Makalah Qurdist Dakwahh
Makalah Qurdist Dakwahh
Makalah Qurdist Dakwahh
KEWAJIBAN BERDAKWAH
( METODE DAN PAHALA BAGI ORANG YANG BERDAKWAH )
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti pelajaran Al-Qur’an Hadist pada semester 2
Disusun Oleh:
Ketua: MOHAMAD FACHREQI RISNANTO
Sekertaris: NADIATUL KARIMAH FITRI
Anggota: AHMAD RESTU YUNANDA
PUTRY AYU AULIA
DWITA KARTIKA SARI
METHIARA ULFA
Guru Pembimbing: BUDIMAN, S.Ag. M.Si
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu metode dakwah ?
2. Ada berapa metode yang dilakukan dalam berdakwah?
3. Pahala apa yang diterima bagi orang yang berdakwah?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun guna membahas apa yang dimaksud metode dalam berdakwah,
bagaimana metode dalam berdakwah dan pahala apa yang didapatkan oleh orang yang
berdakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah (Arab: دعوة, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak
dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at
dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi
"Ilmu dakwah" dan Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad mencontohkan dakwah kepada umatnya
dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya,
dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.
َ ع ْن
س ِبي ِل ِه َ س ُن ِإ َّن َربَّكَ ُه َو أ َ ْعلَ ُم ِب َم ْن
َ ض َّل َ سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم بِالَّتِي ه
َ ِْي أَح َ ظ ِة ْال َح
َ س ِبي ِل َر ِبِّكَ ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع
َ ع ِإلَى
ُ ا ْد
]125 :َو ُه َو أ َ ْع َل ُم ِب ْال ُم ْهتَدِينَ [النحل
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”
Dalam ayat tersebut terdapat tiga metode dakwah yang harus kita laksanakan sebagai
seorang da’I, yaitu:
َس ِبي ِل ِه َوه َُو أ َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَدِين َ ِإ َّن َربَّكَ ه َُو أَ ْعلَ ُم ِب َم ْن
َ ض َّل َع ْن
“Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Dalam potongan ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa pemberian hidayah agar
seseorang itu menerima dakwah adalah hak Allah Ta’ala, kewajiban kita adalah berdakwa sesuai
kemampuan kita. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala :
]56 :َّللاَ َي ْهدِي َم ْن َيشَا ُء َوه َُو أ َ ْعلَ ُم ِبا ْل ُم ْهتَدِينَ [القصص
َّ ِإنَّكَ ََل ت َ ْهدِي َم ْن أَحْ َببْتَ َولَ ِك َّن
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti
pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan
barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-
dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun
Status hadist
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 2674; Abu Dawud, no. 4611; At-
Tirmidzi, no. 2674; Ibnu Mâjah, no. 206; Ahmad, II/397; Ad-Dârimi, I/130-131; Abu Ya’la, no.
6489) (649) tahqiq Husain Salim Asad; Ibnu Hibbân, no. 112-at-Ta’lîqâtul Hisân; Al-Baghawi
dalam Syarhus Sunnah, no. 109
Mufrodat hadist
Syarah hadist
Hadits ini –dan juga hadits-hadits yang serupa dengannya- mengandung anjuran untuk
berdakwah yaitu mengajak manusia kepada petunjuk dan kebaikan, keutamaan da’i. Hadits ini
juga peringatan dari perbuatan mengajak manusia kepada kesesatan dan penyimpangan, serta
besarnya dosa penyeru (kepada kejelekan) tersebut dan akibatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Metode dakwah adalah cara-cara atau langkah-langkah sistematis dalam menyampaikan atau
menyeru umat ke jalan Allah SWT sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
- Metode dakwah terdiri atas metode dakwah bil hikmah, bi mauidzatil hasanah, dan mujadalah
- Aplikasi metode dakwah dapat diterapkan secara personal, pendidikan, diskusi, penawaran dan
misi.
- Di Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyeru manusia untuk berdakwah.
HASIL DISKUSI: