3 Macam Bentuk Gunung Dan 7 Tipe Gunung Api
3 Macam Bentuk Gunung Dan 7 Tipe Gunung Api
3 Macam Bentuk Gunung Dan 7 Tipe Gunung Api
23 April 2016
Maknanya warga disekitar gunung brapi tersebut harus berhati hati atau segera
mengungsi ke tempat yg aman karena kemungkinan besar gunung berapi tersebut
dapat meletus
Cara menanggulangi bencana Gunung meletus, negara Indonesia terletak di jalur gunung berapi
yang aktif, sehingga memiliki kemungkinan untuk mengalami bencana gunung meletus
dibandingkan dengan negara-negara lain, namun kita tidak perlu khawatir dengan adanya
kemungkinan tersebut, karena bencana gunung meletus dapat kita atasi dengan berbagai
macam cara sehingga dampak negatif dari bencana tersebut tidak terlalu besar. Beberapa
macam cara tersebut adalah sebagai berikut
1. Mengadakan pemantauan rutin terhadap gunung berapi yang aktif, dengan melakukan
pemantauan maka kita dapat mengetahui kapan gunung tersebut akan meletus.
2. Melakukan sosialiasi dan simulasi terkait bencana gunung berapi, dengan sosialisasi dan
simulasi, maka kita mengetahui apa saja yang harus disiapkan dan dilakukan ketika bencana
datang.
3. Membuat tanda dan jalur evakuasi, dengan membuat tanda dan jalur, maka kita sudah
selangkah lebih siap dan tidak panik ketika bencana terjadi dan mengetahui kemana kita harus
pergi.
Setelah mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi, maka langkah
berikutnya adalah yang harus kita lakukan ketika bencana terjadi, langkah tersebut adalah
sebagai berikut
Langkah terakhir adalah langkah setelah terjadi bencana gunung berapi, langkah tersebut
antara lain
1. Melakukan pelaporan terkait kerusakan dan korban baik jiwa maupun materi kepada dinas
terkait.
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti,
keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer
gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda
akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan,
pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus
mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan
tanda- tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar.
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
yang berada di sekitar anda.
Dengarkan informasi
REPORT THIS AD
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang
benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi.
Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Iklan
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami menjadi populer di telinga masyarakat Indonesia sejak kota Banda Aceh luluh lantak
pada bulan Desember 2004. Sebelumnya, meski tsunami sering terjadi kata itu kurang dikenal.
Kebanyakan tsunami yang terjadi sebelum peristiwa Tsunami Aceh itu hanyalah tsunami kecil
dan terjadinya pun lebih sering mengenai pulau-pulau kecil tak berpenghuni. Tsunami besar
yang terjadi di Banda Aceh itu membuka kesadaran banyak orang sekaligus menimbulkan
pertanyaan tentang penyebab terjadinya tsunami.
Kata tsunami ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu tsu dan nami. Tsu berarti
pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sendiri berarti perpindahan badan secara yang
terjadi akibat perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut
dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000 km per jam atau setara dengan kecepatan
pesawat terbang namun ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1 meter.
Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30
km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya
banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketika tiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan
yang disebabkan oleh tsunami.
Penyebab Tsunami
Mungkin Anda pernah bertanya, kenapa tsunami ini bisa terjadi? Ada banyak penyebab tsunami
yang perlu Anda ketahui. Gempa tektonik dalam laut, letusan gunung berapi di bawah laut,
longsor, meteor yang jatuh dalam laut, maupun karena badai besar yang menuju daratan. Namun,
yang paling banyak terjadi adalah tsunami karena gempa tektonik bawah laut.
Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:
Gempa bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami yang
menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau
Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi
terkena tsunami.
Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan
kriteria sebagai berikut:
– Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
– Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
– Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
– Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan
gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung
Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat
pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur
dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk
berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng
benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena
longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau
Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
Pengertian Hiposentrum, Episentrum, dan Seismometer
Bumi adalah planet yang terdiri dari berbagai macam lapisan (Baca: Struktur Lapisan
Bumi dan Penjelasannya). Setiap lapisan menyusun bumi. lapisan bumi yang paling
dalam adalah inti bumi. inti bumi adalah lapisan bumi terdalam, dan yang menyimpan
magma (Baca: Inti Bumi : Pengertian, Material, Suhu, dan Peranannya). Sedangkan
lapisan bumi yang paling atas adalah kerak bumi (Baca: Kerak Bumi dan
Penjelasannya). kerak bumi memiliki permukaan yang tidak rata.
Permukaan yang tidak rata ini diakibatkan adanya tenaga yang mengubah bentuk
permukaan bumi (Baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya). tenaga
tersebut adalah tenaga eksogen dan tenaga endogen. Tenaga eksogen adalah tenaga
yang berasal dari luar bumi (Baca: Jenis Tenaga Eksogen Pengubah Muka Bumi).
tenaga ini memanfaatkan angin, air, dan gletser dalam prosesnya. Tenaga eksogen
antara lain erosi dan sedimentasi. Sedangkan tenaga endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam bumi (Baca: Macam-macam Tenaga Endogen dan Penjelasannya).
tenaga ini antara lain tektonisme, vulkanisme, dan seisme. Berikut adalah penjelasan
mengenai hiposentrum, episentrum, dan seismometer :
Pengertian Seisme
Seisme adalah gerakan atau getaran kerak bumi yang diakibatkan oleh gelombang
seismik (Baca: Pengertian Seisme dan Contohnya). Seisme juga bisa disebut sebagai
gempa bumi. seisme dapat terjadi akibat adanya getaran di dalam maupun di atas
permukaan bumi. getaran atau gelombang yang ada di dalam atau di permukaan bumi,
dapat terjadi akibat adanya patahan. Patahan adalah proses pembentukan permukaan
bumi, dimana terdapat tekanan pada bagian bumi yang keras, sehingga menyebabkan
permukaan bumi menjadi patah (Baca: Bentuk-bentuk Patahan dan Penjelasannya).
Seisme atau gempa bumi dapat terjadi akibat adanya tektonisme atau vulkanisme.
Tektonisme adalah gerakan yang ada di dalam bumi, akibat adanya tekanan yang ada
di dalam bumi. tekanan ini menghasilkan tenaga horizontal dan vertikal, yang menekan
kerak bumi. sedangkan vulkanisme adalah gerakan magma di dalam bumi. akibat
gerakan ini bumi menjadi tertekan dan bergetar.
Seisme atau gempa bumi dapat terjadi di laut maupun di darat. Kekuatan dari gempa
bumi, dapat mempengaruhi tingkat kerusakan yang terjadi pada kerak bumi. kekuatan
gempa bumi di ukur dengan skala rickter atau skala magnitudo. Skala 1 adalah yang
terkecil, sedangkan skala 3 hingga 6 gempa yang ditimbulkan tidak membahayakan.
Skala 7 ke atas adalah kekuatan gempa bumi yang mampu menghancurkan gedung
dan meretakkan tanah. Jika gempa bumi dengan skala di atas 7 berada di laut, maka
berpotensi menjadi tsunami. Tsunami adalah gelombang air laut yang sangat besar.
Pada gempa bumi, mencari hiposentrum dan episentrum sangat penting, untuk
mengetahui lokasi titik gempa, kekuatan, serta sejauh mana gempa itu terasa.
Pengertian Hiposentrum
Gempa bumi adalah salah satu tenaga di bumi yang dapat memberikan akibat pada
kehidupan manusia. Semakin kuat dan semakin dekat dengan titik gempa, maka
kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Pengertian Hiposentrum adalah
pusat titik gempa yang ada di dalam bumi. Hiposentrum diukur melalui gelombang
seismik. Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang memancarkan getaran di
dalam dan di permukaan bumi. hiposentrum adalah pusat gempa. Sehingga lokasi
hiposentrum adalah lokasi awal dari gempa bumi itu terjadi. Gempa bumi yang terjadi
akibat dari tektonisme dan vulkanisme pasti memiliki hiposentrum.
Tekanan yang ada di dalam bumi, akan menyebakan lapisan bumi bergetar, yang
menghasilkan hiposentrum. Semakin dekat hiposentrum, maka gempa akan semakin
terasa, dan kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Hiposentrum yang ada di
laut dan semakin dekat dengat dengan permukaan dasar laut lebih berbahaya, karena
dapat menciptakan tsunami. Gempa bumi sendiri dibagi menjadi 3, berdasarkan
kedalaman hiposentrumnya. Pembagian tersebut adalah gempa bumi dangkal, gempa
bumi sedang, dan gempa bumi dalam.
Gempa bumi dangkal jika hiposentrumnya berada pada kedalaman di atas 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi tipe ini adalah gempa bumi yang merusak, karena
hiposentrum berada dekat dengan permukaan bumi.
Gempa bumi sedang jika hiposentrumnya berada pada kedalaman antara 60 hingga
300 km dari permukaan bumi. gempa ini tidak begitu merusak, karena titik
hiposentrumnya tidak dekat dengan permukaan bumi.
Gempa bumi dalam jika hiposentrumnya berada pada kedalaman lebih dari 300 km dari
permukaan bumi. gempa ini tidak terasa dan tidak menghasilkan kerusakan pada
permukaan bumi. gempa ini hanya dapat di deteksi dengan memakai alat bantu untuk
mendeteksi gempa.
Pengertian Episentrum
Hiposentrum adalah pusat gempa atau dapat dikatakan sebagai titik pusat gempa.
Sedangkan episentrum adalah gempa yang terjadi di permukaan bumi. Episentrum
dapat dikatakan sebagai gelombang hasil dari rambatan dari hiposentrum. Saat
hiposentrum menghasilkan satu titik gempa, gempa itu memiliki gelombang yang
membentuk melingkar. Gelombang tersebut semakin lama akan meleber dan
menghilang. Episentrum adalah gelombang, hasil dari titik hiposentrum. Hal ini dapat
diumpamakan pada air yang tenang. Saat air tenang, mendapatkan tekanan pada satu
titik, maka timbul gelombang yang melebar dan semakin jauh dari pusat atau titik
tekanan, gelombang tersebut akan semakin melebar, dan kemudia menghilang.
Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya. Dapat
dikatakan, episentrum adalah medium yang bertugas meneruskan getaran ke
permukaan bumi. episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak
episentru, diperlukan sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA. Metode
LASKA adalah metode yang menghitung selisih datangnya gelombang primer dan
sekunder saat terjadinya gempa. Gempa bumi sendiri, dibedakan menjadi dua,
berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang primer dan gelombang sekunder
Gelombang primer adalah gelombang yang merambat, dan berasal dari pusat gempa.
Gelombang ini cepat, dan dapat merusak.
Gelombang sekunder adalah gelombang yang merambat akan tetapi memiliki
kecepatan yang lebih pelan. Gelombang ini ada setelah gelombang primer. Kekuatan
gelombang sekinder lebih lemah dari gelombang primer.
Pengertian Seismometer
Seismometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur gempa bumi. alat ini mampu
mendeteksi hiposentrum dan episentrum. Hasil dari seismometer adalah seimogram.
Seismogram adalah hasil dari seismometer yang berbentuk gambar getaran.
Seismogram dapat menentukan kekuatan gempa, lokasi hiposentrum, kekuatan
episentrum, serta merekam dengan akurat berapa kali gempa terjadi.