LAPORAN AMBULATOAR Pringwulung Full

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AMBULATOAR

KOASISTENSI KLINIK BEDAH DAN RADIOLOGI


DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KANDANG KAMBING/DOMBA
SATU TEMPAT DENGAN KANDANG SAPI

Disusun oleh :
Cahya Arianto
19/451366/KH/10285

Dosen Pembimbing
Dr. drh. Hartiningsih, M.P.

DEPARTEMEN ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
Pada hari kamis, 14 November 2019 kami kelompok koas A.2019.8 berkunjung ke
kelompok ternak ngudi rejo yang berada di pringwulung, caturtunggal, sleman. Pada kelompok
ternak ngudi rejo terdapat banyak hewan yang dipelihara seperti sapi, kambing, domba, ayam,
bebek, burung merpati, dan ikan lele. hal tersebut disebabkan karena peternak menyewa tempat
perpetak. Satu peternak bisa memelihara sapi, kambing/domba, dan unggas dalam satu tempat.
hal yang akan saya bahas lebih dalam yaitu mengenai kandang sapi dan kandang
kambing/domba yang dibangun bersebelahan. Pada kelompok ternak ngudi rejo masih banyak
kandang kambing/domba yang dibangun bersebelahan dengan kandang sapi seperti pada
(Gambar 1).

Gambar 1. Kandang kambing dan domba bersebelahan dengan kandang sapi di kelompok
ternak ngudi rejo

Padahal menurut Damayanti (2005) kandang kambing yang bersebelahan dengan kandang
sapi dalam jarak 10 – 100 meter bisa menyebarkan penyakit salah satunya yaitu Malignant
Catharral Fever (MCF). Penyakit tersebut merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Penyakit tersebut bukan ditularkan dari sapi ke sapi tetapi ditularkan oleh domba sedangkan domba
tidak mengalami sakit selain itu penyakit yang bisa ditularkan dari sapi ke domba atau sebaliknya
yaitu Pink eye, nematodiasis dan lain-lain. Akan tetapi pada kelompok ternak ngudi rejo meskipun
kandang kambing/domba bersebelahan dengan kandang sapi, sapi disana jarang terserang penyakit.
Sebenernya para peternak di kelompok ternak ngudi rejo sudah banyak yang tau apabila jika
kandang kambing/domba dibangun bersebelahan dengan kandang sapi tidak baik dan bisa
menyebarkan penyakit satu sama lain akan tetapi para peternak berpikir bahwa hal tersebut hanya
teori saja pada praktiknya sapi dan kambingnya tetap sehat-sehat saja meskipun berdekatan. Selain
itu peternak juga melakukan hal tersebut karena keterbatasan tempat sehingga untuk meminimalisir
biaya dan memaksimalkan pendapatan satu petak tanah yang disewa untuk melihara sapi,
kambing/domba, dan unggas. Kemudian setelah melihat kandang dan mengobrol dengan peternak
kami mencoba memberikan penjelasan kepada peternak secara kesehatan kandang kambing/domba
yang dibangun bersebelahan dengan kandang sapi dalam satu tempat tidak baik dan bisa
menyebarkan penyakit satu sama lain (Gambar 2).

Gambar 2. Pemaparan mengenai kesehatan sapi dan kambing/domba jika diletakan dalam satu
tempat

kita tidak bisa memaksakan peternak untuk merubah langsung kandangnya karena memang
harus melihat keadaan ekonomi juga. Maka dari itu kita hanya berpesan kalau tidak bisa merubah
kandangnya yang bisa dilakukan yaitu menjaga kebersihanya agar salah satu hewanya tidak terkena
penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran penyakit dari domba ke sapi atau sebaliknya.
LAPORAN AMBULATOAR

KOASISTENSI ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI

PEMBUATAN KANDANG AYAM, BEBEK, SAPI DAN DOMBA ATAU KAMBING

Disusun oleh :

Erlinda Dwi Indana

19/451383/KH/10302

Dosen Pembimbing

Dr. drh. Hartiningsih, M.P.

DEPARTEMEN BEDAH DAN RADIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
Pembuatan Kandang Ayam, Bebek, Sapi dan Domba atau Kambing

a. Letak dan ukuran


Sebelum membangun sebuah kandang, sebaiknya pemilihan letak kandang perlu
diperhatikan. Letak kandang sebaiknya agak jauh dari pusat keramaian, kesibukan atau
lalu lalang orang. Sebaiknya tidak berdekatan dengan bangunan lain seperti rumah,
perkantoran, tempat ibadah dan sekolah. Selain itu, dipertimbangkan pula mengenai
sarana transportasi, ketersediaan sumber air bersih dan bahan pakan. Kandang sebaiknya
dibangun di daerah yang tidak rawan bencana alam (Muslim, 1993).
Ukuran kandang dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan dari ternak. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan kandang yang ideal. Kandang ideal untuk
masing-masing ternak dijelaskan sebagai berikut:
 Ayam
Ukuran kandang yang ideal memiliki lebar 4-7 m agar aliran angin dari
luar kandang bisa menjangkau keseluruhan bagian kandang. Sementara itu,
panjang kandang bisa berukuran 10-20 m atau meneyesuaikan ketersediaan lahan
yang kemudian disekat menjadi beberapa bagian. Tinggi kandang bagian pinggir
atau sisi kandang minimum 3 m agar panas matahari tidak menjangkau hingga ke
bagian bawah kandang. Sementara tinggi tiang untuk bagian tengah kandang,
yaitu 4 m. jadi, kandang yang ideal adalah berbentuk persegi panjang, bukan
persegi atau kotak (Setyawan dan Sitanggang, 2017).
 Bebek
Ukuran kandang bebek disesuaikan dengan populasi. Kapasitas kandang
juga perlu diperhatikan, jangan sampai kandang terlalu padat. Ukuran disesuaikan
dengan luas kandang dan umur bebek.

Umur Kapasitas

1 minggu 25 ekor/m2

2-3 minggu 18 ekor/m2

4-6 minggu 10 ekor/m2


2-5 bulan 8 ekor/m2

5 bulan 3 ekor/m2

(Tim Trubus, 2011).

 Sapi
Kandang sapi dapat berupa kandang individu maupun kandang koloni.
Ukuran kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dewasa, yakni
sekitar 2,5 x 1,5 m. Ukuran kandang juga bisa disesuaikan dengan jenis sapi.
Kandang untuk sapi berukuran besar seperti simmental, lebar minimum sekitar
1,5-2 m. Sementara untuk lebar kandang sapi PO, sapi madura dan sapi bali
setidaknya 1,2 m dengan panjang 2,5 m. sedangkan ukuran yang digunakan untuk
kandang koloni sapi adalah sekitar 3 m2 per ekor jika sapinya dilepas dalam
kandang dan tidak diikat (Rahmat dan Harianto, 2017).
 Domba
Ukuran kandang penggemukan untuk domba yakni 0,5-0,75 m2 per ekor
domba. Kapasitas kandang dibagi berdasarkan bobot badan domba. Bobot badan
domba kisaran 20-25 kg per ekor membutuhkan luasan kandang 2,5 m x 2 m.
kandang dengan luasan tersebut dapat menampung sekitar 15 ekor domba. Jika
bobot domba 30 kg per ekor, daya tampungnya menjadi 10 ekor saja (Arifin,
2015).
Apabila domba digemukkan dalam kandang individu, ukuran luas
kandang penggemukan per ekor, yakni 0,3-0,4 m2 dengan panjang 90-110 cm,
dan lebar 38-40 cm (Arifin, 2015).

b. Bahan
Secara umum, kandang dapat dibuat dari bahan-bahan pilihan akan bertahan
kokoh dan lebih lama. Persyaratan utama dalam pembuatan kandang adalah layak untuk
ditempati dan membuat ternak nyaman (Rahmat dan Harianto, 2017).
Bahan utama yang biasa digunakan dalam pembuatan kandang untuk sebagian
besar ternak adalah kayu ataupun bambu. Konstruksi atap kandang biasanya dipilih
genting karena mampu menahan panas dan memiliki daya tahan lebih lama (Arifin,
2015).
Lantai kandang dibuat dari bahan bambu, kayu dan semen. Untuk tipe kandang
panggung, lantai kandang dibuat dari bambu, ataupun kayu. Sementara dinding kandang
untuk tipe kandang panggung juga menggunakan bahan kayu dan bamboo (Arifin, 2015).
Untuk kandang sapi, dinding kandang biasa dibuat dari semen (Rahmat dan Harianto,
2017). Dinding kandang ayam dibuat menggunakan semen pada bagian bawah sekitar 2-3
tumpuk batako yang berfungsi untuk mencegah ayam terkena angin secara langsung.
Kemudian pada bagian atas dinding batako tersebut dapat dibuat dari bambu atau kawat
ram (Setyawan dan Sitanggang, 2017).

c. Manfaat
Manfaat dari kandang untuk ternak yaitu:
1. Untuk melindungan ternak dari terik matahari, hujan dan angin yang kencang
2. Untuk memudahkan di dalam pemberian makan dan minum
3. Untuk memudahkan membersihkan dan mengumpulkan kotorannya.
(Mujiyono, 2005)

DISKUSI

Kelompok ternak Ngudirejo terletak di daerah Pringwulung, Sleman, Yogyakarta.


Kelompok ternak ini memelihara beberapa jenis hewan antara lain sapi, domba, ayam, mentok,
burung merpati dan lele. Kandang ayam di kelompok ternak tersebut terlalu padat dengan
sirkulasi udara yang kurang baik. Konstruksi kandang ayam terbuat dari semen dan bambu
dengan lantai tanah. Dalam kandang ayam tersebut juga ditempatkan kandang merpati.
A B
Gambar 1. A. kandang sapi yang menjadi satu dengan kandang burung merpati, B. kandang
ayam dan mentok yang dipisahkan oleh sekat.

Kami juga menemukan adanya satu wilayah kandang digunakan untuk sapi, domba,
burung dara, ayam dan entok yang dipisahkan oleh sekat bambu. Ukuran dan kepadatan setiap
kandang di kelompok ternak ini bervariaasi, tergantung dari pemilik kandang yang akan
menempatkan ternaknya. Ada yang sudah memenuhi persyaratan kandang seperti pada literatur,
namun ada juga yang belum memenuhi persyaratan tersebut.
Gambar 2. Kandang sapi dan domba yang dipisahkan dengan sekat
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2015. Mempercepat Penggemukan Domba. Jakarta: AgroMedia.

Mujiyono. 2005. Beternak Kerbau. Jakarta: PT Musi Perkasa Utama.

Muslim, D. A. 1993. Budidaya Ayam Bangkok. Yogyakarta: Kanisius.

Rahmat, Harianto, B. 2017. Membuat Sapi Potong Cepat Gemuk. Jakarta: AgroMedia.

Setyawan, L. A., Sitanggang, M. 2017. Beternak Ayam Kampung Joper (Jowo Super) 50 Hari
Panen. Jakarta: AgroMedia.

Tim Trubus. 2011. Itik Duo Bisa Pedaging, Bisa Petelur. Jakarta: Trubus Swadaya.
LAPORAN AMBULATOAR
KOASISTENSI ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI
KANDANG KAMBING ATAU DOMBA, KANDANG SAPI, KANDANG BEBEK,
KANDANG AYAM, TEMPAT PEMBUATAN PAKAN, GUDANG PAKAN, TEMPAT
UMBARAN, TEMPAT MANDIKAN KAMBING, TEMPAT PENGEPUL FESES DAN
URIN YANG IDEAL

Disusun Oleh :
Golda Saragih
19/451394/KH/10313

Dosen Pembimbing :
Dr. drh. Hartiningsih, M.P

DEPARTEMEN ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
Kandang Kambing / Domba

- Kandang harus dibuat kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama.
- Bahan dapat menggunakan bahan yang mudah diperoleh seperti kayu dan bambu.
- Ukuran disesuaikan dengan jumlah ternak.
- Kandang harus mudah dibersihkan, memperoleh sinar matahari pagi, memiliki ventilasi yang
cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya untuk menghindarkan dari resiko
banjir.
- Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif
kecil, misalnya dari atap rumbia atau genting tanah.
- Buat lubang penampungan kotoran di bagian bawah kandang sedalam 40 cm
- Buat saluran pembuangan air di sekitar kandang agar tidak becek

Gambar 1. Kandang sistem kolong Gambar 2. Contoh kandang sederhana

Kandang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan fungsi dari masing-
masing bagian kandang, beberapa bagian kandang yang dapat diterapkan dalam pembuatan
kandang domba diantaranya, yaitu:
a) Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas
kandang 1 x 1 m.
b) Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan.
Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
c) Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5
m/pemancak.
Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat pakan, tempat minum, gudang pakan,
lapangan terbuka untuk tempat umbaran (tempat domba diangon) dan tempat kotoran/kompos.
(Fahmi dkk., 2015)
Kandang Sapi
Kandang sapi adalah tempat ternak beristirahat dengan nyaman tanpa kehujanan dan
kepanasan karena panas matahari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
kandang ialah sebagai berikut:
1. Kandang dapat memberi kenyamanan pada ternak sapi yang menempatinya
2. Kandang didirikan terpisah dari rumah tempat tinggal dan berjarak cukup jauh
3. Kandang tidak berdekatan dengan bangunan umum seperti sekolah, mesjid, puskesmas dan
rumah sakit
4. Kandang terletak dekat dengan sumber pakan, sumber air dan mudah penganngkutannya
sehingga melancarkan pemasaran hasil produksi
5. Kandang cukup luas dna memungkinkan untuk perluasan pemeliharaan
6. Kenadang memenuhi persayaratan bai kesehatan sapi
7. Kanang mudah dibersihkan dan selalu terjaga kebersihannya
8. Kandang memberi kemudahan bagi pekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya
sehingga menghemat kerja
9. Kandang dibuat dengan arah membujur dari utara ke selatan dan bahan kandang berasal dari
bahan yang tidak terlalu mahal (terjangkau oleh peternak), mudah didapat, kuat, tahan lama,
praktis dan memenuhi persyaratan kandang yang baik
10. Dinding kandang dibiarkan terbuka lebih kurang 1m semacam ventilasi (lubang angin atau
tempat keluar masuknya angin) terbuka sehingga udara lancer keluar masuk

Gambar 3. Kandang tunggal tipe satu baris Gambar 4. Kandang tunggal tampak dari
samping

Lantai kandang dapat berasal dari:


1. Beton, dengan campuran terdiri dari 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil;
kemiringan 2 cm dan tebal 5 cm
2. Kayu, letak kayu searah dengan badan sapi, kemiringan 1 cm, tebal minimal 3 cm, jarak 15
cm dari lantai plester
Dinding. Penggunaan dinding sebaiknya hanya untuk daerah-daerah yang banyak angin dengan
tinggi bagian depan, kiri dan kanan masing-masing 1 m. daerah-daerah yang anginnya sedikit,
tidak perlu menggunakan dinding dan sebaliknya dengan menanam pohon-pohonan.
Atap.
1. Atap dapat menggunakan genteng, daun tebu, daun kelapa, alang-alang, rumbia, ijuk, asbes
atau seng
2. Daerah-daerah yang banyak angin sebaiknya tidak menggunakan genteng. Pada daerah yang
berwarna dingin, bahan atap dapat dari asbes atau seng.
Tempat pakan dan air minum dapat dibuat dari tembok beton dengan lubang pembuangan air
pada bagian sebelah bawah. Selain itu, tempat pakan dapat pula dibuat dari papan atau kayu,
tempat minum dari ember, dan bentuknya dibuat cekung.
Penyekat antara sapi-sapi perah dapat terbuat dari tembok beton, besi bulat, kayu bulat atau dari
bambu.
(Sutarto dan Sutarto, 2005)

Kandang Bebek
Bebek sejak awal sudah dipelihara dengan pola pemeliharaan kering, yaitu kandangnya
merupakan kandang kering tanpa adanya kolam atau wadah air untuk itik bermain air atau
berenang. Tempat minum pun diletakkan di bagian luar kandang untuk meminimalisasi becek di
dalam kandang.

Gambar 5. Kandang kering tanpa adanya kolam atau wadah air di dalam kandang.

Konsep pemeliharaan kering ini memberikan berbagai keuntungan bagi peternak, yaitu
kondisi kandang lebih bersih, bebek menajdi tidak mudah terserang penyakit, bau dari kandang
minim sehingga menurunkan kemungkinan adanya protes dari masyarakat sekitar apabila
peternakan berada di dekat pemukiman dan memudahkan efisiensi pemeliharaan sehari-hari.
Tidak diperlukannya kolam air juga mengefisienkan penggunaan lahan karena lahan
dapat seluruhnya digunakan untuk kandang dengan populasi bebek yang lebih besar. Selain itu,
keberadaan lokasi peternakan yang biasanya dekat dengan rawa, persawahan, ataupun sungai
seperti yang selama ini dijalankan di berbagai daerah tidak diperlukan untuk memelihara bebek.
(Polana, 2017)

Kandang Ayam
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan dalam membuat kandang yang ideal
untuk tempat ayam:
1. Sirkulasi udara baik. Udara di dalam kandang yang pengap dan bau akan menurunkan
produktivitas ayam. Kandang juga harus terbebas dari bau amonia (NH3) karena akan
mengganggu kesehatan ayam. Ayam membutuhkan oksigen yang cukup. Kebutuhan ini bisa
terpenuhi melalui embusan udara yang segar karena udara segar dari luar kandang akan
menambah kadar oksigen di dalam kandang. Kelembaban udara dalam kandang harus tetap
terjaga, jangan sampai kandang terlalu lembab. Kandang yang lembab akan memengaruhi
kesehatan ayam, daya tahan tubuh ayam menurun dan mudah terserang penyakit. Karena itu,
sirkulasi udara dalam kandang harus dijaga. Kandang ayam petelur dapat dibuat dengan
sistem terbuka supaya embusan udara cukup memberikan kesegaran dalam kandang.
2. Sinar matahari cukup. Kandang harus memeroleh sinar matahari pagi yang cukup.
Intensitas sinar matahari yang cukup aan membantu mengurangi kelembaban dalam kandang
dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan ayam. Cahaya matahari pagi
yang baik sekitar pukul 8-11 pagi karena sinarnya tidak terlalu panas dan banyak
mengandung vitamin D alami. Posisi kandang yang baik harus kena cahaya matahari namun
tidak sepanjang hari. Keadaan ini bias diciptakan dengan cara memosisikan bagian depan
atau jendela kandang menghadap kea rah tmiur dan sisi lainnya ke ara barat. Untuk
menghindari sengatan matahari yang terik, bagian atas diberi atap yang agak lebar.
Sebaiknya atap tidak terbuat dari bahan seng karena jika sinar matahari sedang terik, atap
seng akan menjadi panas dna akan mengakibatkan suhu dalam kandang meningkat. Suhu
kandnag yang tinggi akan menurunkan produktivitas dan kualitas telur yang dihasilkan.
Untuk menghindarinya, atap kandang lebih baik terbuat dari genting atau asbes..
3. Kandang mudah dibersihkan. Kandang harus mudah dibersihkan dari kotoran ayam
supaya ayam tidak terganggu oleh bau amonia yang berasal dari kotorannya. Jika kandang
menggunakan kandang koloni, lantai litternya yang berua pasir, sekam dan kapus harus
benar-benar baru. Jika kandang menggunakan kandang baterai, membersihkannya cukup
mudah yaitu dengan cara membuang kotoran ayam dan membersihkan lingkungan di bawah
kandang.
4. Lokasi kandang jauh dari pemukiman. Kandang ayam sebaiknya dibuat agak jauh dari
tempat pemukiman dan terhindar dari kebisingan. Lingkungan yang ramai atau bising akan
membuat ayam tidak bisa tenang. Ayam menjadi stress sehingga produktivitasnya menurun.
Kandang ayam harus jauh dari pemukiman supaya bau kotorannya tidak mencemari
lingkungan hidup.
(Anonim, 2005)

Gambar 6. Contoh bentuk kandang ayam (Sudrajad, 2003)

Tempat Pembuatan dan Gudang Pakan


Pembuatan gudang pakan penting karena dengan adanya tempat penyimpanan yang baik,
kualitas pakan bisa terjaga dan memudahkan pengontrolan. Gudang akan bisa dibuat terpisah
dari kandang (gudang induk) atau menjadi satu dengan kandang (gudang induk beserta gudang
pakan di setiap kandang). Pembuatan gudang induk harus disesuaikan dengan kapasitas pakan
yang biasa dipakai setiap hari. Gudang intuk dibuat untuk keperluan penyimpanan pakan selama
5-7 hari ke depan. Sedangkan gudang di kandang dibuat untuk keperluan penyimpanan pakan 1-
2 hari.

Gambar 7. Gudang pakan dalam kandang


(Fadilah, 2005)

Tempat Umbaran
Umbaran berfungsi sebagai lokasi refreshing (penyegaran) dan olahraga bagi ternak.
Ternak kesehariannya dipelihara dalam kandang perlu bermain di tempat umbaran secara teratur
agar kesehatannya tejaga (Syukur, 2016).
Tempat Memandikan Domba/Kambing
Kambing yang tidak pernah dimandikan pasti memiliki bulu yang kotor, gembel dan
lembap, terutama kambing yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan ini dapat mejadi tempat
bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayaan kesehatan. Tujuan
memandikan kambing adalah untuk menjaga kesehatannya dari kuman penyakit, parasit dan
jamur yang bersarang dalam bulu. Kambing yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan
lebih sehat. Sebaliknya, kambing potong dapat dimandikan di dalam kandang, luar kandang, atau
tempat pemandian (sumur).

Gambar 8. Kambing yang dimandikan di luar kandang


(Susanto dan Sitanggang, 2015)

Tempat Pengepul Feses dan Urin


Sisa pakan dan kotoran akan menumpuk jadi satu pada kandang tipe lemprak. Sementara
itu, pada kandang tipe panggung akan tertumpuk pada koloni lantai kandang. Agar kotoran dapa
jatuh ke bawah, lantai kandang pada tipe panggung harus diatur tidak terlalu rapat. Hal ini karena
kotoran tersebut akan mengganggu kesehatan ternak jika dibiarkkan tanpa penanganan. Oleh
karena itu, perlu disiapkan perlengkapan berupa tempat kotoran/kompos (Syukur, 2016).

Gambar 9. Skema kandang, tempat umbaran dan pengolahan kotoran (Kusumastuti dan Susilo,
2014)
Skema Perkandangan Sapi,
Kambing/Domba, Bebek dan Ayam

Ladang

Gudang
Tempat hijauan

pakan
mandi
Tempat umbaran
Pintu keluar /
(17 x 16 m) masuk
Kanda Kanda
ng ng
2,5 x 2
sapi sapi
m

Ladang
Tempat

Gudang
pakan
hijauan
mandi
Tempat umbaran
Pintu keluar /
(17 x 16 m) masuk
Tempat
Kandang
menampung 1,5 x
kambing
feses dan urin 1,75 m

Tempat
Gudang
pakan

umbaran

Pintu keluar /
masuk
Kandang Kandang Tempat
bebek bebek menampung
feses dan urin
Gudang
pakan

Pintu keluar /
masuk
Kandang Kandang Tempat
ayam ayam menampung
feses dan urin
Manajemen Sistem Kandang Peternakan di Pringwulung

Kelompok Ternak Ngudirejo, Pringwulung, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta


merupakan kelompok ternak dengan jumlah anggota sebanyak 38 peternak. Lahan peternakan
disewa oleh masing-masing peternak. Hewan ternak yang dipelihara beraneka ragam ada sapi,
domba, kambing, ayam, merpati, entok dan lele. Sistem perkandangan yang diterapkan oleh
masing-masing peternak pun berbeda, untuk tiap hewan. Ada beberapa kandang yang
menerapkan model panggung dan ada pula yang model lantai beralaskan semen atau langsung
tanah sehingga ternak bercampur dengan kotorannya. Selain itu di dalam kandang peternak
terdapat berbagai macam hewan dengan kandang berbeda namun masih dalam satu ruang yang
sama. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya lahan, biaya serta kepemilikan yang bersifat
perseorangan.

Saran dari penulis yaitu apabila pemeliharaan ternak memang dipelihara dalam satu ruang
dengan kandang yang berbeda diperlukan kesadaran peternak dalam kebersihan kandang. Tetapi
memang sebaiknya pemeliharaan hewan dipisahkan antar hewan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit. Sementara itu pada sistem perkandangan domba sebaiknya semuanya
menggunakan model kandang panggung supaya pembersihan kandang lebih mudah dan kotoran
tidak menumpuk dalam kandang sehingga kondisi kesehatan domba lebih terjaga. Dengan model
perkandangan panggung juga dapat meminimalisir bau ammonia dari kotoran dan urine yang
dihasilkan.

Gambar 10. Kandang unggas, domba sapi dan lele di Pringwulung


Daftar Pustaka
Anonim, 2005. Mencetak Ayam Aduan Unggul. Indonesia: Agromedia Pustaka

Fadilah, R. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial (ed. Revisi).
Indonesia: AgroMedia Pustaka

Fahmi, T., Tedi, S., Sujitno, E. 2015. Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba. Jawa Barat:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Kusumastuti, T.A., Susilo, B. 2016. Perkampungan Ternak Kambing. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Polana, A. 2017. Beternak Bebek Hibrida Gunsi 888 35 Hari Panen. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka

Sudrajad, 2003. Beternak Ayam Pelung. Yogyakarta: Kanisius

Sutanto, A. dan Sitanggang, M. 2015. Mengatasi Permasalahan Praktis Beternak Kambing.


Jakarta: PT AgroMedia Pustaka

Sutarto, T.N., Sutarto. 2005. Seri Life Skill: Beternak Sapi Perah. Jakarta: PT Musi Perkasa
Utama

Syukur, A. 2016. 99% Gagal Beternak Kambing. Jakarta: Penebar Swadaya


LAPORAN AMBULATOAR KOASISTENSI

ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI

UMBARAN, GUDANG PAKAN, TEMPAT PENGUMPULAN FESES, URIN DAN SISA


PAKAN AYAM, BEBEK, SAPI DAN DOMBA ATAU KAMBING

Disusun oleh:

Harsha Sree, Ravindran

19/451401/KH/10320

Dosen Pembimbing:

Dr. drh. Hartiningsih. M.P

DEPARTEMEN ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
UMBARAN

Umbaran merupakan sistem pemeliharaan dengan cara mengembalakan domba di lapangan


atau padang rumput. Pemberian konsentrat atau pakan tambahan, tetap dapat dilakukan saat
ternak digembalakan.

Keunggulan sistem umbaran yaitu dapat mengefisienkan biaya pakan karena ternak domba
mencari pakannya sendiri ketika digembalkan, serta sistem ini tidak memerlukan banyak tenaga
kerja dan waktu. Kelemahan sistem ini yaitu kualitas pakan sulit terjamin dan harus ada lahan
untuk mengembalakannya. Sistem ini tidak cocok untuk usaha penggemukan domba karena pola
makan yang tidak terkontrol dengan baik (Arifin, 2015). Kekurangan lain dari sistem ini adalah
ketersediaan rumput yang tidak bisa dijamin kontinuitasnya jika hanya menghandalkan yang
tumbuh alami, terutama ketika musim kemarau. Sistem umbaran ini memerlukan lahan
pengembalaan yang luas dan aman, baik dari gangguan manusia maupun bahan berbahaya yang
mungkin termakan domba (Harianto dkk., 2012).

Namun sistem umbaran tidak dilakukan di daerah Pringwulung karena tempatnya tidak ada
lahan. Unggas-unggas seperti ayam,bebek dan merpati dibiar keliaran dan tidak seperti sapi,
domba dan kambing di mana ternak tersebut hanya dikandangkan.

TEMPAT PENYIMPANAN PAKAN

Untuk tempat penyimpanan atau gudang yang baik, tempat penyimpanan diusahakan di
tempat yang kering/tidak lembab (kelembaban tak lebih dari 70%), temperatur di kisaran 30°C –
34°C, berventilasi, terhindar sinar matahari langsung serta terhindar dari hujan dan bocor.
Meminimalisir masuknya hama, burung, tikus, kecoa, tikus, kutu serta serangga dan hewan
lainnya. Cegah gudang menjadi tempat berkembang biaknya kuman seperti jamur yang dapat
memproduksi racun yang biasa dikenal dengan mikotoksin. Pemberian pakan yang
terkontaminasi mikotoksin pada ayam akan menimbulkan gangguan kesehatan serius
(mikotoksikosis) berupa gejala keracunan, sampai kematian. Perawatan terhadap bangunan dan
lantai supaya menciptakan kondisi bersih (Susilawati, 2013).
Proses penyimpanan pakan pellet dilakukan di gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan
pakan terbuat dari tembok, mengunakan atap genting. Letak lokasi gudang dekat dengan
kandang (Murtidjo, 1993). Gudang penyimpanan berukuran 2x2 meter dengan sirkulasi udara
menggunakan ventilasi jendela serta terdapat kipas untuk membuang udara keluar. Gudang
pakan didesain dengan alas pallet kayu berukuran 1x1 meter agar pakan tidak bersentuhan
langsung dengan lantai. Dalam pakan konsentrat biasanya ada kandungan bahan yang cepat
tengik, oleh karena itu pakan tidak disimpan dalam gudang lebih dari tujuh hari. Untuk tujuan
tersebut, sebaiknya pakan yang lebih dahulu masuk digunakan terlebih dahulu (Purbowati,
2011).

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan pakan/bahan pakan agar
kualitasnya tetap stabil antara lain (Putri et al., 2017):

1. Jumlah pakan yang disimpan tidak melebihi kapasitas gudang penyimpanan.


2. Kadar air pakan tidak lebih dari 14%.
3. Pakan harus dikemas dengan karung plastik + inner, hal ini untuk menghindari terjadinya
kontak langsung antara pakan dengan udara luar.
4. Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembab, sirkulasi udara baik dan
tidak terkena sinar matahari langsung.
5. Tumpukan pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak langsung menyentuh lantai
atau menggunakan alas berupa pallet terbuat dari kayu.
6. Jarak antara lantai dan tumpukan pakan sekitar 10 – 15 cm, untuk menjamin terjadinya
sirkulasi udara di antara tumpukan pakan dan lantai sehingga tidak lembab.
7. Jika perlu lantai ditutup dahulu dengan plastik.
8. Penerapan manajemen penggunaan pakan dengan sistem fifo (first in first out), yaitu pakan
yang datang pertama digunakan pertama kali.

Tempat pakan di deaerah Pringwulung pula masih mengikuti sistem yang tradisional. Pakan
yang tersedia adalah campuran pakan domba dan pakan sapi diantaranya adalah jerami kering
dan dedak. Tempat penyimpanan ternak terbuat dari kayu dan sudah tertutup oleh atap berupa,
alas kandang berupa tanah yang kemudian di beri kayu untuk menaruh pakan, dan tidak terdapat
dinding sehingga pertukaran udara berjalan dengan baik.
Tempat penyimpanan pakan yang berada di peternakan individu yang berada di Daerah
Pringwulung

TEMPAT PENGEPUL FESES, URIN, SISA PAKAN TERNAK

Manajemen pemeliharaan dan manajemen perkandangan sangat berpengaruh terhadap


produktifitas ternak domba yang dipelihara. Kandang berguna untuk melindungi ternak dari
gangguan luar, memudahkan pemeliharaan, memudahkan pengawasan, serta memudahkan dalam
pengumpulan kotoran. Syarat dasar untuk kandang domba adalah ventilasi, jarak lantai, cahaya,
ruang bak, air, dan ukuran kandang (Johnston, 1983). Jenis kandang yang sesuai akan
mempermudah cara membersihkan kotoran domba.

Kandang dengan model panggung lebih baik daripada kandang model lantai karena feses
dan urin dapat langsung jatuh ke bawah dan tidak menumpuk di bagian dalam kandang. Kandang
panggung terdapat kolong yang dibuat agak dalam (50 – 100 cm) untuk menampung sementara
feses dan urin, dengan adanya kolong kandang juga akan memudahkan dalam pembersihan
kotoran domba. Kotoran seperti feses, urin, dan sisa pakan selanjutnya dapat dikumpulkan dalam
suatu tempat penampung. Tempat penampung kotoran yang sederhana dapat dibuat dalam skala
yang diperlukan. Tempat penampungan hendaknya dibuat paling tidak berjarak 10 meter dari
kandang, agar tidak mengganggu kesehatan ternak. Apabila memungkinkan, di atas tempat
penampung kotoran tersebut dibuatkan atap agar kotoran yang tertampung tidak terkena hujan
yang dapat mengurangi kualitas pupuk kandang (Rianto, 2004).

Tempat pengumpulan feses, urin dan sisa pakan di kandang peternak daerah Pringwulung
belum terkontruksi dengan baik. Fesesnya dicampur sama urin dan ditumpukkan di bagian
belakang sapi tersebut sehingga menyebabkan lalat yang membawa penyakit hinggap ke atas
sapi sapi tersebut terutama pada sapi sapi yang mempunyai luka kecil. Namun pada kandang
kambing dan domba, peternak yang berada di daerah Pringwulung itu sudah membangunkan
kandang sekitar 1 meter dari bawah. Meskipun itu, pembangunan kandang tersebut tidak sesuai
dengan literatur karena masih tidak mempunyai tempat penampungan feses dan sisa pakan yang
bener sehingga dibiarin bertumpuk di lantai. Hal seperti itu mengakibatkan ammonia dan
bakteri-bakteri yang tidak diinginkan akan menumpuk di kandang dan dapat mengakibatkan
kerugian untuk ternak domba itu sendiri.

Kondisi pengumpulan fesis dan urin sapi di kandang peetrnak daerah Pringwulung
Kondisi pengumpulan feses, urin dan sisa pakan kambing dan domba di kandang peternak
daerah Pringwulung
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2015. Mempercepat Penggemukan Domba. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Harianto, B. dan Tim Penulis MT Farm. 2012. Bisnis Penggemukan Domba. Jakarta: PT.
AgroMedia Pustaka.
Johnston, R.G. 1983. Introduction to Sheep Farming. Granada; London; Syney.
Murtidjo. 1993. Memelihara Domba. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Putri, B.R.T., Partama, I.B., dan Warmadewi, D.A. 2017. Manajemen Pabrik Pakan. Denpasar:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Rianto, E. Kandang Kambing: Bahan Penyuluhan. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
UNDIP 2004
Susilawati, T., Kuswati, Winarto, P. S. 2013. Agribisnis Kambing. Malang: UB Press.
LAPORAN AMBULATOIR
KOASISTENSI ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF JIKA TERNAK DOMBA/KAMBING DAN
AYAM/MERPATI DIJADIKAN SATU KANDANG

Oleh
Linggayu Wandira
19/451418/KH/10337
Kelompok A.2019.8

Dosen Pembimbing
Dr. drh. Hartiningsih, M.P.

DEPARTEMEN ILMU BEDAH DAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERNAK DOMBA/KAMBING DAN

AYAM/MERPATI DIPELIHARA DALAM SATU KAWASAN

Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak


untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan nya bukannya mengembang
biakan tetapi mencari keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-
faktor produksi yang telah di kombinasikan secara optimal. Terdapat beberapa dampak positif
dan negatif yang terjadi jika dalam satu lingkup terdapat berbagai macam ternak, diantaranya :

A. Dampak Positif

 Hemat Lahan
Memelihara ternak membutuhkan wilayah yang luas, karena beternak tidak hanya
memelihara dengan memberi pakan tetapi juga terdapat tempat untuk berkembang biak,
umbaran, tempat induk dan cempe, tempat pejantan. Sehingga jika dalam satu lingkup
terdapat ternak domba/kambing dan ayam/merpati dapat menghemat lahan
 Mendapatkan keuntungan yang lebih besar
Keuntungan dari penjualan domba/kambing serta ayam/merpati. Pemasukan tidak hanya
dari penjuaalan satu ternak, itu sebabnya banyak peternak yang memilih memelihara
ternak tidak satu jenis
 Pengolahan limbah yang dapat digunakan untuk manfaat lain
Bulu domba diolah menjadi benang wol, lalu feses dijadikan pupuk atau biogas. Lalu
bulu ayam diolah menjadi cock badminthon. Lalu feses ayam juga bisa digunakan
sebagai pakan lele (Hidayati dkk., 2008)

B. Dampak Negatif

 Menyebar penyakit
Penyakit timbul terdapat beberapa faktor, diantaranya lingkungan yang kotor, nutrisi
yang tidak sesuai sehingga sistem imun hewan turun dan bakteri dapat menginfeksi.
Beberapa bakteri seperti Mycobacterium paratuberculosis, Mycobacterium avium ,
Salmonella sp, bakteri tersebut memiliki seroprototype yang dapat menyebabkan infeksi
tidak hanya hewan unggas seperti burung tetapi juga bisa menular ke hewan ternak
seperti domba atau sapi (NCagriculture, 2019)
 Berdampak pada kesehatan manusia
Ternak yang dicampur dengan keadaan yang kotor, akan menimbulkan penyakit yang
dapat menular ke manusia, seperti AI pada unggas atau orf pada domba, sehingga
memerlukan biosecurity yang tinggi

Pada tanggal 14 November 2019, a.2019.8 melalukan tugas yakni ambulatoar yang di
sebar di 2 tempat kelompok ternak. Kelompok ternak Ngudirejo di Pringwulung dengan ketua
kelompok bernama pak Waldi. Disana terdapat macam jenis ternak yang di pelihara secara
individu. Para peternak memiliki macam jenis ternak dalam satu lingkup. Ambil contoh pak
Waldi memiliki ternak merpati, sapi, domba, dana yam dalam 1 wilayah yang dibagi menjadi 4
kandang. Kawasan pak Waldi kurang lebih memiliki lahan 5x8m. Setelah di wawancara , cara
pemeliharan yang dicampur sudah melekat di keyakinan warga sekitar karena sesuai dengan
leluhur. Masalah perekonomian dangat minim sehingga solusi yang mereka tekuni sekarang
mengembangbiakkan ternak lebih dari satu jenis. Sehingga jika di akhir bulan tidak mempunyai
biaya, beberapa ternak mereka jual ke pasar dan hasilnya dihibahkan ke kelompok ternak untuk
keperluan ternak dan kawasan sekitar. Jika ada perubahan kandang atau pemisahan ternak itu
sangat susah karena dari lahan pun mereka menyewa individu sehingga tidak ada tempat bagi
mereka untuk memisahkan hewan. Masalah mengenai penyakit sangat jarang di kelompok ternak
ngudeirejo karena mereka memanajemen perkandangan sangat ketat, setiap hari selalu
dibersihkan dan feses ternak mereka kumpulkan jadi satu dan diberi obat agar tidak bau, karena
lokasi peternakan ini dekat dengan permukiman warga, feses yang menumpuk itu dijadikan
pupuk untuk tanaman atau dijual kepasar.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati , Y. A,. Harlia E., Marlina, E.H. 2008. Upaya Pengolahan Feses Domba dan Limbah
Usar Melalui Berbagai Metode Pengomposan. Jurnal ilmu ternak ,Juni 2008. Vol,8 no. 1,
87-90

NCDA. 2019. Animal Health Fact Sheets. http: ncagr.gov/vet/AnimalHealthFactSheets.htm (18


November 2019)
KOASISTENSI BEDAH DAN RADIOLOGI
LAPORAN AMBULATOAR

Disusun oleh :
Rahastri Swastiningrum
19/452464/KH/10383

Dosen pembimbing :
Dr. drh. Hartiningsih, M.P.

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
A. KANDANG KOLONI KAMBING DEWASA DAN SAPIH
Kandang koloni adalah kandang yang digunakan untuk menempatkan domba secara
berkelompok (Purbowati dkk., 2009).
1. Letak
Letak kandang koloni untuk kambing dewasa dan sapih berjarak ±10 meter dari
rumah warga, memiliki area yang luas dan sirkulasi udara yang baik atau memiliki
udara yang segar (Fahmi dkk., 2015).
2. Ukuran
Ukuran kandang koloni dapat dihitung dari rata-rata luas kebutuhan masing-
masing individu domba. Pada domba dewasa umur 7-10 bulan diperlukan luas
lantai sebesar 0.75 M 2/ekor sehingga kandang koloni untuk sepuluh ekor domba
membutuhkan luas kandang seluar 7.5 M 2 . Kandang domba untuk sapih 3-7 bulan
memerlukan luasan 0.5 M 2/ekor, sehingga kandang koloni yang dibutuhkan untuk
sepuluh ekor domba seluas 5 M 2 (Purbowati dkk., 2009)..
3. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan domba juga perlu dipertimbangkan
dengan baik. Kandang yang nyaman akan memberi kenyamanan domba sehingga
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pula (Sarwono, 2011). Kandang koloni
sebaiknya dipilih dari bahan yang kuat dan kokoh, bisa terbuat dari bambu atau
kayu. Lantai kandang dibuat dari kisi-kisi yang memiliki jarak dengan dasar tanah
(punya kolong). Atap dibuat dari bahan yang menyerap panas. Pemilihan bahan
atap kandang juga dapat disesuaikan dengan lokasi dari kandang itu sendiri. Atap
rumbia atau genteng dapat digunakan untuk derah panas sementara daerah dingin
dapat menggunakan atap dengan bahan seng atau asbes (Fahmi dkk., 2015).
4. Manfaat
Pemilihan jenis kandang yang digunakan pada pemeliharaan domba harus
berdasar dengan tujuan dan kebutuhan pemeliharaan. Adapun kandang koloni atau
tanpa penyekat yang relative luas dapat digunakan pada pemeliharaan domba dalam
jumlah banyak. Kandang koloni cocok untuk membesarkan domba bakalan atau
penggemukan (Purbowati dkk., 2009).
B. KANDANG INDIVIDU PENJANTAN, INDUK MELAHIRKAN DAN MENYUSUI
Kandang individu atau kandang batere merupakan kandang yang digunakan untuk
menempatkan domba secara individu (Purbowati dkk., 2009)
1. Letak
Kandang individu dibuat lebih tinggi dari daerah sekitarnya untuk
mempermudah pengaturan drainase, tidak lembab dan jauh dari kebisingan.
Kandang terletak di tempat yang kering dan tidak tergenang air, sinar matahari pagi
yang cukup dan merata, udara yang segar. Kandang individu juga harus terlindung
dari angin langsung. Terletak jauh dari sumber air minum yang digunakan oleh
masyarakat (Purbowati dkk., 2009).
2. Ukuran
Menurut Harianto (2012) andang individu rata-rata dibuat dengan ukuran 0.75
x 1.4 M 2 . Ternak jantan dibuat dengan ukuran 1.25 x 1,5 M 2 per ekor. Domba betina
bunting dan siap partus embutuhkan ukuran kandang 1.25 x 1.5 x 1.75 M 2 per ekor.
Sedangkan kandang individu untuk induk dan anak yang disusui berbeda lagi.
Seekor induk domba memerlukan luas 1.5 x 1 M 2 per ekor sedangkan untuk
anaknya memerlukan luas kandang 0.75 x 1 M 2 per ekor.
3. Bahan
Bahan kandang individu sama dengan bahan yang digunakan pada kandang
koloni. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan yaitu bahan yang dipilih tidak
membahayakan dan melukai domba (Fahmi dkk., 2015).
4. Manfaat
Kandang individu merupakan kandang yang disekat-sekat sehingga hanya
cukup untuk satu ekor domba saja. Kandang individu ini dibuat biasanya untuk
mencegah terjadinya perkelahian antar domba (Purbowati dkk., 2009). Gerakan
domba akan menjadi terbatas sehingga tidak banyak energi yang hilang untuk
aktivitas yang tidak diperlukan. Oleh karena itu, kadang individu juga sangat baik
untuk sistem penggemukan intensif (Bagus dkk., 2012).
C. PEMBAHASAN KONDISI KANDANG PRINGWULUNG (KEL. NGUDIREJO)
1) Kondisi Kandang

Keterangan Foto
Kandang koloni di kelompok ternak ngudirejo dibuat untuk penggemukan dan
bibit karena keterbatasan lahan

Kandang koloni domba dan sapi


di kelompok ternak ngudirejo
terlihat menjadi satu hanya
dibatasi dengan sekat

Bahan yang digunakan untuk


kandang yaitu terbuat dari bambu
dan beberapa semipermanen
dengan semen

Luasan kandang untuk sapi dan


domba sudah diperhatikan
dengan cukup baik

Kandang ternak disatukan


menjadi satu antara sapi, domba,
itik, ayam. Lokasi kandang dekat
dengan wilayah pemukiman dan
dekat dengan sumber air (sungai)
2) Pembahasan
Kelompok ternak ngudirejo terletak di daerah Pringwulung, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pemeliharaan berbagai macam hewan hewan dilaksanakan
oleh kelompok ternak tersebut. Beberapa hewan yang dipelihara antara lain ayam,
lele, sapi, domba, dan itik. Focus pengamatan dilaksanakan pada sistem pemeliharaan
kandang domba dan sapi
Kandang koloni berada di tengah pemukiman masyarakat dan dekat dengan
sungai. Hal ini tidak sesuai dengan letak kandang yang baik, karena kandang yang
baik seharusnya jauh dari pemukiman masyarakat dan jauh dari sungai yang
digunakan oleh masyarakat. Sapi dan domba dipelihara dengan sistem kelompok.
Luasan yang dibutuhkan untuk masing-masing domba dan sapi tidak terlalu sempit
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Bahan yang digunakan untuk membuat kandang domba sebagian besar terbuat
dari bambu dan alas beberapa bertingkat dan tidak bertingkat. Kandang sapi dibuat
dengan bahan semi permanen beralaskan semen dengan sudut kemiringan tertentu.
Atap kandang dibuat dengan bahan genting, sehingga dianggap sesuai dengan
suasana cuaca sekitar yang cukup panas.
Pemanfaatan fungsi kandang koloni sebagai penggemukan sudah dilakukan
dengan baik. Namun karena keterbatasan tempat, kandang induk bunting dan domba
induk bersama anak sapih menjadi satu di kandang koloni yang sebaiknya dibuatkan
kandang individu agar mempermudah pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, T., Tedi, S., dan Sujitno. 2015. Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak
Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Harianto, Bagus dan Tim Penulis MT. 2012. Buku Praktis Penggemukan Domba. Jakarta : PT
AgroMedia Pustaka
Purbowati, Endang dan Tim Penulis MT Farm. 2009. Usaha Penggemukan Domba. Bogor :
Penebar Swadaya
Sarwono, B. 2011. Beternak Kambing Unggul. Surakarta : Penebar Swadaya
LAPORAN AMBULATOAR

DAMPAK KEBERSIHAN KANDANG

DI KELOMPOK TERNAK NGUDIREJO PRINGWULUNG

oleh

Vika Ichsania Ninditya


19/451486/KH/10405

Pembimbing
Dr. drh. Hartiningsih, M.P

DEPARTEMEN BEDAH DAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
Kebersihan Kandang

a. Nilai positif dan dampak negatif pada ternak ayam, bebek, sapi dan domba atau kambing
pada lingkungan dan pemilik.
b. Saran

Nilai positif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada lingkungan

Kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai kompos tanaman, pembuatan kompos


dilakukan dengan pengumpulan kotoran hewan, pengeringan, pengayakan, dan setelah itu
dikemas. Berdasarkan badan pengembangan dan penelitian pertanian, kementerian pertanian
pembuatan kompos diawali dengan pengumpulan kotoran sapi dengan cara pemanenan dari
kandang sistem kelompok, dilanjutkan dengan proses pengolahan menjadi kompos curah, blok,
granula dan bokhasi. Pemanenan kompos dilakukan setelah ketebalan kotoran sapi dan urine di
dalam kandang kelompok mencapai 25 - 30 cm (1,5 – 2 bulan). Pemanenan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan jenis kompos organik, yaitu kompos curah, kompos blok, kompos granu dan
bokhasi. Kompos curah seperti yang dibuat oleh kelompok ternak ngadirejo dilakukan sesuai
dengan petunjuk dari kementerian pertanian. Kotoran yang dipanen dari kandang diangin-
anginkan di tempat teduh selama 2 bulan di musim hujan atau 1 bulan di musim kemarau,
kotoran dihancurkan dan diayak dengan ukuran lubang 0,5 x 0,5 cm, kemudian dikemas dalam
karung (Prihandini dan Purwanto, 2007)

Kandang ayam dan bebek yang bersih dapat menurunkan kadar amonia pada kandang
sehingga mengurangi penyakit iritasi mukosa saluran pernafasan pada unggas.

Dampak negatif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada
lingkungan

Kotoran ayam atau unggas lainnya yang tidak diolah atau dibersihkan akan menyebabkan
penumpukan amonia yang dapat menganggu sistem pernafasan unggas yang ada di kandang.
Selain mencemari lingkungan, gas NH3 dapat menurunkan penampilan ternak, meningkatkan
kepekaan ternak terhadap penyakit serta menurunkan efisiensi kerja dari pekerja kandang
(Charles dan Haryono, 1991).
Gambar 1. Kondisi ternak unggas yang berisi bebek, menthok, ayam dan burung domba,
ketika memasuki kandang tercium bau amonia yang menyengat karena minimnya
ventilasi

Kotoran domba atau sapi yang menumpuk dapat memicu penyakit bakterial untuk
menginfeksi hewan ternak seperti Salmonella sp dan E. coli.

Nilai positif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada pemilik

Kebersihan kandang yang baik dapat mengurangi resiko penyakit menular dari ternak ke
peternak.

Kandang yang bersih akan membuat ternak sehat, sehingga pemilik tidak usah
mengeluarkan biaya pengobatan, lingkungan yang bersih akan membuat ternak nyaman tinggal
di kandang sehingga dapat meningkatkan nafsu makan ternak. Karena nafsu makan yang baik
akan menjaga kondisi berat badannya(BPTP Maluku, 2019).

Kandang yang bersih tidak menimbulkan bau sehingga masyarakat sekitar tidak terganggu
dengan adanya kandang, pembersihan kandang dapat dilakukan pagi dan sore

Dampak negatif kebersihan kandang ternak ayam, bebek, sapi dan domba pada pemilik
Untuk mengurangi lalat yang dapat menjadi vektor penyakit dibutuhkan biaya lainnya. Lalat
merupakan binatang yang berkembang biak pada tempat kotor, sehingga kondisi kandang yang
kurang bersih dapat menjadi tempat perkembangbiakan lalat. Keberadaan lalat pada sekitar
kandang sapi perah juga dapat menjadi vektor penyakit seperti diare. Menurut penelitian Manalu,
dkk (2013) menyatakan bahwa kepadatan lalat mempunyai hubungan yang bermakna terhadap
kejadian diare pada balita.

Kotoran sapi yang tidak diolah dengan baik dapat menjadi agen penyakit dan mempengaruhi
kesehatan manusia. Menurut Agus, dkk (2014) kotoran sapi perah mengandung mikroorganisme
seperti E. coli dan Salmonella sp yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia
yaitu diare dan typhus

Saran

 Kotoran kambing dapat juga dimanfaatkan sebagai kompos dengan diolah, karena saat ini
belum ada pengolahan khusus hanya dimasukkan ke dalam karung.
 Kotoran ayam yang menumpuk menyebabkan akumulasi amonia di dalam kandang,
kotoran ayam harus sering dibongkar, atau ditambahkan ventilasi ruangan untuk
mengurangi kadar amonia.
 Kotoran sapi dapat dimanfaatkan dengan dijadikan sebagai biogas. Menurut Haryanto
dan Thalib (2009) kotoran sapi mengandung gas metana (CH4) yang cukup tinggi. Sapi
merupakan salah satu bangsa ternak ruminansia yang menghasilkan emisi gas metana
lebih banyak dibandingkan ternak domba dan kambing.

Referensi

Agus, C., E. Faridah., D. Wulandari dan B.H. Purwanto. (2014). Peran Mikroba Starter dalam
Dekomposisi Kotoran Ternak dan Perbaikan Kualitas Pupuk Kandang. Jurnal Manusia
dan Lingkungan, Vol. 21, No. 2, Juli 2014: 179-187

Charles, R. T. & B. Hariono. 1991. Pencemaran lingkungan oleh limbah peternakan dan
pengelolaannya. Bull. FKG-UGM.X(2): 71-75.

Haryanto, B dan A. Thalib. (2009). Emisi Metana dari Fermentasi Enterik: Kontribusinya Secara
Nasional dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Ternak. WARTAZOA, Vol. 19,
No. 4, Tahun 2009.

Manalu, M., I. Marsaulina dan T. Ashar. (2013). Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca
domestica) dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Pemukiman Sekitar tempat
Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli.
Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja, Vol. 2, No. 1, 2013.
Prihandini, P. W. dan Purwanto, T. 2007. Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan
Kotoran Sapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Pasuruan

Anda mungkin juga menyukai