Amdal 21
Amdal 21
Amdal 21
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pelindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, paragraph 5 mengenai Amdal Pasal 22, menyebutkan bahwa
setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki amdal. Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana dan atau kegiatan
b. Luas wilayah penyebaran dampak
c. Intesitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Sedangkan proses pelaksanaan AMDAL terdiri atas beberapa tahapan, sebagai berikut :
a. Penapisan atau penentuan rencana kegiatan wajib AMDAL atau tidak
b. Pengumuman rencana kegiatan
c. Pelingkupan atau proses pemusatan studi pada hal-hal penting
d. Penyusunan kerangka acuan bagi penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (KA)
e. Penyusunan dan penilaian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
f. Persetujuan Kelayakan Lingkungan.
Proses AMDAL merupakan proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Wisata yang akan dilakukan di Kawasan Jalan
Wonosari, sebagai berikut :
a. Tahap Pra Konstruksi Prosedur awal dalam reklamasi adalah perencanaan (pra). Tahap pra
konstruksi, meliputi kegiatan survey teknis dan lingkungan, pemetaan dan pembuatan pra
rencana, perijinan, pembuatan rencana detail atau teknis. Pada dasarnya unsur pembentuk
lingkungan perkotaan di berbagai tempat relative sama. Sedangkan susunannya berlainan,
sehingga bentuk, struktur dan pola lingkungan pada tiap lingkungan kota berbeda-beda.Oleh
karena itu analisa dampak pembangunan kawasan wisata terhadap lingkungan perlu dilakukan
guna dijadikan bahan pertimbangan terhadap tindakan pembangunan yang akan dilakukan
kedepan sehingga segala kemungkinan yang baik dan buruk sudah dapat dipikirkan dan
menjadi acuan guna keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan alam yang terjaga
b. Tahap Kontruksi Pada tahapan konstruksi, meliputi kegiatan mobilisasi tenaga kerja,
pengambilan dan transportasi bahan material yang digunakan dalam pembangunan serta
proses pembangunannya, mobilisasi alat berat dan pembangunan sarana penunjang. Dalam
berjalanannya kegiatan pembangunan kawasan wisata ini tentunya akan memiliki berbagai
dampak yang ditimbulkan. Tahapan pembangunan kawasan wisata ini, pada saat iini lahan
kawasan wisata sudah banyak terlihat bangunan dan pemukiman penduduk.
c. Tahapan Pasca Kontruksi Pada tahapan pasca konstruksi, meliputi kegiatan demobilisasi
peralatan dan tenaga kerja, pematangan lahan, pemeliharaan lahan. Pada tahapan ini erat
kaitannya dengan dampak yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan kawasan wisata
Dampak potensial yang berpengaruh pada komponen lingkungan lebih detailnya dijelaskan pada
tabel Hasil Pelingkupan pada Tiap Proses :
Tahap
Tahap Pra Tahap
No Komponen Lingkungan Pasca
Konstruksi Konstruksi
Konstruksi
Komponen Biogeofisik
1 Perubahan Bentuk Lahan √
2 Penurunan Kualitas Udara Bersih √ √
Komponen Sosial Ekonomi
1 Perubahan Pendapatan Masyarakat √ √ √
2 Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha √ √
Komponen Sosial Budaya
1. Perubahan Sikap Masyarakat √ √
2. Ketenangan Masyarakat √ √
2) Evaluasi Dampak Sosial
Pengkajian prakiraan dampak berdasarkan pada tahapan kegiatan pembangunan kawasan wisata.
Berikut ini merupakan hasil analisis pada setiap tahap kegiatan yang dilakukan
Prakiraan dampak besar pada setiap tahapan kegiatan
Aktivitas Proyek
No Tahap Pra Tahap Konstruksi Tahap Pasca
Konstruksi Konstruksi
Komponen Lingkungan
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3
Komponen Biogeofisik
1 Perubahan Bentuk Lahan x x x x x
2 Penurunan Kualitas Udara Bersih x x x x x
Komponen Sosial Ekonomi
1 Perubahan Pendapatan Masyarakat x x x x x x
2 Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha x x x x x x x
Komponen Sosial Budaya
1 Perubahan Sikap Masyarakat x x x x x
2 Ketenangan Masyarakat x x x x
Keterangan:
Berdasarkan pada keseluruhan prakiraan dampak dari analisa melalui matriks maka didapatkan
hasil bahwa pada tahap kegiatan konstruksi lebih menimbulkan banyak dampak negatif bila
dibandingkan dengan pada tahap yang lainnya. Dampak yang dihasilkan pada tahap konstruksi,
lebih banyak ditimbulkan saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material pembangunan
kawasan.Hal tersebut menimbulkan perubahan pada lingkungan sekitar.
Selain terdapatnya tahap yang menimbulkan dampak negatif, tahap kegiatan yang menimbulkan
banyak dampak positif terdapat pada tahap kegiatan pra konstruksi dan pasca konstruksi. Hal
tersebut terlihat pada tahap pra konstruksi saat perizinan penggunaan lahan dan pada tahap
pasca konstruksi dimana pendapatan masyarakat sekitar menjadi meningkat
Dampak Potensial :
Rencana Kegiatan : Dampak Potensial : BIOGEOFISIK
1. Pra konstruksi BIOGEOFISIK 1. Produktivitas
2. Konstruksi 1. Perubahan Lahan
3. Pasca konstruksi Bentuk Lahan 2. Perubahan
2. Penurunan Bentang Lahan
Kualitas Udara 3. Kerusakan Jalan
Identifikasi Dampak SOSIAL EKONOMI Evaluasi
4. Kebisingan dan
Potensial 1. Menurunnya Dampak Polusi Udara
Pendapatan Potensial SOSIAL EKONOMI
2. Meningkatnya 1. Pendapatan
Kesempatan Masyarakat
Kerja dan 2. Kesempatan
Metode Matriks
Leopold Peluang Kerja dan
Berusaha Berusaha
SOSIAL BUDAYA SOSIAL BUDAYA
1. Persepsi 1. Sikap
Masyarakat Masyarakat
2. Ketenangan Terhadap Proyek
Masyarakat
Apabila telah diketahui dampak hipotetik yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan,maka
diperoleh dampak penting yang benar-benar harus diperhatikan baik pada tahapan pra konstruksi,
konstruksi, maupun pasca konstruksi. Berikut merupakan dampak yang harus di prioritaskan
kelangsungannya:
2 2 20-40 Kecil
3 3 40-60 Sedang
4 4 60-80 Besar
2. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi ini, dampak terjadi pada semua bagian atau komponen. Pada
komponen biogeofisik, diantaranya yaitu perubahan bentuk lahan dan udara bersih,.
Dalam kasus pembangunan ini memiliki dampak yang ditimbulkan yaitu pada kedua
komponen dengan nilai 4/3 yang tergolong besar yaitu dengan persentase 60-80 dan
bersifat negatif karena secara tidak langsung akan merusak kondisi biogeofisik.
Sedangkan pada komponen sosial ekonomi, komponen perubahan pendapatan
masyarakat dan peluang bekerja dengan rata-rata nilai 4/3 dan termasuk kategori sedang
yaitu 40-60 dan bersifat positif karena pada kegiatan tersebut akan membutuhkan lebih
banyak tenaga kerja.Kemudian pada bidang sosial budaya pada komponen perubahan
sikap masyarakat dan ketenangan masyarakat dengan rata-rata nilai 4/3 (60-80) dampak
yang ditimbulkan dan bersifat negatif.
Indikator
Dampak Bentuk Lokasi Periode
keberhasilan
Sumber Pengelolaan pengelolaa Pengelolaan
No. Lingkungan Yang
Pengelolaan
Dampak Lingkungan n lingkungan
Dikelola
Lingkungan
Hidup lingkungan hidup
Hidup
hidup
1. Dilakukan studi Lokasi yang Terbangunnya Datang Jalan 6 bulan
kelayakan untuk digunakan kawasan secara Wonosari sebelum
mendapatkan sebagian kecil/ sebagai pusat langsung infrastruktur
gambaran mengenai besarnya rumah bisnis dan ketempat dimulai
pembangunan penduduk obyek wisata lokasi yang
akan
dibangun
Dipertimbangka
n lokasi tersebut
apakah layak
atau tidak
Indikator
Dampak Bentuk Lokasi Periode
keberhasilan
Sumber Pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan
Pengelolaan
Dampak Lingkungan lingkungan lingkungan
Yang Dikelola
Lingkungan
Hidup hidup hidup
Hidup
2. Melakukan Pembebasan Tidak Dilakukan Jalan Wonosari 6 bulan
permohonan lahan dan terjadinya sosialisasi sebelum
izin lahan perizinan kesalahpaha secara infrastruktur
kepada terhadap man mengenai tranparansi dimulai
masyarakat masyarakat yang pembebasan kepada
setempat lahannya akan lahan masyarakat
terkena dampak Tidak terjadi Pemilik lahan
pembangunan kesenjangan yang lahannya
sosial akan terkena,
mengenai sebaiknya diberi
tujuan modal dahulu
dibangun untuk membuka
kawasan usaha mikro.
3. Kesempatan Merekrut Menambah Mengutamaka 6 bulan
Jalan Wonosari
kerja dan tenaga kerja lapangan n penduduk sebelum
peluang usaha untuk bekerja di pekerjaan setempat dan sekitarnya infrastruktur
usaha mikro seperti usaha kerika dimulai
tersebut serta mikro dari perekrutan
membuka usaha masyarakat Memberikan
sendiri sekitar sosialisasi
kepada calon
pekerja
Memberikan
bantuan modal
terlebih dahulu
untuk membuka
usaha kecil-
kecilan.
Tahap Konstruksi
Indikator
Dampak Bentuk Lokasi Periode
keberhasilan
Sumber Pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan
Pengelolaan
Dampak Lingkungan lingkungan lingkungan
Yang Dikelola
Lingkungan
Hidup hidup hidup
Hidup
1. Perubahan Pembukaan Tidak Menghindari Jalan Wonosari Dari saat tahap
bentuk lahan lahan untuk menyebabkan penebangan dan sekitarnya konstruksi
pembangunan kerusakan lahan pohon hingga pasca
dan transportasi dan lingkungan sembarangan konstuksi
sekitar
2. Penurunan Kemacetan akibat Tidak Penerapan Jalan Secara
Wonosari
kualitas udara pembangunan menimbulkan standar K3 periode
bersih menimbulkan pencemaran udara. untuk disesuaika
pencemaran udara Debu, dan bahan keselamatan n dengan
(banyaknya emisi material pekerja. kebutuhan
karbon)
bahan bangunan supaya
dapat
Terlaksana
mengganggu
seoptimal
kesehatan
mungkin
masyarakat
dan pekerja
3. Gangguan biota Masuknya Tidak Pendekatan Jalan Wonosari Dari saat tahap
air material menyebabkan teknologi dan konstruksi
bangunan ke pencemaran air penenrapan hingga pasca
dalam air standar k3 konstuksi
4. Gangguan Mobilisasi Kesehatan Pengelolaan air Jalan Wonosari Tahap
kesehatan peralatan masyarakat limbah sampah, pada saat
pembangunan meningkat buangan pasca
material dan kontruksi
kualitas udara
Tahap Pasca Konstruksi
Indikator
Dampak Bentuk Lokasi Periode
keberhasilan
Sumber Pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan
Pengelolaan
Dampak Lingkungan lingkungan lingkungan hidup
Yang Dikelola
Lingkungan
Hidup hidup
Hidup
1. Penanganan Kegiatan Terciptanya Penanganan Jalan Wonosari Pasca operasi
bahan dan reklamasi dan kesehatan, dan dilakukan dengan pembangunan
material penanganan debu debu tidak bantuan alat yang
reklamasi material bertebaran memadai untuk
bangunan sehingga tidak membersihkan
mengganggu lingkungan yang
pernafasan terkena dampak
dari material
bangunan
2. Revegetasi Kegiatan Terciptanya Penanaman Jalan Wonosari Pasca operasi
lahan pembanguan kembali kembali pembangunan
dan transportasi kawasan yang tanaman
alat serta produktif setempat yang
material sifatnya cepat
tumbuh serta
yang berfungsi
produktif
Kesimpulan
Berdasarkan studi amdal yang dianalisa dalam studi kasus Pembangunan Kawasan Wisata,
dapat diambil kesimpulan diantaranya :
Pada tahap kegiatan konstruksi lebih menimbulkan banyak dampak negatif bila
dibandingkan dengan pada tahap yang lainnya. Dampak yang dihasilkan pada tahap
konstruksi, lebih banyak ditimbulkan saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material
pembangunan kawasan tersebut menimbulkan perubahan pada lingkungan sekitar
seperti adanya perubahan kualitas air laut, penurunan kualitas udara bersih, dan
pendapatan semakin berkurang.
Selain terdapatnya tahap yang menimbulkan dampak negatif, tahap kegiatan yang
menimbulkan banyak dampak positif terdapat pada tahap kegiatan pra konstruksi dan
pasca konstruksi. Hal tersebut terlihat pada tahap pra konstruksi saat perizinan
penggunaan lahan dan pada tahap pasca konstruksi dimana pendapatan masyarakat
sekitar menjadi meningkat.
Perubahan sosial ekonomi masyarakat dan pembenahan kualitas air dan udara bersih
merupakan dampak penting yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah dan
segera dilakukan pembenahan hingga tercapainya kesejahteraan masyarat. Dampak
tersebut harus dilakukan pengelolaan dan pemantauan yang berpedoman pada RKL
yang telah dibuat untuk meminimalisir dampak penting yang ditimbulkan dari
pembangunan kawasan wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Prisbitari et al. 2014. Dokumen AMDAL Analisis Dampak Lingkungan Kegiatan
Usaha Penambangan Golongan Galian C (PASIR dan BATU) PT. Puser Bumi
Indonesia. Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup