Perubahan Penting Pada SNI 2847 - 2013 Menuju SNI 2847 - 202X-Haki Bali 13.12.2019

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 151

Perubahan Penting pada SNI 2847-2013

menuju SNI 2847-202X


oleh: Steffie Tumilar. Ir. M.Eng. AU-Haki

Shortcourse HAKI Komda Bali, 13 Desember 2019


Hotel Puri Nusa Indah, Denpasar, Bali
ACI 318M-99 SNI 2847-2002

ACI 318M-11 SNI 2847-2013

ACI 318M-14 SNI 2847-201X


ACI 318 Organization Sejak
1971 - 2011
• Berbasis Perilaku (Behavior) dan
sebagian Komponen (Member)
– Analysis (Bab 8)
– Strength & Serviceability (Bab 9)
– Flexure & Axial Loads (Bab 10)
– Shear & Torsion (Bab 11)
– Development & Splices (Bab 12)
SNI 2847-201X --- (SNI 2847-201X)
• Diatur dari sudut pandang desainer
• Lebih mudah untuk menemukan persyaratan khusus
• Lokasi informasi yang lebih intuitif
• Meminimalkan referensi silang (bolak balik)
Filosofi dari Kerangka Isi Code
● Sebagian besar Format berdasarkan Komponen
(Member)
- Bab berdasarkan komponen (member)
- Perencanaan dilengkapi dengan ketentuan

● Mengikuti alur dari lintasan beban


- Dari pelat lantai sampai ke Fondasi

● Garis besar dari setiap bab identik


- Konsisten
- Lebih akrab-lebih mudah dipahami
Tujuan utama reorganisasi pada
SNI 2847-201X
● Menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat
● Meningkatkan kepastian bahwa desain sepenuhnya
memenuhi Kode
● Kemudahan untuk menambah topik baru
Existing Code
New Code
Perubahan SNI 2847-2013 2847-201X
- Perubahan Organizational
- Perubahan Technical
Member-Based Organization
(Organisasi berbasis Komponen)
Idenya adalah bahwa dalam setiap pasal untuk jenis komponen tertentu yang
diinginkan seperti balok atau kolom, pengguna akan menemukan semua
persyaratan yang diperlukan untuk men-desain jenis komponen tersebut.

Untuk memenuhi semua persyaratan desain pada komponen struktur tidak


perlu membuka / membalik beberapa pasal seperti sebagaimana yang terjadi
pada format organisasi SNI 2847-2013 sebelumnya.

Code yang baru ini diper-umpamakan seperti buku masak,


Semua bahan untuk membuat kue seperti telur, tepung, gula, minyak, serta
petunjuk pembuatan - berada dalam satu pasal, bukan pasal individu pada
telur, tepung, dan gula
10.X - Untuk tambahan
topik baru
SNI 2847-2013
SNI 2847-201X

SNI 2847-201X, ps.10.5.3,10.7.6.5


Ps. 22.5.

SNI 2847-201X, ps.10.5.2,


10.7.3, ps.22.4.
SNI 2847-201X, ps.10.7.5
SNI 2847-201X, ps.10.2.2
ps.25.5. ps.22.7
ps.15.2.5 .15.4.1. 15.4.2.1

SNI 2847-201X, ps.10.7.4.1


SNI 2847-201X, ps.10.5.1.2, ps.21.2

SNI 2847-201X, ps.10.7.5.2.1, 10.7.6


SNI 2847-201X, ps.10.7.1 ps.20.6.1
Pada SNI 2847-201X, Untuk
memudahkan penggunaannya,
maka seluruh ketentuan diurai
dalam kelompok-kelompok
sebagai berikut
Reorganisasi SNI 2847-201X
Pasal 26 Beban rencana ps 5
SNI 1726
Beton-ps.19
Baja tulangan ps 20
Persyaratan untuk konstruksi Lintasan beban, dari
tipe khusus pelat ------→ fondasi

4.14
Evaluasi kekuatan bangunan
Pasal.20.6.1 dan
eksisting – Pasal 27 memenuhi persyaratan
kompatibilitas deformasi
ACI 216.1
dan keseimbangan gaya
Pasal 4
Persyaratan
Tabel 4.10.2.1 – Persyaratan
Sistem Struktur ϕSn ≥ U
minimum integritas struktural
4.1 - Ruang lingkup

SNI 1726
sebagai tambahan persyaratan kekuatan,
kemampuan layan, dan durabilitas
SNI 2847-201X-ps.14, 4.9
Ps.19.3.2. ps.26.4, ps.20.6
Memenuhi persyaratan
kompatibilitas deformasi
dan keseimbangan gaya
● Pelat Satu Arah [7] ● Dinding [11]
● Pelat Dua Arah [8] ● Diafragma [New-12]
● Balok [9] ● Fondasi [13]
● Kolom [10] ● Komponen Beton Polos [14]
Pasal 10, 11 dan 12
CONTOH
Pasal 10 - KOLOM Pasal 12 - DIAFRAGMA
10.1 - Ruang lingkup 12.1 - Ruang lingkup
10.2 - Persyaratan umum 12.2 - Umum
10.3 - Batasan desain 12.3 - Batasan Desain
10.4 - Kekuatan perlu 12.4 – Kekuatan perlu
10.5 - Kekuatan desain 12.5 - Kekuatan desain
10.6 - Batasan tulangan 12.6 - Batasan Tulangan
10.7 - Pendetailan tulangan 12.7 - Pendetailan tulangan
Identik
PASAL 10 – KOLOM
10.1 Ruang lingkup
10.2 Umum
10.3 Batasan desain PASAL 11 - DINDING
10.4 Kekuatan perlu 11.1 Ruang lingkup
10.5 Kekuatan desain 11.2 Umum
10.6 Batasan tulangan 11.3 Batasan Desain
10.7 Pendetailan tulangan 11.4 Kekuatan perlu
11.5 Kekuatan desain
PASAL 12 – DIAFRAGMA 11.6 Batasan tulangan
12.1 Ruang lingkup 11.7 Pendetailan tulangan
12.2 Umum 11.8 Metode alternatif untuk analisis
12.3 Batasan desain dinding langsing tidak sebidang
12.4 Kekuatan perlu
12.5 Kekuatan desain Format organisasi yang konsisten
12.6 Batasan tulangan untuk semua komponen struktur
12.7 Pendetailan tulangan
PASAL - JOINT dan KONEKSI
● Join Balok-Kolom dan Pelat-Kolom [15]
● Sambungan antar Komponen [16]
● Pengangkuran ke Beton [17]
Dalam penyusunannya ditemukan masalah bagaimana
menempatkan informasi desain untuk beberapa jenis
komponen (member) yang berlaku berulang kali - seperti
persyaratan panjang penyaluran (development length) dan
sebagainya. Untuk mengulangi informasi yang sama dalam
beberapa bab berulang kali bukanlah solusi yang tepat.

Kemudian diputuskan untuk menempatkan informasi seperti


itu pada suatu tempat yang dinamakan Pasal “TOOLBOX”
(“Kotak Peralatan”) sebagai tempat rujukan informasi dari
bab-bab yang berbasis member.
PASAL – “Kotak Peralatan” (“Toolbox”)
● Faktor Reduksi Kekuatan [21]
● Kekuatan Penampang [22]
● Model Strut dan Tie [23]
● Kemampuan Layan [24]
● Detail Penulangan [25]
PASAL 26 – Dokumen Konstruksi dan
Inspeksi
● SNI 2847-2013, Persyaratan Konstruksi
- ditempatkan pada persyaratan desain
● SNI 2847-201X, Persyaratan Konstruksi
- ditempatkan dalam Pasal 26
● SNI 2847-201X, Lebih diutamakan untuk engineer,
bukan kontraktor
● Persyaratan Konstruksi dicantumkan didalam
dokumen konstruksi
Organisasi SNI 2847 – 201X
Perubahan dalam Penyajian
Isi informasi yang disampaikan sama, tetapi
beda dalam penyajiannya. Style/penyajian pada
SNI 2847-201X lebih banyak disajikan dalam
bentuk tabel untuk meminimalkan salah tafsir
dan bertujuan agar lebih informatif
Style dari SNI 2847-2013

Sebagai Contoh: beda style

Isi informasi yang disampaikan sama,


tetapi beda dalam penyajiannya. Style
pada SNI 2847-201X lebih banyak
disajikan dalam bentuk tabel untuk
meminimalkan salah tafsir dan lebih
informatif
Dua Pasal dan dua Appendices direlokasi tanpa ada
perubahan yang significant
- Evaluasi Kekuatan Struktur Eksisting dari pasal 20 ke pasal 27
- Beton Polos dari pasal 22 ke pasal 14
- Model Strut-dan-Tie dari Appendix A ke pasal 23
- Pengangkuran pada Beton dari Appendix D ke pasal 17

Pasal pada seismic provisions tetap ada tetapi ada


perubahan (technical changes) dan direlokasi
- Struktur Tahan Gempa dari pasal 21 ke pasal 18
Penyajian urutan dari
pasal-pasal materinya
mengikuti alur dari
lintasan beban, mulai
dari pelat lantai sampai
ke fondasi
Umum SNI 2847 – 201X
• Pasal 1 – Persyaratan Umum
• Pasal 2 – Notasi dan Terminologi
• Pasal 3 – Standar Rujukan
• Pasal 4 – Persyaratan Sistem Struktur

Pasal dan materi selanjutnya mengikuti alur dari lintasan


beban, mulai dari pelat lantai sampai ke fondasi
Kolektor (Ps 12)

Pelat (Ps 7,8) Dinding (Ps 11)

Kolektor (Ps 12)


Sistem Seismik (Ps 18)
Dinding (Ps 11)

Balok (Ps 9) Kolom (Ps 10)


Dinding (Ps 11) Kolom (Ps 10)

Diafragma (Ps 12)

Geser pada
Diafragma (Ps 12)

Diafragma (Ps 12)


Distributor (Ps 12) Fondasi (Ps 13)
Perubahan Teknikal
SNI 2847-201X
(ACI 318M-14)
Perubahan Penting pada SNI 2847-201X
Technical Changes (Perubahan Teknikal)
Beberapa Pasal yang penting
yang mengalami perubahan teknikal
antar lain,adalah:
Pasal 18
Struktur Tahan Gempa, dan
Pasal 19
Beton:
Persyaratan Desain dan Durabilitas.
Technical changes (Perubahan Teknikal)
pada SNI 2847-201X
Pasal 1— Persyaratan UmumNotation and
Pasal 2— Notasi dan Terminologi
Pasal 3— Standar Rujukan
2.3 —Terminology , Contoh :
Terminologi – special Seismic Systems
General contoh
Definisi baru dari Sistem Seismik Khusus
bertujuan memberikan konsistensi dan - Pasal 18.6.4
kejelasan terminology.
Sistem Seismik Khusus - Sistem struktural
yang menggunakan Kerangka Momen
Khusus, Struktur Dinding Khusus, atau Pasal 25.3.5
keduanya
Ch.21.1
General
requirements

ACI 318M-11 ACI 318M-14


Pasal 4—Persyaratan Sistem Struktur New!
SNI 2847-201X, Pasal 5 – BEBAN
5.3 - Faktor beban dan kombinasi beban
• 5.3.1 Kekuatan perlu U harus paling tidak sama dengan pengaruh beban
terfaktor dalam Tabel 5.3.1, dengan pengecualian dan tambahan
dalam 5.3.3 hingga 5.3.12.

= SNI 2847-2013

SNI 2847-
2013
SNI 2847-201X Ps.5.3.11 dan Ps.7.4.1.3
Dengan demikian, dilakukan perubahan sebagai berikut,
ACI 318M-14 Ch. 5 Sec. 5.3.11 dan Ch.7 Sec.7.4.1.3.
SNI 2847-201X Ps. 5.3.11 dan Ps.7.4.1.3
ACI 318M-14 Sec.5.3.11 — Required strength U shall include internal load effects
due to reactions induced by prestressing with a load factor of 1.0.
SNI 2847-201X Ps. 5.3.11 - Kekuatan perlu U harus mencakup pengaruh beban
internal akibat reaksi yang ditimbulkan oleh gaya prategang dengan faktor beban
sebesar 1,0.
ACI 318M-14 Sec.7.4.1.3 - For prestressed slabs, effects of reactions induced by
prestressing shall be considered in accordance with 5.3.11 (Pernyataan serupa juga
muncul di pasal lain yan berbasis komponen)
SNI 2847-201X Ps. 7.4.1.3 - Untuk pelat prategang, pengaruh reaksi perletakan yang
ditimbulkan akibat prategang harus dipertimbangkan sesuai ps. 5.3.11.
SNI 2847-201X Ps.5.3.11 dan Ps.7.4.1.3
ACI 318M-14. Ch. 5 Sec. 5.3.11 dan Ch.7 Sec.7.4.1.3.
Momen Sekunder akibat Prategang
● Latar belakang perubahan yang dilakukan.
ACI 318-11. Sec. 18.10.3.p.298 — Moments used to compute required strength shall
be the sum of the moments due to reactions induced by prestressing (with a load
factor of 1.0) and the moments due to factored loads. Adjustment of the sum of
these moments shall be permitted as allowed in 18.10.4. p.299
SNI 2847-2013. Ps.18.10.3. p.161- Momen-momen yang digunakan untuk
menghitung kekuatan perlu harus merupakan jumlah momen akibat reaksi yang
ditimbulkan oleh prategang (dengan suatu faktor beban sebesar 1,0) dan momen-
momen akibat beban terfaktor. Penyesuaian jumlah momen-momen ini diizinkan
seperti diperbolehkan dalam 18.10.4.
Persyaratan untuk penyertaan momen sekunder dalam ACI 318-11 dimasukkan pada
saat redistribusi, tetapi tidak dimasukkan dipasal lainnya. Sedangkan momen
sekunder harus dicakup walaupun ketika momen tidak didistribusikan. dengan
demikian, maka penulisannya harus dimodifikasi.
SNI 2847-201X , Pasal 6 – Analisis Struktur
a.l. - Lebar efektif balok T – 6.3.2
𝑙𝑛 𝑙𝑛
𝑏𝑒𝑓𝑓 ≤ + 𝑏𝑤 +
8 8
Ps. 6.6 Analisis orde pertama (First-order analysis)
• Keseimbangan pada undeformed shape :
- Sifat bahan/material linear.
- Penyelesaian linear.
- Superposisi dari beban.
- Pengaruh kelangsingan (bila diperlukan).
- Metode pembesaran momen (approximasi).
- Momen Inersia Efektif ----- lihat Tabel 6.6.3.1.1(a).
- Joints diasumsikan “kaku” (rigid).
Ps. 6.7 Analisis orde kedua (second-order analysis)
• Keseimbangan pada deformed shape :
- Sifat bahan/material linear.
- Penyelesaian nonlinear.
- Superposisi beban tidak dilakukan.
- Pengaruh kelangsingan :
-) Tanpa pembesaran momen untuk relative displacement
-) Defleksi sepanjang batang tetap ditinjau -> 6.6.4.5
- Momen inersia efektif.
SNI 2847-201X - Pasal 8 - Pelat Dua Arah
R8.7.4.1.3 Panjang minimum
dan penyaluran tulangan yang
ditunjukkan pada Gambar
8.7.4.1.3a diperuntukkan untuk
pelat dengan proporsi normal
untuk memiku beban gravitasi.
Panjang minimum dan
penyaluran yang tergambar ini
mungkin tidak cukup untuk
pelat-tebal dua arah seperti
pelat-transfer, pelat podium,
dan pondasi rakit Mat
foundation).
Kemungkinan permasalahan geser
pons (punching shear) pada pelat
podium yang tebal (thick slab)
Seperti ditunjukkan pada gambar
R 8.7.4.1.3b, retak-pons dapat terjadi
pada sudut sekitar 20° dimana mungkin
tidak dicegah oleh tulangan tarik, yang
secara substansial dapat mengurangi
kekuatan geser-pons. Untuk pelat
dengan rasio ℓn/h < 15, adanya
tulangan menerus minimum seperti
tergambar mungkin tidak cukup dan
perlu diperiksa, juga termasuk momen
yang perlu dipikul untuk pembebanan
kombinasi akibat gravitasi dan lateral.
SNI 2847-201X, Pasal 9 – BALOK
Susunan dan uraiannya adalah sebagai berikut:
PASAL 9 – BALOK
9.1 Ruang lingkup Contoh Lengkap dari isi materi pada
9.2 Umum setiap pasal induk beserta urutan
9.3 Batas desain pada pasal-pasal lainnya
9.4 Kekuatan perlu
9.5 Kekuatan rencana
9.6 Batasan tulangan
9.7 Pendetailan penulangan
9.8 Sistem pelat berusuk satu arah nonprategang
9.9 Balok tinggi
Pasal 9.7.7 Tulangan integritas struktur pada balok
dicor di tempat.
Ketentuan integritas struktural untuk balok dapat ditemukan di pasal 9.7.7.
Ketentuan-ketentuan ini terkadang diabaikan di masa lalu. Sebagian alasannya
mungkin karena mereka berada di bagian pasal Detailing, dan para Perencana
(designer) mungkin tidak menemukan ketetuan ini dengan mudah.

Maksud dari ketentuan ini adalah untuk menghasilkan tingkat redundansi yang
lebih tinggi daripada yang biasanya diberikan oleh praktik detailing normal yang
biasa dijumpai saat ini. Ketentuan integritas ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga
terhadap keruntuhan progresif atau akan terjadi kerusakan akibat kelebihan beban
yang tidak disengaja atau kehilangan tumpuan pendukung. Ketentuan ini juga
membantu menjaga kerusakan lokal. Ketentuan pada code berusaha memenuhi
maksud ini dengan sedikit melakukan perubahan sederhana pada ketentuan dasar
detailing yang akan dijelaskan kemudian pada Pasal Detailing.
Bagaimana cara untuk mencapainya?
● Pemasangan tulangan yang menerus (kontinu)
● Pengangkuran yang tertanam dengan baik pada
balok dan tumpuan
● Penempatan lokasi dan sambungan lewatan
(splicing) yang baik - (mechanical splice, welded
splice, headed bars/tulangan berkepala)
● Menimbulkan efek katenari (catenary action).
Diafragma
Pasal-12
Diafragma dan kolektor
1. Material beton dan baja tulangan
Kuat tekan beton untuk diafragma dan kolektor penahan
gaya lateral minimum adalah fc’-17 MPa (SNI 2847-201X,
ps. 19.2.1.1) dan untuk baja tulangan longitudinal dan
transversal dibatasi maksimum 420 MPa (SNI 2847-201X,
ps.12.5.1.5).
2. Tebal minimum pelat diafragma harus mengikuti
ketentuan SNI 2847-201X, ps.7.3.1 untuk pelat satu arah
dan SNI 2847-201X, ps.8.3.1untuk pelat dua arah. Tebal
diafragma tersebut harus mampu menahan in-plane
moment, shear(geser), dan gaya aksial (SNI 2847-201X,
ps.12.5.2, dan 12.5.2.3).
Peranan Diaphragma
Diaphragma melakukan berbagai peran dalam memikul gaya gravitasi dan gaya
lateral dari gedung. Gambar–gambar diatas yang menggambarkan berbagai
peranan dari elemen struktur gedung termasuk podium dan basement.
Dari segi fungsinya, diaphragm dapat dibagi dalam 2 type.
Type 1: Diaphragma sederhana (simple diaphragm)
Diaphragma yang berfungsi hanya untuk mendistribusikan gaya lateral (gaya
seismik) yang berasal dari tingkat/levelnya sendiri ke elemen vertikal dari sistem
penahan gaya lateral seperti dinding struktur atau rangka momen. Kondisi ini
hanya terjadi pada gedung yang teratur/regular tanpa adanya diskontinuitas yang
berarti pada sistem struktur.
Type 2: Transfer Diaphragma
Diaphragma yang berfungsi untuk memindahkan (transfer) atau redistribusi gaya
lateral (seismik) yang berasal dari tingkat/level lainnya. Gaya ini menjadi sangat
besar jika terjadi diskontinuitas yang significant pada sistem struktur penahan gaya
seismik tersebut.
Contoh klasik dari type ini adalah seperti diaphragma pada pelat atap dari suatu
podium yang sangat kaku, dimana diatas podium tersebut berdiri gedung tinggi
yang fleksibel seperti terlihat pada Gambar 2.2.a. Kasus lainnya adalah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.b dan Gambar 2.2.c dimana transfer
diaphragma akan dapat memberi kepastian stabilitas dari keseluruhan gedung.
Diasumsikan bahwa gaya kolektor disalurkan merata sepanjang dinding seperti
diperlihatkan pada gmbar. Diaphragma juga berfungsi untuk memindahkan
gaya antar elemen vertikal dari sistem struktur penahan gaya seismik.

Gaya kolektor - Distributor


Hanya memperhatikan gaya inertia rencana FpX saja tidak cukup. Diaphragma yang
luas harus mengantisipasi kondisi dikontinuitas dari elemen-elemen vertikal dari
sistem struktur penahan gaya seismik. Gambar berikut menggambarkan suatu
gedung yang mengalami diskontinuitas vertikal karena adanya setback pada profil
gedung dan diskontinuitas pada level podium.
Jenis diaphragma menurut perilakunya
Distribusi gaya-gaya horisontal oleh diaphragma horisontal ke berbagai elemen-elemen
vertikal dari sistem penahan gaya lateral tergantung pada kekakuan relatif dari diaphragma
horisontal dan elemen-elemen vertikal dari sistem penahan gaya lateral tersebut.
Pada gedung yang tidak beraturan (irregular), distribusi beban lateral kepada elemen-
elemen vertikal penahan gaya lateral menjadi rumit, sehingga diaphragma memainkan
peranan yang sangat penting dan membutuhkan pemodelan 3 dimensi yang baik. Pada
diaphragma yang rigid ada diaphragm action (rigid-diaphragm action), sedangkan pada
diaphragma yang fleksibel tidak ada diaphragm action dan beban didistribusikan kepada
elmen-elemen vertikal secara proporsional terhadap massa tributari.
Pada perencanaan dan analisis diaphragma yang non-flexible, pengatuh momen torsi
(torsional moments harus diperhitungkan) termasuk torsi tak terduga (accidental torsion),
dan pada diaphragma yang flexible tidak perlu diperhitungkan. (IBC 2003 Section 1617.4 ,
ASCE 7-05 Section 9.5.5, dimana dinyatakan, “where diaphragms are not flexible, the
design must consider torsional moments including accidental torsion”).
Diafragma pelat beton dengan perbandingan S/De sebesar 3 atau kurang pada
struktur tanpa ketidakberaturan horizontal (struktur yang regular) dapat diidealisasikan
sebagai diafragma kaku
Analisis pada diaphragma yang kaku:
a. Distribusi gaya-gaya horisontal kepada elemen-elemen vertikal penahan gaya lateral
proporsional terhadap kekauan relatifnya.
b. Defleksi diaphragma dibandingkan dengan defleksi dari elemen-elemen vertikal penahan
gaya lateral relatif sama.
Gambar perilaku diaphragma yang rigid, fleksibel dan semi-rigid
Perbandingan antara diaphragma yang fleksibel dan rigid
Catatan : Pada diaphragma yang rigid, diaphragma dapat berotasi
dan translasi, tetapi tidak dapat berdeformasi (deform).
5. Pedoman Analisis dan Ketentuan Peraturan Bangunan
(Building Code).
Perencanaan Gaya Lateral
Praktek perencanaan di Amerika, perencanaan seismik pada diaphragma
disyaratkan oleh SNI 1726 untuk gedung pada semua seismic design
category, (SDC B-F). Dalam SNI 1726 ps 7.10 disyaratkan perencanaan
harus memperhitungkan gaya lateral seismic Fx dan perencanaan gaya
diaphragma Fpx, serta setiap penyaluran gaya yang berhubungan dengan
perencanaan beban seismik.
Fx = CvxV …….. Pers.(40) (SNI 1726-ps 7.8.3.p.72)

(SNI 1726 – 201X. Ps 7.8.3 pers (40) dan (41) – p.72)


(ASCE 7-10 § 12.10.1.1)
ASCE 7-10, pers. 12.10.1
Perencanaan gaya diaphragma Fpx
n
 Fi
= i=x W = q px  W px
F px px (SNI 1726 Ps. 7.10.1.1. p.80)
n
 Wi SNI 1726, pers. (51), p.80
i=x
tetapi tidak boleh kurang dari

Fpx,min = 0.2SDS.Ie.wpx ……… pers (52),p.81 (SNI 1726 Ps 7.10.1.1)

dan tidak perlu melampaui

Fpx,max = 0.4SDS.Ie.wpx ………pers (53),p81 (SNI 1726 Ps7.10.1.1)

(SNI 1726. Ps 7.10.1.1 pers (52) dan (53) – halaman 81)


Diaphragma harus direncanakan untuk mampu memikul penyaluran
gaya-gaya yang disebabkan oleh adanya framing interaction dari
perbedaan elemen vertikal sistem penahan gaya seismic/lateral.
Dalam hal ini diaphragma dibutuhkan untuk menyalurkan gaya dari
elemen vertikal (kolom dan dinding) diatas diaphragma ke-elemen
vertikal lainnya dibawah diaphragma karena adanya offsets atau
karena terjadinya perbedaan kekakuan relatif lateral pada elemen-
elemen vertikal. Gaya transfer (transfer force) ini harus
ditambahkan pada gaya yang ditentukan pada persamaan (51)
Ps.7.10.1 (SNI 1726-201X).
Untuk struktur SDC D,E dan F, factor redundansi ρ harus
diberlakukan pada perencanaan diaphragma. Untuk perhitungan
gaya inersia pada Ps. 7.10.1 tersebut, ρ diambil nilai sama
dengan 1.0, dan untuk perhitungan gaya transfer (transfer force)
ρ diambil sama sebagaimana dipergunakan pada analisis struktur.
Uraian ini adalah sesuai ASCE 7-10 (3rd printing) § 12.10.1.1 pers
(12.10-1), (12.10-2) dan (12.10-3) – page 75. Berikut adalah uraian
sesuai dari ASCE 7-10 (3rd printing) tersebut:
Perencanaan Diaphragma
dimana FPX diaplikasikan pada lantai-lantai
yang ditinjau

Catatan: (a) FX hasil dari CQC


(b) FPX yang diaplikasikan yang menentukan
a. Ketidakberaturan antara elemen penahan lateral di atas dan di bawah
diafragma menghasilkan gaya transfer antar elemen penahan lateral dan
menambah gaya in-plane pada diafragma. Gaya ini harus ditambahkan
dari gaya diafragma Fpx. Gaya transfer ini harus direncanakan dengan
faktor ρ sesuai pada perencanaan portal. Gaya diafragma Fpx cukup dapat
direncanakan dengan faktor ρ = 1.0
b. Pada KDS C atau di atasnya, elemen kolektor harus direncanakan dengan
faktor kuat lebih sistem (Ω0)
c. Cara yang cukup akurat untuk menentukan gaya dan tegangan dari
beragam komponen diafragma adalah dengan membuat model diafragma
dengan elemen “shell” dan mendistribusikan gaya diaphragma pada
masing-masing titik elemen berdasar "tributari massa". Kemudian
diafragma dimodelkan sebagai "semirigid".
SNI 1726-2012. Ps. 7.10.2.1 p. 63.
7.10.2.1. Elemen-elemen kolektor yang memerlukan kombinasi beban dengan faktor kuat lebih untuk kategori
desain seismik C hingga F
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gaya-gaya transfer, sebagaimana dijelaskan dalam 7.10.1.1, harus ditinjau.
PENGECUALIAN:
1. Gaya-gaya yang dihitung di atas tidak perlu melebihi gaya-gaya yang dihitung menggunakan kombinasi beban
Padalam 7.4.2.3, dengan gaya gempa ditetapkan berdasarkan Persamaan 38. (Note. Pada SNI 1726-2012 tertulis
Persamaan 39, seharusnya Persamaan 38)
2. Pada struktur atau bagiannya yang dibres secara keseluruhan dengan dinding geser portal ringan elemen-elemen
kolektor beserta sambungannya, termasuk sambungan-sambungan ke elemen-elemen vertikal hanya perlu
didesain untuk menahan kombinasi beban sesuai 7.4.2.3, dengan gaya-gaya gempa ditetapkan berdasarkan
7.10.1.1.

Pada SNI 1726-201X. Ps.7.10.2.1 p.81


7.10.2.1 Elemen-elemen kolektor yang memerlukan kombinasi beban dengan faktor kuat lebih untuk kategori desain
seismik C hingga F
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gaya-gaya transfer, sebagaimana dijelaskan dalam 7.10.1.1, harus ditinjau.
PENGECUALIAN:
Pada struktur atau bagian struktur yang dibresing sepenuhnya oleh dinding geser yang terbuat dari rangka kayu
ringan, elemen-elemen kolektor dan sambungannya, termasuk sambungan ke elemen vertikal, hanya perlu didesain
untuk menahan gaya sesuai kombinasi pembebanan pada 4.2.2 dengan gaya seismik yang ditentukan sesuai 7.10.1.1
Perencanaan Gaya Kolektor
Gambaran sederhana dari kord dan kolektor
Ketentuan perencanaan kolektor

Dinding geser pada keseluruhan bentang


(tidak dibutuhkan kolektor)

Elemen kolektor untuk menyalurkan gaya


antara diaphragma dan dinding geser

Ref. ASCE 7-16. p.106


Pada struktur yang direncanakan untuk seismic design category C, D, E,
atau F, elemen-elemen kolektor serta sambungan sambungannya,
termasuk sambungan-sambungan ke komponen vertikal harus didesain
untuk menahan nilai maksimum diantara nilai-nilai berikut:

a. Gaya-gaya yang dihitung menggunakan pengaruh beban gempa Fx,


termasuk faktor kuat lebih Ω0 sesuai ASCE 7-16 § 12.4.3 atau SNI 1726-
201X. Ps/ 7.4.3.
b. Gaya-gaya yang dihitung menggunakan pengaruh beban gempa Fpx,
termasuk faktor kuat lebih Ω0 sesuai ASCE 7-16 § 12.4.3. atau SNI 1726
– 201X. Ps. 7.4.3.
c. Gaya-gaya yang dihitung berdasarkan Fpx.minimum pada kombinasi beban
sesuai ASCE 7-16 § 12.4.3 atau SNI 1726-201X. Ps. 7.4.3.
a. Pada butir (a) diatas, gaya-gaya Fx dikerjakan secara simultan disetiap level pada
model analisis keseluruhan gedung.
b. Pada butir (b) dan (c), Fpx, dan Fpx.minimum dikerjakan perlantai pada diaphragm
yang ditinjau (tidak simultan), baik pada model analisis keseluruhan gedung atau
pada isolated model dari individual diaphragm.

Gaya transfer (transfer force) yang diperhitungkan pada perencanaan kolektor


adalah:
a. Untuk kasus pada butir (a), gaya transfer datang langsung dari hasil analisis
gedung keseluruhan dan memperhitungkan factor kuat lebih Ω0.
b. Pada kasus butir (b), gaya transfer perlu ditambahkan pada gaya inersia
diaphragm Fpx. Pada kasus ini factor kuat lebih Ω0 harus diterapkan tanpa
memasukkan factor redundansi ρ.
c. Pada kasus butir (c), gaya transfer tidak dikenakan factor kuat lebih Ω0, tetapi
dikenakan factor redundansi ρ.
Contoh – 1:
Contoh – 2::
Contoh – 3 :: Diagram gaya kolektor

Dinding geser pada keseluruhan bentang


(tidak dibutuhkan kolektor)

Elemen kolektor untuk menyalurkan gaya


antara diaphragma dan dinding geser

Buatkan Diagram Gaya Kolektor ?

Ref. ASCE 7-16. p.106


Contoh – 3 ::

Ref. ASCE 7-16. p.106


Drag force – Gaya kolektor
Jika geser pelat pada tepi dinding-
geser tidak diperhitungkan
Tulangan geser, tulangan kolektor dan tulangan geser-friksi
Contoh aplikasi , lihat SNI 2847-201X, dan Design
Hanbook SP-17M(14),p.289 - 382

Detail koneksi dari kolektor ke dinding struktur


Persyaratan tulangan lewatan dan daerah penjangkaran untuk
Kord dan Kolektor

Perencanaan tulangan harus memperhatikan :


1. Untuk tulangan yang mengalami tegangan tekan harus memperhatikan
code untuk tegangan tekan yang < 0.15 𝑓𝑐′dan tegangan tekan yang
> 0.20 𝑓𝑐′sesuai SNI 2847 – 201X.
2. Selimut beton sisi tepi dan sisi atas/bawah sesuai SNI 2847-201X.

Sketsa Ketentuan umum detailing tulangan shear-friction pada pelat diaphragma,


dan penjangkaran tulangan kord serta kolektor.
SNI 2847-201X , Pasal 18 - Struktur Tahan Gempa
Filosofi Perencanaan Seismik pada SNI 2847-201X
● Beton dan tulangan diizinkan untuk ber-respons dalam rentang inelastik.
● Ketentuan ini konsisten dengan “strength design approach” yang diadopsi dalam code
● Kondisi inelastik yang terkontrol diizinkan di lokasi yang ditentukan sebelumnya, yang
disebut sendi plastis (plastic hinges)
● Lokasi tipikal dari sendi plastis terletak pada ujung-ujung dari struktur rangka momen,
dan pada dasar (base) dari dinding geser (shear wall)
● Konsep- Kolom Kuat Balok Lemah (Strong column-weak beam (SCWB) concept)
● Ketentuan detailing tulangan harus diikuti untuk mendapatkan sendi plastis yang
kokoh.
● Sendi plastis akan mereduksi kekakuan (stiffness) struktur, memperpanjang perioda
struktur, dan sendi plastis mendisipasi energi gempa.
● Di A.S., Code induk (utama) bangunan diatur oleh IBC, dan IBC mengacu pada standar
referensi lain, seperti ASCE dan ACI 318
SNI 2847 – 201X, Pasal 18
Struktur Tahan Gempa

Pasal 18 Struktur Tahan Gempa


ASTM A615 Grade 420 yang dipakai sebagai tulangan longitudinal
pada special moment frames dan special shear walls SNI 2847-
201X mensyaratkan minimum elongation yang sama seperti ASTM
A706 (Section 18.2.6.1).

Lihat Juga pada SNI


2847-201X.20.2.2.5.
SNI 2847-2013. 21.1.5.2 — Tulangan ulir yang menahan lentur, gaya aksial, atau keduanya yang ditimbulkan oleh
gempa, harus memenuhi ASTM A706M, Mutu 420. Tulangan Mutu 280 dan 420 ASTM A615M diizinkan jika:
(a) Kekuatan leleh aktual berdasarkan pada uji di pabrik tidak melampaui kekuatan leleh yang ditentukan sebesar
lebih dari 125 MPa; dan
(b) Rasio kekuatan tarik aktual terhadap kekuatan leleh aktual tidak kurang dari 1,25.

SNI 2847-201X. 20.2.2.5 Tulangan longitudinal ulir nonprategang yang menahan momen akibat beban gempa,
gaya aksial atau keduanya pada rangka momen khusus, dinding struktural khusus dan semua komponen dari
dinding struktural khusus termasuk balok kopel dan pilar dinding harus sesuai a) atau b):

a) ASTM A706M, Mutu 420


b) ASTM A615M, Tulangan Mutu 280 bila 1) dan 3) dipenuhi dan ASTM A615M tulangan Mutu 420 bila 1) hingga 3)
terpenuhi.
1) Kekuatan leleh aktual berdasarkan tes pabrik tidak melebihi nilai fy lebih dari 125 MPa
2) Rasio dari kekuatan tarik aktual terhadap kekuatan leleh setidak-tidaknya sebesar 1,25
3) Perpanjangan minimum pada 200 mm harus bernilai sekurang-kurangnya 14 persen untuk batang dengan
tulangan D10 sampai dengan D19, sekurang-kurangnya 12 persen untuk tulangan denga ukuran D22 hingga
D36 dan sekurang-kurangnya 10 persen untuk tulangan dengan ukuran D43 dan D57

Elongasi dibatasi 14% untuk D10-D19


12% untuk D22-D36 Elongasi dibatasi
10% untuk D43-D57
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 – 18.7.5.4

Ketentuan Pengekangan
Kolom Sistem rangka pemikul momen khusus dan
kolom yang tidak direncanakan sebagai bagian dari
sistem struktur penahan gaya seismik yang berada
pada daerah Seismik Design Category (Kategori
Desain Seismik) D,E atau F.
Gaya Aksial Tinggi (𝑃𝑢 > 0.3𝐴𝑔 𝑓𝑐′)
atau
untuk Beton dengan Kuat Tekan
𝑓𝑐′ > 70 𝑀𝑝𝑎
Sangat Berbeda
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 –
18.7.5.4
18.7.5.2 Tulangan Transversal harus sesuai a) hingga f):
f). Ketika 𝑷𝒖 > 𝟎. 𝟑𝑨𝒈 𝒇𝒄′𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒇𝒄′ > 𝟕𝟎 𝑴𝒑𝒂 pada kolom
dengan sengkang pengekang, maka setiap batang atau
bundel tulangan longitudinal di sekeliling inti kolom
harus memiliki tumpuan lateral yang diberikan oleh
sudut dari sengkang pengekang ataupun oleh kait
gempa, dan nilai ℎ𝑥 tidak boleh lebih dari 200 mm.
𝑷𝒖 harus merupakan gaya tekan terbesar yang
konsisten dengan kombinasi beban terfaktor termasuk
𝑬
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 – 18.7.5.4

18.7.5.3 Spasi Tulangan Transversal tidak melebihi


nilai terkecil dari (a) hingga (c) :
a)Seperempat dimensi terkecil penampang kolom
b)Enam kali diameter tulangan longitudinal terkecil
c) 𝒔𝒐 , 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
350 − ℎ𝑥
𝒔𝒐 = 100 + (18.7.5.3)
3
Nilai 𝑠𝑜 tidak boleh melebihi 150 mm dan tidak perlu
kurang dari 100 mm
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 –
18.7.5.4
18.7.5.4 Jumlah tulangan transversal harus sesuai Tabel
18.7.5.4. Faktor kekuatan beton 𝑘𝑓 dan faktor
keefektifan pengekangan 𝑘𝑛 dihitung berdasarkan
Pers.-18.7.5.4a dan 18.7.5.4b.

𝑓 𝑐′
a) 𝑘𝑓 = + 0.6 ≥ 1.0 (18.7.5.4𝑎)
175
𝑛𝑙
b) 𝑘𝑛 = (18.7.5.4𝑏)
𝑛𝑙 −2

Dimana 𝑛𝑙 adalah jumlah batang atau bundel tulangan


longitudinal di sekeliling inti kolom dengan sengkang
persegi yang ditumpu secara lateral oleh sudut dari
sengkang pengekang atau kait seismik.
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 – 18.7.5.4

𝑛1
𝑘𝑛 =
𝑛1 − 2
𝑛𝑙 = 10
Dimana 𝑛𝑙 adalah jumlah batang atau bundel tulangan
longitudinal di sekeliling inti kolom dengan sengkang persegi
yang ditumpu secara lateral oleh sudut dari sengkang
pengekang atau kait seismik.
𝒏𝒍 4 6 8 10 12 14 16 18 20
𝑘𝑛 2.00 1.50 1.33 1.25 1.20 1.17 1.14 1.13 1.11
Contoh aplikasi , lihat ACI 318M-14 Design Hanbook SP-17M(14),p.385
atau
James K Wight, “Reinforced Concrete Mechanics and Design”, 7th Edition,
Pearson Education, Inc, 2016, p.1048
Setiap sudut dan setiap seling batang longitudinal Setiap tulangan longitudinal sekeliling perimeter
harus dipasang tahanan lateral, dan tidak ada tulangan pada inti kolom harus mempunyai tumpuan lateral
yang lebih jauh dari 150 mm antar tulangan penahan pada setiap sudut ring dengan kait seismik.
lateral.
Dimensi 𝑋𝑖 dari garis sumbu ke garis sumbu dari
Sengkang ikat silang (crosstie) yang berurutan di tulangan penumpu (support bar) tidak boleh
sekeliling dan sepanjang panjang harus memiliki kait 90 melebihi 200 mm.
derajat pada sisi kolom yang berlawanan.
“Seismic Design of Reinforced Concrete
Dimensi 𝑋𝑖 dari garis sumbu dari tulangan penumpu Building”, J. Moehle. McGraw-Hill, 2015.
(support bar) tidak boleh melebihi 360 mm. ps.12.6.4.p.501

SNI 2847-201X, ps.18.7.5.2

𝑎 𝑃𝑢 ≤ 0.3𝐴𝑔 𝑓𝑐′ 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑐′ ≤ 70 𝑀𝑝𝑎 𝑏 𝑃𝑢 > 0.3𝐴𝑔 𝑓𝑐′ 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑐 ′ > 70 𝑀𝑝𝑎

Detail Tulangan Transversal kolom


SNI 2847-201X, ps.18.7.5.4
Transverse
Conditions Applicable Expressions
Reinforcement
𝑷𝒖 ≤ 𝟎. 𝟑𝟎𝐴𝑔 𝑓𝑐′ 𝒅𝒂𝒏 𝑨𝒈 𝑓𝑐′
Pakai yang kebih besar dari 𝟎. 𝟑 −𝟏 (𝒂)
𝒇′ 𝒄 ≤ 𝟕𝟎 𝑴𝑷𝒂 (a) dan (b) 𝑨𝒄𝒉 𝒇𝒚𝒕
𝑨𝒔𝒉 𝑓𝑐′
𝒔𝒃𝒄 𝟎. 𝟎𝟗 (𝒃)
𝒇𝒚𝒕
𝑷𝒖 > 𝟎. 𝟑𝟎𝑨𝒈 𝑓𝑐′𝑎𝑡𝑎𝑢 Pakai yang kebih besar dari
Untuk sengkang persegi 𝑷𝒖
𝒇′ 𝒄 > 𝟕𝟎 𝑴𝑷𝒂 (a), (b) dan (c) 𝟎. 𝟐𝒌𝒇 𝒌𝒏 (𝒄)
𝒇𝒚𝒕 𝑨𝒄𝒉

𝑷𝒖 ≤ 𝟎. 𝟑𝟎𝑨𝒈 𝑓𝑐′𝒅𝒂𝒏 𝑨𝒈 𝑓𝑐′


Pakai yang kebih besar dari 𝟎. 𝟒𝟓 −𝟏 (𝒅)
𝒇′ 𝒄 ≤ 𝟕𝟎 𝑴𝑷𝒂 (d) dan (e) 𝑨𝒄𝒉 𝒇𝒚𝒕
𝝆𝒔 𝟎. 𝟏𝟐
𝑓𝑐′
(𝒆)
Untuk sengkang lingkar 𝒇𝒚𝒕
atau sengkang spiral 𝑷𝒖 > 𝟎. 𝟑𝟎𝑨𝒈 𝑓𝑐′𝑎𝑡𝑎𝑢 Pakai yang kebih besar dari 𝑷𝒖
𝟎. 𝟑𝟓𝒌𝒇 𝒌𝒏 (𝒇)
𝒇′ 𝒄 > 𝟕𝟎 𝑴𝑷𝒂 (d), (e) dan (f) 𝒇𝒚𝒕 𝑨𝒄𝒉
Notes on ACI 318-11 Building Code Requirements
for Structural Concrete - PCA ps.21.6.4, p.29-27.

(SNI 2847-201X - 18.7.5.2. – 18.7.5.4)


SNI 2847-201X, ps.18.8.2.3

Lokasi dan ketentuan dimensi untuk tulangan lurus, kait dan berkepala
“Seismic Design of Reinforced Concrete Buildings”, J. Moehle, McGraw-Hill, 2015, ps.9.6.4, p.367
Lokasi dan ketentuan dimensi untuk berbagai type tulangan
Ketentuan Minimum
Penerapan Parameter
(Mpa)
(a) Tulangan Longitudinal melintas joint
Tulangan kolom atau ℎ𝑙 ℎ𝑏 𝑓𝑦
balok berada dalam inti 𝑎𝑛𝑑 20
𝑑𝑏,𝑏 𝑑𝑏,𝑙 420
joint Tidak boleh kurang dari 20
Balok lebar, tulangan ℎ𝑙 𝑓𝑦
utama berada di luar 24
𝑑𝑏,𝑏 60.000
inti joint Tidak boleh kurang dari 24

(b) Tulangan Longitudinal berhenti pada joint


𝛼𝑓𝑦 𝑑𝑏 ′
Tulangan dengan kait =
𝐼𝑑𝑏 6.2 𝑓′𝑐
(hooked bar)
Requirements dari ASTMA970, Tidak boleh kurang dari 8𝑑𝑏 𝑑𝑎𝑛 150 𝑚𝑚
Class HA headed bars. Tulangan berkepala
0.75𝐼𝑑𝑡
(headed) 𝐼𝑑𝑡
Tidak boleh kurang dari 8𝑑𝑏 𝑑𝑎𝑛 150 𝑚𝑚

“Seismic Design of Reinforced Concrete Buildings”, J. Moehle, McGraw-Hill, 2015, ps.9.6.4, p.368
Lokasi dan ketentuan dimensi untuk berbagai type tulangan

Penerapan Parameter Ketentuan Minimum (Mpa)

(a) Tulangan Longitudinal melintas Joint

Tanpa ketentuan khusus

(b) Tulangan Longitudinal berhenti pada Joint

Tulangan Ψ𝑒 𝑓𝑦 𝑑𝑏 ′
=
dengan kait 𝐼𝑑ℎ 4.2𝜆 𝑓′𝑐
(hooked bar) Tidak boleh kurang dari 8𝑑𝑏 𝑑𝑎𝑛 150 𝑚𝑚

Tulangan
0.75𝐼𝑑𝑡
berkepala 𝐼𝑑𝑡 ′
Tidak boleh kurang dari 8𝑑𝑏 𝑑𝑎𝑛 150 𝑚𝑚
(Headed)
“Seismic Design of Reinforced Concrete Buildings”, J. Moehle, McGraw-Hill, 2015, ps.9.6.4, p.366
18.10.2.2 Paling sedikit dua lapis tulangan harus digunakan
pada suatu dinding jika Vu > 0,17Acv λ√fc’ atau hw/ℓw ≥ 2.0,
dimana hw dan ℓw merupakan tinggi dan panjang dari
dinding secara keseluruhan

R.18.10.2.2 ……………………Persyaratan tulangan dua lapis


tulangan vertikal pada dinding yang lebih ramping (slender)
untuk meningkatkan stabilitas lateral pada daerah tekan
akibat beban siklik yang menyebabkan pelelehan tulangan
tarik vertikal.
18.10.6.2 Dinding atau piers dinding dengan hw/ℓw ≥ 2.0
yang secara efektif menerus dari dasar struktur
hingga sisi paling atas dinding dan didesain
untuk mempunyai penampang kritis tunggal
untuk lentur dan beban aksial harus memenuhi
(a) dan (b) atau harus didesain sesuai
18.10.6.3.

a) Daerah tekan harus ditulangi dengan elemen batas


khusus bila …..
(a)Compression zones shall be reinforced with special
boundary elements where
𝒍𝒘
c≥ 𝜹𝒖 ……………….(18.10.6.2)
𝟔𝟎𝟎(𝟏.𝟓𝟎 )
𝒉𝒘
and c corresponds to the largest neutral axis depth
calculated for the factored axial force and nominal
moment strength consistent with the direction of the
design displacement δu. Ratio δu /hw shall not be taken
less than 0.007 0.005.
𝒍𝒘
c≥ 𝜹
𝟔𝟎𝟎(𝟏.𝟓𝟎 𝒖 )
𝒉𝒘
Code-SNI 2847-201X, Tabel 18.10.6.4 (f)
Tulangan transversal untuk Dinding Pembatas Khusus
Tulangan Transversal Ekspresi yang berlaku
𝐴𝑔 𝑓𝑐′
Pakai 0.3 −1 (a)
𝐴𝑠ℎ 𝐴𝑐ℎ 𝑓𝑦𝑡
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝒓𝒆𝒄𝒕𝒊𝒍𝒊𝒏𝒆𝒂𝒓 𝒉𝒐𝒐𝒑 yang
𝑠𝑏𝑐 𝑓𝑐′
terbesar 0.09 (b)
𝑓𝑦𝑡
𝐴𝑔 𝑓𝑐′
0.45 −1
Pakai 𝐴𝑐ℎ 𝑓𝑦𝑡 (c)
𝜌𝑠 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝒔𝒑𝒊𝒓𝒂𝒍 𝒂𝒕𝒂𝒖
yang
𝒄𝒊𝒓𝒄𝒖𝒍𝒂𝒓 𝒉𝒐𝒐𝒑
terbesar 𝑓𝑐′
SNI 2847-201X, ps.18.10.6.4. 0.12 (d)
𝑓𝑦𝑡
SNI 2847 – 201X
Pasal 18.10 – Dinding Struktural Khusus
R18.10.6.4 – Batasan 𝒉𝒙 dimasudkan untuk menyediakan
spasi sengkang pengekang dan ikat silang
yang seragam untuk dinding yang tipis.
Gambar R18.10.6.4.1 – Panjang penyaluran tulangan
horizontal dinding dalam elemen batas yang terkekang
SNI 2847 – 201X
Pasal 18.10 – Dinding Struktural Khusus
18.10.6.5 Bila elemen batas khusus tidak diperlakukan sesuai 18.10.6.2 atau
18.10.6.3, maka (a) dan (b) harus dipenuhi :
𝟐.𝟖
a) Jika rasio tulangan longitudinal pada elemen batas dinding > maka tulangan
𝒇𝒚
transversal pada elemen batas tersebut harus memenuhi 18.7.5.2(a) hingga (e),
disepanjang jarak yang dihitung sesuai 18.10.6.4(a).

Spasi arah longitudinal pada tulangan transversal tersebut tidak boleh melebihi
nilai terkecil dari 𝟐𝟎𝟎 𝒎𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝟖𝒅𝒃 batang tulangan lentur utama terkecil, kecuali
spasi tersebut tidak melebihi nilai terkecil dari 𝟏𝟓𝟎 𝒎𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝟔𝒅𝒃 di dalam zona
𝑴
sejauh nilai terbesar antara lw 𝒅𝒂𝒏 𝒖 di atas dan dibawah penampang kritis di
𝟒𝑽𝒖
mana pelelehan tulangan longitudinal dapat terjadi akibat perpindahan lateral
inelastik yang ditinjau.
18.14- Komponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai
bagian sistem pemikul gaya seismik
18.14.5 Sambungan pelat-kolom
Flat plate-column joints pada bangunan SDC D,E atau F
diizinkan tanpa tulangan geser pons, hanya jika interstory drift
cukup rendah dan/atau geser pons akibat gravitasi cukup
rendah.
18.14.5 Sambungan pelat-kolom
21.13.6 Untuk sambungan slab-kolom slab dua arah tanpa balok,
tulangan geser slab yang memenuhi persyaratan dari 11.11.3 dan
11.11.5 dan memberikan 𝑽𝒔 tidak kurang dari 𝟎. 𝟐𝟗 𝒇′𝒄 𝒃𝒐 𝒅 harus
menerus paling sedikit empat kali tebal slab dan muka tumpuan,
kecuali bila salah satu dari (a) atau (b) dipenuhi :
(a)Persyaratan dari 11.11.7 menggunakan geser desain 𝑉𝑢𝑔 dan
momen yang timbul yang disalurkan antara slab dan kolom akibat
perpindahan desain;
(b)Rasio drift tingkat desain tidak melebihi yang lebih besar dari
𝐕𝐮𝐠
𝟎. 𝟎𝟎𝟓 𝑑𝑎𝑛 𝟎. 𝟎𝟑𝟓 − 𝟎. 𝟎𝟓 .
∅𝐕𝐜
SNI 2847-201X.ps.18.14.5.1.1 Sambungan pelat-kolom

18.14.5.1 Untuk sambungan pelat-kolom pada pelat dua arah tanpa balok,
tulangan geser pelat yang memenuhi persyaratan 8.7.6 atau 8.7.7 harus disediakan
pada bagian kritis pelat sesuai yang ditentukan dalam 22.6.4.1 jika
∆𝒙 𝟏 𝑽𝒖𝒈
≥ 𝟎. 𝟎𝟑𝟓 −
𝒉𝒔𝒙 𝟐𝟎 𝝓𝑽𝒄
Tulangan geser pelat harus memenuhi 𝒗𝒔 ≥ 𝟎. 𝟐𝟗 𝒇′𝒄 di bagian kritis pelat dan
harus diperpanjang setidaknya empat kali tebal pelat dari muka tumpuan yang
berdekatan dengan bagian kritis pelat.

∆𝒙 ∆𝒙
Persyaratan tulangan geser ini tidak berlaku jika ≤ 𝟎. 𝟎𝟎𝟓. Nilai harus
𝒉𝒔𝒙 𝒉𝒔𝒙
diambil yang terbesar dari nilai-nilai pada tingkat yang berdekatan di atas dan di
bawah sambungan kolom pelat. 𝒗𝒄 harus dihitung sesuai dengan 22.6.5. 𝒗𝒖𝒈
adalah tegangan geser terfaktor pada bagian kritis pelat untuk pelat dua arah
akibat beban gravitasi tanpa transfer momen.
SNI 2847-2013
Pasal 4 – Persyaratan Durabilitas

SNI 2847-201X
PASAL 19 – BETON: PERSYARATAN
DESAIN DAN DURABILITAS
SNI 2847-201X – Pasal 20
PROPERTI BAJA TULANGAN, DURABILITAS,
dan PENANAMAN

SNI 2847-201X – Pasal 20.2.1


Definisi kekuatan leleh dari baja tulangan
mutu/kekuatan tinggi (fy > 420 Mpa) dalam pasal 20
sekarang untuk pertama kalinya, sama dengan yang
ada dalam spesifikasi ASTM
SNI 2847-201X, Pasal 20.2 - Batang dan Kawat Nonprategang
20.2.1 Properti material
20.2.1.1 Tulangan dan kawat nonprategang harus berulir, kecuali
untuk batang atau kawat polos diperbolehkan
digunakan sebagai tulangan spiral.
20.2.1.2 Kekuatan leleh tulangan dan kawat nonprategang harus
ditentukan dengan mengikuti a) atau b):
a) Metode offset, dengan menggunakan offset sebesar
0,20 persen sesuai ASTM A370
b) Titik leleh dengan menggunakan metode
penghentian gaya (halt of force), dengan catatan
tulangan atau kawat nonprategang memiliki titik
leleh yang jelas.
SNI 2847-2013. 21.1.5.2 — Tulangan ulir yang menahan lentur, gaya aksial, atau keduanya yang ditimbulkan oleh
gempa, harus memenuhi ASTM A706M, Mutu 420. Tulangan Mutu 280 dan 420 ASTM A615M diizinkan jika:
(a) Kekuatan leleh aktual berdasarkan pada uji di pabrik tidak melampaui kekuatan leleh yang ditentukan sebesar
lebih dari 125 MPa; dan
(b) Rasio kekuatan tarik aktual terhadap kekuatan leleh aktual tidak kurang dari 1,25.

SNI 2847-201X. 20.2.2.5 Tulangan longitudinal ulir nonprategang yang menahan momen akibat beban gempa,
gaya aksial atau keduanya pada rangka momen khusus, dinding struktural khusus dan semua komponen dari
dinding struktural khusus termasuk balok kopel dan pilar dinding harus sesuai a) atau b):

a) ASTM A706M, Mutu 420


b) ASTM A615M, Tulangan Mutu 280 bila 1) dan 3) dipenuhi dan ASTM A615M tulangan Mutu 420 bila 1) hingga 3)
terpenuhi.
1) Kekuatan leleh aktual berdasarkan tes pabrik tidak melebihi nilai fy lebih dari 125 MPa
2) Rasio dari kekuatan tarik aktual terhadap kekuatan leleh setidak-tidaknya sebesar 1,25
3) Perpanjangan minimum pada 200 mm harus bernilai sekurang-kurangnya 14 persen untuk batang dengan
tulangan D10 sampai dengan D19, sekurang-kurangnya 12 persen untuk tulangan denga ukuran D22 hingga
D36 dan sekurang-kurangnya 10 persen untuk tulangan dengan ukuran D43 dan D57

Elongasi dibatasi 14% untuk D10-D19


12% untuk D22-D36 Elongasi dibatasi
10% untuk D43-D57
SNI 2847-201X
Pasal 25
Detail Penulangan
Lihat pada dokumen

Ketentuan Detail Tulangan Pada Struktur Beton


Bertulang Sesuai
SNI 2847-201X dan SNI 2847-201X
Akan dijelaskan terpisah
SNI 2847-201X
Pasal 26
DOKUMEN KONSTRUKSI
DAN INSPEKSI
Construction Joint
Ref. ACI 318M-11, pp 86-87 atau
SNI 2847-2013, p 46
6.4 — Construction joints
6.4.1 - Surface of concrete construction joints
shall be cleaned and laitance removed.

R6.4 — Construction joints


For the integrity of the structure, it is
important that all construction joints be
defined in construction documents and
constructed as required. Any deviations
should be approved by the licensed design
professional.
6.4.2 -Immediately before new concrete is
placed, all construction joints shall be
wetted and standing water removed.
(SSD condition)
R6.4.2 -The requirements of the 1977 Code for the
use of neat cement on vertical joints have
been removed, since it is rarely practical
and can be detrimental where deep forms
and steel congestion prevent proper access.
Often wet blasting and other procedures are
more appropriate. Because the Code sets
only minimum standards, the licensed
design professional may have to specify
additionalprocedures if conditions warrant.
Cara penyampaian pada SNI 2847-2013 (ACI 318M-11)
Pasal 6.4-p.48 - Joint konstruksi
6.4.1 Permukaan beton pada joint konstruksi harus dibersihkan dan material halus (laitance) dihilangkan.
6.4.2 Sesaat sebelum beton baru dicor, semua joint konstruksi harus dibasahi dan air yang tergenang harus
dihilangkan.
6.4.3 Joint konstruksi harus dibuat dan ditempatkan sedemikian hingga tidak mengurangi kekuatan struktur.
Perangkat untuk menyalurkan geser dan gaya-gaya lain melalui joint konstruksi harus didesain. Lihat
11.7.9.
6.4.4 Joint konstruksi pada lantai harus ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang tengah slab, balok, dan
gelagar.

Pasal 11.6.9-p.101 - Untuk tujuan pasal 11.6, bila beton dicor terhadap beton yang telah mengeras
sebelumnya, maka bidang kontak untuk penyaluran geser harus bersih dan bebas dari cairan
kapur semen (laitance). Jika μ dianggap sama dengan 1.0λ , maka bidang kontak harus
dikasarkan hingga mencapai amplitudo penuh sebesar kira-kira 6 mm.
Pasal 21.9.9-p.204 - Joint konstruksi
Semua joint konstruksi pada dinding struktur harus memenuhi pasal 6.4 dan permukaan kontak
harus dikasarkan seperti dalam pasal 11.6.9
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
ACI 318M-14 – Ch. 26.5.6 – p.466 – Construction, contraction and
isolation joints
Ch. 26.5.6.1 Design information:
(a) If required by the design, locations and details of construction, isolation, and
contraction joints
(b) Details required for transfer of shear and other forces through construction joints.
(c) Surface preparation, including intentional roughening of hardened concrete surfaces
where concrete is to be placed against previously hardened concrete.
(d) Locations where shear is transferred between as-rolled steel and concrete using
headed studs or welded reinforcing bars requiring steel to be clean and free of
paint.
(e) Surface preparation including intentional roughening if composite topping slabs are
to be cast in place on a precast floor or roof intended to act structurally with the
precast members.
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Pasal 26.5.6 – p.596 - Joint Konstruksi, joint kontraksi, dan joint isolasi
Pasal 26.5.6.1 Informasi desain:
a) Jika disyaratkan dalam desain, lokasi, dan detail joint konstruksi, joint isolasi, dan joint
kontraksi.
b) Detail diperlukan terkait transfer gaya geser dan gaya lain melewati joint konstruksi.
c) Persiapan permukaan, termasuk pengasaran pada permukaan beton keras dimana beton
baru akan dicor terhadap beton yang sudah keras sebelumnya
d) Lokasi dimana terjadi transfer gaya geser antara baja canai (as-rolled) dan beton
menggunakan stud berkepala atau tulangan yang di las harus dilakukan dalam kondisi
bersih dan bebas dari cat.
e) Persiapan permukaan termasuk permukaan yang sengaja dikasarkan bila lapisan atas
pelat komposit dicor diatas lantai atau atap pracetak yang diharapkan menyatu secara
struktural. (note: sebagian terjemahan diatas sedikit beda dengan terjemahan aslinya)
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Pasal 26.5.6.2- p. 597 - Syarat penerimaan :
a) Lokasi atau detail sambungan yang berbeda dengan keterangan di dokumen konstruksi
harus dilaporkan ke perencana ahli bersertifikat.
b) Sambungan konstruksi pada lantai dan atap harus diletakkan di titik sepertiga dari tengah
bentang pelat, balok, dan gelagar, kecuali apabila material menggunakan beton prategang.
c) Sambungan konstruksi pada gelagar harus diseimbangkan pada jarak setidaknya dua kali
lebar balok yang berpotongan, diukur dari muka balok yang berpotongan, kecuali terdapat
peraturan lain yang disetujui oleh perencana ahli bersertifikat.
d) Sambungan konstruksi harus bersih dan laitance harus dibersihkan sebelum pengecoran
dilakukan.
e) Permukaan sambungan konstruksi beton harus diperkasar apabila disyaratkan.
f) Sebelum melakukan pengecoran, sambungan konstruksi harus dibersihkan dan bersih dari
endapan air.
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Pasal 26.5.6.2- p. 597 - Syarat penerimaan :
a) Lokasi atau detail sambungan yang berbeda dengan keterangan di dokumen konstruksi
harus dilaporkan ke perencana ahli bersertifikat.
b) Kecuali pada beton prategang, sambungan konstruksi pada lantai dan atap harus
diletakkan didaerah sepertiga tengah bentang pelat, balok, dan gelagar, kecuali apabila
material menggunakan beton prategang.
c) Sambungan konstruksi pada gelagar harus ditempatkan pada jarak setidaknya dua kali
lebar balok yang berpotongan, diukur dari muka balok yang berpotongan, kecuali
terdapat peraturan lain yang disetujui oleh perencana ahli bersertifikat.
d) Sambungan konstruksi harus bersih dan laitance harus dibersihkan sebelum pengecoran
dilakukan.
e) Permukaan sambungan konstruksi beton harus diperkasar apabila disyaratkan.
f) Sesaat sebelum melakukan pengecoran, sambungan konstruksi harus dibasahi terlebih
dahulu , dibersihkan dan bersih dari endapan air (SSD condition)
(note: sebagian terjemahan diatas sedikit beda dengan terjemahan aslinya)
Daerah
1/3 LL Construction Joint
pada 1/3 tengah
LL bentang

1/3 LS

1/3 LS
LS
1/3 LL
ACI 318M-11, sec.6.4, p 87, atau SNI 2847-2013, sec. 6.4, p 48, atau ACI 318M-14,
sec.26.5.6.2 (b)-(f), p 467
ACI 318M-11, sec.6.4, p 87, atau SNI
2847-2013, sec. 6.4, p 48, atau ACI
318M-14, sec.26.5.6.2 (b)-(f), p 467
Tetapi khusus untuk bagian dimana ada balok yang berpotongan seperti balok EF ada ketentuan
tambahan, yaitu construction joint pada balok AC atau BD harus berada pada jarak minimum 2 kali
lebar balok yang memotongnya (balok EF) dari posisi muka perpotongan tersebut. Jadi construction
untuk kondisi balok AC atau BD bila dihentikan pada daerah sepertiga tengah bentang adalah seperti
ditunjukkan pada gambar potongan 1-1 yang menjauh 2 kali lebar balok EF dari balok EF
General Drawing Notes
1. The Contractor shall detail all bar bends in
accordance with ACI 318-14.
2. The Contractor shall provide lap splices in
conformance with ACI 318-14.
3. The Contractor . . . . . . . . . . . .
It is NOT intended that the Contractor will
need to read and interpret the 318 Code.
Selanjutnya Ketentuan lainnya yang dieliminasi dari SNI 2847-
2013 (ACI 318M-11) adalah,
Pasal 19 - Komponen Pada Struktur Cangkang dan Pelat Lipat
(Ch. 19 Shells and Foldd Plate Members)
dipisahkan dari SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Semua ketentuan ini (yang aslinya ada pada ACI 318M-11,
Ch.19) dipindahkan ke standar
ACI 318.2M-14 – Building Code Requirements for Concrete
Thin Shells and Commentrary
(belum dibuat SNI nya ??
Catatan :
Sebagian ketentuan pada dokumen konstruksi pada, SNI
2847-2013 dieliminasi pada SNI 2847-201X.
Contoh, a.l “Concrete Mitures”
Semua ketentuan ini dipindahkan ke standar ACI 301M-13 -
(ACI 301M-16) “Specification for Structural Concrete”

Catatan: ACI 301 M – 10 SNI 6880:2016


ACI 301 M – 13 dan ACI 301 M -16 SNI 6880:20XX ?
Catatan:
● Pertanyaannya: Mengapa dokumen ini dinyatakan sebagai ACI
318.2, bukan ACI 318.1?
● Jawaban: Ini karena awalnya direncanakan ACI 318-11 Ch. 22 -
Structural Plain Concrete akan menjadi standar
terpisah, yaitu: ACI 318.1. Nomornya dicadangkan
untuk tujuan itu.
● Kemudian akhirnya diputuskan untuk menempatkan isi ACI
318-11 Ch. 22 pada ACI 318-14 Ch. 14. Sehingga ACI 318.1
jadinya tidak ada dan ACI 318.2 tetap ada tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai