Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabi
Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabi
Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabi
ABSTRACT
The objective of the research was to find out the comparation of the development
between Arabica coffee and Robusta coffee production in the last 5 years and to
analyze the influence of the use of production factors on Arabica coffee
production and the strategy of increasing Arabica coffee production in Tapanuli
Utara District. Descriptive analysis was used to analyze the development of
Arabica coffea and Robusta coffee production, regression analysis was used to
1
analyzed the influence of production factors and SWOT analysis (Strength,
Weakness, Opportunities, Threats) was used to analyze strategy of increasing
Arabika coffee production. Arabica coffee production has increased while the
robusta coffee production decreased in the last five years. The plant area of
Arabica coffee production was lower than that of Robusta coffee. Simultaneously,
land area, fertilizers, herbicides, and mapower had significant influence on
production. Partially, independent variables which had significant influence on
production were only manpower. The correct strategy used in increasing Arabica
coffee production was Turn Around by using on WO (Industry-Opportinities)
strategy in utilizing the opportunity to minimize weaknesses. The strategy was to
increase the availability of land for balancing the high demand for Arabica coffee
in order to increase farmers’ income, providing counseling to improve the quality
of human resources, technological application, pest and disease control, and better
post-harvesting.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Negara indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopi diekspor
sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat
konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil survey LEPM UI 1989 adalah
sebesar 500 gram/kapita/tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi
memperkirakan tingkat konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800
gram/kapita/tahun. Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan
konsumsi kopi telah mencapai 300 gram/kapita/tahun. (AEKI, 2015).
Namun peningkatan konsumsi kopi yang terjadi tidak sejalan dengan
perkembnagn produksi dan produktivitas kopi arabika. Hal ini dikarena
banyaknya hambatan yang terjadi di lapangan yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Berikut akan disajikan tabel mengenai produktivitas kopi dari tahun 2009-
2014.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia Periode (2009-2014)
Tahun Luas lahan Produksi (Ton) Produktivitas
produktif (Ha) (Ton/Ha)
2009 1.266.235 682.690 0,539
2010 1.210.364 686.921 0,567
2011* 1.292.965 633.991 0,490
2012* 1.305.895 748.109 0,572
2013* 1.331.000 728.000 0,547
2
2014** 1.354.000 738.000 0,545
Total 7.760.459 4.217.711
Rata-rata 1.293.409,83 702.951,83 0,543
Sumber: Ditjen Perkebunan, Kementrian Pertanian
*angka sementara
**angka estimasi
Di daerah kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah sentra produksi kopi
terutama kopi arabika khususnya di Desa Lumban Silintong Kecamatan Pagaran,
memang masih ditemukan sebagian besar penduduk bertani kopi, tetapi sangat
disayangkan tanaman kopi yang dimiliki petani pada saat ini produksinya sangat
tidak menjanjikan atau dengan kata lain perolehan hasil panen kopi sangat rendah.
Hal ini menyebabkan sangat banyak penduduk yang tidak fokus lagi bertani kopi.
Hal ini bukan berarti mereka sama sekali tidak menanam kopi, hanya saja mereka
menjadikan kopi sebagai sumber pendapatan sampingan. Mereka kebanyakan
beralih ke tanaman palawija seperti hortikultura. Hal inilah yang menarik
perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai strategi peningkatan
produksi kopi arabika di Kabupaten Tapanuli Utara.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana perkembangan produksi kopi Arabika dan kopi Robusta selama 5
tahun terakhir di daerah penelitian, bagaimana pegaruh faktor produksi terhadap
produksi kopi Arabika di daerah penelitan dan bagaimana strategi peningkatan
produksi kopi arabika di daerah penelitian.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untukmenganalis perkembangan produksi kopi Arabika
dan kopi Robusta selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian, untuk menganalisis
pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi kopi Arabika di daerah
penelitan dan untuk menentukan strategi peningkatan produksi kopi arabika di
daerah penelitian.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, artinya didasarkan atas
adanya tujuan tertentu (Arikanto, 2010). Penelitian dilakukan di Kabupaten
3
Tapanuli Utara karena kabupaten Tapanuli Utara adalah penghasil kopi terbanyak
di provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Pagaran dipilih karena di daerah inisecara
keseluruhan jumlah rumah tangga memiliki usahatani kopi. Jika dibandingkan
dengan jumlah rumah tangga yang ada pada setiap kecamatan lain yang ada di
kabupaten Tapanuli Utara, presentase rumah tangga petani kopi pada kecamatan
Pagaran adalah yang paling banyak kedua setelah Kecamatan Pangaribuan yaitu
sekitar 80,32% rumah tangga. Begitu juga halnya pada setiap desa yang ada
dikecamatan Pagaran, desa Lumban Silintong adalah desa dimana terdapat
penduduk petani kopi yang paling banyak dibandingkan dengan penduduk di desa
lainnya yaitu mencapai 90,45%
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung dari responden melalui pengamatan, wawancara dan
kuesioner yang telah dipersiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
lembaga/instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian. Juga
dapat diperoleh dari literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan
penelitian ini.
hipotesis 2 akan diolah akan digunakan analisis regresi memakai alat uji SPSS 16
analisis SWOT. Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan alat yang dipakai
4
Setelah diperoleh data sekunder mengenai perkembangan produksi, luas tanaman
produktif dan produktivitas kopi arabika dan kopi robusta, maka dapat
dibandingan perkembangan rata-rata yang dialami oleh kedua jenis komoditi yang
disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
5
Tabel 3 menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,541 menunjukkan
bahwa varabel terikat (Y) pada model dijelaskan oleh variable bebas secara
bersama-sama sebesar 54,1% dan sisanya sebesar 45,9% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model.Selain itu diperoleh hasil analisis input
produksi yang mempengaruhi produksi dimasukkan ke dalam persamaan fungsi
Cobb Douglas sebagai berikut:
Y = 1074,165+3048,997LnX1+0,021LnX2- 229,696LnX3+33,253LnX4+eu
Y = 1074,165 X13048,997X20,021X3-229,696X433,253
Pengaruh faktor produksi terhadap jumlah produksi secara serempak dapat dilihat
dari perolehan F-hitung. Tingkat signifikansi F-hitung sebesar 0,000< 5%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa luas lahan, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja
secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi.
Jika pengaruh faktor produksi secara parsial terhadap produksi dapat dilihat dari t-
hitung. Dari hasil signifikansi t-hitung yang berpengaruh nyata terhadap produksi
adalah tenaga kerja. Usahatani kopi khususnya kopi arabika mulai pengolahan
tanah, penanaman, pemeliharan, panen sampai penanganan pasca panen
6
memerlukan tenaga kerja untuk mengelolanya. Semakin optimal penggunaan
tenaga kerja dalam usahatani maka tingkat keberhasilan usahatani tersebut akan
semakin besar. Seperti halnya dalam pemeliharaan, apabila jumlah tenaga kerja
yang menangani pengendalian hama dan penyakit maka dapat dipastikan proses
pengendalian tersebut akan memberi hasil yang baik. Begitu juga dalam kegiatan
pemupukan, semakin optimal tenaga kerja yang digunakan maka
penggunaanpupuk akan semakin baik dan merata terhadap semua tanaman.
Berdasarkan total elastisitas seluruh faktor produksi adalah sebesar 2852,568 (>1).
Hal ini berarti terjadi increasing retur to scale, artinya setiap penambahan semua
faktor produksi sebesar 2 kali akan menambah produksi sebesar 22852,568 dengan
kata lain penambahan input produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang
proporsinya lebih besar.
Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika
Dalam menentukan strategi peningkatan produksi kopi arabika digunakan matriks
faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS).
Berikut disajikan tabel mengenai faktor strategi internal dan faktor strategi
internal dimana setiap faktor kekuatan dan faktor kelemahan ke tabel matriks
IFAS untuk diberikan scoring (rating x bobot).Dimana Tabel 4akan menunjukkan
hasil scoring tertinggi faktor internal adalah kekuatan adalah pengalaman bertani
yaitu sebesar 0,51 dan scoring tertinggi pada kelemahan adalah ketersediaan lahan
petani yaitu sebesar 0,33
7
9.Keahlian Pasca Panen 2 0.09 0.18
Total Skor Kelemahan 16.8 0.65 1.49
Total 23.2 1 2.39
Sumber:Data Primer Diolah
Tabel 5 menunjukkan hasil skoring faktor eksternal tertinggi pada peluang adalah
Rasio permintaan arabika dan robusta dengan pembinaan/penyuluhan yaitu
sebesar 0,6. Sedangkan untuk ancaman adalah program pemerintah, yaitu sebesar
0,21. Berikut adalah tabel penggabungan faktor internal dan faktor eksternal.
8
3.Sumber Daya Manusia 2 0.09 0.18
4.Penggunaan Teknologi 1.03 0.04 0.04
5.Hambatan Usahatani 2.1 0.09 0.19
6. Ketersediaan Dana 2.6 0.11 0.29
7.Pengendalian Hama Penyakit 1.1 0.04 0.04
8.Pemanfaatan Peran CU 1.2 0.05 0.06
9.Keahlian Pasca Panen 2 0.09 0.18
Total Skor Kelemahan 16.8 0.65 1.49
Selisih skor kekuatan-kelemahan -0.59
Total Skor Kkekuatan dan Kelemahan 23.2 1 2.39
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Peluang (O)
1.Lokasi Pasar 3 0.11 0.33
2.Akses Transportasi 3.03 0.11 0.33
3.Rasio Permintaan Arabika &Robusta 4 0.15 0.6
4.Pembinaan/Penyuluhan 4 0.15 0.6
5.Keadaan Iklim 3 0.11 0.33
6.Harga yang Diterima Petani 3 0.11 0.33
Total Skor Peluang 20.03 0.74 2.52
Ancaman (T)
1.Dukungan Pemerintah 1 0.03 0.03
2.Kemitraan Usaha 2 0.07 0.14
3.Bantuan Dana 2 0.07 0.14
4.Program Pemerintah 2.34 0.09 0.21
Total Skor Ancaman 7.34 0.26 0.52
Selisih Skor Peluang-Ancaman 2.00
Total Skor Peluang dan Ancaman 27.37 1 3.04
Sumber: ata Primer Diolah
9
faktor eksternal (peluang-ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai
berikut.
Faktor Eksternal
Y (+)
Kuadran IV Kuadran II
Y (-)
Gambar Matriks Posisi Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika
Sumber: Data Primer Diolah
Posisi peningkatan produksi kopi arabika berada pada kuadran III. Kondisi
usahatani Kopi Arabika tersebut memiliki pengaruh kekuatan yang lebih kecil
dibandingkan dengan kelemahan, namun memiliki peluang yang besar. Strategi
yang diberikan adalah strategi Turn-aroundyang artinya petani dapat
meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
10
PELUANG (O) Strategi SO Strategi WO
11
memanfaatkan peluang. Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan dalam
peningkatan produksi kopi arabika di daerah penelitian adalah:
12
6.2 Saran
1. Kepada petani kopi arabika
Petani kopi arabika diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan lahan
untuk menyeimbangkan permintaan kopi arabika yang tinggi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengembalikan lahan yang sudah dialihfungsikan ke
tanaman lain, juga bisa dilakukan dengan membeli lahan baru.
Petani kopi arabika bersama-sama dengan pemerintah dapat
Mmmanfaatkan pembinaan / penyuluhan untuk meningkatkan kualitas
SDM, penerapan teknologi, pengendalian hama dan penyakit dan keahlian
pasca panen usaha tani kopi arabika yang lebih baik.
2. Kepada pemerintah
Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan dan memfasilitasi kegiatan
yang mendukung berupa penyediaan dana awal petani dan menciptkan suatu
program yang khusus untuk mendukung perkembangan produksi kopi arabika
serta selalu berperan aktif dalam peningkatan produksi kopi arabika.
3. Kepada Peneliti selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis efisiensi
penggunaan faktor produksi usahatani kopi arabika di Kabupaten Tapanuli
Utara dan juga penelitian mengenai strategi pengembangan agribisnis kopi di
Kabupaten Tapanuli Utara.
DAFTAR PUSTAKA
AEKI.2015. Industri kopi Indonesia. (http://www.aeki-aice.org/page/industri-
kopi/id, diakses 07 maret 2015).
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus. Bisnis. Penerbit PT.
Gramedia Utama : Jakarta.
Sokartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi dengn Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb Douglas. Rajawali Press:Jakarta.
13