Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI

KOPI ARABIKA (Coffea arabica)


(Studi Kasus: Desa Lumban Silintong, Kecamatan Pagaran
Kabupaten Tapanuli Utara)
Pitawarni Manurung*), Meneth Ginting**), Lily Fauzia**)
*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan.
Hp. 082364264552, E-mail: [email protected]
**) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perkembangan produksi
kopi arabika dengan kopi robusta selama 5 tahun terakhir, untuk menganalisis
pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi kopi Arabika dan untuk
menganalisis strategi peningkatan produksi kopi arabika di Kabupaten Tapanuli
Utara. Perkembangan produksi kopi arabika dan kopi robusta dianalisis
menggunakan analisis deskriptif, analisis pengaruh penggunaan faktor produksi
dianalisis menggunakan analisis regresi dan strategi peningkatan produksi kopi
arabika ditentukan menggunakan analisis SWOT. Perkembangan produksi kopi
arabika selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan sementara kopi
robusta mengalami penurunan. Perkembangan luas tanaman tanaman
menghasilkan untuk kopi arabika lebih rendah dibandingkan perkembangan luas
tanaman menghasilkan kopi robusta. Perkembangan produktivitas kopi arabika
mengalami peningkatan sementara kopi robusta mengalami penurunan. Secara
serempak variabel bebas yaitu luas lahan, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja
secara berpengaruh nyata terhadap produksi. Secara parsial variabel bebas yang
berpengaruh nyata terhadap produksi hanya tenaga kerja. Strategi yang tepat
digunakan dalam peningkatan produksi kopi arabika adalah strategi Turn Around
yang fokus pada strategi WO (Weaknesses-Opportinities) yaitu memanfaatkan
peluang untuk meminimalkan kelemahan. Strategi tersebut yaitu meningkatkan
ketersediaan lahan untuk menyeimbangkan permintaan kopi arabika yang tinggi,
memanfaatkan permintaan kopi arabika yang tinggi untuk meningkatkan
pendapatan petani, memanfaatkan pembinaan / penyuluhan untuk meningkatkan
kualitas SDM, penerapan teknologi , pengendalian hama dan penyakit dan
keahlian pasca panen yang lebih baik.

Kata Kunci: Kopi Arabika, Produksi, Strategi

ABSTRACT
The objective of the research was to find out the comparation of the development
between Arabica coffee and Robusta coffee production in the last 5 years and to
analyze the influence of the use of production factors on Arabica coffee
production and the strategy of increasing Arabica coffee production in Tapanuli
Utara District. Descriptive analysis was used to analyze the development of
Arabica coffea and Robusta coffee production, regression analysis was used to

1
analyzed the influence of production factors and SWOT analysis (Strength,
Weakness, Opportunities, Threats) was used to analyze strategy of increasing
Arabika coffee production. Arabica coffee production has increased while the
robusta coffee production decreased in the last five years. The plant area of
Arabica coffee production was lower than that of Robusta coffee. Simultaneously,
land area, fertilizers, herbicides, and mapower had significant influence on
production. Partially, independent variables which had significant influence on
production were only manpower. The correct strategy used in increasing Arabica
coffee production was Turn Around by using on WO (Industry-Opportinities)
strategy in utilizing the opportunity to minimize weaknesses. The strategy was to
increase the availability of land for balancing the high demand for Arabica coffee
in order to increase farmers’ income, providing counseling to improve the quality
of human resources, technological application, pest and disease control, and better
post-harvesting.

Keywords: Arabica Coffee, Production, Strategy

PENDAHULUAN

Latar belakang
Negara indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopi diekspor
sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat
konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil survey LEPM UI 1989 adalah
sebesar 500 gram/kapita/tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi
memperkirakan tingkat konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800
gram/kapita/tahun. Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan
konsumsi kopi telah mencapai 300 gram/kapita/tahun. (AEKI, 2015).
Namun peningkatan konsumsi kopi yang terjadi tidak sejalan dengan
perkembnagn produksi dan produktivitas kopi arabika. Hal ini dikarena
banyaknya hambatan yang terjadi di lapangan yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Berikut akan disajikan tabel mengenai produktivitas kopi dari tahun 2009-
2014.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia Periode (2009-2014)
Tahun Luas lahan Produksi (Ton) Produktivitas
produktif (Ha) (Ton/Ha)
2009 1.266.235 682.690 0,539
2010 1.210.364 686.921 0,567
2011* 1.292.965 633.991 0,490
2012* 1.305.895 748.109 0,572
2013* 1.331.000 728.000 0,547

2
2014** 1.354.000 738.000 0,545
Total 7.760.459 4.217.711
Rata-rata 1.293.409,83 702.951,83 0,543
Sumber: Ditjen Perkebunan, Kementrian Pertanian
*angka sementara
**angka estimasi
Di daerah kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah sentra produksi kopi
terutama kopi arabika khususnya di Desa Lumban Silintong Kecamatan Pagaran,
memang masih ditemukan sebagian besar penduduk bertani kopi, tetapi sangat
disayangkan tanaman kopi yang dimiliki petani pada saat ini produksinya sangat
tidak menjanjikan atau dengan kata lain perolehan hasil panen kopi sangat rendah.
Hal ini menyebabkan sangat banyak penduduk yang tidak fokus lagi bertani kopi.
Hal ini bukan berarti mereka sama sekali tidak menanam kopi, hanya saja mereka
menjadikan kopi sebagai sumber pendapatan sampingan. Mereka kebanyakan
beralih ke tanaman palawija seperti hortikultura. Hal inilah yang menarik
perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai strategi peningkatan
produksi kopi arabika di Kabupaten Tapanuli Utara.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana perkembangan produksi kopi Arabika dan kopi Robusta selama 5
tahun terakhir di daerah penelitian, bagaimana pegaruh faktor produksi terhadap
produksi kopi Arabika di daerah penelitan dan bagaimana strategi peningkatan
produksi kopi arabika di daerah penelitian.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untukmenganalis perkembangan produksi kopi Arabika
dan kopi Robusta selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian, untuk menganalisis
pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi kopi Arabika di daerah
penelitan dan untuk menentukan strategi peningkatan produksi kopi arabika di
daerah penelitian.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, artinya didasarkan atas
adanya tujuan tertentu (Arikanto, 2010). Penelitian dilakukan di Kabupaten

3
Tapanuli Utara karena kabupaten Tapanuli Utara adalah penghasil kopi terbanyak
di provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Pagaran dipilih karena di daerah inisecara
keseluruhan jumlah rumah tangga memiliki usahatani kopi. Jika dibandingkan
dengan jumlah rumah tangga yang ada pada setiap kecamatan lain yang ada di
kabupaten Tapanuli Utara, presentase rumah tangga petani kopi pada kecamatan
Pagaran adalah yang paling banyak kedua setelah Kecamatan Pangaribuan yaitu
sekitar 80,32% rumah tangga. Begitu juga halnya pada setiap desa yang ada
dikecamatan Pagaran, desa Lumban Silintong adalah desa dimana terdapat
penduduk petani kopi yang paling banyak dibandingkan dengan penduduk di desa
lainnya yaitu mencapai 90,45%

Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung dari responden melalui pengamatan, wawancara dan
kuesioner yang telah dipersiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
lembaga/instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian. Juga
dapat diperoleh dari literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan
penelitian ini.

Metode Analisis Data


Untuk hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif dengan cara menggambarkan dan

menjelaskan perkembangan produktivitas kopi Arabika di daerah penelitian.Untuk

hipotesis 2 akan diolah akan digunakan analisis regresi memakai alat uji SPSS 16

dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Untuk hipotesis 3, digunakan metode

analisis SWOT. Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan alat yang dipakai

untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perkembangan Produksi Kopi Arabika Dan Kopi Robusta Selama Lima
Tahun Terakhir

4
Setelah diperoleh data sekunder mengenai perkembangan produksi, luas tanaman
produktif dan produktivitas kopi arabika dan kopi robusta, maka dapat
dibandingan perkembangan rata-rata yang dialami oleh kedua jenis komoditi yang
disajikan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Rata-rata perkembangan produksi, luas tanaman menghasilkan dan


produktivitas kopi arabika dan kopi robusta
Jenis Kopi Kopi Kopi Robusta
Arabika
Jenis Pembanding
Produksi (Kg) 2.14% -2.53%
Luas Tanaman Menghasilkan (ha) 1.78% 17.99%
Produktivitas (kg/ha) 0.38% -12.18%
Sumber: Tapanuli Utara dalam Angka, 2015

Tabel 2 menunjukkan bahwa perkembangan produksi kopi arabika selama lima


tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 2,14%, sementara kopi robusta
mengalami penurunan sebesar 2,53%. Perkembangan luas tanaman tanaman
menghasilkan untuk kopi arabika lebih rendah dibandingkan perkembangan luas
tanaman menghasilkan kopi robusta, yaitu kopi arabika meningkat sebesar 1,78%
sementara kopi robusta meningkat sebesar 17,99%. Perkembangan produktivitas
kopi arabika menigkat sebesar 0,38%, sementara kopi robusta menurun sebesar
12,18%.
Pengaruh Faktor Produksi Kopi Arabika Terhadap Produksi Kopi Arabika
Data primer yang diperoleh dari lapangan dianalisis dengan analisis regresi
menggunakan alat uji SPPS dan diperoleh hasil regresi yang disajikan pada Tabel
3 di bawah ini.

Tabel 3. Pengaruh Input Terhadap Output dalam Usahatani Kopi Arabika

No Variabel Koefisien t-hitung Signifikan


Konstanta 1074.165 2.683 0.013
1 Luas Lahan (Ha) (X1) 3048.997 1.939 0.064
2 Pupuk (kg) (X3) 0.021 0.028 0.975
3 Herbisida (Liter) (X4) -229.696 -1.008 0.323
4 Tenaga Kerja (Orang) (X5) 33.252 3.195 0.004
R2 = 0.541 Adj R2 = 0.468 F-hitung = 7.370 Sig = 0.000
Sumber: Data Primer Diolah

5
Tabel 3 menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,541 menunjukkan
bahwa varabel terikat (Y) pada model dijelaskan oleh variable bebas secara
bersama-sama sebesar 54,1% dan sisanya sebesar 45,9% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model.Selain itu diperoleh hasil analisis input
produksi yang mempengaruhi produksi dimasukkan ke dalam persamaan fungsi
Cobb Douglas sebagai berikut:

Y = 1074,165+3048,997LnX1+0,021LnX2- 229,696LnX3+33,253LnX4+eu

Y = 1074,165 X13048,997X20,021X3-229,696X433,253

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan pengaruh faktor produksi secara


serentak dan parsial. Nilai 1074 merupakan titik potong garis regresi dengan
sumbu tegak Y. Adapun interpretasi secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Koefisien sebesar 3048,997 menunjukkan setiap adanya penambahan luas


lahan 1 Ha akan menambah produksi 3048,997 kg. sebaliknya setiap
pengurangan luas lahan 1 Ha, terjadi penurunan produksi 3048,997 kg.
2. Koefisien regresi sebesar -229,696 menunjukkan setiap penambahan herbisida
1 liter, maka akan mengurangi produksi 229,696 kg. Hal ini karena
penggunaan herbisida akan merusak struktur dan organisme tanah sehingga
unsur hara dalam tanah semakin berkurang dan berpengaruh kepada produksi.
3. Koefisien regresi sebesar 33,253 menunjukkan bahwasetiap penambahan 1
orang tenaga kerja akan meningkatkan produksi 33,253 kg. sebaliknya
pengurangan 1 orang tenaga kerja akan mengurangi produksi33,253 kg.

Pengaruh faktor produksi terhadap jumlah produksi secara serempak dapat dilihat
dari perolehan F-hitung. Tingkat signifikansi F-hitung sebesar 0,000< 5%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa luas lahan, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja
secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi.

Jika pengaruh faktor produksi secara parsial terhadap produksi dapat dilihat dari t-
hitung. Dari hasil signifikansi t-hitung yang berpengaruh nyata terhadap produksi
adalah tenaga kerja. Usahatani kopi khususnya kopi arabika mulai pengolahan
tanah, penanaman, pemeliharan, panen sampai penanganan pasca panen

6
memerlukan tenaga kerja untuk mengelolanya. Semakin optimal penggunaan
tenaga kerja dalam usahatani maka tingkat keberhasilan usahatani tersebut akan
semakin besar. Seperti halnya dalam pemeliharaan, apabila jumlah tenaga kerja
yang menangani pengendalian hama dan penyakit maka dapat dipastikan proses
pengendalian tersebut akan memberi hasil yang baik. Begitu juga dalam kegiatan
pemupukan, semakin optimal tenaga kerja yang digunakan maka
penggunaanpupuk akan semakin baik dan merata terhadap semua tanaman.

Berdasarkan total elastisitas seluruh faktor produksi adalah sebesar 2852,568 (>1).
Hal ini berarti terjadi increasing retur to scale, artinya setiap penambahan semua
faktor produksi sebesar 2 kali akan menambah produksi sebesar 22852,568 dengan
kata lain penambahan input produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang
proporsinya lebih besar.
Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika
Dalam menentukan strategi peningkatan produksi kopi arabika digunakan matriks
faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS).
Berikut disajikan tabel mengenai faktor strategi internal dan faktor strategi
internal dimana setiap faktor kekuatan dan faktor kelemahan ke tabel matriks
IFAS untuk diberikan scoring (rating x bobot).Dimana Tabel 4akan menunjukkan
hasil scoring tertinggi faktor internal adalah kekuatan adalah pengalaman bertani
yaitu sebesar 0,51 dan scoring tertinggi pada kelemahan adalah ketersediaan lahan
petani yaitu sebesar 0,33

Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFAS)


Faktor-faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor
Kekuatan (S)
1.Ketersediaan bibit 3 0.13 0.39
2.Pengalaman Bertani 3.4 0.15 0.51
Total Skor Kekuatan 6.4 0.28 0.9
Kelemahan (W)
1.Pendapatan Petani 2 0.09 0.18
2.Ketersediaan Lahan 2.77 0.12 0.33
3.Sumber Daya Manusia 2 0.09 0.18
4.Penggunaan Teknologi 1.03 0.04 0.04
5.Hambatan Usahatani 2.1 0.09 0.19
6. Ketersediaan Dana 2.6 0.11 0.29
7.Pengendalian Hama Penyakit 1.1 0.04 0.04
8.Pemanfaatan Peran CU 1.2 0.05 0.06

7
9.Keahlian Pasca Panen 2 0.09 0.18
Total Skor Kelemahan 16.8 0.65 1.49
Total 23.2 1 2.39
Sumber:Data Primer Diolah

Selanjutnya hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan


ancaman dimana perolehan rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel EFAS
dan diberi scoring (rating x bobot) seperti pada tabel berikut.
Tabel 5. Matriks Evaluasi Strategi Eksternal (EFAS)
Faktor-faktor Strategi Eksternal Rating Bobot Skor
Peluang (O)
1.Lokasi Pasar 3 0.11 0.33
2.Akses Transportasi 3.03 0.11 0.33
3.Rasio Permintaan Arabika 4 0.15 0.6
&Robusta
4.Pembinaan/Penyuluhan 4 0.15 0.6
5.Keadaan Iklim 3 0.11 0.33
6.Harga yang Diterima Petani 3 0.11 0.33
Total Skor Peluang 20.03 0.74 2.52
Ancaman (T)
1.Dukungan Pemerintah 1 0.03 0.03
2.Kemitraan Usaha 2 0.07 0.14
3.Bantuan Dana 2 0.07 0.14
4.Program Pemerintah 2.34 0.09 0.21
Total Skor Ancaman 7.34 0.26 0.52
Total 27.37 1 2.00
Sumber: Data Primer Diolah

Tabel 5 menunjukkan hasil skoring faktor eksternal tertinggi pada peluang adalah
Rasio permintaan arabika dan robusta dengan pembinaan/penyuluhan yaitu
sebesar 0,6. Sedangkan untuk ancaman adalah program pemerintah, yaitu sebesar
0,21. Berikut adalah tabel penggabungan faktor internal dan faktor eksternal.

Tabel 6. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan


Eksternal Peningkatan Produksi kopi Arabika
Faktor-faktor Strategi Rating Bobot Skoring
Faktor-faktor Strategi Internal
Kekuatan (S)
1.Ketersediaan bibit 3 0.13 0.39
2.Pengalaman Bertani 3.4 0.15 0.51
Total Skor Kekuatan 6.4 0.28 0.9
Kelemahan (W)
1.Pendapatan Petani 2 0.09 0.18
2.Ketersediaan Lahan 2.77 0.12 0.33

8
3.Sumber Daya Manusia 2 0.09 0.18
4.Penggunaan Teknologi 1.03 0.04 0.04
5.Hambatan Usahatani 2.1 0.09 0.19
6. Ketersediaan Dana 2.6 0.11 0.29
7.Pengendalian Hama Penyakit 1.1 0.04 0.04
8.Pemanfaatan Peran CU 1.2 0.05 0.06
9.Keahlian Pasca Panen 2 0.09 0.18
Total Skor Kelemahan 16.8 0.65 1.49
Selisih skor kekuatan-kelemahan -0.59
Total Skor Kkekuatan dan Kelemahan 23.2 1 2.39
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Peluang (O)
1.Lokasi Pasar 3 0.11 0.33
2.Akses Transportasi 3.03 0.11 0.33
3.Rasio Permintaan Arabika &Robusta 4 0.15 0.6
4.Pembinaan/Penyuluhan 4 0.15 0.6
5.Keadaan Iklim 3 0.11 0.33
6.Harga yang Diterima Petani 3 0.11 0.33
Total Skor Peluang 20.03 0.74 2.52
Ancaman (T)
1.Dukungan Pemerintah 1 0.03 0.03
2.Kemitraan Usaha 2 0.07 0.14
3.Bantuan Dana 2 0.07 0.14
4.Program Pemerintah 2.34 0.09 0.21
Total Skor Ancaman 7.34 0.26 0.52
Selisih Skor Peluang-Ancaman 2.00
Total Skor Peluang dan Ancaman 27.37 1 3.04
Sumber: ata Primer Diolah

Tabel 6 menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal (kekuatan-


kelemahan) adalah -0.59. Hal ini berarti pengaruh kekuatan lebih kecil
dibandingkan pengaruh kelemahan terhadap peningkatan produksi kopi arabika.
sementara selisih faktor strategi eksternal (peluang-ancaman) adalah sebesar 2,00
yang berarti pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman
terhadap peningkatan produksi kopi arabika.

Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan faktor eksternal


tersebut maka dapat diketahui posisi strategi peningkatan produksi kopi arabika di
Tapanuli Utara. Posisi strategis peningkatan produksi dianalisis menggunakan
matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh
dari selisih faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih

9
faktor eksternal (peluang-ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai
berikut.

Faktor Eksternal
Y (+)

Kuadran III Kuadran I

Strategi turn around2.00 Strategi agresif

X (-) X (+) Faktor


-0.59 Internal

Kuadran IV Kuadran II

Srategi defensif Strategi diversifikasi

Y (-)
Gambar Matriks Posisi Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika
Sumber: Data Primer Diolah

Posisi peningkatan produksi kopi arabika berada pada kuadran III. Kondisi
usahatani Kopi Arabika tersebut memiliki pengaruh kekuatan yang lebih kecil
dibandingkan dengan kelemahan, namun memiliki peluang yang besar. Strategi
yang diberikan adalah strategi Turn-aroundyang artinya petani dapat
meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Tabel 7. Matriks SWOT Srategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

INTERNAL 1. Ketersediaan bibit dibuat 1. Ketersediaan lahan kurang memadai


sendiri karena tidak tersedia 2. Pendapatan petani tidak dapat
penjual bibit memenuhi kebutuhan
2. Pengalaman Bertani yang >15 3. Sumber daya manusia kurang
tahun memadai
4. Penggunaan teknologi masih manual
5. Hambatan usahatani yang besar
6. Ketersediaan dana yang kurang
7. Tidak adanya pengendalian hama
dan penyakit
8. Tidak adanya pemanfaatan peran
CU
EKSTERNAL 9. Keahlian pasca panen yang rendah

10
PELUANG (O) Strategi SO Strategi WO

1. Harga yang 1. Memanfaatkan ketersediaan 1. Meningkatkan ketersediaan lahan


diterima Petani bibit untuk mengimbangi untuk menyeimbangkan permintaan
Stabil permintaan kopi arabika yang kopi arabika yang tinggi dan untuk
2. Lokasi pasar tinggi (S1,O4) meningkatkan pendapatan petani
yang strategis 2. Memanfaatkan pengalaman (W1,W2,03).
3. Akses bertani dan penyuluhan yang 2. Memanfaatkan pembinaan /
transportasi yang baik untuk meningkatkan penyuluhan untuk meningkatkan
mudah produksi kopi arabika kualitas SDM, penerapan teknologi ,
4. Permintaan kopi (S2,O5). pengendalian hama dan penyakit dan
Arabika yang keahlian pasca panen yang lebih
tinggi baik(W3,W4,W7,W9,O4).
5. Pembinaan/penyu
luhan yang baik
6. Agroklimat yang
sesuai
ANCAMAN (T) Strategi ST Strategi WT

1. Dukungan 1. Memanfaatkan pengalaman 1. Meningkatkan pendapatan petani


pemerintah yang bertani untuk mendorong dengan memperluas kemitraan
minim peningkatan dukungan dan usaha (eksportir dan pengusaha
2. Kemitraan usaha program pemerintah dalam (W2,T2).
yang rendah mengembangkan produksi 2. Penerapan teknologi pertanian
3. Bantuan dana kopi(S1,T1,T4). dengan didukung oleh bantuan dana
yang kurang dari pemerintah (W4,T3).
4. Program 3. Mengatasi ketersediaan dana
pemerintah yang dengan adanya bantuan dana dari
kurang pemerintah (W6,T3).

Sumber: Lampiran 4 Diolah

Matriks pada Tabel 7 menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis, yaitu


Strategis SO (Strenghts-Opportunities), Strategi ST (Strenghts-Threats), Strategi
WO (Weakneses-Opprtinities) dan Strategi WT (Weakneses-Threats). Keempat
berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam
peningkatan produksi kopi arabika di daerah penelitian, melainkan disesuaikan
dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di daerah
penelitian, posisi strategi peningkatan produksi kopi arabika berada pada kuadran
III, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi
Turn Around.

Strategi Turn Around merupakan strategi yang fokus pada strategi WO


(Weaknesses-Opportinities) yaitu meminimalkan kelemahan dengan

11
memanfaatkan peluang. Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan dalam
peningkatan produksi kopi arabika di daerah penelitian adalah:

1. Meningkatkan ketersediaan lahan untuk menyeimbangkan permintaan kopi


arabika yang tinggi dan untuk meningkatkan pendapatan petani(W1,W2,03).
2. Memanfaatkan pembinaan / penyuluhan untuk meningkatkan kualitas SDM,
penerapan teknologi , pengendalian hama dan penyakit dan penanganan pasca
panen yang lebih baik(W3,W4,W7,W9,O4).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Perkembangan produksi kopi arabika selama lima tahun terakhir mengalami
peningkatan sebesar 2,14%, sementara kopi robusta mengalami penurunan
sebesar 2,53%. Perkembangan luas tanaman tanaman menghasilkan untuk
kopi arabika lebih rendah dibandingkan perkembangan luas tanaman
menghasilkan kopi robusta, yaitu kopi arabika meningkat sebesar 1,78%
sementara kopi robusta meningkat sebesar 17,99%. Perkembangan
produktivitas kopi arabika menigkat sebesar 0,38%, sementara kopi robusta
menurun sebesar 12,18%.
2. Faktor produksi kopi arabika yang terdiri dari luas lahan, pupuk, herbisida,
dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah
produksi. Secara parsial faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap
produksi adalah tenaga kerja.
3. Strategi yang tepat digunakan untuk meningkatkan produksi kopi arabikadi
daerah penelitian adalah strategi Turn Around yang fokus pada strategi WO
(Weaknesses-Opportinities) yaitu memanfaatkan peluang yang ada untuk
meminimalkan kelemahan. Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan
dalam peningkatan produksi kopi arabika di daerah penelitian adalah:
a. Meningkatkan ketersediaan lahan untuk menyeimbangkan permintaan
kopi arabika yang tinggi dan untuk meningkatkan pendapatan petani.
b. Memanfaatkan pembinaan / penyuluhan untuk meningkatkan kualitas
SDM, penerapan teknologi , pengendalian hama dan penyakit dan
penanganan pasca panen yang lebih baik.

12
6.2 Saran
1. Kepada petani kopi arabika
 Petani kopi arabika diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan lahan
untuk menyeimbangkan permintaan kopi arabika yang tinggi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengembalikan lahan yang sudah dialihfungsikan ke
tanaman lain, juga bisa dilakukan dengan membeli lahan baru.
 Petani kopi arabika bersama-sama dengan pemerintah dapat
Mmmanfaatkan pembinaan / penyuluhan untuk meningkatkan kualitas
SDM, penerapan teknologi, pengendalian hama dan penyakit dan keahlian
pasca panen usaha tani kopi arabika yang lebih baik.
2. Kepada pemerintah
Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan dan memfasilitasi kegiatan
yang mendukung berupa penyediaan dana awal petani dan menciptkan suatu
program yang khusus untuk mendukung perkembangan produksi kopi arabika
serta selalu berperan aktif dalam peningkatan produksi kopi arabika.
3. Kepada Peneliti selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis efisiensi
penggunaan faktor produksi usahatani kopi arabika di Kabupaten Tapanuli
Utara dan juga penelitian mengenai strategi pengembangan agribisnis kopi di
Kabupaten Tapanuli Utara.

DAFTAR PUSTAKA
AEKI.2015. Industri kopi Indonesia. (http://www.aeki-aice.org/page/industri-
kopi/id, diakses 07 maret 2015).

Mubyarto,2002.Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES.Jakarta.

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus. Bisnis. Penerbit PT.
Gramedia Utama : Jakarta.

Sokartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi dengn Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb Douglas. Rajawali Press:Jakarta.

Sugiarto, 2000. Ekonomi mikro, revisi kedua. PT Gramedia Pustaka Utama:


Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai