampel

kelompok dan sampel kembar. Dalam penelitian ini menggunakan sampel dengan cara

random atau acak. Peneliti menggunakan dua kelas yang dipilih secara acak yakni kelas X

IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 5 sebagai kelas kontrol.

G.Metode Penggumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes. Tes digunakan

untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kamampuan objek yang diteliti. Tes

yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunkan tes pilihan ganda dengan empat

alternatif jawaban. Tes dilakukan dua kali oleh peneliti yakni pre-test, tes ini digunakan

untuk mengukur kemampuan penguasaan gramatik kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum mendapat perlakuan.

25
Setelah melakukan eksperimen, peneliti melakukan post-test, tes ini diberikan setelah

penelitian selesai, tujuan dari tes ini adalah mengetahui hasil akhir belajar peserta didik

setelah adanya perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang diberiakan adlah penggunaan

multimedia aplikasi Kahoot dalam penguasaan gramatik peserta didik kelas X SMA

NEGERI 11 MANADO.

H. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen Penelitian

Jenis instrumen penggumpulan data ada beberapa cara yang bisa digunakan. Secara

garis besar penggumpulan data bisa dilakuakn dengan cara tes dan non tes. Tes adlah

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kamampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Seangkan instrumen penggumpulan data non tes ada beberapa cara yakni

Angket, interview atau wawancara, observasi, skala bertingkat, dokumentasi. Dokumentasi

sendiri dapat dilakukan dengan cara: pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar

atau kategori yang akan di cari datanya, yang kedua yakni check-list, check list adalah

daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberi

tandaatau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud. Jenis instrumen dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Karena tes dalam bentuk

pilihan ganda dianggap lebih objektif dari pada mengunakan dlam bentuk lainnya.

(2) Penyusunan Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:162) Dalam penelitian perlu menyusun sebuah

rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi. Menurut

pengeertiannya kisi-kisi adlah sebuah tabel yang menunjuka hubungan antara hal-hal yang

disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan

26
instrumen menunjukkan kaitan anatara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana

data akan diambil, metode yang digunkaan dan instrumen yang disusun.

Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini diadaptasi dari silabus yang mengacu pada

kurikulum 2013 yang sesuai dengan yang di pakai di SMA NEGERI 11 MANADO. Materi

yang dikembangkan berdasarkan pengembangan kurikulum untuk kelas X yang diambil dari

buku Studio D A1 dan Kontakte Deutsch yang dipergunakan di SMA NEGERI 11

MANADO.

Instrumen dalam tes ini adalah berupa tespilihan ganda yang diberikan 4 alternatif

jawaban, kriteria penilaian dalam instrumen ini adalah dengan memberikan nilai 1 untuk

jawaban benar.Jumlah soal yang diaplikasikan dalam instrumen ini berjumlah 30 soal untuk

uji instrumen. Dan untuk soal pre-test dan post-test masing-masing berjumlah 25 soal.

Tabel 1. Kisi-kisi penggunaan instrumen tes pengguasaan gramatik

Standar Kompetensi Kompetensi Tema Materi Indikator Item

Dasar Keberhasilan Instrumen

No Jum

.ite lah

Menghayati dan Memahami dan Kenne Redemi Peserta didik 1,3 11


mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya menyusun teks nlerne ttel, mampu ,4, Soa

tulis sederhana n Fargew menggunakan 8,7 l

Menghayati dan untuk perkenalan ort, redemittel dan ,13

mengamalkan diri, merespon konjuga Fragewort ,

perilaku jujur, sapaan,pamitan,u tion yang tepat 15,

disiplin, tanggung capan terimkasih, untuk 21,

27
jawab, peduli (gotong permintaan maaf. memperkenalk 28,

royong, kerja sama, an diri, 17,

toleran, damai), menyapa, 20

santun, responsif dan berpamitan,me

pro-aktif, dan ngucapkan

menunjukkan sikap terimakasih.

sebagai bagian dari Dan peserta

solusi atas berbagai didik mampu

permasalahan dalam mengkonjugasi

berinteraksi secara kan kata kerja

efektif dengan dengan benar

lingkungan sosial dan sesuai dengan

alam serta dalam subjek.

menempatkan diri

sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia

Memahami, Memahami dan Schul Artikel, Peserta didik 2,5 10


menerapkan,
menganalisis mengetahui e singular mengetahui ,9, Soa
pengetahuan faktual,
konseptual, artikel benda /plural artikel yang 11, l
prosedural
yang ada di kelas, tepat untuk 12,
berdasarkan rasa
ingintahunya tentang sekolah,atau setiap benda. 16,
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, tempat sekitar. 19,
budaya, dan
humaniora dengan 22,
wawasan
kemanusiaan, 24,

28
kebangsaan, 30
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

Mengolah, menalar, Menggunakan Essen Peserta didik 6,1 10


dan menyaji dalam
ranah konkret dan ragam bahasa , und Kaliam mapu 0, Soa
ranah abstrak terkait
dengan pola kalimat dan trinke at menggunakan 14, l
pengembangan dari
ungkapan n Präsens kalimat 18,
yang dipelajarinya di
sekolah secara komunikatif Präsens 23,
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda dengan tepat dengan tepat 25,
sesuai kaidah
keilmuan sesuai dengan serta peserta 26,

konteks. didik dapat 27,

menegasikan 29

kaliamt.

Jumlah 30 Soal

29
Tabel. 2 Tabel Spesifikasi penggunaan tes instrumen penguasaan gramatik

Pokok Materi Aspek yang Diungkap

Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah

(50%) (30%) (20%) (100%)

Frage wort( kennenlernen) (14%) (A) (B) (C)

Artiekl (sing/ plr) (29%) (D) (E) (F)

Kongugation veben (36%) (G) (H) (I)

Kalimat Präsens ( 21%) (J) (K) (L)

Jumlah (100%) 30

I.Validitas dan Realibilitas Instrumen

Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshaihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid aau shaih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah. Secara garis besar validitas ada dua macam yakni

validitas logis adan validitas empiris.

a.Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen yaitu: validitas

isi dan validitas konstruk.


30
1. Validitas Isi

Validitas isi mengukur tujuan khusus tertentu sejajar dengan materi atau isi pelajaran

yang diberiakan. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum, maka

validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler.

2. Validitas konstruk

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang

membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam

Tujuan Instruksional Khusus. Seperti halnya validitas isi, validitas konstruk dapat

diketahui dengan cara merinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek

dlam TIK. Pengerjaanya dilakuakan dengan menggunakan logika.

b. Validitas Empiris

Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan

ketentuan seperti halnya valdiditas logis, tetapi harus dibuktikan melalui

pengalaman.Validitas empiris ada dua macam yakni :

1. Validitas “ ada sekarang”

Validitas ini biasa dikenal dengan validitas empiris. Sebauh tes yang dikatakan memiliki

validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Dalam hal ini, hasil tes

diasangkan denagn hasil pengalaman.Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau

sehingga data penagalaman tersebut sekarang sudah ada.

2. Validitas predictive

Sebuah tes diakatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila

mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan

31
datang. Sebagai alat pembanding validitas prediksi adlah nilai-nilai yang diperoleh setelah

peserta tes mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2012:85) Untuk mengukur validitas yakni

menggunakan teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adlah teknik korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus yang digunakan yakni

menguanakn korelasi product moment dengan simpangan dan korelasi product moment

dengan angka kasar.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

Keterangan:

X : skor dari tes pertama

Y :skor dari tes kedua

XY: hasil kaliskor X dengan Y untuk setiap responden

X2 : kuadrat skor instrumen A

Y2 :kuadrat skor instrumen B

N : Jumlah subjek

Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat diguanakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Konsep reliabilitas terkait dengan

pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adlah instrumen yang dapat denagn ajeg

32
menerikan data yang sesuai dnegan kenyataan. Secara garis besar relaibilitas ada dua jenis

yaki relaibilitas eksternal dan reliabilitas internal. Dalam mencari nilai relibilitas ada bebrapa

rumus. Dalam penelitian ini peneliti menggunkaan rumus belah dua yang dikemukakan oleh

Spearman-Brown yaitu:

Keterangan:

= Korelasi anatara skor-skor setiap belahan tes

= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Prosedur Penelitian

Sebelum eksperimen dilakuakn terlebih dahulu ditetapkan sampel penelitian dari

polpulasi tadi. Kemudian peneliti menyiapkan materi atau bahan ajar untuk kelompok

eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum melakuakn eksperimen terhadap kedua kelas tersebut

terlebih dahulu peneliti melakuakn tes coba terhadap kelas lain di luar kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Dan akhirnya dipilihlah kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X

IPA 5 sebagai kelas kontrol.

1. Pra-eksperimen

Tahap pra-eksperimen dilakukan sebelum melakukan eksperimen. Sesuai dengan

model pre-test , post-test control group maka peneliti harus memilih kelas yang akan

dijadikana eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak. Selain itu untuk pembuatan

instrumen penelitian yang akan diujicobakan, lalu digunakan untuk pre-test dan post-test

serta pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) beserta materi pembelajaran.

Pre-test diberikan di awal sebelum melakuakn penelitian, tes ini diperuntukan untuk kelas

yang akan dijadikan kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol. Tes ini dilakauakn untuk
33
mengetahui kemampuan awal peserta didik yang akan di teliti. Dan tes ini dijadikan

pembanding hasil akhir prestasi belajar siswa setelah dan sebelum dilakukannya penelitian

ini. Hasil tes ini digunakan untuk menyeimbangkan keadaan antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol, walaupun nantinya ada perbedaan dalam prestasi belajar itu dikarenakan

adanya perlakuan. Selain itu pre-test ini digunakan untuk menyeimbangkan sampel antara

kelas ekperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Eksperimen

Setelah tahap pre-test adlah tahap eksperimen. Disini yang terlibat adalah media, siswa, guru,

dan peneliti. Pada tahap ini peneliti mengadakan manipulasi pada proses pembelajaran yakni

melalui pembelajaran menggunakan aplikasi Kahoot pada kelas eksperimen. Sedangkan pada

kelas kontrol pembelajaran dibiarkan berlangsung apa adanya tanpa adanya perlakuan

(mannipulasi menggunakan media aplikasi Kahoot), tetapi materi dan waktu pembelajaran

sama dengan kelas ekpserimen. Materi yang digunakan yakni materi yangdia ambil dari buku

Kontakte Deutsch dan buku Studio A.

3. Tahap Akhir Eksperimen

Tahap selanjutnya dan sekaligus menjadi tahap akhir penelitian adlah tahap akhir

eksperimen, thap ini adalah peneliti mengadakan pre-test kepada kedua sampel yakni kelas

eksperimen yang diberi perlakuan dan kelas kontrol yang tidak di beri perlakuan. Post-test ini

sama seperti pre-tes, tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan pengguasaan

gramatik kelas ekperimen dengan kelas kontrol. Data yang diperoleh setelah adanya

penelitian ini akan dianalisis dengan perhitungan statistik.

K. Teknis Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Dimana dalam teknik ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan yang signifikan peserta

34
didik yang di beri perlakuan menggunakan multimedia aplikasi Kahoot dalam penguasaan

gramatik dan peserta didik yang tidak diberi perlakuan.Sebelum diadakannya pengajuan

hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis untuk memastikan bahwa data

yang diambil telah memenuhi persyaratan:

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a.Uji Normalitas Sebaran

Uji Normalitas Sebaran ini bertyjuan untuk menguji apakah data yang diselidiki

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran ini dilakuakn terhadap kemampu

gramatik awal atau pre-test dan kemampuan gramatik akhir atau post-test.Uji normalitas

sebaran ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2011:280):

KD:1,36

Keterangan:

KD = harga K-Smirnov yang dicari

n1 = Jumlah sampel yang diperoleh

n2 = Jumlah sampel yang diharapkan

b. Uji Homogenitas Varians

Uji Homonenitas Varians ini bertujuan untuk menghitung ada tidaknya perbedaan

signifikan anatara rata-rata hitung kelompok. Untuk menghitung uji homogenitas varians

digunakan rumus uji F (Nurgiyanto, 2001: 261-271)

F=

S2 =
35
Keteranagan:

F =koefisienrealibilitas yang dicari

S2b = varians yang lebih besar

S2k = varians yang lebih kecil

S = standar defiasi

X = simpanagan X dari X, yang dicari X-X

S2 = varaians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat

N = banyaknya subjek pengikut tes

2. Penerapan Teknis Analisis Data

Teknis analisi data yang digunakan dalam penelitian in adalah menggunakan teknik

uji-t. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan secara signifikan dan

kefektifan kemampuan gramatik peserta didik yang mendapat perlakuan menggunakan

multimedia aplikasi Kahoot dengan peserta dididk yang tidak mendapat perlakuan. Rumus

uji-t:

Keterangan:

Md= mean dari perbedaan pre-test dan post-test

Xd= deviasi masing-masing subjek

= jumlah kuadrat deviasi

N= subjek pada sampel

d.b=ditentukan dengan N-1

t= Nilai hitung yang dicari

I. Hipotesis Statistik
36
Hipotesis ini sering disebut dengan hipotesis nol (Ho). Hipotesis ini meyatakan ada

tidaknya pengaruh variabel bebas terhadapa variabel terikat. Hipotesis yang dibuat oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Ho =
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan
penguasaan gramatik peserta didik kelas X SMA NEGERI 11
MANADO anatara yang diajar menggunakan multimedia
apaliakasi Kahoot
.

Ha =

Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan penguasaan


gramatik peserta didik kelas X SMA NEGERI 11 MANADO
anatara yang diajar menggunakan multimedia apaliakasi
Kahoot.

2. Ho =

Penggunaan multimedia apliaksi Kahoot dalam penguasaan

gramatik bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA NEGERI

11 MANADO sama efektif dengan menggunakan metode

konvensional.

Ha =

Penggunaan multimedia apliaksi Kahoot dalam penguasaan

gramatik bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA NEGERI

11 MANADO lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan

metode konvensional.

37
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta: Bumi

Aksara.

Istiyanto. 2010. Definisi Media Pembelajaran. (http://istiyanto.com/pengertian-dan-manfaat-


multimedia-pembelajaran) diakses pada tanggal 27 Desember 2017.

Faturohman, Muhammad. 2012. Penggunaan Multimedia Pemebelajaran.


https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/04/penggunaan-multimedia-dalam-proses-
pembelajaran/ diakses pada tanggal 27 Desember 2017.

Aditya. 2000. Pengertian Pembelajaran. http://belajarpsikologi.com/category/psikologi-


pendidikan/ diakses pada tanggal 27 Desember 2017.

Sherly, Anita. 2003. Belajar. https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar diakses pada tanggal 27


Desember 2017.

Mayy, War. 2014. Kedudukan dan Fungsi Bahasa.

(http://warmayy.blogspot.co.id/2014/01/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-daerah-dan.html

diakses pada tanggal 27 Desember 2017.

Hartina. 2013. Pengertian Pembelajaran.

http://hartina129b.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-multimedia-dan-contohnya.html diakses

pada tanggal 27 Desember 2017.

38

Anda mungkin juga menyukai