Al Murhan
Al Murhan
Al Murhan
OLEH :
Al Murhan, S.KM., M.Kes. NIP. 196601011989031006
Dr. Aprina., S.Kp., M.Kes. NIP. 196404291988032001
Mengesahkan,
Kapus Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Poltekkes Tanjungkarang
Al Murhan
Aprina
RINGKASAN
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan mendapat
balasan yang lebih baik dari Allah SWT.Selanjutnya penulis sangat
mengaharapkan masukan, saran, dan kritik demi perbaikan proposal ini sehingga
dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan pelayanan keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
RINGKASAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..................................................................................4
E. Ruang Lingkup........................................................................................4
F. Target Luaran..........................................................................................5
BAB II RENSTRA DAN ROADMAP PENELITIAN.....................................6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran................................................................................7
B. Perawatan Kaki.......................................................................................9
C. Penatalaksanaan.....................................................................................16
D. Ankle Brachial Index (ABI)....................................................................18
E. Tes Monofilamen...................................................................................19
F. Kerangka Konsep ..................................................................................21
G. Hipotesis.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM)merupakan penyakit kronis yang kompleks yang
membutuhkan perawatan berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko
multifaktorial di luarnyakontrol glikemik (American Diabetes Association, 2017).
Neuropati Diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskuler dari diabetes
melitus yang paling sering terjadi dan dapat memperburuk kualitas hidup
penderitanya. Neuropati mengacu kepada sekelompok penyakit yang menyerang
semua tipe saraf, termasuk saraf sensorik, motorik, dan otonom serta sering
dijumpai ditubuh bagian perifer (Tabatabaei-Malazy, Mohajeri-Tehrani, Madani,
Heshmat, & Larijani, 2011). Neuropati Diabetik sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan berbagai masalah diantaranya frekuensi jantung dapat meningkat,
ulkus kaki, disfungsi seksual, impotensi dan gangguan sistem saraf lain termasuk
retinopati diabetik (Smeltzer, S.C. dan Bare, 2013)
Prevalensi DM di seluruh dunia menurut data International Diabetes
Federation (IDF) tercatat pada tahun 2013 sebanyak 382 juta dan akan meningkat
menjadi 592 juta pada 2035. Sebagian besar berumur antara 40 sampai 59 tahun
dan 80% dari mereka tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut IDF tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ketujuh sebagai negara
yang memiliki penderita DM terbanyak di dunia dengan jumlah 8,5 juta
Berdasarkan RISKESDAS, (2018) terjadi peningkatan prepalensi DM
menurut konsensus Perkeni 2011 pada tahun 2013 prevalensi 6,9 % meningkat
ditahun 2018 menjadi 8,5 % sedangkan konsensus perkeni 2015 ditahun 2018
menjadi 10.9%. Peningkatan prevalensi DM ini tentunya mempunyai resiko
terhadap peningkatan terjadinya neuropati periper. Kuate-Tegueu et al.,( 2015),
DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasi dari DM
adalah neuropati diabetik. Hampir 50% pasien dengan DM mengalami komplikasi
neuropati.
Neuropati memiliki peranan yang besar dalam terjadinya ulkus diabetik,
ketika neuropati tidak ada, maka ulkus jarang terjadi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Agbaor et.al.menemukan bahwalebih dari 80 % ulkus diabetik
berhubungan dengan neuropati.Ulkus kaki diabetik menjadi salah satu faktor yang
paling sering menyebabkan amputasi ektremitas bahwa yakni 15-45 kali lebih
sering pada penderita DM dibandingkan tanpa DM (Christia, Yuwono, &
Fakhrurrazy, 2015).
Prevalensi DM di Lampungmengalami peningkatan mencapai 2.0%
penduduk menderita penyakit Diabetes Millitus (Riskesdas, 2018), Di kota
Bandar lampung khususnya diPuskesmas Kedaton merupakan salahsatu
puskesmas rawat inap yang ada dikota Bandar Lampung dengan jumlahkunjungan
per bulannya rata-rata sebanyak6000 penderita, hasil wawancara dengansalah satu
perawat puskesmas diketahuipuskesmas tersebut belum menyediakanbooklet
untuk perawatan kaki diabetes millitus.Hasil survey pendahuluan di
PuskesmasKedaton penyakit DM termasuk dalam 10besar penyakit terbanyak dan
mendudukiurutan ke-4 setelah faringitis, hipertensidan common cold. Setiap tahun
penderitaDM di Puskesmas Kedaton bertambahjumlahnya, pada tahun 2016
penderita DMsebanyak 1.131 penderita, tahun 2018sebanyak 1.179 penderita, dan
tahun 2019sebanyak 1.873 penderita. Penderita DM diPuskesmas Kedaton setiap
bulannyaskitar 212 kunjungan baik pasien lamamaupun baru. Pasien lama
yangberkunjung ke Puskesmas Kedatonumumnya dikarenakan obat
hipoglikemikoral yang dikonsumsinya sudah habis.
Salah satu upaya pencegahan kaki diabetik adalah perawatan kaki secara regular
(Adhiarta, 2011). Namun, banyak pasien yang tidak menjalankan perawatan kaki
yang diharapkan.Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lalukan di tempat
penelitian dari 10 penderita didapatkan penderita rata-rata belum melakukan
perawatan kaki dengan benar seperti memotong kuku yang benar, menggunakan
alas kaki yang benar, kaki telihat kering dan 7 orang mengeluhkan kaki terasa
kesemutan.
Untuk meningkatkan kemampuan penderita DM dalam melakukan
perawatan kaki dapat mempergunakan media pembelajaran dalam melakukan
edukasi . Hal ini ditegaskan oleh Gerlach (dalam Wina Sanjaya, 2006) secara
umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Booklet merupakan media untukmenyampaikan pesan dalam bentuk
buku,baik tulisan maupun gambar. Kelebihannya individu dapat lebih jelas
menerimainformasi karena dilengkapi tulisan dangambar (Notoatmodjo, S. 2007)
Mengingat pentingnya media maka peneliti membuat booklet PERATIK
(PERAWATAN KAKI DIABETIK) dalam mendukung edukasi permasalahan
kesehatan dalam hal ini perawatan kaki sehingga dapat menjadi bagian dari upaya
pencegahan dan early exposure, pasien DM sebagai kelompok beresiko tentang
penyakit DM dan pengelolaannya, terutama upaya pencegahan neuropati diabetik.
Maka peneliti ingin menelitipenggunaan booklet PERATIK dalam mencegah
Neuropati Diabetik di Lampung.
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah pengaruh penggunaan booklet PERATIK dalam mencegah
Neuropati Diabetik diKota Bandar Lampung ?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pengaruh penggunaan Booklet PERATIK
dalam mencegah Neuropati Diabetik di Kota Bandar Lampung.
2. Tujuan Khusus Penelitian
a. Mengidentifikasi perilaku perawatan kaki pasien DM sebelum
diintervensi menggunakan Booklet PERATIKdalam mencegah Neuropati
Diabetik
b. Mengidentifikasi Sensasi pada kaki pasien DM sebelum diintervensi
menggunakan Booklet PERATIK dalam mencegah Neuropati Diabetik
c. Mengidentifikasi sirkulasi perifer kaki pasien DM sebelum diintervensi
menggunakan Booklet PERATIK dalam mencegah Neuropati Diabetik
d. Mengidentifikasi perilaku perawatan kaki pasien DM sesudahdiintervensi
menggunakan Booklet PERATIK dalam mencegah Neuropati diabetic
e. Mengidentifikasi Sensasi pada kaki pasien DM sesudahdiintervensi
menggunakan Booklet PERATIK dalam mencegah Neuropati diabetic
f. Mengidentifikasi sirkulasi perifer kaki pasien DM sesudahdiintervensi
menggunakan Booklet PERATIK dalam mencegah Neuropati Diabetik
g. Menganalisapengaruh pengaruh penggunaaan Booklet PERATIK dalam
mencegah Neuropati Diabetik
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Intervensi untuk meningkatkan perilaku perawatan kaki tidak
dapat dengan pendekatan menggunakan booklet PERATIKke penderita
sehingga mendukung penyelesian permasalahan kesehatan dalam hal ini
perawatan kaki sehingga dapat menjadi bagian dari upaya pencegahan
terhadap kejadian Neuropati Diabetik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Lebih dapat mendukung kesehatan kaki yang menderita DM sehingga
dapat mencegah terjadinya ulcus diabetik
b. Bagi Institusi Pelayanan
Salah satu peran perawat yaitu sebagai educator (pendidik) dapat
memberikan alternative penyelesaian masalah perawatan kaki penderita
DM sehingga dapat mencegah terjadinya ulcul diabetik.
c. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti lain
yang akan melakukan penelitian selanjutnya .
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian yang difokuskan pada aspek promosi
kesehatan yang diimplementasikan dalam kegiatan intervensi penyuluhan
Melalui Booklet PERATIK Jenis penelitian kuantitatif. eksperiment dengan
rancangan pretest posttest group design.Subjek penelitian ini adalah
intervensi penyuluhan Melalui Booklet PERATIK. Sasaran penelitian ini
adalah Penderita DM yang ada dipuskesmas Kedaton Lampung. Waktu
penelitian dilaksanakan pada Desember 2019 sampai dengan Juni 2020.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedaton Lampung.
F. TargetLuaran
Target Luaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Artikel yang dipublikasikan ke jurnal Internasional atau Jurnal Nasional
yang Terindeks SINTA 3 (jurnal Poltekkes Tanjungkarang)
2. HAKI berupa Booklet PERATIK (PERAWATAN KAKI DIABETIK).
BAB II
RENSTRA DAN ROADMAP PENELITIAN
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian
Menurut Azhar Arsyad, (2011) mengungkapkan bahwa media
adalah komponensumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Rusman, Deni Kurniawan, (2012),mengungkapkan bahwa
media pembelajaran merupakan alat yang memungkinkansiswa untuk
mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah untuk
mengingatnyadalam waktu yang lama dibandingkan dengan
penyampaian materi pelajarandengan cara tatap muka dan ceramah tanpa
alat bantu atau media pembelajaran.
Gagne’ dan Briggs 1975 (dalam Azhar Arsyad, 2011)
menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk membantu menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari antara lain booklet, tape recorder, kaset, video camera, video
recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer.
Dari berbagai pendapat tentang media pembelajaran diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang
dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada peserta didik dan dapat membantu mencapai tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran dalam penelitian ini berupa booklet
digunakan untuk membantu pengajar dalam menyampaikan materi
perawatan kaki lebih mudah disampaikan dan mudah dipahami peserta
didik.
2. Pengertian Booklet
Menurut Bly, (2009), Booklet adalah buku berukuran kecil yangdidesain
untuk mengedukasi pembaca dengan tips dan strategi untuk
menyelesaikan suatu masalah. Booklet biasanya terdiri dari 16-24
halaman dan berukuran 3,5 x 8,5 inchi. Tampilan sampul booklet
biasanya menggunakan warnapolos dan desain yang minim. Menurut
French(2011), booklet adalah buku kecil yang dicetak antara 32-96
halaman. Booklet memiliki bahasan yang lebih terbatas, struktur
sederhana, dan fokus pada satu tujuan. Menurut Hapsari(2013), Booklet
merupakan media komunikasi yang termasuk dalam kategori media lini
bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini
bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada
beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek, sederhana,
singkat, dan ringkas. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt,
dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis.
Pendidikan kesehatan dengan mediaatau alat peraga dapat mengubah
pengetahuan melalui pancaindera yang ditangkap oleh seseorang.Media
booklet adalah buku yang tipis dan lengkapinformasinya dan mudah
dibawa(Satmoko, Sriroso & dan Astuti, 2006). Booklet berisi informasi
yang jelas, tegas dan mudah dimengerti selain itu juga berisi tulisan dan
gambar(Suiraoka, & Supariasa, 2012). Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan olehSrikartika, Akbar, & Lingga, (2019)
bahwa media booklet dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan
kepatuhan pada pasien diabetes melitus.
Malikatul (2015)menyatakan bahwa pendidikan kesehatan
menggunakan media booklet dapat meningkatkan pengetahuan. Booklet
merupakan alat bantuberbentuk buku, dilengkapi dengan tulisan maupun
gambar yang disesuaikan dengan sasaran pembacanya. Informasi yang
ada dalam booklet disusun dengan jelas dan rinci sehingga dapat
ditangkap dengan baik oleh sasaran pendidikan dan tidak menimbulkan
kesalahan persepsi.
Penggunaan media booklet sebagai alat bantu dalam pemberian
edukasi kepada penyandang DM, akanmembuat sasaran pendidikan lebih
mudah memahami informasi yang disampaikan dibandingkan
penyampaian informasi hanya secara lisan, karena sasaran pendidikan
dapat mengamati langsung gambar dan tulisan yang merupakan
penjelasan terhadap gambar yang memuat informasinya,
3. Fungsi Booklet
Media booklet termasuk dalam media pembelajaran visual. Sebagai
media visual, booklet memiliki empat fungsi media pembelajaran yang
dikemukakan oleh Levie & Lentz dalam Sanaky,(2013) yaitu:
1. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian untuk berkonsentrasi kepada isi yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
2. Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar.
3.Fungsi kognitif, media visual mengungkapkan bahwa lambang visual
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, media visual memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca atau
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat kembali.
B. Perawatan Kaki
Menurut Waspadji, (2007), perawatan kaki pada pasien DM adalah salah satu
pencegahan terjadinya kaki diabetik. Menurut referensi lainnya, perawatan
kaki DM adalah tindakan untuk mencegah terjadinya luka pada kaki penderita
DM yang meliputi tindakan seperti pemeriksaan kaki, mencuci kaki dengan
benar, mengeringkan kaki, menggunakan pelembab, memakai alas kaki, dan
melakukan pertolongan pertama jika terjadi cedera (World Diabetes
Foundation, 2013,(Huang, T., dan Chin, 2013).
Lima puluh hingga 75% amputasi ekstrimitas bawah dilakukan pada pasien-
pasien yang menderita diabetes. Sebanyak 50% dari kasus-kasus amputasi ini
diperkirakan dapat dicegah bila pasien diajarkan tindakan preventif untuk
merawat kaki dan mempraktikkannya setiap hari.
1. Faktor risiko infeksi kaki pada DM.
Ada 3 (tiga) komplikasi diabetes yang turut meningkatkan risiko terjadinya
infeksi kaki. Ketiga komplikasi tersebut (Smeltzer, S.C. dan Bare, 2013) :
a. Neuropati : neuropati sensorik menyebabkan hilangnya perasaan nyeri
dan sensibilitas tekanan, sedangkan neuropati otonom menimbulkan
peningkatan kekeringan dan pembentukan fisura pada kulit (yang
terjadi akibat penurunan perspirasi).
b. Penyakit vaskuler perifer : sirkulasi ekstrimitas bawah yang buruk turut
menyebabkan lamanya kesembuhan luka dan terjadi gangren.
c. Penurunan daya imunitas : hiperglikemia akan mengganggu
kemampuan leukosit khusus yang berfungsi untuk menghancurkan
bakteri. Dengan demikian, pada pasien diabetes yang tidak terkontrol
akan terjadi penurunan resistensi terhadap infeksi tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kaki DM
Perawatan kaki pada pasien DM dipengaruhi oleh beberapa faktor,
meliputi:
a. Usia
Usia berhubungan dengan fungsi kognitif seseorang. Kemampuan
belajar dalam menerima keterampilan, informasi baru, dan fungsi secara
fisik akan menurun, khususnya orang yang berusia > 70 tahun(Sundari,
A., Aulawi, K., dan Harjanto, 2009). Penelitian lainnya dari Sihombing,
D. dan Prawesti, (2012) menunjukan bahwa penderita DM dengan usia
dibawah 55 tahun perawatan kakinya baik.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin tidak terlalu signifikan mempengaruhi perawatan kaki,
penelitian dari Sihombing dan Prawesti (2012) menunjukkan bahwa
sebagian besar responden wanita perawatan kaki DM baik dan kurang
dari setengahnya perawatan kaki DM buruk. Sedangkan untuk reponden
laki-laki perawatan kaki DM baik dan buruk memiliki frekuensi yang
sama.
c. Tingkat pendidikan
Pengetahuan klien dipengaruhi oleh pendidikannya. Pengetahuan yang
baik juga adalah kunci keberhasilan dari manajemen DM (Wibowo, S.,
Windasari N, N., dan Afandi, 2015). Pasien yang memiliki pendidikan
yang baik lebih mudah memahami dan mencari tahu tentang
penyakitnya melalui membaca atau menggunakan teknologi informasi
(Desalu, et al., 2011).
d. Lama menderita
DM Menurut (Albikawi, Z.F. and Abuadas, 2015), orang yang
menderita DM lebih lama sudah dapat beradaptasi terhadap perawatan
DMnya dibandingkan dengan orang dengan lama DM lebih pendek.
Hal ini sesuai dengan Diani, (2013) bahwa pasien dengan DM yang
lebih lama memiliki pengalaman dan dapat mempelajari hal hal yang
baik untuk penyakitnya.
e. Penyuluhan tentang perawatan kaki DM
Penyuluhan tentang perawatan kaki DM bertujuannya untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien tentang pentingnya
perawatan kaki pada pasien DM. Pasien DM tipe 2 yang memiliki
pengetahuan baik memiliki peluang praktik perawatan kaki yang baik
dibandingkan dengan klien DM tipe 2 yang memiliki pengetahuan
kurang (Wibowo et al., 2015). Responden yang pernah mendapat
peyuluhan memiliki peluang melakukan perawatan kaki 1,95 kali lebih
baik dibandingkan yang belum pernah mendapat penyuluhan (Diani,
2013).
3. Cara Perawatan Kaki
Menurut WDF (2013), National Diabetes Education Program(NDEP),
(2014), dan American DiabetesAssociation, (2014)penderita DM perlu
melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya kaki diabetik.
Beberapa cara melakukan perawatan kaki DM meliputi:
1. Memeriksa keadaan kaki setiap hari:
a. Inspeksi atau perhatikan keadaan kaki setiap hari. Periksa adanya
luka, lecet, kemerahan, bengkak atau masalah pada kuku.
b. Gunakan kaca untuk mengecek keadaan kaki, bila terdapat tanda-
tanda tersebut segera hubungi dokter.
e) Lama Menderita
Neuropati diabetik umumnya terjadi setelah 5tahun terkena diabetes melitus
tipe 2. Rendahnyakontrol glikemik dan dislipidemia akanmeningkatkan
terjadinya neuropati diabetic (Jaiswal et al., 2017, dalam Rahmawati & Hargono,
2018). Semakin lama mengalamidiabetes melitus tipe 2 maka semakin tinggi
pulakejadian komplikasi yang dialami. Durasi diabetesmelitus tipe 2 dengan
tingkat kadar gula darahyang tinggi akan memengaruhi perubahan
dindingpembuluh darah (Suyanto & Susanto, 2016, dalam Rahmawati &
Hargono, 2018)Tingginya kadar gula darah yang kronismenyebabkan penurunan
sekresi insulin. Glukosatersebut akan berubah menjadi sorbitol
yangmenyebabkan kerusakan sel saraf. Semakin lamaseseorang menderita DM
maka proses ini akanberlangsung lebih lama dan memperparahterjadinya
kerusakan sel saraf (Tanhardjo, Pinzon,& Sari, 2016 dalam Rahmawati &
Hargono, 2018).
f) Riwayat Hipertensi
Stanifer et al , 2016dalam Rahmawati & Hargono, (2018) menyatakan
bahwaterdapat hubungan antara hipertensi dengankejadian komplikasi diabetes
melitus tipe 2.Hipertensi dapat menyebabkan penebalanpembuluh darah arteri
menyebabkan diameterpembuluh darah menyempit. Penyempitanpembuluh
darah akan memengaruhi pengangkutanmetabolisme dalam darah, sehingga
kadar glukosadalam darah akan terganggu. Insiden diabetesmelitus 2/3 lebih
tinggi pada pasien denganhipertensi sehingga hipertensi juga
memengaruhikomplikasi neuropati diabetik (Fadilah et al.,2016,dalam
Rahmawati & Hargono, 2018). .Mayoritas kejadian neuropati pada
penderitadiabetes melitus tipe 2 yang memiliki riwayathipertensi (Tanhardjo,
Pinzon, & Sari, 2016, dalam Rahmawati & Hargono, 2018). Faktor yang
berhubungan dengan komplikasidiabetes melitus tipe 2 antara lain
lamanyamenderita diabetes melitus, hipertensi,dislipidemia, dan tingkat HbA1c
(Tarigan et al,2015, dalam Rahmawati & Hargono, 2018).
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus terdiridari pertama terapi farmakologi yaitu
meliputipemberian obat anti diabetes oral dan injeksiinsulin. Kedua terapi non
farmakologis yangmeliputi perubahan gaya hidup denganmelakukan
pengaturan pola makan yang dikenalsebagai terapi gizi medis, meningkatkan
aktivitasjasmani, dan edukasi berbagai masalah yangberkaitan dengan penyakit
diabetes mellitus yangdilakukan secara terus-menerus. Aktivitasjasmani atau
olah raga untuk penatalaksanaanDiabetes mellitus yang dilakukan adalah
olahragayang terukur, teratur, terkendali danberkesinambungan. Frekuensi
yang dianjurkanadalah 3-5 kali perminggu. Intensitas yangdianjurkan sebesar
40-70% (ringan sampaisedang). Salah satu jenis olah raga, yangdianjurkan
adalah senam kaki (Barners, 2012).
Senam kaki adalah kegiatan atau latihanyang dilakukan oleh pasien Diabetes
mellitusuntuk mencegah terjadinya luka dan membantumelancarkan peredaran
darah bagian kaki.Senam kaki ini bertujuan untuk memperbaikisirkulasi darah
sehingga nutrisi ke jaringan lebihlancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis,
danotot paha, serta mengatasi keterbatasan geraksendi yang sering dialami oleh
penderitaDiabetes mellitus. Senam kaki ini dapatdiberikan kepada seluruh
penderita Diabetesmellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namunsebaiknya
diberikan sejak pasien didiagnosamenderita Diabetes mellitus sebagai
tindakanpencegahan dini. Senam kaki ini berpengaruhuntuk memperbaiki
sirkulasi darah (Widianti, 2010). Senam kaki ini sangat dianjurkan
untukpenderita diabetes yang mengalami gangguansikulasi darah dan neuropati
di kaki, tetapidisesuaikan dengan kondisi dan kemampuantubuh penederita.
Latihan senam kaki DM inidapat dilakukan dengan cara menggerakan kakidan
sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengankedua tumit diangkat, mengangkat
danmenurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakanmenekuk, meluruskan,
mengangkat, memutarkeluar atau ke dalam dan mencengkram jari-
jarikaki(Soegondo, 2011).
a. Pengertian Senam Kaki
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan melancarkan
peredaran darah bagian kaki. Senam kaki membantu memperbaiki sirkulasi
darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki dan meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan
mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Widianti, 2010).
b. Fungsi senam kaki
Adapun fungsi dari senam kaki adalah sebagai berikut :
memperbanyak/memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil,
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot
betis dan paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi, meningkatkan
kebugaran klien diabetes melitus(Widianti, 2010).
c. Indikasi Senam Kaki
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes melitus
tipe 1 maupun 2. Tetapi sebaiknya senam kaki ini disarankan kepada
penderita untuk dilakukan semenjak penderita di diagnosa menderita
diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan (Widianti, 2010).
d. Kontra Indikasi Senam Kaki Diabetik
Adapun kontraindikasi dari senam kaki antara lain: penderita mengalami
perubahan fungsi fisiologis seperti dispnea atau nyeri dada dan orang yang
depresi, khawatir atau cemas(Widianti, 2010).
e. Prosedur Senam Kaki Menurut (Widianti, 2010)
(Terlampir)
D. Ankle Brachial Index (ABI)
Pemeriksaan aliran ultrasonic dopler dapat membantu menegakkan
aspek kualitatif dan kuantitatif masalah. Dopler adalah stetoskop elektronik
yang mampu memantulkan suara aliran darah bahkan bila denyutan tidak
teraba sama sekali. Dapat dilakukan dua indeks pengukuran: indeks
pergelangan kaki lengan (AAI = ankle-arm index) atau index ankle brachial
(ABI = ankle brachial index) (Smeltzer & Bare, 2013).
Prosedur pelaksanaan (Medicine, 2019)
1) Letakkan pasien pada posisi supinasi kurang lebih selama 10
menitsebelum pemeriksaan dilaksanakan.
2) Ukur tekanan darah bagian ekstrimitas atas atau lengan atas
denganmemasang manset tensimeter pada lengan pasien di
areabrachial,lakukan hal yang sama pada lengan yang lain.Catat hasil pengukuran
tekanan sistolbrachial tertinggidari kedualengan.
Pemberian booklet
Neuropati “PERATIK” Neuropati
Intervensi (Perawatan Kaki Diabetik
Diabetik
Diabetik)
Tanpa pemberian
Neuropati Neuropati
Kontrol booklet “PERATIK”
Diabetik (Perawatan Kaki Diabetik
Diabetik)
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk
mencari hubungan atau menjelaskan sebab-sebab perubahan yang berdasarkan
fakta-fakta yang terukur dan untuk menemukan generalisasi berdasarkan data
yang bersifat kuantitatif (Sugiyono, 2017).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di tiga Puskesmas yang ada dilampung
(Puskesmas Kedaton, Puskesmas Wayhalim dan Puskesmas Sukarame.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai dengan Juli 2020.
C. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan
rancangan pretest posttest group design. Pada rancangan ini terdapat
kelompok kontrol.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita DMyang berobatdi
Puskesmas Kedaton, Puskesmas Wayhalim dan Puskesmas Sukarame.
2. Sampel
Pada penelitian ini, sampel adalah Penderita DM dan berobat di
Puskesmas Kedaton, Puskesmas Wayhalim dan Puskesmas Sukarame.
1. Besar Sampel
Besar sampel minimal berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan uji hipotesis beda dua mean derajat kemaknaan
5%, kekuatan uji 90%, di dapatkan besar sampel sebagai berikut :
σ2(z1-α+z1-β)2
n = (μ0- μa)2
1,932 (1,96+1.28)2
n = -------------------------- = 24,87 25
(1,81 – 2,68)2
Keterangan;
n = Jumlah sample minimal
z1-α = Nilai Z pada derajat kemaknaan 1.96 bila α : 5%
z1-β = Nilai Z pada kekuatan 1.28 bila β :10%
σ = Standar deviasi dari beda dua rata-rata berpasangan penelitian
terdahulu yaitu 1,93
μ0 = Rerata penelitian terdahulu 1,81
μa = Rerata penelitian terdahulu 2,68
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, sampel
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 25 orang responden untuk
kelompok intervensi dan 25 orang untuk kelompok kontrol. Untuk
mengantisipasi drop out maka jumlah sampel diatas ditambah 10% dari
jumlah sampel minimal, sehingga jumlah total sampel menjadi 30 orang
untuk kelompok intervensi dan 30 orang untuk kelompok kontrol.
Pembagian kelompok dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan, pembagian sampel pada tiap kelompok dilakukan dengan cara
randomisasi yaitu dengan teknik simple random
3. Sampling
Dalam penelitian ini, tehnik penentuan sampel yang akan
digunakan peneliti adalah purposive sampling.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini adalah:
1) Kriteria Inklusi
a) Telah Diagnosa menderita DM tipe 2 oleh dokter
b) Penderita Diabetes mellitus yang tidak mengalami luka pada
kakinya.
c) Mampu menulis dan membaca
d) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria Eksklusi
a) Tidak mampu membaca dan menulis.
b) Dalam keadaan dirawat dirumah sakit
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variabel): Variabel bebas penelitian ini
adalah penggunaan Booklet PERATIK.
2. Variuabel Terikat (Dependent Variabel): Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kejadian neuropati diabetik .
F. Cara Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
a. Data karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
lama menderita DM, Riwayat DM, dikumpulkan menggunakan
kuesioner
b. Data tentang Perilaku perawatan kakidikumpulkan
menggunakankuesioner NAFF (Nothingham Assessment of Fungtional
Footcare) sebelum dan setelah diberikan intervensi
c. Data tentang sensasi kaki dikumpulkan menggunakan checklist dengan
pemeriksaan monofilament dan sirkulasi darah perifer di kaki
dikumpulkan menggunakan checklist dengan pemeriksaan tekanan
darahsebelum dan setelah diberikan intervensi.
2. Data sekunder
Data tentang gambaran umum lokasi penelitian yang diperoleh dari
pencatatan arsip dan data yang tersedia di kota Mataram dikumpulkan
dengan studi dokumentasi .
G. Bahan dan Cara Kerja
1. Bahan penelitian : Set Perawatan kaki, Monofilament, Alat Ukur Tekanan
darah
2. Cara kerja :
a. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai apa yang akan
peneliti lakukan dilanjutkan dengan meminta persetujuan pasien untuk
berpartisipasi dalam penelitian.
b. Menanyakan Data karakteristik responden meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan, lama menderita DM, Riwayat DM,
c. Melakukan Pre test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dengan metode wawancara berdasarkan kuesioner perawatan kaki.
Kemudian menilai sensasi pada kedua kaki menggunakan
monofilament dan mengukur Ankle Brachial Indeks (ABI).
d. Kelompok intervensi mendapatkan program edukasi menggunakan
Booklet Perakityang berisi perawatan kaki dan senam kaki selama 5
minggutiap minggu 2 kali pertemuan dengan rincian :
1) Minggu keI peneliti memberikan edukasi dengan Booklet
Perakitperawatan kaki dan senam kaki meliputi faktor resiko
komplikasi kaki, cara membersihkan kaki, perawatan kuku,
pemilihan alas kaki dan senam kaki kepada respoden.
2) Minggu ke II, III, dan ke IV peneliti melakukan identifikasi tentang
perawatan kaki yang dijalankan serta mengobservasi pada
kebersihan kaki, perawatan kuku, pemlihan alas kaki serta , sensasi
pada kaki dan ABI
3) Minggu ke V peneliti melakukan post-test dengan menggunakan
instrument yang sama pada saat pre-test.
e. Adapun kelompok kontrol mendapatkan intervensirutin yang diberikan
oleh petugas kesehatan pada saat pertemuan Prolanis dan pada saat
kontrol ke Puskesmas.
H. Analisis Data
Analisis data dalam peneitian ini menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat. Analisis univariat dilakuakn untuk mendeskripsikan setiap
variable yang diukur dalam penelitian, yaitu dengan distribusi frekuensi. Hasil
statistic deskriptif meliputi mean, median, standar deviasi. Deskripsi univariat
dilakukan pada setiap variable yang diteliti yaitu perilaku perawatan kaki,
sensasi kaki dan nilai ABI pada penderita DM sebelum dan sesudah intervensi.
Uji normalitas dilakukan sebelum analisis bivariat, yang merupakan sarat uji
analisis paried t-Test. Untuk mengetahui normalitas data dengan cara
membandingkan kesetaran antara pre test dan post test pada masing-masing
kelompok kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data dikatakan
berdistribusi normal jika p-value > 0,05. Jika tidak berdistribusi normal
dilakukan uji Wilcoxon Sign Rank Test. jika p-value < 0,05
I. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penggunaan Booklet PERATIK dalam
Mencegah Neuropati Diabetik di Lampung
Definisi
No Variabel Parameter Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
1. Pengguna Meningkatkan Melatih : -
an kemampuan a.Perawatan
Booklet pasien DM dalam kaki
PERATIK merawat kakimya b. Senam kaki
dengan
menggunakan
petunjuk yang ada
dalam booklet
2. Mencegah Mencegah terjadi a. Perawatan Kuesioner Skor 0-3 dengan
Neurapati penurunan sensasi kaki NAFF jumlah item
Diabetik pada kaki meliputi : pertanyaan 27.
sehingga kebersihan Semakin tinggi
mengurangi resiko kaki, skor menunjukkan
luka pada kaki perawatan semakin baik
kuku, perilaku
pemilihan perawatan kaki
alas kaki, DM
pencegahan
dan
pengelolaan
terjadi kaki
diabetik.
Skor 1 : hasil
c. Pengukuran Checklist positif yaitu :
sensasi Monofila masih dapat
pada kaki ment merasakan
sentuhan
monofilament
titik pada satu
titik.
Skor 0 : hasil
negatif yaitu :
tidak dapat
merasakan
sentuhan
monofilament
titik pada satu
titik
Total skor
bervariasi dari 0
– 10
BAB V
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya Penelitian
Tabel 1 Anggaran Penelitian
Jumlah
No Jenis Pengeluaran
1 Honor Enomerator dan Tim Pakar Rp. 12.040.000,-
2 Bahan Habis Pakai Rp. 16.810.000,-
3 Transportasi Rp. 13.000.000,-
4 Peralatan penunjang dan lain-lain Rp. 8.150.000,-
Total Rp. 50.000.000,-
B. Jadwal Penelitian
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengajuan proposal √ √ √
2 Seleksi proposal (administrasi & substansi) √ √ √
3 Pengumuman proposal yang lulus seleksi seminar proposal √ √ √
4 Protokol & Ethical Clearance √
5 Administrasi (SK penetapan) √
6 Pelaksanaan penelitian √ √ √ √ √
7 Monitoring √ √ √
8 Laporan Akhir √
9 Seminar hasil penelitian √
10 Penyelesaian administrasi keuangan √
11 Realisasi luaran √
DAFTAR PUSTAKA
Albikawi, Z.F. and Abuadas, M. (2015). (2015). Diabetes Self Care Management
Behaviors Among Jordanian Type Two Diabetes Patients. American
International Journal of Contemporary Research, 5 (3).
Christia, S., Yuwono, A., & Fakhrurrazy. (2015). Kejadian Neuropati Dan
Vaskulopati Pada Pasien Ulkus Diabetik Di Poliklinik Kaki Diabetik.
Berkala Kedokteran, 11(No.1), 25–32.
Desalu, O.O., Salawu, F. K., Jimoh, A. K., Adekoya, A. O. Busari O. A., D., &
Olokoba, A. B. (2011). Diabetic Foot Care: Self Reported Knowledge And
Practice Among Patients Attending Three Tertiary Hospital In Nigeria.
Ghana. Medical Journal, 45(2).
Diani, N. (2013). Pengetahuan dan Praktik Perawatan Kaki Pada Klien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Kalimantan Selatan. Indonesia.
DinKes Kota, & Mataram. (2015). Pofil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2015.
French, C. (2011). How to Write Successful How to Booklet. England UK: The
Endless Bookcase.
Guyton C. Arthur andJ.E.Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (9th ed.).
Jakarta: EGC.
Huang, T., dan Chin, Y. (2013). Development and Validation of a Diabetes Foot
Self-Care Behavior Scale. The Journal of Nursing Research, 21 (1), 1(21).
Kuate-Tegueu, C., Temfack, E., Ngankou, S., Doumbe, J., Djientcheu, V. P., &
Kengne, A. P. (2015). Prevalence and determinants of diabetic
polyneuropathy in a sub-Saharan African referral hospital. Journal of the
Neurological Sciences, 355(1–2), 108–112.
https://doi.org/10.1016/j.jns.2015.05.035
Lincoln, N. B., Jeffcoate, W. J., Ince, P., Smith, M., & Radford, K. A. (2007).
Validation of a new measure of protective footcare behaviour: The
Nottingham Assessment of Functional Footcare (NAFF). Practical Diabetes
International, 24(4), 207–211. https://doi.org/10.1002/pdi.1099
Murdiyanti, D., Putri, P., & Minarsih, D. W. (2017). Metode Booklet Diabetes
Melitus ( DM ) Meningkatkan Kepatuhan Penyandang DM Dalam Regimen
Teraupetik. INA-Rxiv., 001(Dm). https://doi.org/10.31227/osf.io/hzf9q
Satmoko, Sriroso & dan Astuti, H. T. (2006). Pengaruh Bahasa Booklet Pada
Peningkatan Pengetahuan Peternak Sapi Perah tentang Inseminasi Buatan di
Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jurnal
Penyuluhan, 2(2).
Sembiring., E. E., Simbolon, P., & Lase, E. (2018). Pengaruh Senam Kaki
Terhadap Penurunan Neuropati Pada Pasien Dengan Luka Kaki Diabetik Di
Asri Wound Care Medan. Jurnal Mutiara Ners, 2(1), 114–120.
Smeltzer, S.C. dan Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth (13 Vol 2). Jakarta: EGC.
Suhertini, C., & Subandi. (2016). Senam kaki efektif mengobati neuropati
diabetik pada penderita diabetes mellitus. Jurnal Kesehatan, VII(3), 480–
487.
Sundari, A., Aulawi, K., dan Harjanto, D. (2009). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Ulkus Diabetik Dan Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2. JIK, 4 (3).
Waspadji, S. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3, Edisi 4. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Windani, C., Sari, M., & Haroen, Hartiah, N. (2016). Pengaruh Program Edukasi
Perawatan Kaki Berbasis Keluarga terhadap Perilaku Perawatan Kaki pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Effectiveness of Family Based Foot Care
Education Program towards Foot Care Behavior of Type 2 Diabetes Mellitus
Patients. JKP, 4(3).
World Diabetes Foundation, (WDF). (2013). Step by stepfoot care for people with
diabetes.
JASTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN
I JUDUL PENELITIAN
PENGARUH BOOKLET PERATIK (PERAWATAN KAKI DIABETIK) DALAM MENCEGAH NEUROPATI DIABETIK
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
II PENELITI
AL MURHAN APRINA
N
JENIS PENGELUARAN SATUAN BIAYA PREDIKSI BIAYA TOTAL
O
Bahan Habis Pakai
B (60%) Rp 16.810.000
1 Konsumsi
Seminar Proposal dan
Hasil
Kal
OR
a. Snack Kotak Rp 15.000 15 x 2 i Rp 450.000
Konsumsi Pertemuan
Enum
Kal
OR
a. Snack Kotak Rp 15.000 20 x 7 i Rp 2.100.000
Kal
OR
a. Makan Kotak Rp 30.000 20 x 7 i Rp 4.200.000
bln
2 Izin Penelitian Dok Rp 500.000 1 Rp 500.000
JUMLAH Rp 50.000.000
Al Murhan., M.Kes
NIP.19700129198832002
ALOKASI
INSTANSI BIDANG WAKTU PEMBAGIAN
NO NAMA
AWAL ILMU (JAM/MIN TUGAS
GGU)
1. Al Murhan, Jurusan Keperawatan 2 jam x 5 Mengolahan dan
SKM., M.Kes Keperawatan minggu analisis Kegiatan
Penelitian
2. Dr. Aprina, Jurusan Keperawatan 2 jam x 5 Mengkoordinir dan
SKM., M.Kes Keperawatan minggu analisis Kegiatan
Penelitian
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
C. PengalamanPenelitiandalam5 TahunTerakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2012013 Kecemasan pada Mandiri
Narapidana Di Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika
Kelas II. A Way Hui
Bandar LAmpung (ketua)
2 2014 Emotional Freedom Mandiri
Technique
3 2014 Faktor-faktor yang Mandiri
Berhubungan dengan
Kunjungan Ibu Hamil
pada Pemeriksaan
Antenatal Care (K4) di
Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu
4 2015 Hubungan Pelayanan Mandiri
Perpustakaan dengan
Tingkat Kepuasan
Mahasiswa
5 2015 Faktor Faktor Yang Mandiri
Berhubungan Dengan
Pemberian ASI Eksklusif
di Desa Candimas
6 2015 Hubungan KDRT dengan Imandiri
Perceraian pada Pasangan
Suami Istri di Pengadilan
Agama Kotabumi
Kabupaten Lampung
Utara Tahun 2015
(Peneliti Ke 2)
7 2016 Pengaruh Relakssai Otot Hibah
Progresif Terhadap
Penurunan Tekanan
Darah Lansia di Lembaga
Kesejahteraan Sosial Al-
Aksan Hajimena
Lampung Selatan Tahun
2016 (Peneliti Utama)
Biodata Anggota
Peneliti
A. Identitas Diri
1. NamaLengkap DR. Aprina, S.Kp., M.Kes.
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 196404291988032001
5. NIDN
6. Tempat dan TangalLahir Tanjung Karang, 29 April 1964
7. E-Mail [email protected]
8. No Telepon / HP 081366818590
9. Alamat Kantor Jl. Soekarno Hatta No 1
Tanjungkarang Bandar Lampung
11. MataKuliahyangdiampu
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Universitas UNRINDO UNJ
Tinggi Indonesia
BidangStudi Keperawatan Kesehatan Manajemen
Masyarakat Pendidikan
Tahun masuk – lulus 1999 2006 2014
No
Link Buku Tahun Tebit Judul Buku
1 Konsep Kebidanan
https://scholar.google.co.id
(Penerbit Salemba
/citations?user=71Di46EA 2012
Medika, ISBN: 978-
AAAJ&hl=id
602-8570-90-9)
2 https://scholar.google.co.id Metode Khusus
/citations?user=71Di46EA 2016 (Penerbit Aura, ISBN
AAAJ&hl=id 978-602-6238-68-9)
3 Pengorganisasian dan
https://scholar.google.co.id Pengembangan
/citations?user=71Di46EA 2016 Masyarakat (Penerbit
AAAJ&hl=id Aura, ISBN 978-602-
6565-26-6)
4 https://scholar.google.co.id Humaniora (Penerbit
/citations?user=71Di46EA 2017 Aura, ISBN 978-602-
AAAJ&hl=id 6565-84-6)
5 Kependudukan dan
https://scholar.google.co.id Keluarga Berencana
/citations?user=71Di46EA 2018 (Penerbit Anugrah
AAAJ&hl=id Utama Raharja, 978-
602-5940-69-9)
Mengesahkan,
Direktur Poltekkes Tanjungkarang
Lampiran 4
H.Pembiayaan
Penelitian ini dibiayai DIPA Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2020
Peneliti,
Semua penjelasan tersebut telah dijelaskan kepada saya dan semua pertanyaan
saya telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan
penjelasan saya dapat menanyakan kepada Al Murhan, SKM., M.Kes
Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini
(Nama Jelas:…………………………….)
Tanda tangan saksi
(Nama Jelas:…………………………….)
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas
1. Kode Responden : ........................................
2. Nama :.....................................................
3. Umur :............tahun
4. Jenis Kelamin :
Laki-Laki
Perempuan
5. Pendidikan :
SD dan sederajat
Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah
6. Pekerjaan :
PNS
Wiraswasta
IRT
Buruh/Petani
Tidak Bekerja
Lain-lain, Sebutkan.....
7. Status Pernikahan
Menikah
Janda/Duda
Pernah
Tidak Pernah
3. Riwayat Merokok
Tidak Pernah
Merokok
Pernah
Tidak pernah
5. Keluhan neuropati
Ada
Tidak ada
6. Penyakit penyerta
Ada
Tidak ada
Tidak pernah
Pernah
2. Ketika Anda memeriksa kaki, apakah Anda memeriksa seluruh bagian kaki?
( ) Sering
( ) Kadang-kadang
( ) Jarang
( ) Tidak pernah
3. Ketika Anda memeriksa kaki, apakah Anda memeriksa denyut nadi pada kaki
Anda?
( ) Sering
( ) Kadang-kadang
( ) Jarang
( ) Tidak pernah
11. Apakah Anda memotong kuku kaki menggunakan potongan kuku (bukan
silet)?
( ) Selalu
( ) Sering
( ) kadang-kadang
( ) Jarang/tidak pernah
13. Apakah Anda mengecek (bagian dalam) sepatu Anda sebelum Anda
mengenakannya?
( ) Selalu
( ) Sering
( ) kadang-kadang
( ) Jarang/tidak pernah
14. Apakah Anda mengecek (bagian dalam) sepatu Anda setelah Anda
mengenakannya?
( ) Selalu
( ) Sering
( ) kadang-kadang
( ) Jarang/tidak pernah
23. Apakah Anda berjalan-jalan di sekitar (dalam) rumah tanpa alas kaki?
( ) Selalu/sering
( ) Kadang-kadang
( ) Jarang
( ) Tidak pernah
26. Apakah Anda menggunakan perban kering untuk merawat luka melepuh
(blister), jika Anda mengalaminya?
( ) Tidak pernah
( ) Jarang
( ) Kadang-kadang
( ) Sering
27. Apakah Anda menggunakan perban kering untuk luka lecet, teriris atau luka
bakar saat Anda mengalaminya?
( ) Tidak pernah
( ) Jarang
( ) Kadang-kadang
( ) Sering
Lampiiran 7