Nukleus
Nukleus
Nukleus
yang dibimbing oleh Dr. Umie Lestari, M.Si. dan Rifka Fachrunnisa, S.Pd., M.Ed.
Oleh
Offering A
Kelompok 3 :
Khumaidah (180341617566)
JURUSAN BIOLOGI
April 2019
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
(a) (b)
Pori-pori ini masih dilengkapi suatu bangunan silindris yang berlubang dengan
ujung-ujung sebelah dalam dan luar lebih besar diameternya daripada diameter pori
inti, sehingga bangunan ini bertindak sebagai diafragma dan dinamakan annulus
atau cincin. Di sebelah dalam annulus, terdapat granula yang dinamakan granula
sentral. Cincin atau annulus dan pori inti membentuk kesatuan sehingga dinamakan
pore complex, yang berfungsi untuk meregulasi keluar masuknya sebagian besar
protein dan RNA, juga kompleks besar seperti makromolekul dari dan ke dalam
inti sel (Campbell: 2010).
Pori nukleus (nuclear pore) pada sel eukariotik mempunyai peranan penting,
yaitu :
2.2.3 Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti atau kariotin yang bersifat transparan dan
semisolid (kental). Di dalam nukleoplasma terdapat kromatin, granula,
nukleoprotein, air, dan senyawa kimia kompleks. Nukleoplasma atau cairan inti
tersusun bergabung dengan kromatin. Ketika sel membelah benang-benang
kromatin menebal, memendek, dan mudah menyerap warna sehingga struktur
tersebut disebut kromosom. Nukleoplasma memiliki fungsi utama untuk bertindak
sebagai media suspensi untuk organel inti. Fungsi lainnya adalah pemeliharaan
bentuk dan struktur nukleus, serta transportasi ion, molekul, dan zat-zat lain yang
penting untuk metabolisme dan fungsi sel. Cairan nukleoplasma sangat kental
berfungsi menahan dan melindungi nukleolus.
2.2.4 Nukleolus
Nukleolus merupakan struktur menonjol (retricular fibrogranular) didalam
nukleus yang tidak membelah. Dibawah mikroskop elektron nukleolus terlihat
sebagai massa granula berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung dengan
kromatin. Pada sel biasanya ditemukan satu atau dua nukleolus, dan ukurannya
tergantung pada spesies dan tahap siklus reproduksi.
Didalam nukleolus terjadi proses sintesis rRNA atau RNA ribosomal
berdasarkan arahan DNA. Gen untuk ribosomal RNA teramplifikasi dan berlokasi
pada nucleolar organizer regions (NOR). Gen rDNA terkonsentrasi dalam fibrillar
centers yang membentuk nucleolus. Pada nukleolus protein-protein yang berasal
dari sitoplasma dirakit dengan rRNA membentuk subunit besar dan kecil ribosom.
Subunit ini kemudian keluar dari nukelus melalui pori nukleus menuju sitoplasma,
tempat subunit besar dan kecil ribosom dapat bersatu menjadi ribosom.
NOR atau nucleolus organizer regions adalah lokasi kromosom tempat gen
rRNA terkelompok. Nucleolus selalu terbentuk di NOR, yang merupakan situs
dimana pre-ribosomal disintesis, diproses, dan dirakit dengan protein menjadi pra-
ribosomal.
Pada waktu sel melakukan proses pembelahan (profase akhir), lamina nukleus
terurai menjadi lamina A-fosfat, lamina C-fosfat, dan lamina B yang tetap terikat
pada membran dalam. Ketika pembelahan sel berakhir, lamina nukleus terikat
kembali.
Dengan adanya struktur seperti ini, dapat dipahami bahwa nukleus bukanlah
struktur yang mengapung bebas di dalam sel, namun ditahan pada posisinya oleh
filamen-filamen yang memanjang dari permukaan ke seluruh bagian dalam sel.
Ruang perinukleus memiliki lebar 10-70 nm, umumnya kira-kira 20 nm. Ruang
ini mengandung cairan, serabut, deposit kristal, tetes lipid dan bahan-bahan padat
elektron
2.2.6 Kromatin
Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret yang dinamakan
kromosom, struktur yang membawa informasi genetik. Setiap kromosom, terbuat
dari materi yang disebut kromatin. Kromatin merupakan kompleks yang tersusun
atas protein dan DNA. DNA membawa beberapa ratus sampai beberapa ribu gen,
yaitu unit-unit yang menspesifikasi sifat-sifat warisan suatu organisme (Campbell,
2010). Pada saat sel interfase, terdapat dua macam kromatin yaitu heterokromatin
dan eukromatin. Heterokromatin adalah benang kromatin yang berbentuk
gumpalan-gumpalan tidak teratur dan dapat dilihat oleh mikroskop cahaya.
Sedangkan eukromatin adalah kromatin yang tidak terpadatkan dan lebih tersebar
(Cuschieri). Karena terpadatkan, DNA heterokromatin tidak dapat diakses oleh
mekanisme sel yang bertanggung jawab untuk mengekspresikan informasi genetik
yang dikodekan dalam DNA. Sebaliknya, pengemasan eukromamtin lebih longgar
menjadikan DNA nya dapat diakses untuk mekanisme ini, sehingga gen-gen yang
terdapat dalam eukromatin dapat diekspresikan (Campbell, 2010).
Gambar 2.2.6.1 DNA dan kromatin
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nukleus merupakan tempat yang mengandung sebagian besar materi genetik sel
dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein seperti histon. Nukleus memiliki komponen-komponen
penyusun yang meliputi, membran inti, pori nukleus, matriks nukleus (nukleoplasma),
nukleolus, lamina inti, dan materi genetik berupa kromatin. Membran nukleus terdiri dari
dua lapis, yaitu selaput luar (selaput sitosolik) dan selaput dalam (selaput
nukleoplasmik). Nukleus juga memiliki pori yang merupakan jalan untuk RNAd dan
protein ribosom. Nukleoplasma juga berperan dalam proses replikasi DNA, transkripsi,
dan proses pasca transkripsi. Selain itu, nukleus juga memiliki nukleolus atau anak inti
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan dan penimbunan prekusor ribosom,
sekaligus pembentukan sub unit ribosom, tempat transkripsi gen RNAr serta tempat
memproses molekuk pra RNAr. Dan yang paling penting dari sebuah sel adalah materi
genetik karena materi genetik inilah yang mengendalikan semua aktivitas sel (makhluk
hidup). Di dalam nukleus, materi genetik berupa benang-benang kromatin dan pada saat
akan melakukan pembelahan kromatin memadat menjadi kromosom.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, T. S. Pd M. Pd. 2017. Struktur Dan Fungsi Inti Sel (Nukleus), (Online)
(https://biologisel.com/index.php?page=tampil&materi_id=11) Di akses pada tanggal
23 April 2019 Karmana, Oman. 2008. Biologi. Bandung: Grafindo, (Online)
(https://books.google.co.id/books?id=NMnnI62CFnUC&pg=PA6&dq=nukleoplasma
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiywo7inOPhAhVFU30KHTfaBTEQ6AEILjAC#v=on
epage&q=nukleoplasma&f=false), diakses pada 22 April 2019.
Campbell, Neil A; Jane B.R; Lisa A.Urry; Michael L.Cain; Steven A.W; Peter V.Minorsky;
Robert B.J. 2010. Edisi ke 8 terjemahan Damaring Tyas W. 108-111;245-253. Jakarta
: Erlangga.
Made, I Subagiartha . 2018. Tinjauan Pustaka Sel, Struktur dan Regulasi. Bali : Program Studi
Anesthesiologi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Nadifatun, A. A., Abdini A., Qori, A. L., Rosyidah, F., & Fitrianah L. 2017. Struktur dan
Fungsi Nukleus. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang.
Sherwood, L., 2013. Human Physiology: From Cells to Systems (8th Edition ed). Canada:
Brocks Cole
Strahl dan Allis. 2000. Transcription and Chromatin. Nature 403, 41-45, (Online)
(http://www.zoology.ubc.ca/~bio463/ lecture_3.html) diakses pada tanggal 23 April
2019.
Sumardjo, Darmin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Faklutas Bioeksakta. EGC, (Online)
(https://books.google.co.id/books/about/Pengantar_Kimia_Buku_Panduan_Kuliah_M
aha.html?hl=id&id=7Lauz8HpOVAC&redir_esc=y), diakses pada 22 April 2019.