863 1622 1 SM PDF
863 1622 1 SM PDF
863 1622 1 SM PDF
ABSTRACT
Character education in elementary school is an attempt to build character Elementary Students.
Character education can be called as akhlak (moral) education, which aims to establish akhlak karimah.
The foundation of character education in Islam is the Quran and Hadith. The process of character
education to elementary school students should be tailored to the stage of development and the formation
of character at this age, in elementary operations can use the model Tadzkirah (Teladan=Exemplary,
Arahkan=Aim, Dorongan=Encouragement, Zakiyah=purify, Kontinuitas=Continuity, Ingatkan=Remind,
repitition, Organize, Heart). Keywords: character education, akhlak (moral), tadzkirah.
ABSTRAK
Pendidikan karakter di SD merupakan sebuah upaya untuk membangun karakter Siswa SD. Pendidikan
Karakter dapat disebut sebagai pendidikan Akhlak, yang bertujuan untuk membentuk akhlak karimah.
Landasan pendidikan karakter dalam Islam adalah al-Quran dan Hadits. Proses pendidikan karakter
kepada siswa SD harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pembentukan karakter pada usia
ini, dalam operasionalnya di SD dapat menggunakan model TADZKIRAH (Teladan, Arahkan,
Dorongan, Zakiyah, Kontinuitas, Ingatkan, Repitition, Organisasikan, Heart).
PENDAHULUAN ~ Pendidikan Karakter Yunani “Charassian” yang berarti “to mark” atau
menjadi isu yang sangat hangat terhitung mulai menandai dan memfokuskan bagaimana
dari diberlakukannya pendidikan karakter secara mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
nasional di semua jenjang pendidikan diawali tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang
dari tingkat sekolah dasar. Dalam berbagai tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek
forum ilmiah banyak dibahas dan didiskusikan lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
tentang pendidikan karakter. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
Sementara dalam Islam pendidikan karakter dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter
bukan perkara baru. Dalam diskursus mulia.
pendidikan Islam, pendidikan karakter memiliki Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa
istilah tersendiri yaitu pendidikan akhlak. Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
Bagaimana pendidikan karakter dalam kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
perspektif Islam khususnya untuk siswa SD? sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai hal berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku,
tersebut. bersifat, dan berwatak.
Imam Al-Ghazali menganggap karakter lebih
PENGERTIAN KARAKTER DAN dekat kepada akhlak, yaitu spontanitas manusia
PENDIDIKAN KARAKTER dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang
Sebelum membahas pendidikan karakter, telah menyatu dalam diri manusia sehingga
terlebih dahulu dipaparkan tentang pengertian ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
karakter. Istilah karakter diambil dari bahasa
Sementara Ki Hajar Dewantara (dalam dan berpengaruh kepada karakter siswa yang
Wibowo, 2013, p. 34) memandang bahwa diajarnya (Samani & Hariyanto, 2013).
karakter itu sebagai watak atau budi pekerti. Pendidikan karakter merupakan sebuah
Koesoema (2007, p. 80) menyebutkan bahwa jika upaya untuk membangun karakter (character
karakter dipandang dari sudut behavioral yang building). Elmubarok (2008, p. 102) menyebutkan
menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki bahwa carakter building merupakan proses
individu sejak lahir, maka karakter dianggap mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa,
sama dengan kepribadian. sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda
Karakter dipengaruhi oleh hereditas, atau dapat dibedakan dengan orang lain, ibarat
sebagaimana dinyatakan oleh Samani & sebauh huruf dalam alfabeta yang tak pernah
Hariyanto (2013) bahwa karakter dapat dimaknai sama antara yang satu dengan yang lain,
sebagai nilai dasar yang membangun pribadi demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat
seseorang, terbentuk baik karena pengaruh dibedakan satu dengan yang lainnya.
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang Pendidikan karakter dapat disebut juga
membedakannya dengan orang lain, serta sebagai pendidikan moral, pendidikan nilai,
diwujudkan dengan sikap dan perilakunya pendidikan dunia afektif, pendidikan akhlak,
dalam kehidupan sehari-hari. atau pendidikan budi pekerti.
Sementara untuk pengertian pendidikan
karakater Lickona (1992) menyebutkan “character POSISI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
education is the deliberate effort to help people PENDIDIKAN NASIONAL
understand, care about, and act upon core ethical Secara Eksplisit Pendidikan Karakter
values”, hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan amanat UU No 20 Tahun 2003
karakter adalah upaya yang disengaja untuk Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
membantu orang memahami, peduli, dan menegaskan bahwa:
bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Pendidikan nasional berfungsi
Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang mengembangkan kemampuan dan
mendukung perkembangan sosial, emosional, membentuk watak serta peradaban bangsa
dan etis siswa. Dirjen Dikti (dalam Barnawi & yang bermartabat dalam rangka
Arifin, 2013) menyebutkan bahwa pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan untuk berkembangnya potensi peserta didik
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, agar menjadi manusia yang beriman dan
pendidikan watak, yang bertujuan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa,
mengembangkan kemampuan peserta didik berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
untuk memberikan keputusan baik-buruk, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan yang demokratis serta bertanggung jawab.
menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari- Tujuan pendidikan nasional tersebut jika
hari dengan sepenuh hati. Semantara secara dianalisis dari sudut taxonomi Bloom dan
sederhana pendidikan karakter dapat dimaknai pendidikan karakter maka terlihat sebagai
sebagai hal postif apa saja yang dilakukan guru berikut.
dan rohani
6. berilmu Afektif tingkat tinggi Membentuk manusia dengan
(evaluation) kemampuan intelektual dan daya kritis
yang tinggi
7. cakap, kreatif Kognitif, afektif, Membentuk manusia dengan
psikomotor kemampuan intelektual dan daya kritis
yang tinggi
8. mandiri Kognitif, afektif, Membentuk pribadi yang kaffah
psikomotor
9. menjadi warga negara yang Kognitif, afektif, Membentuk pribadi yang kaffah
demokratis psikomotor
10 bertanggung jawab Kognitif, afektif, Membentuk pribadi yang kaffah
psikomotor
(Diadaptasi dari Sumantri:, 2009: 19).
hormat dan santun, (5) dermawan, suka Berkorban, 11) Rendah Hati, 12) Tertib, 13)
menolong, dan gotong royong, (6) percaya diri, Amanah, 14) Sabar, 15) Tenggang Rasa, 16) Bela
kreatif, dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan Rasa, 17) Pemurah, 18) Ramah Tamah, 19) Sopan
keadilan, (8) baik dan rendah hati, (9) toleransi, Santun, 20) Sportif, 21) Terbuka.
kedamaian dan kesatuan. Nilai karakter terhadap masyarakat dan
Samani & Hariyanto (2013) menyebutkan bangsa meliputi: 1) Adil, 2) Jujur, 3) Disiplin, 4)
bahwa Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Kasih Sayang, 5) Kerja Keras, 6) Lembut Hati, 7)
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Berinisiatif, 8) Kerja Keras, 9) Kerja Cerdas, 10)
Menengah Departemen Pendidikan dan Berfikir Jauh ke depan, 11) Berfikir Konstruktif,
Kebudayaan dalam Pendampingan Guru 12) Bertanggung Jawab, 13) Bijaksana, 14)
Sekolah Swasta Tradisional (Islam) telah Menghargai Kesehatan, 15) Produktif, 16) Rela
menginventarisasi domain budi pekerti Islami Berkorban, 17) Setia/Loyal, 18) Tertib, 19)
sebagai nilai-nilai karakter yang harus Amanah, 20) Sabar, 21) Tenggang Rasa, 22) Bela
ditampilkan, yaitu terhadap Tuhan, terhadap diri Rasa, 23) Pemurah, 24) Ramah Tamah, 25) Sikap
sendiri, terhadap keluarga, terhadap orang lain, Hormat.
terhadap masyarakat dan bangsa, dan terhadap Nilai karakter terhadap lingkungan meliputi:
alam lingkungan. 1) Adil, 2) Amanah. 3) Disiplin, 4) Kasih Sayang,
Nilai karakter terhadap Tuhan meliputi: 1) 5) Kerja Keras, 6) Berinisiatif, 7) Kerja Cerdas, 8)
Iman dan taqwa, 2) Syukur, 3) Tawakal, 4) Ikhlas, Berfikir Jauh kedepan, 9) Berfikir Konstruktif, 10)
5) Sabar, 6) Mawas diri, 7) Disiplin, 8) Berfikir Bertanggung Jawab, 11) Bijaksana, 12)
jauh kedepan, 9) Jujur, 10) Amanah, 11) Menghargai Kesehatan, Kebersihan, 13) Rela
Pengabdian,12) Susila, 13) Beradab. Berkorban.
Nilai karakter terhadap diri sendiri meliputi:
1) Adil, 2) Jujur, 3) Mawas Diri, 4) Disiplin, 5) KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
Kasih Sayang, 6) Kerja Keras, 7) Pengambil MENURUT PARA FILOSOF MUSLIM
Risiko, 8) Berinisiatif, 9) Kerja Cerdas, 10) Kreatif, Sebagaimana telah dibicarakan sebelumnya
11) Berfikir Jauh Kedepan, 12) Berfikir Matang, bahwa dalam diskursus pendidikan Islam
13) Bersahaja, 14) Bersemangat, 15) Berfikir pendidikan karakter disebut dengan pendidikan
Konstruktif, 16) Bertanggung Jawab, 17) akhlak. Para filosof muslim telah berbicara
Bijaksana, 18) Cerdik, 19) Cermat, 20) Dinamis, mengenai hal ini, seperti yang dinyatakan Al-
21) Efisien, 22) Gigih, 23) Tangguh, 24) Ulet, 25) Farabi bahwa akhlak yang baik hanyalah
Berkemauan Keras, 26) Hemat, 27) Kukuh, 28) terwujud dengan pengawasan diri terus
Lugas, 29) Mandiri, 30) Menghargai Kesehatan, menerus, pendidikan seharusnya diarahkan
31) Pengendalian Diri, 32) Produktif, 33) Rajin, pada pembinaan akhlak, pemberian pelajaran
34) Tekun, 35) Percaya Diri, 36) Tertib, 37) Tegas, yang mungkin dipergunakan untuk tujuan yang
38) Sabar, 39) Ceria/Periang. buruk hendaklah dicegah sedapat mungkin.
Nilai karakter terhadap keluarga meliputi: 1) Hal ini dikuatkan pula oleh pernyataan Imam
Adil, 2) Jujur, 3) Disiplin, 4) Kasih Sayang, 5) Al-Ghazali bahwa pendidikan itu
Lembut Hati, 6) Berfikir Jauh Ke depan, 7) menghilangkan akhlak yang buruk dan
Berfikir Konstruktif, 8) Bertanggung Jawab, 9) menanamkan akhlak yang baik, bahkan al-
Bijaksana, 10) Hemat, 11) Menghargai Kesehatan, Ghazali menegaskan bahwa tujuan yang paling
12) Pemaaf, 13) Rela Berkorban, 14) Rendah Hati, penting dari pendidikan itu adalah taqarrub
15) Setia, 16) Tertib, 17) Kerja Keras, 18) Kerja ilallah. Sementara Syeikh Az-Zarnuji
Cerdas, 19) Amanah, 20) Sabar, 21) Tenggang menggariskan bahwa selain pengabdian kepada
Rasa, 22) Bela Rasa/Empati, 23) Pemurah, 24) Tuhan tujuan pendidikan diarahkan untuk
Ramah Tamah, 25) Sopan Santun, 26) Sportif, 27) pembentukan moral, pribadi, intelektual dan
Terbuka. kesehatan jasmani serta pembentukan sikap
Nilai karakter terhadap orang lain meliputi: 1) mental kemasyarakatan amar makruf nahyi munkar
Adil, 2) Jujur, 3) Disiplin, 4) Kasih Sayang, 5) dengan rasa tanggung jawab terhadap
Lembut Hati, 6) Bertanggung Jawab, 7) kesejahteraan masyarakat, bersih dari pamrih
Bijaksana, 8) Menghargai, 9) Pemaaf, 10) Rela pribadi.
Hal yang hampir sama dinyatakan pula oleh sesekali memberikan pujian atau celaan, cara ini
Ibnu Maskaiwaihi (dalam Madjidi, 1997, p. 33) digunakan jika dipandang sudah cukup.
bahwa cita-cita pendidikan adalah terwujudnya ..............
pribadi susila, berwatak yang lahir dari perilaku- MODEL PENDIDIKAN KARAKTER
perilaku luhur atau berbudi pekerti yang mulia. Majid & Andayani (2012) telah merumuskan
Dari budi (jiwa/watak) lahir pekerti (perilaku) berbagai model pendidikan karakter salah
mulia. Sementara Ibnu Sina mengemukakan satunya adalah model TADZKIRAH (dibaca
bahwa alat pendidikan budi pekerti itu berupa tadzkiroh). Secara etimologis tadzkirah berasal
hadiah dan hukuman, kelembutan dan dari bahasa Arab dzakkara yang berarti ingat, dan
kekerasan. Ibnu Sina sangat menekankan agar tadzkirah artinya peringatan. Adapun makna
para pendidik menjauhkan anak didiknya dari tadzkirah dalam hal ini adalah suatu model
akhlak yang buruk, kebiasaan yang jelek dengan pembelajaran yang diturunkan dari sebuh teori
jalan targhib wa tarhib dengan lunak atau kasar, pendidikan Islam, tadzkirah mempunyai makna:
dengan jalan memperdulikan atau membiarkan,
T Tunjukkan Teladan
Z Zakiyah (Bersih-Murni)
I Ingatkan
A Organisasikan
H Heart
contoh teladan yang baik (uswah hasanah) atau motivasi ini tepat sekali jika menggunakan
living moral exemplary di lingkungan sekolah. metode targhib wa tarhib, yaitu metode pemberian
motivasi agar siswa melakukan kebaikan
Arahkan (Berikan Bimbingan) (targhib) dan agar menjauhi kejahatan (tarhib).
Berdasarkan pada tahap perkembangan, Metode ini hampir mirip sama dengan metode
siswa SD sudah mulai mengenai baik-buruk, reward and punishment (ganjaran dan hukuman),
benar-salah, yang diperintahkan-yang dilarang, namun Tafsir (2005) membedakan keduanya
maka dalam hal ini anak harus diberikan arahan bahwa targhib wa tarhib bersandarkan ajaran
atau bimbingan untuk mencapai baik, benar, dan Allah, sedangkan reward and punishment
yang diperintahkan itu, jangan sampai anak bersandarkan pada hukuman dan ganjaran
salah memilih dan salah menentukan. manusiwi.
Pemberian motivasi ini juga dalam rangka
Dorong (Berikan Motivasi) pemenuhan kebutuhan siswa sebagai manusia
Pemberian motivasi oleh para guru sangat yang memiliki need untuk dihargai. Teori
penting dilakukan dalam rangka motivasi yang dirumuskan oleh Maslow (dalam
membangkitkan semangat dan menumbuhkan Jarvis, 2009) menggambarkan hirarki kebutuhan
rasa percaya diri pada siswa. Dalam pemberian manusia sebagai berikut.
Aktualisasi
Diri
Kebutuhan
Estetis
Kebutuhan Intelektual
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Fisiologis
manusia selain karakter orang-orang yang dia pada Program Magister SPS UPI. Tidak
temui di dalam keluarganya. diterbitkan.
Jika merujuk kepada klasifikasi Aswandi. (2010). Membangun Bangsa Melalui
perkembangan karakter tersebut, anak usia SD Pendidikan Berbasis Karakter. K@ta:
ada pada fase tanggung jawab (7-8), peduli (9- Pendidikan Karakter.
10), dan kemandirian (11-12). Pada usia 7-8 Azra, Azyumardi. (2000). Pendidikan Akhlak
diawalai dengan perkenalan anak pada dan Budi Pekerti: Membangun Kembali Anak
lingkungan baru di sekolah, yang sebelumnya Bangsa. Makalah dalam Konvensi Nasional
anak hanya mengenal lingkungan rumah, maka Pendidikan Tahun 2000. Jakarta: Universitas
pada fase ini anak harus mampu beradaptasi Negeri.
dengan lingkungan baru, anak mulai memiliki Barnawi & Arifin, A. (2013). Strategi & Kebijakan
rasa tanggung jawab terhadap tugas barunya Pembelajaran Pendidikan Karakter.
yaitu belajar dan mengenal lingkungan baru. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pada usia 9-10 tahun memasuki fase peduli, Elmubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan
karena pada fase sebelumnya anak sudah mulai Nilai. Bandung: Alfabeta.
mengenal lingkungan barunya, maka mereka Jarvis. M. (2009). Teori-teori Psikologi. (SPA-
bertemu dengan banyak orang dan menemukan Teamwork). Bandung: Nusa Media.
berbagai peristiwa di lingkungan, muncullah Koesoema, D. (2007). Pendidikan Karakter
rasa kepedulian baik terhadap sesama maupun Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.
kepedulian terhadap lingkungan Jakarta: PT. Grasindo.
Pada usia 11-12 anak sudah mulai mandiri, Lickonna. T. (1992). Education for Character, How
jika dilihat dari usia sekolah pada fase ini Our Schools Can Teach Respect and
merupakan persiapan anak untuk memasuki Responsibility. New York: Bantam Books.
jenjang pendidikan berikutnya (SMP). Madjidi, B. (1997). Konsep Kependidikan Para
Filosof Muslim. Yogyakarta: Al Amin Press.
SIMPULAN Majid, A & Andayani, D. (2012). Pendidikan
Pendidikan Karakter merupakan amanat Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT.
Undang undang No 20 Tahun 2003. Dalam Islam Remaja Rosdakarya.
pendidikan karakter memiliki istilah tersendiri, Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter,
yaitu pendidikan akhlak. Para filosof muslim Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa.
merumuskan bahwa tujuan dari pendidikan Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.
bermuara pada akhlak. Siswa SD sangat penting Samani, M & Hariyanto. (2013). Konsep dan
mendapatkan pendidikan karakter mengingat Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
pada usia ini siswa harus sudah memiliki sikap Remaja Rosdakarya.
tanggung jawab, kepedulian dan kemandirian Sumantri, E. (2009). Pendidikan Umum.
sesuai dengan tahap perkembangan moral Bandung: Prodi PU UPI.
mereka. Pendidikan Karakter dalam Islam Suprabowo. (2008). Teori Perkembangan Moral.
berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadits, Retrieved March 3, 2014, from
dalam operasionalnya di SD dapat menggunakan http://novinasuprobo.wordpress.com.
model TADZKIRAH (Teladan, Arahkan, Tafsir. A. (2005). Ilmu Pendidikan Dalam
Dorongan, Zakiyah, Kontinuitas, Ingatkan, Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja
Repitition, Organisasikan, Heart). Rosdakarya.
Ulwan. N. A. (1981). Tarbiyyatu al Aulad fi al
REFERENSI Islam. Beirut: Dar al salam li al-Tiba’ah wa li
Al-Quran al-Nasyr wa al-Tawzi’.
Al-Hadits Wibowo, A. (2013). Pendidikan Karakter di
Aeni. Ani Nur. (2009). Respons Mahasiswa Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka
Terhadap Kegiatan Tutorial PAI dan Pelajar.
Pengaruhnya Terhadap Penghayatan Nilai-
nilai Agama Islam (Studi Kasus di UPI). Tesis