Filsafat Ilmu A Susanto
Filsafat Ilmu A Susanto
Filsafat Ilmu A Susanto
PENGERTIAN FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafot berasal dari kata <philosophia> (bahasa Yunani), diartikan dengan
<
falsafdK>, yang biasa diterjemahkan dengan (cinta kearifan*.
Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan
sophos yang berarti bijaksana, Jadi, istilah philosophia berarti mencintai akan
haLhal yang bersifat bijaksana. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa
Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia
yang sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari ke-
manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua hal. Tahap keduat dari
diandalkan. Tahap ketiga,buah pikiran tadi menjadi titik awal dalam mencari
atas, berikut akan dipaparkan pendapat para filosof dan para ahli me- ngenai
filsafat. Di antara para filosof dan para ahli yang memberikan definisi filsafat itu
manusia yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta kebijakan (lover
2. Socrates (469-399 SM.). Ia adalah seorang filosof dalam bidang moral yang
bahwa filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
3. Plato (427-347 SM.). ^eorang sahabat dan murid Socrates ini telah
dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang
Fihafdt Spekulatif.
4. Aristoteles (384-332 SM.). Aristoteles adalah salah sorang murid Plato yang
ilmu- ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
pokok penyelidikannya.
teori adalah mencari kebenaran, maka dalam praktiknya pun harus me'
yang lama dengan berbagai kecenderungan ilmiah dan cita'cita politik yang
baru.
12. Bertrand Russel (18724970). Seorang filosof Inggris lainnya yang memiliki
asas-asas yang dipakai dalam ilmu dan dalam kehidupan sehari- hari, dan
13. MJ. Langeveld. Ia mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meng-
memuaskan hati.
15. Fuad Hasan. Menurutnya filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal
16. Hasbulkih Bakry. Ia merumuskan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
definisi dan komentar yang dikemukakan Sonny Keraf dan Mikhael Dua ini.
berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan tentang pe- mikiran itu
komentar Sonny Keraf dan Mikhael Dua tentang filsafat ini adalah bahwa
sering kali kita mendengar orang yang berkata: "Apa itu filsafat?11
pertanyaan dan diakhiri dengan pertanyaan pula. Dengan kata lain, filsafat
dipersoalkan kembali. Filsafat adalah sebuah tanda tanya dan bukan tanda
filsafat dari berbagai ihli yang merumuskan bahwa filsafat berhubungan dengan
bentuk kalimat yang logis dari bahasa keilmuan, dengan penilaian, dengan
perbincangan kritis, pra anggapan ilmu, atau dengan ukuran baku tindakan.
yang lainnya benar. Nampaknya semua perumusan itu sama benarnya karena
berat. Segi, tujuan atau metode yang dianut oleh seorang filosof atau suatu aliran
filsafat.
Oleh karena itu, pantas kalau Abu Dakar Atjeh dalam Ahmad Tafsir (2002:
11) menyatakan bahwa perbedaan definisi dan rumusan tentang filsafat itu
Dari beberapa rumusan filsafat yang dikemukakan di atas, terlihat jelas bahwa
ilmu filsafat didefinisikan berbeda oleh satu tokoh dengan tokoh lainnya. Hal ini
juga sekaligus menunjukkan bahwa filsafat merupakan ilmu yang maha penting
untuk dikaji dan dikembangkan. Dari waktu ke waktu orang terus mengkaji dan
mendalami ilmu filsafat ini di berbagai belahan penjuru dunia. Selain itu, tidak
seperti disiplin ilmu lainnya, ilmu filsafat itu sangat sulit diberikan batasan secara
ketat dan pasti. Dengan demikian, masing-masing orang atau tokoh memberikan
dikemukakan oleh para tokoh tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (a)
setiap tokoh hidup dalam kurun waktu yang berbeda; (b) setiap tokoh tumbuh
dan berkembang dalam lingkungan hidup yang berbeda; (c) setiap tokoh
dengan kapasitas keilmuan dan lainJain memiliki konotasi dan kesan makna yang
berbeda tentang definisi filsafat; (d) karena perkembangan filsafat itu sendiri.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin ikut urun rembug memberikan batasan
filsafat. Menurut hemat penulis bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara
bukan hanya sebuah kajian yang sebatas pada ilmu saja (science for science^
tetapi filsafat dapat dipergunakan untuk memberikan inspirasi dan aspirasi dalam
ilmu filsafat akan ditemukan cara atau solusi yang paling elegan guna dapat
memecahkan persoalan yang rumit, yang mungkin tidak bisa diselesaikan dengan
bantuan disiplin lain. Banyak persoalan yang bisa dekati melalui bantuan ilmu
filsafat ini, terutama berkaitan dengan hal- hal yang bersifat teroretis, paradigms,
pandangan dan bantuan dari ilmu filsafat. Dengan bantuan ilmu filsafat, segala
persoalan yang muncul dapat dikaji lebih mendalam, utuh, sistematis, dan
permasalahan secara lebih mendalam, kritis, rasional, logis, dan tuntas sampai ke
akar-akarnya (radikal).
yang berupa fisik maupun nonfisik. Semua potensi fisik manusia memiliki fungsi
yang sangat luar biasa kegunaannya bagi keberlangsungan hidup manusia itu
sendiri, begitu juga dengan potensi nonfisik yang terdiri atas ruh, jiwa, akal, dan
istimewa.
Dengan potensi ruh, jiwa, dan akalnya manusia mampu menjadi makh' luk
yang lebih mulia kedudukannya dari makhluk lainnya. Dengan akalnya manusia
Nya. Sebagai contoh para ilmuwan Muslim seperti Al-Khawarizmi (825 M.) yang
menggantikan cara penulisan dengan angka Romawi. Ibnu Sina (980-1037 M.)
adalah bapak kedokteran modern, ia menulis buku' buku yang sangat terkenal,
seperti kitab Al-Qonuun fi AthThib (The Canon of Medicine) dan kitab Asy~Syifaf
multidisiplin ilmu yang menghasilkan karya besar Air Manadhir (The Optic). Ibnu
Ismail Al-Jaziri (11364206),tokoh besar daflam bidang mekanik dan industri ini
penerus mereka. Sebut saja Newton (1643-1727) yang berhasil menciptakan teori
nomis. Selain itu, Newton juga berhasil menyusun perhitungan kalkulus yang
disebut integral. Alexander Abraham Bell (1847), sang penemu mesin telepon.
Thomas Alva Edison (18274931), penemu lampu pijar. Wilhewm Konrad Roentgen
(1895) yang telah menemukan sinar X (x ray). Dan masih banyak tokoh lain yang
telah berjasa bagi umat manusia dan peradabannya melalui penemuannya yang
Lantas, bagaimana mereka semua mampu melakukan hal besar itu semua?
Jawabnya, itu semua mampu mereka capai tentunya karena mereka dapat
juga kepada kita. Dan salah satu bidang keilmuan yang mem- belajarkan manusia
disiplin ilmu yang membutuhkan refleksi dan pemi* kiran sistematis logis dengan
Secara historis, hal'hal yang mendorong timbulnya filsafat ini sebagai' mana
dijelaskan Moh. Hatta dalam bukunya Alam Pikiran Tunanif ada dua hal. Pertama,
dongeng dan takhayul yang dimiliki suatu masyarakat atau suatu bangsa. Di
antara masyarakat tersebut ada saja orang-orang yang tidak percaya begitu saja.
Kemudian ia kritis dan ingin mengetahui kebenaran dongeng tersebut, lalu dari
situlah muncullah filsafat
Kedua, keindahan alam yang besar, terutama ketika malam hari. Hal
Sementara itu, menurut Beerling dalam Ahmad Tafsir (2002: 13) menye-
mengatakan bahwa filsafat itu dimulai dari ketakjuban. Sikap heran atau takjub
“apa warna langit pada siang hari yang cerah?”,tidak akan menimbulkan filsafat,
hal itu cukup dijawab oleh mata kita. Begitu pun pertanyaan seperti “kapan awan
akan mulai turun menjadi air hujan?’’,pertanyaan tersebut pun tidak akan
menimbulkan filsafat, cukup dijawab dengan me- lakukan riset saja. Pertanyaan
yang dapat menimbulkan filsafat adalah pep tanyaan mendalam, yang bobotnya
berat dan tidak terjawab oleh indera kita. Coba saja Anda jawab pertanyaan dari
Thales, 4Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”, atau pertanyaan lain, “Dari
unsur apa alam semesta ini tercipta?” Pertanyaan saperti inilah yang metnbuat
indera kita tidak mampu menjawab bahkan sains pun terdiam. Dan jawaban
dimaksud dengan sangsi? Sangsi itu setingkat di bawah percaya dan setingkat di
akan percaya atau tidak percaya. Atau barangkali tidak kedua- duanya. Pada
sikap percaya dan tidak percaya, pikiran tidak bekerja dan ada problem, Akan
tetapi, ketika percaya tidak dan tidak percaya pun tidak, maka pikirannya akan
bekerja sampai pada percaya atau tidak percaya. Selama ada tanda tanya di
Para filosof sangat paham betul dalam memanfaatkan otak atau rasio dalam
dirinya untuk mengubah wajah dunia dan dirinya itu. Sehingga de* ngan
kondisinya yang seperti itu, manusia sering disebut dengan sebutan homo
Dengan otak, yang beratnya kurang dari satu setengah kilo gram ini,
manusia dapat berpikir dan menyimpan memori yang jumlahnya bisa bep
Bahkan, bisikan yang terdengar tiga puluh tahun yang lalu, atau kenangan
kebahagiaan yang tak kunjung datang namun terus terbayangkan, tekan jari yang
pasti pada sebuah gitar^ perkembangan 10.000 langkah catur, lengkung yang
persis dari sebuah bibir. Demikian juga gambaran sebuah bukit, seuntai nada dan
bayangan rumput yang tegak seperti pedang telanjang, atau langit yang semarak
penuh dengan bintang-bintang yang telah berlalu sekian l;ama masih bisa diingat
dan dimunculkan lagi dalam memori otak manusia tersebut. Otak manusia
senantiasa bekerja seperti jantung yang tak berhenti berdenyut, siang dan
Sebagai manusia yang beriman, sudah seharusnya kita bersyukur kepada Allah
swt. yang telah membekali kita akal. Melalui akal itulah kita mampu bernalar
sehingga kita menjadi makhluk yang berbudaya, yang lebih mulia dibandingkan
dengan makhluk lainnya. Sekiranya hewan yang diberi akal oleh Allah swt., maka
kita harus khawatir, karena mungkin yang akan dilestarikan agar tidak punah
manusia Sumatera. •
Salah satu bentuk syukur kita terhadap anugerah besar tersebut adalah
Penyebabnya adalah karena adanya anggapan bahwa filsafat adalah salah satu
ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami. Padahal sesungguhnya tidak, belajar
Tafsir (2002: 46) bahwa munculnya anggapan mempelajari filsafat itu susah,
Filsafat tidak sulit karena filsfat adalah pemikiran. Dan setiap orang memiliki alat
untuk berpikir.
B. Objek Filsafat
Isi filsafat ditentukan oleh objek yang dipikirkan. Objek adalah sesuatu yang
menjadi bahan dari kajian dari suatu penelaahan atau penelitian tentang
pengetahuan. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, baik objek
yang bersifat materiil maupun objek formal. Objek yang dipikirkan oleh filosof
adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek yang diselidiki
Objek materiil dari filsafat ini adalah suatu kajian penelaahan atau pembentukan
pengetahuan itu, yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Objek materiil
filsafat ini mencakup segala hal, baik hal-hal yang kon- kret atau nyata maupun
hal-hal yang abstrak atau tidak tampak. Menurut Poedjawijatna (1980: 8) objek
materiil filsafat ialah yang ada dan yang mungkin ada. Objek filsafat materiil ini
meliputi segala dari keseluruhan ilmu yang menyelidiki segala sesuatu. Hampir
bahwa objek filsafat itu dibedakan atas objek materiil dan nonmaterial. Objek
materiil mencakup segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materiil
kpnkret, fisik. Sedangkan objek nonmateriil meliputi hal-hal yang abstrak, dan
psikis. Termasuk juga objek nonmateriil ini menurut Mohammad Noor adalah
Tentang objek materiil filsafat ini banyak yang sama dengan objek materiil sains,
namun bedanya dalam dua hal, yaitu pertama, sains menyelidiki objek materiil
Kedua, ada objek materiil filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains,
seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek materiil yang selamanya tidak empiris.
Jadi, dengan melihat d^ri beberapa pendapat mengenai objek filsafat ini dapat
dipahami bahwa objek filsafat meliputi berbagai hal, atau dengan kata lain, objek
filsafat ini tak terbatas, yang dalam pandangan Louis O. Kattsoff dalam
Burhanuddin Salam (1988: 39), bahwa lapangan kerja filsafat itu bukan main
luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja
yang ingin diketahui manusia. Begitii luasnya kajian atau objek filsafat ini
menyangkut hal-hal yang fisik atau tampak maupun yang psikis atau yang tidak
tampak. Hal-hal yang fisik adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam
pikirari, ada dalam kenyataan, maupun ada dalam kemungkinan. Hal-hal yang
fisik ini juga meliputi alam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, dan
masalah manusia. Sedangkan hal-hal yang psikis atau nonfisik ini adalah masalah
yang mendalam. Kata mendalam berarti ingin tahu tentang objek yang tidak
empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu sampai
batas objek itu dapat diteliti secara empiris. Objek penelitian sains adalah pada
batas dapat diriset, sedangkan objek penelitian filsafat ada pada daerah tidak
sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materiilnya. Jadi, objek formal filsafat
ini membahas objek materiilnya sampai ke hakikat atau esens i dari yang
dibahasnya.
C. Metode Filsafat
Metode yang dipakai dalam ilmu filsafat ini sebenamya sangat banyak, se-
banyak para tokoh filsafat atau filosof yang masing-masing memiliki dan
dan Plato, maka metode yang mereka pakai dinamai dengan metode kritis.
Metode kritis adalah cara kerja atau bertindak yang bersifat analitis. Metode ini
umum.
Metode lain, yang biasa dipakai dalam ilmu filsafat adalah metode skolastik,
yang dikembangkan oleh Aristoteles dan Thomas Aquinas. Metode skolastik ini
sering disebut dengan istilah sintetis deduktif Metode skolastik ini banyak dipakai
hanya dalam bidang ilmu filsafat saja, melainkan dalam semua ilmu, seperti ilmu
mempelajari filsafat ini menjadi tiga macam, yaitu metode sistematis, metode
historis, dan metode kritis. Dengan menggunakan metode sistematis, para pelajar
mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang ilmu lain- nya, kemudian ia
akan mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Ketika para pelajar membahas
setiap cabang atau subcabang filsafat, maka aliran-aliran filsafat pun akan
perhatiannya akan terfbkus pada isi filsafat, bukan pada tokoh ataupun pada
dengan mengikuti sejarahnya. Ini dapat dilakykan dengan cara membicara- kan
tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah. Sebagai contoh, jika
kita ingin membicarakan tokoh filsafat atau filosof Thales, berarti kita
Cara lain untuk mempelajari filsafat dengan menggunakan metode historis ini
adalah dengan cara membagi babakan atau periode filsafat sejarah. Misalnya,
dan selanjutnya adalah filsafat abad modern. Variasi cara mempelajari filsafat
filsafat secara kronologis. Dan metode ini cocok bagi para-.pelajar pemula.
Ada^uh metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat
intensif. Di mana para pelajar haruslah telah memiliki bekal pengetahuan tentang
Kritik itu mungkin dalam bentuk menentang atau menolak paham atau pendapat
dari para tokoh, namun dapat juga berupa dukungan atau memperkuat terhadap
ajaran atau paham filsafat yang sedang dikajinya. Dalam mengkritik mungkin ia
filosof lainnya.
Selain dengan ketiga metode di atas, dalam ilmu filsafat dikenal juga metode
empiris, seperti yang dipahami oleh Thomas Hobbes, John Locke, dan David
Hume. Menurut mereka hanya pengalamanlah yang dapat menyajikan
D. Ciri-Ciri Filsafat
sebagai berikut.
tentanghakikat atau inti dari suatu hal. Hakikat.ini sifatnya sangat dalam dan
2. Filsafat sebagai cara berpikir, yaitu cara berpikir yang sangat mendalam
dilakukan dengan melihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau dari
tersebut akan muncul apabila manusia mampu me' mikirkan dirinya sendiri
makhluk sosial.
raganya.
filsafat yang dikemukakan di atas, tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau
dari sudut pandang tertentu. Kajian filsafat dapat dipakai untuk mengetahuai
hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang laini hubungan ilmu dengan
moral, seni, dan tujuan hidup. Sedangkan mendasar aitinya bahwa filsafat adalah
suatu kajian yang mendalam, kajian yang mendetail, yang sampai kepada hasil
yang fundamental atau esensial, sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi
segenap nilai dan keilmuan. Adapun filsafat memiliki ciri spekulatifi karena hasil
filsafat tersebut. Dengan mempelajari filsafat, paling tidak ada tiga hal yang dapat
diambil pelajaran. Pertama, filsafat telah mengajarkan kita untuk lebih mengenai
diri sendiri secara totalitas, sehingga dengan pemahaman tersebut dapat dicapai
hakikat manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat
mengajarkan kita agar terlatih untuk berpikir serius, berpikir secara radikal,
diperlukan oleh orang biasa, terlebih lagi bagi orang-orang yang memegang
adalah salah satu cirinya, ini tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar
filsafet merupakan salah satu bentuk Iatihan untuk memperoleh kemampuan
berpikir serius. Kemampuan ini akan memberikan bekal yang berharga dalam
upaya memecahkan masalah secara serius, mene- mukan akar persoalan yang
berpikir filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang
rasional dalam rangka inemahami segala sesuatu, termasuk diri manusia itu
sendiri.
Setiap orang tidak perlu mengetahui isi filsafat. Akan tetapi, orang- orang yang
fikafat. Mengapa? Hal itu dikarenakan dunia dibentuk oleh dua kekuatan ;
agama dan atau filsafat. Barang siapa yang ingin memahami - dunia maka ia
harys memahami dunia atau filsafat yang mewarnai dunia tersebut. Dengan
alam sekitarnya. Mungkin itu berupa kritik, mungkin juga berupa usul. Apabila
argumentasinya kuat, maka kritik dan usul ter- sebut bisa menjadi suatu sistem
pemikiran.
keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Dengan pemahaman yang
mendalam dan dengan daya nalar yang tajam, maka akan sampailah kepada
kekuasaan yang mutlak, yaitu Tuhan. Maka dengan filsafat, nash atau
atau ketentuan agama. Objek filsafat membahas segala yang ada, baik yang fisik
maupun yang metafisik seperti manusia, alam semesta, dan Tuhan. Sementara
clalam agama, objeknya adalah Tuhan dan sifat-sifatnya serta hubungan Tuhan
dengan alam dan manusia yang hidup di bumi sesuai dengan syariat yang telah
Bagi para pemula, dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat me' nambah
bertambah cakrawala pemikiran, cakrawala pandang yang semakin luas. Hal ini
penyelesaian masalah yang selaju kita hadapi dengan cara yang lebih bijaksana.
pemikiran para tokoh atau filosof yang mengkaji tentang segala hal, yang fisik
dan metafisik. Dari para tokoh atau filosof inilah kita akan memperoleh ide-ide
yang fundamental. Dengan ide-ide itulah akan membawa manusia ke arah suatu
sehingga manusia akan lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan
kebudayaan,tradisi,danfilsafatlndonesiasertauntukmengaktualisasikannya.
Filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani, tidak hanya
secara verbalistik, melainkan juga secara evaluatif, kritis, dan reflektif, sehingga
F. Cabang-Cabang Filsafat
ilmu yang lain merupakan anak dari filsafat itu sendiri. Filsafat merupakan bidang
studi yang memiliki cakupan yang sangat luas, se-hingga diperlukan pembagian
bidang, yaitu dialektika, fisika, dan etika. Dialektika adalah cabang filsafat yang
empat cabang, yaitu logika, filsafat teoritis, filsafat praktis, dan filsafat poetika. 1)
Logika adalah ilmu pendahuluan bagi filsafat, ilmu yang mendasari dalam
memahami filsafat. 2) Filsafat teoritis atau filsafat nazariah, di dalamnya tercakup
ilmu-ilmu lain yang sangat penting seperti ilmu fisika, ilmu matematika, dan ilmu
metafisika. Bagi Aristoteles ilmu metafisika inilah yang menjadi inti atau bagian
yang paling utama dari filsafat. 3) Filsafat praktis atau filsafat alamiah, di
dalamnya tercakup tiga macam ilmu yang tidak kalah pentingnya, yaitu a) ilmu
(rumah tangga), dan ilmu politik, yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran
dalam Negara. 4) Filsafat poetika merupakan filsafat kesenian, yakni filsafat yang
Berbeda dengan Plato dan Aristoteles, Louis O. Kattsoff (1996: 73) meng-
sebagai berikut.
dua cabang utama, yakni logika deduktif dan logika induktif Logika deduktif
sebagai logika deduktif atau logika formal. Adapun logika induktif, mencoba
mencoba untuk bep gerak dari: 1) suatu perangkat fakta yang diamati
semua fakta yang ber- corak demikian, atau 2) suatu perangkat akibat
3. Metafisika, yaitu hal-hal yang terdapat sesudah fisika, hal'hal yang terdapat
dengan yang-ada sebagai yang digerakkan atau yang ada sebagai yang
kenyataan, dan berasal dari perbedaan yang cepat disadari oleh setiap orang,
(reality).
ada yang teratur. Qntologi berusaha mengetahui esensi yang terdalam dari
susunannya.
sesuatu.
dalam rangka sesuatu, dan arti pentingnya hidup bagi penafsiran kita
untuk bersifat kritis, bukan hanya terhadap istilah-istilah biologi, melain* kan
meliputi apakah yang dimaksud dengan jiwa, nyawa, ego, akal, perasaan, dan
tersebut.
manusia. Apa hakikat terdalam dari manusia itu? Ada pilihan penafsiran apa
sajakah mengenai hakikat manusia itu? Yang manakah yang lebih meiidekati
manusia itu, dan apakah manusia itu dapat dipahami berdasaran sejarahnya?
sangat mendesak, karena keputusan kita serta hari depan kita menanti
10. Etika,adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang baik dan buruk.
istilah seperti baik, buruk, kebajikan, kejahatan, dan sebagainya. Istilah- istilah
tersebut. letapi yang paling benar ialah tujuan kita yang pokok < di dalam
kita melakukan pilihan di antara hal-hal yang baik? Itu tadi merupakan
11. Estetika, adalah cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan, dan
antara yang indah dengan yang benar dan yang baik? Apakah ada ukuran
yang dapat dipakai untuk menanggapi suatu karya seni dalam arti yang
objektif? Apakah fungsi keindahan dalam hidup kita? Apa seni itu sendiri?
Apakah seni itu hanya sekadar reproduksi alam kodrat belaka, ataukah suatu
ungkapan perasaan seseorang, ataukah suatu penglihatan ke dalam
; Apakah agama itu? Apa yang Anda maksud dengan istilah <<
Tuhan,? Apa
mengenai apa yang orang percayai, tetapi mau tidak mau harus menaruh
yang lain.
logika,; etika, dan estetika. Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik
piling tidak kita dapat mempelajari lima bidang pokok, yaitu metafisika,
bicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar (elementer) yang berada di luar
metafisika itu sendiri berasal dari akar kata 'meta’ dan Jisika’. Meta berartf
sesudah, selain, atau sebaliknya. Fisika berarti nyata, atau alam. Metafisika berarti
Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh, metafisika adalah ilmu yang
segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap
oleh pancaindera.
pengetahuan dikaji secara mendalam mulai dari sumber pengetahuan, dari mana
pengetahuan yang benar, dan bagaimana kita dapat mengetahui, apa yang
segenap asas, aturan, dan tatacara penalaran yang betul. Pada mulanya logika
dengan tepat.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan
kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Logika juga merupakan ilmu pengetahuan
yang merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta mem- berikan penjelasan
yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika
kita dimasukkan ke dalam lapangan logika, sebagai suatu kecakapan. Hal ini
menyatakan bahwa logika bukanlah teori belaka. Logika juga merupakan suatu
Keempat, etika. Etika atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafatyang
membicarakan tindakan manusia, dengan penekanan yang baik dan yang buruk.
Dengan demikian, dalam filsafat etika terdapat dua hal pokok, yaitu yang
‘tindakan’ maka etika disebut sebagai filsafat praktis, sedangkan jika jatuh pada
<
baik?buruk, maka etika disebut filsafat normatif.
buruk dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini
mempersoalkan tindakan manusia yang dianggap baik yang harus di- jalankan,
dibedakan dengan tindakan buruk atau jahat yang dianggap tidak manusiawi.
mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu
pengertian seni, penggolongan seni, nilai seni, aliran da- lam seni, dan teroi
secara mendalam tentang hakikat sesuatu, atau dengan kata lain, filsafat adalah
filsafat, dan pendalamannya ditekankan pada bidang yang lebih diminati dari
Secara umum bidang kajian filsafat cukup luas dan meliputi berbagai jenis
bidang kajian. Menurut Titus, yang dikutif oleh Anna Pudjiadi (1987 :4)
dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai
nilai-nilai tinggi dari Tuhan. Misalnya nilai moral, nilai agama, dan nilai
daripada etika atau higher values of life (nilai-nilai kehidupan yang bertaraf
tinggi).
Dalam beberapa literatur, di antaranya menurut Jujun S. Suria'sumantri (2003:
33) dan Anna Pudjiadi (1987: 15), secara garis besar, filsafat memiliki tiga
bidang kajian utama, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Perta- fna,
ontologi. Ontologi berasal dari bahasa Yunani, “ontos”yangberarti “yang ada” dan
tentangM) esensi yang terdalam dari “yang ada”. Ontologi seringkali disebut
Langeveld menamai ontologi ini dengan teori tentang keadaan. Hakikat adalah
sementara atau keadaan yang menipu dan bukan keadaan yang berubah.
Objek apa yang ditelaah ilmu? Apa wujud yang hakiki dari dari objek tersebut?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan ilmu? Apa yang
disebut kebenaran itu? Apa kriterianya? leknik apa yang membantu kita
mendapatkan ilmu? Bidang kajian filsafat ontologi ini terbagi menjadi beberapa
tahuan. Istilah epistemologi ir.i pertama kali muncul dan digunakan oleh J.F.
Ferrier pada tahun 1854 M.
menusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai alat. Melalui
nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Nama lain dari
bidang kajian aksiologi ini adalah disebut dengan teori nilai. Teori nilai ini
menggunakan kegunaan filsafat, kita dapat melihatnya dari tiga hal: 1) filsafat
sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Dan yang amat terpenting adalah
pandang. Dengan demikian, kegunaan filsafat itu amat luas dan urgen sekali, di
manapun dan kapan pun filsafat diterapkan di sana pasti ada gunanya.
alasan, dan manfaat ilmu itu sendiri. Dalam sejarah lahirnya, aksiologi ini muncul
terjadinya perang dunia kedua di mana kemajuan ilmu dan teknologi tampak
sudah sejak lama dikenal di dalam kajian filsafat sebagai kajian dasar dari
Semua pengetahuan, apakah itu ilmu, seni, atau pengetahuan apa saja pada
Terhadap setiap jenis pengetahuan dapat diajukan pertanyaan ten' tang: Apa
yang dikaji oleh pengetahuan itu (ontologi)? Bagaimana caranya mendapatkan
mengenali berbagai pengetahuan yang ada seperti ilmu, seni, dan agama serta
kehidupan manusia.
bahkan kita bisa salah memanfaatkannya. Ilmu dapat dikacaukan dengan seni,
ditelaah dari tiga bidang kajian tersebut, yaitu ontologi yang berkenaan dengan
peradaban kuno.
Asal muasal lahirnya filsafat adalah dalam upaya mencari kebenaran, menyelidiki
Sama halnya dengan filsafat, bahwa ilmu itu mengejar kebenaran, artinya ilmu
dengan objeknya.
Sejarah filsafat adalah uraian suatu peristiwa yang berkaitan dengan hasil
beraneka ragam, mulai dari zaman pra-Yunani atau sering disebut dengan zaman
para ahli pikir atau filosof tentang berbagai ragam pemikiran dari dahulu hingga
Barangkali sudah menjadi sifat manusia yang ingin mengerti segala sesuatu
yang ada, bahkan yang mungkin ada. Namun demikian, sekalipun penyelidikan
membatasi diri. Adapun batasannya ialah pengalaman. Tentu saja tidak selalu
hakikat yang sebenarnya dari segala sesuatu, usaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya tentang segala sesuatu, segala yang ada dan yang mungkin
ada. Sedangkan ilmu, seperti yang disebutkan di atas, membatasi diri, ‘ berhenti
pada dan berdasarkan atas pengalaman. Filsafat tidak membatasi diri, ia berusaha
dikatakan bahwa yang menjadi objek filsafat ialah segala sesuatu yang ada dan
mungkin ada.
Dikarenakan filsafat itu menyelidiki segala sesuatu, maka dapat dikata* kan
dunia. Adapun upaya yang dilakukan adalah untuk mencapai kebenaran dalam
segala bidang, yang meliputi pikiran atau budi manusia, tingkah laku, nilai
tingkah laku, tujuan hidup. Ringkasnya segala sesuatu yang menyangkut soal
kehidupan, baik kehidupan di dunia ini maupun kehidupan sesudah dunia ini.
persoalan, dan kalau belum maka terus diusahakannya. Namun, usaha yang
dilakukan oleh filsafat selalu dengan pikiran belaka, karena itu masuk juga agama
dalam lingkungan filsafat. Agama memberi pengetahuan yang lebih tinggi dari
filsafat, agama memberikan pengetahuan yang tak tercapai oleh budi manusia,
karena demikian tingginya hal itu hingga hanya dapat diketahui melalui wahyu.
wahyu Tuhan atau firman Tiihan. Kebenaran sesuatu dalam agama tergantung
kepada sesuatu yang diwahyukan atau tidak. Apa yang diwahyukan Tuhan,
mutlak harus dipercayai. Oleh karena itu, agama sering disebut dengan keyakinan
atau kepercayaan.
pikiran belaka. Mungkin ada beberapa hal yang masuk ke wilayah agama juga
diselidiki filsafat, namun antara filsafat dan agama tidak ada per- tentangan.
Lapangan agama dan filsafat dalam beberapa hal mungkin sama, tetapi dasarnya
wahyu.
Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani disebutkan sebagai pang- kal
sejarah filsafat Barat. Di tanah Yunani sejak lama, sebelum permulaan tahun
masehi, enam abad sebelum masehi, ahli'ahli pikir mencoba menerka tentang
adanya alam semesta. Mereka mencari tahu tentang apa yang men- jadi asal
mula alam semesta beserta isinya. Ahli-ahli pikir mencoba mencari keterangan
melalui budinya.
Pada abad ke-6 sebelum masehi (SM) bermunculan para pemikir yang
menghadapi dan memecahkan berbagai materi kehidupan alam dan akal pikiran.
Ahli pikir yang pertama kali muncul adalah Thales (± 625-545 SM) yang
Phitagoras ini mencoba membuat konsep tentang asal mula alam semesta, corak
mencari intisari alam, dalam sejarah mereka disebut filosof alam dan filsafatnya
Sementara itu, para ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang
hidup pada masa Vunani Klasik arah pemikirannya lebih ditujukan kepada
selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran fib safatnya
bersifat teosentris.
Baru pada abad ke-6 Masehi sudah mulai berubah, tidak lagi terpaku pada
universitas inilah mereka mengabdikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama
Di kalangan para ahli pikir Islam, pada abad pertengahan ini, muncul
pemikir-pemikir Islam kenamaan seperti Al-Kindi, AbFarabi, Ibn Sina, Al- Ghazali,
Ibn Bajjah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd. Periode ini berlangsung tahun 850-1200, di mana
1492.
Masa berikutnya dalam sejarah filsafat dikenal dengan masa abad modern.
Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia
mana para ahli (filosof) menjadi pelopor perkembangan filsafat. Pemikiran filsafat
masa abad modern ini berusaha meletakkan dasar bagi metode induksi secara
diupayakan lebih bersifat praktis, artinya pemikiran filsafat diarahkan pada upaya
penemuan ilmiah.
berhasil melahirkan suatu konsep dari perpaduan antara metode ilmu alam
ilmu pengetahuan, di mana pemikiran filsafat diisi dengan upaya manusia untuk
mencari kebenaran dan kenyataan. Tokohnya antara lain adalah JJ. Rousseau
(1722-1778).
bukti yan# kuat. Pada abad ke-19 muncul tokoh^tokoh terkenal lainnya dari
Yang terakhir, pembabakan sejarah filsafat ini adalah apa yang dikenal
dengan filsafet dewasa ini. Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20, yang juga
disebut filsafat kontemporer. Ciri khas pemikiran filsafat kontemporer ini adalah
dan arti pernyataan-pernyataan. Masalah ini muncul karena realitas sekarang ini
(bermakna ganda). Karena itu, timbullah filsafat anali- tika, yang di dalamnya
logosentris.
pada akhir abad ke*20 muncul aliran-aliran kefilsafatan yang lebih dapat
memberikan corak pemikiran dewasa ini, seperti filsafat Analitik, filsafat eksistensi,
mazhab yang memiliki ciri khas masing-masing walaupun ada di antaranya yang
dengan cara berpikir sendiri dan tidak lagi mencari-cari dari cerita-cerita mitos.
hingga Socrates merupakan para pemikir atau filosof awal Bahkan Thales oleh
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk men-
dapatkan pengetahuan yang benar, yaitu yang pertama mendasarkan diri pada
rasio, dan yang kedua mendasarkan diri pada pengalaman. Kaum yang
mendasarkan pada kekuatan rasio, atau lebih dikenal dengan kaum rasionalis,
sisi mengatakan bahwa materi itulah hal yang riil atau yang nyata, adapun akal
mind (akal) sebagai hal yang lebih dahulu (primer) dari pada materi, bahwa akal
itulah yang riil dan materi hanyalah merupakan produk sampingan. Pendapat
dengan idealism.
^iran-aliran Filsafat dan EtikaM, menuliskan bahwa aliran- aliran filsafat. yang
1. Rasionalisme
dambakan otak atau rasio sebagai satu-satunya yang menjadi alat lintuk
menyelesaikan masalah, karena menurut aliran ini, di dalam rasio terdapat ide-ide
dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa
rasinal pada abad modem ini antara lain Rene Descartes (15954650),
naran yang tidak dapat disangkal adalah cogito ergo sum yang artinya asaya yang
a. Tidak menerima suatu pun sebagai kebenaran, kecuali bila saya melihat hal
b. Pecahkanlah setiap kesulitan atau maslah itu atau sebanyak mungkin bagian,
sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu me' robohkannya.
c. Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang se-
derhana dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang
pertimbangan yang menyeluruh, sehingga kita yakin bahwa tidak ada satu
Karena kesaksian apapun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut
dirinya terdapat tiga ide bawaan (innate ideas) yang sudah ada sejak lahir, yaitu
sebagai sumber pengetahuan. Istilah empris ini berasal dari kata Yunani, emperia,
yang berarti pengalaman inderawi. Empirisme ini sangat bertentangan de' ngan
Salah satu tokoh dari aliran ini adalah Thomas Hobbes (1588-1679), yang
pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa
lalu.
menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada bersifat bendawi. Hobbes juga tidak
Menurut Hobbes, seluruh dunia, termasuk juga manusia, merupakan suatu proses
mekanisme saja.
Tokoh lain, yang juga tidak kalah terkenalnya dengan Hobbes, adalah John Locke
harus dipandang sebagai wlembaran kertas putih” (as white paper). Selain Locke,
juga terdapat tokoh lain yang terkenal dealam aliran empirisme ini adalah Goerge
3. Kritisisme
Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh
menghindarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan sifat sepihak empirisme.
Gagasan itu muncul karena pertanyaan mendasar dalam dirinya, yaitu Apa yang
dapat saya ketahui? Apa yang harus saya lakukan? dan apa yang boleh saya
harapkan?
Kritisisme ini bisa dikatakan aliran yang memadukan atau mendamai- kan
a. Menganggap objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada
objek.
realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanyalah mampu menjangkau gejala- nya
perpaduan antara peranan unsur anaximenes priori yang berasal dari rasio
serta berupa ruang dan waktu dan peranan aposteriori yang berasal dari
4. Materialisme
Aliran materialisme mengatakan bahwa materi itu ada sebelum jiwa (self), dan
dunia materi adalah yang pertama, sedangkan pemikiran tentang dunia ini
kesatuan material yang tak terbatas; alam, termasuk di dalamnya segala materi
dan energi (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap ada, dan bahwa alam
(world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh, material, objektifyang dapat
‘semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan
gerak’. Semua kejadian dan kondisi adalah akibat yang lazim dari atau
bentuk?bentuk yang lebih tinggi atau lebih kompleks; bentuk yang lebih tinggi
tidak mengandung materi atau energi baru. Sehingga semua proses alam, baik
inorganik atau organik telah dapat dipastikan dan dapat diramalkan jika segala
(1818-1883), menilai bahwa dunia misterius ini konstan, baik dalam gerak,
Idealisme menekankan akal (mind) sebagai hal yang lebih dahulu (primer)
daripada materi, bahwa akal itulah yang riil dan materi hanyalah merupakan
produk sampingan. Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide' ide,
pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan
Kedua, aliran idealisme objektif. Menurut aliran idealism objektif ini, pikiran
adalah esensi dari alam, dan alam adalah- keseluruhan jiwa yang diobjektifkan.
Tokoh pertama idealisme objektif adalah Plato (427-347 SM.), yang membagi
dunia dalam dua bagian, yaitu dunia persepsi dan alam di atas alam benda;
yaitu alam konsep, ide, yniversal atau esensi yang abadi. Termasuk di dalamnya
adalah tema filsafat Hegel (George Wilhelm Friedrich Hegely 1770-1831) dengan
6. Positivisme
Positivisme berasal dari kata “positif’ yang berarti faktual, yaitu apa yang
dilahirkan di Monpellier. Karya utama Auguste Comte yang paling terkenal adalah
(
Cours de Philosophie Positive (Kursus tentang Filsafat Positif)’.
7. Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa
yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima sesuatu asal
membawa akibat praktis, atau dengan kata lain patokannya adalah wmanfaat bagi
hidup praktis”. Tbkoh utama aliran pragmatisme adalah William James dan John
Dewey di Amerika serikat. Di samping itu, di Inggris ada FC. Schiller, Charles S.
kesimpulan, kendati demikian ada tiga patokan yang disetujui oleh aliran
8. Sekularisme
sekularisme adalah sistem etika plus filsafat yang bertujuan memberi inter-
didasarkan atas prinsip-prinsip moralitas alamiah dan bebas dari agama wahyu
dan spiritual.
Prins ip esensial dari sekularisme ini ialah mencari kemajuan manusia dengan.
peniadaan peran warna Kristiani pada seluruh kehidupan Barat, baik politik,
9. Filsafat Islam
Kata filsafat di kalangan umat Islam diartikan dengan makna hikmah, ini
filosof. Namun demikian, mereka menempatkan kata hikmah itu berada di atas
kata filsafat. Sehingga Ibnu Sina misalnya, menyebutkan bahwa hikmah adalah
urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat teori maupun praktik
pemikiran umat Islam dalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam
semesta yang disinari ajar an Islam. Menurut Zar, filsafat Islam cakupannya sangat
luas, bukan hanya masalah alam semesta dan seisinya saja, tetapi juga berkaitan
yang sudah pernah dibahas filsafat Yunani dan lainnya dan bahkan membahasa
masalah yang belum pernah dibahas filsafat sebelumnya seperti filsafat kenabian
dan masalah ruh yang sangat kompleks itu. Dan yang paling spesifik, sekaligus
merupakan kelebihan dari filsafat lainnya adalah dalam filsafat Islam terdapat
pemaduan antara agama dan filsafat, antara akidah dan hikmah, antara wahyu
dan akal, yang dalam filsafat Yunani dan lainnya tidak ditemukan.
orangorang Islam (muslim), yang mengkaji masalah hakikat yang ada, dari mana
pengetahuan yang benar dan menetapkan ukuran benar dan salah, baik dan
buruk, serta teori kebahagiaan. Dalam hal masalah ketuhanan, mereka telah
dengan sifat-sifat dan keesaannya, serta qadha dan qadar yang tidak ada dalam
filsafat Yunani. Misalnya filosof yang sangat terkenal, terutama dalam kajian ilmu
kalamnya adalah Al-Kindi (801-873 M.). Al- Kindi termasuk di dalam kelompok
pemikir Islam yang belajar filsafat yang terkenal dengan sebutan filsafat
ketuhanan dan filsafat jiwa. Dalam kitabnya yang popular, “Fi al Falsafat aMUla’’
Allah adalah wujud yang sebenarnya, bukan berasal dari tiada kemudian ada. Ia
mustahil tidak ada dan selalu ada dan akan ada selamanya. Allah adalah wujud
yang sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya tidak berakhir
lokoh-tokoh filosof Islam lainnya yang terkenal adalah antara lain Al' Ghazali
hokum kausalitas, dalam pengertian, apakah hubungan antara sebab dan akibat
Selain Al-Ghazali, filosof Muslim lain yang terkenal, yang juga membahas
mengemukakan dalil wajib al-wujud dan mukmin aUuujud. Menu- rutnya segala
yang ada ini hanya dua kemungkinan dan tidak ada alternatif yang ketiga. Wajib
al^uujud adalah wujudnya tidak boleh tidak mesti ada, ada dengan. sendirinya,
dipisahkan dari wujud, keduanya adalah sama dan satu. Ia adalah wujud yang
sempurna dan adanya tanpa sebab dan wujudnya tidak terjadi karena lainnya. Ia
ada selamanya dan tidak didahului oleh tiada. Selain kedua filosof di atas,
filosof-filosof lain yang namanya menghiasi lembaran sejarah emas filsafat Islam
antara lain Ibn Sina, Ibn Rusyd, Ibn Taymiyah, dan Iain-lain.
BAB II
FILSAFAT ILMU
Definisi filsafat ilmu terdiri dari dua kata, yaitu kata filsafat dan kata ilmu.
Masing-masing memiliki makna yang berbeda dan hakikat yang berlainan. Kata
Kata filsafat sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang diambil dari akar kata Thilos^
Adapun kata ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan tentang se- suatu,
atau bagian dari pengetahuan. Menurut J.S. Badudu (1996: 528) ilmu adalah:
agama atau teologi, ilmu bahasa berarti pengetahuan tentang hal ikhwal bahasa
atau tata bahasa : , linguistik, dan Iain-lain. Kedua, ilmu diartikan sebagai
kedua iiii adalah: ‘sudah lama ia menuntut atau “kesaktian” dari jago tua itu’.
Dan orang yang banyak memiliki ilmu pengetahuan mengenai suatu ilmu disebut
*ilmuan, atau orang yang ahli dalam bidang tertentu.
ilmu tentu saja merupakan pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu ilmu.
beberapa persyaratan.
Beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh suatu pengetahuan untuk dapat
1. Sistematis, yakni ada urutan dari awal hingga akhir, dan ada hubungan yang
bermakna antara bagian-bagian atau fakta satu dengan fakta lainnya yang
kapan dan di manapun, paling tidak di bumi ini. Semisal hukum-hukum fisika
danAfrika. Baik untuk saat sekarang maupun yang akan datang, dengan
catatan kondisi-kondisi yang relevan (tempat dan waktxi) sama. Akan tetapi,
mungkin saja tidak berlaku di planet lain apalagi di luar tata surya kita.
Pengujian atas pengetahuan ilmiah adalah penalaran yang betuP betul dan
dari dunia pengalaman melainkan dari dunia pikiran, dunia yang kita ketahui
4. Objektifi adalah apa adanya mengungkap realitas yang sahih bagi siapa saja.
produk pengetahuan, oleh objek kajian atau penelitian, dan bukan oleh
semua yang ada di alam ini merupakan hasil kesepakatan, yang dipelopori
otoritas dalam suatu bidang tertentu, yang kemu- dian diikuti oleh
diragukan.
ilmu (science), sehingga ilmu dengan pengetahuan tidak berbeda. Sebagian lagi
Menurut Maufur (2008: 26), pengetahuan adalah sesuatu atau semua yang
diketahui dan dipahami atas dasar kemampuan kita berpikir, merasa, maupun
menurut Maufur adalah sesuatu yang diperoleh melalui berpikir, merasa, dan
baik yang bersifat alamiah, sosial, maupun indivi* dual. Dengan demikian,
Sumber ilmu dan sumber pengetahuan, menurut Maufur (2008: 35) secara
merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu, terma- sukdi
lainnya, seperti seni dan agama. Sebab secara ontologis ilmu membatasi diri pada
agama memasuki pula daerah jelajah yang bersifat transendental yang berada di
luar pengalaman manusia itu. Sedangkan sisi lain dari pengetahuan mencoba
1. Michael V Berry, filsafat ilmu adalah <(the study of the inner logic of scientific
theories, and the relatiQns between experiment and theory^ i.e. of scientific
dan teori, yakni tentang metode ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu adalah ilmu
yang dipakai untuk menelaah tentang logika, teori-teori ilmiah, serta upaya
ilmu filsafat, logika termasuk bagian ilmu yang dianggap berat dan sulit,
perlu latihan dan pemahaman yang serius agar seseorang dapat memahami
logika secara baik dan paripurna. Karena itu, jika seseorang telah menguasai
logika dengan baik, maka orang ter- sebut dianggap telah sampai pada level
foundations science”. Filsafat ilmu bagi Brodbeck adalah suatu analisis netral
yang secara etis dan falsafi, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-
landasan ilmu. Bagi Brodbeck, ilmu itu harus bisa menganalisis, menggali,
filosofis, sehingga ilmu itu dapat dimanfaatkan secara benar dan relevan.
the methods of scientific thinking and tries to determine the value and
White Beck, filsafat ilmu adalah ilmu yang mempertanyakan dan menilai
pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Melalui filsafat ilmu ini
kita mampu memahami dan menetapkan akan arti pentingnya usaha ilmiah,
its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general
studi sistematis mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan
disiplin intelektual. Benyamin lebih melihat sifat dan hakikat ilmu di' tinjau
praktik ilmiah senyatanya. Dengan filsafat ilmu ini seseorang dapat mengkaji
which attempt to do for science what Philosophy in general does for the
whole of human experience. Philosophy does two sort of thing; on the one
hand, it construct theories about man and the universe, offers them as
ground for belief and action; on the offer, it examines critically everything
that may be offered as a ground for belief on action, including its own
Caw, filsafat ilmu adalah suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal; di satu pihak, ini membangun
bagi keyakinan dan tindakan; di pihak lain, filsafat memeriksa secara kritis
penghapusan tidak ajegan dan kesalahan. Caw yakin bahwa melalui filsafat
bagi keyakinan dan tindakan, dan memeriksa secara kritis segala sesuatu
7. Alfred Cyril Ewing. Ewing memahami filsafat ilmu sebagai, “The term
bahwa filsafat ilmu ini merupakan bagian penting bagi seseorang yang ingin
dan menguasai ilmu-ilmu lain yang berbeda. Tanpa penguasaan filsafat ilmu,
kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan hanya dipahami sebagai
ilmu untuk mengetahui metode dan analisis terhadap ilmu- ilmu lain, tetapi
kehidupan manusia.
rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tak lagi merupakan misteri.
kategori umum, yakni: 1) pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk,
yang disebut juga dengan etika; 2) pengetahuan tentang indah dan yang
metodologi.
Penjelasan lebih memadai tentang ketiga komponen tersebut akan dibahas pada
Bab 5.
pandangan. Agar studi filsafat tidak menjadi historis melainkan siste- matis,
cabang ilmu, seperti ilmu ekonomi, ilmu politik, psikologi, sosiologi. Dengan
dan data yang akan dibahas mengenai suatu gejala. Demikian pula dalam
jaringan komunikasi, atau sistem sosial akan menjadi kerangka atau dasar
seperti yang dikemukakan oleh Muhadjir dan Parspn. Muhadjir dalam Ismaun
teori. Mutakhir dalam arti identik dengan kontemporer dan identik denan
hasil pengujian lebih akhir dan valid bagi suatu aliran atau pendekatan, dan
matematika.
klasifikasi.
dalam kutipan di atas untuk melakukan studi filsafat dalam memilih salah satu
ilmiah, yaitu dengan menggunakan metode ilmiah, berpikir secara rasional dan
Jenis pendekatan lain yang juga penting kita telaah sebagai perban-
pendekatan ini relatif lebih familiar dengan keseharian kita, serta pendekatan ini
menunjukkan kepada kita bahwa filsafat ilmu adalah sebuah ilmu yang
mempelajari filsafat. Karenanya kita perlu melihat bahwa sebagai cabang ilmu
sintesis antara berpikir rasional dan empiris. Metode yang dikembangkan oleh
John Dewey, sebagaimana dikutif oleh Anna Poedjiadi (1987: 18) memberikan
Banyak pendapat mengenai fungsi filsafat ilmu yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain memberi landasan filosofis untuk memahami berbagai konsep dan
ilmiah (Ismaun, 2004: 2). Jadi, filsafat ilmu sangat berperan dalam memahami
konsep atau teori ilmu untuk membangun teori ilmiah melalui landasan filosofis
Menurut Franz Magnis Suseno (1999: 21) fungsi filsafat ilmu sangat luas
sini kita belajar untuk mendalami dan menanggapi serta belajar dari
3. Sebagai dasar metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam
akademis.
5. Memberikan wawasan lebih luas dan kemampuan analitis dan kritis tajam
juga, Will Durant dalam Jujun S. Suriasumantri (2003: 22), menjelaskan bahwa
memberi arah kepada ilmu pengetahuan dalam merumuskan konsep dan teori
untuk membangun konsep ilmiah. Di lain pihak, dengan bantuan filsafat ini telah
berkembang berbagai ilmu baru yang sangat penting bagi kelangsungan dan
lain: pertama, bahwa filsafat ilmu diarahkan pada pembekalan pema- haman
oleh Burhanuddin Salam (2000: 11-12), filsafat ilmu diarahkan untuk: a) untuk
lebih memanusiakan diri atau lebih mendidik atau membangun diri sendiri, b)
dan d) agar dapat berpikir kritis, mandiri, dan tidak tergantung pada orang lain.
Ruang lingkup filsafat ilmu meliputi beberapa bidang, antara lain seperti yang
bidang kajian, yaitu a) telaah mengenai berbagai konsep, pra anggapan dan
yaitu a) telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah dan struktur logis dari
perlambangan ilmiah. Telaah ini banyak me- nyangkut logika dan teori
konsep dasar, pra anggapan dan paing- kal pendirian ilmu, berikut
tumpuannya. Segi ini banyak hal yang berkaitan dengan metafisika, karena
mengenai saling kait di antara berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu
pluralisme.
4. Ernest Nagel, memberikan rumusan ruang lingkup filsafat ilmu ke dalam tiga
bidang kajian, yaitu a) pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam
conclusions.
di atas, maka ruang lingkup filsafat ilmu pada dasamya mencakup dua pokok
dan sebagainya.
sekitar empat juta tahun sebelum masehi ditemukan adanya konsep tentang alat
untuk kegiatan manusia. Konsep tersebut menjelma sebagai benda- benda yang
Perubahan itu adanya hubungan dengan perbaikan fungsi dan perbaikan bahan.
Perbaikan fungsi berarti adanya kecenderungan menuju kepada fungsi yang lebih
baik. Perbaikan bahan adalah bukti adanya hasil karya manusia yang disebut
1. Zaman Prasejarah. Zaman prasejarah ini sering juga disebut dengan zaman.
batu tua atau masyarakat purba. Pada zaman ini manusia telah mampu
ke arah ilmu pengetahuan. Kemudian pada masa ini mereka sudah mampu
memelihara tanaman dan hewan liar hingga menjadi hewan dan tanaman
gemuk, kuat, tahan panas atau dingin, lari cepat, dan lainJain). Pengetahuan
yang mereka lakukan bersifat mencoba<oba dan salah atau gagal (trial and
tersusunlah khow how. Dengan rasa ingin tahunya, manusia selalu berupaya
2. Zaman Sejarah. Zaman sejarah disebut juga dengan zaman batu muda atau
zaman peradaban dan pertanian. Pada masa ini manusia telah mempunyai
dapat dicatat dan dapat memperkecil kesalahan. Di zaman ini telah dapat
Sumeria, Niniveh, dan juga kerajaan-kerajaan lain yang lahir di India dan
Cina.
Kemampuan menulis di zaman ini adalah suatu peristiwa dapat dinya- takan
dengan gambapgambar yang ditemukan dalam goa-goa di Spanyol dan
meningkat kepada lapangan yang bersifat abstraksi, yaitu suku kata yang
diberi tanda tertentu dari segi bentuk dan bunyinya. Tingkat suku kata
sebuah tulisan pada sebuah batu yang disebut Batu Rosetta yang ditemukan
dekat kota Rosseta (Mesir) pada tahun 1799 oleh seorang prajurit lascar
Dari yang terakhir adalah menuju ke arah abjad merupakan suatu abstraksi
suku kata yang bunyinya berbeda diberi tanda berbeda, ditemukan lagi suku
kata atau bunyi yang sama. Bunyi yang sama ini kemudian diberi tanda lagi,
misalnya Ka, Ki, Ku, Ke, Ko. Dari suku- suku kata tersebut yang sama ialah
proses abstraksi terhadap suatu soal yang sama di antara soal yang
maka kambing itu dapat dihitung kembali lagi dengan cara itu saat akan
dimasukkan lagi ke kandangnya. Hasil dari abstraksi ini adalah bilangan satu,
dua, tiga dan seterusnya, yang semuanya disebiit system natural numbers.
kemajuan yang sangat berarti, karena tanpa penemuan itu, kemajuan zaman
Pada era ini pengetahuan berlangsung lebih cepat dari era sebelumnya,
data, analisis, abstraksi, dan sintesis kembali. Tahapan- tahapan ini sampai
alat?alat modern, seperti alat potret, tape recorder, kaset, komputer, dan
dengan unit 3, 4, dan S yaitu segi tiga siku- siku pada zaman Phytagoras
ladang diukur, berat gandum diukur, hasil- nya dihitung untuk raja atau
negara, petani, dan lainJain, dan harga hasil panen ditetapkan. Dalam dunia
dagang tercipta uang logam sebagai nilai tukar, dan c) lapangan hukum,
berbagai tempat.
3. Zaman Logam. Zaman logam ini masuk kategori kebudayaan klasik. Pada
masa ini perkembangan ilmu lebih pesat lagi, yaitu telah ditemukannya
logam yang dioleh sedemikian rupa menjadi sebuah perhiasan yang indah
dan mahal harganya. Kemampuan yang tinggi, kemudian dipakai untuk
Menurut Burhanuddin Salam (2000: 34) pada zaman purba secara ringkas
Pengalaman ini diterima sebagai fakta oleh sikap receiptive mind, kalaupun
ada keterangan tentang fakta tersebut maka keterangan itu bersifat mistis,
dapat menerima empiris secara pasif reseptif karena mereka memiliki jiwa an
inquiring attitude. Maka lahirlah filsafat yang mempunyai arti lebih luas
daripada sekarang, yaitu meliputi semua bidang ilmu sebagai induk ilmu
Thales (dari Miletus 624-548 SM) sebagai filsuf pertama yang mem ,
pertanyakan dasar isi alam. Jawaban atas pertanyaan itu ada empat (air, api,
5. Filsafat Ilmu di India dan Cina. Filsafat di India sangat berlainan dengan
filsafat modem, yaitu lebih menyerupai ngelmu dari ilmu, lebih mendekati
arti kata philosophia yang semula, lebih merupakan ajaran Hindu yang
yang kekal (Bur- hanuddin Salam, 2000: 54). Sikap orang Yunani lebih
objektif dan rasional teknis, dan sikap orang India lebih subjektifi lebih
Sifat-sifat khusus yang membedakan filsafat India dan Yunani adalah seluruh
dapat diganggu gugat, hanya dapat ditafsirkan dan diterangkan 'lebih lanjut,
sesama manusia, karena manusia dan dunia merupakan satu kesatuan, satu
(= his moral qualtties) dari pada what he has (= his intellectual and material
6. Filsafat Ilmu pada Masa Islam* Ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
lahir dari kandungan Islam, yaitu menemukan metode ilmiah yang menjadi
kunci pembuka rahasia alam semesta yang jadi perintis modernisasi Eropa
dan Amerika.
percobaan trial and error dengan motif untuk membuat logam emas yang
anta-ra lain dalam dunia kedokteran ialah salmak. Ilmu kedokteran zaman
al-Qasim, Ibnu Rusyd, dan aUdrisi. Ibnu Sina menulis buku- buku standar
Kedokteran antara lain tentang bedah, dan mereka juga berkarya pada
metode ilmiah.
7. Filsafat Ilmu pada Abad Kegelapan. Pada masa ini bangsa Romawi lebih
Komawi ulung dalam soal militer dan peperangan, soal politik, perdagangan,
ketuhanan, dan sebagainya tanpa memerhatikan soal duniawi dan soal ilmu
pengetahuan."
Bangsa Romawi pada masa ini tidak memerhatikan soal pengetahuan dan.
soal duniawi sehingga kerajaan Romawi runtuh. Maka masa ini dikenal
8. Filsafat Ilmu pada Abad ke46 dan 17. Abad ke46 dan 17 merupakan masa
masa ini dikenal sebagai periode kebangkitan Eropa (filsafat Yunani II) dan
mulai bangkit ilmu pengetahuan yang melahirkan suatu teori yang disebut
teori realisme dan idealisme. Teori ini mempunyai pandangan yang realistis
terhadap dunia ini. Pengetahuan menurut teori ini adalah gambaran yang
sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata ini. Sedangkan teori
tepat sesuai denan kenyataan adalah mustahil. Oleh karena itu, pengetahuan
menurut Burhanuddin Salam (2000: 165) didasarkan pada hal' hal berikut
ini.
Metode berpikir pada masa ini sudah menggunakan metode ilmiah mulai
9. Filsafat Ilmu pada Abad ke-18 dan 19. Pada masa ini kecepatan pep
Aliran baru dalam lapangan ekonomi, $osial, dan alam pikiran terus ber'
sebagai hak asasi manusia, timbul aliran falsafah baru yangdipimpin oleh
karena teori dialektif sejarah dari Hegel diberi interpretasi materialistis oleh
10. Filsafat Ilmu pada Abad ke'20. Menurut Burhanuddin Salam (2000: 265)
Ada tiga teori yang datang di abad ke,20 yang cukup menggelisahkan ilmu
pengetahuan, yaitu teori relativitas, teori quantum, dan teori elektris tentang
materi. Dalam abad ke-20 ilmu pengetahuan empiris bertambah banyak dan
BAB III
Di zaman dahulu, nilai-nilai kebenaran sangat dijunjung tinggi oleh para orang
atau perilaku masih terwujud dalam fakta yang dapat diamati. Sebagai contoh,
keluarga kaum ulama pada zaman dahulu masih konsisten dalam menjalankan
ajaran agama Islam tentang etika bergaul antara pria dan wanita, etika tentang
tata cara berpakaian menurut Islam bagi kaum pria dan wanita, serta etika-etika
lainnya yang semuanya telah diatur dalam Alquran dan Alhadist. Ajaran-ajaran
dalam Islam tersebut merupakan suatu kebaikan dan kebenaran yang sifatnya
mutlak. Karena itu, tata cara bergaul antara pria dan wanita serta tata cara
berpakaian antara pria dan wanita Islam di zaman praglobalisasi penuh dengan
nilai-nilai dan etika tentang sopan santun. Fenomena ini terwujud dalam fakta di
bergaul dan berpakaian antara pria dan wanita menurut Islam sudah mulai
fakta. Sebagai contoh ajaran Islam tentang larangan mendekati zina’ sebagai
suatu ajaran yang mengandung nilai kebenaran mutlak, kini telah ditinggalkan
keharusan kaum wanita untuk menutup aurat, namun dalam fektanya, sebagian
remaja kita telah menganggap ajaran itu tidak benar atau kuno, sehingga mereka
berpakaian sangat seksi. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai kebenaran
agama mengalami krisis dan kesenjangan dengan kenyataan atau fakta yang
bukti empiris dalam upaya untuk menguji hipotesis menjadi tesis atau tidak dan
Dengan kata lain, kebenaran menurut ilmu pengetahuan dapat dicari dan
ditemukan melalui cara-cara yang ilmiah dengan prosedur yang sistematis dan
suatu kebenaran. Jadi, kebenaran ilmiah dapat dicari dan ditemukan dengan data
sebuah teori ilmiah yang membangun ilmu pengetahuan. Salah satu contoh
2004). Sebagai contoh sederhana ad'alah, apakah benar pemberian pupuk pada
dengan metode ilmiah, sedangkan kelompok lain tidak berikan pupuk, maka
Dari hasil penelitian dan eksperimen yang dilakukan di atas, dapat diperoleh
Menurut perspektif agama, suatu kebenaran dapat dicari dan ditemu- kan,
serta diterima melalui proses ilmiah sebagai basis yang utama. Namun demikian,
proses aqliah atau pikiran (logika) juga dapat digunakan sebagai alat penunjang
imaniah ialah peristiwa isra mi’raj nabi besar Muhammad saw. ke sidratul
muntaha. Peristiwa ini tidak dapat diterima melalui proses logika, namun ini
sebuah fakta dan kebenaran yang hanya dapat diterima melalui proses imaniah.
diterima melalui proses logika. Dengan kata lain, filsafat ialah kebenaran yang
dihasilkan melalui berpikir radikal. Bukti empiris tidak diperlukan dalam mencari,
menemukan, dan menerima suatu kebenaran melainkan proses pikir dan hasil
pikir yang logis merupakan ukuran dalam mencari, menemukan, dan menerima
suatu kebenaran. Karena itu, hakikat kenyataan secara total (ontologi), hakikat
yang berhubungan dengan etika dan estetika menjadi objek dari filsafot
(Mudyahardjo, 2004).
merupakan kebenaran wahyu yang diterima melalui proses imaniah dan logika
sampai 99% atau sifatnya tidak mutlak. Sedangkan kebenaran yang ditemukan
mutlak dan masih perlu disangsikan kebenarannya melalui proses logika yang
lebih radikal.
4. Keterkaitan antara Fakta dan Kebenaran
kebenaran dengan fakta dan sebaliknya. Kebenaran adalah sesuatu yang ada
secara objektif, logis, dan merupakan sesuatu yang empiris. Sedangkan fakta
merupakan kenyataan yang terjadi yang dapat diterima secara logis dan dapat
merupakan contoh suatu fakta yang terjadi di lapangan. Kenyataan berupa kasus
jatuhnya pesawat tersebut merupakan sesuatu kasus yang benar adanya. Dengan
kebenaran atas terjadinya kecelakaan pesawat merupakan suatu fakta yang tidak
bisa dibantah lagi atas kebenarannya, baik secara logika maupun secara empiris.
suatu kebenaran wahyu yang tidak dapat dibantah lagi, baik secara logika
maupun secara empiris, karena dalam kenyataannya apabila orang shalatnya baik
Dari uraian dan kedua contoh di atas, menunjukkan bahwa antara kebenaran
dan fekta merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Dengan kata lain, antara fakta dan kebenaran, dan antara kebenaran dengan
B. Konfirmasi
pengesahan. Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu, maka fungsi ilmu adalah
tentang sesuatu.
signifikansi statistik dan batas signifikansi arbiter, misalnya dalam analisis data
psikologis, data sosiologis yang mentolelir koefisien lebih rendah dari tabel
terjemahan dan bahasa interpretasi (Ismaun, 2004: 15). Para positivistik logis
menuntut agar ilmu empiris mereduksi empiris menjadi bahasa penuh makna
menjamin keperCayaan kita pada hipotesis. Sampai sekarang setidaknya ada tiga
teori konfirmasi, yaitu decision theory, estimation theory, dan realiability analiysis.
orang tentang choice of action. Dalam filsafat kita kenal determinisme dan
Unsur konstruk paling elementer dalam struktur teori adalah definisi atau batasan
atau penjelasan sesuatu konsep. Setidaknya ada tiga fungsi bahasa, yaitu
ekspresif, afektif, dan fungsi logis. Untuk studi ilmu pada umumnya fungsi logis
yang dominan. Fungsi ekspresi akan banyak mewarnai studi teknolpgi. Meskipun
Fungsi logis dari definisi adalah memberikan batas arti atau makna simbolik dari
perlu diberi batasan sehingga beda dengan konsep hewan atau batu. Pembuatan
dengan definisi) sering digunakan kata istilah. Dalam upaya menyusun ba'
ngunan teori, penulis menggunakan satu kata saja, yaitu konsep. Membuqt
definisi pada dasarnya adalah membuat batasan konsep tunggal. Ketika sejumlah
paradigmanya, maka sejumlah konsep tersebut (yang menjadi konsep ganda, dan
istilah dapat menjadi jelas. Disebut batasan karena memberikan batas-batas arti
Dalam studi filsafat, definisi dibedakan menjadi tiga besar, yaitu definisi
pragmatis, definisi esensialis, dan definisi linguistik, atau biasa disebut tipe P, tipe
E, dan tipe L. Tipe P dan tipe L banyak diikuti para ahli filsafat kontemporer dan
para analis linguistik. Tipe E digunakan oleh Husseri dan para fenomenologi dan
realis.
Dari sisi kepentingan praktis untuk mengkonstruksikan teori, tiga tipe definisi
tersebut penulis tampilkan dalam ragam definsi berikut, terdapat banyak macam
definisi. Namun sejalan dengan tipe definisi tersebut, secara garis besar
2. Definisi Nominalis
gunakan kata lain yang lebih dikenal. Definisi nominalis setidaknya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu definisi sinonim dan definisi etimologis. Pada
atau memberikan penjelasan dangan kata yang lebih dikenal. Contoh, harimau
adalah binatang yang mirip kucing yang sangat besar. Sedangkan definisi
istilahnya. Contoh, dalam menjelaskan kata demokrasi. Kata de' mokrasi berasal
dari kata “demos” dan “ratos”, demos artinya rakyat, dan kratos yang artinya
kamus-kamus. Untuk para pemula dalam dunia ilmu membuat batasan telaah
dengan menggunakan definsi nominalis dapat ditolelir. Akan tetapi, bagi para
ilmuwan lanjut, penggunaan definisi nominalis menjadi indikator lemahnya
istilah itu telah berkembang demikian pesat, sehingga maknanya sudah bergeser
jauh. Yang mungkin masih relevan bagi ilmuan lanjut ini dengan menggunakan
3. Definisi Realis
Apakah definisi realis ini? Definisi realis memberikan penjelasan atau batasan
berdasar isi yang terkandung dalam konsep yang didefinisikan. Menjelaskan isi
dapat dilakukan secara analitik, disebut definisi analitik. Pada definisi ini, isi
manusia adalah makhluk monodualis, memiliki jiwa dan raga yang menyatu.
orang dan barang untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi analitik menjadi
definisi konotatif ketika isi konsep tersebut ditata dalam jenisnya dengan sifat
penataan dalam jenis disertakan pula sifot khususnya, maka definisi tersebut
pemikiran tentang manusia dalam telaah ilmu politik. Antropologi ragawi akan
yang dilakqkan pada pembuatan definisi analitis, definisi konot^tif, dan definisi
aksidental; sehingga akan menjadi jelas mana yang sifat esensial dan yang
bukan.
menampakkan isi dari suatu konsep tanpa upaya memilahkan jenis, pern- beda
yang spesifik, ataupun yang esensial. Apa yang tampak dalam kejadian atau
akibat disebut kausal. Contoh, awan adalah air karena penyinaran air oleh
matahari.
4. Definisi Praktis
menjadi ciri khas penjelasannya. Definisi yang mementingkan praktis menjadi ciri
fungsional. Contoh, termometer adalah alat untuk menge- tahui panas badan.
temperatur udara. Kegunaan praktis dari suatu definisi dapat pula ditampilkan
berwujud definisi operasional.
digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya wanita karier adalah wanita yang
menjalankan pekerjaan yang memberi efek pada status sosial dan ekonomi pada
misalnya anakjenius adalah anak yang usia intelegensinya jauh di atas usia
5. Definisi Paradigmatis
holografik, dan lain-lain. Selain itu, juga dengan tata pikir cukup kompleks, baik
pada tataran teoretik moral cultural, moral transenden, dan juga munculnya tata
hierarki, tidak seluruhnya ditata linier, dan seterusnya. Misalnya, konflik menurut
konsep; konsep konflik, konsep fungsi positif dan negatif^ konsep in-group,
konsep proses pada latar individual, dan konsep latar institusional. Ramuan
ideologis, tetapi juga pragmatis. Karena itu, Noeng Muhadjir menawarkan satu
Setelah kita memahami secara luas mengenai hakikat dan makna filsafat, tak
terkecuali juga tentang filsafat ilmu seperti yang telah diuraikan pada bab'bab
sebelumnya, maka pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian ilmu dan
Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahasa Arab; “alimi, yaflamu, ‘ilman
yang berarti mengerti atau memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris istilah
ilmu berasal dari kata science, yang berasal dari bahasa Latin scienta dari bentuk
kata kerja scire, yang berarti mempelajari dan mengetahiii. Istilah ilmu dan sains
metafisika.
Menurut The Liang Gie (1996: 88) ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau
metode merupakan satu kesatuan yang sating berkaitan. Ilmu adalah rangkaian
(1998: 324) ilmu ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
tahuan ilmiah, yang berangkat dari perpaduan proses berpikir deduktif (rasional)
dan induktif (empiris). Jadi, proses berpikir inilah yang membe- dakan antara ilmu
dan pengetahuan.
Surajiyo (2007: 62) adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya. Na- mun,
manusia tidak dapat menuntut bahwa memperoleh sesuatu itu berarti sudah jelas
(knowledge) adalah sesuatu yang menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang
terkandung adanya pengetahuan yang pasti, lebih praktis, sistematis, meto- dis,
ilmiah, dan mencakup kebenaran umum mengenai objek studi yang lebih bersifat
mempunyai cakupan lebih luas dan umum daripada ilmu. Oleh karena itu,
pentingnya bagi hidup dan kehidupan. Ilmu membentuk daya intelegensia, yang
pengetahuan memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Di mana ilmu adalah hasil
dari pengetahuan, dan pengetahuan adalah hasil tahu (ilmu) manusia terhadap
sesuatu objek yang dihadapinya. Atau dengan kata lain, ilmu itu adalah rangkaian
menghasilkan pengetahuan.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bahasa, dan penalaran. Melalui
sebuah infer mas i dapat dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada orang lain,
Salah satu ciri dari ilmu adalah bahwa ilmu itu memiliki objek penyelidikan.
Objek penyelidikan dari ilmu terdiri dari dua objek, yaitu objek materiil dan objek
formal. Objek material adalah suatu hal yang menjadi sasaran penyelidikan atau
pemikiran sesuatu yang dipelajari, baik berupa benda kongkret maupun abstrak.
Pertama, objek materiil yang bersifat konkret adalah objek yang secara fisik dapat
terlihat dan terasa oleh alat peraba. Objek yang termasuk kategori objek materiil
konkret ini, merupakan objek yang paling banyak ditemui di sekeliling kita; baik
yang bernyawa atau yang hidup maupun benda mati, seperti anjing, kucing,
pohon, batu, air, tanah dan sebagainya. Kedua, objek materiil yang bersifat
abstrak misalnya nilai- nilai, ide-ide, paham, aliran, sikap, dan sebagainya.
Sedangkan objek formal merupakan sudut pandang atau cara me- mandang
terhadap objek materiil, termasuk prinsip-prinsip yang digunakan. Dalam hal ini
berarti hakikat, esensi dari objek materiilnya yang menjadi objek formal filsafat.
Dengan melihat objek ilmu tersebut, maka keberadaan filsafat se-
sungguhnya sudah sangat dekat dengan kita, bahkan setiap saat kita terlibat
dalam tindakan berfilsafat itu sendiri, hanya saja selama ini keberadaannya belum
kita sadari. Filsafat yang demikian itulah yang dimaksudkan dengan filsafat
sebagai (disiplin) ilmu. Penjelasan lebih lanjut mengenai objek ilmu pengetahuan
Sudah dikenal sejak lama bahwa filsafat adalah induk dari segala macam ilmu
mulanya hanya ada satu, yaitu filsafat. Akan tetapi, karena filsafat mempersoalkan
wajarlah jika filsafat tidak mampu menjawab persoalan- persoalan hidup yang
bersifat konkret, praktis, dan pragmatis. Oleh karena itu, muncullah berbagai jenis
semua hal yang ada (bahkan yang mungkin ada) menurut aspeknya yang
kepercayaan, jenis kelamin atau usia, mempunyai hak yang tidak dapat
2. Metode ilmiah itu tidak hanya pengamatan atau eksperimentasi, tetapi juga
3. Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan berarti
persyaratan ilmu yang pertama, tentang persamaan hak dalam mencari ilmu.
Dalam khazanah Islam setiap muslim diwajibkan untuk mencari ilmu, tanpa
mempersoalkan usia atau jenis kelamin, semua orang yang beriman, laki-laki
perempuan, agar terus belajar selama hidupnya, sejak dalam buaian sampai ke
atau eksperimen, dapat disaksikan bahwa manusia sejak awalnya sudah mulai
perubahan musim, musim hujan dan kemarau, lahir dan matinya manusia dan
landasan Alquran seperti yang tercantum pada beberapa Surat, seperti pada Q.S.
peristiwa yang dapat disaksikan untuk dipikirkan, maka pada persyaratan ketiga
ini Alquran menganjurkan pembacanya agar alam semesta ini diteliti dengan
‘segala hal yang berada di langit dan bumi telah ditun- dukkan kepada manusia*,
yang berarti segala sumber daya di langit dan bumi disediakan bagi manusia
tetapi, sumber-sumber daya itu tidak akan dapat dimanfaatkan, kecuali jika
kemauannya.
(2005: 85) menjelaskan bahwa yang dapat dikategorikan sebagai ilmu pe-
pengetahuan agar identitasnya menjadi jelas. Adapun cara yang dipakai untuk
konsep-konsep, dan sebagainya. Jadi, tidak terbatas apakah materiil konkret atau
abstrak.
Sasaran pokok penyelidikan objek materiil ini berupa materi yang diha-
dan sebagainya. Jadi, tidak terbatas pada apakah ada di dalam realitas konkret
Suatu objek materiil, baik yang materiil dan lebihJebih yang nonmateriil
sebenamya merupakan suatu substansi yang tidak begitu mudah untuk di'
materiil. Secara kuantitatif meliputi banyak jenis menurut ras, suku bangsa, jenis
kelamin, dan sebagainya. Secara kualitatif meliputi kepribadian, ciri khas, karakter
hidupnya.
terbatas. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar
sebagainya), dan selanjutnya titik pandang (misalnya menurut segi mana objek
materiil itu diselidiki). Penentuan akan jenis objek itulah yang lalu menjadi objek
materi tertentu dan penentuan titik pandang itu kemudian menjadi objek formal
arti, posisi dan fungsi objek di dalam ilmu pengetahuan. Dengan objek formal ini
menentukan jenis ilmu pengetahuan yang tergolong bidang studi apa dan sifat
ilmu pengetahuan yang tergolong kuantitatif atau kualitatif. Hal ini berarti bahwa
dengan objek formal, ruang lingkup (scope) ilmu pengetahuan bisa ditentukan
pula.
manusia terkandung unsur-unsur atau segi-segi yang banyak dan berjenis- jenis.
merupakan kemungkinan bagi munculnya pluralitas jenis, sifat dan bentuk ilmu
yang tadinya umum universal lalu menjadi khusus, rinci, jelas, pasti, riil, dan
konkret.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa menurut objek formalnya ilmu
pengetahuan itu justru cenderung berbeda-beda dan berjenis-jenis bentuk dan
sifatnya. Ada yang karena kajian materinya berupa hal-hal yang fisik kebendaan
dan ditinjau dari segi-segi pandang yang kuantitatif, maka lalu tergolong ke
dalam ilmu pengetahuan fisika atau yang sering disebut sebagai ilmu
pengetahuan alam. Ada pula yang kajian materinya berupa hal-hal yang nonfisik,
seperti manusia dan masyarakat, yang ditinjau dari segi-segi yang lebih kualitatif,
maka ada yang tergolong ke dalam ilmu pengetahuan manusia dan kebudayaan
dan ada yang tergolong ke dalam ilmu pengetahuan sosial. Bahkan, ada yang
secara khusus menyangkut objek materi agama sehingga bidang ini tergolong ke
bidang studi apa, dan sifat ilmu pengetahuan yang tergolong kuantitatif dan
kualitatif.
Metode yang dimaksud di sini adalah suatu cara untuk meridapatkan ilmu
Metode ini perlu, agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran objektif dan
‘cara’,‘arah’. Metode dapat pula diartikan uraian ilmiah penelitian atau metode
ilmiah. Dengan demikian, metode dapat pula diartikan cara bertindak menurut
aturan tertentu dengan tujuan agar aktivitas dapat terlaksana secara rasional
bertujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu suatu kebenaran yang pasti
tentang $uatu objek penelitian. Oleh karena itu, metode ilmiah yang
yang tercermin di dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan. Dengan adanya latar
tergantung kepada watak bahan atau problem yang diselidiki. Dalam ilmu
informasi data dan hal'hal yang diperlukan bagi si peneliti dapat dilakukan
(angket), interview (tanya jawab), dan Iain-lain yang secara keseluruhan lebih
angka secara generalisasi yang pada akhirnya menghasilkan suatu informasi yang
tepat dan rinci. Dengan metode statistik ini akan memperkuat data prediksi, bisa
Satu lagi hal yang penting adalah bahwa cara kerja jenis metode ilmiah yang
mana pun pastilah melakukan analisis dan sintesis dengan peralatan pemikiran
keseluruhan. Adapun induksi adalah suatu proses kegiatan pe' nalaran yang
bertolak dari suatu bagian, kekhususan, dari yang individual menuju ke suatu
keseluruhan, umum dan universal. Sebaliknya, deduksi ada' lah suatu proses
kegiatan penalaran yang bertolak dari keseluruhan, umum dan universal menuju
antara satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti bahwa pengetahuan-
Adanya sistem bagi ilmu pengetahuan itu diperlukan agar jalannya penelitian
lebih terarah dan konsisten dalam mencapai tujuannya, yaitu ke' benaran ilmiah.
dalam metode agar daya kerja metode itu konsisten, sehingga pencapaian tujuan
4. Kebenaran Ilmiah
Kebenaran ilmiah maksudnya adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti
(subjek yang mengetahui) mengenai objek. Jadi, kebenaran itu ada pada
yang dimaksud dengan kebenaran itu? Inilah pertanyaan yang lebih lanjut harus
yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya), misalnya
kebenaran berita ini masih saya ragukan, kita harus berani membela :
diajarkan oleh agama; 3) Kejujuran, kelurusan hati, misalnya tidak ada seorang
pun sanksi akan kebaikan dan kebenaran hatimu; 4) Selalu izin, perkenanan,
a. Kebenaran Koherensi
Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan tersebut
yarig benar, atau jika makna yang dikandungnya dalam keadaan salirig
berhubungan dengan pengalaman kita. Dengan kata lain, suatu proposisi itu
benar jika mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada
dan benar adanya. Sebagai contoh, bila kita beranggapan bahwa semua manusia
pasti akan mati adalah pernyataan yang selama ini memang benar adanya. Jika
Ahmad adalah manusia, maka pernyataan bahwa Ahmad pasti akan mati,
b. Kebenaran Korespondensi
Menurut teori ini, suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Pernyataan itu benar karena ada kesatuan yang
contoh, jika seseorang menyatakan bahwa “Kuala Lumpur adalah Ibu Kota
Negara Malaysia*, pernyataan itu benar karena pernyataan tersebut
memang menjadi Ibu Kota Negara Malaysia. Sekiranya ada orang yang menya-
takan bahwa “Ibu Kota Malaysia adalah Kelantan”,maka pernyataan itu tidak
c. Kebenaran Pragmatis
Menurut teori ini, suatu kebenaran suatu pernyataan diukur dengan meng-
memiliki fungsi atau kegunaan dalam kehidupan praktis. Jadi, kebenaran menurut
paham ini bukan kebenaran yang diliKat dari segi etik, baik atau buruk, tetapi
d. Kebenaran Performatif
tindakan performatif tidak berhubungan dengan deskripsi benar atau salah dari
sebuah keadaan faktual. Jadi, sesuatu itu dianggap benar jika memang dapat
e. Kebenaran Proposisi
Menurut teori ini, suatu pernyataan disebut benar apabila sesuai dengan
Dalam sumber lain, ada juga yang menambahkan dengan bentuk kebenaran lain
yang disebut dengan kebenaran sintaksis. Kebenaran sintaksis adalah kebenaran
yang mengacu pada keteraturan sintaksi atau gramatika yang dipakai oleh suatu
pernyataan atau tata bahasa yang melekatnya. Dalam paham kebenaran sintaksis
ini suatu pernyataan dianggap benar apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat
atau keluar dari hal yang dipersyaratkan maka proposisi tersebut tidak memiliki
arti.
beragam dan kompleks, sehingga dalam memaknai kebenaran ini akan sangat
kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada
yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa, yang sering disebut
Berbeda dengan Pranaka, Julianne Ford dalam Lincoln & Guba (1985)
1. Kebenaran empiris, yaitu kebenaran yang sudah biasa digunakan oleh para
ilmuan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis untuk menerima atau
2. Kebenaran logis, yaitu kebenaran yang masuk akal yang dapat diterima oleh
yang secara logis atau matematis sejalan dengan pernyataan lain yang telah
3. Kebenaran etis, adalah kebenaran yang diukur dengan standar nilai atau
filsafat bersifat logis tidak empiris atau logis dan logis saja, maka ukuran
kebenarannya adalah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis maka dia
pandang benar, dan bila tidak logis maka salah. Sementara itu dalam ilmu bersifat
logis empiris.
Dari gambaran tersebut terlihat jelas bahwa logis dan tidaknya teori filsafat akan
terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan atau teori tersebut. Oleh
karena itu, fungsi argumen sangat penting, sama pentingnya fungsi data pada
ilmu pengetahuan. Karena argumen akan menjadi satu kesatuan dengan
konklusi, konklusi itulah yang disebut dengan teori filsafat. Bobot kebenaran teori
konklusinya.