Pengertian Pengawasan
Pengertian Pengawasan
Pengertian Pengawasan
1. Tujuan Pengawasan
Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan untuk mencapai tujuan
organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa
tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang melaksanakan..
Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana
Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan intruksi
Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan telah berjalan efisien
Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam kegiatan
Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitan, kelemahan atau kegagalan kearah
perbaikan
Faktor pengawasan yang perlu diperhatikan dan tidak terlepas daripada Tools Of
Management
1. Manusia (men) yang mengawasi dan diawasi adalah manusia, maka untuk berjalannya
pengawasan dengan baik, perlu adanya terjalin hubungan kerja sama
2. Uang (money) tanpa adanya uang pelaksanaan pengawasan akan sulit dilakukan
3. Materi (materials) yaitu pengawasan terhadap kualitas bahan dan hasil, juga terhadap
kuantitas sehingga ada kesesuaian antara penggunaan kualitas dan kuantitas bahan dengan
kualitas dan kuantitas hasil
4. Mesin (Machines) yaitu pengawasan terhadap penggunaan mesin
5. Waktu (Minutes) yaitu pengawasan agar adanya efisiensi dapat tercapai
6. Pasar (markets) yaitu pengawasan dilakukan terhadap pasar dan barang yang diproduksi
7. Metode (methods) yaitu agar supaya suatu pengawasan bisa berjalan dengan baik dan
efisiensi dapat tercapai
1. Proses Pengawasan
Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan di dalam melaksanakan pengawasan
terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Proses pengawasan ini terdiri
dari beberapa tindakan tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan
manajerial.
Menurut George R. Terry dalam buku Asa-asas Manajemen (1999:113) proses pengawasan
meliputi :
1. Prinsip-Prinsip Pengawasan
Agar fungsi pengawasan mencapai hasil yang diharapkan, maka pimpinan organisasi atau
unit organisasi yang melaksanakan fungsi pengawasan harus mengetahui dan menerapkan
prinsip-prinsip pengawasan.
Menurut George R. Terry mengemukakan bahwa “Prinsip pengawasan yang efektif
membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai rencana”.
Pengendalian (pengawasan) atau controlling adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen.
Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena
itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian itu sendiri. Kasus-kasus yang
banyak terjadi dalam organisasi adalah akibat masih lemahnya pengendalian sehingga
terjadilah berbagai penyimpangan antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan.
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.
Beda pengawasan dengan pengendalian adalah pada wewenang dari pengembang kedua
istilah tersebut. Pengendalian memiliki wewenang turun tangan yang tidak dimiliki oleh
pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya dilakukan
oleh pengendali.
A. Pengertian Pengendalian
· Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan
menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
Asas-asas Pengendalian
1. Mathis dan Jackson. Penilaian kinerja adalah proses evaluasi terhadap karyawan dalam
melakukan pekerjaan yang dikomparasikan dengan standar yang dilanjutkan dengan
memberi informasi tersebut pada karyawan. Penilaian kinerja sering disebut juga dengan
pemberian peringkat pada karyawan melalui peninjauan, evaluasi, dan penilaian hasil kerja.
2. Hasibuan menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah aktivitas bagi para manajer untuk
melakukan evaluasi terhadap tingkah laku berprestasi para karyawan yang dilanjutkan
dengan menentukan kebijaksanaan kedepannya. Hal yang berkaitan dengan penilaian
kinerja seperti penilaian loyalitas, kejujuran, leadership, teamwork, dedikasi dan partisipasi.
3. Mondy dan Noe. Definisi penilaian kinerja yaitu tinjauan formal serta proses evaluasi
kinerja karyawan maupun kinerja tim.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah penilaian terhadap hasil
kerja individu/karyawan yang dihasilkan yang dibandingkan dengan standar yang ada baik
kualitas maupun kuantitas yang ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja karyawan memang
seharusnya diterapkan untuk mengetahui kualitas kinerja karyawan dan untuk memotivasi
karyawan agar lebih produktif. Penilaian kinerja karyawan ini juga mampu bermanfaat bagi
organisasi/perusahaan dalam menentukan keputusan di masa mendatang.
Analisis Pekerjaan
Hal yang dilakukan pertama kali dalam penilaian kinerja karyawan adalah melakukan
analisis pekerjaan. Proses analisis ini dapat dimulai dari analisis jabatan/posisi. Dengan
mengetahui posisi seorang karyawan maka akan lebih mudah menjabarkan jenis
pekerjannnya, tanggung jawab yang diemban, kondisi kerja, dan berbagai program dan
kegiatan yang dilakukan. Analisis pekerjaan ini sangatlah penting dalam penilaian kinerja
karena menjadi dasar bagi penentuan standar dan evaluasi. Dan dalam menganalisis
pekerjaan sangat dibutuhkan sistem informasi manajemen yang baik.
Standar kinerja
Secara umum terdapat empat sistem atau metode penilaian kinerja karyawan. Pertama
adalah Behaviour Appraisal System atau penilaian kinerja yang didasarkan atas penilaian
tingkah laku. Kedua, Personel/Performer Appraisal System atau penilaian kinerja yang
didasarkan atas ciri dan sifat individu karyawan. Ketiga, Result-Oriented Appraisal System
atau penilaian kinerja berdasarkan hasil kerja. Keempat, Contingency Appraisal System
atau penilaian kinerja atas dasar kombinasi beberapa unsur : ciri, sifat, tingkah laku, dan
hasil kerja. Contoh penilaian kinerja karyawan sebenarnya mudah ditemukan pada
perusahaan yang sudah settle secara manajemen dan masing-masing perusahaan memiliki
metode penilaian kinerja tersendiri.
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara
mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan
mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan
dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program
(UNESCO).
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu program yang
dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).
Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang mempunyai tujuan
utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-kegiatan
dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta pencapaian
hasil yang diharapkan kepada manajer dan stakeholders.
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan
dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi
kegiatan pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program
atau kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Monitoring Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring sebenarnya lebih
ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya
perubahan lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan memberikan umpan balik, apakah
kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah terjadi adanya penyimpangan dari yang
direncanakan, atau bahkan perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh
adanya perubahan lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen,
mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/
atau penyesuaian.Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai pengendalian, sehingga sering
pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu
sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga
disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation.
1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang
mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan
dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi pada
pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan maupun
pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke
waktu.
5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian hasil/tujuan yang lebih
baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya. Adapun tujuan yang lain dari
pelaksanaan monitoring dan pengendalian adalah:
Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat terlaksana dengan
baik atau tidak baik,,apa penyebab yang mempengaruhinya serta bagaimana koreksi dapat
dilakukan.
Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program, untuk
mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan replikasi.
Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat menyebutkan
hasil dan kualitas program.
Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang
berkepentingan.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat
kategori kelompok Puskesmas.
Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
tahun yang akan datang.
Upaya Kesehata Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis
pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Upaya kesehatan pengembangan/inovatif antara lain penambahanupaya kesehatan
atau sub ariabel upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program
kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas.
Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi :
Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja,
Manajemen sumberdaya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dsb.
Mutu pelayanan puskesmas, meliputi :
Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar
pelayanan yang telah ditetapkan.
Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan.
Dimana masing-masing program/kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri,
sebagai contoh angka rop out pengobatan pada program penanggulangan TBC.
Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan
pengguna jasa pelayanan puskesmas.