Makalah Retorika Idmafiks

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PROSES DAN TAHAPAN-TAHAPAN DALAM BERPIDATO

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Retorika

Dosen Pengampu : Adeni, S.Kom.I.,M.A

Disusun Oleh :

Idmatun Na’ma (1801026078)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019
I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar waktu dihabiskan untuk kegiatan


komunikasi, terutama bicara. Pada saat-saat tertentu, ternyata diperlukan kemampuan khusus
untuk berbicara. Kemampuan bicara ini penting salah satunya pada saat kita melakukan
pidato atau berbicara di depan orang banyak. Oleh karena itu kemampuan berbicara harus
diolah dan dipelajari sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam pidato dapat diterima
dengan jelas oleh pendengar.

Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang
berpidato dengan yang diberi pidato/khalayak. Oleh sebab itu maka yang berpidato
(pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya, agar tercapai apa yang
diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang
yang mendengar pidato tersebut. Maka dari itu sebelum berpidato kita perlu mengetahui
proses dan tahapan berpidato agar pidato yang kita sampaikan berjalan dengan baik dan
lancar.

II. PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan Pidato

Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi pemilihan


topic, penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok bahasan.1

 Memilih Topik dan Tujuan

Sebelum melakukan pidato, kita harus tahu apa yang akan disampaikan dan apa
yang diharapkan dari orang yang mendengar pidato kita.

Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan topik pidato, misalnya pengalaman
pribadi, hobby dan keterampilan, pengalaman pekerjaan, pendapat pribadi, peristiwa
yang sedang hangat dibicarakan, dan lain-lain. Kriteria topik yang baik meliputi
beberapa hal, antara lain :

a) Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita. Topik yang baik
adalah topik yang memberi kemungkinan juru pidato lebih tahu daripada orang-
orang yang diberi pidato/pendengar/khalayak.

1
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992)
hlm. 47
b) Topik harus menarik minat kita. Topik yang paling baik adalah topik yang kita
minati, sehingga pidato akan lebih lancar.
c) Topik harus menarik minat pendengar/khalayak. Topik yang dibicarakan adalah
sesuatu yang diminati khalayak, sehingga khalayak akan lebih tertarik
mendengarkan pidato.
d) Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar/khalayak. Topik yang tidak
dapat direncana oleh khalayak/pendengar berakibat tidak menarik dan
menyusahkan khalayak.
e) Topic harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya. Topik tidak perlu terlalu luas
untuk menghindari bahasan yang terlalu banyak yang bias mengakibatkan ulasan
tidak jelas.
f) Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
g) Topik harus dapat ditunjang dengan bahan lain. Artinya kalau perlu buku-buku
yang dapat memberi masukan tentang topik yang dibahas tersedia sehingga tidak
akan kehabisan bahan pidato.2

Sedangkan tujuan berpidato ada beberapa macam, antara lain: memberitahukan


(menambah pengetahuan pendengar), mempengaruhi (agar orang lain mempercayai
sesuatu) dan menghibur.

B. Tahap Penyusunan Pidato


 Memilih Kata-Kata

Setiap orang yang berpidato harus pandai memilih kata-kata. Kata-kata dapat
berfungsi untuk mengungkapkan, memperhalus, dan memperjelas sesuatu. Ada
beberapa ketentuan dalam memilih kata, yaitu :

1. Kata-kata harus jelas


Artinya dalam memilih kata tidak perlu berbelit-belit dan harus dipilih kata-kata
yang sederhana.
2. Kata-kata harus tepat
Artinya, kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan kepribadian, jenis pesan,
keadaan khalayak dan situasi komunikasi. Kata-kata dalam pertemuan
formal/resmi biasanya lebih kaku daripada pertemuan tidak resmi. Selain itu juga

2
Rahman Hakim, Teknik Pedoman dan Seni Berpidato. (Surabaya: Indah, 2004) hlm. 76
hindari kata-kata yang tidak sopan atau vulgar, karena dapat mempengaruhi
khalayak untuk menganggap juru pidato sebagai orang yang memiliki sifat jelek,
dan akhirnya pendengar menolak isi pesan/pidato yang disampaikan.
3. Kata-kata harus menarik
Artinya kata-kata harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan menarik
perhatian bagi orang yang mendengar. Misalnya, istilah Saudara lebih baik
daripada manusia.3

C. Tahap-tahap Penyampaian Pidato


 Sikap dan Kepribadian dalam Berpidato
Sikap dan kepribadian sangat penting selama berpidato. Sikap dan kepribadian
dapat mempengaruhi serta menarik perhatian pendengar untuk mengikuti jalannya
pidato. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
a) Berpakain yang rapi, bersih, dan terasa nyaman dipakai. Warna pakaian juga
sangat berpengaruh sehingga harus dipilih warna yang tidak mencolok. Pemilihan
warna yang mencolok hanya akan membuat perhatian pandangan lebih fokus pada
penampilan juru pidato. Selain itu perlu diperhatikan hal-hal kecil seperti kancing
baju, dasi, kerudung maupun aksesoris lainnya.
b) Apa bila melakukan pidato dalam posisi duduk, maka sebelum duduk juru pidato
harus berdiri tegak tanpa gerak. Kemudian kuasai dan pandanglah pendengar dari
baris depan sampai belakang dengan penuh perhatian. Sebelum
pendengar/khalayak tenang, jangan mengucapkan kata-kata. Beri salam terlebih
dulu baru kemudian duduk dengan posisi tegap, posisi tersebut dilakukan dengan
wajar dan tidak kaku.
c) Jangan sering menggerakkan tangan dengan gerakan yang sama. Sesekali lakukan
gerakan yang istimewa untuk memberi penekanan terhadap kata-kata yang
dianggap penting.
d) Perkataan harus sopan, tidak berkata jorok dan hindari pengulangan kata.4

 Keyakinan dan Pengendalian Diri


Keyakian dapat menimbulkan pengendalian diri, demikian sebaliknya. Seorang yang
gugup dan tidak dapat mengendalikan diri dapat dilihat dari semua sikap sebagai

3
Rahman Hakim, Teknik Pedoman dan Seni Berpidato, hlm. 77
4
Rahman Hakim, Teknik Pedoman dan Seni Berpidato, hlm. 78
gerakan tingkah laku. Jika kita bisa mengendalikan diri kita, insya Allah pidato yang
kita sampaikan berjalan dengan lancar dan tidak gugup.
 Cara Menyampaikan Pidato
Ketika seseorang berpidato, tanggapan yang diberikan khalayak dapat bermacam
macam. Kadang-kadang hanya khalayak di barisan depan saja yang mendengarkan
pidato, sementara dibarisan belakang mengantuk, bahkan bergurau dengan pendengar
lainnya. Dalam hal ini juru pidato perlu mengoreksi diri dan memahami siapa yang
menjadi khalayak atau pendengarnya. Ada berberapa hal yang harus diperhatikan oleh
seorang juru pidato saat berpidato :
1. Media (alat untuk menyampaikan)
Ketika seorang berpidato, maka pendengar dapat menangkap dan memahami
isi pidato melalui beberapa cara, yaitu : pendengaran, penglihatan, pendengar dan
penglihatan, atau pun dengan alat peraga. Oleh karena itu seorang juru pidato
sangat diharapkan mampu menyampaikan pidato yang bisa ditangkap pendengar
melalui beberapa cara tersebut. Caranya, agar pidato dipendengaran terasa enak,
maka juru pidato jangan bicara dengan nada yang sama atau monoton. Khalayak
akan lebih tertarik dan mendengarkan dengan baik apabila juru pidato berbicara
dengan pola bicara yang berganti-ganti. Sehingga ada rasa senang dan asyik untuk
mendengarkan pidato dari khalayak. Selain itu buatlah gerakan tangan dan
ekspresi wajah yang sesuai dengan isi pidato dan tidak berlebihan sehingga selain
enak didengar, pesan pidato juga sampai melalui bahasa tubuh.
2. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam berpidato adalah bahasa yang sesuai dengan
keadaan pendengar, masyarakat pedesaan, masyarakat kota atau kelompok pelajar.
Hindari bahasa yang tidak dimengerti oleh khalayak. Apabila perlu
dipergunakanlah bahasa daerah jika khalayak terdiri dari masyarakat pedesaan
yang belum paham bahasa Indonesia. Apabila memakai istilah asing, pilih istilah
yang sering didengar oleh khalayak.
 Siasat Membuka Pidato
Yang dimaksud dengan siasat membuka pidato ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh pembicara atau juru pidato untuk menciptakan prakondisi, sehingga
perhatian sikap dan mental pendengar dapat digiring atau siap untuk mengikuti
masalah yang akan dibahas atau dibicarakan dalam pidato. Pembukaan pidato
merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan, karena permulaan yang
bagus akan menarik perhatian pendengar/khalayak. Kegagalan dalam membuka
pidato akan menghancurkan seluruh komposisi dan presentasi pidato. Tujuan utama
pembukaan pidato adalah menarik perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan
dan menciptakan kesan yang baik.
 Siasat Menutup Pidato
Selain membuka pidato, kata-kata penutup merupakan bagian yang terpenting
dalam suatau pidato karena kalimat-kalimat terakhir yang diucapkan juru pidato akan
selalu diingat pendengar atau khalayak serta yang paling berkesan dalam ingatan
mereka. Siasat menutup pidato ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh juru
pidato untuk mengakhiri pidatonya. Kata-kata penutup pidato harus dapat
memfokuskan pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan
penting dari seluruh isi pidato
 Saat yang Tepat untuk Menutup Pidato
Perhitungan waktu dalam pidato sangat penting. Dalam hal ini juru pidato harus
mempunyai strategi atau perhitungan yang tepat, untuk menghindari kejenuhan dan
kelelahan pendengar/khalayak. Saat-saat yang tepat untuk menutup pidato antara lain :
a) Pidato diakhiri sebelum pendengar/khalayak mengingatkan pidato dakhiri, karena
pendengar sudah lelah.
b) Pidato diakhiri setelah para pendengar mencapai puncak kegembiraan, karena
apabila diteruskan akan menimbulkan kebosanan atau kejenuhan.5

III. KESIMPULAN

Pada dasarnya untuk menghasilkan sebuah pidato yang baik memerlukan persiapan
diri terlebih dahulu. Karena tanpa persiapan yang baik, gagasan ataupun ide dan pesan yang
ingin disampaikan dalam pidato tidak akan mengenai sasaran. Persiapan diri tidak hanya
berupa bahan pidato, yaitu menghafal isi pidato yang ingin disampaikan. Tetapi persiapan diri
juga meliputi persiapan fisik dan terutama mental. Hal yang sering terjadi ketika akan
berpidato adalah kita sering mengalami yang namanya kecemasan berkomunikasi.
Kecemasan berkomunikasi bisa menghancurkan hal-hal lain yang sudah dipersiapkan
sebelum berpidato, karena kecemasan ini kan menghilangkan kepercayaan diri. Betapapun
bagusnya pesan yang akan disampaikan dalam pidato, apabila tidak ada kepercayaan diri dan

5
Rahman Hakim, Teknik , Pedoman dan Seni Berpidato. (Surabaya: Indah, 2004) hlm. 76-79
penuh dengan kecemasan, maka pidato yang akan disampaikan tidak akan mempengaruhi
pendengar. Dan yang terakhir yang juga penting adalah keterampilan untuk menyampaikan
pidato. Yaitu teknik/cara agar pendengar/khalayak tertarik mendengarkan pidato sehingga
isi/pesan pidato dapat diterima oleh khalayak.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Rahman. 2004. Teknik, Pedoman dan Seni Berpidato. Surabaya: Indah.

Rakhmat, Jalaludin. 1992. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai