3 Macam Bentuk Gunung Dan 7 Tipe Gunung Api

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

3 Macam Bentuk Gunung dan 7 Tipe Gunung Api

3 Macam Bentuk Gunung


Berdasarkan tipe letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Gunung Api Strato atau Kerucut


Kebanyakan gunung berapi didunia merupakan gunung api kerucut. Kerucut ini
terbentuk karena materi letusan gunung berapi merupakan campuran antara hasil
erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Sebagian gunung berapi di Sumatra, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung berapi kerucut.

2. Gunung Api Maar


Gunung api maar terbentuk karena adanya letusan eksplosif dari dapur magma yang
relative kecil atau dangkal. Contoh gunung api ini antara lain Gunung Bromo dan
Gunung Tangkuban Perahu di Indonesia.

3. Gunung Api Perisai


Gunung ini terbentuk karena magma yang keluar dari dapur magma bersifat cair. Di
Indonesia tidak ada gunung yang berbentu perisai. Gunung api perisai contohnya
Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat.

MACAM-MACAM GUNUNG API DAN TIPE ERUPSINYA

23 April 2016

Gunung Berapi dan Erupsi


Anak Krakatau. Sumber: Google
Erupsi adalah proses keluarnya material-material dari dalam bumi dan fragmen- fragmen batuan
yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi. Erupsi gunung api merupakan bagian dari proses
vulkanisme. Berikut merupakan istilah yang akan sering dijumpai pada artikel ini:
• Magma, merupakan cairan pijar yang terdapat di dalam bumi;
• Lava, merupakan magma yang keluar ke permukaan bumi;
• Litosfer, merupakan lapisan batuan. Berasal dari kata “lithos” yang berarti batuan dan “sphere”
yang berarti lapisan.
• Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material pasir, batu, dan air. Lahar
dibedakan menjadi dua yaitu, lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas adalah lahar yang baru
keluar dari lubang kepundan. Lahar dingin adalah lahar yang telah mengalami proses
pendinginan dan telah bercampur dengan air hujan.
Umumnya, terdapat tanda- tanda gunung api yang akan meletus, antara lain:
• Naiknya suhu pada daerah sekitar gunung berapi;
• Seringnya terjadi gempa vulkanik dengan pusatnya berada pada daerah sekitar gunung berapi;
• Kerap kali terdengar suara gemuruh;
• Tumbuhan-tumbuhan pada badan gunung dan daerah sekitar gunung berapi menjadi kering;
• Turunnya hewan-hewan gunung.
Proses Terjadinya Erupsi (Proses Meletusnya Gunung Berapi)
Umumnya, hal ini disebabkan oleh tekanan gas yang kuat yang berasal dari dalam bumi yang
terus-menerus mendorong magma. Magma yang terdorong tadi sedikit demi sedikit terus
bergerak naik karena massanya yang lebih ringan dibandingkan batuan padat disekitarnya.
Dalam perjalanannya, magma yang bersuhu sekitar1200 derajat celcius ini melelehkan batuan
disekitarnya dan terjadilah penumpukan magma. Dari sini, tekanan yang berasal dari dalam bumi
menjadi semakin besar karena magma terhambat oleh lapisan batuan padat (lithosfer) yang sulit
ditembus. Karena tekanan yang sangat besar pada daerah ini, maka disini tersimpan tenaga yang
sangat besar sehingga lapisan batuan yang sedikit lebih rapuh menjadi retak dan lewat celah
retakan inilah magma menjalar keluar. Sambil menjalar, magma melelehkan saluran retakan
sehingga membentuk saluran yang disebut pipa kepundan. Ketika lapisan batuan (lithosfer) ini
sudah tidak mampu membendung tenaga dari magma, maka akan terjadi ledakan dan semburan
yang sangat kuat sebagai reaksi dari pelepasan energi (tenaga) dari dalam bumi. Alhasil,

permukaan bumi tertembus dan HOLAAAA, terjadilah erupsi.


Penampang gunung apiSumber: Google

Erupsi gunung Sinabung November 2013 Sumber: mbah google


Tipe- tipe Letusan Gunung Api
1. Tipe Hawaiian. Letusan tipe ini menyebarkan lava ke segala arah. Skala letusannya tidak
besar, namun terus terjadi secara konsisten. Disebut “hawaiian” karena sering terjadi pada
gunung-gunung berapi di daerah Hawaii.
2. Tipe Stromboli. Letusan jenis ini secara konstan terus berlangsung meskipun hanya berupa
ledakan-ledakan kecil. Dalam skala waktu tertentu biasanya gunung akan mengeluarkan benda
padat berupa batu atau abu vulkanik.
3. Tipe Vulkano (vulcano). Letusan jenis ini merupakan yang paling umum terjadi. Skala
letusannyaa berdasarkan tingkat tekanan. Gunung yang meletus dengan tipe letusan ini biasanya
menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, apalagi jika tekanan dari dalam bumi besar.
4. Tipe Merapi. Tipe letusan ini merupakan salah satu yang tidak kalah mengerikannya
dibandingkan dengan tipe vulkano. Letusannya memecah sumbatan lava karena tekanan yang
sangat besar dan mengeluarkan lahar serta awan panas (wedhus gembel).
5. Tipe Perret (plinian). Letusan jenis ini sangat berbahaya. Letusan ini akan mengeluarkan gas
yang membumbung tinggi dan membentuk semacam bunga kol pada ujungnya. Sakla letusannya
sangat besar, bahkan menyebabkan dinding kawah merosot dan menyebabkan terbentuknya
kaldera. Contoh letusan tipe ini adalah gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menghancurkan
sebagian besar pulaunya.
6. Tipe Sint Vincent. Dinamakan seperti ini karena pernah terjadi pada gunung sint vincent pada
tahun 1902. Letusan tipe ini akan menyebabkan daerah sekitar terkena lahar panas karena lelehan
lava bercampur dengan air danau kawah dan tumpah bersamaan. Di Indonesia pernah terjadi
pada Gunung Kelud tahun 1919.
7. Tipe Pelee. Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung
api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
REPORT THIS AD

Material Hasil Letusan yang Dikeluarkan


• Gas vulkanik, adalah gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut
antara lain karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida(H2S), sulfur
dioksida (S02), dan nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
• Lava dan aliran pasir serta batu panas. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai
sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan
membentuk bermacam-macam batuan.
• Lahar. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
• Hujan Abu, merupakan material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan
kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan dan menghambat aktifitas
kehidupan sehari-hari.
• Awan panas, merupakan hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam
gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih dari
600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala,
lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas

Maknanya warga disekitar gunung brapi tersebut harus berhati hati atau segera
mengungsi ke tempat yg aman karena kemungkinan besar gunung berapi tersebut
dapat meletus

Bahaya tidak langsung letusan gunung berapi


Letusan gunung tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan, contohnya hilangnya daerah
resapan air, mata air dan hutan.

Cara menanggulangi bencana Gunung meletus, negara Indonesia terletak di jalur gunung berapi
yang aktif, sehingga memiliki kemungkinan untuk mengalami bencana gunung meletus
dibandingkan dengan negara-negara lain, namun kita tidak perlu khawatir dengan adanya
kemungkinan tersebut, karena bencana gunung meletus dapat kita atasi dengan berbagai
macam cara sehingga dampak negatif dari bencana tersebut tidak terlalu besar. Beberapa
macam cara tersebut adalah sebagai berikut

Sebelum bencana gunung meletus terjadi

1. Mengadakan pemantauan rutin terhadap gunung berapi yang aktif, dengan melakukan
pemantauan maka kita dapat mengetahui kapan gunung tersebut akan meletus.
2. Melakukan sosialiasi dan simulasi terkait bencana gunung berapi, dengan sosialisasi dan
simulasi, maka kita mengetahui apa saja yang harus disiapkan dan dilakukan ketika bencana
datang.

3. Membuat tanda dan jalur evakuasi, dengan membuat tanda dan jalur, maka kita sudah
selangkah lebih siap dan tidak panik ketika bencana terjadi dan mengetahui kemana kita harus
pergi.

Setelah mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi, maka langkah
berikutnya adalah yang harus kita lakukan ketika bencana terjadi, langkah tersebut adalah
sebagai berikut

1. Melakukan pengamanan diri sesuai dengan prosedur, seperti menggunakan masker,


berkumpul di tempat yang aman.

2. Membentuk tim khusus untuk penanganan bencana gunung berapi.

Langkah terakhir adalah langkah setelah terjadi bencana gunung berapi, langkah tersebut
antara lain

1. Melakukan pelaporan terkait kerusakan dan korban baik jiwa maupun materi kepada dinas
terkait.

2. Memperbaiki tempat tinggal dan fasilitas umum laiinya.

PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI DAN CARA PENANGGULANGAN


A. Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan
untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun
padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan
itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
B. Tipe Penanggulangan Gempa Bumi
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari
yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar
keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik
dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari
lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut
begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
C. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang
paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa
bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa
gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi
dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia
senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi.
REPORT THIS AD
D. 10 Tips Penanggulangan Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.
 Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda
dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
 Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika
gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang,
jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
 Di luar rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala
anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
 Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
petugas atau satpam.
 Di dalam lift

Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti,
keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer
gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
 Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
 Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda
akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan,
pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus
mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
 Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan
tanda- tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
 Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar.
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
yang berada di sekitar anda.
 Dengarkan informasi
REPORT THIS AD
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang
benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi.
Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Iklan
Penyebab Terjadinya Tsunami

Tsunami menjadi populer di telinga masyarakat Indonesia sejak kota Banda Aceh luluh lantak
pada bulan Desember 2004. Sebelumnya, meski tsunami sering terjadi kata itu kurang dikenal.
Kebanyakan tsunami yang terjadi sebelum peristiwa Tsunami Aceh itu hanyalah tsunami kecil
dan terjadinya pun lebih sering mengenai pulau-pulau kecil tak berpenghuni. Tsunami besar
yang terjadi di Banda Aceh itu membuka kesadaran banyak orang sekaligus menimbulkan
pertanyaan tentang penyebab terjadinya tsunami.
Kata tsunami ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu tsu dan nami. Tsu berarti
pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sendiri berarti perpindahan badan secara yang
terjadi akibat perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut
dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000 km per jam atau setara dengan kecepatan
pesawat terbang namun ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1 meter.
Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30
km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya
banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketika tiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan
yang disebabkan oleh tsunami.

Penyebab Tsunami
Mungkin Anda pernah bertanya, kenapa tsunami ini bisa terjadi? Ada banyak penyebab tsunami
yang perlu Anda ketahui. Gempa tektonik dalam laut, letusan gunung berapi di bawah laut,
longsor, meteor yang jatuh dalam laut, maupun karena badai besar yang menuju daratan. Namun,
yang paling banyak terjadi adalah tsunami karena gempa tektonik bawah laut.
Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:

1. Gempa bumi yang berpusat di bawah laut

Gempa bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami yang
menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau
Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi
terkena tsunami.
Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan
kriteria sebagai berikut:
– Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
– Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
– Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
– Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).

2. Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan
gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung
Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat
pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur
dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk
berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.

3. Longsor Bawah Laut

Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng
benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena
longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau
Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.

4. Hantaman Meteor di Laut

Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
Pengertian Hiposentrum, Episentrum, dan Seismometer
Bumi adalah planet yang terdiri dari berbagai macam lapisan (Baca: Struktur Lapisan
Bumi dan Penjelasannya). Setiap lapisan menyusun bumi. lapisan bumi yang paling
dalam adalah inti bumi. inti bumi adalah lapisan bumi terdalam, dan yang menyimpan
magma (Baca: Inti Bumi : Pengertian, Material, Suhu, dan Peranannya). Sedangkan
lapisan bumi yang paling atas adalah kerak bumi (Baca: Kerak Bumi dan
Penjelasannya). kerak bumi memiliki permukaan yang tidak rata.

Permukaan yang tidak rata ini diakibatkan adanya tenaga yang mengubah bentuk
permukaan bumi (Baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya). tenaga
tersebut adalah tenaga eksogen dan tenaga endogen. Tenaga eksogen adalah tenaga
yang berasal dari luar bumi (Baca: Jenis Tenaga Eksogen Pengubah Muka Bumi).
tenaga ini memanfaatkan angin, air, dan gletser dalam prosesnya. Tenaga eksogen
antara lain erosi dan sedimentasi. Sedangkan tenaga endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam bumi (Baca: Macam-macam Tenaga Endogen dan Penjelasannya).
tenaga ini antara lain tektonisme, vulkanisme, dan seisme. Berikut adalah penjelasan
mengenai hiposentrum, episentrum, dan seismometer :

Pengertian Seisme
Seisme adalah gerakan atau getaran kerak bumi yang diakibatkan oleh gelombang
seismik (Baca: Pengertian Seisme dan Contohnya). Seisme juga bisa disebut sebagai
gempa bumi. seisme dapat terjadi akibat adanya getaran di dalam maupun di atas
permukaan bumi. getaran atau gelombang yang ada di dalam atau di permukaan bumi,
dapat terjadi akibat adanya patahan. Patahan adalah proses pembentukan permukaan
bumi, dimana terdapat tekanan pada bagian bumi yang keras, sehingga menyebabkan
permukaan bumi menjadi patah (Baca: Bentuk-bentuk Patahan dan Penjelasannya).

Seisme atau gempa bumi dapat terjadi akibat adanya tektonisme atau vulkanisme.
Tektonisme adalah gerakan yang ada di dalam bumi, akibat adanya tekanan yang ada
di dalam bumi. tekanan ini menghasilkan tenaga horizontal dan vertikal, yang menekan
kerak bumi. sedangkan vulkanisme adalah gerakan magma di dalam bumi. akibat
gerakan ini bumi menjadi tertekan dan bergetar.

Seisme atau gempa bumi dapat terjadi di laut maupun di darat. Kekuatan dari gempa
bumi, dapat mempengaruhi tingkat kerusakan yang terjadi pada kerak bumi. kekuatan
gempa bumi di ukur dengan skala rickter atau skala magnitudo. Skala 1 adalah yang
terkecil, sedangkan skala 3 hingga 6 gempa yang ditimbulkan tidak membahayakan.
Skala 7 ke atas adalah kekuatan gempa bumi yang mampu menghancurkan gedung
dan meretakkan tanah. Jika gempa bumi dengan skala di atas 7 berada di laut, maka
berpotensi menjadi tsunami. Tsunami adalah gelombang air laut yang sangat besar.
Pada gempa bumi, mencari hiposentrum dan episentrum sangat penting, untuk
mengetahui lokasi titik gempa, kekuatan, serta sejauh mana gempa itu terasa.
Pengertian Hiposentrum

Gempa bumi adalah salah satu tenaga di bumi yang dapat memberikan akibat pada
kehidupan manusia. Semakin kuat dan semakin dekat dengan titik gempa, maka
kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Pengertian Hiposentrum adalah
pusat titik gempa yang ada di dalam bumi. Hiposentrum diukur melalui gelombang
seismik. Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang memancarkan getaran di
dalam dan di permukaan bumi. hiposentrum adalah pusat gempa. Sehingga lokasi
hiposentrum adalah lokasi awal dari gempa bumi itu terjadi. Gempa bumi yang terjadi
akibat dari tektonisme dan vulkanisme pasti memiliki hiposentrum.

Tekanan yang ada di dalam bumi, akan menyebakan lapisan bumi bergetar, yang
menghasilkan hiposentrum. Semakin dekat hiposentrum, maka gempa akan semakin
terasa, dan kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Hiposentrum yang ada di
laut dan semakin dekat dengat dengan permukaan dasar laut lebih berbahaya, karena
dapat menciptakan tsunami. Gempa bumi sendiri dibagi menjadi 3, berdasarkan
kedalaman hiposentrumnya. Pembagian tersebut adalah gempa bumi dangkal, gempa
bumi sedang, dan gempa bumi dalam.

 Gempa bumi dangkal jika hiposentrumnya berada pada kedalaman di atas 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi tipe ini adalah gempa bumi yang merusak, karena
hiposentrum berada dekat dengan permukaan bumi.
 Gempa bumi sedang jika hiposentrumnya berada pada kedalaman antara 60 hingga
300 km dari permukaan bumi. gempa ini tidak begitu merusak, karena titik
hiposentrumnya tidak dekat dengan permukaan bumi.
 Gempa bumi dalam jika hiposentrumnya berada pada kedalaman lebih dari 300 km dari
permukaan bumi. gempa ini tidak terasa dan tidak menghasilkan kerusakan pada
permukaan bumi. gempa ini hanya dapat di deteksi dengan memakai alat bantu untuk
mendeteksi gempa.

Pengertian Episentrum

Hiposentrum adalah pusat gempa atau dapat dikatakan sebagai titik pusat gempa.
Sedangkan episentrum adalah gempa yang terjadi di permukaan bumi. Episentrum
dapat dikatakan sebagai gelombang hasil dari rambatan dari hiposentrum. Saat
hiposentrum menghasilkan satu titik gempa, gempa itu memiliki gelombang yang
membentuk melingkar. Gelombang tersebut semakin lama akan meleber dan
menghilang. Episentrum adalah gelombang, hasil dari titik hiposentrum. Hal ini dapat
diumpamakan pada air yang tenang. Saat air tenang, mendapatkan tekanan pada satu
titik, maka timbul gelombang yang melebar dan semakin jauh dari pusat atau titik
tekanan, gelombang tersebut akan semakin melebar, dan kemudia menghilang.
Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya. Dapat
dikatakan, episentrum adalah medium yang bertugas meneruskan getaran ke
permukaan bumi. episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak
episentru, diperlukan sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA. Metode
LASKA adalah metode yang menghitung selisih datangnya gelombang primer dan
sekunder saat terjadinya gempa. Gempa bumi sendiri, dibedakan menjadi dua,
berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang primer dan gelombang sekunder

 Gelombang primer adalah gelombang yang merambat, dan berasal dari pusat gempa.
Gelombang ini cepat, dan dapat merusak.
 Gelombang sekunder adalah gelombang yang merambat akan tetapi memiliki
kecepatan yang lebih pelan. Gelombang ini ada setelah gelombang primer. Kekuatan
gelombang sekinder lebih lemah dari gelombang primer.

Pengertian Seismometer

Seismometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur gempa bumi. alat ini mampu
mendeteksi hiposentrum dan episentrum. Hasil dari seismometer adalah seimogram.
Seismogram adalah hasil dari seismometer yang berbentuk gambar getaran.
Seismogram dapat menentukan kekuatan gempa, lokasi hiposentrum, kekuatan
episentrum, serta merekam dengan akurat berapa kali gempa terjadi.

Sebelumnya, seismometer hanya mampu mengukur getaran horizontal saja. Akan


tetapi, dengan semakin majunya teknologi, kini seismogram mampu mendeteksi
getaran vertikal. Seismogram menggunakan skala rickter untuk menentukan besaran
gelombang terjadi saat gempa bumi, dan memakai skala mercalli untuk menentukan
intensitas gempa, serta dampak gempa bumi pada permukaan bumi seperti tanah,
bangunan dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai