Komunikasi Dalam Bimbingan Konseling Siswa
Komunikasi Dalam Bimbingan Konseling Siswa
Komunikasi Dalam Bimbingan Konseling Siswa
PENDAHULUAN
1
http://ilikechemistry.blogspot.com/p/komunikasi-efektif.html diakses pada 5
Juni 2014 pukul 16.30 WIB
proses pembelajaran terdapat interaksi bimbingan dan konseling yang
mana akan menentukan dari hasil yang diterima murid.
Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung
lima unsur yaitu :
a) Siapa yang berbicara (pemberi pesan )
b) Mengatakan apa (isi pesan)
c) Dengan cara apa (media)
d) Kepada siapa (penerima pesan)
e) Hasilnya apa (umpan balik)2
2. Pengertian Bimbingan
4
Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling, (Jakarta : PT Bina Ilmu, 2004), hal. 3
yang belum ia ketahui agar menjadi tahu. Jika diartikan berdasarkan bahsa
arab, suluh sama dengan ( ) maka akan berarti meluruskkan sesuatu
yang salah. Barang kali makna ini lebih tepat untuk mengartikan konseling
sebagai kegiatan untuk meluruskan perilaku yang salah atau kurang
sesuai.5
Ada beberapa pendapat dari beberapa tokoh mengenai pengertian
konseling:
a. Arthur Jones memberikan batasan, konseling adalah suatu proses yang
membantu individu untuk memecahkan suatu masalah- masalahnya
dengan cara interview.
b. I. Jumhur dan Moh. Surya memberikan batasan, konseling merupakan
salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu
membberikan bantuan secara individu (face to face relationship)
c. W. S. Winkel SJ memberikan batasan: … penyuluhan merupakan suatu
asaluran bagi pemberian bimbingan. Dalam rangka penyuluhan
diadakan diskusi atau pembicaraan antar sesorang penyuluh (consellor)
dengan satu orang (individual counselling) atau dengan beberapa orang
sekaligus(group counselling)6
Dari beberapa batasan tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa
konseling adalah suatu bimbingan yang diverikan kepada individu (siswa)
dengan tatap muka (face to face) melalui wawancara. Face to face
(hubungna timbal balik) dan wawancar ini merupakam ciri konseling.
Umumnya konseling diberikan secara individual, namun sebenarnya bisa
diberikan secara kelompok (atau bersama-sama). Pelayanan konseling
terutama ditujukan kepada individu yang bermasalah, maka konseling
dapat digunkan untuk mengatasi maslah yang muncul di sekolah. Karena
itu, layanan konseling ini memerlukan keahlian dari orng yang
memberikanya. Pelayanan konseling merupakn pelayanan professional,
artinya semua orang berhak melakukannya.
Dengan melihat makna atau batasan seperti ayng dikemukakan,
maka dapt disimpulkan hubungan antara bimbingan dan konseling adalah
konseling merupakan salah satu teknik dalam memberikan bimbingan.
5
Ibid., Elfi Mu’awanah & Rifa Hidayah, Bimbingan…, hal. 54-55
6
Ibid., Elfi Mu’awanah, Bimbingan…, hal. 5
Konseling merupakan bagian dari bimbingan sehingga setiap konseling
pasti merupakan bimbingan, namun sebaliknya setiap bimbingan tidak
harus konseling.7
4. Pengertian Komunikasi dalam Bimbingan Konseling
Komunikasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah
komunikasi yang menunjang kepada penyampaian karakteristik pesan agar
individu atau siswa memahami arti dan makna pesan yang disampaikan
untuk kepentingan dirinya. Sehingga dalam kegiatan bimbingan yang
melibatkan interaksi antara guru pembimbing dengan klien bisa berjalan
dengan baik. Berjalannya kegiatan dengan baik dalam bimbingan
memerlukan syarat-syarat tertentu sebagai bagian dari bimbingan, antara
lain:Pertama, harus ada saling kepercayaan antara guru pembimbing yang
memberikan bantuan dengan klien (siswa) yang akan dibantu, terutama
dalam diri siswa harus tumbuh kepercayaan bahwa rahasia yang akan
disampaikan dalam pembicaraan dengan guru pembimbing tidak akan
diekspos keluar atau diberitahukan kepada orang lain. Selain itu siswa juga
memiliki keyakinan bahwa guru pembimbing dapat membantunya. 8
B. Fungsi dan Tujuan Komunikasi dalam Bimbingan Konseling Siswa
1. Fungsi Komunikasi dalam Bimbingan Konseling Siswa
Komunikasi dalam bimbingan konseling berfungsi sebagai pemberi
layanan kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang
bsecara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling mengemban sejumlah
fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan
konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah
a. Fungsi Pemahaman
Komunikasi dalam bimbingan konseling siswa akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa: 1)
Pengembangan tentang diri siswa sendiri. 2) Pemahaman tentang
lingkungan siswa. 3) Pemahaman tentang lingkunagn yang lebih
luas.
b. Fungsi Pencegahan
7
Ibid., Elfi Mu’awanah & Rifa Hidayah, Bimbingan…, hal.56-57
8
http://khiyarudin.blogspot.com/p/komunikasi-dalam-bimbingan-dan.html
Diakses pada tanggal 9 Juni 2014 pukul 13.43 WIB.
Dalam hal ini, komunikasi yang terjadi akan berfungsi untuk
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya siswa dari berbagai
permasalahan yang timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi Pengentasan
Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti
istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan
atau penyembuhan. Dalam pelayanan bimbingan konseling
pemberian label atau berasumsi bahwa siswa atau klien adalah
orang “sakit” atau “rusak” sama sekali tidak boleh dilakukan.
Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan konseling
akan menghasilkan terentasnya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami oleh siswa.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Dalam fungsi ini, komunikasi yang telah terjadi akan
menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai
potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka perkembangan
dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
e. Fungsi Advokasi
Fungsi komunikasi dalam bimbingan konseling akan
menghasilkan teradvoksinya atau pembelaan terhadap siswa dalam
rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.
Secara keseluruhan, jika semua fungsi- fungsi itu telah
terlaksana dengan baik, dapatlah bahwa siswa akan mampu
berkembang secara wajar dan mantap menuju aktualisasi diri secara
optimal pula. Keterpaduan semua fungsi tersebut akan sangat
membantu perkembangan siswa secara terpadu pula.9
2. Tujuan Komunikasi dalam Bimbingan Konseling Siswa
a. Dalam rangka menemukan pribadi siswa
Komunikasi dalam bimbingan konseling yang bertujuan
untuk menemukan pribadi siswa dimaksudkan agar siswa tersebut
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta
9
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta Selatan : Ciputat Press, 2002),
hal. 59-62
menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengenmbangan diri lebih lanjut.
b. Dalam rangka mengenal lingkungan
Komunikasi dalam bimbingan konseling yang bertujuan
untuk mengenal lingkungan dimaksudkan agar siswa mengenal
lingkungannhya secara objektif, baik lingkungan social maupun
ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nilai-nilai
dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima
berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
c. Dalam rangka merencanakan masa depan
Komunikasi dalam bimbingan konseling yang bertujuan
untuk merencanakan masa depan dirinya, baik yang menyangkut
bidang pendidikan, bidang karir maupun bidang budaya, keluarga
dan masyarakat. Melalui perencanaan masa depan ini individu
diharapkan mampu mewujudkan dirinya sendiri dengan bakat,
minat, intelegensi, dan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki.10
Dalam hal ini perlu diketahui juga bahwa pelaku dari
komunikasi dalam bimbingan konseling adalah guru dan murid , dan
di antara guru dan murid mempunyai hubungan yang bersifat relative
stabil. Ciri khas dari hubungan ini adalah bahwa terdapat status yang
tidak sama antara guru dengan murid. Guru itu secara umum diketahui
mempunyai status yang lebih tinggi dibandingkan dengan murid dan
karena itu dapat menuntut murid untuk menunjukkan kelakuan yang
sesuai dengan sifat hubungan itu. Dalam hubungan guru-murid
biasanya hanya murid diharapkan mengalami perubahan kelakuan
sebagai hasil belajar selain itu perubahan kelakuan yang diharapkan
mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesifik, misalnya agar anak
menguasai bahan pelajaran tertentu.
Selain itu, guru akan lebih banyak mempengaruhi kelakuan
murid bila dalam memberi pelajaran dalam kelas hubungan itu tidak
sepihak, seperti terdapat dalam metode ceramah, akan tetapi
hubungan interaktif dengan partisipasi yang sebanyak-banyaknya dari
10
Ibid., Hallen A, Bimbingan dan…, hal. 57-59
pihak murid. Hubungan itu akan lebih efektif dalam kelas yang kecil
daripada di kelas yang besar.11
Hal ini diharapkan mampu mencapai tujuan dari komunikasi
dalam bimbingan konseling siswa, sehingga siswa mampu mencapai
tujuan dari pendidikannya dengan efektif.
C. Bentuk Komunikasi dalam Bimbingan Konseling Siswa
Komunikasi dialogis antara konselor dan klien pada dasarnya
merupakan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang dimana masing-masing
bertukar posisi sebagai komunikator dan komunikan. Proses komunikasi
ini terjalin dalam situasi psikologi yang mendalam dan lebih sering
dilakukan melaui tatap muka. Komunikasi interpersonal melibatkan
beberapa faktor personal yaitu, persepsi, atraksi interpersonal, konsep diri
dan keperibadian yang dimiliki komunikator maupun komunikan, di
samping pula melibatkan faktor situasional.
Definisi komunikasi interpersonal secara sederhana dikemukakan
oleh Effendy yaitu komunikasi antara seorang komunikator dengan
seorang komunikan. Secara lebih rinci Hovland mendefinisikan
komunikasi interpersonal sebagai suatu keadaan interaksi ketika seseorang
(komunikator) mengirimkan stimuli (biasanya simbol-simbol verbal)
untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan), dalam sebuah
peristiwa tatap muka. Senada dengan pendapat ini, Gunadi menyatakan
komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang yang
terjalin dalam suasana psikologis yang mendalam dan biasanya dilakukan
secara tatap muka.
Liliweri menambahkan bahwa komunikasi jenis ini dianggap
paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang, sifatnya yang dialogis yaitu berupa percakapan karena arus
balik bersifat langsung, maka komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan.
11
S Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), hal. 78-
79
Komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya itu positif
atau tidak, berhasil atau tidak.
Wiryanto menjelaskan ciri-ciri komunikasi antarpribadi
adalah sebagai berikut:
1. Alur pesan berlangsung dua arah baik dari pengirim maupun penerima
pesan;
2. Komunikasi berlangsung dalam suasana yang akrab atau lebih
personal;
3. Umpan balik segera dapat diperoleh;
4. Lebih efektif mempengaruhi sikap dan perilaku;
5. Jumlah orang yang terlibat sangat terbatas.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara
komunikator dan komunikan, umumnya dalam suasana tatap muka dan
umpan balik dapat langsung diamati oleh komunikator.12
14
http://alan03-konselorfile.blogspot.com/2012/05/hambatan-konselor-dalam-
melaksanakan.html Diakses pada tanggal 9 Juni 2014 pukul 14.30 WIB
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah komunikasi
yang menunjang kepada penyampaian karakteristik pesan agar individu
atau siswa memahami arti dan makna pesan yang disampaikan untuk
kepentingan dirinya
2. Komunikasi dalam bimbingan konseling siswa berfungsi sebagai pemberi
layanan kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang
bsecara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Sedangkan tujuan dari komunikasi dalam bimbingan konseling siswa
adalah dalam rangka menemukan pribadi siswa, mengenal lingkungan
siswa, dan merencanakan masa depan siswa
3.
B. Saran