SPTK1LENGKAP
SPTK1LENGKAP
SPTK1LENGKAP
Pertemuan : Ke – 1
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien :Pasien terlihat murung,banyak menunduk dan pesimis ,nada suara
lemah,mengatakan malu bertemu dengan orang.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah.
Tujuan Khusus :
- TUK 1 Klien dapat membina hubungan saling percaya.
- TUK 2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
- TUK 3 Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- TUK 4 Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatansesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
- TUK 5 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisisakit dan kemampuannya.
Tindakan Keperawatan :
1. Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
2. Menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini.
3. Memilih kemampuan yang akan dilatih.
4. Melatih kemampuan pertama yang telah dipilih.
5. Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien
B. Strategi Komunikasi
Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Mega Nur Rahmawati, biasanya
dipanggil Mega. Saya mahasiswa dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Kalau boleh
tahu nama Ibu siapa ? dan senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini ? Apakah masih ingat kenapa Ibu dibawa ke
sini?”
3. Kontrak
- Topik :
“Ibu, bagaimana kalau kita mengobrol sebentar tentang kemampuan atau hal –
hal yang Ibu sukai dan ingin dilakukan ? Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana
yang masih dapat dilakukan dan kemudian kita pilih salah satu kegiatan yang akan kita
latih.”
- Waktu :
“Ibu mau mengobrol berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?”
- Tempat :
“Ibu ingin mengobrol dimana ? Bagaimana jika di taman rumah sakit saja?
Kerja
“Ibu kegiatan apa yang disukai saat dirumah,keinginan apa yang ingin ibu lakukan,apa
saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus apalagi ?saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan
rumah tangga yang ibu bisa lakukan ? bagaimana dengan merapikan
kamar?menyapu?mencuci piring?...dst”
“Wah bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang dimiliki ibu”
“ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini,yang mana yang masih dapat dikerjakan
dirumah saki?coba kita lihat, yang pertama bisa kah, yang kedua sampai 5 (misal ada 3 yang
masih bisa dilakukan) .bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit
ini’
“Sekarang,Coba ibu pilih salah satu yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini”
“O, yang nomer satu, merapikan tempat tidur?kalau begitu bagaimana kalua kita
sekarang latihan merapikan tempat tidur ibu,mari kita lihat tempat tidur ibu ,coba lihat,sudah
rapikah rempat tidurnya?”
“Nah kalua kita sekarang merapikan tempat tidur,mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya.Bagus!. sekarang kita angkat Spreinya,dan kasurnya kita balik,Nah Sekarang kita
pasang Lagi Spreinya,Kita Mulai dari arah atas, ya bagus ! sekarang sebelah kaki Tarik dan
masukan lalu setelah dipinggir masukkan,sekarang ambil bantal rapikan,dan letakkan sebelah
atas/kepala ,mari kita lipat selimut,nah letakkan bawah/kaki.Bagus!.
“ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali,coba ibu perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan,?Bagus”
“ini jadwal harian ibu jangan lupa dilakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM
(mandiri) kalua S lakukan tanpa disuruh,tulis B (bantuan) jika dingatkan bisa melakukan,dan
T (tidak) melakukan.
Terminasi
“Baiklah Ibu, besok kita latihan lagi kemampuan yang kedua ,masih ingatkah ibu
apa yang ibu dapat lakukan selain merapikan tempat tidur? Ya bagus ibu memcuci piring
Tapi,saya harapkan ibu mencoba mengingat – ingat lagi kegiatan lain yang ingin
dilakukan tadi.”
c. Kontrak Akan Datang
- Topik : “Baiklah Ibu, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan kali ini.
Nanti akan kita lanjutkan untuk melatih kegiatan yang telah kita sepakati pada
pertemuan berikutnya.”
- Waktu : “Menurut Ibu, besok bagaimana kalua latihannya pagi jam 08.00 ?”
- Tempat : “di dapur ruangan sehabis makan bagaimana ibu ? sampai jumpa
teriamakasih assalamualaikum ”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pada Tn “L” Dengan MasalahIsolasi Sosial
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi klien : klien tampak menghindar dari orang lain,tidak mau bicara, klien lebih sering
menunduk, wajah tampak sedih dan sering menyendiri dikamar dengan posisi meringkuk.
Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
TUK :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya.
- Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
- Klien dapat melaksanakan hubungan soial secara bertahap.
SP 1 Pasien :
a. Mengidentifikasi penyebab :
Siapa yang satu rumah dengan pasien ?
Siapa yang dekat dengan pasien ? Apa sebabnya ?
Siapa yang tidak dekat dengan pasien ? Apa sebabnya ?
b. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.
c. Melatih berkenalan.
d. Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
“ Selamat pagi, perkenalkan nama saya Mega Nur Rahmawati , biasanya dipanggil Mega.
Saya mahasiswi dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya yang akan merawat bapak
selama satu minggu ke depan. Kalau boleh tahu nama bapak siapa ? dan senangnya dipanggil
apa ?”.
2. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak pagi ini ? Kalau perasaan saya sedang senang, karena hari ini dapat
bertemu dengan bapak.”
“Hari ini bapak senang tidak? bisa bertemu dengan saya?”
3. Kontrak
- Topik : “ bapak, bagaimana kalau hari ini kita mengobrol, Apakah bapak mau atau tidak ?
Nanti bapak juga dapat bercerita kepada saya kenapa kok bapak lebih suka menyendiri, saya
akan mendengarkan bapak dengan baik.”
- Waktu : “ bapaknya mau mengobrol berapa lama ? Bagaimana kalau 15menit saja ? Agar bapak
dapat cerita dengan santai dan lebih nyaman.”
- Tempat : “bapak ingin mengobrol dimana ? Bagaimana jika di ruang perawatan ini saja?”
KERJA
“dengan siapa bapak tinggal dirumah? jika dalam keluarga siapa yang paling dekat dengan bapak,
halapa yang biasa bapak lakukan dengan anggota keluarga dirumah pak?
“apa yang bapak rasakan saat di rawat disini? apakah bapak tidak merasakan kesepian ? siapa saja
yang bapak kenal diruangan ini “
“apa yang menghambat bapak dalam bersosialisasi dengan orang lain pak? kenapa bapak merasa
tidak aman jika berada dengan orang lain?” menurut bapak apa saja keuntungannya kalau kita bisa
bertemu dengan orang lain dan bisa bergaul dengan orang lain?” “wah benar kita dapat bercakap-
cakap ? apa lagi pak (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)” kalau begitu apakah bapak
mau bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain? Nah kalua kerugiaan tidak punya teman apa ya
pak ?apa lagi (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa )jadi banyak kerugian jika tidak punya
teman ya pak ,kalua begitu inginkah bapak bergaul dengan orang lain ?”
“ bagus,bagaimana kalua kita sekarang belajar berkenalan dengan orang lain?
“begini bapak jadinya,untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita sukai dan hobi. Contoh nama saya mega nur rahmawati,senang dipanggil
mega, asak saya mojokerto hibi saya memasak.”
“selanjutnya bapak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan ,contoh,nama bapak
siapa?senang dipanggil apa ,asalnya darimana ?hobinya apa ?
“ayo bapak coba ! misal saya belum kenal dengan bapak, coba sekarang kenalan dengan saya “
“yaa bagus sekali ,coba sekali lagi,ya bagus sekali,”
“setelah bapak berkenalan degan orang tersebut, bapak bisa melanjutkan percakapan dengan hal-
hal yang menyenangan bapak bicarakan,misalnya tentang cuaca,hobi,keluarga dan sebagainya,
TERMINASI
a. Evaluasi respon klien
Data subyektif :
“ Bagaimana pak setelah kita melakukan latihan berkenalan?
“ Coba bapak sebutkan lagi keuntungan bergaul dengan orang lain dan kerugiannya jika tidak
bergaul dengan orang lain”
“bapak cara mempraktekkan cara berkenalan bagus sekali”
Data obyektif :
Pasien dapat mengungkapkan kembali keuntungan bergaul dengan orang lain dan kerugian
tidak bergaul dengan orang lain meskipun hanya sedikit dan agak dibantu oleh perawat. Dan
pasien mampu melakukan latihan berinteraksi atau berkenalan dengan baik.
b. Rencana tindak lanjut
“kegaiatan ini saya masukkan jadwal harian bapak ya”
“ Baiklah, pak tadi sudah bercerita alasan bapak malas bergaul dengan orang lain dan bapak
juga sudah mengetahui keuntungan bergaul dengan orang lain dan kerugian jika tidak bergaul
dengan orang lain. Serta bapak juga telah melakukan latihan berkenalan. Bagaimana kalau
pertemuan selanjutnya kita berlatih untuk berinteraksi atau bergaul dengan orang lain ?nanti
bapak saya ajari dan saya akan memberikan contoh bagaimana caranya berinteraksi.”
“Bagaimana bapak setuju tidak ?”
c. Kontrak Akan Datang
- Topik :“ Baiklah pak, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan kali ini
“Bagaimana jika nanti kita coba mempraktekan langsung untuk berkenalan ke orang
lain ?”
“Kira – kira selain saya, bapak ingin coba berkenalan pada siapa ? Bagaimana jika kita
coba ke salah satu perawat yang lain?”
“ Apakah bapak setuju ?”
- Waktu : “Kalau bapak mau, bagaimana kalau jam 13.00 saja?”
- Tempat : “bapak ingin melakukan pertemuan selanjutnya dimana ?
“Apa tetap di sini atau di tempat lain? Bagaimana kalau tetap di sini
saja?sampai jumpa”
STRATEGI PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
Pertemuan : Ke-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Fase prainteraksi
a. BHSP.
b. Mengenali Halusinasi
1.Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.Tanyakan apa yang di dengar dari halusinasinya
3.Tanyakan kapan halusinasinya datang
4.Tanyakan isi halusinasinya
5.Bantu klien mengenal halusinasinya.
a. jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara
yang di dengar
b. jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang ditanyakan
c. katakana bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya ( dengan nada bersahabatan
menuduh/menghakimi).
d. katakana bahwa klien lain juga ada yang seperti klien.
e. katakana bahwa perawat akan membantu klien
6. Diskusikan dengan klien :
a. situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
b. waktu frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, dan malam
atau jika sendiri, jengkel atau sedih )
7. Diskusikan dengam klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi ( marah
atau takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan
c. Latian mengontrol halusinasi dengan cara menghardik :
Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya
halusinasi
Menghardik halusinasi : katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
(“saya tidak mau dengar / lihat / penghidu / raba / kecap pada saat halusinasi
terjadi )
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi mas, perkenalkan nama saya Mega Nur Rahmawati . Mas bisa panggil
saya Suster Mega Saya mahasiswa dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.Saya praktik
di sini selama satu minggu. Kalau boleh tau, nama mas siapa ? Mas senang dipanggil apa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini? Bagaimana ceritanya sampai mas di bawa
kesini?
c. Kontrak
1. Topik
2. Tempat
Mas maunya kita ngobrol dimana ? Bagaimana kalau di halaman saja mas?
3. Waktu
Mau berapa lama kita bercakap-cakapnya mas?Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja
a. Apa yang menyebabkan Mas di bawa kemari?
b. Saya menerima keyakinan anda,tapi sulit bagi saya mempercayai hal itu terjadi?
c. Apakah mas mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?
d. Apakah terus – menerus terdengar atau sewaktu – waktu? Kapan yang paling sering
mas dengar suara? Berapa kali sehari mas alami ?pada keadaan apa suara
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
e. Apa yang mas rasakan pada saat mendengar suara itu ?
f. Apa yang mas lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara –
suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara – cara untuk mencegah suara –
suara itu muncul.
g. Mas, ada empat cara untuk mencegah suara – suara itu muncul, pertama dengan
cara menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap – cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan yang keempat
minum obat dengan teratur.
h. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
i. Caranya mas ya… saat suara – suara itu muncul, langsung mas bilang, pergi saya
tidak mau dengar, pergi jangan ganggu saya, stop jangan ganggu saya. Begitu
diulang – ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba mas peragakan! Nah
begitu, bagus…! Coba lagi! Ya bagus, mas sudah dapat memperagakan.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas setelah peragaan latihan tadi ?kalau suara – suara
itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!
b. Evaluasi objektif
Nah, sekarang coba mas ulangi sekali lagi?
4. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana, apakah mas ingin berlatih lagi cara mengontrol halusinasi
dengan cara yang lain?
5. Kontrak
a. Topik
Besok kita akan bertemu lagi untuk belajar cara mengontrol halusinasi
dengan cara yang lain? mas tidak keberatan kan?
b. Tempat
Dimana besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat yang
sama.
c. Waktu
Enaknya kita besok bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 saja?
Baiklah. Terimakasih mas, sampai jumpa besok dengan teman saya..!
assalamu’alaikum…!!
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA Tn.T DENGAN MASLAH WAHAM
Pertemuan : Ke – 1
Ruangan :
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi : Ketika Tn. T merasa bahwa dirinya adalah wakil tuhan di dunia. Tn. T sering
mengatakan bahwa “ aku adalah tentara tuhan, dan aku berhak melakukan
apapun jika ada yang beda dari agamaku. Ikutilah aku jika ingin selamat “ ia
akan memusnahkan hukum agama yang dianggapnya tidak sesuai dengan hukum
dari agama yang dianutnya.
Diagnosa :Gangguan Proses Pikir: Waham Kebesaran
Tujuan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas.
Rencana tindakan keperawatan : SP 1 (pasien)
a. Mengidentifikasi kebutuhan.
b. Klien bicara konteks realita.
KERJA
“Sebelum bapak berada disini apa kegiatan bapak sebelumnya? Oh.. bapak dulu sering ikut
ormas ya!wah bapak rajin ya.”
“kalau pekerjaan bapak dulu apa ? wah bapak seorang penganyam ya, pasti rapi hasil
anymannya”
(jika klien selalu berbicara wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham sampai tidak
ada. Perawat perlu memperhatikan bahwa klien itu penting. Karena dengan begitu klien
merasa diperhatikan sehingga klien akan mengungkapkan perasaannya).
(Memberikan pujian kepada pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien).
(memberikan pujian kepada kemampuan klien yang realistis).
(diskusikan kebutuhan klien apa saja hal yang tidak terpenuhi selama dirumah sakit atau
dirumah).
“Apa keinginan bapaki yang belum dilakukan selama ada disisni ?”
TERMINASI
1. Evaluasi Respon Klien
Evaluasi subjektif
“Baiklah bapak karena waktu kita sudah habis sekarang bagaimana perasaan
bapak setelah kita berbicara tadi ?”
Evaluasi objektif
Klien dapat menceritakan hal-hal yang selama ini dialami oleh klien dan
menceritakan kebutuhannya yang belum terpenuhi.
2. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana apakah bapak ingin melanjutkan cerita bapak ?”
3. Kontrak
- Topic
“Nanti kita akan bertemu lagi untuk berbicara lagi dan melakukan hal yang ingin bapak
lakukan, bagaimana bapak ? apakah bapak setuju?”
- Tempat
“Dimana nanti kita berbicara lagi pak? Bagaimana kalau di tempat yang sama ?”
- Waktu
“Enaknya kita berbicara lagi jam berapa pak? Baiklah jadi kita akan berjumpa lagi
nanti jam 08:00 WIB.”
STRATEGI PENATALAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
3. Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan bapak sekarang, setelah menceritakan masalah
bapak kepada saya, dan berbincang-bincang dengan saya ? “
Evaluasi Obyektif :
“setelah kita ngobrol-ngobrol apakah bapak masih ingat apa saja yang
membuat bapak sering marah dan kesal ?iya, jadi ada dua penyebab bapak
marah….(sebutkan) dan yang bapak rasakan …..(sebutkan).”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini coba bapak ingat-ingat lagi penyebab bapak marah dan apa
yang bapak lakukan saat marah. Dan kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan cara fisik yang kita pelajari tadi.”
c. Kontrak
Topik :
”Bapak nanti kita akan ngobrol-ngobrol lagi mengenai latihan cara
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik
Waktu :
Nanti kita ketemu lagi jam 16.00 WIB , bagaimana?
Tempat :
Bapak nanti ingin ngobrol-ngobrol dengan saya dimana ? gimana kalau
disini lagi saja?”
Baiklah kalau begitu perbincangan kita sekarang, kita sudahi dulu ya?
terima kasih dan sampai jumpa lagi ya bapak..! wassalamu’alaikum....!!!
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pertemuan : ke-1
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi klien : Klien mengungkapkan perasaan bersalah/ sedih/ marah/ putus asa/ tidak berdaya.
TUK :
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam Terapeutik
“ Kenalkan, nama saya Mega Nur Rahmawati , biasa dipanggil Suster Mega”. Nama
Bapak siapa? Biasa dipanggil apa? Saya mahasiswa Stikes Bina Sehat PPNI yang bertugas hari
ini.
“Boleh saya tahu usia Bapak berapa? Tinggal dimana? Tinggal dengan siapa?”
Evaluasi /validasi
Kontrak
“Saya yang akan merawat Bapak di ruangan hari ini dan saya akan membantu
menyelesaikan masalah yang Bapak hadapi.”
Topik:
“Bagaimana kalau pagi ini kita berbincang-bincang tentang hal/ perasaan yang
caramengendalikan dorongan bunuh diri.”
Tempat:
Waktu:
“Bapak mau berapa lama kita bercakap-cakap saat ini? Bagaimana kalau 15 menit
KERJA
“Apa yang menyebabkan Bapak memiliki perasaan ingin mengakhiri kehidupan Bapak?”
“Apakah Bapak merasa kehilangan kepercayaan diri? Apakah Bapak merasa tak berharga
atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?”
“Apakah Bapak tahu, apa akibat bagi diri Bapak dan keluarga Bapak jika Bapak meninggal
dengan cara yang Bapak lakukan?”
TERMINASI
Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak M setelah kita bercakap-cakap? Apakah Bapak merasa ada
manfaatnya dari perbincangan kita saat ini?Apakah keinginan bunuh diri itu masih ada?”
Evaluasi Obyektif
“Bapak masih ingat cara mengatsi keinginan bunuh diri? Coba Bapak sebutkan cara agar
keinginan bunuh diri itu tidak muncul lagi!”
“Saya harap, bila nanti keinginan bunuh diri itu muncul lagi, Bapak bisa mempraktikkan
cara-cara yang telah kita pelajari tadi.”
Topik: “Baiklah….Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini. Bagaimana kalau nanti
kita bercakap-cakap tentang menghargai diri sebagai individu yang berharga
Tempat: “Dimana tempatnya nanti kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja?”
Waktu: “Mau jam berapa pak kita ngobrol-ngobrol lagi? Bagaimana kalau jam 17.00 sore nanti”?