Angkutan Air
Angkutan Air
Angkutan Air
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi
tanaman pacar air (Impatiens balsamina)?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap kecepatan transpirasi tanaman pacar
air (Impatiens balsamina)?
3. Bagaimana pengaruh kelembaban terhadap kecepatan transpirasi tanaman
pacar air (Impatiens balsamina)?
B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi dengan
metode penimbangan.
2. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi
tanaman pacar air (Impatiens balsamina).
3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan transpirasi tanaman pacar
air (Impatiens balsamina).
4. Mengetahui pengaruh kelembaban terhadap kecepatan transpirasi tanaman
pacar air (Impatiens balsamina).
C. Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh kondisi lingkungan terhadap kecepatan transpirasi
tanaman pacar air (Impatiens balsamina).
H1 = Ada pengaruh kondisi lingkungan terhadap kecepatan transpirasi
tanaman pacar air (Impatiens balsamina).
D. Kajian Pustaka
Proses transpirasi meliputi penguapan cairan (air) yang terkandung pada
jaringan tanaman dan pemindahan uap ke atmosfir. Tanaman umumnya
kehilangan air melalui stomata. Stomata merupakan saluran terbuka pada
permukaan daun tanaman melalui proses penguapan dan perubahan wujud
menjadi gas. Air bersama beberapa nutrisi lain diserap oleh akar dan
ditransportasikan ke seluruh tanaman. Proses penguapan terjadi dalam daun, yang
disebut ruang intercellular, dan pertukaran uap ke atmosfir dikontrol oleh celah
stomata (stomatal aperture). Hampir semua air yang diserap oleh akar keluar
melalui proses transpirasi dan hanya sebagian kecil saja yang digunakan oleh
tanaman (Lakitan, 2008).
Sel-sel tanaman yang menguapkan airnya ke rongga antarsel akan
mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini
akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya akan
menerima dari batang dan batang meneriman akar dan seterusnya; membentuk
aliran transpirasi. Apabila stomata membuka, uap air dari rongga antar sel akan
keluar ke atmosfir (Rahayu, 2019).
Ada dua faktor yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan yaitu
faktor eksternal yang berupa lingkungan dan faktor internal yang berasal dari
tumbuhan itu sendiri. Faktor yang berasal dari tumbuhan seperti penutupan
stomata, jumlah dan ukuran stomata, jumlah daun, dan pelipatan daun. Sedangkan
faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti intensitas cahaya, temperatur,
kelembaban, angin, dan keadaan air tanah (Dwidjoseputro, 1992).
1. Intensitas Cahaya
Tumbuhan lebih cepat bertranspirasi apabila terkena cahaya
dibandingkan dengan yang berada ditempat gelap. Hal ini karena cahaya
sangat mendorong atau merangsang tumbuhnya stomata dengan demikian
sangat meningkatkan pemindahan uap air dari ruang-ruang sel ke luar.
Cahaya juga meningkatkan transpirasi dengan menghangatkan daun.
2. Suhu
Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu yang tinggi. Hal ini
disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu tinggi dan juga
meningkatkan kelembaban udara.
3. Kelembaban
Difusi air dari stomata pada daun yang berisikan uap ke luar agak
perlahan-lahan apabila udara disekitarnya lembab. Sedangkan apabila
udara disekitarnya kering maka proses difusi air akan berlangsung lebih
cepat.
4. Angin
Jika tidak ada angin, udara yang dekat dengan daun yang sedang
bertranspirasi makin lembab. Karena itu menurunkan laju transpirasi. Jika
ada hembusan angin lembut, udara lembab itu terbawa dan digantikan oleh
udara segar yang lebih kering.
5. Keadaan Air Tanah
Tumbuhan tidak dapat terus bertranspirasi dengan cepat jika
kelembaban yang hilang tidak digantikan oleh air segar dari tanah. Bila
penyerapan air oleh akar tidak dapat mengimbangi laju transpirasi, maka
terjadi kekurangan turgor, dan stomata pun menutup. Hal ini dengan
segera sangat mengurangi laju transpirasi.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Intensitas cahaya, suhu, kelembaban.
2. Variabel Kontrol : Tanaman pacar air, volume air dan jeda waktu
Penimbangan.
3. Variabel Respon : Berat 1 set erlenmeyer berisi tanaman pacar air,
Luas daun dan kecepatan transpirasi.
H. Rancangan Percobaan
Tahap Persiapan
Tahap Percobaan
I. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.
2. Sediakan 2 buah Erlenmeyer, isilah dengan air volume 150 ml.
3. Potong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air dalamair, dan
segera masukkan potongan tanaman tersebut pada tabung erlenmeyer
melalui lubang pada sumbat sampai bagian bawahnya terendam air.
Buanglah bunga, kuncup, daun yang rusak dan olesi luka dengan vaselin.
Demikian pula olesi celah-celah yang ada dengan vaselin (misalnya sekitar
sumbat penutup).
4. Timbang kedua erlenmeyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air yang
ada didalamnya dan catat.
5. Letakkan erlenmeyer 1 didalam ruangan dan erlenmeyer 2 pada tempat
dengan jarak 20 cm dari lampu pijar 100 watt. Ukur kondisi lingkungan
kedua tempat tersebut meliputi suhu, intensitas cahaya dan kelembaban.
6. Setiap 30 menit timbanglah erlenmeyer beserta perlengkapannya dan catat.
7. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
8. Setelah penimbangan terakhir, ambil daun-daun pada tanaman tersebut,
kemudian ukurlah luas total daun tersebut dengan kertas milimeter/grafik,
caranya sebagai berikut:
Buat pola masing-masing daun pada kertas grafik.
Hitung luas daun dengan ketentuan: Apabila kurang dari ½ kotak
dianggap nol, dan bila lebih dari ½ dianggap satu.
-0,002
-0,003
-0,004 Terang
-0,005 Gelap
-0,006
-0,007
-0,008
Kondisi Lingkungan
Analisis
Berdasarkan tabel 5 diatas, terjadi perubahan berat pada kedua erlenmeyer
berisi tanaman pacar air (Impatiens balsamina) yang diujikan. Perubahan yang
terjadi berupa penurunan dan kenaikan dari berat sebelumnya. Pada erlenmeyer
yang diletakkan pada kondisi terang, mengalami penurunan di 30 menit pertama
yaitu dari 276,5 gr menjadi 275,4 gr dan mengalami kenaikan di 30 menit kedua
menjadi 275,9 gr serta di 30 menit ketiga mengalami kenaikan lagi menjadi 276
gr. Sehingga rata-rata selisih berat yang terjadi pada tanaman pacar air ditempat
terang yaitu -0,5 gr. Sedangkan pada erlenmeyer yang berisi tanaman pacar air
diletakkan ditempat gelap, mengalami kenaikan di 30 menit pertama dari 224,3 gr
menjadi 242 gr kemudian mengalami penurunan menjadi 234,2 gr dan mengalami
penurunan lagi menjadi 223 gr. Sehingga rata-rata selisih berat yang terjadi pada
tanaman pacar air di tempat gelap yaitu -1,3 gr.
Berdasarkan tabel 6 di atas, menyajikan data luas daun tanaman pacar air
(Impatiens balsamina) setelah perlakauan. Jumlah daun yang digunakan dalam
praktikum ini sebanyak 10 daun. Pada perlakuan di tempat terang diperoleh luas
daun sebesar 12, 11, 11, 11, 10, 9, 9, 8, 5 dan 2 (cm2). Sehingga diperoleh rata-
rata luas daun sebesar 8,8 cm2. Sedangkan pada perlakuan di tempat gelap
diperoleh luas daun sebesar 11, 9, 10, 7, 6, 4, 5, 5, 2 dan 1 (cm 2). Sehingga
diperoleh rata-rata luas daun sebesar 6 cm2.
Pembahasan
Tanaman yang dijadikan sampel percobaan yaitu tanaman pacar air
(Impatiens balsamina), karena tanaman ini memiliki struktur batang yang
cenderung lunak tidak berkayu serta memiliki daun yang lebar, sehingga proses
transpirasinya akan berlangsung cepat. Sedangkan daunnya yang lebar
memudahkan praktikan untuk mengukur luas daun setelah perlakuan. Luas daun
tanaman dihitung karena luas daun juga dapat mempengaruhi besarnya laju
transpirasi tanaman. Semakin besar luas daun suatu tanaman maka semakin cepat
pula laju transpirasinya begitupun sebaliknya.
Ketika praktikum dimulai, bagian-bagian selain daun seperti bunga,
kuncup, dan lainnya harus dihilangkan terlebih dahulu sampai hanya tersisa 10
daun yang akan dijadikan uji coba. Kemudian bekas luka pada tanaman diolesi
dengan vaseline. Hal ini bertujuan untuk menghambat terjadinya penguapan air
dari bekas luka karena bekas luka terlapisi oleh vaseline.
Pada praktikum kali ini, proses transpirasi diketahui dengan metode
penimbangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses transpirasi
merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air
melalui stomata, kutikula dan lentisel (Lakitan,2008).
Berdasarkan analisis data, faktor lingkungan seperti Intensitas cahaya,
suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi kecepatan transpirasi. Ketika suatu
tumbuhan diletakkan pada kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya yang
cukup, tumbuhan tersebut akan melakukan proses fotosintesis. Hasil dari
fotosintesis tumbuhan tersebut tertimbun pada sel penjaga stomata yang
menyebabkan adanya tekanan pada sel penjaga tersebut dan stoma terbuka, maka
terjadilah proses transpirasi. Dinding sel penjaga tidak sama tebal, sehingga
menyebabkan adanya lekukan yang dapat terbuka ketika ada tekanan dan molekul
yang masuk dari sel tetangga ke sel penjaga (Soerdikoesoemo, 1995). Sebaliknya,
ketika tanaman diletakkan pada kondisi lingkungan yang gelap, tanaman tersebut
tidak melakukan proses fotosintesis. Air yang tidak digunakan untuk fotosintesis
tertimbun dalam sel penjaga stoma, sehingga potensial air di sekitar sel penjaga
rendah maka terjadilah difusi air dari sel penjaga keluar dan stoma tertutup. Jika
demikian, stoma tidak terbuka secara sempurna proses transpirasi juga terhambat.
Tanaman yang diletakkan dalam kondisi gelap tetap melakukan transpirasi namun
tidak secara maksimal. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan nilai
kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air yang diletakkan pada kondisi
lingkungan terang dan kondisi lingkungan gelap.
Hasil praktikum menunjukkan, pada lingkungan terang kecepatan
transpirasi tanaman pacar air sebesar -0,002 g/menit/cm2. Sedangkan pada
lingkungan gelap kecepatan transpirasi tanaman pacar air adalah -0,007
g/menit/cm2. Pengaruh intensitas cahaya yang rendah pada lingkungan gelap
menyebabkan tanaman tidak melakukan transpirasi secara maksimal. Nilai
kecepatan transpirasi tanaman pacar air yang diletakkan pada lingkungan terang
lebih besar dibandingkan dengan tanaman pacar air pada lingkungan gelap, hal ini
disebabkan karena intensitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis dan
transpirasi pada tanaman tersebut.
Pada suhu yang tinggi tanaman pacar air bertranspirasi lebih cepat karena
air menguap lebih cepat pada suhu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan data, pada
suhu 31oC ditempat terang tanaman bertranspirasi lebih cepat dibanding dengan
tanaman yang berada di tempat gelap dengan suhu 30oC. Sedangkan untuk
pengaruh kelembaban berbanding tebalik dengan pengaruh suhu dan intesistas
cahaya. Dimana semakin besar kelembaban maka semakin rendah leju
transpirasinya. Kelembaban udara di tempat gelap lebih besar dibanding di tempat
terang. Ketika tanaman pacar air diletakkan di tempat gelap dengan kelembaban
udara sebesar 82% laju transpirasi sangat sedikit. Sedangkan pada tanaman pacar
air yang diletakkan di tempat terang dengan kelembaban udara 81% laju
transpirasi berjalan lebih cepat. Hal ini karena difusi air dari stomata pada daun
yang berisikan uap ke luar agak terhambat apabila udara disekitarnya lembab.
Sedangkan apabila udara disekitarnya kering maka proses difusi air akan
berlangsung lebih cepat.
Besarnya kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air baik dalam keadaan
terang maupun dalam keadaan gelap dapat dihitung melalui metode penimbangan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Kecepatan Transpirasi =
Kecepatan Transpirasi pada tanaman pacar air di tempat terang
= ⁄ ⁄
= ⁄ ⁄
M. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa kecepatan
transpirasi pada tanaman pacar air (Impatiens balsamina) dipengaruhi oleh faktor
lingkungan yaitu intensitas cahaya, suhu dan kelembaban. Semakin tinggi
intensitas cahaya dan suhu maka semakin tinggi kecepatan transpirasinya. Hal ini
berbanding terbalik dengan kelembaban, jika persentase kelembaban tinggi maka
udara akan cenderung lembab sehingga kecepatan transpirasi akan semakin
rendah.
Nilai kecepatan transpirasi tanaman pacar air (Impatiens balsamina) yang
diletakkan ditempat terang sebesar -0,002 gr/menit/cm2. Sedangkan kecepatan
transpirasi tanaman pacar air (Impatiens balsamina) yang diletakkan ditempat
gelap sebesar -0,007 gr/menit/cm2.
N. Daftar Pustaka