KWU-makalah Kelompok-Teknik Presentasi
KWU-makalah Kelompok-Teknik Presentasi
KWU-makalah Kelompok-Teknik Presentasi
Teknik Presentasi
Salah satu hal yang paling ditakuti dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional
adalah ketika harus berbicara atau berkomunikasi di depan banyak orang, baik untuk acara
sosial, seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan, bahkan dalam acara apa saja, dimana
sebagian besar hadirin adalah orang yang telah dikenal dengan baik. Riset yang dilakukan oleh
Malouf dalam Macnamara (1998) menyatakan bahwa indera pendengaran manusia hanya bisa
menerima pesan 11%, sedangkan 75% diterima secara visual. Berbicara di depan publik,
merupakan keterampilan yang harus dikuasai, karena pada suatu saat, pastilah seseorang harus
berbicara dihadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau
pendapat tentang sesuatu hal yang diyakini.
K. Persiapan Presentasi
Untuk melakukan presentasi yang sukses, maka perlu memperhatikan langkah-langkah yang
menjadi kunci keberhasilan suatu presentasi. Oleh karena itu, 8 (delapan) langkah berikut ini,
akan sangat membantu dalam memanfaatkan subyek pengetahuan secara optimal, yaitu :
1) Analisa Pendengar (Siapa pendengarnya? Apa yang ingin diketahui para pendengar ?)
2) Peninjauan Lokasi, untuk mempertimbangkan persiapan volume suara yang akan
dikeluarkan dan kenyamanan pendengar
3) Kerangka dan Susunan, dilakukan agar keseluruhan presentasi dapat tersusun dengan
baik termasuk pembuatan outline atau garis besar materi yang akan disampaikan
4) Penelitian dan Penerapan, dilakukan untuk mengkaji susunan yang akan digunakan
5) Penulisan Naskah/ Catatan, dilakukan untuk memperlancar proses presentasi agar mudah
dikembangkan dari pokok-pokok pikiran yang telah dicatat
6) Penyajian dengan Alat, dilakukan untuk memudahkan presenter dalam melakukan
presentasi dan membuat pendengar lebih mudah menangkap informasi dengan alat
presentasi. Selain itu, untuk meningkatkan penyampaian pesan, maka penyaji perlu
menyediakan media untuk memudahkan penerimaan informasi diterima dengan baik.
media yang digunakan seperti penambahan gambar, clip art, animasi, atau video.
7) Praktek dan Latihan, Teknik-teknik yang harus diperhatikan dalam praktek dan latihan:
a. Suara. Perlu pengaturan irama dan tempo dengan mengatur pernapasan dengan
baik dan menggunakan jeda suara secara jelas. Suara yang dikeluarkan tidak perlu teriak
namun harus jelas dan lantang.
b. Jarak Pandang. Saat berdiri di depan publik, pastikan bisa melihat ke segala arah.
Arahkan pandangan tiap saat ke tiap bagian posisi pendengar.
c. Perilaku, perlu mengindari perilaku teatrikal, seperti bermain-main dengan
ballpoint atau pensil, karena selain mengganggu konsentrasi pendengar, juga mengurangi
perhatian ke topic pembicaraan dan juga akan dicap tidak mampu menguasai diri.
d. Menjadi Diri Sendiri, ini merupakan hal penting dari sebuah presentasi. Jangan
terjebak pada gaya, atau ciri khas orang lain.
e. Sasaran, dilakukan dengan menentukan sasaran dan target yang ingin dicapai,
sehingga pembicara dengan mudah dapat menyusun pokok-pokok yang akan
disampaikan dalam presentasi. Dengan sasaran dan target yang jelas, audiens dapat lebih
memahami isi pesan tersebut.
f. Jangan Terlalu Banyak Informasi.
Berdasarkan pengalaman, pendengar lebih bisa memahami informasi yang singkat,
disertai contoh visual maupun suara. Menjejali dengan informasi sebanyak-banyaknya
kepada pendengar, sama artinya pembicara tidak memberikan informasi apa-apa. Sebab,
daya tahan dan daya ingat seseorang amat terbatas.
g. Jangan Terlalu Lama.
Berbicara terlalu lama akan membosankan pendengar. Selain itu, membuat pendengar
lupa apa yang telah disampaikan. Jadwalkan waktu presentasi sekitar 30 menit dan
tetapkan tema yang akan memberi identitas bagi presentasi.
8) Presentasi/ Penyampaian
Berbicara di depan publik merupakan suatu seni berkomunikasi. Dalam berkomunikasi,
pembicara atau presenter perlu memahami 5 (lima) komponen atau unsur penting yang
harus diperhatikan. Kelima (5) unsur tersebut adalah pengirim pesan (sender), pesan
yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau
medium), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Bagian ini merupakan
tahapan akhir dari persiapan suatu presentasi. Oleh karena itu, tahapan persiapan
sebelumnya, harus benar-benar dipahami dan dikuasai sebelum pembicara tiba di lokasi
dan waktu untuk persentasi.
L. Presentasi
Menurut Guffey (1991), dalam melaksanakan suatu presentasi, setidak-tidaknya ada 9
(sembilan) hal penting yang harus dilaksanakan, yaitu:
1) Mulailah dengan sebuah pause. Bila pertemuan dengan audiens adalah yang pertama
kalinya, maka pembicara harus menciptakan rasa nyaman pada dirinya sendiri dan membuat
momen tersebut menjadi berkesan.
2) Menyajikan kalimat pertama yang ada dalam ingatan. Ingatan dalam kalimat
pembukaan
tersebut dapat menjalin hubungan dengan audiens melalui kontak mata, sehingga pembicara
kelihatan tahu dan dapat mengontrol situasi.
3) Memelihara kontak mata. Tataplah audiens. Apabila banyaknya audiens membuat
pembicara merasa takut, maka sebaiknya pembicara mengambil dua orang audiens di sisi
kanan dan dua orang audiens di sisi kiri, kemudian pembicaraan diarahkan kepada orangorang
tersebut.
4) Kontrol kosa kata dan suara. Berbicaralah dengan lembut dan cukup keras untuk
didengar.
Hilangkan verbal static seperti ..eh..., ehm.....dan ...oh.... Lebih baik sunyi daripada diisi
dengan verbal static pada saat pembicara berpikir atau mencari ide.
5) Pasanglah rem. Pembicara pemula biasanya berbicara dengan sangat cepat, seakan
memperlihatkan suatu kegelisahan, sehingga membuat audiens sulit untuk mengerti maksud
pembicaraan. Oleh karena itu, sebaiknya berbicara dengan perlahan dan dengarkan apa yang
terucap dari mulut.
6) Bergerak secara alami. Gunakanlah podium untuk meletakkan catatan agar dapat
dengan
leluasa bergerak. Hindarilah kegelisahan akan catatan, pakaian atau materi pembicaraan yang
diletakkan dalam saku. Belajarlah untuk menggunakan gerakan tubuh dalam
mengekspresikan isi pembicaraan.
7) Menggunakan alat peraga visual secara efektif. Paparkan dan diskusikan materi
pembicaraan dengan alat peraga visual, dengan cara menggerakkan ke kiri atau ke kanan agar
terlihat utuh keseluruhan, kalau perlu dengan menggunakan pointer.
8) Hindarilah penyimpangan. Berpeganglah kepada garis besar dan catatan pembicaraan.
Jangan menyimpang kepada pembicaraan yang tidak sesuai dengan materi yang akan
dibawakan, karena pendengar mungkin tidak akan terpikat dengan topik yang menyimpang
tersebut.
9) Ringkaslah poin-poin utama. Simpulkan presentasi dengan menyatakan poin-poin
utama
atau menekankan kepada apa yang harus didengarkan dan dipikirkan oleh audiens.
Menurut Gumbira_Sa’id (2005) ada The Eight’s Be untuk melakukan presentasi prima, yaitu:
Be front : Tepat waktu
Be presentable : Hadir, menarik dan bermanfaat.
Be prepared : Siap tempur
Be relevant : Mutakhir dan sesuai janji/harapan
Be organized : Teratur dan sistematik
Be receptive : Menerima saran dan kritik dengan tulus
Be throught : Tuntas, jelas dan menyeluruh
Be brief : Optimal dan seringkas mungkin.
Pada intinya, didalam melakukan presentasi efektif diperlukan kemampuan mengatur
posisi postur tubuh (menyentuh atau mendekat) di depan audiens, kemampuan menggunakan alat
bantu, persiapan, menghadapi kecemasan, penyampaian dan teknik tanya jawab.