Makalah Tafsir Dan Hadits Dakwah

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

METODE DAKWAH DALAM AL-QUR’AN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Tafsir dan Hadits Dakwah

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Fattah Syamsuddin. MA

Disusun Oleh:

La Coy

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA
2021

1
DAFTAR ISI

BAB I   PENDAHULUAN...........................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................3
C. Tujuan ..................................................................................................................3 

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4

A. Definisi Dakwah Islam......................................................................................... 4


B. Dalil Dakwah ....................................................................................................... 4
C. Tujuan Dakwah .....................................................................................................5
D. Metode Dakwah Dalam Al-Qur’an.......................................................................5

BAB III PENUTUP  

A. Kesimpulan........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu kewajiban umat Muslim adalah berdakwah. Sebagian  ulama ada
yang menyebut berdakwah itu hukumnya fardu kifayah (kewajiban kolektif),
sebagian lainnya menyatakan fardu ‘ain. Meski begitu, Rasulullah SAW tetap selalu
mengajarkan agar seorang Muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-
cara yang baik.

Jika kita melihat ayat-ayat Al-Quran maupun hadits-hadits Rasulullah saw,


kita akan banyak menemukan fadhail (keutamaan) dakwah yang luar biasa. Dengan
mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan
termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan bergabung bersama kafilah
dakwah di manapun ia berada. Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor
terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim dalam berdakwah dan
menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat
menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan.

B. Rumusan Maslah
1. Apa Definisi dakwah islam ?
2. Apa Dalil yang menjelaskan pentingnya berdakwah ?
3. Apa Tujuan dakwah ?
4. Apa Metode dakwah dalam al-qur’an?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Definisi dakwah islam
2. Mengetahui Dalil yang menjelaskan pentingnya berdakwah
3. Mengetahui Apa Tujuan dakwah
4. Mengetahui Metode dakwah dalam al-qur’an

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dakwah islam

Kata Da’wah berasal dari kata kerja dalam bahasa arab ‫دعاء‬ ‫دعوة و‬-‫يدعو‬-‫دعا‬,
yang secara bahasa mempunyai beberapa makna: An-Nida’: memanggil, menyeru,
mengundang. Ad-Dua’, Ad-Da’wah dan Ad-Da’iyah: Mengajak dan menghasung
orang lain kepada suatu perkara, baik perkara yang baik maupun batil, perkara yang
terpuji maupun yang tercela. Atau suatu usaha berupa perkataan atau perbuatan untuk
menarik menusia kepada suatu aliran agama tertentu. Syaikh Jum’ah Amin Abdul
Aziz, “Da’wah adalah mengajak manusia –melalui perkataan dan perbuatan da’I
kepada islam, menerapakan manhajnya, memeluk aqidahnya, dan melaksanakan
syari’atnya.1

B. Dalil-dalil yang menjelaskan pentingnya berdakwah

1. Perintah berdakwah dalam Al Quran

‫ك ُه َو أ َْعلَ ُم مِب َ ْن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ك بِاحْلِك‬


ْ ‫ْمة َوالْ َم ْوعظَة احْلَ َسنَة َو َجادهْلُ ْم بِالَّيِت ه َي أ‬
َ َّ‫َح َس ُن إِ َّن َرب‬ َ َ ِّ‫ْادعُ إِىَل َسبِ ِيل َرب‬

 ‫ين‬ ِ ِ ِِ ِ
َ ‫ض َّل َع ْن َسبيله َوُه َو أ َْعلَ ُم بالْ ُم ْهتَد‬.
َ

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang
Mahatahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS an-Nahl [16]: 125).

2. Perintah berdakwah dalam As-Sunnah

1 Fiqh Da’wah: Prinsip dan Kaidah Asasi Da’wah Isalm, hal. 27.

4
‫ل‬8ُ 8ْ‫هُ ِمث‬88َ‫ َم ْن َد َّل َعلَى خَرْيٍ َفل‬: ‫لم‬88‫ه وس‬88‫لى اهلل علي‬88‫ول اَللَّ ِه ص‬
ُ 8 ‫ال َر ُس‬8
َ 8َ‫ ق‬:‫ال‬8 ٍ ‫ع‬8‫عن أَيِب مس‬
َ 8َ‫ه ق‬88‫ي اهلل عن‬88‫ود رض‬ُْ َ َْ
‫اعلِ ِه‬
ِ َ‫أَج ِر ف‬
ْ

Artinya : Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan
maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR.
Muslim no.1893).

C. Tujuan dakwah islam

1. Tujuan utama dan satu-satunya da’wah islam adalah agar ummat manusia
hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun selain-Nya, dengan meniti syari’at Raasulullah sebagai
pedoman hidup mereka.
2. Dengan kata lain, Da’wah memiliki tujuan untuk mengeluarkan umat
manusia; Dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid, dari kegelapan kufur
menuju cahaya iman, dari kegelapan kebadohan menuju cahaya ilmu, dari
kegalapan hawa nafsu dan pendapat manusia menuju jalan ittiba’ rasul, dari
kegalapan kezholiman menuju cahaya keadlilan, dari kegelapan
kemungkaran dan kemaksiatan menuju cahaya ketaatan.
1. Da’wah yang benar akan mengantarkan umat manusia kepada ridha
Allah, jalan yang lurus, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.2

D. Metode dakwah dalam al-qur’an

1. Metode al-hikmah

Kata al-hikmah terulang sebanyak 210 kali dalam al-Qur’an. Secara


etimologis, kata ini berarti kebijaksanaan, bagusnya pendapat atau pikiran, ilmu,
2 Lisanul ‘Arab, Al-Misbah Al-munir, dan AL-Mu’jam Al-Wasith pada entri do’a. Majmu’ Fatawa
15/157.

5
pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, pepatah dan juga berarti al-Qur’an al-
Karim. Hikmah juga diartikan al-Ilah, seperti dalam kalimat hikmah al-tasyri’ atau ma
hikmah zalika dan diartikan juga al-kalam atau ungkapan singkat yang padat isinya.3

Makna al-hikmah yang tersebar dalam al-Qur’an di 20 tempat tersebut, secara


ringkas, mengandung tiga pengertian. Pertama, al-hikmah dalam arti “penelitian
terhadap segala sesuatu secara cermat dan mendalam dengan menggunakan akal dan
penalaran”. Kedua, al-hikmah yang bermakna “memahami rahasia-rahasia hukum
dan maksud-maksudnya”. Ketiga, al-hikmah yang berarti “kenabian atau nubuwwah”.

Adapun kata al-hikmah dalam ayat ‫ة‬8ِ ‫ْم‬


8َ ‫ك بِاحْلِك‬
َ ِّ‫بِ ِيل َرب‬8 ‫ ْادعُ إِىَل َس‬menurut al-Maraghi (w.
1945), berarti perkataan yang jelas disertai dalil atau argumen yang dapat
memperjelas kebenaran dan menghilangkan keraguan.4

2. Metode al-Maw’izah al-hasanah

Metode dakwah kedua yang terkandung dalam QS.Al-Nahl (16) ayat 125

adalah metode al-maw’izhat al-hasanah. Maw’izhat dari kata ‫وعظ‬  yang berarti

nasehat. Juga berarti menasehati dan mengingatkan akibat suatu perbuatan, menyuruh
untuk mentaati dan memberi wasiat agar taat. Kata maw’izat disebut dalam al-Qur’an
sebanyak 9 kali. Kata ini berarti nasehat yang memiliki ciri khusus, karena
mengandung al-haq (kebenaran), dan keterpaduan antara akidah dan akhlaq serta
mengandung nilai-nilai keuniversalan. Kata al-hasanah lawan dari sayyi’ah, maka
dapat dipahami bahwa maw’izah dapat berupa kebaikan dan dapat juga berupa
keburukan.

3 Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Jilid 2, Hal.1078.


4 https://enamardianingsih.wordpress.com/2013/11/09/metode-berdawah-dalam-al-quran/

6
Metode dakwah berbentuk nasehat ini ditemukan dalam al-Qur’an dengan
memakai kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada
ide-ide yang dikehendakinya.5

3. Metode al-Mujàdalah

Metode al-mujàdalah mengajarkan kepada kita untuk berdialoglah dengan


mereka dengan lembut, halus, dan sapaan yang sopan, sebagaimana hal itupun
deperintahkan Allah kepada Musa dan Harun tatkala diutus menghadap Fir’aun,
seperti difirmankan, ‫شى‬
ٰ ْ ‫خَي‬ ‫َف ُق ْواَل لَه َق ْواًل لَِّّينًا لَّ َعلَّه َيتَ َذ َّكُر اَْو‬

“Maka berbicaralah kamu  berdua dengannya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan dia ingat atau takut.”(Thaha: 44)

Al-Mujàdalah terambil dari kata ‫جدل‬, yang bermakna diskusi atau perdebatan.

Kata jadal (diskusi) terulang sebanyak 29 kali dengan berbagai bentuknya di beberapa
tempat dalam al-Qur’an. Dari kata-kata itu, yang menunjuk kepada arti diskusi
mempunyai tiga obyek, yaitu: membantah karena: (1) menyembunyikan kebenaran,
(2) mempunyai ilmu atau ahli kitab, (3) kepentingan pribadi di dunia. Dari berbagai
macam obyek dakwah.

dalam berdiskusi tersebut, akan dititik beratkan pada obyek yang mempunyai
ilmu. Sayyid Qutb memberikan penjelasan tentang metode dakwah ini; dakwah
dengan al-mujàdalah bi allatiy hiya ahsan ialah dakwah yang tidak mengandung
unsur pertikaian, kelicikan dan kejelekan, sehingga mendatangkan ketenangan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

5 Mizanul Muslim Barometer Menuju Islam Kaffah, Abu Ammar & Abu Fatiah Adnanai, hal. 156.

7
Da’wah adalah mengajak manusia melalui perkataan dan perbuatan da’I kepada
islam, menerapakan manhajnya, memeluk aqidahnya, dan melaksanakan syari’atnya.

Metode-metode dalam al-qur’an yaitu sebagai berikut: 1. Metode al-hikmah


yang juga diartikan al-Ilah, seperti dalam kalimat hikmah al-tasyri’ atau ma hikmah
zalika dan diartikan juga al-kalam atau ungkapan singkat yang padat isinya, 2.
Metode al-Maw’izah al-hasanah berarti menasehati dan mengingatkan akibat suatu
perbuatan, menyuruh untuk mentaati dan memberi wasiat agar taat, dan 3. Metode al-
Mujàdalah yang mengajarkan kepada kita untuk berdialoglah dengan mereka dengan
lembut, halus, dan sapaan yang sopan.

DAFTAR PUSTAKA

Fiqh Da’wah: Prinsip dan Kaidah Asasi Da’wah Isalm, hal. 27.

8
https://enamardianingsih.wordpress.com/2013/11/09/metode-berdawah-dalam-al-
quran/

Lisanul ‘Arab, Al-Misbah Al-munir, dan AL-Mu’jam Al-Wasith pada entri do’a.

Majmu’ Fatawa 15/157.

Mizanul Muslim Barometer Menuju Islam Kaffah, Abu Ammar & Abu Fatiah
Adnanai, hal. 156.

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Jilid 2, Hal.1078.

Anda mungkin juga menyukai