Asuhan Postnatal Evidance Based

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya
alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah
untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan kala nifas
sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat
persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam
keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih
mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Indonesia, merupakan Negara yang angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi dimana perkiraan persalinan di
Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan
bahwa Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya
atau terjadi setiap 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah
perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan anestesia
2,0 %, sedangkan Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar
280.000 atau terjadi setiap 18- 20 menit sekali. Penyebab kematian
bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %,
prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat
bawaan 1-3 %, yang berarti kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan segera untuk memberikan pelayanan kesehatan
masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang
dialami sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan
salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu
yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based.

1
2

Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan


sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat
mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan
pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Postnatal Care?
2. Apa Konsep dasar pada masa nifas?
3. Apa peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan postnatal care?
4. Apa yang dimaksud dengan Evidence Based?
5. Bagaimana Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan
Postnatal Care?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Post natal Care
2. Untuk mengetahui Konsep dasar pada masa nifas
3. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan
postnatal care
4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Evidence Based
5. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Evidence Based
dalam Kebidanan Postnatal Care
D. MANFAAT PENULISAN
1. Agar mahasiswa lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan
Post natal Care
2. Agar Mahasiswa dapat memahami Konsep dasar pada masa nifas
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran dan tanggung jawab
bidan dalam asuhan postnatal care
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan
Evidence Based
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan Evidence
Based dalam Kebidanan Postnatal Care
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POSTNATAL CARE


Posnatal adalah suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau
lebih dari 28 setelah persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran
yang continue dari bidan kepada ibu dan bayi sedang di perlukan
bertujuan untuk mendeteksi dini adanya kompiliasi dan penyulit pada
masa postnatal.
Adapun asuhan kebidanan postnatal mencakup:
1. Deteksi dini komplikasi masa postnatal
2. Persiapan pasien pulang
3. Home visit dalam asuihan postnatal
4. Suport sistem dalam asudan postnatal
5. Breastfeeding
6. Peran menjadi orang tua
7. Kelompok ibu postpartum
B. KONSEP DASAR MASA NIFAS
1. Definisi Masa Nifas
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil,
yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo,
2002).
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra
hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada
waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang
normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

3
4

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
b. Pencegahan diagnosa
c. Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
d. Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan
ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga
dan budaya khusus.
e. Imunisasi ibu terhadap tetanus
f. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian
makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang
baik antara ibu dan anak.
3. Tahapan Masa Nifas
Pada Masa Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna
berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
4. Perubahan Fisik Masa Nifas
a. Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan
rahim (involusi)
b. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
c. Kelelahan karena proses melahirkan.
d. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
e. Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
f. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
g. Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan) Perubahan psikis masa
nifas
5

h. Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah


melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In)
i. Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi,
muncul perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold
(hari ke 3 – 10)
j. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut
Fase Letting Go. (hari ke 10-akhir masa nifas)
C. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN
POSTNATAL CARE
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa
nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda
bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan
yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan
serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas.
8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
9. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam
peranannya sebagai orang tua.
6

D. TUJUAN KUNJUNGAN MASA NIFAS


Pada Masa Nifas Seorang Bidan Memiliki Tanggu Jawab Untuk
Melakukan Kunjungan Pada Nifas Dimana Kunjungan Ini Bertujuan
untuk Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, Melakukan pencegahan
terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayinya, Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang
terjadi pada masa nifas dan Menangani komplikasi atau masalah yang
timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Adapun kunjungan pada masa nifas ini terdiri dari:
1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan, tujuannya:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk
bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan, tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan
abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan
istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda –
tanda penyakit
7

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,


tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari–
hari
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan,Tujuannya : sama
dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.Tujuannya :
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).
E. EVIDENCE BASED
1. Pengertian Evidence Based
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan
kata ( inggris ) maka evidence based dapat diartikan sebagai
berikut evidence adalah bukti atau fakta dan based adalah dasar.
Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM
dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional
dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi
akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di
RSCM Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu
dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi. Jadi pengertian evidence based
midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi
ilmiah yang sistematis.
2. Manfaat Evidence Based
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan
berdasarkan bukti ilmiah.
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
8

c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam


memberikan asuhan yang bermutu.
d. Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan
kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, sesuai
dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Kelebihan Evidence Based
Kelebihan dari Evdence Based dalam praktek professional adalah:
a) Helper dank lien bersama-sama memperoleh pengetahuan dan
informasi sebanyak- banyaknya terhadap suatu penyakit atau
masalah yang dialami klien, sehingga akan membantu klien
dalam membuat keputusan alternative dari sejumlah pilihan
penanganan masalah atau penyakit (Stout & Hayes 2005).
b) Dengan Evdence Based memungkinkan:
1) Mengembangkan pedoman praktis yang bermutu yang bisa
diterapkan pada diri klien
2) Mengidentifikasi literature yang cocok yang bisa di jadikan
bahan diskusi bersama klien
3) Berkomunikasi dengan para professional lain dari kerangka
acuan atas panduan pengetahuan dan
4) Meneruskan proses pembelajaran diri sendiri sehingga di
hasilkan kemungkinan pengobatan terbaik pada klien
(Hines,2000)
Sedangan menurut Sastroasmoro.S mengemukakan bahwa
keuntunga Evdence Based adalah merupakan siklus yang diawali
dari masalah pasien dan berakhir dari keuntungan pasien.
4. Kekurangan Evidence Based
a) Kurangnya akses tehadap bukti ilmiah
b) Kurangnya pengetahuan dalam telaan
c) Kritis dan metodologinya penelitian
d) Tidak adanya dukungan organisasi
e) Tidak adanya dukungan dari kolage
9

5. Kendala dalam Evidence Based


a) Kemampuan untuk menentukan dan menelaan dan menerapkan
evidence
b) Sumber informasi dan keterbatasan waktu
F. Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang
dahulunya bahkan sampai sekarang kita lakukan dan ternyata setelah
dilakukan penelitian ternyata tidak bermanfaat dan bahkan merugikan
pasien.
No Tindakan Yang Sebelum Ebm Setelah Ebm
Dilakukan
1. Pemakaian Tampon menyerap Tampon dapat
Tampon Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
Terpisah (ibu selama 2 jam pertama. bounding
dan bayi) attachment.
3. Pemakaian Gurita untuk Gurita mempersulit
Gurita atau memperbaiki bentuk pemantauan
sejenisnya tubuh ibu involusio rahim dan
dapat
menyebabkan
infeksi.
4. Perawatan Tali Perawatan tali pusat Perawatan tali
Pusat dikasih alkohol dan pusat sekarang
betadine. hanya
menggunakan
kasa steril.
10

Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat


dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir
hasil penelitiannya:
1. Penggunaan Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan
pendarahan, bahkan pendarahan tetap terjadi dan dapat
menyebabkan infeksi.
2. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit
antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam
setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan ayah akan
menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini
penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orangtua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan
dalam perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh
adalah kunci dari insting primata. Bayi memepelajari lingkungan
dengan membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda yang
lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas
dan dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan
fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment:
a. Dilakukan segera
b. Sentuhan orangtua pertama kali
c. Kesehatan emosional orangtua
d. Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
e. Adaptasi
11

f. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat


anak
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi
trasa nyaman.
h. Penekanan pada hal-hal positif.
i. Libatkan anggota keluarga
j. Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment
3. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya
Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali
seperti semula/ langsing. Maka darti itu kebanyakan orang inigin
memakai gurita/stagen.
Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap
pasien bersalin untuk memakai stagen atau gurita. Stagen atau
gurita tidak memberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada saat
memakai stagen atau gurita perut memang terasa kencang, namun
setelah dilepas perut akan kendur seperti semula.
Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada
di tengah perut paling tidak memakai gurita setelah satu minggu
setelah persalinan. Ini untuk memberi waktu agar jahitan bekas
operasi kering. Karna jika memakai gurita pada jahitan masih
basahakan membuat jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka
kembali, atau bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding
perut dan dasar panggul. Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan
sehat adalah dengan senam atau berolahraga yang dapat kembali
mengencangkan otot dinding perut.
Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel.
Senam kegel berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul
dan saluran kemih yang mampu mencegah mengompol ketika
persalinan berlangsung. Dan juga bisa melakukan dengan senam
12

nifas yang dilakukan seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat


untuk mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan, dengan
cara yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat
4. Perawatan Tali Pusat
Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat.
Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara
penanganan tidak ada peningkatan kejadian infeksi pada laka tali
pusat dibiarkan dan tidak melakukan apapun selain membersihkan
tali pusat dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi negara-negara
yang beriklim tropis, penggunaain alkohol yang populer dan terbukti
ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan menjadi
openurunan aktifitasnya,
Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama
dalam suasana kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga
penggunaan bahan tersebut dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila
obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. Kerena tidak
ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit
untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar ibu
nifas membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil
penelkitian tersebut diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan
talipudsat mengering sendiri dan hanya membersikan tiap hari
dengan air bersih , merupakan cara paling cost effektive untuk
perawatan tali pusat.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan
apapun di sekitar tali pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban (akibat
penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga menciptakan
kondisi yang ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk
dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan
hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau
dibalut dengan kasa kering.
13

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang
dialami sebagian besar negara berkembang, maka who menetapkan
salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu
yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based.
Evidence based adalah bukti atau fakta dan based adalah dasar.
Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan
sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat
mengendalikan asuhan kebidanan diantaranya asuhan kebidanan
post natal.
Posnatal adalah suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau
lebih dari 28 setelah persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran
yang continue dari bidan kepada ibu dan bayi sedang di perlukan
bertujuan untuk mendeteksi dini adanya kompiliasi dan penyulit pada
masa postnatal.Sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih
bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian perinatal.
B. SARAN
Diharapkan dari hasil pembahasan materi ini mahasiswa dapat
memahami materi yang ada didalamnya sehingga dapat menigkatkan
kemampuan bidan melakukan penelitian nantinya, dengan
pengetahuan yang dimiliki berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan
khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan
anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:


EGC.
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan,
EGC : Jakarta..
Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan
Resusitasi, Jakarta.
Garcia, J., & Marchant, S. (1996). The Potential of Postnatal Care.
London: Bailliere Tindall.
Maryunani, A. (2009). Asuhan pada ibu dalam masa nifas (postpartum).
Jakarta: TIM.
Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.
Diposting oleh bipolpa di 03.36
WHO. (1999). Postpartum Care of The Mother and Newborn: A Practical
Guide. Jenewa:
15

TUGAS MATA KULIAH PKK

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL NORMAL DAN


KOMPLIKASI DENGAN MENGGUNAKAN PROSES
MENAJEMEN KEBIDANAN BERDASARKAN
EVIDENCE BASED

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK VI

 ISVA NASARI ISHAK ( NIM: 191302061)


 RUSMIATI ( NIM: 191302157)
16

PROGRAM DIV PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Postnatal
Normal Dan Komplikasi Dengan Menggunakan Proses Menajemen
Kebidanan Berdasarkan Evidence Based ”
Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik. Dengan terselesainya penyusunan Makalah ini, penulis
menitipkan sebuah harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat,
dengan kerendahan hati Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 2020

Penulis
17

DAFTAR ISI
ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
D. Manfaat Penulisan..........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Posnatal Care..............................................................3
B. Konsep Dasar Masa Nifas.............................................................3
C. Peran &Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Postnatal Care...5
D. Tujuan Dan Kunjungan Masa Nifas ..............................................7
E . Evidence Based ..........................................................................7
F . Perkembangan Evidence Based Dalam Kebidanan Postnatal.....7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................13
E . Saran............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
18

iii

Anda mungkin juga menyukai