LAPORAN MAGANG KERJA STUDI TEKNIK BUDIDAYA TEMPUYUNG (Sonchus Arvensis L.) DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL TAWANGMANGU
LAPORAN MAGANG KERJA STUDI TEKNIK BUDIDAYA TEMPUYUNG (Sonchus Arvensis L.) DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL TAWANGMANGU
LAPORAN MAGANG KERJA STUDI TEKNIK BUDIDAYA TEMPUYUNG (Sonchus Arvensis L.) DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL TAWANGMANGU
MAGANG KERJA
Oleh:
FENY ANGGRAENI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019
1
STUDI TEKNIK BUDIDAYA TEMPUYUNG (Sonchus arvensis
L.) DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TO-OT)
TAWANGMANGU
MAGANG KERJA
Oleh:
FENY ANGGRAENI
165040200111059
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2019
2
LEMBAR PENGESAHAN
MAGANG KERJA
Disetujui oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
3
KATA PENGANTAR
i
Penyusun berharap bahwa laporan magang kerja yang telah terselesaikan
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penyusun juga berharap tetap
terjalinnya kerjasama antara B2P2TO-OT Tawangmangu dengan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Malang dengan baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 16
5 PENUTUP ..................................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19
5.2 Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Jadwal Kegiatan Magang Kerja ...................................................................................... 8
v
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Tanaman tempuyung ........................................................................................... 3
2. Daun tempuyung ................................................................................................. 4
3. Bunga tempuyung ............................................................................................... 4
4. Buah tempuyung ................................................................................................. 5
5. Bunga tempuyung yang sudah siap panen ........................................................ 10
6. Bibit Tempuyung .............................................................................................. 10
7. Pengolahan lahan .............................................................................................. 11
8. Pemasangan mulsa ............................................................................................ 12
9. Penentuan jarak tanam ...................................................................................... 13
10. Penanaman bibit tempuyung ........................................................................... 13
11. Penggenangan air di lahan .............................................................................. 14
12. Penyiangan gulma ........................................................................................... 14
13. Tanaman tempuyung yang telah siap panen ................................................... 15
14. Tanaman tempuyung yang telah dipanen ........................................................ 15
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Data Diri Mahasiswa Magang Kerja ................................................................. 22
2. Jadwal Kegiatan Magang .................................................................................. 23
3. Dokumentasi Kegiatan Magang ........................................................................ 28
4. Denah Lokasi Magang ...................................................................................... 32
vii
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
Tujuan Umum:
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi
dunia kerja secara nyata, berupa ketrampilan yang belum didapatkan di
bangku perkuliahan
2. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang program S1 Jurusan
Budidaya Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Malang
3. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam beradaptasi dengan
lingkungan kerja terkait dengan pertanian.
4. Mengetahui seluruh kegiatan yang ada di Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Tawangmangu
Tujuan Khusus:
Mempelajari dan mengetahui teknik budidaya tanaman tempuyung yang
tepat di Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu.
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Tempuyung
Tanaman Tempuyung (Sanchus arvensis L.) termasuk dalam famili
Asteraceae (Compositae) dengan Genus : Sonchus dan Spesies : Sonchus arvensis
L. Beberapa nama daerah dari tanaman ini adalah lempung, rayana, tempuyung,
lobak air, lampenas, jombang dan galibug (sunda). Nama asing untuk tanaman ini
adalah Niu She Tou (Cina), Laitron des Champs (Perancis), Sow thistle (Inggris)
(Sulaksana, et al., 2004).
Tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L.) termasuk dalam famili
Asteraceae ini merupakan tanaman terna tahunan. Tempuyung memiliki ciri fisik
yang khas, yaitu tumbuh tegak dengan tinggi 0,6-2 m, bagian batang dipenuhi
bulu halus. Tempuyung merupakan tumbuhan liar yang biasa ditemukan di tempat
terbuaka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-
tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar kadang ditanam sebagai tumbuhan
obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang
banyak turun hujan pada ketinggian 50-1650 m dpl (Chairul, 2003).
Minggu ke
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pengenalan pembimbing lapang serta
rencana kegiatan magang
2 Pengenalan lokasi lahan budidaya:
-KTO Kalisoro
3 Kegiatan budidaya
Persiapan media tanam
Persiapan bahan tanam
Penanaman
Perawatan
Pengamatan
4 Penyusunan laporan
5 Presentasi
9
a b
(a) bibit yang sudah dipindahkan ke polibag (b) bibit yang siap ditanam (umur 1
bulan)
Setelah bibit dipindahkan ke polibag, bibit akan dipelihara hingga berumur
1 bulan. Bibit yang tumbuh juga perlu dilakukan perawatan. Perawatan berupa
penyiraman yang dilakukan setiap 1-2 hari sekali untuk memastikan media tetap
lembab. Penyiraman dapat dilakukan dengan gembor maupun selang air. Bibit
yang telah berumur 1 bulan atau sudah memiliki 4-5 helai daun dapat langsung
dipindah tanam ke lahan budidaya.
4.1.3 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan perlu dilakukan untuk menyiapkan media yang baik
bagi pertumbuhan akar tanaman tempuyung. Tempuyung dapat tumbuh baik pada
kondisi tanah yang gembur sehingga perlu dilakukan pengolahan lahan terlebih
dahulu. Selain itu, pengolahan lahan juga berfungsi membalik tanah dan
mematikan gulma. Pengolahan lahan pada budidaya tempuyung di B2P2TOOT
dilakukan secara manual yaitu dengan mencangkul tanah hingga kedalaman 20
cm atau bila dari bekas guludan,guludan tersebut diratakan hingga tanahnya
gembur. Tanah yang telah digemburkan kemudian dibentuk guludan dengan lebar
1m dan tinggi 50 cm sedangkan panjang guludan menyesuaikan petakan lahan.
Jarak antar guludan ialah 20 cm yang digunakan sebagai saluran air. Arah guludan
pada budidaya tempuyung ialah melintang dari timur ke barat. Penentuan arah
guludan mengikuti arah lereng.
a b
4.1.6 Penyiraman
Selama masa pertumbuhan, tanaman tempuyung disiram selama satu
minggu sekali. Penyiraman dilakukan dengan mengalirkan air irigasi di sela-sela
bedengan sehingga bedengan akan tergenang. Penggenangan pada lahan
dilakukan selama 2 jam dalam sehari. Kelembaban tanah dapat terjaga selama satu
minggu, karena tanah telah tertutup oleh mulsa sehingga penguapan tanah dapat
diminimalkan. Penyiraman juga dapat dilakukan dengan irigasi sprinkle.
4.1.8 Pemanenan
Tempuyung dapat dipanen setelah berusia 1 bulan atau lebih dengan
ditandai dengan munculnya tangkai bunga. Pemanenan dilakukan pada pagi hari
ketika sinar matahari belum terik. Pemanenan dilakukan dengan cara manual yeitu
dengan cara memotong bagian pangkal tanaman dengan sabit atau clurit namun
disisakan ± 2 cm dari permukaan tanah agar tidak mematikan tanaman
tempuyung. Bagian yang dipanen hanya berupa daun, tangkai bunga yang tidak
dibutuhkan dibuang.
4.2 Pembahasan
Tanaman tempuyung merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang
dibudidayakan oleh B2P2TOOT. Tanaman tempuyung dimanfaatkan sebagai
peluruh batu ginjal, menurunkan tekanan darah tinggi, meredakan demam serta
meluruhkan kencing (diuretik). Dalam teknik budidayanya dilakukan secara
organik untuk meminimalisir penggunaan bahan-bahan kimia baik berupa
pestisida maupun pupuk kimia. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas
kandungan zat aktif di dalamnya. Hasil panen akan dikelola oleh pihak
B2P2TOOT sebagai bahan obat yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sekitar,
sehingga dalam kegiatan budidaya dari pemilihan benih sampai penanganan pasca
panen sangat diperhatikan.
Tanaman tempuyung diperbanyak secara generatif melalui biji, hal ini
sesuai dengan pernyataan Priyadi (2014) bahwa perbanyakan tanaman tempuyung
dapat dilakukan dengan menggunakan bibit dari biji maupun menggunakan
bonggol akar dari tanaman yang telah dipanen daunnya. Pembibitan dilakukan
dengan cara menebar benih pada bedengan yang dinaungi plastik UV untuk
melindungi dari sinar matahari langsung. Selanjutnya benih yang telah berusia ± 1
bulan atau yang sudah memiliki sekitar 3-4 helai daun telah siap untuk dipindah
tanam di bedengan.
Pengolahan lahan dilakukan dengan pencangkulan untuk membalikkan
tanah dan sisa-sisa tanaman. Seusai pembalikan tanah, dilakukan pemberian
pupuk kandang kambing dan pupuk hijau sebagai pupuk dasar untuk menambah
unsur hara dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hasan (2016) bahwa
pupuk organik diketahui dapat meningkatkan bahan organik tanah, mengurangi
erosi, meningkatkan infiltrasi dan aerasi serta meningkatkan aktivitas biologis
tanah yang berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk organik
membutuhkan proses dekomposisi agar tersedia bagi tanaman sehingga lambat
tersedia bagi tanaman. Pupuk organik yang umumnya digunakan yaitu berasal
dari kotoran hewan ternak. Manfaat dari penggunaan pupuk kandang telah lama
diketahui bagi pertumbuhan tanaman pangan, ornamental, maupun perkebunan.
Perhatian khusus dalam pemanfaatan pupuk kandang adalah kadar haranya yang
sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
17
seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan penyimpanan
serta pengolahan. Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan
kualitas dari pupuk kandang tersebut.
Penggunaan mulsa bertujuan untuk mencegah kehilangan air dari tanah
serta menekan pertumbuhan gulma. Menurut Wisudawati dkk, (2016) aplikasi
mulsa merupakan salah satu upaya menekan pertumbuhan gulma, memodifikasi
keseimbangan air, suhu dan kelembaban tanah serta menciptakan kondisi yang
sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Sesuai dengan pendapat Mahmudi, dkk (2017), bahwa penggunaan mulsa
mampu mempertahankan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik tanah,
yakni tetap gembur dan memiliki drainase yang baik. Secara kimia, unsur hara
tanah tetap terjaga dari penguapan dan terjaga dari air hujan, serta secara biologi,
mampu mempertahankan suhu tanah yang menyebabkan mikroorganisme tanah
mampu beraktivitas mengurai unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Keadaan
tersebut mendorong tanaman tempuyung membentuk sistem perakaran yang lebih
baik, sehingga mampu menyerap unsur hara dan air dengan lebih optimal maka
tanaman mampu melangsungkan proses fotosintesis secara optimal. Selanjutnya
sebagian hasil fotosintesis digunakan untuk pembentukan daun. Hal ini sesuai
yang dikemukakan Sembiring (2013) yaitu warna perak berfungsi untuk
memantulkan cahaya matahari, sehingga cahaya yang diterima oleh daun lebih
maksimal dan tanaman mampu melangsungkan proses fotosintesis secara optimal.
Selanjutnya sebagian hasil fotosintesis digunakan untuk pembentukan daun.
Bibit tempuyung yang digunakan adalah bibit yang telah berusia ± 1 bulan
atau bibit yang telah memiliki 4-5 helai daun. Jarak tanam yang digunakan dalam
budidaya tempuyung adalah 50 cm x 50 cm. Akbar dkk (2011), mengemukakan
bahwa populasi dan jarak antar tanaman sangat menentukan tingginya laju
pertumbuhan dan tingkat produktivitas lahan. Jumlah tanaman dan pengaturan
jarak tanam di lahan harus diatur sedemikian rupa, sehingga sistem perakaran
dapat memanfaatkan unsur hara tanah secara maksimal. Demikian pula kanopi
tanaman sedapat mungkin menutupi tanah, agar mampu menangkap energi
matahari yang cukup. Susunan daun juga jangan terlalu rapat, karena
18
kemungkinan berpengaruh jelek pada hasil mutu yang disebabkan oleh penaungan
yang berlebihan.
Pengairan dengan cara dileb (memasukkan air ke bedengan hingga merata)
dilakukan dalam proses penanaman semua jenis tanaman. Pengairan di Kebun
Kalisoro dilakukan seminggu sekali selama 1-2 jam. Pengairan ini mampu
memenuhi kebutuhan air tanaman selama satu minggu. Menurut Felania (2017)
menyatakan bahwa jumlah air yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman
bervariasi, tergantung pada jenis tanaman. Dalam kehidupan tanaman air berperan
1) sebagai pelarut unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga dapat
diambil oleh tanaman dengan mudah melalui akar dan diangkut ke bagian
tanaman yang membutuhkan (termasuk daun yang berfotosintesis) melalui xilem;
2) sebagai pelarut hasil fotosintesis untuk didistribusikan keseluruh bagian
tanaman melalui floem dan fotosintat tersebut akan digunakan oleh tanaman untuk
proses pertumbuhan.
Tanaman tempuyung dipanen ketika tanaman berada di fase peralihan
antara fase vegetatif ke generatif, yakni ketika tanaman mulai muncul calon
bunga. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses panen
daun tempuyung karena sampai saat ini waktu optimum untuk panen daun belum
diketahui dengan jelas. Wardani dan Melati (2014) melaporkan bahwa terdapat
dua tahapan perkembangan daun yaitu daun tua yang tumbuh di atas permukaan
tanah dan daun muda yang tumbuh pada batang. Selanjutnya Priyadi (2014)
menjelaskan bahwa waktu panen yang umumnya dilakukan yaitu sebelum bunga
mekar dengan cara memotong pangkal batang (daun bawah dan daun pada batang
dipanen bersamaan). Masalah yang ditemukan adalah terdapat perbedaan waktu
optimum perkembangan daun bagian bawah dan daun atas yang tumbuh pada
batang. Hasan (2016) menjelaskan bahwa saat tempuyung memasuki fase
generatif, daun tua yang tumbuh di atas permukaan tanah mengalami senesen. Hal
ini sangat penting diketahui karena fase pertumbuhan juga mempengaruhi
kandungan bioaktif tempuyung. Mawalagedera (2014) melaporkan bahwa kadar
fenolik, asam sinamat dan aktivitas antioksidan berubah seiring perkembangan
umur tanaman Sonchus oleraceus.
19
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang kerja mengenai teknik budidaya tanaman
tempuyung yang telah dilakukan di B2P2TOOT Tawangmangu dapat disimpulkan
bahwa kegiatan budidaya tempuyung yang dilakukan di Kebun Kalisoro telah
menerapkan budidaya tanaman obat secara organik. Kegiatan yang dilakukan
meliputi pemilihan bibit, pengolahan lahan, pemupukan dasar, pemulsaan,
penanaman, pemeliharaan dan panen. Dalam seluruh kegiatan budidayanya
dilakukan secara organik karena dilakukan tanpa adanya input bahan kimia yang
digunakan.
5.2 Saran
Pengawasan pada seluruh rangkaian kegiatan budidaya lebih ditingkatkan
agar hasil budidaya dapat maksimal serta memenuhi SOP yang telah dilakukan.
Serta perlu penelitian lebih lanjut mengenai jumlah bunga, jumlah benih dan
pengujian daya kecambah tanaman tempuyung untuk memperoleh teknik produksi
benih yang baik dan benih yang bermutu.
20
DAFTAR PUSTAKA
doc/82000378/Pemanfaatan-Mulsa-Plastik-Hitam-Perak-MPHP-Dalam
Budidaya-Cabai-Capsicum-annum-L.
Sukadana, I. M., dan S. R. Santi. (2011). Senyawa Antibakteri Bis (2-Etilheksil)
Ester dan Triterpenoid dalam Ekstrak n-Heksan Daun Tempuyung
(Sonchus arvensis L.). Maj. Obat Tradis, 16(1),1-6.
Sulaksana, J. 2004. Tempuyung Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat. Jakarta:
Penebar Swadaya
Wardani Y, Melati M. 2014. Produksi Simplisia dan Kandungan Bioaktif Daun
Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang
Kambing. J. Hort. Indonesia. 5(3): 148-157.
Wardani, Y. E. 2014. Produksi Simplisia Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Kambing. (Skripsi). Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, ITB, Bogor.
Winarto, W. P. 2004. Tempuyung: Tanaman Penghancur Batu Ginjal. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Wisudawati, D., M. Anshar, dan I. Lapanjang. 2016. Pengaruh Jenis Mulsa
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum
Var. Lembah Palu) Yang Diberi Sungkup. e-J. Agrotekbis 4 (2) :126-133 ,
April 2016
22
LAMPIRAN
2019
Kamis, 8
08.00- Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
39. Agustus
16.00 benih tempuyung Tanaman Obat
2019
Jumat, 9
08.00- Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
40. Agustus
16.00 benih tempuyung Tanaman Obat
2019
Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
Senin, 12
08.00- benih tempuyung Tanaman Obat
41. Agustus
16.00 Pengamatan jumlah daun
2019 KTO Kalisoro
tempuyung
Selasa, 13 Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
08.00-
42. Agustus benih tempuyung Tanaman Obat
16.00
2019 Panen tempuyung KTO Tegalgede
Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
benih tempuyung Tanaman Obat
Rabu, 14
08.00- Penimbangan berat basah
43. Agustus Lab. Galenika
16.00 tempuyung
2019
Sortasi hasil panen
Lab. Pascapanen
tempuyung
Kamis, 15 Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
08.00-
44. Agustus benih tempuyung Tanaman Obat
16.00
2019 Studi literatur Perpustakaan
Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
Jumat, 16
08.00- benih tempuyung Tanaman Obat
45. Agustus
16.00 Pengovenan tanaman
2019 Lab. Galenika
tempuyung
Pengamatan perkecambahan Lab. Budidaya
benih tempuyung Tanaman Obat
Senin, 19
08.00- Pengamatan jumlah daun
46. Agustus KTO Kalisoro
16.00 tempuyung
2019
Penimbangan berat kering
Lab. Galenika
tempuyung
Selasa, 20 Pengujian kadar sari
08.00- Lab. Galenika
47. Agustus tempuyung
16.00
2019 Studi literatur Perpustakaan
Rabu, 21
08.00-
48. Agustus Studi literatur Perpustakaan
16.00
2019
Kamis, 22
08.00-
49. Agustus Studi literatur Perpustakaan
16.00
2019
Jumat, 23
08.00-
50. Agustus Studi literatur Perpustakaan
16.00
2019
Senin, 26 08.00-
51. Studi literatur Perpustakaan
Agustus 16.00
28
2019
Selasa, 27
08.00-
52. Agustus Studi literatur Perpustakaan
16.00
2019
Rabu, 28
08.00- Sinema
53 Agustus Presentasi hasil magang kerja
16.00 Fitomedika
2019
7. Pemanenan seledri
U
Ke Karangpandan
SMPN 1 Wisata
Tawang Pasar Grojogan
mangu Wisata Sewu
Ke Matesih
Lokasi Magang
Kerja