LAPORAN AMBULATOAR Pringwulung Full
LAPORAN AMBULATOAR Pringwulung Full
LAPORAN AMBULATOAR Pringwulung Full
Disusun oleh :
Cahya Arianto
19/451366/KH/10285
Dosen Pembimbing
Dr. drh. Hartiningsih, M.P.
Gambar 1. Kandang kambing dan domba bersebelahan dengan kandang sapi di kelompok
ternak ngudi rejo
Padahal menurut Damayanti (2005) kandang kambing yang bersebelahan dengan kandang
sapi dalam jarak 10 – 100 meter bisa menyebarkan penyakit salah satunya yaitu Malignant
Catharral Fever (MCF). Penyakit tersebut merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Penyakit tersebut bukan ditularkan dari sapi ke sapi tetapi ditularkan oleh domba sedangkan domba
tidak mengalami sakit selain itu penyakit yang bisa ditularkan dari sapi ke domba atau sebaliknya
yaitu Pink eye, nematodiasis dan lain-lain. Akan tetapi pada kelompok ternak ngudi rejo meskipun
kandang kambing/domba bersebelahan dengan kandang sapi, sapi disana jarang terserang penyakit.
Sebenernya para peternak di kelompok ternak ngudi rejo sudah banyak yang tau apabila jika
kandang kambing/domba dibangun bersebelahan dengan kandang sapi tidak baik dan bisa
menyebarkan penyakit satu sama lain akan tetapi para peternak berpikir bahwa hal tersebut hanya
teori saja pada praktiknya sapi dan kambingnya tetap sehat-sehat saja meskipun berdekatan. Selain
itu peternak juga melakukan hal tersebut karena keterbatasan tempat sehingga untuk meminimalisir
biaya dan memaksimalkan pendapatan satu petak tanah yang disewa untuk melihara sapi,
kambing/domba, dan unggas. Kemudian setelah melihat kandang dan mengobrol dengan peternak
kami mencoba memberikan penjelasan kepada peternak secara kesehatan kandang kambing/domba
yang dibangun bersebelahan dengan kandang sapi dalam satu tempat tidak baik dan bisa
menyebarkan penyakit satu sama lain (Gambar 2).
Gambar 2. Pemaparan mengenai kesehatan sapi dan kambing/domba jika diletakan dalam satu
tempat
kita tidak bisa memaksakan peternak untuk merubah langsung kandangnya karena memang
harus melihat keadaan ekonomi juga. Maka dari itu kita hanya berpesan kalau tidak bisa merubah
kandangnya yang bisa dilakukan yaitu menjaga kebersihanya agar salah satu hewanya tidak terkena
penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran penyakit dari domba ke sapi atau sebaliknya.
LAPORAN AMBULATOAR
Disusun oleh :
19/451383/KH/10302
Dosen Pembimbing
YOGYAKARTA
2019
Pembuatan Kandang Ayam, Bebek, Sapi dan Domba atau Kambing
Umur Kapasitas
1 minggu 25 ekor/m2
5 bulan 3 ekor/m2
Sapi
Kandang sapi dapat berupa kandang individu maupun kandang koloni.
Ukuran kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dewasa, yakni
sekitar 2,5 x 1,5 m. Ukuran kandang juga bisa disesuaikan dengan jenis sapi.
Kandang untuk sapi berukuran besar seperti simmental, lebar minimum sekitar
1,5-2 m. Sementara untuk lebar kandang sapi PO, sapi madura dan sapi bali
setidaknya 1,2 m dengan panjang 2,5 m. sedangkan ukuran yang digunakan untuk
kandang koloni sapi adalah sekitar 3 m2 per ekor jika sapinya dilepas dalam
kandang dan tidak diikat (Rahmat dan Harianto, 2017).
Domba
Ukuran kandang penggemukan untuk domba yakni 0,5-0,75 m2 per ekor
domba. Kapasitas kandang dibagi berdasarkan bobot badan domba. Bobot badan
domba kisaran 20-25 kg per ekor membutuhkan luasan kandang 2,5 m x 2 m.
kandang dengan luasan tersebut dapat menampung sekitar 15 ekor domba. Jika
bobot domba 30 kg per ekor, daya tampungnya menjadi 10 ekor saja (Arifin,
2015).
Apabila domba digemukkan dalam kandang individu, ukuran luas
kandang penggemukan per ekor, yakni 0,3-0,4 m2 dengan panjang 90-110 cm,
dan lebar 38-40 cm (Arifin, 2015).
b. Bahan
Secara umum, kandang dapat dibuat dari bahan-bahan pilihan akan bertahan
kokoh dan lebih lama. Persyaratan utama dalam pembuatan kandang adalah layak untuk
ditempati dan membuat ternak nyaman (Rahmat dan Harianto, 2017).
Bahan utama yang biasa digunakan dalam pembuatan kandang untuk sebagian
besar ternak adalah kayu ataupun bambu. Konstruksi atap kandang biasanya dipilih
genting karena mampu menahan panas dan memiliki daya tahan lebih lama (Arifin,
2015).
Lantai kandang dibuat dari bahan bambu, kayu dan semen. Untuk tipe kandang
panggung, lantai kandang dibuat dari bambu, ataupun kayu. Sementara dinding kandang
untuk tipe kandang panggung juga menggunakan bahan kayu dan bamboo (Arifin, 2015).
Untuk kandang sapi, dinding kandang biasa dibuat dari semen (Rahmat dan Harianto,
2017). Dinding kandang ayam dibuat menggunakan semen pada bagian bawah sekitar 2-3
tumpuk batako yang berfungsi untuk mencegah ayam terkena angin secara langsung.
Kemudian pada bagian atas dinding batako tersebut dapat dibuat dari bambu atau kawat
ram (Setyawan dan Sitanggang, 2017).
c. Manfaat
Manfaat dari kandang untuk ternak yaitu:
1. Untuk melindungan ternak dari terik matahari, hujan dan angin yang kencang
2. Untuk memudahkan di dalam pemberian makan dan minum
3. Untuk memudahkan membersihkan dan mengumpulkan kotorannya.
(Mujiyono, 2005)
DISKUSI
Kami juga menemukan adanya satu wilayah kandang digunakan untuk sapi, domba,
burung dara, ayam dan entok yang dipisahkan oleh sekat bambu. Ukuran dan kepadatan setiap
kandang di kelompok ternak ini bervariaasi, tergantung dari pemilik kandang yang akan
menempatkan ternaknya. Ada yang sudah memenuhi persyaratan kandang seperti pada literatur,
namun ada juga yang belum memenuhi persyaratan tersebut.
Gambar 2. Kandang sapi dan domba yang dipisahkan dengan sekat
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Harianto, B. 2017. Membuat Sapi Potong Cepat Gemuk. Jakarta: AgroMedia.
Setyawan, L. A., Sitanggang, M. 2017. Beternak Ayam Kampung Joper (Jowo Super) 50 Hari
Panen. Jakarta: AgroMedia.
Tim Trubus. 2011. Itik Duo Bisa Pedaging, Bisa Petelur. Jakarta: Trubus Swadaya.
LAPORAN AMBULATOAR
KOASISTENSI ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI
KANDANG KAMBING ATAU DOMBA, KANDANG SAPI, KANDANG BEBEK,
KANDANG AYAM, TEMPAT PEMBUATAN PAKAN, GUDANG PAKAN, TEMPAT
UMBARAN, TEMPAT MANDIKAN KAMBING, TEMPAT PENGEPUL FESES DAN
URIN YANG IDEAL
Disusun Oleh :
Golda Saragih
19/451394/KH/10313
Dosen Pembimbing :
Dr. drh. Hartiningsih, M.P
YOGYAKARTA
2019
Kandang Kambing / Domba
- Kandang harus dibuat kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama.
- Bahan dapat menggunakan bahan yang mudah diperoleh seperti kayu dan bambu.
- Ukuran disesuaikan dengan jumlah ternak.
- Kandang harus mudah dibersihkan, memperoleh sinar matahari pagi, memiliki ventilasi yang
cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya untuk menghindarkan dari resiko
banjir.
- Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif
kecil, misalnya dari atap rumbia atau genting tanah.
- Buat lubang penampungan kotoran di bagian bawah kandang sedalam 40 cm
- Buat saluran pembuangan air di sekitar kandang agar tidak becek
Kandang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan fungsi dari masing-
masing bagian kandang, beberapa bagian kandang yang dapat diterapkan dalam pembuatan
kandang domba diantaranya, yaitu:
a) Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas
kandang 1 x 1 m.
b) Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan.
Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
c) Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5
m/pemancak.
Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat pakan, tempat minum, gudang pakan,
lapangan terbuka untuk tempat umbaran (tempat domba diangon) dan tempat kotoran/kompos.
(Fahmi dkk., 2015)
Kandang Sapi
Kandang sapi adalah tempat ternak beristirahat dengan nyaman tanpa kehujanan dan
kepanasan karena panas matahari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
kandang ialah sebagai berikut:
1. Kandang dapat memberi kenyamanan pada ternak sapi yang menempatinya
2. Kandang didirikan terpisah dari rumah tempat tinggal dan berjarak cukup jauh
3. Kandang tidak berdekatan dengan bangunan umum seperti sekolah, mesjid, puskesmas dan
rumah sakit
4. Kandang terletak dekat dengan sumber pakan, sumber air dan mudah penganngkutannya
sehingga melancarkan pemasaran hasil produksi
5. Kandang cukup luas dna memungkinkan untuk perluasan pemeliharaan
6. Kenadang memenuhi persayaratan bai kesehatan sapi
7. Kanang mudah dibersihkan dan selalu terjaga kebersihannya
8. Kandang memberi kemudahan bagi pekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya
sehingga menghemat kerja
9. Kandang dibuat dengan arah membujur dari utara ke selatan dan bahan kandang berasal dari
bahan yang tidak terlalu mahal (terjangkau oleh peternak), mudah didapat, kuat, tahan lama,
praktis dan memenuhi persyaratan kandang yang baik
10. Dinding kandang dibiarkan terbuka lebih kurang 1m semacam ventilasi (lubang angin atau
tempat keluar masuknya angin) terbuka sehingga udara lancer keluar masuk
Gambar 3. Kandang tunggal tipe satu baris Gambar 4. Kandang tunggal tampak dari
samping
Kandang Bebek
Bebek sejak awal sudah dipelihara dengan pola pemeliharaan kering, yaitu kandangnya
merupakan kandang kering tanpa adanya kolam atau wadah air untuk itik bermain air atau
berenang. Tempat minum pun diletakkan di bagian luar kandang untuk meminimalisasi becek di
dalam kandang.
Gambar 5. Kandang kering tanpa adanya kolam atau wadah air di dalam kandang.
Konsep pemeliharaan kering ini memberikan berbagai keuntungan bagi peternak, yaitu
kondisi kandang lebih bersih, bebek menajdi tidak mudah terserang penyakit, bau dari kandang
minim sehingga menurunkan kemungkinan adanya protes dari masyarakat sekitar apabila
peternakan berada di dekat pemukiman dan memudahkan efisiensi pemeliharaan sehari-hari.
Tidak diperlukannya kolam air juga mengefisienkan penggunaan lahan karena lahan
dapat seluruhnya digunakan untuk kandang dengan populasi bebek yang lebih besar. Selain itu,
keberadaan lokasi peternakan yang biasanya dekat dengan rawa, persawahan, ataupun sungai
seperti yang selama ini dijalankan di berbagai daerah tidak diperlukan untuk memelihara bebek.
(Polana, 2017)
Kandang Ayam
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan dalam membuat kandang yang ideal
untuk tempat ayam:
1. Sirkulasi udara baik. Udara di dalam kandang yang pengap dan bau akan menurunkan
produktivitas ayam. Kandang juga harus terbebas dari bau amonia (NH3) karena akan
mengganggu kesehatan ayam. Ayam membutuhkan oksigen yang cukup. Kebutuhan ini bisa
terpenuhi melalui embusan udara yang segar karena udara segar dari luar kandang akan
menambah kadar oksigen di dalam kandang. Kelembaban udara dalam kandang harus tetap
terjaga, jangan sampai kandang terlalu lembab. Kandang yang lembab akan memengaruhi
kesehatan ayam, daya tahan tubuh ayam menurun dan mudah terserang penyakit. Karena itu,
sirkulasi udara dalam kandang harus dijaga. Kandang ayam petelur dapat dibuat dengan
sistem terbuka supaya embusan udara cukup memberikan kesegaran dalam kandang.
2. Sinar matahari cukup. Kandang harus memeroleh sinar matahari pagi yang cukup.
Intensitas sinar matahari yang cukup aan membantu mengurangi kelembaban dalam kandang
dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan ayam. Cahaya matahari pagi
yang baik sekitar pukul 8-11 pagi karena sinarnya tidak terlalu panas dan banyak
mengandung vitamin D alami. Posisi kandang yang baik harus kena cahaya matahari namun
tidak sepanjang hari. Keadaan ini bias diciptakan dengan cara memosisikan bagian depan
atau jendela kandang menghadap kea rah tmiur dan sisi lainnya ke ara barat. Untuk
menghindari sengatan matahari yang terik, bagian atas diberi atap yang agak lebar.
Sebaiknya atap tidak terbuat dari bahan seng karena jika sinar matahari sedang terik, atap
seng akan menjadi panas dna akan mengakibatkan suhu dalam kandang meningkat. Suhu
kandnag yang tinggi akan menurunkan produktivitas dan kualitas telur yang dihasilkan.
Untuk menghindarinya, atap kandang lebih baik terbuat dari genting atau asbes..
3. Kandang mudah dibersihkan. Kandang harus mudah dibersihkan dari kotoran ayam
supaya ayam tidak terganggu oleh bau amonia yang berasal dari kotorannya. Jika kandang
menggunakan kandang koloni, lantai litternya yang berua pasir, sekam dan kapus harus
benar-benar baru. Jika kandang menggunakan kandang baterai, membersihkannya cukup
mudah yaitu dengan cara membuang kotoran ayam dan membersihkan lingkungan di bawah
kandang.
4. Lokasi kandang jauh dari pemukiman. Kandang ayam sebaiknya dibuat agak jauh dari
tempat pemukiman dan terhindar dari kebisingan. Lingkungan yang ramai atau bising akan
membuat ayam tidak bisa tenang. Ayam menjadi stress sehingga produktivitasnya menurun.
Kandang ayam harus jauh dari pemukiman supaya bau kotorannya tidak mencemari
lingkungan hidup.
(Anonim, 2005)
Tempat Umbaran
Umbaran berfungsi sebagai lokasi refreshing (penyegaran) dan olahraga bagi ternak.
Ternak kesehariannya dipelihara dalam kandang perlu bermain di tempat umbaran secara teratur
agar kesehatannya tejaga (Syukur, 2016).
Tempat Memandikan Domba/Kambing
Kambing yang tidak pernah dimandikan pasti memiliki bulu yang kotor, gembel dan
lembap, terutama kambing yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan ini dapat mejadi tempat
bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayaan kesehatan. Tujuan
memandikan kambing adalah untuk menjaga kesehatannya dari kuman penyakit, parasit dan
jamur yang bersarang dalam bulu. Kambing yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan
lebih sehat. Sebaliknya, kambing potong dapat dimandikan di dalam kandang, luar kandang, atau
tempat pemandian (sumur).
Gambar 9. Skema kandang, tempat umbaran dan pengolahan kotoran (Kusumastuti dan Susilo,
2014)
Skema Perkandangan Sapi,
Kambing/Domba, Bebek dan Ayam
Ladang
Gudang
Tempat hijauan
pakan
mandi
Tempat umbaran
Pintu keluar /
(17 x 16 m) masuk
Kanda Kanda
ng ng
2,5 x 2
sapi sapi
m
Ladang
Tempat
Gudang
pakan
hijauan
mandi
Tempat umbaran
Pintu keluar /
(17 x 16 m) masuk
Tempat
Kandang
menampung 1,5 x
kambing
feses dan urin 1,75 m
Tempat
Gudang
pakan
umbaran
Pintu keluar /
masuk
Kandang Kandang Tempat
bebek bebek menampung
feses dan urin
Gudang
pakan
Pintu keluar /
masuk
Kandang Kandang Tempat
ayam ayam menampung
feses dan urin
Manajemen Sistem Kandang Peternakan di Pringwulung
Saran dari penulis yaitu apabila pemeliharaan ternak memang dipelihara dalam satu ruang
dengan kandang yang berbeda diperlukan kesadaran peternak dalam kebersihan kandang. Tetapi
memang sebaiknya pemeliharaan hewan dipisahkan antar hewan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit. Sementara itu pada sistem perkandangan domba sebaiknya semuanya
menggunakan model kandang panggung supaya pembersihan kandang lebih mudah dan kotoran
tidak menumpuk dalam kandang sehingga kondisi kesehatan domba lebih terjaga. Dengan model
perkandangan panggung juga dapat meminimalisir bau ammonia dari kotoran dan urine yang
dihasilkan.
Fadilah, R. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial (ed. Revisi).
Indonesia: AgroMedia Pustaka
Fahmi, T., Tedi, S., Sujitno, E. 2015. Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba. Jawa Barat:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Kusumastuti, T.A., Susilo, B. 2016. Perkampungan Ternak Kambing. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Polana, A. 2017. Beternak Bebek Hibrida Gunsi 888 35 Hari Panen. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka
Sutarto, T.N., Sutarto. 2005. Seri Life Skill: Beternak Sapi Perah. Jakarta: PT Musi Perkasa
Utama
Disusun oleh:
19/451401/KH/10320
Dosen Pembimbing:
YOGYAKARTA
2019
UMBARAN
Keunggulan sistem umbaran yaitu dapat mengefisienkan biaya pakan karena ternak domba
mencari pakannya sendiri ketika digembalkan, serta sistem ini tidak memerlukan banyak tenaga
kerja dan waktu. Kelemahan sistem ini yaitu kualitas pakan sulit terjamin dan harus ada lahan
untuk mengembalakannya. Sistem ini tidak cocok untuk usaha penggemukan domba karena pola
makan yang tidak terkontrol dengan baik (Arifin, 2015). Kekurangan lain dari sistem ini adalah
ketersediaan rumput yang tidak bisa dijamin kontinuitasnya jika hanya menghandalkan yang
tumbuh alami, terutama ketika musim kemarau. Sistem umbaran ini memerlukan lahan
pengembalaan yang luas dan aman, baik dari gangguan manusia maupun bahan berbahaya yang
mungkin termakan domba (Harianto dkk., 2012).
Namun sistem umbaran tidak dilakukan di daerah Pringwulung karena tempatnya tidak ada
lahan. Unggas-unggas seperti ayam,bebek dan merpati dibiar keliaran dan tidak seperti sapi,
domba dan kambing di mana ternak tersebut hanya dikandangkan.
Untuk tempat penyimpanan atau gudang yang baik, tempat penyimpanan diusahakan di
tempat yang kering/tidak lembab (kelembaban tak lebih dari 70%), temperatur di kisaran 30°C –
34°C, berventilasi, terhindar sinar matahari langsung serta terhindar dari hujan dan bocor.
Meminimalisir masuknya hama, burung, tikus, kecoa, tikus, kutu serta serangga dan hewan
lainnya. Cegah gudang menjadi tempat berkembang biaknya kuman seperti jamur yang dapat
memproduksi racun yang biasa dikenal dengan mikotoksin. Pemberian pakan yang
terkontaminasi mikotoksin pada ayam akan menimbulkan gangguan kesehatan serius
(mikotoksikosis) berupa gejala keracunan, sampai kematian. Perawatan terhadap bangunan dan
lantai supaya menciptakan kondisi bersih (Susilawati, 2013).
Proses penyimpanan pakan pellet dilakukan di gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan
pakan terbuat dari tembok, mengunakan atap genting. Letak lokasi gudang dekat dengan
kandang (Murtidjo, 1993). Gudang penyimpanan berukuran 2x2 meter dengan sirkulasi udara
menggunakan ventilasi jendela serta terdapat kipas untuk membuang udara keluar. Gudang
pakan didesain dengan alas pallet kayu berukuran 1x1 meter agar pakan tidak bersentuhan
langsung dengan lantai. Dalam pakan konsentrat biasanya ada kandungan bahan yang cepat
tengik, oleh karena itu pakan tidak disimpan dalam gudang lebih dari tujuh hari. Untuk tujuan
tersebut, sebaiknya pakan yang lebih dahulu masuk digunakan terlebih dahulu (Purbowati,
2011).
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan pakan/bahan pakan agar
kualitasnya tetap stabil antara lain (Putri et al., 2017):
Tempat pakan di deaerah Pringwulung pula masih mengikuti sistem yang tradisional. Pakan
yang tersedia adalah campuran pakan domba dan pakan sapi diantaranya adalah jerami kering
dan dedak. Tempat penyimpanan ternak terbuat dari kayu dan sudah tertutup oleh atap berupa,
alas kandang berupa tanah yang kemudian di beri kayu untuk menaruh pakan, dan tidak terdapat
dinding sehingga pertukaran udara berjalan dengan baik.
Tempat penyimpanan pakan yang berada di peternakan individu yang berada di Daerah
Pringwulung
Kandang dengan model panggung lebih baik daripada kandang model lantai karena feses
dan urin dapat langsung jatuh ke bawah dan tidak menumpuk di bagian dalam kandang. Kandang
panggung terdapat kolong yang dibuat agak dalam (50 – 100 cm) untuk menampung sementara
feses dan urin, dengan adanya kolong kandang juga akan memudahkan dalam pembersihan
kotoran domba. Kotoran seperti feses, urin, dan sisa pakan selanjutnya dapat dikumpulkan dalam
suatu tempat penampung. Tempat penampung kotoran yang sederhana dapat dibuat dalam skala
yang diperlukan. Tempat penampungan hendaknya dibuat paling tidak berjarak 10 meter dari
kandang, agar tidak mengganggu kesehatan ternak. Apabila memungkinkan, di atas tempat
penampung kotoran tersebut dibuatkan atap agar kotoran yang tertampung tidak terkena hujan
yang dapat mengurangi kualitas pupuk kandang (Rianto, 2004).
Tempat pengumpulan feses, urin dan sisa pakan di kandang peternak daerah Pringwulung
belum terkontruksi dengan baik. Fesesnya dicampur sama urin dan ditumpukkan di bagian
belakang sapi tersebut sehingga menyebabkan lalat yang membawa penyakit hinggap ke atas
sapi sapi tersebut terutama pada sapi sapi yang mempunyai luka kecil. Namun pada kandang
kambing dan domba, peternak yang berada di daerah Pringwulung itu sudah membangunkan
kandang sekitar 1 meter dari bawah. Meskipun itu, pembangunan kandang tersebut tidak sesuai
dengan literatur karena masih tidak mempunyai tempat penampungan feses dan sisa pakan yang
bener sehingga dibiarin bertumpuk di lantai. Hal seperti itu mengakibatkan ammonia dan
bakteri-bakteri yang tidak diinginkan akan menumpuk di kandang dan dapat mengakibatkan
kerugian untuk ternak domba itu sendiri.
Kondisi pengumpulan fesis dan urin sapi di kandang peetrnak daerah Pringwulung
Kondisi pengumpulan feses, urin dan sisa pakan kambing dan domba di kandang peternak
daerah Pringwulung
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2015. Mempercepat Penggemukan Domba. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Harianto, B. dan Tim Penulis MT Farm. 2012. Bisnis Penggemukan Domba. Jakarta: PT.
AgroMedia Pustaka.
Johnston, R.G. 1983. Introduction to Sheep Farming. Granada; London; Syney.
Murtidjo. 1993. Memelihara Domba. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Putri, B.R.T., Partama, I.B., dan Warmadewi, D.A. 2017. Manajemen Pabrik Pakan. Denpasar:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Rianto, E. Kandang Kambing: Bahan Penyuluhan. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
UNDIP 2004
Susilawati, T., Kuswati, Winarto, P. S. 2013. Agribisnis Kambing. Malang: UB Press.
LAPORAN AMBULATOIR
KOASISTENSI ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF JIKA TERNAK DOMBA/KAMBING DAN
AYAM/MERPATI DIJADIKAN SATU KANDANG
Oleh
Linggayu Wandira
19/451418/KH/10337
Kelompok A.2019.8
Dosen Pembimbing
Dr. drh. Hartiningsih, M.P.
A. Dampak Positif
Hemat Lahan
Memelihara ternak membutuhkan wilayah yang luas, karena beternak tidak hanya
memelihara dengan memberi pakan tetapi juga terdapat tempat untuk berkembang biak,
umbaran, tempat induk dan cempe, tempat pejantan. Sehingga jika dalam satu lingkup
terdapat ternak domba/kambing dan ayam/merpati dapat menghemat lahan
Mendapatkan keuntungan yang lebih besar
Keuntungan dari penjualan domba/kambing serta ayam/merpati. Pemasukan tidak hanya
dari penjuaalan satu ternak, itu sebabnya banyak peternak yang memilih memelihara
ternak tidak satu jenis
Pengolahan limbah yang dapat digunakan untuk manfaat lain
Bulu domba diolah menjadi benang wol, lalu feses dijadikan pupuk atau biogas. Lalu
bulu ayam diolah menjadi cock badminthon. Lalu feses ayam juga bisa digunakan
sebagai pakan lele (Hidayati dkk., 2008)
B. Dampak Negatif
Menyebar penyakit
Penyakit timbul terdapat beberapa faktor, diantaranya lingkungan yang kotor, nutrisi
yang tidak sesuai sehingga sistem imun hewan turun dan bakteri dapat menginfeksi.
Beberapa bakteri seperti Mycobacterium paratuberculosis, Mycobacterium avium ,
Salmonella sp, bakteri tersebut memiliki seroprototype yang dapat menyebabkan infeksi
tidak hanya hewan unggas seperti burung tetapi juga bisa menular ke hewan ternak
seperti domba atau sapi (NCagriculture, 2019)
Berdampak pada kesehatan manusia
Ternak yang dicampur dengan keadaan yang kotor, akan menimbulkan penyakit yang
dapat menular ke manusia, seperti AI pada unggas atau orf pada domba, sehingga
memerlukan biosecurity yang tinggi
Pada tanggal 14 November 2019, a.2019.8 melalukan tugas yakni ambulatoar yang di
sebar di 2 tempat kelompok ternak. Kelompok ternak Ngudirejo di Pringwulung dengan ketua
kelompok bernama pak Waldi. Disana terdapat macam jenis ternak yang di pelihara secara
individu. Para peternak memiliki macam jenis ternak dalam satu lingkup. Ambil contoh pak
Waldi memiliki ternak merpati, sapi, domba, dana yam dalam 1 wilayah yang dibagi menjadi 4
kandang. Kawasan pak Waldi kurang lebih memiliki lahan 5x8m. Setelah di wawancara , cara
pemeliharan yang dicampur sudah melekat di keyakinan warga sekitar karena sesuai dengan
leluhur. Masalah perekonomian dangat minim sehingga solusi yang mereka tekuni sekarang
mengembangbiakkan ternak lebih dari satu jenis. Sehingga jika di akhir bulan tidak mempunyai
biaya, beberapa ternak mereka jual ke pasar dan hasilnya dihibahkan ke kelompok ternak untuk
keperluan ternak dan kawasan sekitar. Jika ada perubahan kandang atau pemisahan ternak itu
sangat susah karena dari lahan pun mereka menyewa individu sehingga tidak ada tempat bagi
mereka untuk memisahkan hewan. Masalah mengenai penyakit sangat jarang di kelompok ternak
ngudeirejo karena mereka memanajemen perkandangan sangat ketat, setiap hari selalu
dibersihkan dan feses ternak mereka kumpulkan jadi satu dan diberi obat agar tidak bau, karena
lokasi peternakan ini dekat dengan permukiman warga, feses yang menumpuk itu dijadikan
pupuk untuk tanaman atau dijual kepasar.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati , Y. A,. Harlia E., Marlina, E.H. 2008. Upaya Pengolahan Feses Domba dan Limbah
Usar Melalui Berbagai Metode Pengomposan. Jurnal ilmu ternak ,Juni 2008. Vol,8 no. 1,
87-90
Disusun oleh :
Rahastri Swastiningrum
19/452464/KH/10383
Dosen pembimbing :
Dr. drh. Hartiningsih, M.P.
Keterangan Foto
Kandang koloni di kelompok ternak ngudirejo dibuat untuk penggemukan dan
bibit karena keterbatasan lahan
Fahmi, T., Tedi, S., dan Sujitno. 2015. Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak
Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Harianto, Bagus dan Tim Penulis MT. 2012. Buku Praktis Penggemukan Domba. Jakarta : PT
AgroMedia Pustaka
Purbowati, Endang dan Tim Penulis MT Farm. 2009. Usaha Penggemukan Domba. Bogor :
Penebar Swadaya
Sarwono, B. 2011. Beternak Kambing Unggul. Surakarta : Penebar Swadaya
LAPORAN AMBULATOAR
oleh
Pembimbing
Dr. drh. Hartiningsih, M.P
a. Nilai positif dan dampak negatif pada ternak ayam, bebek, sapi dan domba atau kambing
pada lingkungan dan pemilik.
b. Saran
Nilai positif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada lingkungan
Kandang ayam dan bebek yang bersih dapat menurunkan kadar amonia pada kandang
sehingga mengurangi penyakit iritasi mukosa saluran pernafasan pada unggas.
Dampak negatif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada
lingkungan
Kotoran ayam atau unggas lainnya yang tidak diolah atau dibersihkan akan menyebabkan
penumpukan amonia yang dapat menganggu sistem pernafasan unggas yang ada di kandang.
Selain mencemari lingkungan, gas NH3 dapat menurunkan penampilan ternak, meningkatkan
kepekaan ternak terhadap penyakit serta menurunkan efisiensi kerja dari pekerja kandang
(Charles dan Haryono, 1991).
Gambar 1. Kondisi ternak unggas yang berisi bebek, menthok, ayam dan burung domba,
ketika memasuki kandang tercium bau amonia yang menyengat karena minimnya
ventilasi
Kotoran domba atau sapi yang menumpuk dapat memicu penyakit bakterial untuk
menginfeksi hewan ternak seperti Salmonella sp dan E. coli.
Nilai positif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada pemilik
Kebersihan kandang yang baik dapat mengurangi resiko penyakit menular dari ternak ke
peternak.
Kandang yang bersih akan membuat ternak sehat, sehingga pemilik tidak usah
mengeluarkan biaya pengobatan, lingkungan yang bersih akan membuat ternak nyaman tinggal
di kandang sehingga dapat meningkatkan nafsu makan ternak. Karena nafsu makan yang baik
akan menjaga kondisi berat badannya(BPTP Maluku, 2019).
Kandang yang bersih tidak menimbulkan bau sehingga masyarakat sekitar tidak terganggu
dengan adanya kandang, pembersihan kandang dapat dilakukan pagi dan sore
Dampak negatif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada pemilik
Untuk mengurangi lalat yang dapat menjadi vektor penyakit dibutuhkan biaya lainnya. Lalat
merupakan binatang yang berkembang biak pada tempat kotor, sehingga kondisi kandang yang
kurang bersih dapat menjadi tempat perkembangbiakan lalat. Keberadaan lalat pada sekitar
kandang sapi perah juga dapat menjadi vektor penyakit seperti diare. Menurut penelitian Manalu,
dkk (2013) menyatakan bahwa kepadatan lalat mempunyai hubungan yang bermakna terhadap
kejadian diare pada balita.
Kotoran sapi yang tidak diolah dengan baik dapat menjadi agen penyakit dan mempengaruhi
kesehatan manusia. Menurut Agus, dkk (2014) kotoran sapi perah mengandung mikroorganisme
seperti E. coli dan Salmonella sp yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia
yaitu diare dan typhus
Saran
Kotoran kambing dapat juga dimanfaatkan sebagai kompos dengan diolah, karena saat ini
belum ada pengolahan khusus hanya dimasukkan ke dalam karung.
Kotoran ayam yang menumpuk menyebabkan akumulasi amonia di dalam kandang,
kotoran ayam harus sering dibongkar, atau ditambahkan ventilasi ruangan untuk
mengurangi kadar amonia.
Kotoran sapi dapat dimanfaatkan dengan dijadikan sebagai biogas. Menurut Haryanto
dan Thalib (2009) kotoran sapi mengandung gas metana (CH4) yang cukup tinggi. Sapi
merupakan salah satu bangsa ternak ruminansia yang menghasilkan emisi gas metana
lebih banyak dibandingkan ternak domba dan kambing.
Referensi
Agus, C., E. Faridah., D. Wulandari dan B.H. Purwanto. (2014). Peran Mikroba Starter dalam
Dekomposisi Kotoran Ternak dan Perbaikan Kualitas Pupuk Kandang. Jurnal Manusia
dan Lingkungan, Vol. 21, No. 2, Juli 2014: 179-187
Charles, R. T. & B. Hariono. 1991. Pencemaran lingkungan oleh limbah peternakan dan
pengelolaannya. Bull. FKG-UGM.X(2): 71-75.
Haryanto, B dan A. Thalib. (2009). Emisi Metana dari Fermentasi Enterik: Kontribusinya Secara
Nasional dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Ternak. WARTAZOA, Vol. 19,
No. 4, Tahun 2009.
Manalu, M., I. Marsaulina dan T. Ashar. (2013). Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca
domestica) dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Pemukiman Sekitar tempat
Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli.
Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja, Vol. 2, No. 1, 2013.
Prihandini, P. W. dan Purwanto, T. 2007. Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan
Kotoran Sapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Pasuruan