1 Jurnal Ekologi Hewan Pengenalan Alat Dan Pengukuran Faktor Lingkungan - 1
1 Jurnal Ekologi Hewan Pengenalan Alat Dan Pengukuran Faktor Lingkungan - 1
1 Jurnal Ekologi Hewan Pengenalan Alat Dan Pengukuran Faktor Lingkungan - 1
Eka Yuliastuti1)*, Nasya Hafifah Putri2), Fanny Zulkhairiah3), Sofia Nur Yeni Safitri Tanjung4)
1)
BP 1810421014, Kelompok 2KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
2)
BP 1810422001, Kelompok 2KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
3)
BP 1810422027, Kelompok 2 KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
4)
BP 1810422043, Kelompok 2 KBI, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
*Koresponden: [email protected]
Abstrak
Ekologi diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
lingkungannya. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Februari 2020 di Laboratorium Teaching I, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan dalam ruang lingkup ekologi hewan
beserta fungsi dan cara kegunaannya. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar O 2 antara lain botol terang 250 mL,
pipet tetes, labu Erlenmeyer, botol gelap 250 mL, suntik 3 cc, sedangkan bahan yang digunakan antara lain larutan
MnSO4, KOH/KI, H2SO4, Na2S2O3, amilum 1%, indikator pp, dan NaOH. Alat-alat yang dapat digunakan dalam
metode sampling hewan perairan yaitu secchi disk, surber net, saringan bertingkat, ekman dredge, dan ember. Alat-alat
yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel hewan tanah untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup
ekologi hewan yaitu bor tanah, termometer tanah (soil termometer), tull green, dan pitfall trap. Alat-alat yang dapat
digunakan dalam pengukuran faktor iklim lingkungan yaitu termometer alkohol, termometer maksimum minimum,
evaporimeter piche, anemometer, sling psychrometer, refraktometer, dan luxmeter.
PENDAHULUAN
Dalam studi ekologi dikenal faktor-faktor yang Proses biologi dipengaruhi suhu. Suhu
mempengaruhi keberadaan dan keadaan udara sangat besar pengaruhnya terhadap
organisme di alam, yaitu faktor nonbiotik dan kehidupan organisme daratan, karena suhu udara
faktor biotik. Faktor non biotik sendiri dibagi merupakan faktor pembatas bagi kehidupan.
menjadi dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor Pengukuran suhu udara dilakukan dengan
kimia. Faktor fisik meliputi temperatur, menggunakan thermometer air raksa, termometer
kelembaban, intensitas cahaya, komposisi substrat maksimum minimum dan termograf. Prinsip kerja
berdasar substrat, dan arus. Sedangkan faktor dari alat–alat tersebut yaitu adanya pemuaian
kimia meliputi salinitas, pH, DO, BOD, dan COD. karena terjadinya kenaikan suhu (Campbell,
Dari tiga medium yang ada di alam, yaitu air, 2004). Perubahan suhu umumnya dipengaruhi
darat dan udara, ada yang parameternya sama, ada oleh waktu, udara, musim, tekanan udara, arus air
pula yang khusus untuk medium maupun habitat pada geomorfologi, latitude, altitude, dan angin.
tertentu yang dipengaruhi oleh factor-faktor di Alat pengukur suhu adalah termometer. Untuk
atas (Hariyanto, dkk., 2008). mengukur suhu di dalam suatu ruangan dan suhu
Faktor lingkungan yang ada di sekitar di udara terbuka kita biasa menggunakan
organisme-organisme sangat menentukan termometer maksimum dan minimum (Hariyanto,
bagaimana keadaan makhluk hidup yang hidup dkk., 2008).
atau tinggal di dalamnya serta vegetasi yang Ketersediaan air memengaruhi distribusi
tumbuh di sekitarnya. Hal tersebut mencakup organisme. Organisme di gurun beradaptasi
semua factor eksternal, yaitu lingkungan biotik terhadap ketersediaan air di gurun. Penguapan air
dan abiotik. Lingkungan biotik meliputi produsen, juga termasuk faktor lingkungan. Adanya uap air
konsumen, dan dekomposer. Sedangkan di udara disebabkan karena menguapnya air.
lingkungan abiotik termasuk suhu, cahaya Besarnya penguapan air dipengaruhi oleh suhu,
matahari, air, tanah, dan juga iklim. Faktor angin, dan kelembapan udara. Untuk mengukur
lingkungan tersebut mempengaruhi pertumbuhan, penguapan air digunakan evaporimeter piche. Alat
perkembangan, serta reproduksi organisme (Suin, ini sangat sederhana, hanya berupa satu tabung
2000). gelas berskala yang diisi dengan air serta ditutup
dengan kertas saring dan digantungkan terbalik Pengukuran kualitas air dapat dilakukan
(Campbell, 2004). dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran
Dalam studi ekologi organisme tanah, kualitas air dengan parameter fisika dan kimia
pengukuran faktor lingkugan abiotik penting (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas,
dilakukan karena besarnya pengaruh faktor kecerahan, alkalinitas), sedangkan yang kedua
abiotik itu terhadap keberadaan dan kepadatan adalah pengukuran kualitas air dengan parameter
populasi kelompok organisme ini. Dengan biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006).
dilakukannya pengukuran faktor lingkungan Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh
abiotik, maka akan dapat diketahui faktor yang mana cahaya matahari dapat menembus suatu
besar pengaruhnya terhadap keberadaan dan perairan dan sampai kedalaman berapa proses
kepadatan populasi organisme yang teliti. Selain fotosintesis dapat berlangsung sempurna.
itu pengukuran faktor lingkuingan abiotik tanah Kecerahan yang mendukung adalah apabila
akan sangat menolong dalam perencanaan pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari
pembudidayaannya (Campbell, 2004). Analisis permukaan (Syukur, 2002).
tanah pada dasarnya bertujuan memberikan data Dalam kegiatan praktikum ekologi,
sifat fisika dan kimia serta unsur hara dalam tanah pengumpulan data banyak melibatkan
(Puslittanak, 2005). pengukuran. Pengukuran cuplikan tersebut
Kelembaban juga merupakan salah satu biasanya melibatkan alat-alat tertentu. Supaya alat
faktor fisika yang mempunyai kaitan erat dengan yang kita gunakan dapat mengukur dengan benar,
suhu. Kelembaban menunjukkan banyaknya uap sehingga diperoleh data yang representatif, maka
air di udara, bila di tanah biasanya disebut alat yang digunakan harus dikenali dan diketahui
kandungan air. Alat untuk mengukur kelembaban prosedur operasinya. Alat yang digunakan dalam
udara adalah Sling psycrhometer. Biasanya dalam ekologi mempunyai fungsi dan cara kerja yang
alat yang mencatat temperatur basah dan kering berbeda. Oleh karena itu perlu adanya pengenalan
sudah tersedia tabel kelembaban udara. Alat ini alat-alat yang meliputi fungsi atau kegunaan alat,
ada yang ditempel di dinding, ada pula yang harus cara pemakaian dan prinsip kerja. Sehingga ketika
diputarputar (sling psychrometer). Asumsinya praktikum di lapangan mahasiswa mampu
adalah temperatur basah menunjukkan suhu pada menggunakan alat-alat dengan benar dan tepat.
kelembaban 100% atau absolut, sedang Kesesuaian dan cara pemakaian alat akan sangat
temperatur kering menunjukkan suhu pada berpengaruh pada data yang diambil
kelembaban seadanya. Bila suhu pada temperatur (Wirakusumah, 2003).
kering sama dengan suhu pada temperatur basah Adapun tujuan diadakannya praktikum ini
berarti kelembaban 100%. Tampaklah bahwa ada adalah untuk mengetahui dan memahami alat-alat
hubungan antara suhu dan kelembaban udara yang digunakan dalam ruang lingkup ekologi
(Hariyanto, dkk., 2008). hewan beserta fungsi dan cara kegunaannya.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a b
c d
e f
Gambar 1. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran kimia lingkungan perairan
Keterangan : (a) Botol gelap (b) Botol terang (c) Larutan uji BOD; MnSO4, KOHKI, H2SO4, N2S2O3 dan
Amilum (d) Larutan uji CO 2; Indikator PP, NaOH (e) Larutan hasil uji CO 2 (f) Larutan
campuran MnSO4 dan KOHKI
a. Pengukuran BOD (Biologycal Oxygen endapan. Kemudian diambil 100 ml air yang telah
Demand) dan CO2 dihomogenkan tersebut diletakkan pada tabung
BOD (Biologycal Oxygen Demand) adalah kadar erlenmeyer ditambahkan 1 ml tiosulfat dan
oksigen yang terlarut dalam perairan. Metoda dihomogenkan. Tambahkan 5 ml amilum
Winkler adalah suatu metoda untuk mengukur kemudian tambahkan kembali tiosilfat hingga
kadar oksigen terlarut pada perairan. Ini warnanya berubah menjadi bening. Prinsip
merupakan metoda yang cukup penting sebab kerjanya dihitung berapa ml tiosulfat yang
oksigen merupakan salah satu factor pembatas digunakan untuk mengubah warnanya menjadi
bagi kehidupan organisme. Alat yang digunakan bening dan masukkan kedalam rumus :
untuk metoda ini adalah pipet tetes yang
digunakan untuk memindahkan cairan dengan DO (Ppm O2) = mL titrasi x N titrasi x 8 x 1000
volume kecil,botol digunakan sebagai alat
pengambilan dan penyimpana air yang akan mL sampel ( )
diukur BOD nya. Jarum suntik digunakan untuk
mengambil larutan dengan volume kecil. Cara
mengkurnya yaitu dengan mengambil 250 ml air Metoda titrasi dengan cara Winkler secara
sebagai sampel kemudian tambahkan 1 ml umum banyak digunakan untuk menentukan kadar
KOHKI dan 1 ml MnSO 4 dan dihomogenkan oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan
sampai terbentu endapan. Kemudian ditambahkan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
1 ml H2SO4 dan dihomogenkan untuk memecah terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl 2 dan
Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan Mn0 2.
Dengan menambahkan H2SO4 atau HCl maka menimbulkan warna ungu. Dicatat berapa ml
endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga titran yang terpakai untuk mentitrasi air. Kadar
akan membebaskan molekul iodium (I2) yang CO2 dalam air dapat ditentukan dengan rumus :
ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang
dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan
standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan PPM CO2 =
menggunakan indikator larutan amilum (Salmi,
2005).
Istilah karbondioksida bebas digunakan
b. Pengukuran kadar CO2 untuk menjelaskan CO2 yang terlarut dalam air,
Untuk menentukan adanya kadar CO 2 dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat sebagai
diperlukan alat-alat seperti jarum suntik, pipet ion bikarbonat (HCO3) dan ion karbonat ( CO 32-).
tetes, botol sampel,enlemeyer, gelas ukur 100ml, CO2 bebas menggambarkan keberadaan gas CO 2
larutan PP dan larutan NaOH. Untuk menguji di perairan yang membentuk keseimbangan
adanya CO2 dalam air, pertama botol sampel diisi dengan CO2 di atmosfer. Nilai CO2 yang terukur
dengan air hingga penuh dan tidak ada gelembung biasanya berupa CO2 bebas. Perairan tawar alami
udara, pengisian botol tersebut dalam keadaan hampir tidak memiliki pH > 9 sehingga tidak
miring lalu tutup botol sampel di dalam air untuk ditemukan karbon dalam bentuk karbonat. Pada
mencegah ada nya gelembung. Kemudian air yang air tanah, kandungan karbonat biasanya sekitar 10
telah diambil tadi diukur sebanyak 100ml dengan mg/L karena sifat tanah yang cenderung alkalis.
gelas ukur dan dipindahkan ke enlemeyer. Perairan yang memiliki kadar sodium tinggi
Selanjutnya diteteskan larutan PP sebanyak 10 mengandung karbonat sekitar 50 mg/L. Perairan
tetes, jika air tidak mengalami perubahan warna tawar alami yang memiliki pH 7 – 8 biasanya
maka air tersebut mengandung CO2. Selanjutnya mengandung ion karbonat < 500 mg/L dan hampir
air dititrasi menggunakan larutan NaOH dan tidak pernah kurang dari 25 mg/L (Effendi, 2003).
a b
c
Gambar 3. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran faktor lingkungan tanah
Keterangan : (a) Pitfall trap (b) Termistor (c) Bor tanah
a b
c d
e f
g
Gambar 4. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran faktor lingkungan tanah
Keterangan: (a) Refraktometer (b) Termometer maksimum minimum (c) Luxmeter (d) Sling Psychometer
(e) Termometer air raksa (f) Anemometer (g) Evaporimeter piche
a. Termometer Alkohol dan Maxium Minimum Termometer ini biasa yang digunakan di
(Suhu Udara) laboratorium. Hasil pengukuran alat ini ditandai
Bagian-bagian thermometer yaitu, reservoir dan dengan naik dan turunnya air raksa. Metode
pipa kapiler berisi air raksa/alkohol. Satuan penggunaan termometer biasa dengan memegang
termometer ˚C, satuan ukur termometer ˚C, dan bagian atas termometer tetapi tidak boleh
ketelitiannya 0,5 oC. Prinsip kerja dari menyentuh bagian dari termometer karena bisa
thermometer adalah memuai ruang zat cair. memengaruhi hasil pengukuran. Termometer ini
Fungsi alat ini adalah mengukur suhu udara. dapat membaca suhu setelah beberapa menit
Termometer biasa merupakan alat yang sampai menunjukkan suhu yang stabil hingga
digunakan untuk mengukur suhu udara di raksa pada posisi yang tetap (Suwardjo, 2008).
ruangan, komponen alat ini yaitu air raksa. Skala
pada termometer ini - 10°C sampai dengan 110°C. b. Lux meter
Lux Meter adalah alat yang digunakan untuk menghitung kecepatan angin dan lalu hasilnya
mengukur intesitas cahaya. Berbentuk seperti akan dicocokkan dengan Skala Beaufort.
telephon rumah yang memiliki kabel dan Menurut Irshady (2011), Pada saat tertiup
genggaman. Lux Meter, alat yang digunakan angin, baling-baling yang terdapat pada
untuk mengukur besarnya intensitas cahaya anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini Makin besar kecepatan angin meniup baling-
perlu untuk diketahui karena pada dasarnya baling tersebut, makin cepat pula kecepatan
manusia juga memerlukan penerangan yang berputaran jaru yang ditunjukkannya. Dari jumlah
cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas putaran dalam satu detik maka dapat diketahui
cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor kecepatan anginnya. Anemometer dibedakan
yang cukup peka dan linier terhadap menjadi dua yaitu untuk mengukur kecepatan
cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh angin dan tekanan angin. Tetapi karena keduanya
sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah memiliki hubungan yang sama, maka anemometer
tampilan digital. Menururt Barus (2003), dalam dirancang untuk memberikan informasi tentang
aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih keduanya.
sering digunakan pada bidang arsitektur, industri,
dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak e. Refraktometer
digunakan pada alat yang biasa digunakan pada Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk
fotografi. mengukur kadar salinitas air. Prinsip kerja dari
refraktometer adalah dengan memanfaatkan
c. Sling Psychometer refraksi cahaya. Pengukurannya didasarkan atas
Sling Psychometer adalah adalah alat yang prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma
digunakan untuk mengukur kelembapan udara. cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara
Memiliki gagang atau pegangan untuk memutar cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
termometer yang ada pada ujung nya. Cara terletak dalam batas-batas tertentu yang
penggunaanya di putarkan selama beberapa menit ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
dan di lihat tinggi kelebapan pada termometernya. Metode penggunaan refraktometer dengan
Psychometer tipe sling merupakan meneteskan sampel air yang akan diketahui
gabungan dari termometer bola kering dan bola salinitasnya, kemudian dilihat ditempat bercahaya
basah dan pengaliran udaranya dengan diputar. maka akan tampak sebuah bidang berwarna biru
Pada Psychometer tipe sling, Termometer bola dan putih. Garis batas antara kedua bidang
kering akan menunjukkan suhu udara, sedangkan tersebut yang menunjukkan salinitas air.
pada termometer bola basah harus menguapkan Menurut Suin (2000) alat ini yaitu untuk
air dulu. Oleh karena untuk menguapkan air mengukur konsentrasi cairan soil atau salinitas
tersebut dibutuhkan panas yang diserap dari bola berdasarkan indeks refraksi. Prinsip kerjanya
basah sehingga suhu yang ditunjukkan oleh yaitu pembiasan indeks cahaya dengan melihat
termometer bola basah menjadi lebih rendah dari batas air yang dicapai pada skala Cara
termometer bola kering. Makin kering udara penggunaan refraktometer yaitu dicek terlebih
makin banyak panas yang diambil sehingga makin dahulu dengan cara meneropong,dikalibrasikan
rendah pula suhu yang ditunjukkan oleh dengan satu tetes aquades/air jernih hingga
termometer bola basah. Sling psychometer terlihat skala menunjukkan titik nol,diteteskan
merupakan alat ukur parameter suhu bola basah larutan yang akan diukur salinitasnya pada
dan suhu bola kering, yang digunakan pada template yangtersedia lalu ditutup,dilihat batas air
kecepatan udara 2,5 m/s (Irwan, 2003). dan diperhatikan skala yang dicapai, skala
tersebut adalah nilai salinitas larutan.
d. Anemometer
Anenmometer berfungsi untuk mengukur arus f. Evaporimeter piche
angin. Alat ini berbentuk seperti kipas angin yang Evaporimeter piche adalah suatu alat untuk
memiliki beberapa baling-baling. Prinsip kerja mencatat jumlah penguapan evaporimate
dari alat ini yaitu diletakan pada arah datangnya menggunakan perubahan tinggi air dalam unsur
angin lalu akan di simpan berapa kecepatan (Rayner, 2006). Psikrometer standar terdiri dari
anginnya. Cara penggunaan Anemometer harus termometer bola basah dan termometer
ditempatkan di daerah terbuka, pada saat tertiup bolakering, termometer maksimum dan
angin, baling-baling yang terdapat pada termometer minimum, serta picheevaporimeter
anemometer akan bergerak sesuai arah angin dan (Arief, 2012). Air dalam unsur mengibaratkan
di dalamnya terdapat alat pencacah yang akan jumlah penguapanudara yang terjadi.
Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukurkadar penguapan yang terjadi selama 24
jam (Muldawati, 2013)
a b
c d
e
Gambar 2. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran factor lingkungan perairan
Keterangan : (a) Saring bertingkat (b) Surber net (c) Ekman Dredge (d) Secchi disk (e) Ember
DAFTAR PUSTAKA
Alaydrus, IS. 2013. Pengenalan Alat-Alat Budhyastoro, T. Sidik haddy Tala’ohu dan Robert
Praktikum Ekologi Terrestrial. Jakarta: L Watung. 2012. Pengukuran Suhu Tanah.
Universitas Islam Negeri Syarif Balittanahlitbang.pertanian.ig.id
Hidayatullah. Campbell, Neil A. 2004. Biologi campbell edisi
Barus, T. A. 2003. Pengantar Limnologi. Medan : kelima jilid III. Jakarta: Penerbit
Jurusan Biologi FMIPA USU. Erlangga.
Campbell, N. A. J. B Reece and L.G Mitchel.
2008. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Yogyakarta Pertanian. Bogor. hlm 169-172.
Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Rayner, D.P. 2006. Wind run changes : the
Ekologi. Surabaya: Penerbit Universias dominant factor affecting pan
Airlangga (Airlangga Press) evaporationtrends in Australia. Journal of
Ilhamdi, M. Liwa. 2012. Keanekaragaman Climate. 2 (20) : 3379-3395.
Serangga Dalam Tanah Di Pantai Endok Salmi. 2005. Jurnal Oksigen Terlarut (DO) Dan
Lombok Barat. Program Studi Pendidikan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Biologi PMIPA FKIP Unram. Mataram Salah Satu.
Irshady. 2011. Ekologi. UGM Press: Yogyakarta. Indikator.http://adesuherman09.student.ipb.
Irwan, DZ. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan ac.id/files/2011/12/Jurnal-BOD-
Organisasi Ekologi Komunitas dan indonesia.pdf. diakses tanggal 16 Februari
Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara 2020.
Mardiana, H. M. Liwa Ilhamdi dan Gito Sihotang, C. dan Efawani. 2006. Penuntun
Hadiprayitno. 2013. Keanekaragaman Dan Praktikum Limnologi. Pekanbaru : Fakultas
Distribusi Hymenoptera Di Kawasan Perikanan dan Ilmu Kelautan UR.
Taman Wisata Alam Suranadi Sebagai Suin, N. M. 2000. Metoda Ekologi. Universitas
Pengayaan Materi Pembelajaran Andalas. Padang.
Keanekaragaman Hayati Di SMA. Program Sutiknjo, D.W. 2005. Petunjuk Praktikum
Studi Pendidkan Biologi FKIP Universitas Klimatologi. Fakultas Pertanian.
Mataram. Mataram. Suwardjo. 2008. Iklim dan Cuaca. Jakarta : Bumi
Muldawati. 2013. Prediksi Curah Hujan Daerah aksara.
Sicingin dengan Metode Arima. Padang : Syukur, A. 2002. Kualitas Air dan Struktur
Universitas Andalas Komunitas Phytoplankton di Waduk
Pelealu, Grasideo Vinda Ester, Roni Koneri dan Uwai. Skripsi Fakultas Perikanan dan
Regina Rosita Butarbutar. 2018. Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Kelimpahan Dan Keanekaragaman Pekanbaru. 51 hal.
Makrozoobentos Di Sungai Air Terjun Tatang. 2006. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung
Tunan, Talawaan, Minahasa Utara, : Bina cipta
Sulawesi Utara. Program Studi Biologi. Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling,
Universitas Sam Ratulangi Manad. Pengawetan, dan Anilisis Plankton.
Puslittanak. 2000. Sumber Daya Lahan Indonesia Jakarta: Departemen Biologi FMIPA-UI.
dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Wirakusumah, S.. 2003. Dasar-dasar Ekologi
Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian :Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu
Lingkungan. Jakarta : UI Press.
LAMPIRAN
1. Pengukuran BOD - Jika hasil ˃ 6,5 mg/m = bersih, jika ˂ 2
- Isi penuh botol sampel 250 ml dengan air mg/m = tercemar berat
- Dimasukkan MnSO4 1 ml
- Dimasukkan KOH/KI 1 ml
- Homogenkan, biarkan hingga terbentuk
endapan warna cokelat
- Dimasukkan larutan H2SO4 DO (Ppm O2) = mL titrasi x N titrasi x 8 x 1000
- Homogenkan, sampai endapan hilang
- Masukkan larutan sampel ke dalam mL sampel ( )
enlemeyer sebanyak 100 ml
= 3,6 x 0,025 x 8 x 1000
- Titrasi dengan N2S2O3, sampai larutan
berwarna kuning muda 100 ( )
- Tetesi amilum 1% sebanyak 5 tetes,
sampai warna biru tua = 7,25
- Titrasi lagi dengan N2S2O3 sampai larutan
tepat bening 2. Pengukuran CO2 bebas
- Hitung volume N2S2O3 yang terpakai - Masukkan 100 ml air sampel ke dalam
- Lakukan pengulangan sampai 3x enlemeyer 250 ml
- Ditetesi pp 1% 10 tetes, jika warna tidak
berubah maka lanjutkan titrasi
- Titrasi dengan NaOH 0,02 N hingga
warna menjadi merah muda
- Hitunglah volume NaOH yang terpakai
- Lakukanlah pengulangan sebanyak 3x
PPM CO2 =
=
=17,6