PENDAHULUA1
PENDAHULUA1
PENDAHULUA1
Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak kultivar talas. Terdapat lima kultivar talas yang
dikenal di daerah Bogor, yaitu talas Bentul, Ketan, Pandan, Sutera dan Lampung.
Terdapat lebih dari 180 kultivar talas yang dapat dibedakan secara morfotipe, dan
di Indonesia. Talas merupakan tanaman yang unik secara ekologi, dapat tumbuh
pada kondisi di mana tanaman lain kurang berhasil, misalnya kondisi genangan,
kegaraman (dapat tumbuh pada kondisi 25-50% air garam),dan naungan. Tanaman
bawah kondisi naungan dan khlorofil yang tinggi (Setyowati et al., 2007).
Setyowati M., I. Hanarida, dan Sutoro. 2007. Karakteristik Umbi Plasma Nutfah
Tanaman Talas (Colocasia esculenta). Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor.
Saat ini talas merupakan salah satu makanan yang sangat populer
makanan pokok sumber karbohidrat disamping sagu dan ubi jalar. Di samping
sebagai sumber pangan, talas juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri,
misalnya sebagai bahan baku kosmetik dan plastik. Umbi talas sangat mudah
dikenal dan dapat divariasikan menjadi berbagai olahan karena memiliki rasa
hidup liar (dibuang). Talas tidak hanya untuk dikosumsi tetapi ada beberapa jenis
talas yang dijadikan tanaman hias. Namun tanaman talas yang sering dijadikan
tanaman hias sering disebut dengan keladi (Xanthosoma sp). Meski keladi
tergolong dalam suku talas-talasan antara keladi dan talas memiliki perbedaan.
Keladi masuk dalam genus Caladium sedangkan talas masuk dalam genus
Colocasia. Keladi sejati jarang membentuk umbi yang besar dan tidak boleh
umbi yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, hampir
Dikenal dua varietas talas, yaitu Colocasia. esculenta var. esculenta yang
membesar tetapi membentuk banyak rimpang dengan ukuran besar. Varietas yang
pertama lazim disebut dasheen, yang kedua disebut eddoe. Jenis-jenis talas ada
bermacam macam antara lain talas bogor (Colocasia esculenta), talas padang
(Colocasia gigantea hook F), dan talas belitung (Xanthosoma sagitifolium). Masih
(Rukmana, 2008).
satu), Sub Kelas : Arecidae, Ordo : Arales, Famili : Araceae (suku talas-talasan),
(Steenis, 2008).
setinggi 90-180 cm. batang yang tersimpan dalam tanah pejal, bentuk silinder
(bulat), umumnya berwarna cokelat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang
terdapat di atas, lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas (stolon)
Daun talas berbentuk perisai besar dengan tangkai panjang dan besar,
lembaran daunnya 20-50 cm, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya dan
rambut halus yang menjadikannya kedap air. Permukaan daun bagian bawah
berlapis lilin (pruinosus), dan memiliki tekstur yang kasap sedangkan bagian atas
Bunga terdiri atas tangkai seludang dan tongkol. Bunga betinanya terletak di
bagian yang menyempit. Tanaman dipanen setelah berumur 6- 9 bulan Hasil per
rumpun sangat bervariasi yaitu berkisar 0,25 - 6 kg (Prana dan Kuswara, 2002).
dan bunga betina terpisah, yang betina berada di bawah, bunga jantan di bagian
atasnya, dan bunga mandul terdapat diantara bunga jantan dan bunga betina .
Buah bertipe buah buni. Bijinya banyak, bentuk bulat telur, panjangnya ± 2 mm
(Hidayat, 2014).
berwarna putih seperti susu. Tanaman ini memiliki daun berbentuk perisai dan
warna daun yang sangat bervariasi tergantung varietasnya. Pada setiap permukaan
daun dan pelepah tanaman ini dilapisi oleh lapisan lilin untuk melindungi diri.
Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang relatif dangkal. Daya jangkau akar
Syarat Tumbuh
Iklim
Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim
sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah
hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada
kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim
pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan
tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-300 C
untuk diperhatikan yaitu bahwa tanaman ini harus mendapat penyinaran matahari
secara penuh selama pertumbuhannya. Oleh karena itu tanaman talas ditanam di
tempat-tempat yang terbuka karena jika ditanam pada tempat yang terlindung
tumbuh dengan baik dan produksinya tidak akan mencapai tingkatan optimal.
Penyinaran matahari secara penuh minimum 11 jam per hari adalah sangat
Tanah
Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan
organik atau humus. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai
jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah
tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk
talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0
Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila
tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang,
tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini
ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar
Rudyatmi, E. dan E.S. Rahayu. 2012. “Karakterisasi Talas Lokal Jawa Tengah
dalam rangka Identifikasi Sumber Plasma Nutfah Sebagai Upaya
Konservasi Tanaman Pangan Alternatif”. Laporan Hasil Penelitian DIPA
Universitas Negeri Semarang.
tanaman secara tetap (baka) sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai
diartikan sebagai ilmu dan seni yang mempelajari adanya pertukaran dan
perbaikan karakter tanaman yang diwariskanpada suatu populasi baru dengan sifat
dengan transfer gen, yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan
yang diikuti dengan proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai
dalam inovasi perakitan kultivar unggul baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar
introduksi, teknik induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan
Gepts, P and Hancock, J. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-
1634.
yang paling tua dan paling umum digunakan adalah sifat morfologi dan fisiologi,
seperti bentuk batang, bentuk daun, ketahanan terhadap penyakit dan lain-lain.
kondisi lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa fenotip suatu karakter
dipengaruhi tidak hanya oleh factor genetic, tetapi juga oleh factor lingkungan.
Oleh karena itu seleksi terhadap suatu karakter yang didasarkan pada
yang tidak konsisten, terutama bila karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh factor
lingkungan (heritabilitas rendah) dibandingkan factor genetik. Selain hasilnya
tidak konsisten waktu yang dibutuhkan juga relative lama, seleksi secara
konvensional akan membutuhkan waktu yang lama dan areal yang luas untuk
Bennet, J. 2013. Maps and Markers in Genome Analysis of Plant, Pests, and
Pathogen. Workshop Handbook. IRRI, los Banos. P. 19-30.
paling sering dilakukan pemulia dalam merakit suatu kultivar. Hal ini karena
yang telah dikeluarkan. Peningkatan produktivitas (daya hasil per satuan luas)
adalah perakitan kultivar yang memiliki kualitas tinggi seperti perbaikan terhadap
warna, rasa, aroma, daya simpan, kandungan protein, dll. Perbaikan kualitas juga
(diantaranya): daging buah tebal, rasa manis, tekstur daging buah baik, kadar serat
rendah, biji tipis, kulit buah tebal dengan warna menarik serta memiliki daya
Pemuliaan untuk merakit tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit,
toleran kekeringan telah dilakukan oleh LIPI. Perakitan tebu yang toleran
tinggi, kedelai yang tahan lalat kacang, toleran naungan, telah dan sedang
dilakukan pada Lab. Pemuliaan Tanaman Unpad (Gepts dan Hancock, 2006).
Teknik Pemuliaan pada Tanaman Talas (Colocasia esculenta L.) dengan Cara
Induksi Poliplodi
dari sepasang (diploid). Poliploidi dapat terjadi secara alami maupun diinduksi
dengan bahan kimia anti-mitotik, antara lain dengan orizalin, trifularin, amiprofos
poliploidisasi tidak hanya pada sel tumbuhan melainkan juga pada sel hewan
Tuyl, JMV., B. Meijer, & MP. Van Dien. 2012. The use of oryzalin as an
alternative for colchicine in in vitro chromosome doubling of Lilium and
Nerine. Acta Horticulturae. 325:625-625.
bunga yang jarang terbentuk karena pembungaan yang sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan terutama suhu (Ivancic et al. 2008). Selain itu, selama ini talas
dengan pemuliaan mutasi menggunakan iradiasi sinar Gamma pada talas satoimo
(Martin et al. 2013), fusi protoplas (Martin et al. 2015) atau teknik manipulasi lain
diperluas. Poliploidi adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set