Scenario 2023: Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
Scenario 2023: Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
Scenario 2023: Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
ABSTRACT
The coffee plant is an important plantation commodity to improve the economy of the people living in Karo
Regency. The type of coffee developed by the Karo people is Arabica coffee. The aim of the study was to
analyze the internal factors and external factors that influence the strategy for developing coffee farming
(Coffea arabika) in Suka Village, Karo Regency. The data analysis method used in explaining problem
identification is descriptive analysis. The results of the study are the Internal Factors of strength, namely
natural resources, coffee taste, human resources, coffee harvest time, farmer groups, and transportation
access. The dominant force affecting the development of coffee farming in the research area is human
resources. Internal factors of weakness are coffee plant seeds, coffee marketing, coffee farmer partnerships,
coffee processing, and coffee plant maintenance. The most dominant weakness is the maintenance of coffee
plants. Opportunity external factors are: location of coffee cultivation, demand for coffee, profit of coffee
farming and quality of coffee beans. The most dominant opportunity is the demand for coffee. External threat
factors are: coffee farming competition, climate change, coffee pests and diseases and coffee prices. The most
dominant threat is competition in coffee farming.
Keywords: Coffee Plants, Development Strategy
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Popularitas dan daya tarik kopi yang mendunia, yang berasal dari citarasanya yang
unik, membuat kopi saat ini menjadi salah satu minuman yang paling diminati dan sering
dikonsumsi. Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di seluruh dunia
dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis. Kopi memiliki kepentingan
yang kuat dalam sejarah, budaya, sosial dan ekonomi. Kopi adalah salah satu sumber alami
kafein yaitu zat yang dapat menstimulasi otak, meningkatkan kemampuan kognitif dan daya
ingat. Kandungan asam klorogenat dalam kafein dikaitkan dengan kemampuan untuk
menekan resiko diabetes dan penyakit jantung. (Hecimovic at al, 2011).
Secara geografis lahan di Indonesia sangat cocok difungsikan sebagai lahan
perkebunan kopi karena memiliki iklim mikro yang sangat ideal bagi pertumbuhan dan
produksi kopi. Kopi Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga terbesar di dunia dari segi
hasil produksi. Sentra penanaman kopi di Indonesia tersebar di berbagai daerah dikarenakan
hampir seluruh daerah di Indonesia dari masing-masing pulau sangat cocok untuk
pertumbuhan tanaman kopi. Kopi telah menjadi komoditas potensial yang secara luas
diusahakan oleh perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Oleh karena itu potensi
pengembangan kopi di daerah sangat diperlukan guna mendukung peningkatan
kesejahteraan petani (Junaidi dan Yamin, 2010).
Menurut data Statistik Indonesia 2020 tentang luas area dan jumlah produksi kopi di
Indonesia bahwa Sumatera merupakan lumbung kopi Indonesia, di tahun 2019, sebanyak
545,7 ribu ton atau sekitar 71,7% produksi kopi nasional dihasilkan dari pulau ini. Sumatera
Selatan merupakan provinsi dengan produksi kopi terbesar secara nasional, yakni mencapai
196 ribu ton. Provinsi penghasil kopi terbesar kedua adalah Lampung sebesar 110,3 ribu ton
dan ketiga adalah Sumatera Utara sebesar 72,3 ribu ton.
Kopi Karo merupakan komoditi unggulan Kabupaten Karo yang sangat potensial
untuk dikembangkan karena dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Beberapa kendala
134
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
b. Rumusan Masalah
1. Bagaiman faktor-faktor internal dalam pengembangan usahatani tanaman kopi
(coffea. sp) di Desa Suka Kabupaten Karo.
2. Bagaiman faktor-faktor eksternal dalam pengembangan usahatani tanaman kopi
(coffea. sp) di Desa Suka Kabupaten Karo.
c. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan usahatani
tanaman kopi (coffea. sp) di Desa Suka Kabupaten Karo.
2. Terdapat faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan usahatani
tanaman kopi (coffea. sp) di Desa Suka Kabupaten Karo.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
pengembangan kopi. Produksi kopi di Sumatera Utara pada tahun 2018 mencapai 67.179 ton
dengan luas area penanaman sebesar 89.948 hektar (BPS, 2019). Kopi tersebar di beberapa
daerah kabupaten kota di Provinsi Sumatera Utara. Salah satu jenis kopi yang dikembangkan
adalah jenis kopi arabika. Kopi Arabika mempunyai kualitas, cita rasa, dan harga relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kopi lainnya (Putri et al., 2018). Pengembangan
suatu komoditas pertanian didasarkan pada prospek komoditas dan potensi wilayah sehingga
perencanaan wilayah yang memiliki komoditas unggulan dalam pembangunan patut
diperhatikan. Menurut Jannah (2017) kebijakan pembangunan daerah dilakukan dengan
melihat potensi masing-masing daerah agar program pembangunan yang dirancang
terlaksana dengan baik, tepat sasaran dan nyata. Kusmiati dan Windiarti (2011) juga
berpendapat bahwa perencanaan wilayah dalam pengembangan komoditas pertanian
135
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
merupakan hal yang sangat penting karena setiap wilayah memiliki nilai strategis sesuai
dengan potensi sumber daya yang terdapat pada masing-masing daerah.
Melihat dari fenomena perkembangan kopi Arabika nasional, maka diperlukan suatu
upaya untuk pembenahan dan pengembangannya, agar produksi kopi Arabika nasional dapat
ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan melihat besarnya peluang keuntungan dan pasar yang
menjanjikan dari kopi Arabika. Untuk menjawab tantang pembangunan pertanian itu
Kementerian Pertanian dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 50 Tahun 2012, dan
kemudian diperbaharui menjadi Peraturan Menteri Pertanian No. 56 Tahun 2016 menyusun
arah kebijakan dan strategi pembangunan pertanian, salah satunya yaitu pembangunan
pertanian dengan pendekatan kawasan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 50 Tahun 2012, pendekatan agribisnis
dalam pengembangan kawasan juga bermakna bahwa kegiatan pertanian pada suatu kawasan
berorientasi pada keuntungan usahatani. Untuk membangun dan pengembangan kawasan
pertanian dibutuhkan peran serta dan tanggungjawab multipihak atau dalam hal ini disebut
juga dengan para pemangku kepentingan (stakeholder). Setiap pihak harus memainkan peran
masing-masing agar tujuan pengembangan kawasan itu dapat tercapai. Dalam menjalankan
peran, terjadi interaksi atau hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antar
stakeholder.
Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri
dari kekuatan dan kelemahan.Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki
adanya survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program,
serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan).
Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia
perencanaan dan pengembangan. Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat
berarti pada sebuah perusahaan atau yang lainnya. Jika digunakan dengan benar, analisis
SWOT membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan
memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok
persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut menjelaskan apakah
informasi tersebut berindikasi sesuatu yang membantu perusahaan mencapai panduan
sistimatis dalam diskusi untuk membahas kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi
pertimbangan perusahaan. Analisis SWOT sangat penting perannya dalam meningkatkan
kualitas manajemen suatu perusahaan atau lembaga yang lainnya karena analisis dan
gambaran yang diberikan merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga lebih
lanjut. Setelah analisis, perlu dirumuskan visi, misi, tujuan, dan program kerja yang lebih
konkret untuk memperbaiki program sebelumnya (Jogiyanto, 2005).
Perusahaan pasti memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga dapat
memusatkan perhatian pada posisi dalam bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana
perusahaan dikembangkan, bagaimana mencapainya, serta tindakan apa yang perlu
dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada sehingga
berhasil. Perencanaan bisnis yang baik merupakan alat yang sangat berguna untuk
menjalankan bisnis secara efektif dan efesien, juga sangat berguna untuk disampaikan
kepada pemberi dana, untuk dapat diketahui dengan cepat untuk apa saja dana tersebut
dipakai dan bagaimana arah pengembangan selanjutnya (Rangkuti, 2014).
Sedangkan menurut Siagian, (2004) ada pembagian faktor-faktor strategis dalam
analisi SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) yaitu:
136
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang dilakukan yaitu mempergunakan gabungan metode
penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Dalam penyajian analisis dilakukan secara formal
(dalam bentuk tabel) maupun informal (naratif). Pada pendekatan kualitatif ini,
disampaikan uraian-uraian suatu kasus tertentu secara mendalam dan sistematis, berupa
analisis dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen-dokumen lainnya yang berasal
dari sumber yang dapat dipercaya serta berupa data kuantitatif. Penelitian ini bersifat
eksploratif terhadap kondisi internal dan eksternal berupa kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh faktor internal serta situasi eksternal yang
berupa peluang (oppurtunity) dan ancaman (threat), faktor-faktor strategis akan disajikan
dalam model SWOT.
Dalam menganalisis data digunakan teknik desriptif kualitatif guna menjawab
perumusan permasalahan mengenai hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang pada
objek penelitian dan hal yang menjadi peluang serta ancaman dari luar yang harus
dihadapinya. Analisis SWOT ini membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor
internal selanjutnya nilai rata-rata masing-masing faktor positif dibandingkan dengan faktor
negatif baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal (Wiswasta dkk, 2018).
Penyajian hasil analisis data dilakukan secara formal (dalam bentuk tabel) maupun
informal (dalam bentuk naratif). Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
• Analisis matriks IFAS dan EFAS akan menghasilkan strategi umum (grand
strategy);
137
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa umur petani sampel memiliki rata-
rata umur 46.63 tahun, hal ini menjelaskan bahwa petani sampel di daerah penelitian berada
pada golongan usia produktif artinya masih potensial melakukan kegiatan usahanya dan
mencari informasi pendukung pengelolaan usahatani tanaman kopinya. Lama berusahatani
petani sampel di daerah penelitian rata-rata 5.13 tahun. Hal ini mencerminkan bahwa
pengalaman bertani petani sampel ini kurang berpengalaman dalam berusahatani kopi,
sehingga di perlukan tambahan informasi dalam berusaha tani tanaman kopi. Peran
kelompok tani dan penyuluhan pertanian sangat dibutuhkan dalam mengelola usahatani
tanaman kopi. Para Petani di Desa Suka sebelum menjadikan usahatani tanaman kopi
mereka dulunya adalah petani tanaman jeruk. Di karenakan usahatani jeruk mulai turun dan
mulai sulit mengatasi kesulitan dalam usatani jeruk maka para petani di Desa Suka beralih
pada usahatani tanaman kopi.
Potensi untuk lebih baik lagi berusahatani tanaman kopi di desa Suka dapat dilihat
dari luas lahan untuk tanaman kopi yang mempunyai rataan 3.767 m2 dengan jumlah
tanaman kopi yang sudah berproduksi sebesar 602.67 tanaman kopi. Luas lahan tersebut
mendukung untuk lebih banyak lagi dalam berusahatani dengan metode yang lebih baik lagi.
138
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Walaupun pada saat ini produksi tanaman kopi menurun tetapi jumlah tanaman kopi yang
sudah berbuah berjumlah rataan yang tinggi.
5. Kelompok Tani
Di Kecamatan Tiga panah terdapat 11 kelompok tani, dengan satu orang penyuluh
yang berasal dari Kecamatan. Kelompok tani sangat berperan dalam kesuksesan usahatani
tanaman kopi di desa Suka. Kelompok tani yang ada di desa adalah kelompok tani Poktan
Aglonema yang beranggota perempuan atau ibu-ibu di desa Suka. Dalam kelompok ini
komoditi yang diusahakan berupa tanaman jagung, tanaman sayuran dan tanaman lainnya
(termasuk tanaman kopi). Dalam kegiatannya juga terdapat kegiatan simpan pinjam dalam
anggota kelompok. Kelompok tani yang berikutnya adalah kelompok tani Poktan Paya paku.
Dalam kelompok tani anggotanya adalah kaum bapak. Dalam kelompok ini sering dibahas
tentang permasalahan permasalahan yang terjadi dalam berusahatani di Desa. Tidak terlepas
dalam permasalahn tanaman kopi.
139
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
6. Akses Transportasi
Akses Transportasi di daerah penelitian ini sudah bisa dikunjungi dengan memakai
kendaraan. Angkutan umum dari Kabanjahe ke Desa Suka sudah ada satu setiap hari dengan
interval 3-4 kali trayek pulang pergi. Secara umum jalur transportasi Desa Suka sudah baik.
Hal ini dapat dilihat dari bahwa masyarakt desa sudah banyak memakai kendaraan pribadi
baik berupa mobil pribadi maupun kendaraan sepeda motor. Kondisi akses jalan masuk ke
desa Suka sudah diaspal Dengan adanya akses masuk yang sudah baik maka dapat
membantu perkembangan pertanian tanaman kopi.
8. Pemasaran Kopi
Seiring dengan meningkatnya permintaan kopi Arabika yang terus meningkat,
maka harga kopi Arabika di Tanah Karo juga cukup mahal. Harga kopi arabika sangat
ditentukan oleh para pedagang kopi arabika yang langsung membeli kopi arabika dari
petani. Setiap lembaga pemasaran kopi arabika yang terlibat melaksanakan fungsi-fungsi
pemasaran. Fungsi - fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga
pemasaran tersebut mengakibatkan bertambahnya biaya pemasaran. Sehingga semakin
panjang saluran pemasaran maka semakin tinggi biaya yang dikeluarkan sehingga semakin
tinggi pula harga kopi arabika yang dibayarkan konsumen, oleh sebab itu diindikasikan
pemasaran kopi arabika tersebut tidak efisien.
140
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Pada Tabel terlihat data yang menujukkan faktor-faktor strategis internal yang
menjadi kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah
penelitian di desa Suka
2. Permintaan Kopi
141
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Permintaan global dan domestik, dibutuhkan investasi di sektor kopi negara ini.
Selain meningkatkan kuantitas biji kopi, kualitas juga diprediksi meningkat karena inovasi-
inovasi teknologi. Untuk memenuhi permintaan kopi lokal maupun ekspor, hal utama yang
harus menjadi fokus adalah meningkatkan dan menciptakan biji kopi dengan kualitas terbaik
yang digemari oleh pasar. Jika menginginkan harga jual yang lebih tinggi, maka proses
pengolahan green beans menjadi specialty coffee perlu dilakukan dengan cermat dan hati-
hati. Tidak hanya dari segi jumlah, peningkatan produksi kopi juga sebaiknya diiringi
dengan peningkatan kualitas kopi yang terus didorong melalui proses edukasi ke para
pemain rantai pasok kopi, khususnya para petani. Tentunya, hal ini bertujuan memenuhi
harapan pasar yang selanjutnya mendorong peningkatan permintaan dan nilai jual kopi
Indonesia di pasar dunia maupun domestik.
6. Perubahan Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang menyebabkan keragaman
produktivitas tanaman. Perubahan iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini
secara signifikan. Beberapa penelitian mengatakan bahwa perubahan iklim dapat
mengganggu pertumbuhan dan mengurangi produksi juga kualitas kopi. Kondisi tanah dan
iklim di dataran tinggi Tanah Karo sesuai untuk penanaman kopi Arabika, karena
memenuhi sebagian besar persyaratan yang diperlukan. Faktor pembatas pertanaman
142
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
kopi Arabika di Tanah Karo adalah curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun,
kondisi ini mempengaruhi perilaku pembungaan dan pembuahan.
8. Harga Kopi
Kopi robusta memiliki harga lebih murah dibandingkan kopi Arabika. Sebagai
gambaran harga jual kopi biji Arabika asalan (unsorted) tahun 2018 sekitar Rp 73.000/kg
atau setara dengan USD 5,21/ kg. Konsumen mau membeli dengan harga tinggi karena kopi
Arabika dari Tanah Karo memiliki mutu baik dan khas citarasanya. Pada waktu yang lalu
harga kopi sangat murah bahkan lebih murah daripada harga beras mutu sedang, akan
tetapi saat ini harga kopi mencapai 5 kali harga beras mutu sedang. Untuk biji kopi
mentah jenis arabika Gayo misalnya, dijual di kisaran harga Rp65.000 per kg untuk kualitas
standar dan Rp100.000 per kg untuk kualitas terbaik
Pembahasan (Diskusi)
Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan serta
faktor-faktor eksternal yang meliputu peluang dan ancaman disusun dalam tabel IFAS dan
EFAS. Skor diberikan kepada masing-masing faktor strategis internal dan eksternal untuk
menunjukkan seberapa efektif responden merespon faktor-faktor stategis.
143
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Kekuatan
1 Sumber daya alam 0.25 4 1.00
2 Cita rasa kopi 0.05 3 0.15
3 Sumber daya manusia 0.25 4 1.00
4 Masa panen kopi 0.10 4 0.40
5 Kelompok tani 0.25 4 1.00
6 Akses transportasi 0.10 3 0.30
1 Kelemahan 3
2 Bibit tanaman kopi 0.10 3 0.30
3 Pemasaran kopi 0.10 3 0.30
4 Kemitraan petani kopi 0.10 3 0.30
5 Pengoahan kopi 0.30 4 0.90
Pemeliharan tanaman kopi 0.40 1.60
Tabel 4 menunjukkan bahwa selisih total skor kekuatan dengan kelemahan sebesar
0.45 atau positif ( , yang berarti bahwa aspek kekuatan lebih besar dari aspek
kelemahan dalam pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah penelitian, selanjutnya
dalam faktor kekuatan yang paling dominan adalah sumberdaya alam, kelompok tani dan
sumber daya manusia dengan nilai 0.25 sedangkan pada faktor kelemahan yang paling
dominan adalah pemeliharaan tanaman kopi dengan nilai 0.40.
Hasil perhitungan skor terbobot eksternal dalam pengembangan usahatani tanaman
kopi di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa selisih total
skor peluang dengan ancaman sebesar 0.05 atau positif ( , yang berarti bahwa aspek
peluang lebih besar dari aspek ancaman dalam pengembangan usahatani tanaman kopi di
daerah penelitian, selanjutnya dalam faktor peluang yang paling dominan adalah lokasi
budidaya kopi dan permintaan kopi dengan nilai 0.40 sedangkan pada faktor kelemahan
yang paling dominan adalah perubahan iklim dengan nilai 0.4.
144
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
1 Ancaman 3
2 Persaingan Usahatani Kopi 0.15 4 0.45
3 Perubahan Iklim 0.40 3 1.60
4 Hama dan Penyakit Kopi 0.30 3 0.90
Harga Kopi 0.15 0.45
Peluang (O)
Y
I
III 1
0.5
Kelemahan (W) (0,05 : Kekuatan (S)
0.45)
X
0.5 1
IV II
Ancaman (T)
Gambar 1. Kuadran SWOT Stategi Pengembangan Usahatani Tanaman Kopi di Desa
Suka Kecamatan Tiga Panah
145
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Strategi S-O
Adapun strategi yang dilaksanakan untu pengembangan usahatani tanaman kopi
dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada adalah sebagai berikut:
▪ Memanfaatkan sumberdaya alam yang ada pada lokasi budidaya kopi, sehingga dapat
146
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
Strategi W-O
Strategi yang dilaksanakan untuk pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah
penelitian dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada sebagai
berikut:
▪ Meningkatkan penggunaan bibit varietas unggul dan pemeliharaan tanaman kopi untuk
menambah produksi kopi yang berkwalitas baik sehingga menguntungkan usahatani kopi
dan dapat memenuhi permintaan pasar.
▪ Meningkatkan kemitraan petani dan pemasaran kopi umtuk dapat memenuhi permintaan
kopi dan menambah keuntungan dalam usahatani kopi
▪ Meningkatkan pemeliharaan tanaman kopi dan pengolahan kopi dalam memenuhi
permintaan kopi.
Strategi S-T
Adapun strategi untuk pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah penelitian
dengan melihat kekuatan untuk memperkecil ancaman adalah sebagai berikut:
• Memanfaatkan sumberdaya manusia dan kelompok tani dengan meningkatkan pelatihan
menambah informasi dan wawasan tentang hama penyakit, perubahan iklim, persaingan
usahatani dan harga kopi.
• Menjaga cita rasa kopi yang berasal dari tanah karo sehingga dapat mengikuti
persainagan dalam usahatani dan harga kopi.
Strategi W-T
Adapun strategi untuk pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah penelitian
dengan memperkecil kelemahan dan ancaman adalah sebagai berikut:
• Memperbaiki rantai pemasaran dengan meningkatkan kemitraan petani kopi sehingga
dapat mengatasi persaingan usahatani kopi.
• Memperbaiki pemelihraan tanaman kopi sehingga dapat mengatasi perubahan iklim dan
hama penyakit tanaman kopi
KESIMPULAN
Faktor-faktor internal strategi pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah
penelitian:
a. Faktor Internal kekuatan yaitu sumber daya alam, cita rasa kopi, sumberdaya manusia,
masa panen kopi, kelompok tani, dan akses transportasi. Kekuatan dominan
mempengaruhi pengembangan usahatani tanaman kopi di daerah penelitian adalah
sumberdaya manusia.
b. Faktor internal kelemaham yaitu bibit tanaman kopi, pemasaran kopi, kemitraan petani
kopi, pengolahan kopi, dan pemeliharan tanaman kopi. Kelemahan yang paling dominan
adalah pemeliharaan tanaman kopi.
147
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora e-ISSN: 2775 - 4049
SCENARIO 2023
kopi.
b. Faktor eksternal ancaman yaitu: persaingan usahatani kopi, perubahan iklim, hama dan
penyakit kopi dan harga kopi. Acaman yang paling dominan adalah persaingan usahatani
kopi.
REFERENSI
BPS Indonesia. 2020. Statistik Indonesia, Penyediaan Data untuk Perencanaan
Pembangunan. BPS. Jakarta
BPS. (2019). Statistik Kopi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Hecimovic I, Belscak-Cvitanovic A, Horzic D, Komes D (2011). Comparative study of
polyphenols and caffeine in different coffee varieties affected by the degree of
roasting. Food chemistry, Vol.129, pp. 991-1000
Jannah, M. (2017). Analisis Potensi Unggulan Komoditi Tanaman Karet Rakyat di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Universitas Medan Area.
Junaidi, Y. dan M. Yamin. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi pola usahatani
diversifikasi dan hubungannyadengan pendapatan usahatani kopi di Sumatera
Selatan. Pembangunan Manusia (4):1-9.
Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif. Penerbit Andi
Offset. Yogyakarta.
Kusmiati, A., & Windiarti, R. (2011). Analisis Wilayah Komoditas Kopi Di Indonesia. JSEP
(Journal of Social and Agricultural Economics), 5(2), 47–58.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian. 23 Agustus 2012. Jakarta. Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2016.
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. 29 Nopember 2016. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1832. Jakarta.
Putri, A., Yusmani, Y., Paloma, C., & Zakir, Z. (2018). Kinerja Faktor Produksi Kopi
Arabika (Coffea Arabika L.) di Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat
Performance. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 7(3), 189–
197.
Rangkuti F. 2014. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Analisis SWOT. PT Elex Media dan
PT Gramedia Group. Jakarta.
Sembiring. A. C , Sitanggang. D, Purnasari N , Irwan Budiman, 2019, Wahana Inovasi Vol.
8 no 2 Juli-Des 2019 ISSN: 2089-8592 Peningkatan Kesejahteraan Petani Kopi
melalui Pengolahaan Pasca Panen di Desa Lingga Kabupaten Karo
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Strategik . Jakarta: PT. Bumi Aksara
Wiswasta. I.G.N.A. Agung.I.G.A A dan Tamba, I.M, 2018, Analisis SWOT, Universitas
Mahasaraswati Press, Bali
148