Makalah Kelompok 4 (Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare) PDF
Makalah Kelompok 4 (Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare) PDF
Makalah Kelompok 4 (Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare) PDF
MAKALAH
Oleh
Kelompok 4 / Kelas C
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Keperawatan Medikal Bedah – DKMB
(KPA 1318)
Dosen Pembimbing:
Ns. Nur Widayati, S. Kep., MN.
NIP. 19810610 200604 2 001
Oleh
Kelompok 4 / Kelas C
ii
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kelompok mata kuliah Dasar Keperawatan Medikal Bedah dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya dalam pembuatan
makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Serta dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
PRAKATA ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
BAB 2. KONSEP DASAR PENYAKIT .......................................................... 3
2.1 Definisi Diare.................................................................................. 3
2.2 Etiologi Diare ................................................................................. 4
2.3 Patofisiologi Diare .......................................................................... 5
2.4 Manifestasi Klinis Diare ................................................................ 7
2.5 Prosedur Diagnostik Diare ........................................................... 8
2.6 Penatalaksanaan Medis Diare ...................................................... 9
2.6.1 Non-farmakologi .................................................................... 9
2.6.2 Farmakologi ......................................................................... 10
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 12
3.1 Pengkajian .................................................................................... 12
3.2 Riwayat Kesehatan ...................................................................... 13
3.3 Pengkajian: Pola Gordon, NANDA ........................................... 14
3.4 Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 16
3.5 Analisa Data dan Masalah .......................................................... 17
3.6 Pathway ......................................................................................... 19
3.7 Diagnosa Keperawatan (NANDA) ............................................. 20
3.8 Perencanaan dan Intervensi Keperawatan (NOC dan NIC) ... 20
3.9 Implementasi Keperawatan ........................................................ 24
3.10 Evaluasi Keperawatan (SOAP) .................................................. 25
BAB 4. PENUTUP .......................................................................................... 26
iv
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 26
4.2 Saran ............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28
v
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Analisa Data dan Masalah ....................................................................... 17
3.2 Perencanaan dan Intervensi Keperawatan (NOC dan NIC) .................... 20
3.3 Implementasi Keperawatan ..................................................................... 24
3.4 Evaluasi Keperawatan (SOAP) ............................................................... 25
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Pathway Diare ......................................................................................... 19
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
diantaranya timbulnya pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu
sistem kehidupan organisme lainnya di biosfer. Selain kasus pencemaran,
pestisida dapat menyebabkan keracunan pada manusia, yang salah satunya
ditandai dengan diare yang parah (Yuantari, 2009).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2 milyar kasus
diare pada orangdewasa di seluruh dunia setiap tahun. Di Amerika Serikat,
insidens kasus diare mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus per tahun. Sekitar
900.000 kasus diare perlu perawatan di rumah sakit. Di seluruh dunia, sekitar 2,5
juta kasus kematian karena diare per tahun. Di Amerika Serikat, diare terkait
mortalitas tinggi pada lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional melaporkan
lebih dari 28.000 kematian akibat diare dalam waktu 9 tahun, 51% kematian
terjadi pada lanjut usia. Selain itu, diare masih merupakan penyebab kematian
anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana sudah maju (Amin, 2015).
Pada tahun 2004, di Indonesia diare merupakan penyakit dengan frekuensi
KLB kelima setelah DBD, campak, tetanus neonatorum dan keracunan makanan.
Angka kesakitan diare di Kalimantan Tengah dari tahun 2000-2004 fluktuatif dari
15,87 sampai 23,45 (Olyvta, 2010). Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
ingin mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana asuhan keperawatan yang dapat
diberikan kepada klien yang mengalami gangguan gastrointestinal berupa diare
yang disebabkan oleh aktivitas pertanian. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
BAB 2. KONSEP DASAR PENYAKIT
Diare dapat terjadi akibat kebiasaan manusia yang kurang sehat, maka dari
itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman dari tenaga kesehatan untuk merubah
perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.
diare ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholera,
atau Eschersia colli (Setiawan, 2006).
3) Malabsorbsi asam empedu dan malabsorbsi lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan atau produksi micelle
empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier hati (Abdelhak dkk., 2007).
4) Defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif NA+
K+ ATP ase di enterosit dan diabsorbsi Na+ dan air yang abnormal
(Abdelhak dkk., 2007).
5) Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus
sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebab
gangguan motilitas antara lain; diabetes melitus, paska vagotomi, dan
hipertiroid (Johnson, 2008).
6) Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal yang
disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus
halus (Setiawan, 2006).
7) Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik)
Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses
inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air
dan elektrolit ke dalam lumen, serta gangguan absorbsi air-elektrolit.
Inflamasi mukosa usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri shigella)
atau noninfeksi (kolitis ulseratif dan penyakit chron) (Setiawan, 2006).
8) Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dilihat dari
sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas noninvasif (tidak merusak
mukosa) dan invasif (merusak mukosa). Bakteri noninvasif menyebabkan
diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut menjadi diare
toksigenik. Contoh diare toksigenik adalah kolera. Enterotoksin yang
dihasilkan kuman Vibrio cholera atau eltor merupakan protein yang dapat
menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat
7
siklik (AMF siklik) di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion
klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, dan kation natrium dan kalium.
Mekanisme absorbsi ion natrium melalui mekanisme pompa natrium tidak
terganggu karena itu keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat, air,
natrium, ion, kalium) dapat dikompensasi oleh meningginya absorbsi ion
natrium (diiringi oleh air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida),
kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang
diabsorbsi secara aktif oleh dinding sel usus (Setiawan, 2006).
menonjol, turgor kulit menurun, serta suara serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan deplesi air yang isotonik (Amin, 2015).
Kehilangan bikarbonat akan menurunkan pH darah. Penurunan ini akan
merangsang pusat pernapasan, sehingga frekuensi napas lebih cepat dan lebih
dalam (kussmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam
karbonat agar pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik
yang tidak dikompensasi, bikarbonat standar juga rendah, pCO2 normal, dan base
excess sangat negatif (Amin, 2015).
Gangguan kardiovaskuler pada hipovolemia berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat, tekanan darah menurun sampai tidak
terukur. Pasien mulai gelisah, wajah pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan
kadang sianosis. Kehilangan kalium juga dapat menimbulkan aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan
timbul anuria; bila tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis
tubulus ginjal akut, yang berarti gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik
menjadi lebih berat, akan terjadi pemusatan sirkulasi paru-paru dan dapat
menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena
tanpa alkali (Amin, 2015).
sesuai panduan kimia darah. Status hidrasi harus dipantau dengan baik
dengan memperhatikan tanda-tanda vital, pernafasan, dan lain lain. Serta
penyesuaian infus jika diperlukan. Pemberian diubah ke cairan rehidrasi oral
sesegera mungkin (Wijaya, 2012).
Pasien sebaiknya mengkonsumsi makanan-makanan yang tinggi
kalori, tinggi protein, diet lunak tidak merangsang, bila tidak tahan laktosa
diberikan rendah laktosa, bila maldigesti lemak diberikan rendah lemak.
Bila penyakit chron dan kolitis ulserosa diberikan rendah serat pada
keadaan akut. Minum yang banyak dan bila perlu infus untuk mencegah
dehidrasi (Artiani, 2012).
2.6.2 Farmakologi
Menurut Amin (2015), secara farmakologi diare dapat ditangani
dengan mengkonsumi obat seperti di bawah ini:
a) Antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
aku infeksi, dikarenakan 40 % kasus diare infeksi sembuh kurang dari
3 hari tanpa pemberian antibiotik. Antibiotik diindikasikan pada
pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses
berdarah, leokosit dan feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong. Dan pasien immunocompromised. Pemberian
antibiotik dapat secara empiris, tetapi terapi antibiotik spesifik
diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman.
b) Obat Anti-diare
(1) Kelompok Anti – Sekresi Selektif
Racecadotril bermanfaat sebagai penghambat enzim
enkephalinase, sehingga encephalin dapat bekerja normal
kembali, perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi elektrolit,
sehingga keseimbangan cairan dapat dikembalikan.
11
3.1 Pengkajian
1) Data Dasar
a) Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. “S”
Tempat/Tanggal lahir : Jember, 02 Januari 1970
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 48 Tahun
Alamat : Ds. Sawahan Kec. Rambipuji Kab. Jember
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Yang bertanggung jawab
Nama : Ny. “N”
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ds. Sawahan Kec. Rambipuji Kab. Jember
Agama : Islam
Hub. Dengan pasien : Istri
b) Riwayat Penyakit Sekarang : Diare dan demam
c) Riwayat Penyakit Dahulu : Diare dan demam
d) Riwayat Penyakit Keluarga :-
2) Data Subjektif
a) Pasien berkata, “Sudah dua hari ini saya BAB-nya encer, banyak
airnya saat saya BAB daripada fesesnya. Saya juga mengalami
demam”.
b) Pasien mengeluh sudah BAB empat kali dalam sehari selama dua hari
terakhir dan merasa lemas.
c) Keluarga mengatakan bahwa sebelumnya pasien makan makanan saat
istirahat bekerja di sawah ketika menyemprotkan pestisida untuk
hama.
13
d) Pasien mengeluh tidak nafsu makan karena merasa mual dan ingin
muntah.
e) Pasien mengeluh susah untuk memulai tidur.
3) Data Objektif
a) Warna feses putih pucat
b) Bentuk feses lembek
c) Pasien terlihat lemas dan pucat, konjungtiva anemis
d) Tekanan Darah 80/50 mmHg, nadi 112 x/mnt (takikardi), RR 26
x/mnt, suhu 39°C, peristaltik 40 x/mnt
e) Kulit daerah sekitar anus kemerahan
B) Pengkajian NANDA
1) Promosi kesehatan
Istri pasien mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
2) Nutrisi
Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan keluarga mengatakan pasien
sedikit minum
3) Eliminasi dan pertukaran
Pasien mengeluh diare dengan intensitas 4 x/hari
4) Aktivitas/istirahat
Pasien mengeluh susah untuk memulai tidur
5) Persepsi/kognisi
Persepsi dan kognisi baik
6) Persepsi diri
Tidak dijelaskan dalam kasus
7) Hubungan peran
Tidak dijelaskan dalam kasus
8) Seksualitas
Pasien adalah seorang laki-laki, dan tidak dijelakan mengenai
gangguan seksualitas
9) Koping/toleransi stress
Tidak dijelaskan
10) Prinsip hidup
Pasien dan keluarga yakin akan segera sembuh dan pulang ke
rumahnya
11) Keamanan/perlindungan
Tidak dijelaskan
12) Kenyamanan
Pasien kurang nyaman karena terus menerus ke kamar mandi
13) Pertumbuhan/perkembangan
Tidak dijelaskan
16
9) Ekstremitas
a) Bagian atas
Tidak ada keluhan
b) Bagian bawah
Tidak ada keluhan
10) Integumen
Warna kulit coklat dan turgor terlihat baik
11) Punggung
Tidak ada kelainan tulang belakang
12) Genetalia
Jenis kelamin laki-laki
13) Anus
Kulit daerah anus kemerahan.
- Peningkatan suhu
tubuh pasien 39°C
2. DS: Distensi abdomen Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh nutrisi: kurang dari
kurang nafsu Mual dan muntah kebutuhan tubuh
makan
- Pasien Nafsu makan menurun
mengatakan
apabila makan Ketidakseimbangan nutrisi:
merasa mual dan kurang dari kebutuhan
ingin muntah tubuh
DO:
- Membran mukosa
dan wajah pasien
pucat
- Bising usus
hiperaktif 40
x/mnt
- Pasien mengalami
diare
- Konjungtiva
anemis
3.6 Pathway
Kekurangan Cairan
dan Elektrolit
Diare
Ketidakseimbangan
Kekurangan Kerusakan nutrisi: Kurang dari
volume cairan integritas kulit kebutuhan tubuh
pada perianal
Skala:
1) Ekstrim
2) Berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada keluhan
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan NIC:
nutrisi: kurang dari tindakan keperawatan Manajemen nutirisi
kebutuhan tubuh 2x24 jam diharapkan 1) Kaji adanya
berhubungan dengan nutrisi pasien terpenuhi alergi makanan
intake tidak adekuat 2) Kolaborasi
NOC: dengan ahli gizi
Status nutrisi: Intake untuk
makanan dan cairan menentukan
jumlah kalori
Kriteria Hasil: dan nutrisi yang
a) Adanya dibutuhkan
peningkatan berat pasien
badan sesuai 3) Monitor jumlah
dengan tujuan nutrisi dan
b) Berat badan ideal kandungan
sesuai dengan kalori
tinggi badan 4) Berikan
c) Mampu informasi
22
mengidentifikasi tentang
kebutuhan nutrisi kebutuhan
d) Tidak ada tanda- nutrisi
tanda malnutrisi 5) Kaji
kemampuan
Skala: pasien untuk
1) Ekstrim mendapatkan
2) Berat nutrisi yang
3) Sedang dibutuhkan
4) Ringan 6) Nutrition
5) Tidak ada monitoring BB
pasien dalam
batas normal
7) Monitor adanya
penurunan berat
3 Kerusakan integritas Setelah dilakukan NIC:
kulit pada perianal tindakan Pressure
berhubungan dengan keperawatan 2x24 management
peningkatan jam diharapkan 1) Jaga kebersihan
intensitas BAB tidak terjadi infeksi. kulit agar tetap
kering dan
NOC: bersih
Tissue Integrity skin 2) Monitor kulit
adanya
Kriteria Hasil: kemerahan
a) Integritas kulit 3) Mandikan
yang baik bisa pasien dengan
dipertahankan sabun dan air
(sensasi, hangat
elastisitas, 4) Anjurkan pasien
temperatur, untuk
hidrasi) menggunakan
23
Skala:
1) Ekstrim
2) Berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada keluhan
24
Senin, 10-11-18
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1) Diare merupakan salah satu penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas
di negara yang sedang berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang
buruk, persediaan air yang tidak adekuat, kemiskinan, dan pendidikan yang
terbatas.
2) Penyebab diare antara lain perilaku hygiene yang buruk, keracunan bahan
kimia, dan sanitasi makanan yang buruk.
3) Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare berupa gangguan osmotik,
disekretorik, malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak, defek sistem
pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit, motilitas dan waktu
transit usus abnormal, gangguan permeabilitas usus, inflamasi dinding usus
(diare inflamatorik) dan diare infeksi.
4) Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah dan/atau demam,
tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang
berlangsung beberapa saat tanpa penanggulangan medis adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan tubuh yang
mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik lanjut. Kehilangan cairan menyebabkan haus,
berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol,
turgor kulit menurun, serta suara serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan
deplesi air yang isotonik.
5) Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada diare akut adalah
pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, dan pemeriksaan tinja yang berupa
pemeriksaan mikroskopik dan pemeriksaan mikroskopik.
6) Penatalaksanaan medis pada pasien diare dapat dilakukan dengan non-
farmakologi dan farmakologi. Secara non-farmakologi, dapat dilakukan
27
4.2 Saran
Sebagai perawat sebaiknya dalam pengembangan intervensi keperawatan
dapat direncanakan agar penanganan pasien diare lebih baik dalam
penanganannya. Selain itu perawat juga bisa melakukan penelitian agar intervensi
yang dihasilkan lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, L. Z. 2015. Tatalaksana Diare Akut. Continuing Medical Education. 42(7): 504-
508.
Artiani, A. 2012. Kajian Swamedikasi Diare Penghuni Kost Wilayah Gatak, Pabelan,
Kartasura. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Aru, W. dan B. S. Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Kedua Volume
3. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Jakarta: Depkes RI.
Johnson, E. B.. 2008. Cotextual Teaching and Learning. Terjemahan oleh Ibnu
Setiawan. Bandung: MLC.
29
Olyvta, A. 2010. Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari
Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Setiawan, B. 2006. Diare Akut Karena Infeksi. Dalam Sudoyo A. W., B. Setiyohadi, I.
Alwi, M. Simadibrata, dan S. Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.