Tugas Pak Agus FULL PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 71

KUMPULAN TUGAS-TUGAS

TEKNIK PENGUKURAN INDUSTRI MIGAS


(TPIM)

Oleh:

NAMA : Muhammad Kamil Furqon


NIM : 181440013
PRODI : TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
SEMESTER : 3 (TIGA)
TUGAS 1

1. Density merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat
(massa) per satuan volume. Jadi satuannya adalah satuan massa per satuan
volume, misalnya kg per meter kubik atau gram per centimeter kubik.

ρ = m/v

Specific Gravity adalah ukuran kerapatan relatif terhadap kerapatan zat yang
dijadikan acuan, biasanya yang dijadikan acuan adalah kerapatan air pada suhu
4 derajat celcius.

SG = ρzat/ρair
TUGAS 2

Orifice Eccentric Dan Segmental

Direkomendasikan untuk pengukuran horizontal dan fluida yang


mengandung material ( tidak murni).orifice eksentrik memiliki kesamaan dengan
konsentrik, kecuali pada ofset hole-nya.kedua tipe orifice tersebut mempunyai
lubang yang dibuat dengan tangen untuk didalam pipa atau lebih dianjurkan
tangentuntuk konsentrik orifice dengan diameter yang lebih kecil 98% dar diameter
dalam pipa.plate segmental itu paralel dengan dinding pipa.harus dilakukan
perawatan agar tidak ada bagian dari flange atau gasket yang berlubang pada tiap
plate.equivalen β = √a/A dimana a adalah lubang segmen dah a luas dalam
pipa.biasanya ukuran pipa minimun untuk plate tersebut adalah 4 inchi (1200mm).

Bagaimanapun eksentrik plate bisa dibuat lebih kecil aslakan ukuran lubang
tidak mengalami kemiringan. ukuran pipa maximum itu tidak terbatas dan
bergantung pada perhitungan data.rasio beta limit dari beta terbatas di 0,3 dan
0,8. reynold number paling rendah berada pada 2000D ( D dalam Inchi). Tapi tidak
kurang dari 10.000Untuk fluida compressible ∆p/p1 ≤ 0.30 dimana ∆p dan p1
berada pada stauan yang sama.flange tap direkomendasikan untuk kedua tipe dari
orifice. tapi vena contracta tap bisa digunakan untuk pipa yang besar. taps tersebut
untuk eksentrik orifice harus diletakan di quadrant secara bersebrangan dengan
lubangnya.tap untuk orifice segmental harus selalu sejajar dengan tinggi dam yang
paling maksimum. pelat orifice dengan tepi yang lurus dapat dibuat miring jika
menggunakan kriteria yang mungkin sama dengan plate orifice dengan tepi
persegi.untuk mencegah kebingungan setelah pemasangan , tab pada plate harus
terpasang stampel dengan jelas, apakah orifice itu eksentrik atau segmental.
TUGAS 3

1. Apa yang dimaksud dengan sensor ? Beri contoh sensor Pressure, Level,
Temperature, dan Flow beserta cara kerjanya !
Jawaban :
❖ Pengertian Sensor
Sensor adalah elemen yang merespon perubahan besaran
proses(temperatur, flow, tekanan, dsb) sehingga bisa memicu perubahan
sinyal (tegangan, arus, dsb) yang setara.
❖ Contoh Sensor PLTF
a. Sensor Pressure (Tekanan)

❖ Bourdon Tube
Bourdon tube adalah metal berongga indikator tekanan yang berbentuk
"C" yang berada didalam pressure gauge yang akan lurus jika mendapat
tekanan. Para pengukur tekanan Bourdon menggunakan prinsip bahwa
tabung pipih cenderung berubah diluruskan atau lebih besar penampang
melingkar ketika bertekanan.
Cara Kerja Bourdon Tube :
Bourdon tube terbuat dari pipa pendek melengkung dimana salah satu
ujungnya tertutup. Saat bourdon tube diberi tekanan maka ia akan
menegang. Perubahan yang dihasilkan sebanding dengan tekanan yang
diberikan. Hal ini dapat dilihat dari indikator dial yang tertera pada alat
bourdon tube. Perubahan tekanan yang dideteksi oleh bourdon tube
akan mengakibatkan pipa bergerak. Gerakan pipa tersebut ditransmisikan
untuk menggerakkan jarum meter.

❖ Bellows
Bellows adalah elemen pengukur tekanan yang mampu berdefleksi
(mengembang). Bellows akurat untuk digunakan mengukur tekanan gage
(Pgage) dengan range antara absolute zero sampai 350 kPa. Terdiri atas
sebuah tubing metal yang bisa mengembang searah mengikuti
panjangnya. Bellows dengan diameter yang lebar bisa membaca low
pressure lebih baik daripada bourdon tube.
Prinsip Kerja Bellows :
Elemen bellows merupakan elemen elastis yang fleksibel pada arah aksial.
Biasanya dibuat dari bahan kuningan, fosfor-perunggu, beriliun-tembaga,
monel, stainless steel, inconel, dan bahan metal lainnya. Dengan elemen
ini dapat diperoleh hubungan yang linear antara tekanan dan simpangan
(perubahan volume).

b. Sensor Level
❖ Level Gauge (Gelas Penduga)
Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam suatu
bejana atau drum dan tangki secara langsung. Ada dua macam gelas
penduga yang digunakan : gelas penduga tebuka dan gelas penduga
tertutup. Gelas penduga terbuka digunakan pada tangki yang tidak
bertekanan, sedangkan yang tertutup digunakan pada tangki yang
bertekanan.
Prinsip Kerja Level Gauge :
Prinsip yang digunakan pada gelas penduga adalah prinsip bejana
berhubungan. Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi level dalam
suatu bejana secara langsung. Gelas penduga ujung terbuka
pemasangannya sangat sederhana. Pada gelas penduga ujung terbuka,
tinggi level yang diukur pada tangki atau bejana akan sama dengan yang
ditunjukkan pada gelas penduga, karena merupakan dua bejana yang
saling berhubungan. Gelas penduga ujung tertutup digunakan untuk
bejana bertekanan tinggi. Kedua ujung gelas penduga dihubungkan
dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian bejana
berisi cairan, sedangkan ujung bagian atas tersambung dengan bagian
bejana beisi uap (kosong).

❖ Sight Glass
Sight Glass adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat tingkatan
cairan/gas yang berada didalam system, atau untuk melihat apa yang
sedang terjadi dalam system.
Prinsip Kerja Sight Glass :
Sight Glass merupakan salah satu metode pengukuran level fluida yang
paling konvensional dan biasa disebut dengan gauge glass. Sight Glass
digunakan untuk pengukuran level fluida di dalam tangki secara kontinyu,
ketika level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan di
dalam sight glass juga akan naik dan begitu juga sebaliknya.

c. Sensor Temperatur (Suhu)


❖ Resistive Themperature Detector (RTD)
Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki
fungsi yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah
energi listrik menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan
suhu. Namun Resistive Temperature Detector (RTD) lebih presisi dan
memiliki keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor
PTC.
Prinsip Kerja RTD :
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga
akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi
elemen resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. Dalam
prakteknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD (elemen
resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan
diukur. Nilai resistansi dari RTD kemudian akan diukur oleh instrumen
alat ukur, yang kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu yang
tepat, pembacaan suhu ini didasarkan pada karakteristik resistansi yang
diketahui dari RTD.

❖ Termokopel
Termokopel adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering
digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional termokopel
yang luas yaitu berkisar antara -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan
harga yang relatif rendah. Termokopel pada dasarnya adalah sensor suhu
Thermo-Electric yang terdiri dari dua persimpangan (junction) logam
yang berbeda. Salah satu logam di termokopel dijaga di suhu yang tetap
(konstan) yang berfungsi sebagai junction referensi sedangkan satunya
lagi dikenakan suhu panas yang akan dideteksi. Dengan adanya
perbedaan suhu di dua persimpangan tersebut, rangkaian akan
menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan
suhu sumber panas.
Prinsip Kerja Termokopel :
Termokopel bekerja apabila adanya perbedaan panas secara
gradien akan menghasilkan tegangan listrik, hal ini disebut sebagai efek
termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua
macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang
diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu,
dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan
perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk
melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda,
meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan
pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya
berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran
yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi
populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya,
kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat
penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di
antara 2 titik, bukan temperatur absolut.
d. Sensor Flow
❖ Orifice
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran
volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa)
berdasarkan prinsip beda tekanan dengan mengubah kecepatan aliran
fluida. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara flens
pipa.
Prinsip Kerja Orifice :
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda
tekanan atau disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa
terdapat hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fuida. Jika
kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu
(umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai
pada orifice akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu
menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana
terjadi kecepatan maksimum dan tekanan minimum disebut vena
contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan dan tekanan akan
mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan
pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume
dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli.

❖ Positive Displacement Flow Meter (PD Meter)


PD meter merupakan jenis flow meter yang mengukur volume atau flow
rate gerakan fluida dengan membagi suatu ruangan media yang tetap
dengan volume yang terukur. Positif perpindahan (PD) flowmeters
membuat pengukuran aliran volumetrik mengambil kenaikan terbatas
atau volume dari fluida. Sebuah analogi dasar akan memegang ember di
bawah keran, mengisi ke tingkat yang ditetapkan, lalu cepat-cepat
menggantinya dengan yang lain dan waktu ember tingkat di mana ember
diisi (atau jumlah ember untuk aliran "ditotal") . Dengan tekanan yang
tepat dan kompensasi suhu, laju aliran massa dapat ditentukan secara
akurat.
Prinsip Kerja PD Meter :

Postive Displacement Flowmeters(PD meters), bekerja berdasa


rkan pengukuran volume dari
fluida yangsedangmengalir dengan menghitungsecara berulang alia
n fluida yang dipisahkankedalam suatu volume yang
diketahui(chamber), selanjutnya dikeluarkan sebagai volume tetap y
ang diketahui.
Bentuk dasar dari PD meteradalah suatu chamber yang berfungsi
memisahkan atau menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber
tersebutterdapat sebuah alat mekanik yaitu rotating/reciprocating u
nit yangditempatkan untuk menciptakan paket volume tetap dari
fluida yang sedangmengalir. Oleh karena itu, volume dari fluida y
ang melewati chamber dapat diketahui dengan menghitung jumlah
discreate parcelsyang lewat atau setara denganjumlah putaran dari
rotating/reciprocating. Dengan demikian volume flow rate dapat
dihitung dari laju perputaran alat rotating/reciprocating.

2. Apa yang dimaksud denga transmitter? Bagaimana cara kerja transmitter


pneumatik, transmitter elektronik, dan transmitter fieldbus?
Jawaban :
❖ Pengertian Transmitter
Transmitter adalah pengirim informasi dalam bentuk sinyal standar dari satu
instrument ke instrument lainnya.Transmitter mengirimkan informasi (sinyal
hasil pengukuran besaran proses) dari transducer kecontroller.
❖ Cara Kerja Transmitter Pneumatik

Diagram Blok Transmitter Pneumatik

Cara kerja dari alat ini diperlihatkan pada gambar diatas. Jika tekanan
input pada meter body naik, maka pada batang torsi (torque rod) akan
terjadi kenaikan torsi. Primary beam yang dihubungkan langsung ke
batang torsi mengakibatkan buffle (flapper) menutup nozzle. Pada nozzle
terjadi tekanan balik, tekanan balik dari nozzle ini diperkuat oleh amplifier
(pilot relay) dan relay output akan mengirimkan sinyal yang telah
diperkuat ke receiver (receiver bellows) ataupun instrument lainnya berupa
optional external devices. Dalam waktu yang sama, tekanan balik ini juga
masuk ke feedback capsul. Kenaikan tekanan output dalam feedback
capsul memberikan gaya feedback ke secondary beam, dan melalui span
rider, gaya tersebut menekan primary beam untuk menggerakkan buffle
menjauhi nozzle. Dalam umpan balik loop tertutup akan terjadi gaya
perlawanan untuk menghambat/melawan gaya akibat tekanan balik dari
nozzle. Pada akhirnya tekanan sinyal output akan sebanding dengan nilai
proses variable yang diukur.

❖ Cara Kerja Transmitter Elektronik

Diagram Blok Transmitter Elektronik


Transmitter elektronik juga mempunyai mekanisme umpan balik pada sistem
keseimbangan gaya untuk mendapatkan ketelitian dan stabilitas yang tinggi.
Sistem ini menjaga tetap suatu keseimbangan gaya antara input dan output.
Input sinyal atau variable proses dirubah kedalam suatu gaya melalui input
transfer element, output sinyal listrik juga suatu gaya akibat dari feedback
transfer element. Output akan berubah, yang disebabkan berubahnya beban,
akibatnya keseimbangan dari mekanisme transmitter akan berubah. Jika hal
ini terjadi, maka system akan menjadi seimbang kembali melalui mekanisme
umpan balik sebagaimana elemen detektor mendeteksi terjadinya kesalahan.
Setiap transfer element mempunyai karakteristik yang linear dan oleh karena
itu output juga linear dan seimbang dengan sinyal input.

❖ Cara Kerja Transmitter Fieldbus


Data oleh fieldbus dikirimkan melalui data digital 0 and 1 yang diambil dari
data increasing dan decreasing dari gelombang square dari voltage yang
dihasilkan oleh Bus Power melalui kabel H1. Pengambilan data pada puncak
dan lembah dari gelombang kotak untuk menunjukkan 1 dan 0 sebagaimana
teknologi digital lama tidak digunakan di fieldbus karena rawan terhadap
interferensi. Bus Power rata-rata pada range rating 24-32 VDC. Terkhusus
pada bus power yang dihasilkan oleh Yokogawa Fieldbus adalah 27 VDC.
Pada level komunikasi lebih tinggi antar module pengontrol fieldbus
menggunakan jaringan ethernet yang dikenal sebagai HSE (High Speed
Ethernet). Untuk mengkomunikasinya dengan intranet atau internet bisa saja
dilakukan melalui gateway. Demikian juga dengan jaringan komunikasi
industrial yang lain seperti Modbus.

3. Apa yang dimaksud dengan transducer?Beri contohnya!


Jawaban :
❖ Pengertian Transducer
Transducer adalah Perangkat instrumentasi yang merubah suatu bentuk
energi ke bentuk energi lainnya, khususnya sinyal sensor ke bentuk sinyal
standar untuk keperluan transmisi data.
❖ Jenis – Jenis Transducer dan Contohnya
❖ Transducer Input
Contoh :
1. LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi
(Hambatan)
2. Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
3. Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi
Resistansi (Hambatan)
4. Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal
listrik

❖ Transducer Output
Contoh :
1. LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
2. Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
3. Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
4. Heater mengubah listrik menjadi Panas
5. Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

4. Jelaskan perbedaan sinyal analog dan digital! Beri contohnya!


Jawaban :
❖ Pengertian Sinyal Analog

Signal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua
parameter / karakteristik utama yang dimiliki oleh isyarat analog adalah
amplitude dan frekuensi. Isyarat analog umumnya dikatankan dengan
gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk
semua bentuk isyarat analog. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa analisis
fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah
gelombang sinus. Dengan memnfaatkan sinyal analog, maka jangkauan
transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah
terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang biasnya
berbentuk gelombang sinus mempunyai tiga variable dasar, yaitu amplitudo,
frekuensi dan phase.
• Amplitudo adalah parameter tinggi rendahnya tegangan dari sinyal
analog.
• Frekuensi merupakan banyaknya gelombang sinyal analog dalam satuan
detik.
• Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada waktu tertentu.

❖ Pengertian Sinyal Digital

Signal Digital adalah buatan teknologi yang mampu mengubah signal


menjadi gabungan urutan bilangan 0 dan 1 ( juga dengan biner ), sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat
dan akurat, tetapi transmisi dengan isyarat digital hanya mencapai jarak
jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya isyarat ini juga dikenal
dengan isyarat diskret.
Sinyal yang memiliki dua kondisi ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan
istilah khas pada isyarat digital. Satu bit bisa berupa nol ( 0 ) atau satu ( 1 ).
Kemungkinan nilai pada sebuah bit adalah 2 buah ( 21 ). Kemungkinan nilai
pada 2 bit ialah sebanyak 4 ( 22 ), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum,
jumlah peluang nilai yang terbentuk oleh gabungan n bit adalah sebesar 2n
buah.
❖ Perbedaan Sinyal Analog dan Digital

No. Sinyal Analog Sinyal Digital

1.
Bersifat Contiune Bersifat discrete ( 0 dan 1 )
Bagus di gunakan untuk Bagus digunakan untuk
2.
komunikasi yang lintasannya komunikasi yang lalu lintas nya
rendah. tinggi

3. Kemungkinan error besar


Kemungkinan error kecil

4. Perbaikan error sulit Perbaikan error lebih mudah

5. Mudah terkena noise Lebih tahan terhadap noise

6. Kapasita Informasi rendah Kapasitas informasi lebih besar

Sukar dilakukan modifikasi Lebih mudah dilakukan


7.
informasi modifikasi informasi

8.
Menggunakan konsep frekuensi Menggunakan konsep biner/bit

9. Boros Bandwidth Lebih hemat bandwith

❖ Contoh Sinyal Analog dan Digital


Contoh Sinyal Analog Contoh Sinyal Digital

1. Sinyal suara pada radio 1. Aplikasi pengolahan suara pada


konvensional, kanal telepon
2. Sinyal gambar (foto) pada 2. Pemrosesan citra serta
kamera konvensional, transmisinya
3. Sinyal video pada televisi 3. Dalam bidang seismologi dan
konvensional. geofisika
4. Televisi analog, dimana televise 4. Eksplorasi minyak
analog ini dapat mengkodekan 5. Deteksi ledakan nuklir
informasi gambar dengan 6. Pemrosesan sinyal yang diterima
memvariasikan voltase dan/atau dari luar angkasa
frekuensi dari sinyal. Seluruh
sistem sebelum Televisi digital
dapat dimasukan ke analog.
5. Mengapa besarnya sinyal standar pneumatic 3-15 psi?
Jawaban :
Untuk sinyal 3-15 psi pneumatik sulit untuk mengontrol tekanan yang sangat
rendah secara akurat dengan regulator sederhana, ditambah harus memberikan
vakum untuk memungkinkan kalibrasi dan pengukuran hysteresis&repeatability
errors. Untuk membedakan antara Zero pneumatic signal dan tidak adanya
tekanan/failure pressure.

6. Mengapa besarnya sinyal standar elektrik 4-20 mA?


Jawaban :
Refer ISA (Instrumentation, System, and Automation Society) -50.00.01-1975
(R2012) mengenai “Compatibility of Analog Signals for Electronic Industrial
Process Instruments“, men-standard-kan sinyal untuk arus listrik sebesar 4-
20mA dikarenakan sebagai berikut:
a. Untuk alasan safety, arus 20mA tidak akan menimbulkan percikan yang
menghasilkan energi yang cukup untuk membakar sesuatu.
b. Dipilih 4mA untuk zero-nya, hal ini menganut sistem live-zero, atau non-zero
lower limit. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi apakah peralatan
instrument failure atau tidak, jika sinyal yang diterima oleh receiver (misalnya
dari transmitter ke controller/DCS) lebih kecil dari 4mA, maka controller/DCS
akan mengidentifikasi bahwa transmitter tersebut failure, atau tidak
terkalibrasi dengan baik, atau bahkan transmitternya rusak. Untuk beberapa
transmitter, biasanya meng-clamp sinyal di 3,8mA jika transmitter rusak.

Selain hal tersebut diatas, dapat diberikan alasan sebagai berikut:


• Sinyal analog dari 4 sampai 20 mA dapat mempresentasikan dengan baik 0
sampai 100% dari variable proses.
• Dipilih karena resistansi 250 Ohm, 4 mA x 250 = 1 Volt dan 20 mA x 250 =
5 Volt, merupakan range kerja dari sinyal digital. Standar analog ke digital
adalah 1 ke 5 Volt dengan resistan 250 Ohm yang sesuai dengan Zero dan
Full digital.

7. Apa kepanjangan psi? Bagaimana simbol untuk satuan psi?


Jawaban :
“PSi” adalah kependekan dariPounds per Square Inchartinya kekuatan tekanan
per inchi persegi, PSi bisa disebut juga lb/in2, pfsiatau lbf/in2.Satuan PSisudah
umum dan banyak dipakai untuk satuan pengukur tekanan terutama di
kawasan Eropa dan Amerika. 1 PSiadalah sama dengan 6.894,76 pascal.

Simbol psi = Ψ

8. Bagaimana cara kalibrasi transmitter pneumatik ?


Jawaban :
1. Rangkailah Transmitter tersebut, pastikan tidak ada kebocoran di setiap
sambungan tubing. Gunakan sealtip ketika memasang konektor tubing agar
tidak terjadi kebocoran.
2. Bagilah range transmitter ke dalam 5 bagian, 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%.
Dalam hal ini kita akan membagi range transmitter ini menjadi 0 kg/cm2, 25
kg/cm2,
50 kg/cm2, 75 kg/cm2 dan 100 kg/cm2.
3. Lakukan pengetesan transmitter pada masing-masing tekanan mulai dari 0,
25, 50, 75, 100 kemudian kembali ke 75, 50, 25, 0. Catat hasil outputnya di
lembar laporan kalibrasi sebagai nilai sebelum kalibrasi.
4. Dari hasil pengetesan tahap awal, kita dapat memperkirakan apakah
transmitter mengalami zero error, span error atau keduanya.
5. Mulailah kalibrasi dengan memberikan tekanan 0 Kg/cm2 pada transmitter,
perhatikan penunjukan outputnya. Apabila melenceng dari 3 psi, gunakan
obeng minus untuk mengatur Zero Screw Adjustmen agar output
menunjukan nilai 3 psi.
6. Kemudian naikkan tekanan input hingga 100 Kg/cm2. Perhatikan output
transmitter, apabila nilai output belum 15 psi, putar range wheel hingga
output mengeluarkan nilai 15 psi. Setelah di adjust range wheel tersebut,
kencangkan dengan menguncinya menggunakan locknut.
7. Ulangi langkah no.5 dan 6 sampai transmitter benar-benar menunjukan nilai
output yang sesuai dengan kesalahan di bawah toleransi ketika diberikan
tekanan 0 dan 100 Kg/cm2.
8. Apabila dirasa sudah pas, cek hasil kalibrasi dengan menginput tekanan 0,
25, 50, 75, 100 kemudian catat hasilnya.
9. Hasil kalibrasi yang baik adalah yang nilai outputnya sesuai standar. Apabila
terjadi error maka nilai errornya harus di bawah toleransi error. Toleransi
error setiap perusahaan bisa berbeda, ada yang 0,5% bahkan ada yang 0,2%.
Pastikan hasil kalibrasi memiliki prosentase error di bawah nilai tolerable
error.
10. Bila hasilnya belum baik, ulangi langkah no. 5 dan 6 hingga didapatkan hasil
yang baik.
11. Pengalaman melakukan kalibrasi menentukan seberapa lama kita dapat
menemukan setting yang pas untuk zero dan span transmitter.
12. Laporkan hasil kalibrasi dengan mengisi form kalibrasi alat.

9. Bagaimana cara kalibrasi transmitter elektronik ?


Jawaban :
1. Persiapkan alat kalibrasi seperti multi meter, power supply, kabel pendukung,
obeng, pressure gauge, hand jek ( yang satu ini mungkin menyebut nya
berbeda-beda ), kunci pas ( bila di perlukan ) dll.
2. Membuat table untuk mencatat hasil kalibrasi yang berisikan *model
transmitter*, *range*, *span*, *manufacture* ( pembuat transmitter seperti
Yamatake, Yokogawa dll.
3. Sambungkan peralatan ke transmitter yang akan di kalibrasi.
4. Pembagian persentase kalibrasi dari 0%, 25%, 50%, 75%, 100%. Pada
tekanan 0% harus terbaca di multi meter sebesar 4mA, 25% 8mA. Catat
hasil kalibrasi di table yang kita buat.
5. Memberi tekanan step by step dan catat hasil nya dari 0% terlebih dahulu
sampai 100%, lakukan sampai mencapai hasil yang di inginkan.

10. Bagaimana cara kalibrasi pressure gauge?


Jawaban :
1. Persiapkan alat-alat untuk kalibrasi diantaranya :
• Kunci inggris
• Obeng
• Puller (alat untuk mencabut jarum pressure gauge)
• Strap band (alat untuk membuka kaca pressure gauge)
• Kalibrator misalnya Dead Weight Tester atau Dead Weight Gauge
• Spidol permanent, kertas dan ballpen.
2. Pasangkan pressure gauge pada kalibrator, yaitu Dead Weight Gauge
3. Lepaskan kaca pressure gauge, dengan memakai strap band
4. Dengan menggunakan spidol beri tanda pada casing sesuai angka angka
yang tertera pada skala, karena piringan skala nantinya akan dilepas pada
waktu kalibrasi
5. Lepaskan jarum dengan menggunakan puller
6. Siapkan kertas dan ballpen untuk mencatat nilai-nilai yang diperoleh
sepanjang kalibrasi. Catat range pressure gauge, misalnya nilai range bawah
0 Bar, nilai range bawah ini biasa juga disebut titik zero, lalu catat nilai range
atas misalnya 25 Bar
7. Kalibrasi dimulai dengan memeriksa kondisi pressure gauge ketika tidak di
beri tekanan, jarum harus menunjukkan angka nol (range bawah)
8. Naikkan tekanan pada kalibrator hingga mencapai tekanan range atas yaitu
25 Bar
9. Amati posisi jarum pressure gauge, harus menunjuk tepat pada angka 25,
jika tidak setel dengan menggeser posisi baud span adjuster
10. Kemudian turunkan tekanan kalibrator sampai menjadi 0 Bar, pada kondisi
ini jarum pressure gauge harus menjunjuk angka 0, jika tidak , cabut jarum
dengan menggunakan puller lalu pasang kembali jarum dengan
menempatkannya pada possisi 0 ( nol)
11. Ulangi langkah 8 , 9, 10 hingga posisi jarum menunjuk pada angka yang
sama dengan besarnya tekanan kalibrator
12. Setelah kondisi jarum pada tekanan nol dan pada tekanan range atas sesuai
dengan besarnya tekanan kalibrator , langkah berikutnya adalah memeriksa
linearitas, caranya yaitu dengan menaikkan tekanan kalibrator per 25% lalu
membandingkannya dengan posisi jarum pressure gauge jika sudah sesuai
maka langkah kalibrasi selesai, jika ada penyimpangan atau penunjukkan
pressure gauge tidak linear misalnya pada saat tekanan kalibrator 12,5 Bar
lalu pressure gauge menunjuk angka 13,5 berarti telah terjadi penurunan
kualitas bagian dalam pressure gauge seperti bourdon flexsibilitasnya sudah
tidak merata, untuk kasus seperti ini maka pressure gauge sudah tidak layak
pakai lagi.

11. Bagaimana memasang transmitter pada proses cairan, gas, dan uap?
Jawaban :
❖ Pemasangan Transmitter D/P Cell Untuk Pengukuran Flow Liquid
Transmiter D/P Cell ditempatkan agak kebawah dari sambungan tekanan
pada flange. Tekanan ini diambil dari samping gunanya mencegah
terjebaknya vapor pada sensing line dan menghindari adanya endapan-
endapan yang terpanjang dasar pipe line masuk kedalam instrument, untuk
cairan yang kental dan korosip untuk pengukuran liquidini harus memakai
seal.

❖ Pemasangan Transmitter D/P Cell Untuk pengukuran flow gas


Transmitter D/P cell ditempatkan agak keatas dari sambungan tekanan pada
flange dan tekanan diambil dari bagian atas untuk flow yang horizontal dan
dari samping untuk flow yang vertikal. Hal ini untuk menghindari gas yang
mengembun masuk kedalam instrument

❖ Pemasangan Trasnmitter D/P Cell Untuk pengukuran flow steam


Transmitter D-P cell ditempatkan agak kebawah dari sambungan tekanan.
Hal ini untuk memberi kecempatan agar steam menjadi kondensat Apabila
D/P cell dipasang diatas dari sambungan tekanan, maka capsule akan mudah
rusak karena steam.

12. Apa itu MPMS ?


Jawaban :
MPMS atau Manual of Petroleum Measurement Standard adalah standar
pengukuran minyak dan gas bumi yang di publikasikan oleh API (American
Petroleum Institute).

13. Apa itu MMSFD ? Bagaimana simbolnya ?


Jawaban :
MMSCFD adalah singkatan dari Million Standard Cubic Feet per Day (gas)
atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari (gas).
M adalah 1.000 (seribu) jika digunakan dalam hubungan dengan satuan SCF
atau BTU.
MM adalah 1.000.000 (satu juta) jika digunakan dalam hubungan dengan
satuan SCF atau BTU.
STANDARD CUBIC FOOT atau SCF adalah sejumlah gas yang diperlukan untuk
mengisi ruangan 1 (satu) kaki kubik, dengan tekanan sebesar 14,73 psi
(empatbelas dan tujuh tiga per sepuluh pound per square inch) atau 14,696 psi
(empatbelas dan enam sembilan enam per seratus pound per square inch) dan
pada temperatur 60° F (enampuluh derajat Fahrenheit) dalam kondisi kering

14. Apa itu density? Apa bedanya dengan berat jenis? Beri contohnya!
Jawaban :
❖ Pengertian Density
Density didefinisikan sebagai massa suatu zat per satuan volume.
m
ρ=
V

❖ Perbedaan Density dengan Berat Jenis

Density (Massa Jenis) Berat Jenis

Massa Jenis adalah prtbandingan Berat jenis adalah perbandingan


antara massa zat dengan volume zat antara berat suatu benda dengan
tersebut. volume benda tersebut.

Satuan : g/mL Satuan : Kg/m3

Tidak dipengaruhi oleh gravitasi Dipengaruhi oleh gravitasi

15. Apa itu SG? Apa hubungannya dengan °API?


Jawaban :
❖ Pengertian SG
SG didefinisikan sebagai rasio dari rapat massa suatu substansi dengan
substansi standar pada suhu tertentu (biasanya 4℃).

❖ Hubungan SG dengan °API


Hubungan berat jenis dengan °API adalah saling berkebalikan, semakin kecil
berat jenis minya bumi maka semakin tinggi °APInya, semakin berharga
minyak bumi tersebut karena lebih banyak mengandung bensin.
141,5
°𝐴𝑃𝐼 = − 131,5
𝑆𝐺

16. Apa itu viskositas? Ada berapa macam viskositas? Apa satuan dari viskositas?
Jawaban :
❖ Pengertian Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar
kecilnya gesekan internal fluida.
❖ Macam-Macam Viskositas dan Satuannya
1. Viskositas Dinamik
Viskositas dinamik merupakan gaya tangensial persatuan luas yang
digunakan agar dapat memindahkan suatu bidang horisontal ke sebuah
bidang yang lain, dalam unit velositas (velocity), ketika mempertahankan
jarak dalam sebuah cairan.
Satuan : Poise (P) → cgs
1 P = 1dyne cm-2s
1 P = 0,1 Pa s
Satuan SI : MKS = Nm-2s = Pa s
2. Viskositas Kinematik
Viskositas kinematis ialah suatu rasio antara viskositas absolut untuk
kepadatan (densitas) dengan jumlah dimana tidak ada kekuatan yang
terlibat.
Satuan : Stokes (St)
1 St = 1 cm2/s

17. Bagaimana cara menentukan Density, SG, dan Viskositas ?


Jawaban :
❖ Density → Alat = Piknometer
1. Timbang bobot piknometer kosong
W piknometer = A g
2. Timbang bobot piknometer + sampel
W pinometer + sampel = B g
B−A
3. Tentukan density sampel → ρ = V
Sampel

❖ SG → Alat : Piknometer
1. Timbang bobot piknometer kosong
W piknometer = A g
2. Timbang bobot piknometer + sampel
W pinometer + sampel = B g
B−A
ρsampel VSampel
3. Tentukan SG sampel → SG = =
ρH O ρH O
2 2

❖ Viskositas → Alat : Viskometer Hoppler


Prinsip Kerja :
Suatu bola (logam/kaca) karena adanya gravitasi bumi akan jatuh melalui
cairan yang berviskositas dengan kerapatan semakin besar hingga mencapai
kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai bila gaya gravitasi
bumi yang arahnya kebawah sama dengan gaya yang arahnya keatas karena
adanya tekanan fraksional cairan yang berviskositas. Besarnya tahanan
fraksional untuk benda bola didalam sesuai dengan HUKUM STOKES yang
dirumuskan f = 6πȠrv. Pada keadaan setimbangan gaya keatas, karena
tekanan fraksional cairan sama dengan gaya kebawah, karena keadaan
gravitasi bumi.
2r2 (ρ − ρ0 ) g
Ƞ=
9V

18. Apa fungsi orifice concentric, orifice exentric, dan orifice segmental ?
Jawaban :
❖ Tipe Concentric
Ini adalah tipe yang paling populer dipakai untuk suatu range yang luas dari
fluida seperti air, steam dan gas. Tipe ini mempunyai suatu lubang yang
concentris (di tengah-tengah) dengan pinggiran dari up stream face.
Pinggiran ini harus tajam, sehingga cahaya tidak dapat direfleksikan dari
padanya. Tipe ini khusus liquid yang sudah bersih tidak boleh mengandung
zat padat yang abrasive yang akan menyebabkan erosi.

❖ Tipe Eccentric
Tipe ini dipakai pada aliran yang masih mengandung partikel.
❖ Tipe Segmental
Khusus dipakai pada aliran berat, yaitu fluida yang mengandung bagian-
bagian padat (solid) atau suatu aliran yang bersifat corrosive
TUGAS 4

1. Apa perbedaan psig dan psia?


Jawab:

PSIG atau Gauge pressure, yaitu pengukuran pressure diatas tekanan atmosfer
(barometer setempat). Dalam kondisi ini maka PSIG > 1 atm.
PSIA atau Absolute pressure, yaitu pressure/tekanan yang diukur dari tekanan
nol (PSIA = PSIG + Patm).

2. Sebutkan satuan Temperature, Flowrate, Tekanan dan Level?


Jawab:
a. Satuan Tekanan
Beberapa satuan standar yang sering dipergunakan untuk mengukur
tekanan, yaitu:
1 Atmosphere = 14,696 Pound per Square Inch (psi)
= 1,01325 x 106 Newton per Square Meter
= 2116 Pound force per square feet (lbf/ft2)
= 101,3 kPa = 1,013 Bar
1 N/m2 = 1 Pascal (Pa)
1 kPa = 1.000 Pa
100 kPa = 1 Bar
1 in Hg = 70,73 lbf/ft2
1 mm Hg = 133,32 Pa
1 PSI = 27,73 in H2O

b. Satuan Temperature
Sistem satuan SI (Centigrade (°C) dan Kelvin (°K)) dan sistem satuan
Imperial (Fahrenheit (°F) dan Rankine (°R)).
Hubungan diantara skala temperatur :

Konversi diantara skala temperatur:


c. Satuan Level
Satuan untuk mengukur level,yaitu:
1 Metres-m
x 3,281 = Feet (ft)
x 39,37 = Inches (in)
x 100 = Centimetres (cm)
x 1000 = Milimetres (mm)

d. Satuan Flowrate
Beberapa konversi satuan yang digunakan dalam pengukuran aliran
fluida, yaitu:
1 gallon per menit (gpm)
= 231 inci kubik per menit (in3/menit)
= 63,09 sentimeter kubik per detik (cm3/s)
1 liter
= 0,26417 gallon
= 1000 cm3
1 kaki kubik (cubic foot) per menit (cfm, atau ft3/menit)
= 0,07513 pon massa per menit
= 0,54579 gram per detik

Umumnya meter-meter gas yang diperdagangkan menyatakan aliran dalam


laju aliran volume pada kondisi standar 1 atm dan 20 oC. Satuan yang
digunakan adalah standar cubic feet per minute,(sfcm) atau sentimeter
kubic standar permenit (sccm).

3. Buktikan bahwa satuan tekanan bisa dalam satuan ketinggian air (mH2O,
cmH2O, mmHg, cmHg)!
Jawab:
Seperti diketahui, cairan di dalam sebuah bejana akan memiliki tekanan
hidrostatik yang besarnya berbanding lurus dengan ketinggiannya (P = ρ•g•
h), dimana:
P = Pressure (tekanan)
ρ = masa jenis dari cairan, kg/m³
g = gravity (percepatan gravitasi bumi), m/s²
h = height (ketinggian cairan di dalam bejana), m
P = kg/m³ • m/s² • m
P = kgm/s² • m/m³
P = kgm/s² • 1/m²
P = Newton • 1/m² = N/m² = Force/Area (Gaya/Luas)
P = F/A
Dari persamaan di atas, ρ dan g selalu konstan (dengan anggapan cairannya
homogen, tidak berubah masa jenisnya). Sedangkan h merupakan variable
yang berbanding lurus dengan tekanan P.
mmH2O berasal dari specific gravity (SG) yang merupakan rasio antara masa
jenis cairan dengan masa jenis cairan referensi. Umunya digunakan air pada
tekanan atmosfer dan pada temperatur yang telah disepakati sebagai referensi
(1.000 kg/m3 atau 1 g/cm3). Sebagai contoh, dalam bejana berisi air setinggi 1
m (1.000 mm), tekanan hidrostatiknya yaitu :

𝑃 = 𝜌 ×𝑔 ×ℎ
= 1.000 kg/𝑚3 × 9,8 𝑚/𝑠2 × 1 𝑚
= 9800 Pascal

Kemudian dinyatakan dalam mH2O


P = SG × h
= {(1.000 kg/𝑚3) : (1.000 kg/𝑚3)} × 1 m
= 1 mH2O = 100 cmH2O = 1.000 mmH2O

Rumus konversi tekanan mmH2O ke mmHg


P = SG × nilai mmH2O =(𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∶ 𝜌 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎) ×𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑚𝐻2𝑂
= {(1.000 kg/𝑚3) : (13.600 kg/𝑚3)} × nilai 𝑚𝑚𝐻2𝑂
= 0,074 × nilai 𝑚𝑚𝐻2𝑂

Rumus konversi tekanan mmHg ke mmH2O


P = SG × nilai mmHg =( 𝜌 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 ∶ 𝜌 𝑎𝑖𝑟) ×𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑚𝐻𝑔
= {(13.600 kg/𝑚3) : (1000 kg/𝑚3)} × nilai mmHg
= 13,6 × nilai mmHg

1 mmHg = x 10 cmHg

Sehingga untuk mengubah satuan mmHg menjadi mmH2O didapatkan rumus


sebagai berikut :
P mmH2O = 13,6 × P mmHg
Dimana :
P = Tekanan
mmH2O = milimeter air
mmHg = milimeter raksa

4. Apa yang dimaksud dengan Reynold Number? Sebutkan rumus dan


satuannya? dan dipakai untuk tujuan apa?
Jawab:
Dalam mekanika fluida, Bilangan Reynolds (Reynolds Number) adalah rasio
antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.

Adapun persamaannya, yaitu:


Re = (ρ v D)/μ
Dimana:
v = Kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
ρ = massa jenis (kg/m3)
μ = viskositas dinamik (N.s/m3)

Bilangan Reynolds (Reynolds Number) digunakan untuk mengidentikasikan


jenis aliran yang berbeda, misalnya laminer , turbulen atau transisi.
Besarnya Bilangan Reynolds (Reynolds Number) yang terjadi pada suatu aliran
dalam pipa dapat menunjukkan apakah profil aliran tersebut laminer atau
turbulen. Biasanya angka Re < 2000 merupakan batas aliran laminer dan angka
lebih besar dari Re > 4000 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Re diantara
keduanya dinyatakan sebagai aliran transisi.
TUGAS 5

1. a.) Apa perbedaan antara Orifice Plate, Venturi, dan Flow Nozzle?
b.) Jelaskan prinsip kerja dari Orifice Plate, Venturi, dan Flow Nozzle!
Jawab :
a. Perbedaan antara Orifice Plate, Venturi, dan Nozzle
• Orifice Plate
Keunggulan Orifice adalah repeatability yang baik, mudah dalam
pemasangan, dipakai pada semua ukuran pipa, low cost, tersedia banyak
macam / tipe dan material, dan relative mudah diganti-ganti.
Keterbatasan Orifice adalah rentan terhadap kerusakan yang disebabkan
benda asing yang terbawa fluida dan erosi. Rangeability 5:1 (perbandingan
batas aliran maksimum dan minimum) rendah.
• Venturi
Keuntungan Venturi mempunyai repeatability yang baik, low permanent
loss, dapat dipakai untuk liquid berlumpur dan kotor.
Keterbatasan Venturi termasuk katagori differential pressure yang high cost
dan memerlukan additional support pada pemasangannya. Memerlukan
Straight run pada upstream dan downstream pipa.
• Flow Nozzle
Keuntungan Flow Nozzle mempunyai repeatability yang baik, low
permanent head loss, tersedia dalam berbagai macam bahan, memerlukan
Straight Run pada upstream dan downstream.
Keterbatasan Flow Nozzle lebih High cost, terbatas pada ukuran pipa
sedang, terbatas pada aplikasi liquid yang viskosnya tinggi.

b. Prinsip Kerja
• Orifice Plate
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda
tekanan atau disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa
terdapat hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fuida. Jika
kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu
(umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada
orifice akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu
menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana
terjadi kecepatan maksimum dan tekanan minimum disebut vena contracta.
Setelah melewati vena contracta kecepatan dan tekanan akan mengalami
perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal
dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran massa
dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli.

• Venturi
Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 4 bagian utama yaitu:
• Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama
seperti diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal
ditempatkan pada bagian ini.
• Inlet Cone: Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan fluida.
• Throat (leher): Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini
berbentuk bulat datar.
Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan
dari aliran yang keluar dari inlet cone.
• Outlet Cone : Berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat,
dan pada outlet cone ini tekanan kembali normal.

Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke
bagian outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan
tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan
tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut
atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian
throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini
berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi
meter yaitu outlet cone.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka
tekanan fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida
yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak
akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam
tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan
sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga
kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang
dirancangan dengan tepat.

• Flow Nozzle

Bentuk alat ini seperti lonceng dengan profil ellips diikuti dengan leher
silindris. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang
berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Pada flow nozzle kecepatan
bertambah dan tekanan semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan
aliran fluida akan keluar secara bebas setelah melewati lubang flow nozzle
sama seperti pada plat orifice.

2. Bagaimana prinsip kerja dari Magnetic dan Rotameter ? Jelaskan beserta


rumusnya!
Jawab :

a. Magnetic Flowmeter

Gambar Prinsip Operasi Magnetic Flowmeter Gambar


Magnetic Flowmeter
Prinsip kerjanya :
Menurut Hukum Faraday untuk induksi magnetic : Tegangan supply (E) yang
disalurkan ke coil, akan membuat medan magnetik (H). Didalam tubenya
akan mengalir suatu jenis aliran (fluida) yang bergerak pada medan magnet
dengan kecepatan V, sedang diameter tube : d
Menurut Hukum Faraday : Tegangan (E) yang diinduksikan pada electroda
seolah-olah datang dari conductor sepanjang “d” yang bergerak dengan
kecepatan “V” pada medan magnet “H”. Maka tegangan induksinya
E=C.H.d.V
Dimana :
C : constanta
H, d : constant
Maka : E ~ V
Jadi dengan mengukur E atau tegangan, maka kita bisa mengukur V atau
kapasitas aliran yang mengalir pada tube tadi.

b. Rotameter
Prinsip operasi dari rotameter (variable area
meters) didasarkan pada pelampung (float)
yang berfungsi sebagai penghalang aliran,
pelampung tersebut akan melayang dalam
suatu tabung yang mempunyai luas
penampang tidak konstan. Luas penampang
tabung berubah tergantung ketinggiannya
(semakin tinggi semakin besar). Posisi
pelampung akan menyatakan harga aliran
fluida yang mengenainya. Pada posisi tersebut
pada pelampung akan terjadi keseimbangan gaya, yaitu keseimbangan
antara berat pelampung dengan gaya tarik aliran yang mengenainya dan
gaya apung pelampung.

Gambar Rotameter
Dimana :
C = Discharge coefficient, tergantung pada Reynolds Number dari flow
Aa = Cross section area at a
Ab = Cross section area at b
g = Gravity acceleration constant (9.81 m/s2 or 32.2 ft/s2)
Ƿ = Density of the fluid
Vf = Volume of the float
Af = Cross section area of the float
Ƿf = Density of the float
Mass flow rate dapat dihitung dengan mengalikan Q dengan fluid density Ƿ
, Qmass = Q.Ƿ

3. a.) Jelaskan definisi dari Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan!


b.) Jelaskan perbedaan Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan!
c.) Jelaskan komponen Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan!
d.) Jelaskan diagram blok Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan!
Jawab :
a.) Sistem Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang diukur, yang
belum diketahui dengan besaran lain yang sudah diketahui (nilai standar
dalam satuan tertentu)
Sistem Pengontrolan adalah suatu usaha atau perlakuan terhadap suatu
sistem dengan masukan tertentu guna mendapatkan keluaran sesuai yang
diinginkan.

b.) Perbedaan Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan yaitu Sistem


pengukuran digunakan untuk menentukan besaran fisis dan memberi harga
pada besaran tersebut. Sedangkan Sistem Pengontrolan digunakan untuk
mengendalikan variabel proses (PV) sesuai dengan set point (SP) yang
dikehendaki (melakukan tindakan koreksi jika terjadi deviasi).
c). Komponen Sistem Pengukuran
• Bagian input/elemen sensor = Merubah suatu besaran fisis menjadi
besaran fisis yang lain. Contoh : dari panas ke listrik, dari tekanan ke
perpindahan dan lain-lain.
• Bagian process = Melakukan pengolahan data atau sinyal yang diberikan
oleh bagian input untuk dimodifikasi, dikuatkan atau diubahnya menjadi
bentuk lain sesuai dengan besaran/signal yang dibutuhkan read out
device.
• Bagian output/read out device = Memperagakan informasi yang
dihasilkan bagian proses dalam bentuk sesuai dengan kebutuhan sistem.
Komponen Sistem Pengontrolan
• Primary element = Suatu alat yang digunakan untuk mengubah suatu
besaran phisis (suhu, tekanan, aliran dan level) menjadi besaran phisis
yang lainnya.
• Secondary Element/Transmitter = Berfungsi mengolah perubahan fisik
yang dihasilkan oleh sensor menjadi suatu penunjukan (indicator) atau
menjadi suatu signal standar untuk ditranmisikan ke receiver (indicator
dan recorder) maupun control element (controller).
• Controller = Melakukan pengaturan terhadap variable proses dengan
cara memerintahkan final control elemen mengatur variable proses.
Kemudian hasil pengaturan dirasakan oleh sensing element untuk
dilaporkan ke controller untuk dibandingkan dengan nilai yang diinginkan
(set point).
• Final Element (Control Valve) = Merupakan komponen akhir dari control
system yang disebut juga dengan final control element. Fungsi dari
control valve adalah untuk mewujudkan signal koreksi dari controller
menjadi suatu aksi yang dapat mengembalikan kondisi proses ke harga
yang telah ditentukan bila terjadi penyimpangan.
• Disturbance/Gangguan = Besaran lain selain manipulated variable yang
dapat menyebabkan berubahnya controlled variable. Besaran ini juga
disebut Load/Beban.
• Controlled Variable = Besaran atau variable yang dikendalikan. Besaran
ini disebut juga sebagai Process Variable.
• Manipulated Variable = Input/masukan dari suatu proses yang dapat
dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya agar process variable atau
controlled variable besarnya sama dengan set point.
• Process/Plant = Seperangkat peralatan yang mempunyai suatu fungsi
tertentu atau melakukan suatu operasi tertentu.

d.) Diagram blok Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan


• Blok Diagram Sistem Pengukuran
1 2 3
Input Process/ Output
Device/ Signal (Read out
Sensor Modifier Device)
• Blok Diagram Sistem Pengontrolan
Gangguan Luar/
Perubahan Beban

Manipulated Controlled Variabel


INPUT Process OUTPUT

Final Element Primary Element

Transmitter/
Controller
Secondary

4. Jelaskan Sistem Pengukuran dan Sistem Pengontrolan dari gambar berikut !

Jawab :
Temperature Transmitter 2A (TT2A) yang terpasang di Lapangan/Field Process
Area digunakan untuk mengukur besarnya temperature yang ada pada Tanki
26 (T26). Temperature Transmitter pneumatik diatas dicatu oleh udara
bertekanan/Air Supply (AS)/Instrument Air Supply (IAS) yang besarnya 20 Psig.
Output dari TT2A ini berupa Signal Pneumatik yang besarnya 3-15 Psig yang
ditransmisikan melalui tubing. Output TT2A diteruskan ke Junction Box nomor
urut 7 (JB7) yang berada pada panel belakang Control Room/Ruang Kendali
dimana Operator berada dan diteruskan ke input Temperature Recorder 2A
(TR2A) yang berfungsi untuk menyimpan/merekam data hasil pengukuran
temperature saat ini dan data lalu (history). Signal Pneumatik keluaran dari
TT2A juga menjadi input pada Temperature Indicator Controller 2A (TIC2A)
yang berada pada panel depan Control Room. TR2A dan TIC2A juga dicatu
oleh udara bertekanan/Air Supply (AS) sebesar 20 Psig. Adapun fungsi dari
TIC2A adalah sebagai indicator (menunjukkan indikasi temprature saat ini) dan
sebagai control yang dikendalikan oleh Operator (melakukan fungsi koreksi
terhadap Set Point dan Measurement Variable). Adapun output dari TIC2A
menjadi Set Point dari Temperature Indicator Controller 2 (TIC2) yang biasa
disebut control cascade/kontrol bertingkat (merupakan sistem kontrol Umpan
balik yang terdiri dari kontrol loop utama/primary loop dan kontrol loop
pembantu/secondary loop). Adapun Input dari TIC2 berasal dari Temperature
Transmitter 2 (TT2) yang bertugas melakukan pengukuran besarnya
temperature steam coil pada Tanki T26 yang ditransmisikan dengan tubing
melalui Junction Box nomor urut 9 (JB9) . Selain itu juga output TT2 menjadi
input Temperature Recorder 2 (TR2). TR2 dan TIC2 juga dicatu oleh udara
bertekanan/Air Supply (AS) sebesar 20 Psig. Adapun output dari TIC2
digunakan untuk mengendalikan bukaan Control Valve 2 (TV2) yang berada di
Field Process Area sesuai dengan hasil perbandingan atau koreksi (error) di
Controller.

5. Apa nama sinyal output keluaran transmitter?


Jawab :
Sinyal Pengukuran (Measurement signal/Measurement Variable/Measured
Value) yang merupakan sinyal standar instrument yakni Sinyal Pneumatik yang
besarnya 3 - 15 Psi atau 0,2 – 1,0 kg/cm2 dan Sinyal Elektrik yang besarnya 4-
20 mA DC dan 1 - 5 V DC
6. Apa nama sinyal input masukan controller?
Jawab :
Sinyal Error yang merupakan selisih antara Set Point (besarnya variable process
yang dikehendaki) dengan Measurement Variable (sinyal yang keluar dari
Transmitter) yang besarnya 4-20 mA DC dan 1 - 5 V DC

7. Apa nama sinyal output keluaran controller ke Control Valve?


Jawab :
Signal Manipulated Variable (MV) keluaran dari Electronic Controller sebesar 4-
20 mA DC dan diterjemahkan oleh I/P Transducer (Current to Pressure
Converter) menjadi informasi sinyal pneumatik 3-15 Psi ke positioner atau
aktuator control valve

8. Sebutkan contoh satuan Pressure!


Jawab :
Beberapa satuan standar yang sering dipergunakan untuk mengukur tekanan,
yaitu:
1 Atmosphere = 14,696 Pound per Square Inch (psi atau lb/inch2)
= 1,01325 x 106 Newton per Square Meter (N/m2)
= 2116 Pound force per square feet (lbf/ft2)
= 101,3 kPa = 1,013 Bar
1 N/m2 = 1 Pascal (Pa)
1 kPa = 1.000 Pa
100 kPa = 1 Bar
1 in Hg = 70,73 lbf/ft2
1 mm Hg = 133,32 Pa
1 PSI = 27,73 in H2O
9. Tuliskan rumus konfersi suhu dari ℉ ke ℃ dan sebaliknya !
Jawab :
Untuk mengkonversi dari ℉ ke ℃ dapat mengggunakan persamaan sebagai
berikut:
°F = 9/5 °C + 32
°C = 5/9 (°F - 32)
Dimana:
°F = Derajat Fahrenheit
°C = Derajat Celsius

10. Sebutkan contoh satuan Flowrate!


Jawab :
Beberapa konversi satuan yang digunakan dalam pengukuran aliran fluida,
yaitu:
1 gallon per menit (gpm)
= 231 inci kubik per menit (in3/menit)
= 63,09 sentimeter kubik per detik (cm3/s)

1 liter
= 0,26417 gallon
= 1000 cm3
1 kaki kubik (cubic foot) per menit (cfm, atau ft3/menit)
= 0,07513 pon massa per menit
= 0,54579 gram per detik
Umumnya meter-meter gas yang diperdagangkan menyatakan aliran dalam
laju aliran volume pada kondisi standar 1 atm dan 20 oC. Satuan yang
digunakan adalah standar cubic feet per minute,(sfcm) atau sentimeter kubic
standar permenit (sccm).

11. Apa notasi dari MMSCFD ? Jelaskan ?


Jawab :
MMSCFD adalah singkatan dari Million Standard Cubic Feet per Day (gas)
atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari (gas).
M adalah 1.000 (seribu) jika digunakan dalam hubungan dengan satuan SCF
atau BTU.
MM adalah 1.000.000 (satu juta) jika digunakan dalam hubungan dengan
satuan SCF atau BTU.
Standard Cubic Foot atau SCF adalah volume gas yang diperlukan untuk
mengisi ruangan 1 (satu) kaki kubik, dengan tekanan sebesar 14,73 psi (empat
belas dan tujuh tiga per sepuluh pound per square inch) atau 14,696 psi (empat
belas dan enam sembilan enam per seratus pound per square inch) dan pada
temperatur 60°F (enam puluh derajat Fahrenheit) dalam kondisi kering.
British Thermal Unit atau BTU adalah satuan energi atau panas setara dengan
1.055,06 Joules.

12. Sebutkan contoh Sensor Level beserta prinsip kerja dan rumusnya!
Jawab :
a. Metode Displacement (Displacer)
Prinsip dasar dari perpindahan benda apung adalah dengan menggunakan
hukum Archimedes yang mengatakan bahwa total tekanan fluida terhadap
benda yang tercelum ke dalam fluida tersebut adalah sama dengan berat fluida
yang dipindahkannya, dan arah tekanan tersebut adalah ke atas (vertical). Gaya
ke atas tersebut sering pula dikenal dengan gaya apung.
Sistem ini menggunakan elemen displacer yang berbentuk silinder dengan luas
yang tetap. Ada tiga hal penting yang terjadi pada pengukuran yaitu :
1. Displacer, tidak terapung diatas cairan, sehingga displacer mempunyai berat
tertentu dan terikat pada gantungan/support arm.
2. Naiknya tinggi permukaan cairan akan membuat displacer naik karena danya
gaya apung yang lebih besar dari cairan, tetapi pergerakan dari displacer ini
hanya kecil sekali dibandingkan dengan naiknya tinggi permukaan cairan.
3. Perubahan pada kedudukan penggeser akan mengakibatkan perubahan pada
kedudukan penunjuk dari timbangan.

Gambar Pengukuran Level Dengan Displacer


Dari gambar tersebut dapat diketahui daerah pengukuran yang dapat dicapai.
Di dalam aplikasinya sudut α tidak lebih dari 60°. Hubungan maksimum tersebut
dapat diberikan sebagai :
𝛂
𝑯 = 𝟐 𝑳 𝐬𝐢𝐧(𝟐 )
Dimana :
H = Daerah pengukuran level
L = Panjang lengan pelampung
Α = Sudut rotasi sumbu meter

b. Metode Hydrostatic Head (Differential Pressure Transmitters)


Prinsip dari hydrostatic head adalah berat
kolom fluida di atas ketinggian titik referensi.
Pada prinsip hydrostatic head dikatakan bahwa
pada setiap titik di dalam fluida, gaya yang
bekerja padanya adalah sama untuk semua
arah, ruang serta tempat dimana fluida
tersebut berada dan tidak bergantung pada
volume fluida, tetapi hanya bergantung pada tinggi kolom fluida. Oleh karena
itu Hydrostatic head sering dinyatakan dengan satuan tinggi level disamping
dan satuan tekanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dinyatakan dalam rumus :


P = ρ.g.h
Dimana:
P = Tekanan hydrostatic head
ρ = Masa jenis (density) fluida
g = Percepatan gravitasi
h = Tinggi level

Catatan:
S.G. dapat mengganti ’ρ ’ jika density air diketahui. Hal ini menghasilkan rumus
alternatif yaitu :
P = S.G x g x h
Perubahan temperatur dan tekanan udara di atas level fluida sangat
mempengaruhi ketelitian pengukuran level dengan cara ini.

Contoh Pengukuran dengan prinsip Hidrostatic yaitu Differential Pressure


Transmitters
Differential Pressure (D/P) Transmitter adalah sebuah instrumen yang
digunakan untuk mengukur level dalam tangki, vesel dan lain-lain. Level diukur
secara tidak langsung dengan sebuah transduser yang merasakan perubahan
beda tekanan dalam tangki atau vesel kemudian dirubah menjadi output arus
dari transmiter. Perbedaan Tekanan Perbedaan tekanan adalah perbedaan
antara tap tekanan tinggi dengan tap tekanan rendah pada sistem pengukuran
beda tekanan. Tap tekanan tinggi merujuk tap tekanan yang selalu lebih tinggi
dan tap tekanan rendah selalu merujuk pada tap tekanan yang lebih rendah
(kadangkadang pada tekanan terbuka atmosphir). Hal ini dapat diilustrasikan
dengan rumus berikut : Differential Pressure (D/P) = Tap Tekanan Tinggi –
Tap Tekanan Rendah

c. Metode Pengukuran Level Kapasitansi


Cara ini banyak digunakan gunakan dalam industri untuk jenis pengukuran
permukaan kontinyu. Panjang probe harus sama dengan range pengukuran.
Prinsipnya adalah bahwa kapasitansi merupakan kemampuan suatu komponen
untuk menyimpan muatan listrik. Nilai kapasitansi suatu komponen didefinisikan
dalam persamnaan berikut ini :
𝑨
𝑪=𝑲
𝒅
Dimana :
C = Nilai kapasitansi dalam, farad
K = Konstanta dielektrik material diantara elemen pelat kapasitor
A = Luas plat kapasitor
d = Jarak antara plat kapasitor
Dalam pengukuran permukaan, luas plate dan jarak antara plate kapasitor
adalah tetap dan konstan tetapi nilai dari konstanta dielektrik berubah-berubah.
Jika probe dimasukan dalam tangki dan kapasitansi diukur antara probe dan
tangki, perubahan kapasitansi akan terjadi jika level cairan berubah. Kejadian ini
disebabkan karena perbedaan antara konstanta dielektrik antara udara dan
cairan dalam tangki.

Gambar Teori Kapasitansi

13. Apa perbedaan Massa dan Berat ?Tuliskan contoh, rumus, dan satuannya!
Jawab :
Massa adalah besaran yang menunjukkan ukuran kelembaman (kelembaman
atau yang dikenal juga inersia adalah kecenderungan semua pengertian dan
perbedaan massa dan berat dalam ilmu fisika benda fisik untuk menolak
perubahan terhadap keadaan geraknya) yang dimiliki oleh suatu benda atau
jumlah partikel yang dikandung zat. Massa suatu benda tidak akan berubah atau
bersifat tetap di mana pun benda itu berada.
Berat adalah besaran yang menunjukkan ukuran percepatan gravitasi yang
memengaruhi massa benda, berat suatu benda dapat berubah-ubah tergantung
pada percepatan gravitasi di lingkungan beradanya benda tersebut.

Contoh: Jika massa benda adalah 60 kg, maka beratnyanya akan menjadi 600
Newton di Bumi tapi saat dibawa ke Bulan, maka benda ini akan memiliki berat
100 Newton karena percepatan gravitasi bulan adalah 1/6 dari Bumi (10 N/kg).
Tapi massa benda itu akan tetap sama.

Rumus Persamaan Gaya berat adalah :


w=mxg
Dimana:
w = berat benda (N/Newton)
m = massa benda (kg/Kilogram)
g = percepatan gravitasi (m/s2 atau N/kg)

Perbedaan Massa dan Berat sebagaimana tabel berikut:


Aspek Massa Berat
Jumlah
Massa yang dipengaruhi
Pengertian partikel/materi suatu
gravitasi
zat/benda
Berubah sesuai gravitasi
Nilai Tetap/tidak berubah
tempatnya berada
Satuan Kg (Kilogram) N (Newton)
Besaran Pokok dan skalar Turunan dan vektor
Arah Tidak memiliki arah Memiliki arah
Neraca
Alat ukur Neraca
pegas/dinamometer
TUGAS 6

1. 1 Barrel berapa Gallon (US dan British/UK)


Jawab:

1 Barrel (British Imperial Liquid/Dry) = 36 Gallon (British Imperial Liquid/Dry)


1 Barrel (British Imperial Liquid/Dry) = 43,23 Gallon (U.S Liquid Measure)
1 Barrel (British Imperial Liquid/Dry) = 37,15 Gallon (U.S Dry Measure)
1 Barrel (U.S Liquid Measure) = 34,97 Gallon (British Imperial Liquid/Dry)
1 Barrel (U.S Liquid Measure) = 42 Gallon (U.S Liquid Measure)
1 Barrel (U.S Liquid Measure) = 36,09 Gallon (U.S Dry Measure)
1 Barrel (U.S Dry Measure) = 25,43 Gallon (British Imperial Liquid/Dry)
1 Barrel (U.S Dry Measure) = 30,55 Gallon (U.S Liquid Measure)
1 Barrel (U.S Dry Measure) = 26,25 Gallon (U.S Dry Measure)

2. Apa yang dimaksud dengan Base Gravity?


Jawab:
Base Gravity adalah keadaan dimana Specific Gravity (SG) berada dalam tekanan
dan suhu standar, yaitu 1 Atm (14,7 Psi) dan 60°F.

3. Apa yag dimaksud dengan Derajat API?


Jawab:
Derajat API merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan berat jenis
minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang paling
sederhana. Tinggi rendahnya berat jenis minyak bumi juga berpengaruh pada
viskositasnya. Pada umumnya semakin tinggi derajat API atau makin ringan
minyak bumi tersebut, makin kecil viskositasnya.

4. Apa hubungan antara Specific Gravity (SG) dan Derajat API?


Jawab:
Hubungan antara ºAPI dengan Spesific Gravity (SG) adalah
141,5
°API = − 131,5
SG
Sedangkan penulisan SG adalah

141,5
SG =
131,5 + °API

API Gravity minyak bumi sering menunjukan


kualitas dari minyak bumi tersebut. Makin kecil
SG-nya atau makin tinggi API-nya maka minyak
bumi tersebut makin berharga karena lebih banyak
mengandung bensin, sebalik nya makin rendah
API atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak
itu kurang baik karena lebih banyak mengandung lilin.

5. Apa hubungannya satuan Tekanan dengan Dry Basis?


Jawab:
6. Apa hubungannya satuan Tekanan dengan Wet Basis?
Jawab:
7. Apa yang dimaksud dengan Flange Taps?
Jawab:

Tube meter yang menggunakan flange tap paling banyak digunakan. Diletakkan
pada jarak 1 inch kedepan dan 1 inch kebelakang dari permukaan pelat orifice.
Dianjurkan untuk tidak digunakan pada pipa dengan ukuran dibawah 2 inch,
karena rasionya akan menjadi tinggi disebabkan posisi downstream tapping akan
berada di daerah yang ketidakstabilan tekanannya paling tinggi.

8. Apa yang dimaksud dengan Pipe Taps?


Jawab:
Digunakan untuk mengukur beda tekanan yang permanen, yaitu dengan
meletakkan tekanan tinggi 2,5 D didepan pelat dan lubang tekanan rendah 8 D
dibelakang pelat orifice. Keuntungan tipe ini adalah dapat digunakan untuk laju
aliran yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan flange atau vena tap.
9. Apa yang dimaksud dengan Vena Contracta Taps?
Jawab:
Lubang tekanan tinggi diletakkan sejauh 1D didepan pelat orifice, sedang lubang
tekanan rendah diletakkan pada titik vena contracta. Jenis ini dipakai untuk
mendapatkan beda tekanan yang terbesar dengan
adanya orifice. Vena contracta adalah sebuah titik
pada aliran yang mempunyai tekanan terkecil akibat
adanya penghalang. Letaknya tergantung pada rasio
beta.

10. Apa yang dimaksud dengan Vena Contracta?


Jawab:
Vena contracta merupakan kondisi di mana kecepatan aliran mencapai
maksimum dan tekanan mencapai nilai minimum.

11. Apa perbedaan antara Density dan Specific


Gravity?
Jawab:

Density (rapat massa/massa jenis) merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang
dinyatakan banyaknya zat (massa) persatuan volume.

𝑚
𝜌=
𝑣

Specific gravity adalah perbandingan antara rapat massa suatu fluida dan rapat
massa fluida yang dipilih sebagai fluida standard. Untuk cairan biasanya
menggunakan air sebagai fluida standard, sedangkan untuk gas digunakan
udara.
𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 𝜌𝐺𝑎𝑠
𝑆𝐺𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 = 𝑆𝐺𝐺𝑎𝑠 =
𝜌𝐻2 𝑂 𝜌𝐻2 𝑂
𝐹
12.Buktikan bahwa satuan tekanan bisa dalam dan ketinggian cairan (mm H2O,
𝐴
mm Hg, dsb) !
Jawab:
Cairan di dalam sebuah bejana akan memiliki tekanan hidrostatik yang besarnya
berbanding lurus dengan ketinggiannya (P = ρ•g•h), dimana:
P = Pressure (tekanan)
ρ = masa jenis dari cairan, kg/m³
g = gravity (percepatan gravitasi bumi), m/s²
h = height (ketinggian cairan di dalam bejana), m
P = kg/m³ • m/s² • m
P = kgm/s² • m/m³
P = kgm/s² • 1/m²
P = Newton • 1/m² = N/m² = Force/Area (Gaya/Luas)
P = F/A
Dari persamaan di atas, ρ dan g selalu konstan (dengan anggapan cairannya
homogen, tidak berubah masa jenisnya). Sedangkan h merupakan variable yang
berbanding lurus dengan tekanan P.
mmH2O berasal dari specific gravity (SG) yang merupakan rasio antara masa
jenis cairan dengan masa jenis cairan referensi. Umunya digunakan air pada
tekanan atmosfer dan pada temperatur yang telah disepakati sebagai referensi
(1.000 kg/m3 atau 1 g/cm3). Sebagai contoh, dalam bejana berisi air setinggi 1
m (1.000 mm), tekanan hidrostatiknya yaitu :
𝑃 = 𝜌 ×𝑔 ×ℎ
= 1.000 kg/𝑚3 × 9,8 𝑚/𝑠2 × 1 𝑚
= 9800 Pascal
Kemudian dinyatakan dalam mH2O
P = SG × h
= {(1.000 kg/𝑚3) : (1.000 kg/𝑚3)} × 1 m
= 1 mH2O = 100 cmH2O = 1.000 mmH2O

Rumus konversi tekanan mmH2O ke mmHg


P = SG × nilai mmH2O =(𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∶ 𝜌 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎) ×𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑚𝐻2𝑂
= {(1.000 kg/𝑚3) : (13.600 kg/𝑚3)} × nilai 𝑚𝑚𝐻2𝑂
= 0,074 × nilai 𝑚𝑚𝐻2𝑂

Rumus konversi tekanan mmHg ke mmH2O


P = SG × nilai mmHg =( 𝜌 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 ∶ 𝜌 𝑎𝑖𝑟) ×𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑚𝐻𝑔
= {(13.600 kg/𝑚3) : (1000 kg/𝑚3)} × nilai mmHg
= 13,6 × nilai mmHg

1 mmHg = x 10 cmHg
Sehingga untuk mengubah satuan mmHg menjadi mmH2O didapatkan rumus
sebagai berikut :
P mmH2O = 13,6 × P mmHg
Dimana :
P = Tekanan
mmH2O = milimeter air
mmHg = milimeter raksa
13.Buat contoh soal tentang Monograph Liquid Orifice Sizing!
Jawab:
Diketahui:
D = 5 Inch

Gf = 0,9

GB = 0.85

H = 120 incH2O

F = 320 bbl/h
Ditanya : d =

Jawab :

𝑑
Flange taps = = 0.47
𝐷

𝑑
= =0.47
5

d=0.47 x 5 = 2.35

𝑑
Pipe Taps= = 0.44
𝐷

𝑑
= =0.44
5

d=0.44 x 5 = 2.2

12. Buat contoh soal tentang Steam Orifice Sizing!


Jawab:
Diketahui:
SC = 400°F, 200 PSIG
D = 3 inch

Hwet = 280 inch H2O

Hdry = 300 inch H2O

W = 10000 lbs/hr

Ditanya : d =

Jawab :

𝑑
Flange taps = = 0.64
𝐷

𝑑
= =0.64
3

d=0.64 x 3 = 1.92
𝑑
Pipe Taps= = 0.58
𝐷

𝑑
= =0.58
3

d=0.58 x 3 = 1.74
TUGAS 8
1. Jelaskan “Hukum Archimedes” (dengan rumus)!
Jawab:
Hukum Archimedes : “ Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya
ke dalam air atau zat cair lainnya akan mengalami gaya ke atas yang besarnya
sama dengan berat zat cair yang dipindahakannya”. Atau “Jika sebuah benda
dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan memperoleh gaya yang
disebut gaya apung (gaya keatas) sebesar berat zat cair yang dipindahkannya”.

Rumus: Dimana :
Fa = W Fa = Gaya Apung (N)
Fa = Mb. g W = Berat Benda Sebenarnya (kg.m/s2)
Fa = (Vb.Ƿc).g Mb = Massa Benda (Kg)
Fa = Ƿc. g.Vb g = Gravitasi 9,8 atau 10 (kg.m/s2)
Ƿc = Massa Jenis Zat Cair (Kg/m3)
Vb = Volume Benda Tercelup (m3)

Benda Benda Benda


Terapung: Melayang: Tenggelam:
Fa > W Fa = W Fa < W
Mf.g > Mb.g Mf.g = Mb.g Mf.g < Mb.g
Vf. Ƿc.g > Vb. Vf. Ƿc.g = Vb. Vf. Ƿc.g < Vb.
Ƿb.g Ƿb.g Ƿb.g
Ƿc > Ƿb Ƿc = Ƿb Ƿc < Ƿb
2. Jelaskan Prinsip Kerja Sensor Floater!
Jawab:
Pengukuran dengan floater
Kedudukan dari floater (pelampung) sesuai dengan kedudukan level. Sistem ini
dapat diamati dari jauh dengan sistem transmisi. Sistem ini dipakai pada tangki
terbuka, dengan suatu pembeban gerakan kabel akan memutar katrol yang
terkopel dengan penunjuk. Sehingga kedudukan level dapat dilihat (dibaca)
recorder tersebut.
Floater & Poros Putar
Floater dihubungkan suatu poros. Poros tersebut dapat berputar bila keadaan
floater (permukaan) berubah. Kedudukan poros ini langsung menunjuk pada
skala. Jadi kedudukan pada pointer juga menunjukkan levelnya.

Gambar Float Type Level Indicator Gambar Float & Shaft Mechanism

3. Jelaskan Prinsip Kerja ATG (Automatic Tank Gauging)!


Jawab:

Gambar Instalasi ATG Type Servo

ATG adalah sebuah perangkat terintegrasi yang di dalamnya terdapat alat


pengukur suhu, pengukur permukaan minyak, dan pengukur tekanan.
Semua alat-alat tersebut dipasang di dalam tangki timbun dan dapat dibaca
secara digital untuk kemudian hasilnya dikirim ke sebuah layar monitor atau
printer. ATG bisa memberikan data suhu, level, dan pressure secara realtime.
Salah satu tipe ATG yang umum digunakan adalah Servo Tank Gauging
merupakan instrument pengukur level suatu cairan dengan menggunakan motor
servo. Prinsip kerja ATG servo memanfaatkan Hukum Archimedes. Pada ATG
ini, displacer menjadi elemen pendeteksi level cairan.

Komponen STG:
- ATG Proservo, berfungsi untuk mengukur ketinggian level dengan akurasi ±
0,7 mm dan dilengkapi dengan koneksi sensor temperature.
Prinsip kerja:
- Displacer bersentuhan langsung dengan permukaan cairan dan disetting
dengan berat tertentu, Settingan berat ini disimpan didalam CPU atau
memori sebagai set point.
- Ketika ada kenaikan atau penurunan tinggi level cairan maka terjadi
kenaikan atau penurunan berat displacer berdasarkan perubahan volume
displacer yang tercelup kedalam cairan.
- Perubahan ini akan memerintahkan motor servo untuk memutar naik atau
turun wire drum.
- Jumlah putaran wire drum kemudian oleh encoder dikonversi menjadi
besarnya panjang wire yang naik/turun.
- Besarnya panjang wire yang naik ataupun turun dikonversi menjadi tinggi
level cairan maka didapatkan ullage.
- Untuk mengukur tinggi level cairan dengan cara (tinggi tanki –tinggi
ullage).
- Promonitor, merupakan tank side monitor yang diletakkan di bagian bawah
untuk memudahkan monitor level dan temperature. Dapat juga memberikan
status operasi dan mengirim perintah ke proservo.
- Prothermo, yang berfungsi untuk mengukur temperature fluida dalam tank
secara multispot (16 point) menggunakan sensor PT100 RTD.

4. Jelaskan “Hukum Faraday” (dengan rumus)!


Jawab:
Gaya Gerak Listrik (GGL) akan mengalirkan arus listrik melalui suatu rangkaian
tertutup. Jika arus listrik mengalir didalam suatu rangkaian, disekitar arus
tersebut akan timbul fluks magnet.
Dari percobaan yang dilakukan Faraday, diketahui bahwa GGL hasil induksi
bergantung pada laju perubahan fluks magnet yang melalui suatu rangkaian.
kesimpulan ini disebut Hukum Faraday, yang berbunyi : “GGL induksi yang
timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar
atau kumparan tersebut”.
Adapun persamaaannya adalah :

Dimana :
ɛ = GGL induksi antara ujung-ujung penghantar (Volt)
N = Banyak lilitan kumparan
Δɸ = Perubahan fluks magnet (Wb)
Δt = Selang waktu untuk perubahan fluks magnet (s)
TUGAS 9
1. Jelaskan definisi Pb (Proportional Band), satuan dan fungsinya!
Jawaban :
Proportional Band adalah perbandingan antara perubahan input terhadap
perubahan output.
𝟏𝟎𝟎%
𝐏𝐛 =
𝐊𝐜
Dimana :
Pb : Proportional Band (%)
Kc : Gain (faktor penguatan), didefinisikan sebagai perbandingan perubahan
output terhadap input

Fungsinya :
▪ Mengurangi error dan meningkatkan stabilitas.
▪ PB yang besar akan memberikan offset yang besar pula, sedangkan PB yang
kecil akan membuat pengontrolan sensitif dan cenderung membawa loop
untuk osilasi.

2. Jelaskan definisi Ti (Integral Time), satuan dan fungsinya!


Jawaban :
Ti (Integral Time) merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengakumulasi/mengintegrasikan error untuk setiap rentang waktu tertentu.
Komponen ini akan memberikan koreksi untuk setiap waktu tertentu, terkumpul
sejumlah error yang signifikan. Error terakumulasi dikalikan dengan gain integral
dan menjadi keluaran kontroller.
Integral Time merupakan waktu yang diperlukan oleh unit integral untuk
mengulang unit proportional selama masih ada error (satuan: repeat/menit atau
repeat/detik)

𝐭
𝟏
𝐦(𝐭) = ∫ 𝐞 (𝐭) 𝐝𝐭
𝐓𝐢
𝟎
Fungsinya :
▪ Menghilangkan error
▪ Ti yang kecil akan bermanfaat untuk menghilangkan offset, tetapi juga
cenderung membawa sistem lebih sensitif dan lebih mudah berisolasi,
sedangkan Ti yang besar belum tentu efektif menghilangkan offset dan juga
cenderung membuat response menjadi lambat.

3. Jelaskan definisi Td (Derivatif Time) , satuan dan fungsinya!


Jawaban :
Derivatif Time (Td) berfungsi untuk memberikan reaksi awal, berdasarkan
berupa prediksi, berdasarkan kelakuan error yang pernah terjadi, pada proses
yang dinamis, biasanya terdapat percepatan error (bukan kecepatan, tapi
percepatan), makanya komponen ini akan mendiferensiasikan error, yaitu
perbedaan error yang terjadi untuk setiap waktu tertentu (de/dt). Jika error
memiliki percepatan berarti, maka komponen ini akan memberikan reaksi awal
dalam mengoreksi error, Sehingga komponen ini bisa membantu mempercepat
osilasi pada proses. Error pada proses dihitung dengan menentukan kemiringan
error setiap waktu dan mengalikan perubahan tiap waktu dengan gain derivatif.
Derivative time merupakan waktu yang diperlukan unit proportional untuk
mengulang unit derivative (satuannya menit atau detik)

𝒅𝒆 (𝒕)
m(t)= 𝑻𝒅 𝒅𝒕

Fungsinya :
▪ Untuk mempercepat respon.
▪ Td yang besar akan membawa unsur D menjadi lebih menonjol sehingga
response cenderung cepat, sedangkan Td yang kecil kurang memberi nilai
ekstra disaat-saat awal.

4. Buatlah perskalaan temperature dengan range 50-200°C, sinyal 4-20 mA dan 3-


15 Psi! Berapa range temperature pada 0%,25%, 50%, 75% dan 100%?
Jawaban :
Diketahui : Range temperature : 50-200°C, span = 150°C
Output Sinyal : 4-20 mA, 3-15 Psi
Ditanya : Range output pada 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%?
Jawab : a. Untuk Output4-20 mA
Output 4 mA, Input range 0%
𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( 16 ) x150°C} = 𝟓𝟎°𝑪
4−4

Output 8 mA, Input range25%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( 16 ) x150°C} = 87,5°𝑪
8−4

Output 12 mA, Input range 50%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( ) x150°C} = 125°𝑪
12−4
16

Output 16 mA, Input range 75%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( ) x150°C} = 162,5°𝑪
16−4
16

Output 20 mA, Input range 100%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( ) x150°C} = 200°𝑪
20−4
16

Tabel Scalling
Output Input Range Process (°C)
(mA) (%)
4 0 50
8 25 87,5
12 50 125
16 75 162,5
20 100 200
b. Untuk 3-15 Psi
Output 3 Psi, Input range 0%
𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( 12 ) x 150°C} = 𝟓𝟎°𝑪
3−3

Output 6 Psi, Input range 25%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( 12 ) x 150°C} = 87,5°𝑪
6−3

Output 9 Psi, Input range 50%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( 12 ) x 150°C} = 125°𝑪
9−3

Output 12 Psi, Input range 75%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( ) x 150°C} = 162,5°𝑪
12−3
12

Output 15 Psi, Input range 100%


𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦 = 50°𝐶 + {( ) x 150°C} = 200°𝑪
15−3
12

Tabel Scalling
Output (Psi) Input Range Proses (°C)
(%)
3 0 50
6 25 87,5
9 50 125
12 75 162,5
15 100 200
TUGAS 10
Selesaikan persamaan Tabel dibawah ini (TPIM-2019 Halaman 14 dan 15)!
Jawab:
Tabel 1.1
Aliran 1% Full Scale (FS) 1% Rate
± Error ± Error
± % Error ± % Error
USGPM USGPM
Laju Laju 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
=% error × = ×
Aliran Aliran = % error × 𝑟𝑎𝑡𝑒
full scale =
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
× 100%
(%) (USGPM) 𝑟𝑎𝑡𝑒 variable yang
(error 100% (constant
diukur
konstan) error rate)
1 0,1
= 1% × 100 = × 100% = 1% × 10 = × 100%
10 10 10 10
=1 = 10 = 0,1 =1
1 0,25
= 1% × 100 = × 100% = 1% × 25 = × 100%
25 25 25 25
=1 =4 = 0,25 =1
1 0,5
= 1% × 100 = × 100% = 1% × 50 = × 100%
50 50 50 50
=1 =2 = 0,5 =1
1 0,75
= 1% × 100 = × 100% = 1% × 75 = × 100%
75 75 75 75
=1 = 1,33 = 0,75 =1
1 1
= 1% × 100 = × 100% = 1% × 100 = × 100%
100 100 100 100
=1 =1 =1 =1

Tabel 1.2
Aliran 0,5% Full Scale (FS) 1% Rate
± Error ±% ± Error
± % Error
Laju Laju USGPM Error USGPM
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
Aliran Aliran = % error x full 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 =% error x = 𝑟𝑎𝑡𝑒
× 100%
=
(%) (USGPM) scale (error 𝑟𝑎𝑡𝑒 variable yang (constant error
× 100%
konstan) diukur rate)
0,5
= × 0,1
= 0,5% × 100 10
= 1% × 10 = × 100%
10 10 100% 10
= 0,5 = 0,1 =1
=5
0,5
= × 0,25
= 0,5% × 100 25
= 1% × 25 = × 100%
25 25 100% 25
= 0,5 = 0,25 =1
=2
0,5
= × 0,5
= 0,5% × 100 50
= 1% × 50 = × 100%
50 50 100% 50
= 0,5 = 0,5 =1
=1
0,5
= × 0,75
= 0,5% × 100 75
= 1% × 75 = × 100%
75 75 100% 75
= 0,5 = 0,75 =1
= 0,67
0,5
= )× 1
= 0,5% × 100 100
= 1% × 100 = × 100%
100 100 100% 100
= 0,5 =1 =1
= 0,5
TUGAS 11

Soal Teknik Pengukuran Industri Migas (TPIM)

Apa yang di maksud koefisien discharge ?

Jawab :
Discharge Coefficient atau yg disingkat Cd adalah suatu perbandingan antara
true flow dengan theoretical flow, dan ini diaplikasikan pada persamaan
theoretical flow untuk mendapatkan nilai actual atau true flow. Discharge Coeff.
adalah suatu fungsi daripada Reynolds Number dimana Reynolds number adalah
fungsi laju aliran (flow rate) yang dihitung menggunakan nilai Cd ini.

Custody transfer berdasarkan ditjen migas dan meteorologi !

Jawab :
Custody transfer adalah sistem alat ukur yang digunakan untuk serah terima
migas dalam jual beli antara Badan Usaha / Badan Usaha Tetap ( BU / BUT )
dengan pembeli.
Ditjen Migas membagi 3 jenis sistem alat ukur berdasarkan jenis fluida dan
proses pembacaannya :
a) Sistem alat ukur meter cairan / gas.
b) Sistem alat ukur tangki darat / terapung
c) Timbangan massa.
TUGAS 12

Jawaban
Pada sebuah pengukuran aliran fluida menggunakan Orifice Meter, diperoleh

data-data sebagai berikut :

• Pipe Inside Diameter (D) : 102,26 mm = 4,025984 inchi

• Orifice Bore Diameter (d) : 45,54 mm = 1,793701 inchi

• Orifice Plate Temperature : 30 °C = 86 °F

• Base Pressure (Pb) : 14,7 Psia

• Base Temperature (Tb) : 20 °C = 68 °F

• Flowing Pressure (Pf) : 3,46 kg/cm2 A = 34,5128 Psig

• Flowing Temperature` (Tf) : 30,19 °C = 86,342 °F

• Differential Pressure (Hw) : 1100 mmH2O = 43,3070 inchi H2O

• Relative density gas alir(SG) : 0,7825

• Percent Mole N2 (Mn) : 0,03 %

• Percent Mole CO2 (Mc) : 5,03 %

• Specific Heat Ratio (k) : 1,32

• Letak garis lintang : 7°45’ LS = 7,75 LS

Langkah pertama adalah mencari besarnya C′ (konstanta aliran orifice)

a) Basic Orifice Factor (𝐅𝐛)


(Bagian yang berpangkat pecahan apabila hasilnya negatif

maka bagian tersebut dianggap bernilai nol)


Ko = 0,614279

Dengan rumus :

Fb = 338,178×d2×K0

Fb = 338,178×1,7937012×0,614279 = 668,358336

b) Reynolds Number Factor (𝐅𝐫)

Dengan rumus :

c) Expansion Factor (Y)

k = cp / cv = 1,32

Static pressure diambil dari downstream, maka:

Y = √1 + 0,045289

Y = 0,944760
d) Pressure Base Factor (𝐅𝐩𝐛)

e) Temperature Base Factor (𝐅𝐓𝐛)

f) Flowing Temperature Correction Factor (𝐅𝐓𝐟)

g) Specific Gravity Factor (𝐅𝐠)

h) Supercompressibility Factor (Fpv)

Untuk SG antara 0.76 s/d 0.95 :

i) Orifice Thermal Expansion Factor (Fa)


Nilai orifice thermal expansion factor ini bisa diperoleh

dengan menggunakan persamaan:

Fa = 1 + [0,0000185(°F − Tmean)]

Fa = 1 + [0,0000185(86,34 − 86)]

Fa = 1 + [0,0000185(0,342)]

Fa = 1,000006
j) Manometer Factor (𝐅𝐦)
Karena pengukuran laju alir gas dengan orifice meter ini

menggunakan orifice meter jenis bellows, maka :

Fm = 1,000

k) Gage Location Factor (𝐅𝐥)


Pengukuran laju alir gas dengan orifice meter ini terletak
pada latitude 7°45’ (atau sama dengan 7,75° latitude), dan
ketinggian dari permukaan laut kurang dari 100 feet, sehingga
berdasarkan tabel gage location factor :

Degrees
Sea Level
Latitude
<100 feet mdpl

5 0,9987
10 0,9988
Maka nilai gage location factor dengan cara interpolasi :

Dari perhitungan-perhitungan di atas, maka akan diperoleh:

Fb = 668,358336 Fg = 1,130467
Fr = 1,000921 Fpv = 1,013242
Y = 0,944760 Fa = 1,000006
FPb = 1,002041 Fm = 1,000000
FTb = 1,015385 Fl = 0,998755
FTf = 0,975595
Sehingga diperoleh nilai konstanta aliran orifice :

C’ = (Fb)( Fr)(Y)( Fpb)( Ftb)( Ftf)( Fg)( Fpv)( Fa) ( Fm) ( Fl)
C’ = 717,709058

Q = 0,027747 MMSCFH x 24 jam

Q = 0,665928 MMSCFD

Anda mungkin juga menyukai