198220571

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 134

PENGARUH KOMPETENSI DAN PENGALAMAN DALAM

MENGELOLA BARANG MILIK DAERAH TERHADAP


KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH
DENGAN ETIKA SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
(Studi Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh:
ARI UTOMO SAPUTRA
NIM: 10800112020

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2017
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ari Utomo Saputra
NIM : 10800112020
Tempat/Tgl. Lahir : Pomalaa, 10 November 1993
Jur/Prodi/Konsentrasi : Akuntansi
Fakultas/Program : Ekonomi & Bisnis Islam
Alamat : Jl. Sukaria 7a. no. 2a
Judul : Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Dalam Mengelola
Barang Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah Dengan Etika Sebagai variabel
Moderating (Studi Pada Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Maret 2017


Penyusun,

ARI UTOMO SAPUTRA


10800112020

ii
&
#qd-q
$-ffid
KEVTENTERTAN AGAMA
TTNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
-,-tf,T,:;1if=totlf*uon.,
,'li,i-;'**,:q
Kampus II ",*r,,11,5i,lYlff,I"$*TY,IJ-1,?}t
Jl Yasin Limpo Samata Sungguminasa-Gowa fip. (Oal i ) 4211835 Fax 424836

PENGESAILAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, "Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman dalam


Mengelola Barang &Iiiik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
dengan Etika Sebagai Variabel Moderating ( Studi Pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka ) ", yang disusun oleh Ari Utomo
Saputra NIM: 10800112020, mahasiswa Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonorni
dan Bisnis {slam Universitas }slam Negeri Alauddin Makassar, telah dir4i dan
dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Jumat.
laqssal 31 Maret bertepatan dengan 3 Rajab1438 H. din.vatakan telah dapat
diterima sebagai satrah satu syarat untuk memperoleli gelar Sarjana Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islarn Jurusan Akuntansi.
Gowa.3l Maret2017 lv{
3 Rajab i438 i1

DEWAN PEI\GT]JI

Ketria : Prof. Dr. H. Ainbo Asse., M Ag

Sekretaris :Prof, Dr. H.N{uslitnin Kara M.Ag


,.)
Penguli I : Prof. Dr. Mukhtar Lutfi. M.Pd

Penguji Il : furdi Wawo, SE., Ak )

Pembirnbing I : Jamaluddin M, SE., M. Si.,

Pernbirnbing II I Puspita H. Anrvar. SE. M.Si.Ak..eA;

Diketahui oleh:

NIP: 19581022 I98703 I 002


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkankan keharibaan Allah Rabbul Alamin,


zat yang menurut Al-Qur’an kepada yang tidak diragukan sedikitpun ajaran yang
dikandungnya, yang senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya
kepada hamba-Nya dan dengan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan Salam kepada rasulullah Muhammad

SAW. yang merupakan rahmatan Lil Alamin yang mengeluarkan manusia dari
lumpur jahiliyah, menuju kepada peradaban yang Islami. Semoga jalan yang
dirintis beliau tetap menjadi obor bagi perjalanan hidup manusia, sehingga ia
selamat dunia akhirat.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman dalam
Mengelola Barang Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah dengan Etika Sebagai Variabel Moderating” penulis hadirkan sebagai
salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Sejak awal terlintas dalam pikiran penulis akan adanya hambatan dan
rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap
pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis. Menyadari hal
tersebut, maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
segenap pihak yang telah membantu penyelesaian skipsi ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua orang tua
tercinta ayahanda Muh. Said Hafid, SH dan Ibunda Hj. Rosmiati Latief yang telah
melahirkan, mengasuh, membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan
sepenuh hati dalam buaian kasih sayang kepada penulis.

iv
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bapak Prof. Dr. H.Musafir Pababbari, M.Si, selaku Rektor beserta Wakil
Rektor I, II, III dan IV UIN Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Dekan besertaWakil Dekan I,
II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
3. Bapak Jamaluddin M, SE,.M.Si selaku Ketua Jurusan dan Bapak Memen
Suwandi SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Alauddin
Makassar.
4. Bapak Andi Wawo, SE., Ak selaku Penasihat Akademik yang selalu
memberikan nasihat.
5. Bapak Jamaluddin M, SE,.M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Puspita
Hardianty Anwar, SE., M.Si., Ak., CA., CPAI selaku pembimbing II yang
dengan ikhlas telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis
sampai selesainya skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat.


7. Seluruh starf akademik, dan tata usaha, serta staf jurussan Akuntansi UIN
alauddin Makassar.
8. Pemerintah Kabupaten Kolaka yang telah memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian
9. Ucapan terkhusus kepada Arisdha Khairunnisa yang selalu mendukung dan
menemani selama ini.
10. Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2012 terkhusus untuk Akuntansi A,
terimakasih atas segala motivasi dan bantuannya selama penyelesaian skripsi

ini serta telah menjadi teman yang hebat bagi penulis.

v
11. Seluruh mahasiswa jurusan akuntansi UIN Alauddin Makassar, Kakak-kakak
maupun adik-adik tercinta, terimakasih atas persaudaraannya.
12. HMJ Akuntansi UIN Alauddin Makassar, dan Kandang Seni Tirai Bambu
Akuntansi (KSTB). Organisasi dimana tempat penulis belajar banyak hal dan
membangun kebersamaan yang luar biasa.
13. Semua keluarga, teman-teman, dan berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dengan ikhlas dalam
banyak hal yang berhubungan dengan penyelesaian studi penulis.
Akhirnya dengan segala keterbukaan dan ketulusan, skripsi ini penulis

persembahkan sebagai upaya maksimal dan memenuhi salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Sarja Ekonomi pada UIN Alauddin Makassar dan
semoga skripsi yang penulis persembahkan ini bermanfaat adanya. Amin
Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan tentu datangnya dari
penulis. Kiranya dengan semakin bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita
semakin menyadari bahwa Allah adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan
sehinggah dapat menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.
Penulis,

ARI UTOMO SAPUTRA


NIM.10800112020

vi
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………….. 1-20
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 9
C. Pengembangan Hipotesis...................................................... 9
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian .......... 13
E. Penelitian Terdahulu ............................................................. 17
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 17

BAB II : TINJAUAN TEORITIS…………………………………….. 21-35


A. Teori Kepatuhan (Complience Theory)...................................... 21
B. Kualitas Laporan Keuangan Daerah ..................................... 23
C. Etika ................................................................................. 28
D. Pengalaman .......................................................................... 31
E. Kompetensi ........................................................................... 32
F. Rerangka Teoretis ......................................................................... 31

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ..............................................36-47


A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................... 36
B. Pendekatan Penelitian ........................................................... 36
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 37
D. Jenis dan Sumber data........................................................... 37
E. Metode Pengumpulan Data ................................................... 38
F. Instrumen Penelitian.............................................................. 38
G. Metode Analisis Data ............................................................ 39
vii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................48-78
A. Gambaran Umum Kabupaten Kolaka ................................... 48
B. Gambaran Umum BPKAD ................................................... 50
C. Gambaran Umum Responden ............................................... 54
D. Hasil Uji Kualitas Data ......................................................... 57
E. Hasil Uji Asumsi Klasik........................................................ 60
F. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 66
G. Pembahasan........................................................................... 73

BAB V : PENUTUP ..................................................................................79-81


A. Kesimpulan ........................................................................... 79
B. Keterbatasan Penelitian......................................................... 80
C. Implikasi Penelitian............................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................................82-85

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penelitian Terdahulu ......................................................................... 15

Tabel 4.1 : Data Kuesioner ................................................................................. 46

Tabel 4.2 : Gambaran Responeden Berdasarkan Pendidikan ............................. 46

Tabel 4.3 : Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja........................... 47

Tabel 4.4 : Statistik Deskriptif Variabel ............................................................. 47

Tabel 4.5 : Ikhtisar Rentang Skala Variabel ....................................................... 49

Tabel 4.6 : Deskripsi Item Pernyataan Variabel Kompetensi ............................. 49

Tabel 4.7 : Deskripsi Item Pernyataan Variabel Pengalaman............................. 50

Tabel 4.8 : Deskripsi Item Pernyataan Variabel Etika........................................ 51

Tabel 4.9 : Deskripsi Item Pernyataan Variabel Kualitas Laporan Keuangan ... 52

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas........................................................................... 54

Tabel 4.11 : Hasil Uji Reliabilitas....................................................................... 56

Tabel 4.12 : Hasil Uji Normalitas - One Sample Kolmogorov-Smirnov............ 57

Tabel 4.13 : Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 59

Tabel 4.14 : Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser .................................... 61

Tabel 4.15 : Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 62

Tabel 4.16: Hasil Uji F - Uji Simultan................................................................ 63

Tabel 4.17 : Hasil Uji T – Uji Parsial.................................................................. 63

Tabel 4.18 : Hasil Uji Koefisien Determinasi..................................................... 66

Tabel 4.19 : Hasil Uji F – Uji Simultan .............................................................. 67

Tabel 4.20 : Hasil Uji T – Uji Parsial.................................................................. 67

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Pikir .............................................................................. 31

Gambar 4.1 : Hasil Uji Normalitas – Grafik Histogram ..................................... 58

Gambar 4.2 : Hasil Uji Normalitas – Normal Probability Plot .......................... 58

Gambar 4.3 : Hasil Heteroskedastisitas – Grafik Scatterplot............................. 60

x
ABSTRAK

Nama : Ari Utomo Saputra


Nim : 10800112020
Judul : Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Dalam Mengelola Barang
Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Dengan Etika Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi dan pengalaman


terhadap kualitas laporan keuangan daerah dengan etika sebagai variabel moderating.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada badan
pengelolaan keuangan dan aset daerah (BPKAD) kabupaten kolaka.
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer yang
dikumpulkan melalui survei kuesioner secara langsung. Analisis data menggunakan
analisis regresi linear berganda dan analisis regresi moderating dengan pendekatan
nilai selisih mutlak. Analisis regresi linear berganda untuk hipotesis kompetensi dan
pengalaman. Analisis regresi linear berganda dengan uji nilai selisih mutlak untuk
hipotesis kompetensi dan pengalaman yang dimoderasi oleh etika.
Hasil penelitian dengan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
kompetensi dan pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan
daerah. Analisis variabel moderating dengan pendekatan nilai selisih mutlak
menunjukkan bahwa etika mampu memoderasi kompetensi dan pengalaman terhadap
kualitas laporan keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa semakin baik kompetensi,
semakin banyak pengalaman dan diikuti dengan etika yang baik pula maka akan
dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah kabupaten kolaka.

Kata kunci :Kompetensi, Pengalaman, Etika, Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era reformasi ini, pemerintahan yang ada di setiap negara baik itu

negara berkembang maupun negara maju pasti dituntut untuk dapat menunjukkan

kualitas yang semakin membaik tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan bahwa setiap

negara membutuhkan adanya pemerintahan yang baik dan mampu mengemban

tugas negara. Dalam hal ini, ditekankan pada pemerintahan yang menuju pada

corporate governance, termasuk Indonesia yang sangat memperhatikan hal

tersebut karena akan menunjukkan bagaimana keadaan suatu negara dengan

diterapkannya pemerintahan yang baik (Megawaty,2015). Pemerintahan yang baik

merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

membangun negara dan menyejahterakan masyarakat sesuai dengan tujuan yang

telah direncanakan. Untuk pencapaian tujuan tersebut, setiap pemerintahan harus

dapat mengelola sumber daya yang ada di negara, salah satunya adalah

pengelolaan aset negara atau Barang Milik Negara (BMN). Dalam kutipan Artjana

(2004), Good governance menghendaki pemerintahan dijalankan dengan

mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan yang baik, seperti Transparancy

(keterbukaan), Accountability (akuntabilitas), Responsibility (tanggung jawab),

Independency (kemandirian), dan Fairness (kejujuran), sehingga sumber daya

negara yang berada dalam pengelolaan pemerintah benar-benar mencapai tujuan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kemajuan rakyat dan negara.

1
2

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintah daerah merupakan satu kesatuan

yang tak dapat dipisahkan dengan pemerintah pusat dalam upaya penyelenggaraan

pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat. Sejak diberlakukannya kedua

undang-undang tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami

pergeseran fundamental, baik secara politis, administratif, teknis maupun

keuangan dan ekonomi, untuk mencermati dalam menghadapi perubahan

pengelolaan pemerintah daerah tersebut perlunya menata manajemen

pemerintahan yang dapat bekerja secara efesien, efektif dan ekonomis, (Halim,

2007).

Manajemen pemerintahan yang efektif sangat dibutuhkan agar berbagai

urusan pemerintahan dilimpahkan kewenanganya kepada daerah, dapat

terselenggara secara maksimal serta dapat dipertanggungjawabkan secara baik

kepada publik. Untuk lebih meningkatkan kapasitas daerah, dalam mengelola

pembagunan daerah, pemerintah juga telah menerbitkan undang-undang nomor 17

tahun 2003 tentang keuangan negara yang selanjutnya diikuti dengan undang-

undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara. Melalui kebijakan

ini, pemerintah secara aktif mendorong terjadinya reformasi dibidang keuangan

daerah, (Andriany, 2009). Salah satu contohnya adalah terjadinya pelimpahan

kewenangan dalam hal pengelolaan aset negara yang semulanya banyak ditangani

oleh pemerintah pusat, kini dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Dengan


3

pelimpahan kewenangan tersebut pemerintah daerah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam pengelolaan aset Negara (Abas,2013).

Dalam rangka mendukung pelimpahan kewenangan proses pengelolaan

barang milik daerah dalam peraturan perundang-undangan, yang ditindaklanjuti

melalui produk hukum daerah untuk diterapkan dalam mengatur, mengurus dan

mengelola aset-aset dari pemerintah yang bersangkutan, maka pemerintah pusat

telah mengeluarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 19 tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Peraturan ini merupakan produk

pemerintah sebagai wujud untuk melaksanakan reformasi dibidang pengelolaan

Barang Milik Daerah sekaligus menuntut suatu perubahan mendasar di bidang

pengelolaan dan pertanggungjawaban Barang Milik Daerah dan telah

memunculkan optimisme baru dalam penataan dan pengelolaan aset daerah yang

lebih tertib, akuntabel, dan transparan kedepannya. Pengelolaan aset daerah yang

profesional dan modern dengan mengedepankan prinsip good governance disatu

sisi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan daerah

dari masyarakat.

Untuk melaksanakan reformasi di bidang pengelolaan barang milik daerah,

maka Pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban yang

menggunakan sistem akuntansi yang diatur oleh pemerintah pusat dalam bentuk

undang-undang dan peraturan pemerintah yang bersifat mengikat seluruh

pemerintah daerah. Dalam sistem pemerintah daerah terdapat dua (2) subsistem

akuntansi, yaitu Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Laporan keuangan SKPD merupakan sumber


4

untuk menyusun laporan keuangan SKPKD, oleh karena itu setiap SKPD harus

menyusun laporan keuangan sebaik mungkin.Laporan keuangan sektor publik

merupakan representasi terstruktur posisi keuangan akibat transaksi yang

dilakukan (Bastian, 2006). Sebagai organisasi yang mengelola dana masyarakat,

organisasi sektor publik harus mampu memberikan pertanggungjawaban publik

melalui laporan keuangannya. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah

daerah akan digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan.

Berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, (Seregar, 2008) maka

tidak lepas dari usaha untuk mengembangkan asset daerah. Dalam Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP), aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai

dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari

mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh,

baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,

termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan aset daerah yang ada

di tiap kabupaten/kota. Dengan adanya perekembangan aset daerah, secara

otomatis akan memberikan dampak terhadap laporan keuangan yang ada di

Kabupaten/Kota tersebut baik dari segi anggaran pengeluaran maupun

penerimaan.

Aset tetap atau barang milik daerah merupakan salah satu faktor yang

paling strategis dalam pengelolaan keuangan daerah. Pada umumnya, nilai aset
5

tetap daerah merupakan nilai yang paling besar dibandingkan dengan akun lain

pada laporan keuangan. Keberadaan aset tetap sangat mempengaruhi kelancaran

roda pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern

atas manajemen/pengelolaan aset tetap daerah harus handal untuk mencegah

penyimpangan yang dapat merugikan keuangan daerah.

Aset tetap atau barang milik daerah memiliki fungsi yang sangat penting

dalam penyelenggaraan pemerintahan, tetapi dalam pelaksanaan pengelolaan

barang milik daerah bukan hal yang mudah, karena sering kali terdapat berbagai

persoalan aset daerah. Hal ini terbukti dari masih banyaknya pengecualian

kewajaran atas nilai aset pemerintah daerah dalam opini BPK-RI atas laporan

keuangan pemerintah daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam pengelolaan aset sehingga laporan

hasil pemeriksaan (LHP) dari BPK menemukan adanya kelemahan dalam

pengelolaan aset. Tidak terkecuali di kabupaten Kolaka yang masih terdapat

beberapa temuan BPK yang menyebabkan Pemerintah kabupaten Kolaka belum

bisa mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian di tahun 2015.

Pemerintah daerah kabupaten Kolaka untuk tahun anggaran 2015 hanya

mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP) hal ini disebabkan oleh

masih banyaknya permasalahan pada pemerintahan daerah tak terkecuali

permasalahan mengenai aset daerah, diantaranya yaitu barang milik daerah atau

aset daerah kabupaten Kolaka hanya sekedar dilaporkan saja namun secara fisik,

aset tersebut tidak pernah ada. Selain permasalahan tersebut di pemerintah

kabupaten Kolaka, masih terdapat banyak barang hibah yang berasal dari pihak
6

ketiga belum dicatat di buku inventaris, berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat

asset yang telah diterima dan digunakan minimal senilai Rp. 42.080.136.100,00

yang belum dicatat sebagai aset tetap milik pemerintah daerah kabupaten Kolaka

(BPK RI). Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri nomor 17 tahun

2007 tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah pasal 19 yang

mengakibatkan potensi kehilangan dan penyalahgunaan asset daerah oleh orang

yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut disebabkan oleh kurang optimalnya

pemerintah daerah dalam hal ini badan pengelolaan keuangan dan asset daerah

melakukan pengendalian aset hibah yang berasal dari pihak ketiga. Padahal jika

dilihat, Pemerintah Kabupaten Kolaka telah berupaya keras melakukan

pengelolaan BMD dengan adanya penerapan Sistem Informasi Manajemen

Daerah (SIMDA) tersebut pengelolaan barang milik daerah bisa lebih optimal dan

Pemerintah Kabupaten Kolaka bisa mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian.

Selama ini, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Kolaka

oleh BPK selalu mendapat Opini Wajar Dengan Pengecualian. LKPD merupakan

rapor Pemda dalam mempertanggungjawabkan amanat yang dipercayakan rakyat,

utamanya yang terkait dengan penggunaan anggaran atau dana publik, juga

kepada stakeholder lainnya (donatur, dunia usaha, dan lain-lain). Pengelolaan

barang milik daerah yang tidak baik dapat menjadi pemicu opini disclaimer.

Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang

atau disiplin ilmu akuntansi. Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berperan

penting pada organisasi pemerintah. Sumber daya manusia adalah pengelola dan

memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu,
7

dalam organisasi pemerintahan sangat dibutuhkan SDM yang kompeten dalam

melaksanakan tugas-tugasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kompetensi

aparatur pemerintah daerah yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan.

Terbatasnya pegawai yang berlatar belakang pendidikan bidang akuntansi

menjadikan kurangnya pemahaman atau penguasaan aparatur daerah dalam

mengelola keuangan daerah dengan baik dan benar. Pengelolaan keuangan daerah

secara baik harus dilakukan dalam mewujudkan tujuan pemerintah dimana

pengelolaan keuangan yang baik adalah kemampuan mengontrol kebijakan

keuangan daerah secara ekonomis, efisien, transparan dan akuntabel.

Etika sangat diperlukan dalam melakukan sebuah pekerjaan, karena akan

mempengaruhi hasil sebuah pekerjaan Ebert (2006), pengertian “etika”

merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau

tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai

dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu

perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Aparatur

pemerintah pada dasarnya adalah pelayan publik yang memliki fungsi

memberikan pelayanan publik yang diperlukan masyarakat, dalam pengaturan dan

pelayanan kebutuhan publik. Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan

salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat

disamping sebagai abdi negara. Dalam melayani pelayanan kepada masyarakat

harus menggunakan kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum

norma sosial atau dengan kata lain penggunaan atau penerapan standar etika yang

telah ada sebagai tanggung jawab aparatur birokrasi pemerintahan dalam


8

menyelenggarakan pelayanan bagi kepentingan publik. Fokus utama dalam etika

pelayanan publik adalah aparatur pelayanan publik telah mengambil keputusan

dan berperilaku yang dapat dibenarkan dari sudut pandang etika yang salah

satunya adalah memberikan transparansi, jujur, dan akuntabel dalam sebuah

pelaporan keuangan yang berkualitas bagi masyarakat. Ini yang seharusnya

dicapai oleh pelayan publik sehingga masyarakat puas akan kinerja yang telah

dilaporkannya.

Selain itu, kompetensi, etika dan pengalaman kerja seseorang dalam suatu

organisasi juga menjadi suatu indikator bahwa seseorang telah memiliki

kemampuan yang lebih. Semakin lama pegawai bekerja dalam suatu bidang

organisasi, maka semakin berpengalaman pegawai tersebut dan semakin

memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada

pegawai tersebut. Begitupula dalam menyusun laporan keuangan daerah,

pemerintah daerah diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang memiliki

pengalaman kerja yang lebih lama dan kompetensi dibidang akuntansi atau

keuangan, karena dalam menyusun laporan keuangan dibutuhkan pegawai yang

benar-benar memahami akuntansi atau keuangan beserta aturan-aturan dalam

penyusunan laporan keuangan daerah (Windiastuti,2013).

Terdapat dinamika yang terjadi dalam pembuatan laporan keuangan yang

menyebabkan laporan keuangan menjadi kurang berkualitas seperti etika dalam

bekerja, kompetensi dan pengalaman. Hal inilah yang menjadi alasan untuk

meneliti aparatur pemerintah yang bertugas sebagai petugas pengelola barang

milik daerah dan keuangan daerah melihat bagaimana kepiawaian dalam


9

mengelola aset daerah sesuai dengan standar etika (moral) yang bersikap jujur dan

bagaimana kompetensi yang dimiliki yang ditunjang dengan pengalamannya

dalam mengelola aset daerah sehingga menghasilkan laporan keuangan dan

laporan barang milik daerah pada khususnya menjadi berkualitas. Berdasarkan

uraian tersebut di atas, maka diangkat judul penelitian “Pengaruh Kompetensi

dan Pengalaman Dalam Mengelola Barang Milik Daerah terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Daerah dengan Etika sebagai Variabel Moderasi.”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

dalam mengelola aset daerah?

2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

dalam mengelola aset daerah?

3. Apakah etika dapat memoderasi pengaruh kompetensi terhadap

kualitas laporan keuangan dalam mengelola aset daerah?

4. Apakah etika dapat memoderasi pengaruh pengalaman terhadap

kualitas laporan keuangan dalam mengelola aset daerah?

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh kompetensi dalam mengelola barang milik daerah terhadap

kualitas laporan keuangan daerah

Kompetensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah daerah. Kompetensi merupakan kemampuan atau

keahlian dalam membuat sesuatu bentuk atau pekerjaan sesuai dengan skill dan
10

pengetahuan berdasarkan keilmuan yang dimiliki dari pendidikan formal maupun

informal yang akan membentuk sikap profesional dalam bekerja (Rifa’i, 2014).

Ihsanti (2014), menunjukkan bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan

keuangan SKPD Kab. Lima Puluh Kota. Andini dan Yusrawati (2015)

menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan daerah. Dari uraian diatas, maka hipotesis yang di

ajukan adalah :

H1: Kompetensi dalam mengelola barang daerah berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan daerah.

2. Pengaruh pengalaman dalam mengelola barang milik daerah

terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Para pegawai yang sudah berpengalaman dalam mengerjakan laporan

keuangan akan menjadi terampil dalam bekerja, karena dengan pekerjaan yang

dilakukannya secara berulang-ulang setiap hari tentunya dapat menambah

pengetahuan dan mendapatkan cara yang terbaik, efektif dan efisien dalam

menjalankan pekerjaanya. Rifa’i (2014), menyatakan bahwa orang yang

berpengalaman akan senatiasa belajar dari kesalahan dan tidak terlalu gugup,

tegang, dalam mengahadapi suatu masalah yang dijumpainya dalam pengerjaan

tugas menjadikan laporan keuangan dikerjakan akan menghasilkan laporan yang

berkualitas dan cepat. Berbeda dengan pegawai yang belum cukup berpengalaman

dalam pembuatan laporan keuangan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap

kualitas yang diperoleh menjadi tidak maksimal dan waktu yang dikerjakan
11

menjadi semakin lama karena kurang cukup pengalaman dan gugup dalam

menghadapi suatu masalah yang dihadapinya.

Warisno (2008) dalam Sukmaningrum (2012), dalam pengelolaan

keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang

didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti

pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Hal

tersebut diperlukan untuk menerapkan sistem akuntansi yang ada. Sumber daya

manusia (SDM) yang memiliki pengalaman yang banyak tersebut akan mampu

memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia

Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan

berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian

laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Dari uraian diatas maka

hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Pengalaman dalam mengelola barang milik daerah berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

3. Etika memoderasi pengaruh kompetensi dalam mengelola barang

milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah

Kompetensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan

kualitas Laporan Keuangan Pemerintah daerah (Setyowati dan Wikan, 2014).

Kompetensi merupakan kemampuan atau keahlian dalam membuat sesuatu bentuk

atau pekerjaan sesuai dengan skill dan pengetahuan berdasarkan keilmuan yang

dimiliki dari pendidikan formal maupun informal yang akan membentuk sikap

profesional dalam bekerja (Rifa’i, 2014) .


12

Etika merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku

yang diterima dan digunakan oleh individu atau suatu golongan tertentu. Aturan

etika menjelaskan kapan suatu perilaku dapat diterima dan kapan suatu perilaku

tidak dapat diterima atau dianggap salah. Sikap mental dan etika yang baik dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan nilai tambah untuk laporan

keuangan. Sebaliknya, dengan sikap mental dan etika yang buruk dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan citra negatif untuk laporan

keuangan (Rifa’i, 2014). Oleh karena itu untuk menghasilkan laporan keuangan

daerah yang berkualitas maka dibutuhkan seorang yang kompeten dibidang

akuntansi dan juga didukung dengan etika yang baik. Maka hipotesis yang di

ajukan adalah:

H3: Etika memoderasi pengaruh kompetensi dalam mengelola barang

milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

4. Etika memoderasi pengaruh pengalaman dalam mengelola barang

milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah

Rifa’i (2014), orang yang berpengalaman akan senatiasa belajar dari

kesalahan dan tidak terlalu gugup, tegang, dalam mengahadapi suatu masalah

yang dijumpainya dalam pengerjaan tugas menjadikan laporan keuangan

dikerjakan akan menghasilkan laporan yang berkualitas dan cepat. Berbeda

dengan pegawai yang belum cukup berpengalaman dalam pembuatan laporan

keuangan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas yang diperoleh

menjadi tidak maksimal dan waktu yang dikerjakan menjadi semakin lama karena
13

kurang cukup pengalaman dan gugup dalam menghadapi suatu masalah yang

dihadapinya.

Etika merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku

yang diterima dan digunakan oleh individu atau suatu golongan tertentu. Aturan

etika menjelaskan kapan suatu perilaku dapat diterima dan kapan suatu perilaku

tidak dapat diterima atau dianggap salah. Sikap mental dan etika yang baik dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan nilai tambah untuk laporan

keuangan. Sebaliknya, dengan sikap mental dan etika yang buruk dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan citra negatif untuk laporan

keuangan (Rifa’i 2014). Oleh karena itu untuk menghasilkan laporan keuangan

daerah yang berkualitas maka dibutuhkan seorang yang berpengalaman dibidang

akuntansi dan juga didukung dengan etika yang baik. Maka hipotesis yang di

ajukan adalah:

H4: Etika memoderasi pengaruh pengalaman dalam mengelola barang

milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Definisi Operasional

a. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kualitas

laporan keuangan daerah (LKPD). Kualitas laporan keuangan pemerintah (LKPD)

adalah asersi dari pihak manajemen pemerintah yang menyajikan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas


14

entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010).

Variabel kualitas laporan keuangan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala likert (likert scale) yang mengukur sikap dengan menyatakan

setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu

(Indriantoro dan Supomo, 2014). Variabel dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner Rifa’i (2014) menggunakan sepuluh item pernyataan. Skala ini

menggunakan lima angka penilaian yaitu : (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) ragu-

ragu atau netral, (2) tidak setuju dan (1) sangat tidak setuju.

Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:

1). Mempertanggung jawabkan pelaksanaan fungsinya.

2). Melaporkan Hasil Operasi.

3). Melaporkan kondisi keuangan.

4). Melaporkan Sumberdaya jangka panjang

b. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

Kompetensi (X1) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

peningkatan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah daerah (Setyowati dan

Wikan, 2014). Kompetensi merupakan kemampuan atau keahlian dalam membuat

sesuatu bentuk atau pekerjaan sesuai dengan skill dan pengetahuan berdasarkan

keilmuan yang dimiliki dari pendidikan formal maupun informal yang akan

membentuk sikap profesional dalam bekerja (Rifa’i, 2014) .


15

Variabel kompetensi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala likert (likert scale) yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau

ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan

Supomo, 2014). Variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Rifa’i

(2014) menggunakan sembilan item pernyataan. Skala ini menggunakan lima

angka penilaian yaitu : (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) ragu-ragu atau netral, (2)

tidak setuju dan (1) sangat tidak setuju.

Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:

1) Menyelesaikan tugas kerja secara konsisten dan tepat waktu.

2) Mampu membuat keputusan yang tepat dengan taat peraturan yang

berlaku.

3) Menyukai bekerja secara Tim.

Pengalaman (X2) Rifa’i (2014), menyatakan bahwa orang yang

berpengalaman akan senatiasa belajar dari kesalahan dan tidak terlalu gugup,

tegang, dalam mengahadapi suatu masalah yang dijumpainya dalam pengerjaan

tugas menjadikan laporan keuangan dikerjakan akan menghasilkan laporan yang

berkualitas dan cepat. Berbeda dengan pegawai yang belum cukup berpengalaman

dalam pembuatan laporan keuangan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap

kualitas yang diperoleh menjadi tidak maksimal dan waktu yang dikerjakan

menjadi semakin lama karena kurang cukup pengalaman dan gugup dalam

menghadapi suatu masalah yang dihadapinya.

Variabel pengalaman dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala likert (likert scale) yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
16

ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan

Supomo, 2014). Variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Rifa’i

(2014) menggunakan delapan item pernyataan. Skala ini menggunakan lima

angka penilaian yaitu : (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) ragu-ragu atau netral, (2)

tidak setuju dan (1) sangat tidak setuju.

Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:

1). Lama Bekerja.

2). Kompleksitas masalah/persoalan.

3). Kontinyuitas pekerjaan.

4). Jumlah Pekerjaan yang dikerjakan.

c. Variabel Moderating

Etika merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku

yang diterima dan digunakan oleh individu atau suatu golongan tertentu. Aturan

etika menjelaskan kapan suatu perilaku dapat diterima dan kapan suatu perilaku

tidak dapat diterima atau dianggap salah. Sikap mental dan etika yang baik dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan nilai tambah untuk laporan

keuangan. Sebaliknya, dengan sikap mental dan etika yang buruk dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan citra negatif untuk laporan

keuangan (Rifa’i, 2014).

Variabel etika (ZM) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala likert (likert scale) yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau

ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan

Supomo, 2014). Variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Rifa’i


17

(2014) menggunakan delapan item pernyataan. Skala ini menggunakan lima

angka penilaian yaitu : (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) ragu-ragu atau netral, (2)

tidak setuju dan (1) sangat tidak setuju.

Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:

1). Bekerja dengan penuh pengabdian dan tanggungjawab.

2). Berperilaku sesuai kode Etik

3). Menjaga nama baik kepada pribadi, atasan, dan instansi.

4). Menjunjung tinggi moral dalam melakukan pekerjaan

2.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh antara variabel

independen yaitu, Kompetensi dan Pengalaman dalam mengelola barang milik

daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah dengan etika sebagai variabel

mederating. Penelitian ini dilakukan pada kantor Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah kabupaten Kolaka tahun anggaran 2015.

E. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Megawaty, Pengaruh Hasil dari penelitian ini
dkk. 2015 Penerapan Sistem menunjukkan bahwa sistem
Akuntansi akuntansi keuangan daerah,
Keuangan kompetensi sumber daya
Pemerintah manusia dan pengelolaan
Daerah, keuangan daerah terdapat
Kompetensi pengaruh signifikan dan positif
Sumber Daya terhadap kualitas laporan
Manusia Dan keuangan daerah.
Pengelolaan
18

Keuangan Daerah
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah
Daerah.
2. Andini, Dewi. Pengaruh Terdapat pengaruh kompetensi
Yusrawati. Kompetensi sumber daya manusia dan
2015 Sumber Daya penerapan sistem akuntansi
Manusia Dan keuangan daerah terhadap
Penerapan System kualitas laporan keuangan
Akuntansi daerah.
Keuangan Daerah
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Daerah.

3 Sukmaningrum, Analisis Faktor- Hasil penelitian ini yang


Tantriani. faktor yang meneliti tentang kompetensi
2012 Mempengaruhi sumber daya manusia, sistem
Kualitas Informasi pengendalian internal dan faktor
Laporan Keuangan eksternal menyebutkan bahwa
Pemerintah terdapat pengaruh terhadap
Daerah kualitas laporan keuangan
daerah
4 Windiastuti, Pengaruh Sumber Hasil penelitian ini menyebutkan
ruri., Daya Manusia bahwa terdapat pengaruh yang
2013 Bidang Akuntansi signifikan antara sumber daya
dan Sistem manusia dan sistem
Pengendalian pengendalian internal terhadap
Internal Terhadap kualitas laporan keuangan
Kualitas Laporan daerah
Keuangan
Pemerintah
Daerah
5 Aditya Bachtiar Pengaruh Etika, Terdapat pengaruh etika,
Rifa’i Kompetensi, Dan kompetensi, dan pengalaman
2014 Pengalaman Dalam dalam mengelola barang milik
Mengelola Barang negara terhadap kualitas
Milik Negara laporan keuangan pemerintah
Terhadap Kualitas pusat.
19

Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan uraian rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi dalam mengelola barang milik

daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

b. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman dalam mengelola barang milik

daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

c. Untuk mengetahui pengaruh moderasi etika terhadap hubungan antara

pengalaman dan kualitas laporan keuangan daerah dalam mengelola barang

milik daerah.

d. Untuk mengetahui pengaruh moderasi etika terhadap hubungan antara

kompetensi dan kualitas laporan keuangan daerah dalam mengelola barang

milik daerah.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesesuaian antara teori yang

ada dengan praktik dilapangan mengenai, akuntansi sektor publik khususnya

dalam mengelola barang milik daerah.


20

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pemerintah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

kepada pemerintah daerah untuk lebih memahami peran sumber daya manusia

dalam mengelola barang milik daerah dalam hal ini pengalaman dan kompetensi

yang di moderasi oleh etika. Sumber daya manusia sangat berperan penting bagi

suatu organisasi oleh karena itu sumber daya manusia harus mempunyai etika,

pengalaman, kompetensi yang baik agar dapat meningkatkan kualitas dari laporan

keuangan daerah.

2) Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai pengaruh kompetensi dan pengalaman dalam mengelola barang milik

daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Kepatuhan ( Compliance Theory )

Kepatuhan berasal dari kata patuh, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,

2012), patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin.

Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau peraturan. Dalam

kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai dengan kebijakan,

aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku. Sedangkan kepatutan lebih

pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan. Jika melanggar

kepatutan belum tentu melanggar kepatuhan. Selain itu, kepatuhan menentukan

apakah pihak yang mengelolah barang milik daerah telah mengikuti prosedur,

standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Hal ini

bertujuan untuk menentukan apakah semua telah sesuai dengan kondisi, peratuan,

dan undang-undang yang berlaku.

Tyler (dalam Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dasar kepatuhan pada

hukum, yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental berarti individu

dengan kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan yang berhubungan

dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan moral dan berlawanan

dengan kepentingan pribadi. Seseorang lebih cenderung patuh pada hukum yang

dianggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma mereka. Komitmen normatif

melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti

patuh pada hukum karena hukum dianggap suatu keharusan, sedangkan komitmen

normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti

21
22

patuh pada peraturan karena otoritas penyusun hukum yang memiliki hak untuk

mendikte perilaku (Sudaryanti, 2008 dalam Sulistyo, 2010).

Dalam organisasi modern, keberadaan suatu sistem merupakan inti yang

menggerakkan roda organisasi sehingga dapat berjalan sesuai dengan visi dan

misi yang dicanangkan. Sebuah sistem dapat dimaknai sebagai seperangkat

aturan, tata tertib, bahkan budaya dalam organisasi yang memberikan petunjuk

serta arahan bertindak dan berperilaku bagi anggota organisasi. Efektifitas

peraturan dalam suatu sistem organisasi juga tidak terlepas dari faktor ketaatan

atau kepatuhan dari tiap anggota organisasi terhadap aturan yang ada.

(Kelman,1958 dalam sarwono 1997) membedakan kualitas ketaatan atau

kepatuhan terhadap aturan dalam tiga jenis, yaitu :

1. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu

aturan hanya karena ia takut terkena sanksi.

2. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang taat terhadap

suatu aturan hanya karena takut hubungan baiknya dengan seseorang

menjadi rusak.

3. Ketaatan yang bersifat internalisation, yaitu jika seseorang taat terhadap

suatu aturan karena benar-benar ia merasa bahwa aturan tersebut materi

dan spiritnya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.

Peraturan berjalan kurang efektif bila derajat ketaatannya hanya berkisar di

compliance atau identification saja. Sebaliknya, bila derajat kepatuhannya

mencapai internalisation, berarti kualitas efektifitas peraturan tersebut sudah


23

sangat tinggi, sehingga sistem berjalan sesuai dengan aturan yang ada tanpa

menekankan fungsi kontrol yang ketat.

Kepatuhan terhadap hukum, norma-norma dan aturan-aturan membantu

memelihara reputasi pemerintah daerah itu sendiri, sehingga sesuai dengan

harapan dari pemerintah pusat yang menginginkan semua pemerintah daerah

harus mematuhi aturan yang berlaku dalam hal ini peraturan tentang mengelola

barang milik daerah. Apabila pemerintah daerah lalai menjalankan peran dan

fungsi kepatuhan akan meningkatkan potensi penyalahgunaan asset daerah yang

dapat berakibat kepada orang yang mengelola barang milik daerah tersebut

berhadapan langsung dengan risiko hukum atau sanksi-sanksi hukum. Selain itu,

apabila pemerintah lalai maka akan berdampak pula terhadap laporan keuangan

pemerintah daerah (LKPD) yang dapat memicu opini disclaimer dari Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK).

B. Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Dalam beberapa tahun terakhir organisasi sektor publik seperti pemerintah

pusat, daerah, unit-unit kerja pemerintah dan lembaga Negara lainnya terus

berbenah untuk meningkatkan akuntabilitasnya karena semakin besarnya tuntutan

masyarakat akan hal tersebut. Tuntutan masyarakat tentang akuntabilitas di sektor

publik yaitu agar pemerintah dapat melakukan transparansi diberbagai hal, secara

khusus dalam mengelola keuangan daerah dan tentu juga dalam mengelola aset

daerah dan pemberian informasi ke masyarakat perlu dilakukan agar publik

terpenuhi hak-haknya oleh pemerintah.


24

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, laporan

keuangan daerah adalah:“ Laporan keuangan daerah disusun untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan.” Baridwan

(2000), laporan Keuangan Daerah adalah: “Laporan keuangan merupakan

ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama dua tahun buku yang bersangkutan.”. Mahmudi (2007), definisi laporan

keuangan adalah: “Laporan keuangan adalah informasi yang disajikan untuk

membantu stakeholders dalam membuat keputusan sosial, politik dan ekonomi

sehingga keputusan yang diambil bisa lebih berkualitas.”

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas laporan.

Tujuan umum laporan keaungan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Secara spesifik, tujuan laporan

keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keuputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Hariadi, dkk, 2010).

Karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah daerah adalah

ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

sehingga dapat memnuhi tujuannya. Menurut peraturan pemerintah no.71 tahun

2010, keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang


25

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang

dikehendaki yaitu :

1. Relevan

Laporan keuangan pemerintah bisa dikatakan relevan apabila informasi

yang dimuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan

membantu mereka dengan mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan

memprediksi masa depan. Serta mengaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi

mereka dimasa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan

dapat dihubungkan dengan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang

relevan yaitu:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Informasi memungkinkan

pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka dimasa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu

pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa

lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu. Informasi yang disajikan tepat waktu sehingga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap. Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi

yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang termuat

dalamlaporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam

penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.


26

2. Andal.

Informsai dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur,

serta dapat di verifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakekat atau

penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut dapat

menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik, yaitu :

a. Penyajian jujur, informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi disajikan dalam laporan keuangan

dapat di uji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda.

c. Netralitas. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak

pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan.

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebuh berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara

internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila entitas

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Sedangkan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila peerintah menerapkan


27

kebijakan akuntansi yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi sekarang

diterapkan, perubahan tersebut di ungkapkan pada periode terjadnya perubahan.

4. Dapat dipahami.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah serta istilah yang disesuaikan

dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan

memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang

dimaksud.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang

pengelolaaan keuangan daerah disebutkan bahwa entitas pelaporan keuangan

daerah adalah Pemerintah Daerah secara keseluruhan.

a. Alasan dibuatnya laporan keuangan:

1) Internal

a) Alat pengendalian.

b) Evaluasi kinerja manajerial & organisasi.

2) Eksternal

a) Bentuk mekanisme pertanggungjawaban.

b) Dasar pengambilan keputusan.

b. Laporan keuangan sektor publik paling tidak berbentuk:

1) Laporan Posisi Keuangan (Neraca).

2) Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit/Laporan Laba Rugi).

3) Laporan Aliran Kas.


28

4) Laporan Realisasi Anggaran.

5) Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Netto.

Indikator laporan keuangan sektor publik yang berkualitas, menurut

Goverment Accounting Standard Board (2009) adalah sebagai berikut:

a. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya, laporan keuangan

menggambarkan secara jujur semua transaksi dan peristiwa lainnya yang

seharusnya disajikan.

b. Hasil operasi yang dikerjakan satu periode penuh memenuhi persyaratan

normatif yaitu relevan, andal, dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan

sehingga mendapatkan Opini dari Audit eksternal Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

c. laporan kondisi keuangan dapat disajikan secara transparan dapat dipahami

dengan mudah, dan dipertanggungjawabkan

d. Melaporkan kondisi sumberdaya jangka panjang yang dapat membantu

dalam mengambil keputusan, dan aktivitas yang berhubungan dengan

keuangan pada periode berikutnya.

C. Etika

Etika dalam bahasa latin “ethica” berarti falsafah moral. Yang merupakan

pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, sosial, serta

agama. Etika secara harfiah berasal dari bahasa yunani kuno “ethos” yang artinya

sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik, yang berfungs

seebagai pedoman dan tolok ukur tingkah laku yang baik dan yang buruk. Jadi

dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan atau norma atau
29

pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun

yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia,

masyarakat ataupun profesi.

Sikap pandang dan kepekaan terhadap etika yang dimiliki seseorang

berinteraksi dengan nilai-nilai yang ditemuinya dalam profesinya, tak terkecuali

profesi sebagai seorang pengelola aset. Interaksi ini menghasilkan suatu sikap dan

orientasi etika yang baru, yang nantinya akan menentukan tindakan atau

keputusannya sebagai pengelola aset dalam masalah etika.

Etika sebagai pemikiran dan pertimbangan moral memberikan dasar bagi

seseorang maupun sebuah komunitas dalam melakukan suatu tindakan. Sebegitu

jauh kemudian etika memberikan pedoman bagi seseorang atau komunitas untuk

dapat menentukan baik buruk atau benar salahnya suatu tindakan yang akan

diambil. Sebuah etika, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep diri dari sistem

nilai yang ada pada pengelola aset sebagai pribadi yang tidak lepas dari sistem

nilai di luar dirinya. Tiap-tiap pribadi memiliki konsep diri sendiri yang turut

menentukan perilaku etikanya, sesuai dengan peran yang disandangnya. Menurut

Cohen et al.(1996) dalam Falah (2006), setiap tindakan individu pertama-tama

ditentukan oleh kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut, setelah

berinteraksi dengan pengalaman-pengalaman pribadi dan sistem nilai individu,

akan menentukan harapan-harapan atau tujuan-tujuan dalam setiap perilakunya,

sebelum akhirnya individu tersebut menentukan tindakan apa yang akan

dilakukan.
30

Masalah etika merupakan masalah yang selalu dihadapi dalam profesi

akuntansi karena akuntansi memiliki dua tuan yang harus dilayaninya, yaitu klien

dan masyarakat/publik. Hal ini berkaitan dengan penyajian laporan keuangan

yang wajar/fair Shaub (1993) dalam Yulianto (2015). Pendapat ini didukung oleh

Wahyudi Prakarsa dalam Rifai (2014) yang menyatakan bahwa seorang auditor

memikul tanggung jawab ganda, pertama kepada para nasabah/klien yang

membayar fee untuk pekerjaan profesional yang dilakukan, dan kedua kepada

publik untuk melaporkan fairness dari laporan keuangan.

Beberapa peneliti menemukan bahwa perilaku etis dipengaruhi secara

signifikan oleh pihak lain yang dihadapi dalam lingkungan profesinya tanpa

memperhatikan apakah perilakunya sesuai dengan kode etik atau tidak. Tingkat

pengaruh itu mungkin dipengaruhi oleh kedekatan hubungan antara organisasi

dengan pihak lain yang berkaitan, dengan pihak yang berkuasa baik dari dalam

organisasi, seperti pimpinan organisasi maupun di luar organisasi, seperti

pemerintah, Kantor Akuntan lain, dan sebagainya (Finn et al. 1988) dalam Falah

(2006). Sedangkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Shaub dan Finn

(1993) dalam Yulianto (2015) menunjukkan bahwa orientasi etika (yang dibentuk

oleh lingkungan budaya dan pengalaman pribadi) tidak hanya berpengaruh

terhadap sensitivitas etika pengelola aset namun juga berpengaruh terhadap

tingkat komitmen organisasi maupun komitmen profesinya.

Indikator Etika Pengelola Aset Barang Milik Negara sebagai berikut :

1. Bekerja dengan penuh pengabdian dan tanggungjawab.

2. Berperilaku sesuai Etika.


31

3. Menjaga nama baik kepada pribadi, atasan, dan instansi.

4. Menjunjung tinggi moral dalam melakukan pekerjaan.

Dalam Al-Quran juga dijelaskan pada Q.S. Shaad: 26 yaitu,

‫ﱠﻚ ﯨ ْﻠ َﻬﻮَا ﺗَـﺘﱠﺒِ ِﻊ وََﻻ ِﳊَْ ِّﻖ‬


َ ‫ﻀﻠ‬
ِ ُ‫ْض ِﰲ ﻓَـﻴ‬
ِ ‫ْﻚ ْاﻷَر‬
ُ ‫َﲔ ﻣﻔَﺎﺣ‬
َ ْ ‫ﱠﺎﺳﺒـ‬
ِ ‫َﺎك إِﱠ دَاوُو ُد َ اﻟﻨ‬
َ ‫َﺧﻠِﻴ َﻔﺔً َﺟ َﻌ ْﻠﻨ‬

﴾٢٦﴿‫َﺎب ﻳـ َْﻮَم‬
ِ ‫ِﻴﻞ اﳊِْﺴ‬
ِ ‫َاب ﳍَُْﻢ ا ﱠِ َﺳﺒ‬
ٌ ‫ﻀﻠﱡﻮ َن اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ إِ ﱠن ا ﱠِ ﻋَﻦ ﻧَ ُﺴﻮا ﲟَِﺎ َﺷﺪِﻳ ٌﺪ َﻋﺬ‬
ِ َ‫ِﻴﻞ ﻋَﻦ ﻳ‬
ِ ‫َﺳﺒ‬

Terjemahan

“Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,


maka berikanlah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah”.

Ayat di atas dapat, dapat dijadikan dasar acuan untuk merefleksikan

potensi nilai-nilai keadilan dalam bentuk tindakan yang lebih nyata. Kata “adil”

atau keadilan, dalam hal ini bertindak sesuai aturan dan etika yang ada. Menurut

departemen agama diterjemahkan sebagi dengan benar. Dengan mengacu pada

pengertian Illahi, ayat tersebut mengandung tiga dasar nilai, yaitu: pertama,

tauhid; kedua, islam yang berarti penyerahan dan ketundukan kepada Allah;

ketiga, keyakinan, bahwa segala perbuatan manusia kelak dinilai oleh Allah

(Triyuwono, 1996).

D. Pengalaman

Pengalaman yaitu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan

sebagainya) (KBBI, 2012). Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau

keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari

perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu
32

(Trijoko, 1980). Ranupandojo, (1984) mengemukakan pengalaman kerja adalah

ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat

memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pengalaman dapat meningkatkan kematangan seseorang, dalam arti ia dapat

memperoleh pelajaran dari apa yang telah dilakukan sebelumnya sehingga hal ini

akan mendorongnya bekerja secara lebih efektif dan efisien. Pengalaman dalam

mengelola aset akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman,

diskusi mengenai pengelolaan BMN dengan rekan sekerja, pengawasan dan

review oleh inspektorat, mengikuti program pelatihan dan pedoman pengelolaan

BMN. Rifa’i (2014) menyimpulkan bahwa ada beberapa point penting dalam

mengetahui indikator dalam sebuah pengalaman bekerja yaitu sebagai berikut :

1. Lama Bekerja.

2. Kompleksitas masalah/persoalan.

3. Kontinyuitas pekerjaan.

4. Jumlah Pekerjaan yang dikerjakan.

E. Kompetensi

Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki

keterampilan (skill), pengetahuan ( knowledge), dan kemampuan (ability) untuk

melaksanakan suatu pekerjaan (Hevesi, 2005). Hutapea dan Thoha (2008),

ada beberapa defenisi kompetensi yaitu:

1. Boyatzis (1982)
33

Kompetensi didefenisikan sebagai “kapasitas yang ada pada seseorang

yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh

pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai

hasil yang diharapkan”.

2. Woodruffle (1991) and Woodruffle (1990)

Mereka membedakan antara pengertian competence dan competency yang

mana competence diartikan sebagai konsep yang berhubungan dengan pekerjaan,

yaitu menunjukkan “wilayah kerja dimana orang dapat menjadi kompeten atau

unggul”, sedangkan competency merupakan konsep dasar yang berhubungan

dengan orang, yaitu ”menunjukkan“ dimensi perilaku yang melandasi prestasi

unggul (competent)”.

Penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat

kinerja yang diharapkan untuk katagori baik atau rata-rata. Penentuan ambang

kompetensi yang dibutuhkan tentunya akan dapat dijadikan dasar bagi proses

seleksi, seksesi perencanaan, evaluasi kinerja dan pengembangan SDM. Hutapea

dan Thoha (2008), mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama

pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang,

kemampuan, dan prilaku individu yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang karyawan

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang

digelutinya (tertentu). Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil

tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, karyawan yang

mempunyai pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi


34

perusahaan. Namun bagi karyawan yang belum mempunyai pengetahuan

cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat.

b. Keterampilan (Skill) merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seorang karyawan dengan

baik dan maksimal.

c. Sikap (attitude) merupakan pola tingkah laku seorang karyawan/ pegawai di

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan

perusahaan. Apabila karyawan mempunyai sifat yang pendukung pencapaian

tujuan organisasi, maka secara otomatis segala tugas yang dibebankan

kepadanya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Yang dimaksud dengan variabel kompetensi disini adalah keahlian

profesional yang dimiliki oleh seorang pegawai sebagai hasil dari pendidikan

formal, keikutsertaan dalam pelatihan, seminar simposium dan lain-lain. (Ida

Suraida, 2003). Kompetensi para pengelola aset diukur melalui banyaknya

ijasah/sertifikat yang dimiliki serta jumlah/banyaknya keikutsertaan yang

bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau simposium. Semakin

banyak sertifikat yang dimiliki dan semakin sering mengikuti pelatihan

diharapkan pengelola aset BMN yang bersangkutan akan semakin cakap dalam

melakukan tugasnya.

Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, pengelola

BMN harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara

memadai mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Rifa’i (2014), bahwa

program pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan


35

keahlian dalam pembuatan Laporan Keuangan. Rifa’i (2014), bahwa pengalaman

akan mempengaruhi kemampuan para pembuat pelaporan keuangan untuk

mengetahui kekeliruan yang ada di satuan kerja yang menjadi kliennya. Dan juga

pelatihan yang dilakukan oleh pembuat laporan keuangan BMN akan

meningkatkan keahlian mereka untuk mengelola aset. Kecakapan dalam membuat

laporan keuangan BMN dan kemampuan untuk mengetahui kekeliruan merupakan

salah satu bagian dari kompetensi seorang pembuat laporan keuangan.

F. Rerangka Teoretis

Gambar 2.1 Rerangka Teoretis

H1
Kompetensi

Kualitas Laporan
H2 Keuangan

Pengalaman
H3 H2
4
Etika
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan dengan perhitungan statistik.

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Indriantoro dan Supomo, 2014).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Kolaka.

B. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-

masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian

deskriptif ini adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang

berkaitan dengan current status dari subjek yang diteliti. Tipe penelitian ini

umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok atau organisasional),

kejadian atau prosedur (Indriantoro dan Supomo, 2014).

36
37

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Indriantoro dan Supomo (2014) populasi adalah sekelompok orang,

kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Kolaka.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil dari populasi

tersebut. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah cara menentukan sampel dengan criteria

tertentu (Sugiyono, 2013). Kriteria tersebut adalah pegawai negeri sipil pada

Badan Pengeloaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Kolaka yang memiliki

pengalaman minimal 1 tahun dan mempunyai tupoksi sebagai Pengelola Aset.

Alasan dipilih mempunyai pengalaman kerja satu tahun karena telah memiliki

waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kondisi lingkungan

kerjanya.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data subyek.

Indriantoro dan Supomo (2014) data subyek adalah jenis data penelitian yang

berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau

sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).


38

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

data yang langsung dari sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber aslinya dan tidak melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo,

2014). Data primer dalam penelitian ini adalah tanggapan yang akan dijawab

langsung oleh subjek penelitian melalui kuisioner.

E. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini fakta yang diungkap merupakan fakta aktual yaitu data

yang diperoleh dari kuesioner yang berbentuk daftar pertanyaan tertulis yang telah

dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, di mana sudah disediakan

alternatif jawaban dari pertanyaan yang telah disediakan sehingga responden

tinggal memilih. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Untuk memperoleh data yang sebenarnya

kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden, yaitu dengan mendatangi

tempat responden (Suharsimi Arikunto, 2000).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013). Adapun instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau

kuisioner, diharapkan dapat diperoleh data primer, yaitu data yang langsung

didapat pada Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
39

Kolaka yang dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan dan pernyataan

terstruktur yang ditujukan kepada para responden. Untuk mengukur pendapat

responden digunakan skala likert lima angka yaitu mulai angka 5 untuk pendapat

sangat setuju (SS) dan angka 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Perinciannya

adalah sebagai berikut:

Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Angka 2 = Tidak Setuju (TS)

Angka 3 = Ragu-Ragu (R)

Angka 4 = Setuju (S)

Angka 5 = Sangat Setuju (SS)

G. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menyederhanakan data agar lebih

mudah dinterpretasikan yang diolah dengan menggunakan rumus atau aturan-

aturan yang ada sesuai pendekatan penelitian. Tujuan analisis data adalah

mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut dan

menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Analisis data adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan menganalisis data yang telah

terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif merupakan suatu bentuk analisis yang diperuntukkan bagi data

yang besar yang dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berwujud

angka-angka. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas

data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan komputer melalui

program IBM SPSS 21 for windows.


40

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata

(mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi dari data

penelitian. Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain:

latar belakang pendidikan, jenjang pendidikan, dan jenis data demografi lainnya.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas kuisioner yang

digunakan sebagai instrumen penelitian sehingga dapat dikatakan instrumen

tersebut valid. Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner

yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner

dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui

item pernyataan itu valid dengan melihat nilai Corrected Item Total Corelation.

Apabila item pernyataan mempunyai r hitung > dari r tabel maka dapat dikatakan

valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur indikator variabel atau konstruk

dari suatu kuesioner. Suatu kuesioner reliabel atau handal jika jawaban terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).
41

Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah one shot atau pengukuran sekali saja.

Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik. Cronbach

Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach

Alpha >0.60 atau lebih besar daripada 0.60.

3. Uji Asumsi Klasik

Setelah mendapatkan model regresi, maka interpretasi terhadap hasil yang

diperoleh tidak bisa langsung dilakukan. Hal ini disebabkan karena model regresi

harus diuji terlebih dahulu apakah sudah memenuhi asumsi klasik. Uji

asumsi klasik mencakup hal sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi secara normal. Uji

normalitas mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal,

kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Salah satu cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik.

Analisis grafik dapat dilakukan dengan:

1) Melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distrbusi normal, dan

2) Normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus


42

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data residual normal. Maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2013).

Cara lain adalah dengan uji statistik one-simple kolmogorov-smirnov.

Dasar pengambilan keputusan dari one- simple kolmogorov-smirnov adalah:

1) Jika hasil one-simple kolmogorov-smirnov di atas tingkat signifikansi 0,05

menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut

memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika hasil one-simple kolmogorov-smirnov di bawah tingkat signifikansi

0,05 tidak menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi

tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika

variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol. Salah satu cara mengetahui

ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat

nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).

1) Jika nilai tolerance> 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa

tidak terdapat multikolonieritas pada penelitian tersebut.


43

2) Jika nilai tolerance< 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan

multikolonieritas pada penelitian tersebut. (Ghozali, 2013).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan

kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedasti sitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji

heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel

terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan risidualnya SRESID. Deteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah risidual (Ghozali, 2013).

Cara lain yang dapat digunakan untuk uji heteroskedastisitas adalah dengan uji

glejser. Uji ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap

variabel dependen (Gujaranti, 2003 dalam Ghozali, 2013). Jika tingkat

signifikannya di atas 0,005 maka model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel independen terhadap

variabel depanden dilakukan dengan meggunakan analisis regresi linier berganda.


44

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel

bebas terhadap satu variabel tergantung, baik secara parsial maupun simultan.

Analisis ini untuk menguji hipotesis 1 sampai 4.

Rumus untuk menguji pengaruh variable independen terhadap variable

dependen yaitu :

Y= α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan :

Y = Kualitas Laporan Keuangan Daerah


α = Konstanta
X1 = Kompetensi
X2 = Pengalaman
β 1-β2 = Koefisien regresi berganda
e = error term

b. Analisis Regresi Moderasi dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak

Frucot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2013) mengajukan model

regresi yang agak berbeda untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model

nilai selisih mutlak dari variabel independen.

Menurut Frucot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2013) interaksi ini

lebih disukai oleh karena ekspektasinya sebelumnya berhubungan dengan

kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Misalkan jika skor

tinggi untuk variabel kompetensi, dan pengalaman berasosiasi dengan skor rendah

etika (skor tinggi), maka akan terjadi perbedaan nilai absolut yang besar. Hal ini

juga akan berlaku skor rendah dari variabel kompetensi dan pengalaman
45

berasosiasi dengan skor tinggi dari etika (skor rendah). Kedua kombinasi ini

diharapkan akan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Langkah uji nilai selisih mutlak dalam penelitian ini dapat digambarkan

dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + β1ZX1 + β2ZX2 + β3ZM + β4|ZX1-ZM| + β5|ZX2–ZM| + e

Keterangan:
Y = Kualitas Laporan Keuangan Daerah
ZX1 = Kompetensi
ZX2 = Pengalaman
ZM = Etika
|ZX1–ZM| = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara ZX1 dan ZM
|ZX2–ZM| = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara ZX2 dan ZM
a = Kostanta
β = Koefisien Regresi
e = Error Term

Uji hipotesis ini dilakukan melalui uji koefisien determinasi dan uji regresi

secara parsial (t-test):

c. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisiendeterminasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 mempunyai

interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendeteksi 1)

berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang


46

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai

kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen

sangat terbatas.

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:

1) Jika Kd mendekati nol (0) berarti pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen tidak kuat.

2) Jika Kd mendekati satu (1) berarti pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen kuat.

d. Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Dilakukan dengan

dengan tingkat signifikan yang digunakan 0,05.

Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05:

1) Jika probabilitas > 0,05, maka hipotesis ditolak

2) Jika probabilitas < 0,05, maka hipotesis diterima

e. Uji Regresi Secara Parsial

Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna

menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel

dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel dependen terhadap variabel dependen secara individu terhadap

variabel dependen, dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig


47

masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikan yang digunakan

0,05.

Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05:

1) Jika probabilitas > 0,05, maka hipotesis ditolak

2) Jika probabilitas < 0,05, maka hipotesis diterima

.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Kolaka

Kabupaten Kolaka terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 59

Tahun 1959. Pada saat itu, Kolaka terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan

Kolaka, Tirawuta dan Batuputih. Sejak berdiri sebagai kabupaten hingga saat ini,

Kabupaten Kolaka telah dua kali dimekarkan menjadi wilayah daerah otonom

baru yaitu Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka Timur. Kabupaten

Kolaka Utara menjadi daerah otonomi baru berdasarkan Undang-undang Nomor

29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Kolaka Utara. Sepuluh tahun

kemudian, Kabupaten Kolaka Timur dimekarkan berdasarkan Undang-undang

Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Kolaka Timur. Luas

Wilayah daratan Kabupaten Kolaka adalah 3.283,64 km2 dan perairan laut seluas

15.000 km2 dengan panjang garis pantai 293,45 km. Kecamatan Samaturu adalah

kecamatan dengan wilayah terluas yaitu 543,90 km2 atau 16,75 % dari total luas

Kabupaten Kolaka sedangkan Kecamatan Polinggona merupakan kecamatan

dengan wilayah terkecil yaitu 46,65 km2 atau 1,44 % dari total luas Kabupaten

Kolaka.

Secara administratif wilayah Kabupaten Kolaka terdiri atas 12 kecamatan,

33 kelurahan dan 102 desa. Selain itu, Kabupaten Kolaka mempunyai beberapa

buah pulau baik besar maupun kecil, yaitu : Pulau Padamarang, Lambasina Kecil,

Lambasina Besar, Buaya, Pisang, Maniang dan Pulau Lemo. Batas-batas wilayah

Kabupaten Kolaka dengan wilayah di sekitarnya adalah sebagai berikut :

48
49

1. Utara : Kabupaten Kolaka Utara dan Kolaka Timur.

2. Timur : Kabupaten Kolaka Timur.

3. Selatan: Kabupaten Bombana.

4. Barat : Teluk Bone.

Kabupaten Kolaka terletak di bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara

dengan posisi memanjang dari Utara ke Selatan, tepatnya berada pada 3o37’-4o38’

Lintang Selatan dan 121o05’-121o46’ Bujur Timur. Terletak ± 165 km dari Kota

Kendari ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kolaka merupakan pintu

gerbang ekonomi sebelah barat Provinsi Sulawesi Tenggara yang dapat diakses

dengan mudah melalui transportasi darat (Trans Sulawesi), laut (feri Bajoe-

Kolaka dan kapal cepat Siwa-Kolaka) serta transportasi udara (Bandara Sangia

Nibandera).

Visi Kabupaten kolaka yaitu "Kabupaten Kolaka yang Maju, Berkeadilan dan

Sejahtera”

Konsep maju yang dimaksudkan adalah pergerakan kondisi perekonomian

kearah yang lebih baik. Terjadinya peningkatan PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) dan PDRB per kapita Kabupaten Kolaka, laju pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas yang dapat menciptakan lapangan kerja. Maju juga

berarti berkembangnya infrastruktur wilayah, seperti jalan, jembatan, pelabuhan

laut dan udara yang mampu mendorong produktifitas tinggi, dengan berbasis pada

potensi ekonomi daerah.

Kemajuan yang ingin dicapai ini diharapan dapat tersebar secara adil dan

merata. Tidak ada diskriminasi, baik antar individu, golongan maupun antar
50

wilayah, sehingga pelaksanaan dan hasil pembangunan dapat masyarakat, yang

terlihat dari aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan

dan sumber perekonomian serta kehidupan demokrasi yang semakin berkembang.

Pada akhirnya kesejahteraan yang menjadi tujuan kemajuan dan keadilan

tersebut. Makna sejahtera dalam visi ini berarti semua kebutuhan lapisan

masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasarnya, baik dari aspek

sosial, ekonomi dan budaya. Yang paling utama adalah terpenuhinya kebutuhan

pangan, sandang dan papan yang merata, serta berkurangnya pengangguran dan

masalah sosial lainnya.

Misi kabupaten Kolaka adalah :

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah.

2. Meningkatkan kinerja ekonomi melalui ekonomi kerakyatan.

3. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan serta penguatan sendi-

sendi sosial budaya dan agama.

4. Menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik, efisien, bersih dan

bermartabat.

5. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan

lingkungan hidup

B. Gambaran Umum Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Kabupaten Kolaka

Berdasarkan PP nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah, maka Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kolaka perlu ditata

kembali, dengan membentuk Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


51

Kabupaten Kolaka. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Kolaka merupakan unsur pelaksana tugas dibidang pengelolaan keuangan dan

kekayaan daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala

Daerah melalui Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

kewenangan pemerintahan dibidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah mempunyai fungsi :

1. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;

2. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

3. Menetapkan dan mengawasi pagu anggaran;

4. Pelaksanaan fungsi bendahara umum daerah;

5. Penyusunan laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD;

6. Membuat dan menandatangni SPM dan SP2D

7. Melaksanakan Akuntansi dan membuat laporan Keuangan SKPD;

Mengajukan pergeseran anggaran.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai kewenangan :

1. Menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

2. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan

pengeluaran kas daerah;


52

5. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan

atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;

6. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan

APBD;

7. Menyimpan uang daerah;

8. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna

anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

9. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama

pemerintah daerah;

10. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

11. Melakukan pengelolaan utang piutang daerah;

12. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

13. Menyajikan infomasi keuangan daerah;

14. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan aset inventaris milik

daerah serta penghapusan aset milik daerah.

15. Menyiapkan Pedoman dan Petunjuk teknis tentang Tata Kelola dan

Pelaksanaan Tata Administrasi Keuangan.


53

1. Struktur Organisasi BPKAD Kabupaten Kolaka

Gambar 4.1

KEPALA
BPKAD

SEKRETARIS

SUBAG SUBAG SUBAG.


PENYUSUNAN
KEUANGAN UMUM DAN
PROGRAM DAN
EVALUASI KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG

ANGGARAN PERBENDAHARAAN AKUNTANSI ASET DAERAH

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG

PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN DANA PENERIMAAN INVENTARISASI DAN


PENYUSUNAN TRANSFER DAN KAS
PENATAUSAHAAN
ANGGARAN DAERAH
ASET
SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG

EVALUASI / MONITORING BELANJA LANGSUNG PENGELUARAN PENGGUNAAN DAN


ANGGARAN DAN TIDAK LANGSUNG PEMANFAATAN ASET

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG

PENGENDALIAN PEMBINAAN MUTASI ASET


PELAPORAN
ANGGARAN ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH
54

C. Gambaran Umum Responden

1. Karakteristik Responden

Adapun penyebaran kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.1
Data Kuesioner
No Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase
1 Kuesioner yang disebarkan 16 100 %
2 Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Kuesioner yang kembali 16 0%
4 Kuesioner yang cacat 0 0%
Pengalaman kerja dibawah 1
5 0 0%
tahun
6 Kuesioner yang dapat diolah 16 %
n sampel = 16
Responden Rate = 100%
Sumber : Data Primer 2017

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kuesioner yang disebarkan berjumlah 16

butir dan jumlah kuesioner yang kembali dan dapat diolah adalah sebanyak 16

butir atau tingkat pengembalian yang diperoleh adalah 100% dari total yang

disebarkan.

a. Gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.2
Pendidikan
NO Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1. SMA 2 12,5 %
2. D III 3 18,75 %
3. S1 11 68,75%
Total 16 100%
Sumber : Data Primer 2017
55

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden dengan pendidikan

terakhir SMA sebanyak 2 orang. Responden dengan pendidikan terakhir DIII

sebanyak 3 orang sedangkan responden dengan pendidikan terakhir S1 yaitu 11

orang. Berdasarkan karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden merupakan lulusan S1 dengan jumlah 11 orang atau 68,75% dari total

keseluruhan responden. Responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi

memiliki kemampuan dan kompetensi yang lebih baik bila dibandingkan dengan

responden dengan pendidikan dibawahnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki kompetensi yang cukup baik

dalam mengelola keuangan dan aset daerah kabupaten kolaka.

b. Gambaran responden berdasarkan lama bekerja

Tabel 4.3
Masa Kerja
NO Lama Bekerja Jumlah Persentase
1. 1 – 3 Tahun 6 37,5 %
2. 4 – 7 Tahun 10 62,5 %
Total 16 100%
Sumber : Data Primer 2017
Dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah persentase lama bekerja untuk

masing-masing pegawai yang bekerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Kolaka. Pegawai yang bekerja diantara 1 tahun sampai dengan

3 tahun terdapat 6 orang, sedangkan diantara 4 tahun sampai dengan 7 tahun

terdapat 10 orang.
56

2. Analisis Deskriptif

Deskripsi variabel dari 16 responden dalam penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel

Descriptive Statistics
N Minimum Maximu Mean Std.
m Deviation
Kompetensi 16 32,00 41,00 35,7500 2,43584
Pengalaman 16 29,00 37,00 32,8750 2,36291
Etika 16 24,00 35,00 32,1250 2,77789
Kualitas Laporan 16 30,00 43,00 39,5625 2,98817
Kauangan
Valid N (listwise) 16

Tabel 4.4 menunjukkan statistik deskriptif dari masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan tabel 4.4, nilai minimum kompetensi menunjukkan

bahwa kompetensi yang dilakukan saat bekerja adalah sebesar 32,00 sedangkan

nilai maksimum menunjukkan bahwa kompetensi yang dilakukan saat bekerja

adalah sebesar 41,00. Secara keseluruhan, kompetensi memiliki nilai rata – rata

35,75 yang menunjukkan bahwa kompetensi memiliki jumlah yang cukup baik

dengan standar deviasinya 2,43, yakni menjauhi angka 0 yang berati bahwa

penyebaran data dalam penelitian ini cukup beragam.

Nilai minimum variabel pengalaman menunjukkan bahwa pengalaman

yang digunakan pada saat bekerja adalah sebesar 29,00 sedangkan nilai

maksimum menunjukkan bahwa pengalaman yang digunakan pada saat bekerja

adalah sebesar 37,00. Secara keseluruhan pengalaman memiliki rata – rata sebesar
57

32,87 yang meunjukkan bahwa pengalaman memiliki jumlah yang cukup baik

dengan standar deviasinya 2,36, yakni menjauhi angka 0 yang berati bahwa

penyebaran data dalam penelitian ini cukup beragam.

Nilai minimum variabel etika menunjukkan bahwa etika pada saat bekerja

adalah sebesar 24,00 sedangkan nilai maksimum menunjukkan bahwa etika pada

saat bekerja adalah sebesar 35,00. Secara keseluruhan etika memiliki nilai rata –

rata sebesar 32,12 yang menunjukkan bahwa etika memiliki jumlah yang cukup

baik.dengan standar deviasinya 2,77, yakni menjauhi angka 0 yang berati bahwa

penyebaran data dalam penelitian ini cukup beragam.

Nilai minimum variabel kualitas laporan keuangan menunjukkan bahwa

kualitas laporan keuangan sebesar 30,00 sedangkan nilai maksimum kualitas

laporan keuangan yaitu sebesar 43,00. Secara keseluruhan kualitas laporan

keuangan memiliki nilai rata – rata 39,56 yang menunjukkan bahwa kualitas

laporan keuangan memiliki jumlah yang cukup baik dengan standar deviasinya

2,99, yakni menjauhi angka 0 yang berati bahwa penyebaran data dalam penelitian

ini cukup beragam.

D. Hasil Uji Kualitas Data

Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui konsistensi dan

akurasi data yang dikumpulkan. Uji kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

instrument penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji

reliabilitas.
58

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang

akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dapat

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui item pernyataan

itu valid dengan melihat nilai Corrected Item Total Corelation. Apabila item

pernyataan mempunyai r hitung > dari r tabel maka dapat dikatakan valid. Pada

penelitian ini terdapat jumlah sampel (n) = 16 responden dan besarnya df dapat

dihitung 16–2 = 14 dengan df = 14 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0.3246. Jadi,

item pernyataan yang valid mempunyai r hitung lebih besar dari 0.3246. Adapun

hasil uji validitas data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Variabel Item R Hitung R Tabel Keterangan
Kompetensi KPT1 0,545 0.3246 Valid
KPT2 0,468 0.3246 Valid
KPT3 0,518 0.3246 Valid
KPT4 0,552 0.3246 Valid
KPT5 0,558 0.3246 Valid
KPT6 0,476 0.3246 Valid
KPT7 0,485 0.3246 Valid
KPT8 0,462 0.3246 Valid
KPT9 0,494 0.3246 Valid
Pengalaman PNG1 0,737 0.3246 Valid
PNG 2 0,666 0.3246 Valid
PNG 3 0,642 0.3246 Valid
PNG 4 0,654 0.3246 Valid
PNG 5 0,453 0.3246 Valid
PNG 6 0,519 0.3246 Valid
PNG 7 0,535 0.3246 Valid
PNG 8 0,591 0.3246 Valid
59

Etika ETK1 0,611 0.3246 Valid


ETK2 0,572 0.3246 Valid
ETK3 0,659 0.3246 Valid
ETK4 0,639 0.3246 Valid
ETK5 0,502 0.3246 Valid
ETK6 0,671 0.3246 Valid
ETK7 0,486 0.3246 Valid
ETK8 0,436 0.3246 Valid
Kualitas Laporan KLK1 0,568 0.3246 Valid
Keuangan KLK 2 0,624 0.3246 Valid
KLK 3 0,571 0.3246 Valid
KLK 4 0,575 0.3246 Valid
KLK 5 0,504 0.3246 Valid
KLK 6 0,546 0.3246 Valid
KLK 7 0,562 0.3246 Valid
KLK 8 0,537 0.3246 Valid
KLK 9 0,573 0.3246 Valid
KLK 10 0,498 0.3246 Valid

Tabel 4.10 tersebut memperlihatkan bahwa seluruh item pernyataan

memiliki nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari pada R-tabel.

Hal ini berarti bahwa data yang diperoleh telah valid dan dapat dilakukan

pengujian data lebih lanjut.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatau kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas data dilakukan dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach yakni suatu instrumen dikatakan

reliabel bila memiliki koefisien keandalan reabilitas sebesar 0,60 atau lebih.

Hasil pengujian reliabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut :


60

Tabel 4.11
Hasil Uji Realibilitas
No Variabel Cronbach’ Alpha Keterangan
1 Kompetensi 0,755 Reliabel
2 Pengalaman 0,769 Reliabel
3 Etika 0,854 Reliabel
4 Kualitas Laporan Keuangan 0,879 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha dari semua

variabel lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari

kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel kompetensi, pengalaman,

etika, dan kualitas laporan keuangan yaitu dinyatakan handal atau dapat dipercaya

sebagai alat ukur variabel.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda untuk

uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilaksanakan uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam

analisis regresi linear terpenuhi, uji asumsi klasik dalam penelitian ini menguji

normalitas data secara statistik, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

normal atau tidak. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi

secara normal atau tidak, maka uji statistik yang dapat dilakukan yaitu pengujian

one sample kolmogorov-smirnov. Uji ini digunakan untuk menghasilkan angka

yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan dipakai lolos
61

normalitas. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos normalitas apabila nilai

signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian

normalitas yang dilakukan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar >0,05. Pengujian normalitas data

juga dilakukan dengan menggunakan grafik yaitu histogram.

Berdasarkan grafik histogram dan uji statistik sederhana dapat disimpulkan

bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik

menggunakan nilai Kolmogorov-smirnov. Dari tabel 4.12 dapat dilihat signifikansi

nilai Kolmogorov-smirnov yang diatas tingkat kepercayaan 5% yaitu sebesar

0,940, hal tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

Tabel 4.12
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 16
Mean ,0000000
a,b
Normal Parameters Std. 1,66196841
Deviation
Absolute ,133
Most Extreme Differences Positive ,088
Negative -,133
Kolmogorov-Smirnov Z ,532
Asymp. Sig. (2-tailed) ,940
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 21 (2017)

Selanjutnya faktor lain yang dapat digunakan untuk melihat apakah data

terdistribusi dengan normal yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik

normal plot.
62

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas – Grafik Histogram

Sumber: Output SPSS 21 (2017)

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas – Normal Probability Plot

Sumber: Output SPSS 21 (2017)


63

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena bentuk

grafik normal dan tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Gambar 4.2

menunjukkan adanya titik-titik (data) yang tersebar di sekitar garis diagonal dan

penyebaran titik-titik tersebut mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti bahwa

model-model regresi dalam penelitian ini memenuhi asusmsi normalitas

berdasarkan analisis grafik normal probability plot.

2. Uji Multikoleniaritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance

Inflation Factor (VIF), sebagai berikut:

a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak

terdapat multikoliniearitas pada penelitian tersebut.

b. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat

multikoliniearitas pada penelitian tersebut.

Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
Kompetensi ,905 1,105
Pengalaman ,954 1,048
Etika ,946 1,057

a. Dependent Variabel: Kualitas Laporan Keuangan


Sumber: Output SPSS 21 (2017)
64

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas, karena nilai VIF untuk

semua variabel memiliki nilai lebih kecil daripada 10 dan nilai tolerance lebih

besar dari 0,10, maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas

antar variabel independen.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan Sactter Plot. Apabila tidak terdapat pola yang teratur, maka model

regresi tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian

heteroskedastisitas dengan metode Sctter Plot diperoleh sebagai berikut :

Gambar 4.3
Hasil Heteroskedastisitas – Grafik Scatterplot

Sumber: Output SPSS 21 (2017)


65

Hasil uji heteroskedasitas dari gambar 4.3 menunjukan bahwa grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukkan pola penyebaran, di mana

titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka

0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui

kualitas laporan keuangan berdasarkan kompetensi, pengalaman, dan etika para

pengelola keuangan dan asset daerah.

Untuk menguji heteroskedastisitas ini juga dapat dilakukan dengan uji

glejser. Hasil pengujiannya akan disajikan dalam Tabel 4.14. Jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, apabila

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 15,968 4,356 3,666 ,003
Kompetensi ,146 ,093 ,339 1,570 ,142
1
Pengalaman ,148 ,093 ,333 1,584 ,139
Etika ,145 ,080 ,384 1,817 ,094
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Output SPSS 21 (2017)

Hasil uji Glejser pada Tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa

probabilitas untuk semua variabel independen tingkat signifikansinya diatas

tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.


66

F. Hasil Uji Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis H1, dan H2

menggunakan analisis regresi berganda dengan meregresikan variabel independen

(kompetensi dan pengalaman) terhadap variabel dependen (kualitas laporan

keuangan), sedangkan untuk menguji hipotesis H3, dan H4, menggunakan analisis

moderasi dengan pendekatan absolut residual atau uji nilai selisih mutlak. Uji

hipotesis ini dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 21.

1. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Penelitian H1 dan H2

Pengujian hipotesis H1 dan H2 dilakukan dengan analisis regresi

berganda pengaruh kompetensi dan pengalaman terhadap kualitas laporan

keuangan daerah. Hasil pengujian tersebut ditampilkan sebagai berikut :

Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,761 ,578 ,514 2,08409
a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Kompetensi

Berdasarkan hasil uji koefisien deteminasi diatas, nilai R 2 (Adjusted R

Square) dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel bebas (independent) dalam menerangkan variabel terikat

(dependent). Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,514, hal ini

berarti bahwa 51% yang menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan

dipengaruhi oleh variabel kompetensi, dan pengalaman. Sisanya sebesar 49%

dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
67

Tabel 4.16
Hasil Uji F – Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 77,473 2 38,736 8,918 ,004b
1 Residual 56,465 13 4,343
Total 133,938 15
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan
b. Predictors: (Constant), Pengalaman, Kompetensi
Sumber: Output SPSS 21 (2017)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam pengujian regresi

berganda menunjukkan hasil F hitung sebesar 8,918 dengan tingkat signifikansi

0,004 yang lebih kecil dari 0,05, di mana nilai F hitung (8,918) lebih besar dari

nilai F tabelnya sebesar 2,89 (df1=4-1=3 dan df2=16-4=12). Berarti variabel

kompetensi dan pengalaman, secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah

Tabel 4.17
Hasil Uji T – Uji Parsial

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,077 9,891 -,210 ,837
1 Kompetensi ,578 ,226 ,471 2,556 ,024
Pengalaman ,638 ,233 ,504 2,736 ,017
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan
Sumber: Output SPSS 21 (2017)
68

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis model estimasi sebagai berikut :

Y = 2,077 + 0,578 X1 +0,638 X2 + e………..(1)

Keterangan :
Y = Kualitas Laporan Keuangan Daerah
X1 = Kompetensi
X2 = Pengalaman
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Standar error

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :

a. Nilai konstanta sebesar 2,077 mengindikasikan bahwa jika variabel

independen (kompetensi dan pengalaman) adalah nol maka kualitas laporan

keuangan daerah menjadi sebesar 2,077.

b. Koefisien regresi variabel kompetensi (X1) sebesar 0,578 mengindikasikan

bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel kompetensi maka akan

meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah sebesar 0,578.

c. Koefisien regresi variabel pengalaman (X2) sebesar 0,638 mengindikasikan

bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel pengalaman akan akan

meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah sebesar 0,638.

Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian (H1, dan H2) yang diajukan dapat

dilihat sebagai berikut:

a. Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas laporan keuangan daerah (H1)

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa variabel komptensi memiliki t

hitung sebesar 2,556 > sementara t tabel dengan sig. α = 0,05 dan df = n-k, yaitu
69

16 - 4 =12 t tabel 2,035 dengan tingkat signifikansi 0,024 yang lebih kecil dari

0,05, maka Ha diterima. Hal ini berarti kompetensi berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan

kompetensi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah terbukti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kompeten pegawai pengelola

keuangan dan asset daerah kabupaten kolaka maka kualitas laporan keuangan

dearah akan semakin baik.

b. Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah (H2)

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa variabel pengalaman memiliki

t hitung sebesar 2,736> t tabel 2,035 dengan tingkat signifikansi 0,017 yang lebih

kecil dari 0,05, maka Ha diterima. Hal ini berarti pengalaman berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Dengan demikian hipotesis kedua

yang menyatakan pengalaman berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

daerah terbukti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak

pengalaman yang dimiliki oleh pengelola keuangan dan asset daerah maka

kualitas laporan keuangan daerah akan semakin baik.

2. Hasil Uji Regresi Moderasi dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak

terhadap Hipotesis Penelitian H3 dan H4.

Frucot dan Shearon dalam (Ghozali, 2013) mengajukan model regresi

yang agak berbeda untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai

selisih mutlak dari variabel independen.

Menurut Furcot dan shearon (Ghozali, 2013) interaksi ini lebih disukai

oleh karena ekspektasinya sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1


70

dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Misalkan jika skor tinggi untuk variabel

kompetensi dan pengalaman berasosiasi dengan skor rendah etika (skor tinggi),

maka akan terjadi perbedaan nilai absolut yang besar. Hal ini juga akan berlaku

skor rendah dari kompetensi dan pengalaman dengan skor tinggi dari etika (skor

rendah). Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah.

Langkah uji nilai selisih mutlak dalam penelitian ini dapat digambarkan

dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + β1ZX1 + β2ZX2 + β3ZM + β4|ZX1-ZM| + β5|ZX2–ZM| + e

Pembahasan terkait pengujian hipotesis yang melibatkan variabel moderasi

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,946 ,894 ,841 1,19078
a. Predictors: (Constant), X2_M, Zscore: Pengalaman, X1_M, Zscore:
Kompetensi, Zscore: Etika
Sumber: Output SPSS 21 (2017)

Berdasarkan hasil uji koefisien deteminasi diatas, nilai R2 (Adjusted R

Square) cukup tinggi sebesar 0,841 yang berarti kualitas laporan keuangan daerah
yang dapat dijelaskan oleh variabel X2_M, Zscore: Kompetensi, Zscore: Etika,
X1_M, Zscore: Pengalaman sekitar 84,1%. Sisanya sebesar 15,9% dipengaruhi
oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
71

Tabel 4.19
Hasil Uji F – Uji Simultan

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 119,758 5 23,952 16,892 ,000b
1 Residual 14,179 10 1,418
Total 133,938 15
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan
b. Predictors: (Constant), X2_M, Zscore: Pengalaman, X1_M, Zscore:
Kompetensi, Zscore: Etika
Sumber: Output SPSS 21 (2017)

Hasil Anova atau F test menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 16,892

dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa

variabel X2_M, Zscore: Kompetensi, Zscore: Etika, X1_M, Zscore:

Pengalaman secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kualitas laporan

keuangan daerah.

Tabel 4.20
Hasil Uji T – Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 37,193 ,617 60,262 ,000
Zscore: 1,258 ,331 ,421 3,801 ,003
Kompetensi
Zscore: 1,661 ,322 ,556 5,162 ,000
1
Pengalaman
Zscore: Etika 1,674 ,349 ,560 4,800 ,001
X1_M 1,072 ,420 ,286 2,551 ,029
X2_M 1,292 ,411 ,358 3,144 ,010
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan
Sumber: Output SPSS 21 (2017)
72

a. Interaksi antara etika dengan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas


laporan keuangan daerah (H3)

Dari hasil uji nilai selisih mutlak yang terlihat pada tabel 4.20

menunjukkan bahwa variabel moderating X1_M mempunyai t hitung sebesar

2,551> t tabel 0,682 dengan tingkat signifikansi 0,029 yang lebih kecil dari 0,05,

maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel etika merupakan variabel

moderasi yang memperkuat hubungan variabel kompetensi terhadap kualitas

laporan keuangan. Jadi hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan etika memoderasi

kompetensi dalam mengelola barang milik daerah terhadap kualitas laporan

keuangan daerah terbukti atau diterima.

a. Interaksi antara etika dengan pengalaman berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah (H4)

Dari hasil uji nilai selisih mutlak yang terlihat pada tabel 4.20

menunjukkan bahwa variabel moderating X2_M mempunyai t hitung sebesar

3,144> t tabel 0,682 dengan tingkat signifikansi 0,010 yang lebih kecil dari 0,05,

maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel etika merupakan variabel

moderasi yang memperkuat hubungan variabel pengalaman terhadap kualitas

laporan keuangan. Jadi hipotesis keempat (H4) yang menyatakan etika

memoderasi pengalaman dalam mengelola barang milik daerah pengalaman

terhadap kualitas laporan keuangan daerah terbukti atau diterima.


73

G. Pembahasan

1. Pengaruh Kompetensi Dalam Mengelola Barang Milik Daerah

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

Hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah

kompetensi dalam mengelola barang milik daerah berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien beta

unstandardized variabel kompetensi sebesar 0,471 dan (sig.) t sebesar 0,024.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi dalam mengelola

barang milik daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

daerah. Hal ini berarti bahwa semakin baik kompetensi pegawai pengelola

keuangan dan aset daerah maka akan membuat kualitas laporan keuangan daerah

akan semakin baik sehingga hipotesis pertama diterima.

Kompetensi merupakan kemampuan atau keahlian dalam membuat sesuatu

bentuk atau pekerjaan sesuai dengan skill dan pengetahuan berdasarkan keilmuan

yang dimiliki dari pendidikan formal maupun informal yang akan membentuk

sikap profesional dalam bekerja (Rifa’i, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan

Ihsanti (2014), yang menunjukkan bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan

keuangan SKPD. Dan juga penelitian dari Andini dan Yusrawati (2015)

menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan daerah. Jadi dengan adanya kompetensi yang baik

dalam mengelola barang milik daerah maka akan dapat meningkatkan kualitas

laporan keuangan yang dihasilkan.


74

Jika para pegawai memiliki komptensi yang baik, maka para pegawai

pengelola keuangan dan aset juga akan mematuhi sistem yang telah dibuat.

Sebuah sistem dapat dimaknai sebagai seperangkat aturan, tata tertib, bahkan

budaya dalam organisasi yang memberikan petunjuk serta arahan bertindak dan

berperilaku bagi anggota organisasi. Efektifitas peraturan dalam suatu sistem

organisasi juga tidak terlepas dari faktor ketaatan atau kepatuhan dari tiap anggota

organisasi terhadap aturan yang ada. Ini sesuai dengan teori kepatuhan yang

menjelaskan bahwa patuh adalah suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan

berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau peraturan.

2. Pengaruh Pengalaman Dalam Mengelola Barang Milik Daerah

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

Hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah

pengalaman dalam mengelola barang milik daerah berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien beta

unstandardized variabel kompetensi sebesar 0,504 dan (sig.) t sebesar 0,017.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman dalam mengelola

barang milik daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

daerah. karena pegawai yang sudah berpengalaman dalam mengerjakan laporan

keuangan akan menjadi terampil dalam bekerja, dengan pekerjaan yang

dilakukannya secara berulang-ulang setiap hari tentunya dapat menambah

pengetahuan dan mendapatkan cara yang terbaik, efektif dan efisien dalam

menjalankan pekerjaanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rifai (2014), yang

menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan


75

pemerintah pusat. Hal ini berarti bahwa semakin banyak pengalaman pegawai

pengelola keuangan dan aset daerah maka akan membuat kualitas laporan

keuangan daerah akan semakin baik, sehingga hipotesis pertama diterima.

Dalam variabel ini menjelaskan bahwa semakin lama menjadi pengelola

keuangan dan aset daerah maka akan semakin mengerti dalam memperoleh data

dan informasi yang dibutuhkan salain itu juga para pegawai menyatakan bahwa

semakin sering bertemu dengan rekan sesama pengelola keuangan dan aset maka

wawasan mereka bertambah mengenai tugas dan tanggung jawabnya yang

kemudian berdampak baik terhadap kulitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Jadi dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh dalam mengelola barang milik

daerah maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.

selain itu pegawai dengan pengalaman yang banyak juga memiliki pertimbangan

yang baik dalam mengambil sebuah keputusan tentang hal yang baik dan yang

buruk sehingga dengan pengalaman tersebut para pegawai akan mematuhi aturan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena telah mengetahui akibat yang akan

diperoleh apabila tidak mematuhi aturan tersebut. Ini sesuai dengan teori

kepatuhan yang menjelaskan bahwa patuh adalah suka dan taat kepada perintah

atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran

atau peraturan.

3. Etika Memoderasi Pengaruh Kompetensi Dalam Mengelola Barang

Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

Dari hasil uji nilai selisih mutlak yang terlihat pada tabel 4.20

menunjukkan bahwa variabel moderating X1_M mempunyai t hitung sebesar


76

2,551> t tabel 0,682 dengan tingkat signifikansi 0,029 yang lebih kecil dari 0,05,

maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel etika merupakan variabel

moderasi yang memperkuat atau memperlemah hubungan variabel kompetensi

terhadap kualitas laporan keuangan. Jadi hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan

etika memoderasi kompetensi terhadap kualitas laporan keuangan daerah terbukti

atau diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa etika

memoderasi pengaruh kompetensi dalam mengelola barang milik daerah terhadap

kualitas laporan keuangan daerah diterima.

Kompetensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan

kualitas Laporan Keuangan Pemerintah daerah (Setyowati dan Wikan, 2014).

Kompetensi merupakan kemampuan atau keahlian dalam membuat sesuatu bentuk

atau pekerjaan sesuai dengan skill dan pengetahuan berdasarkan keilmuan yang

dimiliki dari pendidikan formal maupun informal yang akan membentuk sikap

profesional dalam bekerja (Rifa’i, 2014) .

Etika merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku

yang diterima dan digunakan oleh individu atau suatu golongan tertentu. Aturan

etika menjelaskan kapan suatu perilaku dapat diterima dan kapan suatu perilaku

tidak dapat diterima atau dianggap salah. Sikap mental dan etika yang baik dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan nilai tambah untuk laporan

keuangan. Sebaliknya, dengan sikap mental dan etika yang buruk dalam

pembuatan laporan keuangan akan memberikan citra negatif untuk laporan

keuangan (Rifa’i, 2014). Oleh karena itu untuk menghasilkan laporan keuangan
77

daerah yang berkualitas maka dibutuhkan seorang yang kompeten dibidang

akuntansi dan juga didukung dengan etika yang baik.

Para pegawai yang memiliki etika dan kompetensi yang baik akan

mematuhi hukum, norma-norma dan aturan-aturan untuk membantu memelihara

reputasi pemerintah daerah itu sendiri, sehingga sesuai dengan harapan dari

pemerintah pusat yang menginginkan semua pemerintah daerah harus mematuhi

aturan yang berlaku dalam hal ini peraturan tentang mengelola barang milik

daerah. Apabila pemerintah daerah lalai menjalankan peran dan fungsi kepatuhan

akan meningkatkan potensi penyalahgunaan asset daerah yang dapat berakibat

kepada orang yang mengelola barang milik daerah tersebut berhadapan langsung

dengan risiko hukum atau sanksi-sanksi hukum. Ini sesuai dengan teori kepatuhan

yang menjelaskan bahwa patuh adalah suka dan taat kepada perintah atau aturan,

dan berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau

peraturan.

4. Etika Memoderasi Pengaruh Pengalaman Dalam Mengelola Barang

Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

Dari hasil uji nilai selisih mutlak yang terlihat pada tabel 4.20

menunjukkan bahwa variabel moderating X2_M mempunyai t hitung sebesar

3,144> t tabel 0,682 dengan tingkat signifikansi 0,010 yang lebih kecil dari 0,05,

maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel etika merupakan variabel

moderasi yang memperkuat atau memperlemah hubungan variabel pengalaman

terhadap kualitas laporan keuangan. Jadi hipotesis keempat (H4) yang menyatakan
78

etika memoderasi pengalaman terhadap kualitas laporan keuangan daerah terbukti

atau diterima.

Rifa’i (2014), orang yang berpengalaman akan senatiasa belajar dari

kesalahan dan tidak terlalu gugup, tegang, dalam mengahadapi suatu masalah

yang dijumpainya dalam pengerjaan tugas menjadikan laporan keuangan

dikerjakan akan menghasilkan laporan yang berkualitas dan cepat. Berbeda

dengan pegawai yang belum cukup berpengalaman dalam pembuatan laporan

keuangan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas yang diperoleh

menjadi tidak maksimal dan waktu yang dikerjakan menjadi semakin lama karena

kurang cukup pengalaman dan gugup dalam menghadapi suatu masalah yang

dihadapinya.

Selain memiliki pengalaman yang banyak, para pegawai pengelola

keuangan dan aset juga harus di dukung dengan etika yang baik pula. Etika yang

baik ini akan mematuhi seluruh aturan yang telah dibuat karena dalam pelayanan

kepada masyarakat harus menggunakan atau menerapkan standar etika yang telah

ada sebagai tanggung jawab aparatur birokrasi pemerintahan dalam

menyelenggarakan pelayanan bagi kepentingan publik. Fokus utama dalam etika

pelayanan publik adalah aparatur pelayanan publik telah mengambil keputusan

dan berperilaku yang dapat dibenarkan dari sudut pandang etika yang salah

satunya adalah memberikan transparansi, jujur, dan akuntabel dalam sebuah

pelaporan keuangan yang berkualitas bagi masyarakat.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yaitu kompetensi dan pengalaman terhadap variabel dependen yaitu

kualitas laporan keuangan daerah dan adanya interaksi variabel moderasi yaitu

etika.

1. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa

semakin baik kompetensi para pegawai maka kualitas laporan keuangan

daerah juga akan semakin baik.

2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa

semakin banyak pengalaman par pegawai dalam mengelola keuangan dan

aset daerah maka kualitas laporan keuangan juga akan semakin baik.

3. Hasil analisis regresi moderasi dengan pendekatan nilai selisih mutlak

menunjukkan bahwa interaksi etika dan kompetensi berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa etika merupakan

variabel yang memperkuat pengaruh kompetensi terhadap laporan

keuangan daerah.

4. Hasil analisis regresi moderasi dengan pendekatan nilai selisih mutlak

menunjukkan bahwa interaksi etika dan pengalaman berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan daerah. Hal ini berarti bahwa etika merupakan

79
80

variabel yang memperkuat pengaruh pengalaman terhadap kualitas laporan

keuangan daerah.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu

Kompetensi dan Pengalaman yang di moderasi oleh Etika, sedangkan

masih banyak faktor lain yang mempengaruhi Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah.

2. Adanya keterbatasan pada teknik pengambilan data yang berupa

kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden

yang tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

C. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan kesimpulan. Adapun

implikasi dari penelitian yang telah dilakukan, yakni dinyatakan dalam bentuk

saran-saran yang diberikan melalui hasil penelitian agar mendapatkan hasil yang

lebih baik, yaitu:

1. Bagi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka,

disarankan untuk mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai acuan

dalam menganalisis Pengelolaan Keuangan dan pengelolaa Barang Milik

Daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Kolaka.
81

2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti faktor lain yang diduga

memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Mengingat variabel independen dalam penelitian ini memberikan

kontribusi sebesar 51%, sisanya 49% dipengaruhi faktor lain.


DAFTAR PUSTAKA

Abas, Irawaty. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap


Pengamanan Aset Daerah. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 2013.
Algifari. Analisis Regresi, Teori, Kasus & Solusi. Yogyakarta: BPFE UGM. 2000.
Andriany, Ayu. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah terhadap
Pengamanan Aset Daerah pada Pemerintahan Kota Medan. Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. 2009.
Andini, Dewi, Yusrawati. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan
Penerapan System Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah. Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi I Vol. 24
No.1 Juni 2015.
Artjana, I Gede. Upaya Membangun Akuntabilitas Pengelolaan Dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara Di Lingkungan Militer Menuju
Terciptanya Good Governance Tantangan dan Harapan. 2004.
Atikah, dkk. 2014. Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dalam
pengelolaan barang milik daerah. Jurnal KRA, Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang. 2014.
Baridwan, Zaki. Intermedite Accounting. Yogyakarta: BPFE. 2000.
Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. 2006
Boulter.N, Dalziel dan Hill. J. People and Competencies. Bidlles, Ltd. London.
1996.
Ebert, Ronald J and Ricky W. Griffin. Bisnis. Alih Bahasa Rd. Soemarnagara.
Jakarta : Erlangga. 2006
Falah, Syaikhul. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Dan Orientasi Etika Terhadap
Sensitivitas Etika. Universitas Diponegoro. 2006.
GASB. Governmental Accounting Standard Board. 2009
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013.
Halim, Abdul. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN. 2007.
Hariadi, Pramono dkk. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. 2010
Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. Kompetensi Plus. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 2008.

82
83

Ihsanti, Emilda. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan


System Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah. Jp Akuntansi 2014.
Indriantoro, Nur., Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
2014
Jamilah, Sity Dan Zaenal Fanani. Pengeruh Gender, Tekanan Ketaatan Dan
Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar. 2007.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru. 2012
Mahmudi. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
2007.
Megawaty, dkk. 2015. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Pengelolaan
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. e-Journal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntans. Vol. 3 No. 1 Tahun 2015.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19. Tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah. 2016
Permendagri Nomor 17 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah Pasal 19. 2007
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. 2006,
Peraturan Pemerintah No.71 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 2010.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 2005
Qomariah, Ratu Nurul. Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Manajemen Laba
Dengan Struktur Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2013
Ranupandojo. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE. 1984
Rifa’i , Aditya Bachtiar. Pengaruh Etika, Kompetensi, Dan Pengalaman Dalam
Mengelola Barang Milik Negara Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat. E-Jurnal. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. 2014
Riyadi, Fahmi Ahmad. Pengaruh Human Capital Dan Gender Terhdap Kualitas
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Indonesia. E-jurnal Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang. 2015.
Saleh, R. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Symposium Nasional Akuntansi VII.
2004
84

Salsabila, Ainia. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit Dan Gender


Terahadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.
Sarwono. Sosiologi Kesehatan. Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. FKM.
Gadjah Mada University Press. 1997.
Setyowati, dan Wikan Isthika. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Laporan Keuangan Daerah. Jurnal Procedings SNEB 2014: Hal.6
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2013.
Siregar, Arifin M. Penerapan Tata Kepemerintahan yang Baik Dalam
Penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan Bengkulu.
Universitas Diponegoro Semarang. 2008.
Sulistyo, Wahyu Adhi Noor. Analisis Factor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang
Listing Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang. 2010.
Suraida, Ida. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, Resiko Audit terhadap
Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan
GoverPublik. Universitas Padjajaran Bandung. 2003.
Sukamto. Pengajaran Etika Profesional, Makalah Seminar Pengajaran Audit
Akuntansi. Yogyakarta: PAU UGM. 1991
Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2000.
Sukmaningrum, Tantriani. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Universitas Diponegoro.
Semarang. 2012.
Trisnaningsih, Sri Dan Sri Iswati. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi
Gender. Symposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya. 2003.
Trijoko, Prasatya. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Renika. 1980
Triyuwono, Iwan. 1996. Teori akuntansi berhadapan dengan nilai-nilai keislaman.
Jurnal Ulumul Qur’an. Vol. VI. No. 5: 44-61.
Undang -Undang No 32 Tentang Pemerintah Daerah. 2005
Undang-Undang Nomor 17 Tentang Keuangan Negara. 2003
Undang-Undang Nomor 1 Tentang Perbendaharaan Negara. 2004
Wadu, Senly Mirani. Penerapan Good Governance Dari Segi Transparansi Pada
Bidang Penyelenggaraan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Stusi Kasus di Kabupaten Timur Tengah Selatan. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2012.
Windiastuti, Ruri. Pengaruh Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan Sistem
Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bandung. 2013.
85

Yulianto, R Dimas Arief. Pengaruh Orientasi Etika, Komitmen Professional Dan


Sensitivitas Etis Terhadap Whistleblowing. Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta. 2015.
Zainal ,Nur Iswahyudi. Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan
Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah
Kabupaten Bone Bolango. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. 2013.
L
A
M
P
I
R
A
N
86

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Strata Satu (S1) pada UIN
Alauddin Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Akuntansi, yang
mana salah satu persyaratannya adalah penulisan skripsi, maka untuk keperluan
tersebut saya sangat membutuhkan data-data analisis sebagaimana “Daftar
Kuesioner" terlampir.
Adapun judul skripsi yang saya ajukan dalam penelitian ini adalah
“Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah dengan Etika Sebagai Variabel Moderating“ untuk itu
mohon kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/i meluangkan waktu untuk dapat
mengisi pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
Bapak/Ibu dan Saudara/i cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang tersedia (rentang angka dari 1 sampai dengan 5). Setiap pernyataan
mengharapkan hanya satu jawaban dan setiap angka akan mewakili tingkat
kesesuaian dengan pendapat yang diberikan :
Jawaban Bapak/Ibu dan Saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaannya
serta orientitasnya. Kejujuran dan kebenaran jawaban yang Bapak/Ibu dan
Saudara/i berikan adalah bantuan yang tidak ternilai bagi saya. Akhirnya atas
perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Makassar, Februari 2017

Peneliti

Ari Utomo Saputra


NIM. 10800112020
87

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ……………………………………………………………………..
(Boleh Tidak di isi)
2. Pendidikan terakhir : a. SMA/ Sederajat
b. Diploma
c. Strata 1 (Sarjana)
d. Lainnya...................
3. Jurusan : a. Akuntansi
b. Manajemen
c. Hukum
d. Lainnya………………..
4. Berapa lamakah Anda telah menjadi Pengelola keuangan atau pengelola barang
milik daerah (BMD) ditempat Anda bekerja
sekarang:
a. 1 – 3 Tahun
b. 4 – 7 Tahun
c. 8 – 11 Tahun
d. 11- 15 Tahun
e. > 15 Tahun
88

Varibel Etika
Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:
1. Bekerja dengan penuh pengabdian dan tanggungjawab.
2. Berperilaku sesuai kode Etik
3. Menjaga nama baik kepada pribadi, atasan, dan instansi.
4. Menjunjung tinggi moral dalam melakukan pekerjaan
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju , TS= Tidak Setuju , N= Netral, S= Setuju, SS=
Sangat Setuju

NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) melaksanakan
tugas mentaati peraturan
perundang-undangan dengan
pengabdian dan penuh tanggung
jawab.
2. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) selalu bersikap
dan berperilaku sesuai dengan
etika
3. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) harus memiliki
pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas.
4. Saya harus selalu
mempertahankan nama baik
profesi dengan menjunjung
tinggi etika serta hukum yang
ada di Indonesia.
5. Saya harus meningkatkan
kecakapan professional sehingga
mampu memberikan manfaat
yang optimal bagi pemerintah
dan masyarakat.
6. Saya harus meningkatkan
kecakapan
profesional sehingga mampu
memberikan manfaat yang
optimal bagi pemerintah dan
masyarakat
7. Saya wajib menjunjung tinggi
tanggung jawab moral, sosial
89

dan professional
8. Setiap bekerja dengan orang
yang lebih tua walaupun
pangkatnya lebih rendah dari
saya, saya tidak mesti hormati
dan berperilaku sopan santun
terhadap beliau.

Variabel Kompetensi
Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:
1. Menyelesaikan tugas kerja secara konsisten dan tepat waktu.
2. Mampu membuat keputusan yang tepat dengan taat peraturan yang
berlaku.
3. Menyukai bekerja secara Tim.
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju , TS= Tidak Setuju , N= Netral, S= Setuju, SS=
Sangat Setuju.

NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Selalu bekerja dengan arah
yang pasti, ketikadalam
menyelesaikan suatu masalah
telah ada peraturan yang harus
diikuti.
2. Orang-orang yang
mendahulukan untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan urusannya
(tugas dan tanggung jawabnya)
baru kemudian bersenang-
senang setelah tugasnyaselesai
akan disenangi orang lain.
3. Bekerja dengan orang lain dalam
satu tim, lebih sulit dari pada
bekerja secara sendirian
4. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) mampu
membuat keputusan yang
berhubungan dengan pekerjaan,
5. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) mampu
90

mengembangkan solusi
alternatif dan rekomendasi serta
memilih tindakan yang tepat
dalam menunjang proses
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya
6. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) telah
memahami segala konsekuensi
keputusan dan tindakan yang
diambilnya sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
7. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) mampu
menyelesaikan tugas kerja
yang
diberikan secara konsisten.
8. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) hadir dan
pulang secara rutin dan tepat
waktu.
9. Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) senantiasa
mengikuti dan
melaksakaninstruksi-instruksi
yang diberikan

Varibel Pengalaman
Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:
1. Lama Bekerja.
2. Kompleksitas masalah/persoalan.
3. Kontinyuitas pekerjaan.
4. Jumlah Pekerjaan yang dikerjakan.
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju , TS= Tidak Setuju , N= Netral, S= Setuju, SS=
Sangat Setuju

NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Semakin lama menjadi
Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD), semakin
mengerti dalam memperoleh
data dan informasi yang
91

dibutuhkan.
2. Semakin lama bekerja sebagai
Pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) semakin dapat
mengetahui informasi yang
relevan untuk membuat laporan
Barang Milik Daerah (BMD)
setiap semester / tahunan.
3. Semakin kompleks tugas yang
saya
kerjakan, pengalaman saya
semakin
berkembang
4. Banyaknya tugas yang dihadapi
selama masa kerja memberikan
kesempatan untuk belajar dari
kesalahan yang pernah dialami.
5. Semakin sering menyelesaikan
tugas
dalam Pengelolaan Asset /
Barang Milik Daerah (BMD)
setiap
tahunnya, masih belum mengerti
kondisi Asset / Barang Milik
Daerah (BMD) yang terdapat di
kantor
6. Banyaknya tugas dan tanggung
jawab
yang di emban sebagai
pengelola Asset / Barang Milik
Daerah (BMD), maka semakin
kompeten dalam menyelesaikan
semua tugasnya
7. Saya membuat laporan
pengelolaan Aset / Barang Milik
Daerah (BMD) lebih dari 2
tahun sehingga laporan yang
saya buat lebih baik
8. Semakin saya sering bertemu
dengan
rekan sesama pengelola aset /
Barang Milik Daerah (BMD),
semakin bertambah wawasan
mengenai pengelolaan Barang
Milik Daerah (BMD)
92

Variabel Kualitas Laporan Keuangan


Variabel ini terdiri atas beberapa indikator, diantaranya:
1. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan fungsinya.
2. Melaporkan Hasil Operasi.
3. Melaporkan kondisi keuangan.
4. Melaporkan Sumberdaya jangka panjang
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju , TS= Tidak Setuju , N= Netral, S= Setuju, SS=
Sangat Setuju

NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Laporan keuangan yang
dihasilkan dapat membantu
dalam memperkirakan aktivitas
yang berhubungan dengan
keuangan pada periode
berikutnya.
2. Laporan keuangan dapat
membantu dalam pengambilan
keputusan.
3. Laporan keuangan yang
berkualitas memenuhi
persyaratan normatif yaitu
relevan, andal, dapat dipercaya,
dan dapat dibandingkan.
4. Setiap informasi dalam laporan
keuangan disertai dengan
penjelasan yang rinci sehingga
kekeliruan dalam interpretasi dan
penggunaan informasi tersebut
dapat dicegah.
5. Informasi dalam laporan
keuangan telah menggambarkan
secara jujur semua transaksi dan
peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan.
6. Informasi dalam laporan
keuangan
dinyatakan dalam istilah yang
sulit dipahami.
7. Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan oleh
pihak yang berbeda, hasilnya
93

menunjukkan simpulan yang


berbeda .
8. Seluruh informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan
(Neraca, LRA, dan CaLK) dapat
dipahami dengan mudah.
9. Laporan keuangan yang disajikan
menggambarkan secara
transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kondisi
keuangan kantor.
10. Informasi laporan keuangan
yang
akuntabel penting untuk
mendapatkan opini audit Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari
BPK.
94

LAMPIRAN 2

ETIKA
NO TOTAL
etk1 etk2 etk3 etk4 etk5 etk6 etk7 etk8
1 4 4 4 4 4 4 3 4 31
2 4 4 4 3 4 4 4 3 30
3 4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 4 5 5 5 5 4 5 37
5 5 4 5 4 5 4 4 4 35
6 5 5 5 5 5 5 5 4 39
7 5 5 4 4 4 4 4 5 35
8 4 5 4 4 4 5 4 4 34
9 4 4 5 4 4 4 4 5 34
10 4 4 4 5 4 4 4 5 34
11 4 4 4 4 4 5 5 4 34
12 4 5 4 4 4 4 4 4 33
13 5 4 4 5 5 4 4 4 35
14 4 4 4 4 4 4 4 4 32
15 5 4 4 4 5 4 4 4 34
16 4 4 5 4 4 4 5 4 34

KOMPETENSI
NO TOTAL
kpt1 kpt2 kpt3 kpt4 kpt5 kpt6 kpt7 kpt8 kpt9
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35
2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 33
3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 33
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 32
6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
7 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 5 4 4 4 4 5 4 5 4 39
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
12 3 4 4 3 4 4 4 3 4 33
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35
15 3 4 4 4 3 4 4 4 4 34
16 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38
95

PENGALAMAN
NO TOTAL
png1 png2 png3 png4 png5 png6 png7 png8
1 4 4 3 4 3 4 4 4 30
2 4 3 4 4 4 4 4 4 31
3 4 4 4 4 3 4 4 4 31
4 5 5 5 5 4 4 5 5 38
5 4 4 4 4 3 4 4 4 31
6 4 4 4 4 4 4 4 4 32
7 5 5 4 4 3 4 4 4 33
8 5 4 4 4 5 4 4 5 35
9 4 4 5 4 4 4 4 4 33
10 4 4 5 5 4 4 4 4 34
11 4 4 4 4 3 4 3 4 30
12 4 4 4 4 4 4 4 4 32
13 4 4 4 4 4 2 4 4 30
14 5 5 5 5 4 4 4 4 36
15 3 3 4 4 4 4 3 4 29
16 5 4 5 5 3 4 4 5 35

KULITAS LAPORAN KEUANGAN


NO TOTAL
lk1 lk2 lk3 lk4 lk5 lk6 lk7 lk8 lk9 lk10
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 34
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43
5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
6 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 44
7 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38
8 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37
9 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36
10 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44
11 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
12 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 36
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 40
15 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
16 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44
96

LAMPIRAN 3
STATISTIK DESKRIPTIF

A. Statistik Deskriptif Responden

Pendidikan
NO Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1. SMA 2 12,5 %
2. D III 3 18,75 %
3. S1 11 68,75%
Total 16 100%

Masa Kerja
NO Lama Bekerja Jumlah Persentase
1. 1 – 3 Tahun 6 37,5 %
2. 4 – 7 Tahun 10 62,5 %
Total 16 100%

B. Statistik Deskriptif Variabel

Descriptive Statistics
N Minimum Maximu Mean Std.
m Deviation
Kompetensi 16 32,00 41,00 35,7500 2,43584
Pengalaman 16 29,00 37,00 32,8750 2,36291
Etika 16 24,00 35,00 32,1250 2,77789
Kualitas Laporan 16 30,00 43,00 39,5625 2,98817
Kauangan
Valid N (listwise) 16
97

C. Statistik Deskriptif Pernyataan

1. Variabel Kompetensi

Statistics
KPT1 KPT2 KPT3 KPT4 KPT5 KPT6 KPT7 KPT8 KPT9
Valid 16 16 16 16 16 16 16 16 16
N Missin 0 0 0 0 0 0 0 0 0
g
3,937 4,000 3,937 4,062 3,875 4,000 4,000 4,062 3,875
Mean
5 0 5 5 0 0 0 5 0
Minimum 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Maximu 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
m
Sum 63,00 64,00 63,00 65,00 62,00 64,00 64,00 65,00 62,00

KPT1
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5
Setuju 13 81,3 81,3 93,8
Valid Sangat 1 6,3 6,3 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KPT2
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5
Setuju 12 75,0 75,0 87,5
Valid Sangat 2 12,5 12,5 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0
98

KPT3
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5
Setuju 13 81,3 81,3 93,8
Valid Sangat 1 6,3 6,3 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KPT4
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3
Setuju 13 81,3 81,3 87,5
Valid Sangat 2 12,5 12,5 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KPT5
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 3 18,8 18,8 18,8
Setuju 12 75,0 75,0 93,8
Valid Sangat 1 6,3 6,3 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0
99

KPT6
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5
Setuju 12 75,0 75,0 87,5
Valid Sangat 2 12,5 12,5 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KPT7
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3
Setuju 14 87,5 87,5 93,8
Valid Sangat 1 6,3 6,3 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KPT8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 13 81,3 81,3 87,5


Valid
Sangat Setuju 2 12,5 12,5 100,0

Total 16 100,0 100,0

KPT9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 3 18,8 18,8 18,8

Setuju 12 75,0 75,0 93,8


Valid
Sangat Setuju 1 6,3 6,3 100,0

Total 16 100,0 100,0


100

2. Variabel Pengalaman

Statistics
PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8
Valid 16 16 16 16 16 16 16 16
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4,2500 4,0000 4,1250 4,1875 4,1875 4,1250 4,0000 4,0000
Minimum 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00
Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
Sum 68,00 64,00 66,00 67,00 67,00 66,00 64,00 64,00

PNG1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Setuju 12 75,0 75,0 75,0

Valid Sangat Setuju 4 25,0 25,0 100,0

Total 16 100,0 100,0

PNG2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 14 87,5 87,5 93,8


Valid
Sangat Setuju 1 6,3 6,3 100,0

Total 16 100,0 100,0

PNG3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 12 75,0 75,0 81,3


Valid
Sangat Setuju 3 18,8 18,8 100,0
Total 16 100,0 100,0
101

PNG4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 11 68,8 68,8 75,0


Valid
Sangat Setuju 4 25,0 25,0 100,0

Total 16 100,0 100,0

PNG5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Setuju 13 81,3 81,3 81,3

Valid Sangat Setuju 3 18,8 18,8 100,0

Total 16 100,0 100,0

PNG6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5

Setuju 10 62,5 62,5 75,0


Valid
Sangat Setuju 4 25,0 25,0 100,0

Total 16 100,0 100,0

PNG7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 14 87,5 87,5 93,8


Valid
Sangat Setuju 1 6,3 6,3 100,0

Total 16 100,0 100,0


102

PNG8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5

Setuju 12 75,0 75,0 87,5


Valid
Sangat Setuju 2 12,5 12,5 100,0

Total 16 100,0 100,0

3. Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Statistics
KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Valid 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
N Missi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ng
3,945 3,864 4,000 4,108 4,027 3,702 3,756 3,891 3,945 4,351
Mean
9 9 0 1 0 7 8 9 9 4
4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000
Median
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Minimu 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00
m
Maximu 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
m
146,0 143,0 148,0 152,0 149,0 137,0 139,0 144,0 146,0 161,0
Sum
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLK1
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 10,8 10,8 10,8
Setuju 12 83,8 83,8 94,6
Valid Sangat 2 5,4 5,4 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0
103

KLK2
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 18,9 18,9 18,9
Setuju 12 75,7 75,7 94,6
Valid Sangat 2 5,4 5,4 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KLK3
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 10,8 10,8 10,8
Setuju 13 78,4 78,4 89,2
Valid Sangat 1 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KLK4
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 2 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 73,0 73,0 81,1
Valid Sangat 1 18,9 18,9 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KLK5
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 81,1 81,1 89,2
Valid Sangat 2 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0
104

KLK6
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 81,1 81,1 89,2
Valid Sangat 2 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KLK7
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 81,1 81,1 89,2
Valid Sangat 2 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KLK8
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 81,1 81,1 89,2
Valid Sangat 2 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0
105

KLK9
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 81,1 81,1 89,2
Valid Sangat 2 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

KLK10
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Ragu-Ragu 1 8,1 8,1 8,1
Setuju 13 81,1 81,1 89,2
Valid Sangat 2 10,8 10,8 100,0
Setuju
Total 16 100,0 100,0

4. Variabel Etika

Statistics
ETK1 ETK2 ETK3 ETK4 ETK5 ETK6 ETK7 ETK8
Valid 16 16 16 16 16 16 16 16
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4,2500 4,0000 4,1875 3,8750 4,1250 3,8125 3,9375 3,9375
Minimum 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,00 5,00 5,00
Sum 68,00 64,00 67,00 62,00 66,00 61,00 63,00 63,00
106

ETK1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 10 62,5 62,5 68,8


Valid
Sangat Setuju 5 31,3 31,3 100,0

Total 16 100,0 100,0

ETK2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 14 87,5 87,5 93,8


Valid
Sangat Setuju 1 6,3 6,3 100,0

Total 16 100,0 100,0

ETK3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 11 68,8 68,8 75,0


Valid
Sangat Setuju 4 25,0 25,0 100,0

Total 16 100,0 100,0

ETK4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 3 18,8 18,8 18,8

Setuju 12 75,0 75,0 93,8


Valid
Sangat Setuju 1 6,3 6,3 100,0

Total 16 100,0 100,0


107

ETK5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 1 6,3 6,3 6,3

Setuju 12 75,0 75,0 81,3


Valid
Sangat Setuju 3 18,8 18,8 100,0

Total 16 100,0 100,0

ETK6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 3 18,8 18,8 18,8

Valid Setuju 13 81,3 81,3 100,0

Total 16 100,0 100,0

ETK7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 2 12,5 12,5 12,5

Setuju 13 81,3 81,3 93,8


Valid
Sangat Setuju 1 6,3 6,3 100,0

Total 16 100,0 100,0

ETK8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ragu-Ragu 3 18,8 18,8 18,8

Setuju 11 68,8 68,8 87,5


Valid
Sangat Setuju 2 12,5 12,5 100,0

Total 16 100,0 100,0


108

LAMPIRAN 4
UJI KUALITAS DATA
A. Uji Asumsi Klasik

1. Variabel Kompetensi

Correlations

KPT1 KPT2 KPT3 KPT4 KPT5 KPT6 KPT7 KPT8 KPT9 X1


** *
Pearson Correlation 1 ,292 ,660 ,362 -,038 ,292 ,000 ,021 ,264 ,541

KPT1 Sig. (2-tailed) ,273 ,005 ,169 ,890 ,273 1,000 ,938 ,324 ,030

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* **
Pearson Correlation ,292 1 ,292 ,000 ,258 ,500 ,354 ,292 ,258 ,636
KPT2 Sig. (2-tailed) ,273 ,273 1,000 ,334 ,049 ,179 ,273 ,334 ,008
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** ** *
Pearson Correlation ,660 ,292 1 ,702 ,264 ,000 ,000 ,021 ,264 ,603
KPT3 Sig. (2-tailed) ,005 ,273 ,002 ,324 1,000 1,000 ,938 ,324 ,013
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** *
Pearson Correlation ,362 ,000 ,702 1 ,339 ,000 ,000 ,319 ,339 ,572
KPT4 Sig. (2-tailed) ,169 1,000 ,002 ,199 1,000 1,000 ,228 ,199 ,021
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
*
Pearson Correlation -,038 ,258 ,264 ,339 1 ,258 ,365 ,038 ,200 ,520
KPT5 Sig. (2-tailed) ,890 ,334 ,324 ,199 ,334 ,164 ,890 ,458 ,039
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* * **
Pearson Correlation ,292 ,500 ,000 ,000 ,258 1 ,354 ,292 ,516 ,636
KPT6 Sig. (2-tailed) ,273 ,049 1,000 1,000 ,334 ,179 ,273 ,041 ,008
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
*
Pearson Correlation ,000 ,354 ,000 ,000 ,365 ,354 1 ,413 ,365 ,525
KPT7 Sig. (2-tailed) 1,000 ,179 1,000 1,000 ,164 ,179 ,112 ,164 ,037
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
*
Pearson Correlation ,021 ,292 ,021 ,319 ,038 ,292 ,413 1 ,339 ,510
KPT8 Sig. (2-tailed) ,938 ,273 ,938 ,228 ,890 ,273 ,112 ,199 ,043
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* **
Pearson Correlation ,264 ,258 ,264 ,339 ,200 ,516 ,365 ,339 1 ,684
KPT9 Sig. (2-tailed) ,324 ,334 ,324 ,199 ,458 ,041 ,164 ,199 ,003
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** * * * ** * * **
Pearson Correlation ,541 ,636 ,603 ,572 ,520 ,636 ,525 ,510 ,684 1

X1 Sig. (2-tailed) ,030 ,008 ,013 ,021 ,039 ,008 ,037 ,043 ,003

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
109

2. Variabel Pengalaman

Correlations

PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8 X2


*
Pearson Correlation 1 ,408 ,149 ,343 ,092 ,361 ,000 ,289 ,536

PNG1 Sig. (2-tailed) ,116 ,582 ,194 ,733 ,169 1,000 ,278 ,032

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** *
Pearson Correlation ,408 1 ,730 ,336 ,000 ,295 ,000 ,000 ,541
PNG2 Sig. (2-tailed) ,116 ,001 ,204 1,000 ,268 1,000 1,000 ,031
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** *
Pearson Correlation ,149 ,730 1 ,398 ,207 ,162 ,000 ,000 ,522
PNG3 Sig. (2-tailed) ,582 ,001 ,126 ,442 ,550 1,000 1,000 ,038
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
**
Pearson Correlation ,343 ,336 ,398 1 ,437 ,322 ,000 ,475 ,694
PNG4 Sig. (2-tailed) ,194 ,204 ,126 ,090 ,224 1,000 ,063 ,003
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** *
Pearson Correlation ,092 ,000 ,207 ,437 1 ,167 ,453 ,641 ,586
PNG5 Sig. (2-tailed) ,733 1,000 ,442 ,090 ,537 ,078 ,008 ,017
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** **
Pearson Correlation ,361 ,295 ,162 ,322 ,167 1 ,590 ,626 ,741
PNG6 Sig. (2-tailed) ,169 ,268 ,550 ,224 ,537 ,016 ,010 ,001
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** *
Pearson Correlation ,000 ,000 ,000 ,000 ,453 ,590 1 ,707 ,541
PNG7 Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 1,000 1,000 ,078 ,016 ,002 ,031
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** ** ** **
Pearson Correlation ,289 ,000 ,000 ,475 ,641 ,626 ,707 1 ,765
PNG8 Sig. (2-tailed) ,278 1,000 1,000 ,063 ,008 ,010 ,002 ,001
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* * * ** * ** * **
Pearson Correlation ,536 ,541 ,522 ,694 ,586 ,741 ,541 ,765 1

X2 Sig. (2-tailed) ,032 ,031 ,038 ,003 ,017 ,001 ,031 ,001

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
110

3. Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Correlations

KLK1 KLK2 KLK3 KLK4 KLK5 KLK6 KLK7 KLK8 KLK9 KLK10 Y
* ** * ** **
Pearson 1 ,509 ,827 ,292 ,413 ,565 ,319 ,386 ,660 ,339 ,734
Correlation
KLK1
Sig. (2-tailed) ,044 ,000 ,273 ,112 ,023 ,228 ,140 ,005 ,199 ,001

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** **
Pearson ,509 1 ,638 ,450 ,318 ,436 ,246 ,298 ,246 ,261 ,644
Correlation
KLK2
Sig. (2-tailed) ,044 ,008 ,080 ,230 ,092 ,358 ,263 ,358 ,328 ,007
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** ** * ** **
Pearson ,827 ,638 1 ,378 ,535 ,683 ,386 ,429 ,386 ,488 ,792
Correlation
KLK3
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,149 ,033 ,004 ,140 ,098 ,140 ,055 ,000
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* * **
Pearson ,292 ,450 ,378 1 ,354 ,516 ,292 ,378 ,292 ,516 ,648
Correlation
KLK4
Sig. (2-tailed) ,273 ,080 ,149 ,179 ,041 ,273 ,149 ,273 ,041 ,007
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** ** * ** **
Pearson ,413 ,318 ,535 ,354 1 ,730 ,825 ,535 ,413 ,730 ,794
Correlation
KLK5
Sig. (2-tailed) ,112 ,230 ,033 ,179 ,001 ,000 ,033 ,112 ,001 ,000
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** * ** * ** * * **
Pearson ,565 ,436 ,683 ,516 ,730 1 ,565 ,683 ,565 ,600 ,853
Correlation
KLK6
Sig. (2-tailed) ,023 ,092 ,004 ,041 ,001 ,023 ,004 ,023 ,014 ,000
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** * ** **
Pearson ,319 ,246 ,386 ,292 ,825 ,565 1 ,386 ,319 ,640 ,684
Correlation
KLK7
Sig. (2-tailed) ,228 ,358 ,140 ,273 ,000 ,023 ,140 ,228 ,008 ,003
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** **
Pearson ,386 ,298 ,429 ,378 ,535 ,683 ,386 1 ,386 ,488 ,661
Correlation
KLK8
Sig. (2-tailed) ,140 ,263 ,098 ,149 ,033 ,004 ,140 ,140 ,055 ,005
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** * **
Pearson ,660 ,246 ,386 ,292 ,413 ,565 ,319 ,386 1 ,339 ,633
Correlation
KLK9
Sig. (2-tailed) ,005 ,358 ,140 ,273 ,112 ,023 ,228 ,140 ,199 ,008
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** * ** **
Pearson ,339 ,261 ,488 ,516 ,730 ,600 ,640 ,488 ,339 1 ,753
KLK10 Correlation
Sig. (2-tailed) ,199 ,328 ,055 ,041 ,001 ,014 ,008 ,055 ,199 ,001
111

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Pearson ,734 ,644 ,792 ,648 ,794 ,853 ,684 ,661 ,633 ,753 1
Correlation
Y
Sig. (2-tailed) ,001 ,007 ,000 ,007 ,000 ,000 ,003 ,005 ,008 ,001

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4. Variabel Etika

Correlations

ETK1 ETK2 ETK3 ETK4 ETK5 ETK6 ETK7 ETK8 M


* * * **
Pearson Correlation 1 ,316 ,265 ,577 ,577 ,501 ,326 ,453 ,727

ETK1 Sig. (2-tailed) ,233 ,321 ,019 ,019 ,048 ,218 ,078 ,001

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** **
Pearson Correlation ,316 1 ,671 ,365 ,365 ,453 ,413 ,318 ,657
ETK2 Sig. (2-tailed) ,233 ,004 ,164 ,164 ,078 ,112 ,230 ,006
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** * **
Pearson Correlation ,265 ,671 1 ,337 ,398 ,475 ,606 ,467 ,734
ETK3 Sig. (2-tailed) ,321 ,004 ,202 ,126 ,063 ,013 ,068 ,001
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* * ** **
Pearson Correlation ,577 ,365 ,337 1 ,600 ,868 ,264 ,436 ,780
ETK4 Sig. (2-tailed) ,019 ,164 ,202 ,014 ,000 ,324 ,092 ,000
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* * **
Pearson Correlation ,577 ,365 ,398 ,600 1 ,455 ,339 ,261 ,708
ETK5 Sig. (2-tailed) ,019 ,164 ,126 ,014 ,077 ,199 ,328 ,002
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* ** * **
Pearson Correlation ,501 ,453 ,475 ,868 ,455 1 ,304 ,522 ,796
ETK6 Sig. (2-tailed) ,048 ,078 ,063 ,000 ,077 ,253 ,038 ,000
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* *
Pearson Correlation ,326 ,413 ,606 ,264 ,339 ,304 1 ,246 ,603
ETK7 Sig. (2-tailed) ,218 ,112 ,013 ,324 ,199 ,253 ,358 ,013
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
* **
Pearson Correlation ,453 ,318 ,467 ,436 ,261 ,522 ,246 1 ,675
ETK8 Sig. (2-tailed) ,078 ,230 ,068 ,092 ,328 ,038 ,358 ,004
N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
** ** ** ** ** ** * **
Pearson Correlation ,727 ,657 ,734 ,780 ,708 ,796 ,603 ,675 1

M Sig. (2-tailed) ,001 ,006 ,001 ,000 ,002 ,000 ,013 ,004

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
112

B. Uji Reliabilitas
1. Variabel Kompetensi

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,755 ,755 9

2. Variabel Pengalaman

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,769 ,768 8

3. Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,879 ,898 10

4. Variabel Etika

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,854 ,860 8
113

LAMPIRAN 5
UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas
114

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 16

a,b
Mean ,0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 1,66196841
Absolute ,133
Most Extreme Differences Positive ,088
Negative -,133
Kolmogorov-Smirnov Z ,532
Asymp. Sig. (2-tailed) ,940

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

2. Uji Multikoleniaritas

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

-10,555 9,710 - ,298


(Constant)
1,087

1 Kompetensi ,480 ,207 ,391 2,316 ,039 ,905 1,105

Pengalaman ,641 ,208 ,507 3,083 ,009 ,954 1,048

Etika ,370 ,178 ,344 2,087 ,059 ,946 1,057

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan


115

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Glejser

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 15,968 4,356 3,666 ,003

Kompetensi -,146 ,093 -,339 -1,570 ,142


1
Pengalaman -,148 ,093 -,333 -1,584 ,139

Etika -,145 ,080 -,384 -1,817 ,094

a. Dependent Variable: AbsUt


116

LAMPIRAN 6
UJI HIPOTESIS
1. Analisis Regresi Linear Berganda

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,761 ,578 ,514 2,08409

a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Kompetensi

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 77,473 2 38,736 8,918 ,004

1 Residual 56,465 13 4,343

Total 133,938 15

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan


b. Predictors: (Constant), Pengalaman, Kompetensi

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -2,077 9,891 -,210 ,837

1 Kompetensi ,578 ,226 ,471 2,556 ,024

Pengalaman ,638 ,233 ,504 2,736 ,017

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan


117

2. Analisis Regresi Nilai Selisih Mutlak

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,946 ,894 ,841 1,19078

a. Predictors: (Constant), X2_M, Zscore: Pengalaman, X1_M, Zscore:


Kompetensi, Zscore: Etika

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 119,758 5 23,952 16,892 ,000

1 Residual 14,179 10 1,418

Total 133,938 15

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan


b. Predictors: (Constant), X2_M, Zscore: Pengalaman, X1_M, Zscore: Kompetensi, Zscore:
Etika

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 37,193 ,617 60,262 ,000


Zscore: Kompetensi 1,258 ,331 ,421 3,801 ,003

Zscore: Pengalaman 1,661 ,322 ,556 5,162 ,000


1
Zscore: Etika 1,674 ,349 ,560 4,800 ,001

X1_M 1,072 ,420 ,286 2,551 ,029

X2_M 1,292 ,411 ,358 3,144 ,010

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Kauangan


RIWAYAT HIDUP

Ari Utomo Saputra, dilahirkan di Pomalaa, kabupaten


Kolaka, Sulawesi Tenggara pada tanggal 10 November 1993.
Penulis merupakan anak ke-tiga dari lima bersaudara, anak dari
Ayahanda Muh.Said Hafid, SH dan Ibunda Hj. Rosmiati Latief.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 1 Laloeha
Kabupaten Kolaka pada tahun ajaran 1999/2000 hingga tahun
ajaran 2004/2005, lalu melanjutkan pada Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Kolaka tahun ajaran 2005/2006 hingga tahun ajaran 2007/2008.
Pada tahun tersebut penulis juga melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah
Menegah Kejuruan Negeri 1 Kolaka dan mengambil jurusan akuntansi hingga tahun
2010/2011, dan pada tahun 2012 penulis melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi
yaitu di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Jurusan Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai