Perubahan Penting Pada SNI 2847 - 2013 Menuju SNI 2847 - 202X-Haki Bali 13.12.2019
Perubahan Penting Pada SNI 2847 - 2013 Menuju SNI 2847 - 202X-Haki Bali 13.12.2019
Perubahan Penting Pada SNI 2847 - 2013 Menuju SNI 2847 - 202X-Haki Bali 13.12.2019
4.14
Evaluasi kekuatan bangunan
Pasal.20.6.1 dan
eksisting – Pasal 27 memenuhi persyaratan
kompatibilitas deformasi
ACI 216.1
dan keseimbangan gaya
Pasal 4
Persyaratan
Tabel 4.10.2.1 – Persyaratan
Sistem Struktur ϕSn ≥ U
minimum integritas struktural
4.1 - Ruang lingkup
SNI 1726
sebagai tambahan persyaratan kekuatan,
kemampuan layan, dan durabilitas
SNI 2847-201X-ps.14, 4.9
Ps.19.3.2. ps.26.4, ps.20.6
Memenuhi persyaratan
kompatibilitas deformasi
dan keseimbangan gaya
● Pelat Satu Arah [7] ● Dinding [11]
● Pelat Dua Arah [8] ● Diafragma [New-12]
● Balok [9] ● Fondasi [13]
● Kolom [10] ● Komponen Beton Polos [14]
Pasal 10, 11 dan 12
CONTOH
Pasal 10 - KOLOM Pasal 12 - DIAFRAGMA
10.1 - Ruang lingkup 12.1 - Ruang lingkup
10.2 - Persyaratan umum 12.2 - Umum
10.3 - Batasan desain 12.3 - Batasan Desain
10.4 - Kekuatan perlu 12.4 – Kekuatan perlu
10.5 - Kekuatan desain 12.5 - Kekuatan desain
10.6 - Batasan tulangan 12.6 - Batasan Tulangan
10.7 - Pendetailan tulangan 12.7 - Pendetailan tulangan
Identik
PASAL 10 – KOLOM
10.1 Ruang lingkup
10.2 Umum
10.3 Batasan desain PASAL 11 - DINDING
10.4 Kekuatan perlu 11.1 Ruang lingkup
10.5 Kekuatan desain 11.2 Umum
10.6 Batasan tulangan 11.3 Batasan Desain
10.7 Pendetailan tulangan 11.4 Kekuatan perlu
11.5 Kekuatan desain
PASAL 12 – DIAFRAGMA 11.6 Batasan tulangan
12.1 Ruang lingkup 11.7 Pendetailan tulangan
12.2 Umum 11.8 Metode alternatif untuk analisis
12.3 Batasan desain dinding langsing tidak sebidang
12.4 Kekuatan perlu
12.5 Kekuatan desain Format organisasi yang konsisten
12.6 Batasan tulangan untuk semua komponen struktur
12.7 Pendetailan tulangan
PASAL - JOINT dan KONEKSI
● Join Balok-Kolom dan Pelat-Kolom [15]
● Sambungan antar Komponen [16]
● Pengangkuran ke Beton [17]
Dalam penyusunannya ditemukan masalah bagaimana
menempatkan informasi desain untuk beberapa jenis
komponen (member) yang berlaku berulang kali - seperti
persyaratan panjang penyaluran (development length) dan
sebagainya. Untuk mengulangi informasi yang sama dalam
beberapa bab berulang kali bukanlah solusi yang tepat.
Geser pada
Diafragma (Ps 12)
= SNI 2847-2013
SNI 2847-
2013
SNI 2847-201X Ps.5.3.11 dan Ps.7.4.1.3
Dengan demikian, dilakukan perubahan sebagai berikut,
ACI 318M-14 Ch. 5 Sec. 5.3.11 dan Ch.7 Sec.7.4.1.3.
SNI 2847-201X Ps. 5.3.11 dan Ps.7.4.1.3
ACI 318M-14 Sec.5.3.11 — Required strength U shall include internal load effects
due to reactions induced by prestressing with a load factor of 1.0.
SNI 2847-201X Ps. 5.3.11 - Kekuatan perlu U harus mencakup pengaruh beban
internal akibat reaksi yang ditimbulkan oleh gaya prategang dengan faktor beban
sebesar 1,0.
ACI 318M-14 Sec.7.4.1.3 - For prestressed slabs, effects of reactions induced by
prestressing shall be considered in accordance with 5.3.11 (Pernyataan serupa juga
muncul di pasal lain yan berbasis komponen)
SNI 2847-201X Ps. 7.4.1.3 - Untuk pelat prategang, pengaruh reaksi perletakan yang
ditimbulkan akibat prategang harus dipertimbangkan sesuai ps. 5.3.11.
SNI 2847-201X Ps.5.3.11 dan Ps.7.4.1.3
ACI 318M-14. Ch. 5 Sec. 5.3.11 dan Ch.7 Sec.7.4.1.3.
Momen Sekunder akibat Prategang
● Latar belakang perubahan yang dilakukan.
ACI 318-11. Sec. 18.10.3.p.298 — Moments used to compute required strength shall
be the sum of the moments due to reactions induced by prestressing (with a load
factor of 1.0) and the moments due to factored loads. Adjustment of the sum of
these moments shall be permitted as allowed in 18.10.4. p.299
SNI 2847-2013. Ps.18.10.3. p.161- Momen-momen yang digunakan untuk
menghitung kekuatan perlu harus merupakan jumlah momen akibat reaksi yang
ditimbulkan oleh prategang (dengan suatu faktor beban sebesar 1,0) dan momen-
momen akibat beban terfaktor. Penyesuaian jumlah momen-momen ini diizinkan
seperti diperbolehkan dalam 18.10.4.
Persyaratan untuk penyertaan momen sekunder dalam ACI 318-11 dimasukkan pada
saat redistribusi, tetapi tidak dimasukkan dipasal lainnya. Sedangkan momen
sekunder harus dicakup walaupun ketika momen tidak didistribusikan. dengan
demikian, maka penulisannya harus dimodifikasi.
SNI 2847-201X , Pasal 6 – Analisis Struktur
a.l. - Lebar efektif balok T – 6.3.2
𝑙𝑛 𝑙𝑛
𝑏𝑒𝑓𝑓 ≤ + 𝑏𝑤 +
8 8
Ps. 6.6 Analisis orde pertama (First-order analysis)
• Keseimbangan pada undeformed shape :
- Sifat bahan/material linear.
- Penyelesaian linear.
- Superposisi dari beban.
- Pengaruh kelangsingan (bila diperlukan).
- Metode pembesaran momen (approximasi).
- Momen Inersia Efektif ----- lihat Tabel 6.6.3.1.1(a).
- Joints diasumsikan “kaku” (rigid).
Ps. 6.7 Analisis orde kedua (second-order analysis)
• Keseimbangan pada deformed shape :
- Sifat bahan/material linear.
- Penyelesaian nonlinear.
- Superposisi beban tidak dilakukan.
- Pengaruh kelangsingan :
-) Tanpa pembesaran momen untuk relative displacement
-) Defleksi sepanjang batang tetap ditinjau -> 6.6.4.5
- Momen inersia efektif.
SNI 2847-201X - Pasal 8 - Pelat Dua Arah
R8.7.4.1.3 Panjang minimum
dan penyaluran tulangan yang
ditunjukkan pada Gambar
8.7.4.1.3a diperuntukkan untuk
pelat dengan proporsi normal
untuk memiku beban gravitasi.
Panjang minimum dan
penyaluran yang tergambar ini
mungkin tidak cukup untuk
pelat-tebal dua arah seperti
pelat-transfer, pelat podium,
dan pondasi rakit Mat
foundation).
Kemungkinan permasalahan geser
pons (punching shear) pada pelat
podium yang tebal (thick slab)
Seperti ditunjukkan pada gambar
R 8.7.4.1.3b, retak-pons dapat terjadi
pada sudut sekitar 20° dimana mungkin
tidak dicegah oleh tulangan tarik, yang
secara substansial dapat mengurangi
kekuatan geser-pons. Untuk pelat
dengan rasio ℓn/h < 15, adanya
tulangan menerus minimum seperti
tergambar mungkin tidak cukup dan
perlu diperiksa, juga termasuk momen
yang perlu dipikul untuk pembebanan
kombinasi akibat gravitasi dan lateral.
SNI 2847-201X, Pasal 9 – BALOK
Susunan dan uraiannya adalah sebagai berikut:
PASAL 9 – BALOK
9.1 Ruang lingkup Contoh Lengkap dari isi materi pada
9.2 Umum setiap pasal induk beserta urutan
9.3 Batas desain pada pasal-pasal lainnya
9.4 Kekuatan perlu
9.5 Kekuatan rencana
9.6 Batasan tulangan
9.7 Pendetailan penulangan
9.8 Sistem pelat berusuk satu arah nonprategang
9.9 Balok tinggi
Pasal 9.7.7 Tulangan integritas struktur pada balok
dicor di tempat.
Ketentuan integritas struktural untuk balok dapat ditemukan di pasal 9.7.7.
Ketentuan-ketentuan ini terkadang diabaikan di masa lalu. Sebagian alasannya
mungkin karena mereka berada di bagian pasal Detailing, dan para Perencana
(designer) mungkin tidak menemukan ketetuan ini dengan mudah.
Maksud dari ketentuan ini adalah untuk menghasilkan tingkat redundansi yang
lebih tinggi daripada yang biasanya diberikan oleh praktik detailing normal yang
biasa dijumpai saat ini. Ketentuan integritas ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga
terhadap keruntuhan progresif atau akan terjadi kerusakan akibat kelebihan beban
yang tidak disengaja atau kehilangan tumpuan pendukung. Ketentuan ini juga
membantu menjaga kerusakan lokal. Ketentuan pada code berusaha memenuhi
maksud ini dengan sedikit melakukan perubahan sederhana pada ketentuan dasar
detailing yang akan dijelaskan kemudian pada Pasal Detailing.
Bagaimana cara untuk mencapainya?
● Pemasangan tulangan yang menerus (kontinu)
● Pengangkuran yang tertanam dengan baik pada
balok dan tumpuan
● Penempatan lokasi dan sambungan lewatan
(splicing) yang baik - (mechanical splice, welded
splice, headed bars/tulangan berkepala)
● Menimbulkan efek katenari (catenary action).
Diafragma
Pasal-12
Diafragma dan kolektor
1. Material beton dan baja tulangan
Kuat tekan beton untuk diafragma dan kolektor penahan
gaya lateral minimum adalah fc’-17 MPa (SNI 2847-201X,
ps. 19.2.1.1) dan untuk baja tulangan longitudinal dan
transversal dibatasi maksimum 420 MPa (SNI 2847-201X,
ps.12.5.1.5).
2. Tebal minimum pelat diafragma harus mengikuti
ketentuan SNI 2847-201X, ps.7.3.1 untuk pelat satu arah
dan SNI 2847-201X, ps.8.3.1untuk pelat dua arah. Tebal
diafragma tersebut harus mampu menahan in-plane
moment, shear(geser), dan gaya aksial (SNI 2847-201X,
ps.12.5.2, dan 12.5.2.3).
Peranan Diaphragma
Diaphragma melakukan berbagai peran dalam memikul gaya gravitasi dan gaya
lateral dari gedung. Gambar–gambar diatas yang menggambarkan berbagai
peranan dari elemen struktur gedung termasuk podium dan basement.
Dari segi fungsinya, diaphragm dapat dibagi dalam 2 type.
Type 1: Diaphragma sederhana (simple diaphragm)
Diaphragma yang berfungsi hanya untuk mendistribusikan gaya lateral (gaya
seismik) yang berasal dari tingkat/levelnya sendiri ke elemen vertikal dari sistem
penahan gaya lateral seperti dinding struktur atau rangka momen. Kondisi ini
hanya terjadi pada gedung yang teratur/regular tanpa adanya diskontinuitas yang
berarti pada sistem struktur.
Type 2: Transfer Diaphragma
Diaphragma yang berfungsi untuk memindahkan (transfer) atau redistribusi gaya
lateral (seismik) yang berasal dari tingkat/level lainnya. Gaya ini menjadi sangat
besar jika terjadi diskontinuitas yang significant pada sistem struktur penahan gaya
seismik tersebut.
Contoh klasik dari type ini adalah seperti diaphragma pada pelat atap dari suatu
podium yang sangat kaku, dimana diatas podium tersebut berdiri gedung tinggi
yang fleksibel seperti terlihat pada Gambar 2.2.a. Kasus lainnya adalah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.b dan Gambar 2.2.c dimana transfer
diaphragma akan dapat memberi kepastian stabilitas dari keseluruhan gedung.
Diasumsikan bahwa gaya kolektor disalurkan merata sepanjang dinding seperti
diperlihatkan pada gmbar. Diaphragma juga berfungsi untuk memindahkan
gaya antar elemen vertikal dari sistem struktur penahan gaya seismik.
SNI 2847-201X. 20.2.2.5 Tulangan longitudinal ulir nonprategang yang menahan momen akibat beban gempa,
gaya aksial atau keduanya pada rangka momen khusus, dinding struktural khusus dan semua komponen dari
dinding struktural khusus termasuk balok kopel dan pilar dinding harus sesuai a) atau b):
Ketentuan Pengekangan
Kolom Sistem rangka pemikul momen khusus dan
kolom yang tidak direncanakan sebagai bagian dari
sistem struktur penahan gaya seismik yang berada
pada daerah Seismik Design Category (Kategori
Desain Seismik) D,E atau F.
Gaya Aksial Tinggi (𝑃𝑢 > 0.3𝐴𝑔 𝑓𝑐′)
atau
untuk Beton dengan Kuat Tekan
𝑓𝑐′ > 70 𝑀𝑝𝑎
Sangat Berbeda
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 –
18.7.5.4
18.7.5.2 Tulangan Transversal harus sesuai a) hingga f):
f). Ketika 𝑷𝒖 > 𝟎. 𝟑𝑨𝒈 𝒇𝒄′𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒇𝒄′ > 𝟕𝟎 𝑴𝒑𝒂 pada kolom
dengan sengkang pengekang, maka setiap batang atau
bundel tulangan longitudinal di sekeliling inti kolom
harus memiliki tumpuan lateral yang diberikan oleh
sudut dari sengkang pengekang ataupun oleh kait
gempa, dan nilai ℎ𝑥 tidak boleh lebih dari 200 mm.
𝑷𝒖 harus merupakan gaya tekan terbesar yang
konsisten dengan kombinasi beban terfaktor termasuk
𝑬
SNI 2647 – 201X, Pasal 18.7.5.2 – 18.7.5.4
𝑓 𝑐′
a) 𝑘𝑓 = + 0.6 ≥ 1.0 (18.7.5.4𝑎)
175
𝑛𝑙
b) 𝑘𝑛 = (18.7.5.4𝑏)
𝑛𝑙 −2
𝑛1
𝑘𝑛 =
𝑛1 − 2
𝑛𝑙 = 10
Dimana 𝑛𝑙 adalah jumlah batang atau bundel tulangan
longitudinal di sekeliling inti kolom dengan sengkang persegi
yang ditumpu secara lateral oleh sudut dari sengkang
pengekang atau kait seismik.
𝒏𝒍 4 6 8 10 12 14 16 18 20
𝑘𝑛 2.00 1.50 1.33 1.25 1.20 1.17 1.14 1.13 1.11
Contoh aplikasi , lihat ACI 318M-14 Design Hanbook SP-17M(14),p.385
atau
James K Wight, “Reinforced Concrete Mechanics and Design”, 7th Edition,
Pearson Education, Inc, 2016, p.1048
Setiap sudut dan setiap seling batang longitudinal Setiap tulangan longitudinal sekeliling perimeter
harus dipasang tahanan lateral, dan tidak ada tulangan pada inti kolom harus mempunyai tumpuan lateral
yang lebih jauh dari 150 mm antar tulangan penahan pada setiap sudut ring dengan kait seismik.
lateral.
Dimensi 𝑋𝑖 dari garis sumbu ke garis sumbu dari
Sengkang ikat silang (crosstie) yang berurutan di tulangan penumpu (support bar) tidak boleh
sekeliling dan sepanjang panjang harus memiliki kait 90 melebihi 200 mm.
derajat pada sisi kolom yang berlawanan.
“Seismic Design of Reinforced Concrete
Dimensi 𝑋𝑖 dari garis sumbu dari tulangan penumpu Building”, J. Moehle. McGraw-Hill, 2015.
(support bar) tidak boleh melebihi 360 mm. ps.12.6.4.p.501
𝑎 𝑃𝑢 ≤ 0.3𝐴𝑔 𝑓𝑐′ 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑐′ ≤ 70 𝑀𝑝𝑎 𝑏 𝑃𝑢 > 0.3𝐴𝑔 𝑓𝑐′ 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑐 ′ > 70 𝑀𝑝𝑎
Lokasi dan ketentuan dimensi untuk tulangan lurus, kait dan berkepala
“Seismic Design of Reinforced Concrete Buildings”, J. Moehle, McGraw-Hill, 2015, ps.9.6.4, p.367
Lokasi dan ketentuan dimensi untuk berbagai type tulangan
Ketentuan Minimum
Penerapan Parameter
(Mpa)
(a) Tulangan Longitudinal melintas joint
Tulangan kolom atau ℎ𝑙 ℎ𝑏 𝑓𝑦
balok berada dalam inti 𝑎𝑛𝑑 20
𝑑𝑏,𝑏 𝑑𝑏,𝑙 420
joint Tidak boleh kurang dari 20
Balok lebar, tulangan ℎ𝑙 𝑓𝑦
utama berada di luar 24
𝑑𝑏,𝑏 60.000
inti joint Tidak boleh kurang dari 24
“Seismic Design of Reinforced Concrete Buildings”, J. Moehle, McGraw-Hill, 2015, ps.9.6.4, p.368
Lokasi dan ketentuan dimensi untuk berbagai type tulangan
Tulangan Ψ𝑒 𝑓𝑦 𝑑𝑏 ′
=
dengan kait 𝐼𝑑ℎ 4.2𝜆 𝑓′𝑐
(hooked bar) Tidak boleh kurang dari 8𝑑𝑏 𝑑𝑎𝑛 150 𝑚𝑚
Tulangan
0.75𝐼𝑑𝑡
berkepala 𝐼𝑑𝑡 ′
Tidak boleh kurang dari 8𝑑𝑏 𝑑𝑎𝑛 150 𝑚𝑚
(Headed)
“Seismic Design of Reinforced Concrete Buildings”, J. Moehle, McGraw-Hill, 2015, ps.9.6.4, p.366
18.10.2.2 Paling sedikit dua lapis tulangan harus digunakan
pada suatu dinding jika Vu > 0,17Acv λ√fc’ atau hw/ℓw ≥ 2.0,
dimana hw dan ℓw merupakan tinggi dan panjang dari
dinding secara keseluruhan
Spasi arah longitudinal pada tulangan transversal tersebut tidak boleh melebihi
nilai terkecil dari 𝟐𝟎𝟎 𝒎𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝟖𝒅𝒃 batang tulangan lentur utama terkecil, kecuali
spasi tersebut tidak melebihi nilai terkecil dari 𝟏𝟓𝟎 𝒎𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝟔𝒅𝒃 di dalam zona
𝑴
sejauh nilai terbesar antara lw 𝒅𝒂𝒏 𝒖 di atas dan dibawah penampang kritis di
𝟒𝑽𝒖
mana pelelehan tulangan longitudinal dapat terjadi akibat perpindahan lateral
inelastik yang ditinjau.
18.14- Komponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai
bagian sistem pemikul gaya seismik
18.14.5 Sambungan pelat-kolom
Flat plate-column joints pada bangunan SDC D,E atau F
diizinkan tanpa tulangan geser pons, hanya jika interstory drift
cukup rendah dan/atau geser pons akibat gravitasi cukup
rendah.
18.14.5 Sambungan pelat-kolom
21.13.6 Untuk sambungan slab-kolom slab dua arah tanpa balok,
tulangan geser slab yang memenuhi persyaratan dari 11.11.3 dan
11.11.5 dan memberikan 𝑽𝒔 tidak kurang dari 𝟎. 𝟐𝟗 𝒇′𝒄 𝒃𝒐 𝒅 harus
menerus paling sedikit empat kali tebal slab dan muka tumpuan,
kecuali bila salah satu dari (a) atau (b) dipenuhi :
(a)Persyaratan dari 11.11.7 menggunakan geser desain 𝑉𝑢𝑔 dan
momen yang timbul yang disalurkan antara slab dan kolom akibat
perpindahan desain;
(b)Rasio drift tingkat desain tidak melebihi yang lebih besar dari
𝐕𝐮𝐠
𝟎. 𝟎𝟎𝟓 𝑑𝑎𝑛 𝟎. 𝟎𝟑𝟓 − 𝟎. 𝟎𝟓 .
∅𝐕𝐜
SNI 2847-201X.ps.18.14.5.1.1 Sambungan pelat-kolom
18.14.5.1 Untuk sambungan pelat-kolom pada pelat dua arah tanpa balok,
tulangan geser pelat yang memenuhi persyaratan 8.7.6 atau 8.7.7 harus disediakan
pada bagian kritis pelat sesuai yang ditentukan dalam 22.6.4.1 jika
∆𝒙 𝟏 𝑽𝒖𝒈
≥ 𝟎. 𝟎𝟑𝟓 −
𝒉𝒔𝒙 𝟐𝟎 𝝓𝑽𝒄
Tulangan geser pelat harus memenuhi 𝒗𝒔 ≥ 𝟎. 𝟐𝟗 𝒇′𝒄 di bagian kritis pelat dan
harus diperpanjang setidaknya empat kali tebal pelat dari muka tumpuan yang
berdekatan dengan bagian kritis pelat.
∆𝒙 ∆𝒙
Persyaratan tulangan geser ini tidak berlaku jika ≤ 𝟎. 𝟎𝟎𝟓. Nilai harus
𝒉𝒔𝒙 𝒉𝒔𝒙
diambil yang terbesar dari nilai-nilai pada tingkat yang berdekatan di atas dan di
bawah sambungan kolom pelat. 𝒗𝒄 harus dihitung sesuai dengan 22.6.5. 𝒗𝒖𝒈
adalah tegangan geser terfaktor pada bagian kritis pelat untuk pelat dua arah
akibat beban gravitasi tanpa transfer momen.
SNI 2847-2013
Pasal 4 – Persyaratan Durabilitas
SNI 2847-201X
PASAL 19 – BETON: PERSYARATAN
DESAIN DAN DURABILITAS
SNI 2847-201X – Pasal 20
PROPERTI BAJA TULANGAN, DURABILITAS,
dan PENANAMAN
SNI 2847-201X. 20.2.2.5 Tulangan longitudinal ulir nonprategang yang menahan momen akibat beban gempa,
gaya aksial atau keduanya pada rangka momen khusus, dinding struktural khusus dan semua komponen dari
dinding struktural khusus termasuk balok kopel dan pilar dinding harus sesuai a) atau b):
Pasal 11.6.9-p.101 - Untuk tujuan pasal 11.6, bila beton dicor terhadap beton yang telah mengeras
sebelumnya, maka bidang kontak untuk penyaluran geser harus bersih dan bebas dari cairan
kapur semen (laitance). Jika μ dianggap sama dengan 1.0λ , maka bidang kontak harus
dikasarkan hingga mencapai amplitudo penuh sebesar kira-kira 6 mm.
Pasal 21.9.9-p.204 - Joint konstruksi
Semua joint konstruksi pada dinding struktur harus memenuhi pasal 6.4 dan permukaan kontak
harus dikasarkan seperti dalam pasal 11.6.9
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
ACI 318M-14 – Ch. 26.5.6 – p.466 – Construction, contraction and
isolation joints
Ch. 26.5.6.1 Design information:
(a) If required by the design, locations and details of construction, isolation, and
contraction joints
(b) Details required for transfer of shear and other forces through construction joints.
(c) Surface preparation, including intentional roughening of hardened concrete surfaces
where concrete is to be placed against previously hardened concrete.
(d) Locations where shear is transferred between as-rolled steel and concrete using
headed studs or welded reinforcing bars requiring steel to be clean and free of
paint.
(e) Surface preparation including intentional roughening if composite topping slabs are
to be cast in place on a precast floor or roof intended to act structurally with the
precast members.
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Pasal 26.5.6 – p.596 - Joint Konstruksi, joint kontraksi, dan joint isolasi
Pasal 26.5.6.1 Informasi desain:
a) Jika disyaratkan dalam desain, lokasi, dan detail joint konstruksi, joint isolasi, dan joint
kontraksi.
b) Detail diperlukan terkait transfer gaya geser dan gaya lain melewati joint konstruksi.
c) Persiapan permukaan, termasuk pengasaran pada permukaan beton keras dimana beton
baru akan dicor terhadap beton yang sudah keras sebelumnya
d) Lokasi dimana terjadi transfer gaya geser antara baja canai (as-rolled) dan beton
menggunakan stud berkepala atau tulangan yang di las harus dilakukan dalam kondisi
bersih dan bebas dari cat.
e) Persiapan permukaan termasuk permukaan yang sengaja dikasarkan bila lapisan atas
pelat komposit dicor diatas lantai atau atap pracetak yang diharapkan menyatu secara
struktural. (note: sebagian terjemahan diatas sedikit beda dengan terjemahan aslinya)
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Pasal 26.5.6.2- p. 597 - Syarat penerimaan :
a) Lokasi atau detail sambungan yang berbeda dengan keterangan di dokumen konstruksi
harus dilaporkan ke perencana ahli bersertifikat.
b) Sambungan konstruksi pada lantai dan atap harus diletakkan di titik sepertiga dari tengah
bentang pelat, balok, dan gelagar, kecuali apabila material menggunakan beton prategang.
c) Sambungan konstruksi pada gelagar harus diseimbangkan pada jarak setidaknya dua kali
lebar balok yang berpotongan, diukur dari muka balok yang berpotongan, kecuali terdapat
peraturan lain yang disetujui oleh perencana ahli bersertifikat.
d) Sambungan konstruksi harus bersih dan laitance harus dibersihkan sebelum pengecoran
dilakukan.
e) Permukaan sambungan konstruksi beton harus diperkasar apabila disyaratkan.
f) Sebelum melakukan pengecoran, sambungan konstruksi harus dibersihkan dan bersih dari
endapan air.
Cara penyampaian pada SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Pasal 26.5.6.2- p. 597 - Syarat penerimaan :
a) Lokasi atau detail sambungan yang berbeda dengan keterangan di dokumen konstruksi
harus dilaporkan ke perencana ahli bersertifikat.
b) Kecuali pada beton prategang, sambungan konstruksi pada lantai dan atap harus
diletakkan didaerah sepertiga tengah bentang pelat, balok, dan gelagar, kecuali apabila
material menggunakan beton prategang.
c) Sambungan konstruksi pada gelagar harus ditempatkan pada jarak setidaknya dua kali
lebar balok yang berpotongan, diukur dari muka balok yang berpotongan, kecuali
terdapat peraturan lain yang disetujui oleh perencana ahli bersertifikat.
d) Sambungan konstruksi harus bersih dan laitance harus dibersihkan sebelum pengecoran
dilakukan.
e) Permukaan sambungan konstruksi beton harus diperkasar apabila disyaratkan.
f) Sesaat sebelum melakukan pengecoran, sambungan konstruksi harus dibasahi terlebih
dahulu , dibersihkan dan bersih dari endapan air (SSD condition)
(note: sebagian terjemahan diatas sedikit beda dengan terjemahan aslinya)
Daerah
1/3 LL Construction Joint
pada 1/3 tengah
LL bentang
1/3 LS
1/3 LS
LS
1/3 LL
ACI 318M-11, sec.6.4, p 87, atau SNI 2847-2013, sec. 6.4, p 48, atau ACI 318M-14,
sec.26.5.6.2 (b)-(f), p 467
ACI 318M-11, sec.6.4, p 87, atau SNI
2847-2013, sec. 6.4, p 48, atau ACI
318M-14, sec.26.5.6.2 (b)-(f), p 467
Tetapi khusus untuk bagian dimana ada balok yang berpotongan seperti balok EF ada ketentuan
tambahan, yaitu construction joint pada balok AC atau BD harus berada pada jarak minimum 2 kali
lebar balok yang memotongnya (balok EF) dari posisi muka perpotongan tersebut. Jadi construction
untuk kondisi balok AC atau BD bila dihentikan pada daerah sepertiga tengah bentang adalah seperti
ditunjukkan pada gambar potongan 1-1 yang menjauh 2 kali lebar balok EF dari balok EF
General Drawing Notes
1. The Contractor shall detail all bar bends in
accordance with ACI 318-14.
2. The Contractor shall provide lap splices in
conformance with ACI 318-14.
3. The Contractor . . . . . . . . . . . .
It is NOT intended that the Contractor will
need to read and interpret the 318 Code.
Selanjutnya Ketentuan lainnya yang dieliminasi dari SNI 2847-
2013 (ACI 318M-11) adalah,
Pasal 19 - Komponen Pada Struktur Cangkang dan Pelat Lipat
(Ch. 19 Shells and Foldd Plate Members)
dipisahkan dari SNI 2847-201X (ACI 318M-14)
Semua ketentuan ini (yang aslinya ada pada ACI 318M-11,
Ch.19) dipindahkan ke standar
ACI 318.2M-14 – Building Code Requirements for Concrete
Thin Shells and Commentrary
(belum dibuat SNI nya ??
Catatan :
Sebagian ketentuan pada dokumen konstruksi pada, SNI
2847-2013 dieliminasi pada SNI 2847-201X.
Contoh, a.l “Concrete Mitures”
Semua ketentuan ini dipindahkan ke standar ACI 301M-13 -
(ACI 301M-16) “Specification for Structural Concrete”