Makalah Retorika Idmafiks
Makalah Retorika Idmafiks
Makalah Retorika Idmafiks
MAKALAH
Disusun Oleh :
SEMARANG
2019
I. PENDAHULUAN
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang
berpidato dengan yang diberi pidato/khalayak. Oleh sebab itu maka yang berpidato
(pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya, agar tercapai apa yang
diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang
yang mendengar pidato tersebut. Maka dari itu sebelum berpidato kita perlu mengetahui
proses dan tahapan berpidato agar pidato yang kita sampaikan berjalan dengan baik dan
lancar.
II. PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan Pidato
Sebelum melakukan pidato, kita harus tahu apa yang akan disampaikan dan apa
yang diharapkan dari orang yang mendengar pidato kita.
Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan topik pidato, misalnya pengalaman
pribadi, hobby dan keterampilan, pengalaman pekerjaan, pendapat pribadi, peristiwa
yang sedang hangat dibicarakan, dan lain-lain. Kriteria topik yang baik meliputi
beberapa hal, antara lain :
a) Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita. Topik yang baik
adalah topik yang memberi kemungkinan juru pidato lebih tahu daripada orang-
orang yang diberi pidato/pendengar/khalayak.
1
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992)
hlm. 47
b) Topik harus menarik minat kita. Topik yang paling baik adalah topik yang kita
minati, sehingga pidato akan lebih lancar.
c) Topik harus menarik minat pendengar/khalayak. Topik yang dibicarakan adalah
sesuatu yang diminati khalayak, sehingga khalayak akan lebih tertarik
mendengarkan pidato.
d) Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar/khalayak. Topik yang tidak
dapat direncana oleh khalayak/pendengar berakibat tidak menarik dan
menyusahkan khalayak.
e) Topic harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya. Topik tidak perlu terlalu luas
untuk menghindari bahasan yang terlalu banyak yang bias mengakibatkan ulasan
tidak jelas.
f) Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
g) Topik harus dapat ditunjang dengan bahan lain. Artinya kalau perlu buku-buku
yang dapat memberi masukan tentang topik yang dibahas tersedia sehingga tidak
akan kehabisan bahan pidato.2
Setiap orang yang berpidato harus pandai memilih kata-kata. Kata-kata dapat
berfungsi untuk mengungkapkan, memperhalus, dan memperjelas sesuatu. Ada
beberapa ketentuan dalam memilih kata, yaitu :
2
Rahman Hakim, Teknik Pedoman dan Seni Berpidato. (Surabaya: Indah, 2004) hlm. 76
hindari kata-kata yang tidak sopan atau vulgar, karena dapat mempengaruhi
khalayak untuk menganggap juru pidato sebagai orang yang memiliki sifat jelek,
dan akhirnya pendengar menolak isi pesan/pidato yang disampaikan.
3. Kata-kata harus menarik
Artinya kata-kata harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan menarik
perhatian bagi orang yang mendengar. Misalnya, istilah Saudara lebih baik
daripada manusia.3
3
Rahman Hakim, Teknik Pedoman dan Seni Berpidato, hlm. 77
4
Rahman Hakim, Teknik Pedoman dan Seni Berpidato, hlm. 78
gerakan tingkah laku. Jika kita bisa mengendalikan diri kita, insya Allah pidato yang
kita sampaikan berjalan dengan lancar dan tidak gugup.
Cara Menyampaikan Pidato
Ketika seseorang berpidato, tanggapan yang diberikan khalayak dapat bermacam
macam. Kadang-kadang hanya khalayak di barisan depan saja yang mendengarkan
pidato, sementara dibarisan belakang mengantuk, bahkan bergurau dengan pendengar
lainnya. Dalam hal ini juru pidato perlu mengoreksi diri dan memahami siapa yang
menjadi khalayak atau pendengarnya. Ada berberapa hal yang harus diperhatikan oleh
seorang juru pidato saat berpidato :
1. Media (alat untuk menyampaikan)
Ketika seorang berpidato, maka pendengar dapat menangkap dan memahami
isi pidato melalui beberapa cara, yaitu : pendengaran, penglihatan, pendengar dan
penglihatan, atau pun dengan alat peraga. Oleh karena itu seorang juru pidato
sangat diharapkan mampu menyampaikan pidato yang bisa ditangkap pendengar
melalui beberapa cara tersebut. Caranya, agar pidato dipendengaran terasa enak,
maka juru pidato jangan bicara dengan nada yang sama atau monoton. Khalayak
akan lebih tertarik dan mendengarkan dengan baik apabila juru pidato berbicara
dengan pola bicara yang berganti-ganti. Sehingga ada rasa senang dan asyik untuk
mendengarkan pidato dari khalayak. Selain itu buatlah gerakan tangan dan
ekspresi wajah yang sesuai dengan isi pidato dan tidak berlebihan sehingga selain
enak didengar, pesan pidato juga sampai melalui bahasa tubuh.
2. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam berpidato adalah bahasa yang sesuai dengan
keadaan pendengar, masyarakat pedesaan, masyarakat kota atau kelompok pelajar.
Hindari bahasa yang tidak dimengerti oleh khalayak. Apabila perlu
dipergunakanlah bahasa daerah jika khalayak terdiri dari masyarakat pedesaan
yang belum paham bahasa Indonesia. Apabila memakai istilah asing, pilih istilah
yang sering didengar oleh khalayak.
Siasat Membuka Pidato
Yang dimaksud dengan siasat membuka pidato ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh pembicara atau juru pidato untuk menciptakan prakondisi, sehingga
perhatian sikap dan mental pendengar dapat digiring atau siap untuk mengikuti
masalah yang akan dibahas atau dibicarakan dalam pidato. Pembukaan pidato
merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan, karena permulaan yang
bagus akan menarik perhatian pendengar/khalayak. Kegagalan dalam membuka
pidato akan menghancurkan seluruh komposisi dan presentasi pidato. Tujuan utama
pembukaan pidato adalah menarik perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan
dan menciptakan kesan yang baik.
Siasat Menutup Pidato
Selain membuka pidato, kata-kata penutup merupakan bagian yang terpenting
dalam suatau pidato karena kalimat-kalimat terakhir yang diucapkan juru pidato akan
selalu diingat pendengar atau khalayak serta yang paling berkesan dalam ingatan
mereka. Siasat menutup pidato ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh juru
pidato untuk mengakhiri pidatonya. Kata-kata penutup pidato harus dapat
memfokuskan pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan
penting dari seluruh isi pidato
Saat yang Tepat untuk Menutup Pidato
Perhitungan waktu dalam pidato sangat penting. Dalam hal ini juru pidato harus
mempunyai strategi atau perhitungan yang tepat, untuk menghindari kejenuhan dan
kelelahan pendengar/khalayak. Saat-saat yang tepat untuk menutup pidato antara lain :
a) Pidato diakhiri sebelum pendengar/khalayak mengingatkan pidato dakhiri, karena
pendengar sudah lelah.
b) Pidato diakhiri setelah para pendengar mencapai puncak kegembiraan, karena
apabila diteruskan akan menimbulkan kebosanan atau kejenuhan.5
III. KESIMPULAN
Pada dasarnya untuk menghasilkan sebuah pidato yang baik memerlukan persiapan
diri terlebih dahulu. Karena tanpa persiapan yang baik, gagasan ataupun ide dan pesan yang
ingin disampaikan dalam pidato tidak akan mengenai sasaran. Persiapan diri tidak hanya
berupa bahan pidato, yaitu menghafal isi pidato yang ingin disampaikan. Tetapi persiapan diri
juga meliputi persiapan fisik dan terutama mental. Hal yang sering terjadi ketika akan
berpidato adalah kita sering mengalami yang namanya kecemasan berkomunikasi.
Kecemasan berkomunikasi bisa menghancurkan hal-hal lain yang sudah dipersiapkan
sebelum berpidato, karena kecemasan ini kan menghilangkan kepercayaan diri. Betapapun
bagusnya pesan yang akan disampaikan dalam pidato, apabila tidak ada kepercayaan diri dan
5
Rahman Hakim, Teknik , Pedoman dan Seni Berpidato. (Surabaya: Indah, 2004) hlm. 76-79
penuh dengan kecemasan, maka pidato yang akan disampaikan tidak akan mempengaruhi
pendengar. Dan yang terakhir yang juga penting adalah keterampilan untuk menyampaikan
pidato. Yaitu teknik/cara agar pendengar/khalayak tertarik mendengarkan pidato sehingga
isi/pesan pidato dapat diterima oleh khalayak.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Rahman. 2004. Teknik, Pedoman dan Seni Berpidato. Surabaya: Indah.