Pengertian Ketoasidosis Diabetik
Pengertian Ketoasidosis Diabetik
Pengertian Ketoasidosis Diabetik
(katoasidosis diabetic)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : FAHRINI SYAFITRI
NIM : 170204019
F. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:
1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya
tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat
dibawah kondisi stress.
2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan
ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya
aterosklerosis
G. Penatalaksanaan
Penanganan KAD (ketoasidosis diabetikum) memerlukan pemberian tiga agen
berikut:
1. Cairan.
Pasien penderita KAD biasanya mengalami depresi cairan yang hebat. NaCl 0,9 %
diberikan 500-1000 ml/jam selama 2-3 jam. Pemberian cairan normal salin
hipotonik (0,45 %) dapat digunakan pada pasien-pasien yang menderita hipertensi
atau hipernatremia atau yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif. Infus
dengan kecepatan sedang hingga tinggi (200-500 ml/jam) dapat dilanjutkan untuk
beberapa jam selanjutnya.
2. Insulin.
Insulin intravena paling umum dipergunakan. Insulin intramuskular adalah
alterantif bila pompa infusi tidak tersedia atau bila akses vena mengalami
kesulitan, misalnya pada anak anak kecil. Asidosis yang terjadi dapat diatasi
melalui pemberian insulin yang akn menghambat pemecahan lemak sehingga
menghentikan pembentukan senyawa-senyawa yang bersifat asam. Insulin
diberikan melalui infus dengan kecaptan lambat tapi kontinu ( misal 5 unti /jam).
Kadar glukosa harus diukur tiap jam. Dektrosa ditambahkan kedalam cairan infus
bila kadar glukosa darah mencpai 250 – 300 mg/dl untuk menghindari penurunan
kadar glukosa darah yang terlalu cepat.
3. Potassium.
Meskipun ada kadar potassium serum normal, namun semua pasien penderita
KAD mengalami depresi kalium tubuh yang mungkin terjadi secara hebat.
Input saline fisiologis awal yang tinggi yakni 0.9% akan pulih kembali selama
defisit cairan dan elektrolite pasien semakin baik. Insulin intravena diberikan
melalui infusi kontinu dengan menggunakan pompa otomatis, dan suplemen
potasium ditambahkan kedalam regimen cairan. Bentuk penanganan yang baik
atas seorang pasien penderita KAD (ketoasidosis diabetikum) adalah melalui
monitoring klinis dan biokimia yang cermat.
H. Komplikas
Komplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:
1. Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )
2. Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
3. Syaraf ( Neuropati Diabetik)
4. Kelainan Jantung.
5. Hipoglikemia.
6. Impotensi
7. Hipertensi.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Anamnese didapat :
a. Identifikasi klien.
b. Keluhan utama klien
Mual muntah
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
Menderita Diabetes Militus
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat psikososial
2. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breath)
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi/tidak). Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen
Frekuensi pernapasan meningkat.
b. B2 (Blood)
1. Tachicardi
2. Disritmia
c. B3 (Bladder) :
Awalnya poliuri dapat diikuti oliguri dan anuri
d. B4 (Brain)
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia.
Gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).
Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, aktifitas kejang (tahap
lanjut dari DKA)
e. B5 (Bowel)
1. Distensi abdomen
2. Bising usus menurun
f. B6 (Bone)
Penurunan kekuatan otot, Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur.
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas
B. Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia,
pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual,
kacau mental
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme
3. Kelelahan berhubungan dengan metabolisme sel menurun
4. Gangguan asam basa berhubungan dengan insufisiensi insulin.
C. Rencana Keperawatan
Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia,
pengeluaran cairan berlebihan :
1. diare, muntah; pembatasan intake akibat mual Kriteria Hasil :
a. TTV dalam batas normal:
b. Nadi : 60-100 x/menit
c. RR : 16-20 x/menit
d. TD : 100-140 mmHg | 60-90 mmHg
e. Suhu : 36.5-37.5 0C
f. Pulse perifer dapat teraba
g. Turgor kulit dan capillary refill baik
h. Keseimbangan urin output
i. Kadar elektrolit normal
Intervensi Rasional
1.Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses
berkemih berlebihan infeksi yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik
meningkatkan pengeluaran cairan insensibel.
7.Pertahankan cairan 2500 ml/hari jikaKekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas
diindikasikan lambung, sering menimbulkan muntah dan potensial
menimbulkan kekurangan cairan & elektrolit
Intervensi Rasional
1.Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk
absorpsi dan utilitasnya
2.Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dihabiskan Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari
kebutuhan terapetik
3.Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri
abdomen/perut kembung, mual, muntahan Hiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit
makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi atau
sesuai indikasi ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
4.Berikan makanan yang mengandung nutrien Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar
kemudian upayakan pemberian yang lebih padat dan fungsi gastrointestinal baik
yang dapat ditoleransi
Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami
5.Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai kebutuhan nutrisi pasien
indikasi
Hipoglikemia dapat terjadi karena terjadinya metabolisme
6.Observasi tanda hipoglikemia karbohidrat yang berkurang sementara tetap diberikan
insulin , hal ini secara potensial dapat mengancam kehidupan
7.Kolaborasi :
sehingga harus dikenali
Pemeriksaan GDA dengan finger stick Memantau gula darah lebih akurat daripada reduksi urine
Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3 untuk mendeteksi fluktuasi
Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai
indikasi Memantau efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol
Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin Mempermudah transisi pada metabolisme karbohidrat dan
Intervensi Rasional
1.Pertahankan pemberian oksigen Memaksimalkan untuk bernafas
3.Observasi adanya tanda ketoasidosis; mual, Dengan mengetahui gejala lebih awal bisa meminimalkan
muntah, nyeri abdomen, kemerahan wajah, nafas terjadinya ketoasidosis diabetic
bau aseton, nafas kusmaull
Penurunan atau hilangnya bising usus merupakan indikasi
4.Monitoring bising usus tiap 8 jam, bila ada adanya ileus paralitik yang berarti hilangnya motilitas usus
berikan makan sesuai toleransi dan atau ketidakseimbangan elektrolit.