Rumusan Lagrange
Rumusan Lagrange
Rumusan Lagrange
(MEKANIKA LANJUT )
“Rumusan Lagrange”
Oleh Kelompok 3:
Nurjannah A 202 19 009
Wafila A 202 19 023
Nengah Nitriani A 202 19 029
ii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas dan patut penulis ucapkan, selain memanjatkan
puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Rumusan
Lagrange”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi judul
makalah yaitu: “Rumusan Lagrange”.
2
1. Untuk mengetahui koordinat umum dan batasan (constraint)
2. Untuk mengetahui gaya yang digeneralisasi
3. Untuk mengetahui persamaan Lagrange
a. Untuk mengetahui persamaan Lagrange Partikel Tunggal
b. Untuk mengetahui persamaan Lagrange Sistem Partikel
c. Untuk mengetahui momentum yang digeneralisasi
4. Untuk mengetahui cara menggunakan Lagrangian
5. Untuk mengetahui aplikasi Lagrangian
3
BAB II
PEMBAHASAN
(2.1)
Keterangan:
i : 1, 2, 3, … n: indeks/nomor partikel
∑ F́ i : Gaya luar total yang bekerja pada partikel i
4
Hukum Newton II dikaitkan dengan koordinat kartesian sehingga
solusinya dalam sistem koordinat kartesian, kenyataannya tidak semua bisa
dilakukan.
Sebagai contoh persoalan gerak dengan gaya sentral lebih mudah
dipecahkan dengan sistem koordinat polar dan persoalan banyak partikel lebih
mudah dengan koordinat pusat massa.
Jika persamaan (4.51) dinyatakan dalam komponennya, menjadi
Prosedur penyelesaian
tampak lebih mudah, masalah
muncul jika terdapat kendala
(constrain)
Jenis-jenis kendala
1. Kendala holonomik
Apabila kendala-kendala dapat dituliskan sebagai persamaan-persamaan
yang menghubungkan posisi partikel.
Contoh
a. Suatu sistem N partikel yang membentuk benda besar dalam hal ini berlaku
persamaan
cij: tetapan
5
2. Kendala non holonomik
Kendala yang tidak dapat dituliskan dalam bentuk persamaan.
Contoh
a. Sebuah benda yang dikungkung dalam tangki berbentuk silinder dengan jari-
jari a dan tinggi h mengalami kendala
x 2+ y 2−a2 ≤ 0 x 2 + y 2 +a2 ¿ 0 dan 0¿ z <h
b. Sebuah benda berada diluar sebuah bola berjari-jari a terkekang oleh kendala
dalam bentuk ketidaksamaan
x 2+ y 2+ z 2−a2 ≥ 0
6
N Partikel
Jika dinyatakan dalam koordinat kartesian 3 dimensi
partikel 1: x1, y1, z1
partikel 2: x2, y2, z2
partikel 3: x3, y3, z3
partikel N: xN, yN, zN
Jika dinyatakan dalam koordinat umum :
q 1 , q 2 , q 3 , … , q 3 N → n = 3N
Pers.
(2)
7
Persamaan (3)
8
Oleh karena titik A dalam kesetimbangannya, maka seharusnya berlaku R =
0 jadi du = 0.
Tinjau gaya F bekerja pada satu partikel bermassa m menyebabkan
pergesaran virtual δr. Usaha oleh gaya
9
Maka gaya yang digeneralisasi adalah
(2.2)
Contoh 1
10
Contoh 2
11
(2.3)
12
Inilah persamaan gerak Lagrange bagi partikel dalam medan gaya
konservatif.
13
Contoh
14
2.3.2 Persamaan Lagrange Sistem Partikel
Energi kinetik dari N partikel dinyatakan sebagai berikut.
15
Jika di antara Qk ada gaya non-konservatif, misalnya gesekan
Contoh
16
2.3.3 Momentum yang Digeneralisasi
Misalkan Lagrangian untuk sistem dengan n derajat kebebasan, adalah
17
Jadi, jika Lagrangian tak bergantung pada qk maka pk (momentum yang
digeneralisasi) adalah suatu konstanta gerak (tak bergantung waktu).
Contoh
18
dimana m adalah massa dan k adalah tetapan pegas. Selanjutnya:
∂L ∂L
=m ẋ =−kx
∂ ẋ ∂x
Oleh karena pada sistem bekerja gaya yang tidak konservatif yang
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Persamaan gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan
Lagrange dapat diperoleh dengan meninjau energi kinetik dan energi
potensial partikel tanpa perlu meninjau gaya yang beraksi pada partikel.
Energi kinetik partikel dalam koordinat kartesian adalah fungsi dari
kecepatan, energi potensial partikel yang bergerak dalam medan gaya
konservatif adalah fungsi dari posisi.
2. Persamaan Lagrange merupakan persamaan gerak partikel
sebagai fungsi dari koordinat umum, kecepatan umum, dan mungkin waktu.
L=T–V
3. Pada dasarnya, persamaan Lagrange ekivalen dengan
persamaan gerak Newton, jika koordinat yang digunakan adalah koordinat
kartesian.
4. Hubungan Lagrangian terhadap waktu merupakan
konsekuensi dari gaya konstrain terhadap waktu atau dikarenakan persamaan
transformasi yang menghubungkan koordinat kartesian dan koordinat umum
mengandung fungsi waktu.
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekuragan, kritik dan saran diharapkan agar
terciptanya makalah yang sempurna agar bisa bermanfaaat untuk semua.
20
DAFTAR PUSTAKA
21