1 Jurnal Ekologi Hewan Pengenalan Alat Dan Pengukuran Faktor Lingkungan - 1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN FAKTOR LINGKUNGAN

Eka Yuliastuti1)*, Nasya Hafifah Putri2), Fanny Zulkhairiah3), Sofia Nur Yeni Safitri Tanjung4)

1)
BP 1810421014, Kelompok 2KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
2)
BP 1810422001, Kelompok 2KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
3)
BP 1810422027, Kelompok 2 KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
4)
BP 1810422043, Kelompok 2 KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
*Koresponden: [email protected]

Abstrak

Ekologi diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
lingkungannya. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Februari 2020 di Laboratorium Teaching I, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan dalam ruang lingkup ekologi hewan
beserta fungsi dan cara kegunaannya. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar O 2 antara lain botol terang 250 mL,
pipet tetes, labu Erlenmeyer, botol gelap 250 mL, suntik 3 cc, sedangkan bahan yang digunakan antara lain larutan
MnSO4, KOH/KI, H2SO4, Na2S2O3, amilum 1%, indikator pp, dan NaOH. Alat-alat yang dapat digunakan dalam
metode sampling hewan perairan yaitu secchi disk, surber net, saringan bertingkat, ekman dredge, dan ember. Alat-alat
yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel hewan tanah untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup
ekologi hewan yaitu bor tanah, termometer tanah (soil termometer), tull green, dan pitfall trap. Alat-alat yang dapat
digunakan dalam pengukuran faktor iklim lingkungan yaitu termometer alkohol, termometer maksimum minimum,
evaporimeter piche, anemometer, sling psychrometer, refraktometer, dan luxmeter.

Kata Kunci: Fisika, Iklim, Kimia, Perairan, Tanah

PENDAHULUAN

Dalam studi ekologi dikenal faktor-faktor yang Proses biologi dipengaruhi suhu. Suhu
mempengaruhi keberadaan dan keadaan udara sangat besar pengaruhnya terhadap
organisme di alam, yaitu faktor nonbiotik dan kehidupan organisme daratan, karena suhu udara
faktor biotik. Faktor non biotik sendiri dibagi merupakan faktor pembatas bagi kehidupan.
menjadi dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor Pengukuran suhu udara dilakukan dengan
kimia. Faktor fisik meliputi temperatur, menggunakan thermometer air raksa, termometer
kelembaban, intensitas cahaya, komposisi substrat maksimum minimum dan termograf. Prinsip kerja
berdasar substrat, dan arus. Sedangkan faktor dari alat–alat tersebut yaitu adanya pemuaian
kimia meliputi salinitas, pH, DO, BOD, dan COD. karena terjadinya kenaikan suhu (Campbell,
Dari tiga medium yang ada di alam, yaitu air, 2004). Perubahan suhu umumnya dipengaruhi
darat dan udara, ada yang parameternya sama, ada oleh waktu, udara, musim, tekanan udara, arus air
pula yang khusus untuk medium maupun habitat pada geomorfologi, latitude, altitude, dan angin.
tertentu yang dipengaruhi oleh factor-faktor di Alat pengukur suhu adalah termometer. Untuk
atas (Hariyanto, dkk., 2008). mengukur suhu di dalam suatu ruangan dan suhu
Faktor lingkungan yang ada di sekitar di udara terbuka kita biasa menggunakan
organisme-organisme sangat menentukan termometer maksimum dan minimum (Hariyanto,
bagaimana keadaan makhluk hidup yang hidup dkk., 2008).
atau tinggal di dalamnya serta vegetasi yang Ketersediaan air memengaruhi distribusi
tumbuh di sekitarnya. Hal tersebut mencakup organisme. Organisme di gurun beradaptasi
semua factor eksternal, yaitu lingkungan biotik terhadap ketersediaan air di gurun. Penguapan air
dan abiotik. Lingkungan biotik meliputi produsen, juga termasuk faktor lingkungan. Adanya uap air
konsumen, dan dekomposer. Sedangkan di udara disebabkan karena menguapnya air.
lingkungan abiotik termasuk suhu, cahaya Besarnya penguapan air dipengaruhi oleh suhu,
matahari, air, tanah, dan juga iklim. Faktor angin, dan kelembapan udara. Untuk mengukur
lingkungan tersebut mempengaruhi pertumbuhan, penguapan air digunakan evaporimeter piche. Alat
perkembangan, serta reproduksi organisme (Suin, ini sangat sederhana, hanya berupa satu tabung
2000). gelas berskala yang diisi dengan air serta ditutup
dengan kertas saring dan digantungkan terbalik Pengukuran kualitas air dapat dilakukan
(Campbell, 2004). dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran
Dalam studi ekologi organisme tanah, kualitas air dengan parameter fisika dan kimia
pengukuran faktor lingkugan abiotik penting (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas,
dilakukan karena besarnya pengaruh faktor kecerahan, alkalinitas), sedangkan yang kedua
abiotik itu terhadap keberadaan dan kepadatan adalah pengukuran kualitas air dengan parameter
populasi kelompok organisme ini. Dengan biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006).
dilakukannya pengukuran faktor lingkungan Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh
abiotik, maka akan dapat diketahui faktor yang mana cahaya matahari dapat menembus suatu
besar pengaruhnya terhadap keberadaan dan perairan dan sampai kedalaman berapa proses
kepadatan populasi organisme yang teliti. Selain fotosintesis dapat berlangsung sempurna.
itu pengukuran faktor lingkuingan abiotik tanah Kecerahan yang mendukung adalah apabila
akan sangat menolong dalam perencanaan pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari
pembudidayaannya (Campbell, 2004). Analisis permukaan (Syukur, 2002).
tanah pada dasarnya bertujuan memberikan data Dalam kegiatan praktikum ekologi,
sifat fisika dan kimia serta unsur hara dalam tanah pengumpulan data banyak melibatkan
(Puslittanak, 2005). pengukuran. Pengukuran cuplikan tersebut
Kelembaban juga merupakan salah satu biasanya melibatkan alat-alat tertentu. Supaya alat
faktor fisika yang mempunyai kaitan erat dengan yang kita gunakan dapat mengukur dengan benar,
suhu. Kelembaban menunjukkan banyaknya uap sehingga diperoleh data yang representatif, maka
air di udara, bila di tanah biasanya disebut alat yang digunakan harus dikenali dan diketahui
kandungan air. Alat untuk mengukur kelembaban prosedur operasinya. Alat yang digunakan dalam
udara adalah Sling psycrhometer. Biasanya dalam ekologi mempunyai fungsi dan cara kerja yang
alat yang mencatat temperatur basah dan kering berbeda. Oleh karena itu perlu adanya pengenalan
sudah tersedia tabel kelembaban udara. Alat ini alat-alat yang meliputi fungsi atau kegunaan alat,
ada yang ditempel di dinding, ada pula yang harus cara pemakaian dan prinsip kerja. Sehingga ketika
diputarputar (sling psychrometer). Asumsinya praktikum di lapangan mahasiswa mampu
adalah temperatur basah menunjukkan suhu pada menggunakan alat-alat dengan benar dan tepat.
kelembaban 100% atau absolut, sedang Kesesuaian dan cara pemakaian alat akan sangat
temperatur kering menunjukkan suhu pada berpengaruh pada data yang diambil
kelembaban seadanya. Bila suhu pada temperatur (Wirakusumah, 2003).
kering sama dengan suhu pada temperatur basah Adapun tujuan diadakannya praktikum ini
berarti kelembaban 100%. Tampaklah bahwa ada adalah untuk mengetahui dan memahami alat-alat
hubungan antara suhu dan kelembaban udara yang digunakan dalam ruang lingkup ekologi
(Hariyanto, dkk., 2008). hewan beserta fungsi dan cara kegunaannya.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Cara Kerja


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Praktikum ini dilakukan dengan metoda rolling
Februari 2020 di Laboratorium Teaching I, (bergantian). Praktikan dibagi menjadi lima
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu kelompok besar, terdapat 4 posko dan 1 posko
Pengetahuan Alam Universitas Andalas. istirahat dimana pada masing-masing posko
terdapat alat dan pengukuran faktor lingkungan
Alat dan Bahan yang akan dijelaskan kegunaannya oleh masing-
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah masing asisten yang ada pada posko tersebut.
pipet tetes, botol air, jarum suntik, tabung ukur Posko 1 adalah pengukuran kimia dan fisika
100 ml, erlenmeyer 250 ml, bor tanah, tull green, perairan, posko 2 adalah sampling hewan
soil termometer, secchi disk, ekman dredge, perairan, posko 3 adalah pengukuran sampel
surber net, saringan bertingkat, ember, lux meter, hewan tanah dan posko 4 adalah pengukuran
refraktometer, sling psycrometer, anemometer, factor lingkungan iklim. Dikenali nama dan
evaporimeter piche, termometer alkohol dan bentuk alat-alat yang digunakan. Dipelajari
termometer maksimum minimum. Bahan yang prinsip dan cara kerja alat-alat tersebut, dipahami
digunakan adalah aquades, larutan MnSO 4, cara-cara penggunaan alat-alat tersebut. Alat –alat
KOH/KI, H2SO4, amilum, N2S2O3 (tiosulfat), tersebut didokumentasikan dan informasi yang
indikator PP, dan NaOH. diperoleh dicatat pada laporan sementara.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:

Pengukuran Faktor Kimia Lingkungan Perairan

a b

c d

e f
Gambar 1. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran kimia lingkungan perairan
Keterangan : (a) Botol gelap (b) Botol terang (c) Larutan uji BOD; MnSO4, KOHKI, H2SO4, N2S2O3 dan
Amilum (d) Larutan uji CO 2; Indikator PP, NaOH (e) Larutan hasil uji CO 2 (f) Larutan
campuran MnSO4 dan KOHKI
a. Pengukuran BOD (Biologycal Oxygen endapan. Kemudian diambil 100 ml air yang telah
Demand) dan CO2 dihomogenkan tersebut diletakkan pada tabung
BOD (Biologycal Oxygen Demand) adalah kadar erlenmeyer ditambahkan 1 ml tiosulfat dan
oksigen yang terlarut dalam perairan. Metoda dihomogenkan. Tambahkan 5 ml amilum
Winkler adalah suatu metoda untuk mengukur kemudian tambahkan kembali tiosilfat hingga
kadar oksigen terlarut pada perairan. Ini warnanya berubah menjadi bening. Prinsip
merupakan metoda yang cukup penting sebab kerjanya dihitung berapa ml tiosulfat yang
oksigen merupakan salah satu factor pembatas digunakan untuk mengubah warnanya menjadi
bagi kehidupan organisme. Alat yang digunakan bening dan masukkan kedalam rumus :
untuk metoda ini adalah pipet tetes yang
digunakan untuk memindahkan cairan dengan DO (Ppm O2) = mL titrasi x N titrasi x 8 x 1000
volume kecil,botol digunakan sebagai alat
pengambilan dan penyimpana air yang akan mL sampel ( )
diukur BOD nya. Jarum suntik digunakan untuk
mengambil larutan dengan volume kecil. Cara
mengkurnya yaitu dengan mengambil 250 ml air Metoda titrasi dengan cara Winkler secara
sebagai sampel kemudian tambahkan 1 ml umum banyak digunakan untuk menentukan kadar
KOHKI dan 1 ml MnSO 4 dan dihomogenkan oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan
sampai terbentu endapan. Kemudian ditambahkan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
1 ml H2SO4 dan dihomogenkan untuk memecah terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl 2 dan
Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan Mn0 2.
Dengan menambahkan H2SO4 atau HCl maka menimbulkan warna ungu. Dicatat berapa ml
endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga titran yang terpakai untuk mentitrasi air. Kadar
akan membebaskan molekul iodium (I2) yang CO2 dalam air dapat ditentukan dengan rumus :
ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang
dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan
standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan PPM CO2 =
menggunakan indikator larutan amilum (Salmi,
2005).
Istilah karbondioksida bebas digunakan
b. Pengukuran kadar CO2 untuk menjelaskan CO2 yang terlarut dalam air,
Untuk menentukan adanya kadar CO 2 dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat sebagai
diperlukan alat-alat seperti jarum suntik, pipet ion bikarbonat (HCO3) dan ion karbonat ( CO 32-).
tetes, botol sampel,enlemeyer, gelas ukur 100ml, CO2 bebas menggambarkan keberadaan gas CO 2
larutan PP dan larutan NaOH. Untuk menguji di perairan yang membentuk keseimbangan
adanya CO2 dalam air, pertama botol sampel diisi dengan CO2 di atmosfer. Nilai CO2 yang terukur
dengan air hingga penuh dan tidak ada gelembung biasanya berupa CO2 bebas. Perairan tawar alami
udara, pengisian botol tersebut dalam keadaan hampir tidak memiliki pH > 9 sehingga tidak
miring lalu tutup botol sampel di dalam air untuk ditemukan karbon dalam bentuk karbonat. Pada
mencegah ada nya gelembung. Kemudian air yang air tanah, kandungan karbonat biasanya sekitar 10
telah diambil tadi diukur sebanyak 100ml dengan mg/L karena sifat tanah yang cenderung alkalis.
gelas ukur dan dipindahkan ke enlemeyer. Perairan yang memiliki kadar sodium tinggi
Selanjutnya diteteskan larutan PP sebanyak 10 mengandung karbonat sekitar 50 mg/L. Perairan
tetes, jika air tidak mengalami perubahan warna tawar alami yang memiliki pH 7 – 8 biasanya
maka air tersebut mengandung CO2. Selanjutnya mengandung ion karbonat < 500 mg/L dan hampir
air dititrasi menggunakan larutan NaOH dan tidak pernah kurang dari 25 mg/L (Effendi, 2003).

Faktor Lingkungan Tanah

a b

c
Gambar 3. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran faktor lingkungan tanah
Keterangan : (a) Pitfall trap (b) Termistor (c) Bor tanah

a. Tullgren dengan menggunakan bor tanah masukkan tanah


Tullgren adalah suatu alat berbentuk kerucut tersebut kedalam tullgren, selanjutnya letakkan
dengan lubang pada bagian alasnya dan sedikit lampu pada bagian atas tullgren sebagai
lubsng pada bagian ujung yang runcing. Adapun pencahayaan agar hewan-hewan yang terdapat di
cara penggunaan alat ini yaitu ketika kita sudah tanah berpindah ke bagian bawah. Karena pada
mendapatkan sampel tanah yang diinginkan umumnya hewan-hewan yang hidup di dalam
tanah tidak suka dengan keadaan yang terang. suhu tanah. Penggunaan mulsa dan berbagai
Pada bagian bawah tullgren sediakan wadah yang macam naungan dapat mengurangi jumlah radiasi
telah berisi formalin sebagai tempat penampungan matahari yang diserap tanah, hilangnya energi dari
hewan yang keluar dari tullgren. Menurut Ilhamdi tanah akibat radiasi, dan hilangnya air melalui
(2012), metode berlese tullgren berfungsi untuk evaporasi. Mulsa bahan organik yang berwarna
memisahkan serangga dalam tanah dengan terang dapat (1) memantulkan sebagian radiasi
tanahnya. Alat ini dilengkapi dengan alat matahari; (2) memperlambat hilangnya panas oleh
penampung yang berisi formalin 4% sebagai radiasi; (3) menaikkan infiltrasi air; dan (4)
bahan untuk mengawetkan serangga yang mengurangi evaporasi dari permukaan tanah.
tertangkap. Menurut Sutiknjo (2005), termometer
tanah adalah sebuah termometer yang khusus di
b. Bor Tanah rancang untuk mengukur suhu tanah. Alat ini
Bor tanah adalah alat yang digunakan untuk berguna pada perencanaan penamaan dan juga
mengabil sampel tanah didmana didalam tanah ini oleh para ilmuan iklim, petani,ilmuan tanah.Suhu
terdapat serangga tanah yang akan kita jadikan tanah banyak memberikan informasi yang
objek pengamatan. Cara penggunaanya sangat bermanfaat terutama pemetaan dari waktu ke
mudah. Bor tanah ditancapkan ke dalam tanah 5-7 waktu.Termometer tanah ini memiliki satuan cm
cm lalu ditarik hingga tanah ikut terangkat. Hasil (SI) dan memiliki ciri-ciri pada bagian skala di
dari alat ini berupa tanah yang padat dimana lengkungkan, namun ada juga yang tidak di
didalamnya akan kita peroleh hewan yang kita lengkungkan. Hal ini di buat untuk memudahkan
jadikan objek pengamatan. dalam pembacaan termometer dan menghindari
Menurut Mardiana (2013), bor tanah kesalahan paralaks.
digunakan dengan tanah diambil menggunakan
soil corer dengan diameter 20 cm pada kedalaman d. Pitfall Trap
15 cm dari tiap stasiun dan dimasukkan ke dalam Dalam aplikasinya, metoda ini bersifat pasif
kain berukuran 35 cm x 35 cm untuk menghindari dimana seorang peneliti harus menunggu
keluarnya fauna tanah. Corong yang dibuat dari kedatangan dari hewan hingga terperangkap.
kertas linlin memiliki penutup berbentuk corong Prinsipnya metoda ini adalah jebakan berupa
yang lebih besar, diantara penutup corong dan lubang yang dikombinasikan dengan dinding
corong terdapat saringan dengan diameter 10.5cm pengarah ke jebakan tersebut dan jika hewan
untuk menyaring fauna tanah dan menahan tanah. masuk jebakan, hewan tersebut tidak dapat keluar.
Kira-kira 10 cm di atas saringan dipasang lampu Peralatan yang dibutukan adalah wadah seperti
kecil (15 Watt) yang digunakan sebagai sumber kaleng, tongkat, terpal atau plastik, sabun atau oli.
panas untuk mendorong fauna tanah bergerak ke Awalnya dibuat beberapa lubang jebakan dengan
bawah menghindari panas dari lampu dan terjatuh kedalaman ± 30 cm dan dimasukkan kaleng yang
ke dalam gelas koleksi berisi formalin sebanyak telah diolesi oli, sabun atau minyak. Tujuannya,
10-15 ml, yang berfungsi sebagai pengawet. hewan yang jatuh kedalam kaleng akan langsung
Proses ekstraksi ini dilakukan selama 7-10 hari. terperangkap dan akan sulit untuk melakukan
Sampel kemudian dipindahkan ke cawan petridisk perlawanan atau melarikan diri sehingga
untuk diidentifikasi. memberikan seorang peneliti peluang yang besar
untuk hasil tangkapan yang lebih baik. Terpal atau
c. Soil Termometer plastik dipasang disekitar jebakan menyerupai
dinding pengarah untuk mengontrol dan
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu mengarahkan gerakan hewan menuju jebakan
dalam tanah. Biasanya terdapat termometer untuk yang diikatkan pada sebuah pancang dengan tali.
masing-masing kedalaman tanahnya. Prinsip kerja Hewan yang tertangkap dapat dilakukan
termometer tanah hampir sama dengan pengoleksian dengan mengeluarkannya dari
termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya jebakan. Keuntungannya hewan yang
berbeda. Menurut Budhyastoro (2012), terperangkap tidak mati dan aman karena tidak
pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu menggunakan bahan dan alat yang berbahaya
udara. Suhu tanah beragam menurut pola harian serta tidak membutuhkan pengawasan ekstra.
atau musiman. Di kedalaman 3 m, suhu agak Walaupun demikian, tetap dilakukan pengamatan
konstan. Fluktuasi suhu terbesar berada di antara setiap 1x1 jam sebagai antisipasi dimana jika ada
udara dan tanah, daripada di atas atau di bawah hewan terperangkap dapat langsung dikoleksi dan
tanah. Di bawah 15 cm, variasi suhu tanah harian dilakukan pengamatan. Perangkap ini bukan
sangat kecil, namun bila terdapat bahan organik di hanya dapat digunakan untuk amphibian dan
atas permukaan tanah, dapat mengurangi fluktuasi
reptil tetapi juga bisa dipakai untuk hewan
mamalia kecil (Campbell, 2004).

Faktor Lingkungan Iklim

a b

c d

e f

g
Gambar 4. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran faktor lingkungan tanah
Keterangan: (a) Refraktometer (b) Termometer maksimum minimum (c) Luxmeter (d) Sling Psychometer
(e) Termometer air raksa (f) Anemometer (g) Evaporimeter piche

a. Termometer Alkohol dan Maxium Minimum Termometer ini biasa yang digunakan di
(Suhu Udara) laboratorium. Hasil pengukuran alat ini ditandai
Bagian-bagian thermometer yaitu, reservoir dan dengan naik dan turunnya air raksa. Metode
pipa kapiler berisi air raksa/alkohol. Satuan penggunaan termometer biasa dengan memegang
termometer ˚C, satuan ukur termometer ˚C, dan bagian atas termometer tetapi tidak boleh
ketelitiannya 0,5 oC. Prinsip kerja dari menyentuh bagian dari termometer karena bisa
thermometer adalah memuai ruang zat cair. memengaruhi hasil pengukuran. Termometer ini
Fungsi alat ini adalah mengukur suhu udara. dapat membaca suhu setelah beberapa menit
Termometer biasa merupakan alat yang sampai menunjukkan suhu yang stabil hingga
digunakan untuk mengukur suhu udara di raksa pada posisi yang tetap (Suwardjo, 2008).
ruangan, komponen alat ini yaitu air raksa. Skala
pada termometer ini - 10°C sampai dengan 110°C. b. Lux meter
Lux Meter adalah alat yang digunakan untuk menghitung kecepatan angin dan lalu hasilnya
mengukur intesitas cahaya. Berbentuk seperti akan dicocokkan dengan Skala Beaufort.
telephon rumah yang memiliki kabel dan Menurut Irshady (2011), Pada saat tertiup
genggaman. Lux Meter, alat yang digunakan angin, baling-baling yang terdapat pada
untuk mengukur besarnya intensitas cahaya anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini Makin besar kecepatan angin meniup baling-
perlu untuk diketahui karena pada dasarnya baling tersebut, makin cepat pula kecepatan
manusia juga memerlukan penerangan yang berputaran jaru yang ditunjukkannya. Dari jumlah
cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas putaran dalam satu detik maka dapat diketahui
cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor kecepatan anginnya. Anemometer dibedakan
yang cukup peka dan linier terhadap menjadi dua yaitu untuk mengukur kecepatan
cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh angin dan tekanan angin. Tetapi karena keduanya
sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah memiliki hubungan yang sama, maka anemometer
tampilan digital. Menururt Barus (2003), dalam dirancang untuk memberikan informasi tentang
aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih keduanya.
sering digunakan pada bidang arsitektur, industri,
dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak e. Refraktometer
digunakan pada alat yang biasa digunakan pada Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk
fotografi. mengukur kadar salinitas air. Prinsip kerja dari
refraktometer adalah dengan memanfaatkan
c. Sling Psychometer refraksi cahaya. Pengukurannya didasarkan atas
Sling Psychometer adalah adalah alat yang prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma
digunakan untuk mengukur kelembapan udara. cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara
Memiliki gagang atau pegangan untuk memutar cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
termometer yang ada pada ujung nya. Cara terletak dalam batas-batas tertentu yang
penggunaanya di putarkan selama beberapa menit ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
dan di lihat tinggi kelebapan pada termometernya. Metode penggunaan refraktometer dengan
Psychometer tipe sling merupakan meneteskan sampel air yang akan diketahui
gabungan dari termometer bola kering dan bola salinitasnya, kemudian dilihat ditempat bercahaya
basah dan pengaliran udaranya dengan diputar. maka akan tampak sebuah bidang berwarna biru
Pada Psychometer tipe sling, Termometer bola dan putih. Garis batas antara kedua bidang
kering akan menunjukkan suhu udara, sedangkan tersebut yang menunjukkan salinitas air.
pada termometer bola basah harus menguapkan Menurut Suin (2000) alat ini yaitu untuk
air dulu. Oleh karena untuk menguapkan air mengukur konsentrasi cairan soil atau salinitas
tersebut dibutuhkan panas yang diserap dari bola berdasarkan indeks refraksi. Prinsip kerjanya
basah sehingga suhu yang ditunjukkan oleh yaitu pembiasan indeks cahaya dengan melihat
termometer bola basah menjadi lebih rendah dari batas air yang dicapai pada skala Cara
termometer bola kering. Makin kering udara penggunaan refraktometer yaitu dicek terlebih
makin banyak panas yang diambil sehingga makin dahulu dengan cara meneropong,dikalibrasikan
rendah pula suhu yang ditunjukkan oleh dengan satu tetes aquades/air jernih hingga
termometer bola basah. Sling psychometer terlihat skala menunjukkan titik nol,diteteskan
merupakan alat ukur parameter suhu bola basah larutan yang akan diukur salinitasnya pada
dan suhu bola kering, yang digunakan pada template yangtersedia lalu ditutup,dilihat batas air
kecepatan udara 2,5 m/s (Irwan, 2003). dan diperhatikan skala yang dicapai, skala
tersebut adalah nilai salinitas larutan.
d. Anemometer
Anenmometer berfungsi untuk mengukur arus f. Evaporimeter piche
angin. Alat ini berbentuk seperti kipas angin yang Evaporimeter piche adalah suatu alat untuk
memiliki beberapa baling-baling. Prinsip kerja mencatat jumlah penguapan evaporimate
dari alat ini yaitu diletakan pada arah datangnya menggunakan perubahan tinggi air dalam unsur
angin lalu akan di simpan berapa kecepatan (Rayner, 2006). Psikrometer standar terdiri dari
anginnya. Cara penggunaan Anemometer harus termometer bola basah dan termometer
ditempatkan di daerah terbuka, pada saat tertiup bolakering, termometer maksimum dan
angin, baling-baling yang terdapat pada termometer minimum, serta picheevaporimeter
anemometer akan bergerak sesuai arah angin dan (Arief, 2012). Air dalam unsur mengibaratkan
di dalamnya terdapat alat pencacah yang akan jumlah penguapanudara yang terjadi.
Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukurkadar penguapan yang terjadi selama 24
jam (Muldawati, 2013)

Faktor Lingkungan Perairan

a b

c d

e
Gambar 2. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran factor lingkungan perairan
Keterangan : (a) Saring bertingkat (b) Surber net (c) Ekman Dredge (d) Secchi disk (e) Ember

a. Secchi disk Saringan bertingkat adalah alat yang digunakan


Secchi disk adalah alat yang digunakan untuk untuk menyaring organisme air yang berbentuk
mengukur tingkat kekeruhan air berbentuk mikro maupun makro. Saringan bertingkat sesuai
lempengan yang dilengkap dengan tali berukuran degan namanya memiliki dua tingkat saringan,
lebih dari 10 m. Cara penggunaannya yaitu saringan yang pertama memiliki jaring-jaring
dengan melemparkan secchi disk pada kedalaman yang agak besar sehingga organisme air yang
tertentu di perairan hingga alat tersebut tidak berukuran besar dapat tersaring sedangkan
tampak lagi. Hal ini sesuai dengan pernyataan organisme air yang berukuran mikro akan
Barus (2003) bahwa kecerahan merupakan ukuran tersaring dengan saringan yang ada dibawahnya
transparansi perairan. Kecerahan air tergantung yang meiliki jaring rapat-rapat. Menurut Alaydrus
pada warna dan kekeruhan. Di samping itu, nilai (2013), saringan bertingkat yaitu alat yang
kecerahan juga sangat dipengaruhi oleh keadaan berfungsi untuk menyaring sampel seperti lumpur,
cuaca, waktu pengukuran, padatan tersuspensi dan pasir, atau yang lainnya. Saringan bertingkat ini
ketelitian orang yang melakukan pengukuran. memiliki 3 ukuran mata saringan, dari yang paling
Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada atas memiliki mata saringan berukuran 630µm;
saat cuaca cerah. Kecerahan merupakan parameter 0,02 mm; 0,063 mm. Saringan tersebut memiliki
fisika yang penting karena berkaitan erat dengan prinsip kerja sama halnya dengan saringan biasa,
aktivitas fotosintesis dari alga dan mikrofita. namun dapat memfilter atau menyaring biota
dalam sampel dalam berbagai ukuran.
b. Saringan bertingkat
Menurut Campbell (2008), saringan beringkat Surber diletakan menghadap arah datangnya arus,
adalah alat yang digunakanuntuk mengukur kemudian sedimen yang ada di bagian luasan
ukuran tanah dengan cara mengayak tanah, dan petak dikeruk dan digosok. Hal ini dilakukan agar
mengambil atau menyaring sampel air. Prinsip makrozoobentos dan sedimen dapat tertampung
kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan massa dalam jaring surber.
tanah atau pasir itu sendiri. Benda benda yang
ukurannya lebih kecil maka akan lolos dari d. Ekman Dredge
saringan tersebut. Setiap saringan memiliki Ekman dredge adalah alat yang digunakan untuk
ukuran yang berbeda beda yaitu 630 m dan 200 menangkap organisme air yang berada di laut.
m. Prinsip kerja dari alat ini adalah kaitkan pengait
sehingga perangkap terbuka lalu di masukkan ke
c. Surber Net dalam air laut, setelah beberapa menit jatuhkan
Alat yang berukuran 25cm x 40cm ini merupakan pemberat dan pengait akan terlepas sehingga
alat untuk mengambil sampel (benthos) pada perangkap tertutup. Menurut Tatang (2006),
daerah yang berarus air kuat dan dasar perairan ekman dredge adalah alat yang berfungsi untuk
berpasir halus (sedikit berlumpur). Untuk mengambil sedimen permukaan yang
penggunaan jala surber, jala tersebut diletakkan ketebalannya tergantung dari tinggi dan dalamnya
dengan bagian mulut jala melawan arus aliran air, grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini
dan daerah yang dibatasi oleh alat ini dibersihkan biasa digunakan untuk mengambil sampel
(diaduk) sehingga benthos yang melekat pada sedimen pada perairan dangkal. Metode
dasar perairan dapat hanyut dan tertangkap oleh penggunaan ekman dredge diletakkan pada dasar
jala. Sesuai dengan pendapat Pelealu (2018), perairan kemudian tombol pengunci alat ini akan
Jaring surber net yang digunakan berukuran otomatis terlepas sehingga sedimen perairan yang
ukuran dilengkapi dengan jaring penampung. terkandung benthos didalamnya dapat terambil.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 4. Faktor perairan dapat berupa suhu air


Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat (dapat diukur dengan termometer),
diambil kesimpulan sebagai berikut: kekeruhan air (dapat diukur dengan
1. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keping secchi), pH (dapat diukur dengan
kehidupan organisme dapat berupa faktor pH meter), kadar oksigen terlarut (dapat
iklim, faktor tanah, dan faktor perairan. diukur dengan metode winkler), dan
2. Faktor iklim dapat berupa suhu (dapat kadar karbondioksida dalam air (dapat
diukur dengan termometer), intensitas diukur dengan metode titrasi NaOH).
cahaya (dapat diukur dengan lux meter),
kelembaban udara (dapat diukur dengan Saran
sling psychrometer), kecepatan angin Adapun saran untuk praktikan selanjutnya agar
(dapat diukur dengan anemometer). lebih serius dalam mendengarkan penyampaian
3. Faktor tanah dapat berupa sebaran fungsi serta penggunaan berbagai alat dalam
organisme di tanah (dapat diukur dengan ruang lingkup ekologi hewan agar tujuan
menggunakan bor tanah), suhu tanah praktikum dapat tercapai.
(dapat diukur dengan termometer tanah).

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, IS. 2013. Pengenalan Alat-Alat Budhyastoro, T. Sidik haddy Tala’ohu dan Robert
Praktikum Ekologi Terrestrial. Jakarta: L Watung. 2012. Pengukuran Suhu Tanah.
Universitas Islam Negeri Syarif Balittanahlitbang.pertanian.ig.id
Hidayatullah. Campbell, Neil A. 2004. Biologi campbell edisi
Barus, T. A. 2003. Pengantar Limnologi. Medan : kelima jilid III. Jakarta: Penerbit
Jurusan Biologi FMIPA USU. Erlangga.
Campbell, N. A. J. B Reece and L.G Mitchel.
2008. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Yogyakarta Pertanian. Bogor. hlm 169-172.
Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Rayner, D.P. 2006. Wind run changes : the
Ekologi. Surabaya: Penerbit Universias dominant factor affecting pan
Airlangga (Airlangga Press) evaporationtrends in Australia. Journal of
Ilhamdi, M. Liwa. 2012. Keanekaragaman Climate. 2 (20) : 3379-3395.
Serangga Dalam Tanah Di Pantai Endok Salmi. 2005. Jurnal Oksigen Terlarut (DO) Dan
Lombok Barat. Program Studi Pendidikan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Biologi PMIPA FKIP Unram. Mataram Salah Satu.
Irshady. 2011. Ekologi. UGM Press: Yogyakarta. Indikator.http://adesuherman09.student.ipb.
Irwan, DZ. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan ac.id/files/2011/12/Jurnal-BOD-
Organisasi Ekologi Komunitas dan indonesia.pdf. diakses tanggal 16 Februari
Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara 2020.
Mardiana, H. M. Liwa Ilhamdi dan Gito Sihotang, C. dan Efawani. 2006. Penuntun
Hadiprayitno. 2013. Keanekaragaman Dan Praktikum Limnologi. Pekanbaru : Fakultas
Distribusi Hymenoptera Di Kawasan Perikanan dan Ilmu Kelautan UR.
Taman Wisata Alam Suranadi Sebagai Suin, N. M. 2000. Metoda Ekologi. Universitas
Pengayaan Materi Pembelajaran Andalas. Padang.
Keanekaragaman Hayati Di SMA. Program Sutiknjo, D.W. 2005. Petunjuk Praktikum
Studi Pendidkan Biologi FKIP Universitas Klimatologi. Fakultas Pertanian.
Mataram. Mataram. Suwardjo. 2008. Iklim dan Cuaca. Jakarta : Bumi
Muldawati. 2013. Prediksi Curah Hujan Daerah aksara.
Sicingin dengan Metode Arima. Padang : Syukur, A. 2002. Kualitas Air dan Struktur
Universitas Andalas Komunitas Phytoplankton di Waduk
Pelealu, Grasideo Vinda Ester, Roni Koneri dan Uwai. Skripsi Fakultas Perikanan dan
Regina Rosita Butarbutar. 2018. Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Kelimpahan Dan Keanekaragaman Pekanbaru. 51 hal.
Makrozoobentos Di Sungai Air Terjun Tatang. 2006. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung
Tunan, Talawaan, Minahasa Utara, : Bina cipta
Sulawesi Utara. Program Studi Biologi. Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling,
Universitas Sam Ratulangi Manad. Pengawetan, dan Anilisis Plankton.
Puslittanak. 2000. Sumber Daya Lahan Indonesia Jakarta: Departemen Biologi FMIPA-UI.
dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Wirakusumah, S.. 2003. Dasar-dasar Ekologi
Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian :Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu
Lingkungan. Jakarta : UI Press.

LAMPIRAN
1. Pengukuran BOD - Jika hasil ˃ 6,5 mg/m = bersih, jika ˂ 2
- Isi penuh botol sampel 250 ml dengan air mg/m = tercemar berat
- Dimasukkan MnSO4 1 ml
- Dimasukkan KOH/KI 1 ml
- Homogenkan, biarkan hingga terbentuk
endapan warna cokelat
- Dimasukkan larutan H2SO4 DO (Ppm O2) = mL titrasi x N titrasi x 8 x 1000
- Homogenkan, sampai endapan hilang
- Masukkan larutan sampel ke dalam mL sampel ( )
enlemeyer sebanyak 100 ml
= 3,6 x 0,025 x 8 x 1000
- Titrasi dengan N2S2O3, sampai larutan
berwarna kuning muda 100 ( )
- Tetesi amilum 1% sebanyak 5 tetes,
sampai warna biru tua = 7,25
- Titrasi lagi dengan N2S2O3 sampai larutan
tepat bening 2. Pengukuran CO2 bebas
- Hitung volume N2S2O3 yang terpakai - Masukkan 100 ml air sampel ke dalam
- Lakukan pengulangan sampai 3x enlemeyer 250 ml
- Ditetesi pp 1% 10 tetes, jika warna tidak
berubah maka lanjutkan titrasi
- Titrasi dengan NaOH 0,02 N hingga
warna menjadi merah muda
- Hitunglah volume NaOH yang terpakai
- Lakukanlah pengulangan sebanyak 3x

PPM CO2 =

=
=17,6

Anda mungkin juga menyukai