Populasi Dan Sampel Dalam Penelitian
Populasi Dan Sampel Dalam Penelitian
Populasi Dan Sampel Dalam Penelitian
PENDAHULUAN
Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan
sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi
scope, ukuran, maupun karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi
1
dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan validitas
proses dan hasil penelitian kita.
2
BAB II
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat,
pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut,
dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “ apa yang
terjadi” di dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Situasi
sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa
peristiwa alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel
dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara
sumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam
penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis,
karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia
memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
banyaknya dengan ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri
populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata,
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter
populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah,
maka populasinyapun berubah.
Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi,
1993:141).
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa
populasi (universe) atau sampel.
4
Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan sebagai
berikut:
a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa
kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak
dapat di temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan
bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti
harus dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang
akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat di hitung,
hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, dan
yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter.
5
darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu
tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun satu botol
hasilnya akan sama saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-
batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial
yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia
menghadapi populasi yang heterogen.
2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan hal berikut ini :
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya
jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil –hasil
kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada
objek, gejala atau kejadian yang lebih luas.
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel
beikut ini
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.
Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi
seperti itu.demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya
sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta
murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
6
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih –lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,
dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan
semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan
darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya.
Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu
ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam
melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap
sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang
telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan
kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada
penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari Nawawi,1923: 146-
148).
7
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu
ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu
sample harus diambil. suatu hal yang perlu diperhatikan adalaha keadaan
homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah
sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya, jika keadaan
populasi heterogen, maka pertimbanagna pengambilan sample harus
memperhatikan hal :
1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat
diusahakan. Satu nasihat yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampel
yang kelewat banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always
better than undersampling). Namun demikian ada cara untuk memperoleh sample
minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus:
n ≥ pq z 1/ 2 a 2
b
keterangan :
n = jumlah sampel
≥ = sama dengan atau lebih besar
P = proporsi populasi persentase kelompok pertama
q = proporsi sisa di dalam populasi
z1/2 = derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 %
b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam
menentukan sampel.
Contoh :
8
sebanyak 50.000 orang. Bebrapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka
mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin disekolah di wilayah masing-
masing.
Perhitungan:
50.000
F= X 100 % = 12,5 % atau P = 0,125
400.000
2
n ≥ 0,125 X 0,875 1,96
0,05
Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka
dapat dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah
sampel dengan sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi
dengan memperkecil perkiraan persentase kemungkinaan membuat kesalahan
dalam penarikan sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu,
maka sample minimum menjadi :
2
n ≥ 0,125 X 0,875 2,58
0,02
9
Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka
variasi p dan q dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 =
0,25) uku
Ran sampel yang harus diselidiki :
2
n ≥ 0,25 1,96
0,05
n ≥ 384.
Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang
representatif, artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan
populasi secara maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat
dari populasi.
Pada umumnya masalah sampling timbul apabila penelitian bermaksud
untuk :
1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan kerapkali seorang
penyelidik tidak menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian atau
peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari objek gejala atau kejadian yang
dimaksudkan.
2. Ingin mengadakan generalisasi , dari hasil-hasil, penyelidikannya.
Mengadakan generalisasi berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan
kepada objek-objek, gejala-gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki.
Mahasiswa yang baru belajr metodelogi penelitian di tingkat awal harus
menyadari betul bahwa sample bukan merupakan duplikat populasi ;karena itu ,
ia tidak boleh berprestensi bahwa suatu sample jika telah ditetapkan dengan cara-
cara tertentu dapat menjadi cermin yang sempurna bagi populasi artinya ia tidak
boleh meyakini bahwa sample tidak mengalami kesesatan walaupun
pengambilannya sudah menggunakan metode-metode statistik tertentu.
Petunjuk –petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
10
Yang pentinga disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai
daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai
daerah penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang
diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya
apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang
sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan
adanya valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah
ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan
batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan terjadi
kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian
sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh
melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut.
Misalnya, sensus penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-
instansi dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P &
K, kantor kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah
menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai
terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965,
misalnya bila tahun 1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4
orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu
(4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling
11
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang
tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng.
Pengambilan sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased
sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi
hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan
kepada seluruh populasi. Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang
penghasilan rata-rata orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya
saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan
mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased
conclusion.
12
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
13
random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata
(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada
yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang
ada yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga
2. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum
14
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai,
karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi
100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari
500 orang anggota sampel tersebut.
3. Sampling ansidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti,
hasil datanya dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Atau penelitian
tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
15
yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.
16
λ 2. N . P . Q
s=
d 2( N−1)+ λ 2 . P . Q
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel
17
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah
yang pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 +
129 + 26 + 13 = 259.
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman
daripada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253)
memberikan saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut
ini:
a. Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.
b. Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-
swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi
atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5
(independen + dependen), maka jumlah anggota sempel = 10 X 5 = 50.
18
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok
ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-
masing antara 10 s/d 20.
2.6 Cara Mengambil Anggota Sempel
Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama
kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian
sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara
acak.
Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan
bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan
dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu,
sesuai dengan jumlah anggota populasi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan.
2. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target
3. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster)
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
4. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah:
a. Ukuran populasi
b. Masalah biaya
c. Masalah waktu
d. Percobaan yang sifatnya merusak
e. Masalah ketelitian
f. Masalah ekonomis
5. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representatif.
6. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel
a. Probability/Random Sampling
b. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
20
DAFTAR PUSTAKA
Haryono. 1998. Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
21