Laporan PKL Gedung Arsip Pertanahan
Laporan PKL Gedung Arsip Pertanahan
Laporan PKL Gedung Arsip Pertanahan
JUDUL:
Oleh:
MINTORWATI 1610812220013
FAKULTAS TEKNIK
2019
COVER
i
LEMBAR PENGESAHAN
PENYUSUN:
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
yang tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.
Demikian pernyataan bebas plagiasi ini kami buat dengan sejujur-jujurnya, jika di
kemudian hari terdapat kekeliruan yang bertentangan dengan pernyataan ini, kami
bersedia menanggung resikonya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Banjarbaru,…………..2019
iii
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik
Lapangan dibidang Perencanaan yang berjudul “PERENCANAAN GEDUNG
ARSIP BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI TANAH BUMBU”
Adapun Tujuan dari penyusunan laporan ini guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Praktik Kerja Lapangan (HAKK601) pada Program Studi Arsitektur Fakultas
Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Laporan ini disusun berdasarkan
pengetahuan yang penulis dapatkan di lapangan selama mengerjakan Praktik Kerja
Lapangan perencanaan Gedung Arsip Badan Pertanahan Nasional di Tanah Bumbu
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam kegiatan
praktik kerja lapangan dan proses penulisan laporan, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Bani Noor Muchammad, ST, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
2. Bapak Nurfansyah, MT. selaku Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
3. Bapak Dr. Bani Noor Muchammad, Dr. Ira Mentayani dan Dr. Irwan Yudha
Hadinata selaku Koordinator mata kuliah Praktik Kerja Lapangan.
4. Bapak Gusti Novi Sarbini, M.UP selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing selama praktik kerja lapangan tersebut berlamgsung
5. Bapak Ahmad Riyadi, ST selaku Pemilik dari CV. Fathir Al Maeqaly Engineer
sekaligus pembimbing selama perencanaan proyek berlangsung
6. Bapak Arie Riza Firsandi, ST sebagai team leader pada proyek ini sekaligus
pembimbing selama perencanaan proyek berlangsung
7. Kepada Orang Tua yang telah banyak membantu dalam hal moril maupun
materi, karena tanpa dukungan, doa dan semangat yang diberikan penulis
mungkin tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini
viii
8. Tidak lupa pula kepada teman-teman yang selalu membantu, mendukung
penulis dan juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
namanya.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kesalahan karena
kurangnya ilmu dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis siap menerima kritik
dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi. Semoga laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada manusia yang sempurna, penulis menyadari bahwa laporan yang
dikerjakan ini masih jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan pada masa-masa yang akan datang. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat, berguna dan dapat memperluas wawasan bagi semua pihak
Penulis
ix
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................... 16
PENDAHULUAN ................................................................................................ 16
a. Tujuan ................................................................................................... 18
b. Sasaran .................................................................................................. 18
BAB II ................................................................................................................... 20
x
b. Pemilik Proyek ...................................................................................... 21
a. Lokasi .................................................................................................... 24
b. Ukuran ................................................................................................... 25
BAB IV ................................................................................................................. 35
PEMBAHASAN ................................................................................................... 35
xi
4.2 Alur Proses Desain ................................................................................ 36
BAB V................................................................................................................... 65
PENUTUP ............................................................................................................. 65
5.2 Saran...................................................................................................... 66
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 29 Tampak Samping Awal .................................................................. 52
Gambar 30 Tampak Depan Setelah Revisi ....................................................... 52
Gambar 31 Tampak Belakang Setelah Revisi .................................................. 53
Gambar 32 Tampak Samping Kanan Setelah Revisi ...................................... 53
Gambar 33 Tampak Samping Kiri Setelah Revisi ........................................... 54
Gambar 34 Denah Lantai 1 Struktur Baja ....................................................... 55
Gambar 35 Denah Lantai 2 Struktur Baja ....................................................... 55
Gambar 36 Denah Lantai 1 Struktur Beton ..................................................... 56
Gambar 37 Denah Lantai 2 Struktur Beton ..................................................... 56
Gambar 38 Denah Lantai 1 ................................................................................ 57
Gambar 39 Tampak Depan ................................................................................ 58
Gambar 40 Denah Lantai 2 ................................................................................ 58
Gambar 41 Tampak Belakang ........................................................................... 59
Gambar 42 Tampak Samping Kiri.................................................................... 59
Gambar 43 Tampak Samping Kanan ............................................................... 60
Gambar 44 Perspektif Eksterior ....................................................................... 60
Gambar 45 Perspektif Eksterior ....................................................................... 61
Gambar 46 Perspektif Eksterior ....................................................................... 61
Gambar 47 Perspektif Interior Ruang Penyimpanan Berkas ........................ 62
Gambar 48 Perspektif Interior Ruang Penyimpanan Berkas ........................ 62
Gambar 49 Perspektif Ruang Penyimpanan Berkas ....................................... 63
Gambar 50 Perspektif Interior Ruang Jaga ..................................................... 63
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
KARTU KENDALI………………………………………………………………… 68
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti
oleh seluruh mahasiswa arsitektur, mata kuliah ini merupakan syarat mahasiswa agar
bisa mengambil tugas akhir, pengalaman-pengalaman yang didapatkan pada saat mata
kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) bisa di aplikasikan untuk membantu tugas akhir
seperti ilmu tentang stuktur, konstruksi bangunan, administrasi proyek dan sebagainya.
Pada mata kuliah PKL teradapat 3 bidang kerja yang dapat dilakukan:
Penulis memilih CV. Fathir Al Maeqally Engineer sebagai tempat Lapangan Kerja
Praktik setelah di rekomendasikan oleh seseorang yang tahu tentang jasa konsultan
tersebut. Kerja praktik yang akan di laksanakan oleh penulis adalah Praktik Kerja
16
Lapangan pada bidang perencanaan proyek Gedung Arsip Badan Pertanahan Nasional
di Tanah Bumbu.
17
1.3 Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Tujuan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
a. Merupakan bagian dari mata kuliah yang wajib diambil dalam pendidikan
S1 program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat
b. Mengetahui seluk beluk tentang gedung arsip
c. Mengetahui tahapan perencanaan di proyek nyata
d. Menambah pengalaman
b. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan PKL ini adalah peserta PKL
mendapatkan pengalaman yang bisa membantu mereka pada saat terjun ke dunia kerja
pada nantinya, menambah wawasan tentang proyek nyata, dan menambah pengalaman
peserta PKL dalam perencanaan proyek nyata.
Studi Literatur
Mencari data dan mempelajari data objek yang akan direncanakan, mengenai
hukum yang mengatur dan standar-standar ruang yang diperlukan.
Observasi
Mendatangi tapak yang akan direncanakan secara langsung agar tahu kondisi
nyata dilapangan.
Dokumentasi
Menyimpan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapangan.
18
Wawancara
Melakukan tanya jawab dan diskusi kepada pihak yang terlibat dalam
perencanaan proyek tersebut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pemilihan objek yang akan diambil untuk Praktik Kerja Lapangan,
batasan praktik kerja lapangan, tujuan dan sasaran pelaksanaan praktik kerja lapangan,
teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan praktik kerja lapangan.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi hasil analisis dari tinjauan proyek, tinjauan pustaka serta hasil akhir perancangan
BAB V SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari proses perencanaan Gedung Arsip Badan Pertanahan
Nasional di Tanah Bumbu dan saran-saran dari penulis tentang kegiatan PKL pada
bidang perencanaan.
19
BAB II
TINJAUAN PROYEK
Pekerjaan yang akan dilakukan merupakan bagian lingkup Satuan Kerja Kantor
Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu Anggaran 2019. Pemegang Mata Anggaran
adalah Kementrian agrarian dan tata Ruang/ BPN yang dalam hal ini adalah Kantor
Pertanahan Kab. Tanah Bumbu, untuk penyelenggaran satuan kerja termaksud
dibentuk Panitia Pejabbat Pengadaan Barang/ Jasa Pengadaan Langsung SK nomor :
08.1/KEP.63.10/1/2019 tanggal 03 Januari 2019.
a. Data Umum
Nama Proyek: Perencanaan Gedung Arsip Badan Pertanahan Nasional di
Tanah Bumbu
Lokasi Proyek :Di Lingkungan Kantor Badan Pertanahan Nasional Kab.
Tanah Bumbu, Jl. Dharma Praja Gunung Tinggi Telp. (0518)6076029
Batulicin
Pemilik/Owner : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tanah Bumbu
Jenis Proyek : Bangunan Pemerintah
20
Luas Bangunan: 440 m²
Konsultan Perencana: CV. Fathir Al Maeqaly Engineer
Alamat Konsultan Perencana : Jl. Brigjend. H. HasanBasri Komp. Simpang
Pondok Metro no.05 rt.38 rw.03 kayutangi ujung kel.alalak utara
Banjarmasin.
b. Pemilik Proyek
Pemilik/ owner adalah pihak yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan
kepada konsultan perencana. Pada proyek Gedung Arsip Badan Pertanahan Nasional
ini pemilik proyeknya adalah Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tanah Bumbu.
c. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang diberikan pekerjaan atau proyek oleh
pemilik proyek. Pada proyek Perencanaan Gedung Arsip Badan Pertanahan Nasional
di Tanah Bumbu konsultan yang dipercayakan oleh klien untuk merencanakan gedung
tersebut adalah CV. Fathir Al Maeqaly Engineer.
a. Tujuan Proyek
Tujuan Proyek Perencanan Gedung Arsip BPN di Tanah Bumbu adalah
merencanakan bangunan untuk menyimpan warkah-warkah yang aktif digunakan
setiap hari.
21
b. Sasaran Proyek
Sasaran dari kegiatan ini adalah pekerjaan Perencanaan Gedung Arsip BPN di
Tanah Bumbu.
22
BAB III
TINJAUAN TEORI
Arsip Aktif
Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya masih tinggi dan/
atau terus menerus.
Arsip Inaktif
Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaanya sudah mulai
menurun
Arsip Vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar
bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan
tidak tergantikan apabila rusak atau hilang
Arsip Statis
arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna
kesejarahan, telah habis masa retensinya, dan berketerangan
dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh ANRI dan/atau lembaga kearsipan.
23
membangun sendiri gedung arsip apabila kantor yang bersangkutan kedepannya
menyimpan banyak arsip).
Gedung arsip sendiri merupakan tempat disimpannya arsip, dalam hal ini pada
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Pembentukan Depot Arsip disebutkan pada peraturan tersebut bahwa depot
arsip merupakan tempat untuk menyimpan arsip inaktif, dikarenakan peraturan
pembentukan untuk depot arsip aktif sangat kurang penulis mencoba mengambil
peraturan depot arsip inaktif tersebut untuk diterapkan didalam perencanaan gedung
arsip, perbedaannya hanya jenis arsip yang disimpan sehingga bisa ditanggulangi
dengan membedakan ruang penyimpanan untuk arsipnya, tidak menyimpan arsip
inaktif dan aktif pada ruang yang sama atau bisa saja disimpan dalam satu ruangan
yang sama tetapi dipisahkan terlebih dahulu mana yang masuk kategori arsip aktif
mana yang masuk kategori arsip inaktif agar tidak tercampur. Walaupun nyatanya
masih banyak depot-depot arsip yang masih tidak sesuai dengan syarat-syarat yang
diberlakukan yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, tetapi faktor yang biasanya
membatasi hal tersebut adalah kurangnya dana untuk membangun gedung ataupun
depot arsip tersebut.
a. Lokasi
Penentuan lokasi berdasarkan peraturan yang sudah ada harus mempertimbangkan
iklim, vegetasi, geologi, aspek hukum, lokasi harus berada di daerah yang jauh dari
segala sesuatu yang dapat membahayakan arsip, memberikan obat antihama pada lahan
yang sudah terpilih sebelum pembangunan dimulai, memiliki sistem drainase yang baik,
dan juga mudah dijangkau. Lokasi gedung arsip sebisa mungkin tidak berada didekat
24
vegetasi yang bisa meningkatkan kelembaban untuk menurunkan resiko datangnya
serangga atau mikroorganisme lainnya yang dapat merusak arsip yang disimpan.
1. Jauh dari area rawa, laut, sungai, rawan banjir, dan area lembab.
2. Jauh dari area angin kering dan tanah berpasir
3. Jauh dari area angin kencang atau badai
4. Jauh dari area industri yang menghasilkan debu atau zat kontaminasi
lainnya
5. Jauh dari aliran listrik tegangan tinggi, pembangkit listrik tenaga nuklir atau
bangunan yang menyimpan bahan mudah terbakar dan meledak
6. Tidak didekat area terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, atau daerah
dengan intensitas lalul lintas yang cukup tinggi yang beresiko menimbulkan
kebisingan dan pencemaran udara
7. Diuar zona aktivitas seismic yang telah teridentifikasi
8. Diluar pusat area komersial dan industri
Status hukum tanah untuk pembangunan gedung arsip harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Status hak milik atas tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah
2. Status kepemilikan bangunan gedung
3. Izin mendirikan bangunan gedung
4. Bebas dari sengketa dan permasalahan hukum lainnya
b. Ukuran
Penentuan ukuran dan tataletak bangunan berdasarkan pada:
25
4. Estimasi penambahan khasanah sampai dengan 50(lima puluh) tahun ke
depan.
1. Ruang kerja
2. Ruang penyimpanan
3. Ruang publik
4. Ruang instalasi teknis
a. Ruang Kerja
Ruang kerja terdiri dari:
26
2. Ruang transit yang berfungsi sebagai ruangan untuk menerima arsip-arsip
hasil akuisisi maupun arsip yang akan diolah atau dipreservasi, meliputi
ruangan seleksi kondisi arsip dan ruangan fumigasi
3. Ruang pengolahan, ruang reproduksi, dan restorasi
b. Ruang Penyimpanan
1. Ruang penyimpanan arsip inaktif
2. Ruang penyimpanan arsip statis
3. Ruang penyimpanan arsip vital
1. Kertas
2. Elektronik
3. Peta/kearsitekturan
4. Audio/rekaman suara
5. Foto
6. Film/mikrofilm
7. Video
27
9. mempertahankan suhu dan kelembaban pada tingkat yang konstan sesuai
dengan arsip yang disimpan
Apabila gedung dibuat bertingkat, ukuran ruang penyimpanan arsip tidak boleh
melebihi 200 m² dengan ketentuan sebagai berikut :
c. Ruang Penunjang
Ruang penunjang di gedung ini juga berfungsi sebagai fasilitas tambahan seperti:
1. Cafeteria
2. Toilet
3. Mushola
4. Ruangan lain yang memberikan kenyamanan bagi pegawai maupun
pengguna arsip
28
Sarana dan Prasarana Gedung Arsip
Sarana dan Prasarana yang diatur dalam Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembentukan Depot Arsip sebagai
berikut:
29
o Dinding eksternal harus dipelihara untuk menghindari
kehilangan panas
o Dinding internal harus dari warna terang
o Tidak mengandung formalin atau polutan kimia lainnya
o Harus tahan api, tahan kebisingan dan memiliki kontrol suhu
o Menggunakan cat untuk tembok yang tidak mengandung air
3. Fasad
Fasad bertujuan untuk mencegah cahaya matahari langsung mengenai
badan gedung dan membatasi efek dari panas dan kelembapan didalam
gedung dengan cara berikut ini:
- Menggunakan zat kedap air
- Dicat atau ditutupi dengan warna terang
- Mempertimbangkan iklim daerah dalam memutuskan komposisi
bagian muka bangunan untuk yang berongga atau padat
- Menghindari hamparan besar dari kaca
- Fasad dengan jumlah terbesar dari bukaan harus menghadap sisi
yang paling terkena sinar matahari
30
4. Lantai, jendela, pintu, dan atap
- Lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak
berpori seperti keramik
- Atap Gedung arsip memiliki ketentuan sebagai berikut :
o Terbuat dari bahan kuat dan tahan terhadap panas serta
kelembapan
o Atap harus dibuat miring, untuk menghindari akumulasi air
dan membantu dalam defleksi sinar matahari
o System ventilasi harus dipasang diruang atap, agar dapat
mempertahankan suhu tetap konstan.
- Pintu memiliki ketentuan sebagai berikut:
o Pintu masuk ke gedung harus dari konstruksi yang solid dan
dilengkapi dengan mekanisme menutup secara otomatis
o Jika pintu diperlukan untuk dibuka dengan tujuan
meningkatkan sirkulasi udara, maka harus dilengkapi
dengan pintu bagian dalam
o Dilengkapi dengan jaring tipis, untuk menghindari infiltrasi
serangga yang masuk
- Jendela harus dibatasi maksimal 20% yang dapat dijadikan bukaan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
o Hindari bukaan menghadap ke arah angin yang lembab atau
laut
o Apabila tidak ada pengaturan iklim alami, jendela harus
dibuka untuk memungkinkan ventilasi alami dan sirkulasi
udara
o Tirai atau filter harus dipasang untuk mencegah serangga
dan sinar matahari
5. Ventilasi
Ventilasi digunakan untuk melindungi kertas dan mempertahankan suhu
konstan serta kelembaban relatif.
31
6. Isolasi
Isolasi tersebut meliputi:
- Isolasi terhadap panas, terdiri atas:
o Isolasi alami dengan cara memainkan ketebalan dinding
eksterior
o Isolasi buatan dengan cara menggunakan AC, konstruksi
dinding eksterior yang tebal, system dinding ganda,
memberi jarak 30cm antara dinding eksternal dan dinding
internal, menutup kabel dengan bahan isolasi panas, dan
dinding eksternal harus disegel zat kedap.
- Isolasi terhadap kelembapan
o Memasang atap dengan overhang yang akan melindungi
bagian muka bangunan dari hujan dari arah samping
o Penggunaan atap miring untuk menghadapi hujan deras
dengan dilengkpai pipa bawah
o Genteng harus tahan air dan terisolasi
o Gunakan warna terang pada atap untuk membantu
memantulkan sinar matahari
o Pintu dan jendela eksternal dilindungi dengan atap
berukuran sedang untuk melindungi dari hujan yang berasal
dari samping
- Isolasi terhadap kebisingan bisa dilakukan dengan memasang
peredam kebisingan atau memilih lokasi gedung arsip tersebut di
daerah yang tenang.
- Isolasi terhadap kontaminasi dilakukan dengan cara pembuatan
dinding eksterior ganda dan menggunakan filter.
7. Pencahayaan
- Penggunaan lampu neon berkualitas baik, fitting lampu harus
ditutupi dengan tutup plastic (plastic diffuser)
- Penggunaan saringan/filter ultraviolet
32
- Memposisikan lampu agar menerangi ruang-ruang antara deretan-
deretan pada rak arsip
- Penggunaan lampu darurat dengan tenaga baterari Ni-Cd( Nickel-
Cadminium )
- Pemasangan panel tenaga surya
8. Hidrolik, sanitasi dan fitting listrik
Hidrolik, sanitasi dan fitting listrik dirancang unutk semua pipa air hujan
dan air sisa, dan harus berada dibagian luar bangunan, agar pada saat ada
perbaikan atau bocor tidak mengganggu arsip yang ada didalamnya.
9. Jaringan Teknologi Informasi Komunikasi
Semua kabel jaringan Teknologi Informasi Komunikasi, kabel telepon,
jaringan komputer LAN, dan internet ditutup dengan bahan yang
mengisolasi panas.
10. Prasarana Pemeliharaan
- Pengaturan suhu dan kelembaban menggunakan alat dehumidifier
yang berfungsi sebagai penyerap uap air dari udara dengan
pengaturan tidak lebih dari 27ºC dan kelembaban tidak lebih dari 60%
- Pengukuran suhu dan kelembapan dengan menggunakan alat
thermo hygrometer, yang merupakan gabungan dari thermometer
ruangan yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan dan
hygrometer yang digunakan untuk mengukur kelembaban ruangan.
33
11. Prasarana perlindungan, penjagaan dan kontrol
- System pendeteksi kebakaran (Fire Alarm System)
- Pendekteksi asap (smoke detector)
- Hydrant dan/atau tabung pemadam kebakaran
- CCTV(Closed Circuit Television)
- Pengamanan pintu secara otomatis, menggunakan akses ID atau
sidik jari pengguna
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Proses desain yang dilalui oleh penulis pada saat praktik kerja lapangan dengan
teori yang didapatkan pada bangku perkuliahan cukup berbeda salah satu yang
membedakan adalah pada saat studio perancangan sebelum menuju konsep penulis
akan diminta untuk menyurvei site, menganalisis dan mencari permasalahnnya terlebih
dahulu, setelah langkah-langkah tersebut telah dilalui selanjutnya menuju pencarian
konsep dan desain, pada saat praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh penulis
sebaliknya, penulis diminta mencari konsep terlebih dahulu kemudian baru dilanjutkan
menyurvei site, menganalisis dan mencari permasalahan,
35
4.2 Alur Proses Desain
Pada bagian ini penulis akan membahas lebih lanjut tahapan apa saja yang penulis
lalui pada saat Praktik Kerja Lapangan Perencanaan Gedung Arsip Badan Pertanahan
Nasional di Tanah Bumbu yaitu sebagai berikut :
a. Konsep
Sebelum melakukan survei site klien meminta konsultan perencana untuk
membuat konsep dan alternatif desain untuk ditunjukkan kepada klien, agar
klien memiliki gambaran tentang bangunan yang akan dibuat kedepannya
bentuknya akan seperti apa, informasi yang diberikan klien kepada konsultan
perencana hanya berupa letak bangunan tersebut akan dibangun, orientasi
bangunan yang diinginkan klien, jumlah lantai yang akan direncanakan, dan
juga jumlah seluruh lantai bangunan yang akan dibuat.
Tugas konsep ini lalu diberikan kepada penulis untuk dikerjakan selama dua
hari, sebelum langsung mencari konsep dan bentukan bangunan tersebut
penulis mencari teori-teori dan data-data tentang gedung arsip. Konsep yang
penulis ajukan adalah “Splitting” dimana disetiap lantai akan diberikan mezanin
yang dapat menambah kuota penyimpanan arsip. Pada bagian awal ini penulis
diminta untuk mendapatkan konsep, denah awal dan bentukan bangunan yang
diingikan oleh penulis yang tidak ada diberi batasan apapun oleh klien dan
penulis sebenarnya juga melakukan analisis kebutuhan ruang pada bagian
konsep dikarenakan terbiasa dengan kebiasaan pada saat kuliah sebelum masuk
ke konsep membuat analisis terlebih dahulu, tetapi analisis ini dibuat dari data-
data yang bisa didapatkan melalui internet saja dikarenakan belum dapat
melakukan wawancara dengan klien.
Sebelum langsung menjelaskan tentang konsep yang aka diusung, penulis
membuat satu halaman tentang syarat-syarat yang diperlukan untuk
perencanaan gedung arsip yang penulis dapatkan dari beberapa sumber.
36
Gambar 5 Penjelasan Tentang Gedung Arsip
37
Kebutuhan ruang yang diperlukan sekitar 16 ruang yang terdiri dari empat zona
yaitu zona privat, zona semipublik, zona publik dan zona servis. Zona privat akan
terdiri dari loading bay, ruang penerimaan, ruang preservasi, ruang fumigasi, ruang
kerja, ruang penyiapan, dan ruang pemusnahan. Zona semipublik terdiri dari ruang
arsip statis. Zona publik terdiri dari kafetaria, area baca, area penyimpanan arsip kertas,
ruang penyimpanan non kertas, resepsionis dan toilet. Zona servis terdiri dari ruang
mekanikal elektrikal dan ruang janitor.
Menentukan plotting ruang yang dirasa pas untuk gedung arsip tersebut, pada
gagasan awal penulis membuat sebuah ramp untuk memudahkan petugas membawa
berkas arsip dalam jumlah yang masih bisa dibawa dengan troli biasa untuk loading
bay dibelakang diperkirakan apabila akan terdapat pemindahan berkas arsip dari daerah
lain ataupun sebaliknya.
38
Gambar 6 Kebutuhan Ruang dan Zonasi
39
Gambar 8 Denah Awal
40
Gambar 10 Tampak Awal
41
Gambar 12 Perspektif dan Massing Awal
Beberapa gambar diatas merupakan bentukan awal denah, tampak dan perspektif
yang akan penulis ajukan kepada konsultan yang lalu akan diteruskan kepada klien.
42
Pada tahap awal ini bentuk bangunan dibuat dari bentukan buku, fasad yang dibuat
oleh penulis menggunakan motif tenun pagatan, sulit untuk menentukan motif tenunan
apa yang asli berasal dari pagatan dikarenakan minimnya info yang didapat, tenun
pagatan sendiri bukan asli berasal dari pagatan tetapi dibawa oleh orang-orang yang
merantau dari luar dan menetap di Pagatan. Setelah konsep dan ajuan desain awal
selesai,lalu diajukan kepada klien. Setelah disetujui klien penulis dan konsultan
perencana melakukan survei site.
b. Survei Site
Setelah disetujui dengan bentukan yang sudah diusulkan penulis dan konsultan
perencana diundang untuk melakukan survei site. Penulis dan konsultan
perencana melakukan pengukuran site dan mengambil beberapa foto site.
Gambar 14 Siteplan
43
Gambar 15 Foto Site
44
Gambar 18 Foto Site
c. Analisis
Sebelumnya penulis telah melakukan analisis terdahulu berdasarkan data-data
yang sudah ada walaupun masih kurang. Ada beberapa hal yang diperhatikan
kembali setelah mendapatkan tambahan data setelah melakukan survei salah
satunya adalah dana yang tersedia, bahan-bahan yang akan digunakan dan
bagaimana cara membawa bahan-bahan tersebut menuju lokasi proyek apakah
mudah atau sulit, apa saja yang diinginkan oleh klien.
d. Permasalahan Arsitektural
Klien menginginkan gedung arsip yang berbeda dari yang lain, klien tidak ingin
gedungnya sama dengan gedung-gedung pemerintahan yang lain.
Sehingga penulis menyimpulkan permasalahan tersebut adalah “Bagaimana
membuat gedung arsip yang berbeda dari gedung-gedung yang berada
disekitarnya”
Penulis memutuskan untuk mengganti konsep yang awalnya splitting menjadi
“Sesuatu yang berdeda dan lokalitas”, untuk penyelesaian sesuatu yang berbeda
penulis tidak mengikuti bentukan gedung-gedung pemerintahan yang ada
disekitarnya dan untuk unsur lokalitas penulis memakai fasade yang berbentuk
motif tenun pagatan,tetapi dikarenakan kurangnya informasi yang ada penulis
hanya bisa mengambil contoh motif-motif yang berada di internet. Klien cukup
senang dengan konsep tersebut karena mengangkat sesuatu yang berasal dari
45
daerah tersebut yaitu bentuk motif tenun pagatan. Bentukan gedung tetap
berasal dari bentukan buku.
e. Revisi
Penulis melakukan beberapa revisi besar dan revisi kecil, revisi besar disini
dimaksud dengan perubahan yang mempengaruhi ruang-ruang yang berada
didalam gedung tersrebut dan perubahan yang mempengaruhi tampak gedung
tersebut, revisi kecil dimaksud dengan perubahan-perubahan kecil yang tidak
terlalu mempengaruhi bagian dalam dan luar gedung tersebut.
o Revisi pertama dilakukan sebelum bertemu dengan klien yaitu tidak jadi
menggunakan mezanin dikarenakan tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku yang mengatur tentang plafon dan dengan mezanin juga sulit
untuk membawa rak arsip (roll-opack).
46
Gambar 20 Denah Sebelum Revisi 1
47
Gambar 22 Denah Lantai 1 Setelah Revisi 1
48
o Revisi kedua dilakukan setelah survei site pengurangan beberapa ruang
dan menyisakan tempat resepsionis, toilet, ruang penyimpanan media,
ruang penyimpanan berkas, dan ruang fumigasi serta dilakukan
penambahan ruang rapat pada lantai dua untuk memudahkan pada saat
akan rapat besar, tetapi akses yang dilalui harus berbeda dengan akses
menuju ruang penyimpanan berkas arsip, tetapi pada saat ruang ruang
penyimpanan arsip disebelahnya telah penuh ruang rapat itu juga akan
menjadi ruang penyimpanan arsip.
49
Gambar 25 Revisi Denah Lantai 2
50
Gambar 27 Siteplan Sesudah
51
Gambar 29 Tampak Samping Awal
52
Gambar 31 Tampak Belakang Setelah Revisi
53
Gambar 33 Tampak Samping Kiri Setelah Revisi
o Revisi kelima revisi struktur yang awalnya memakai baja karena dana
yang dimiliki tidak cukup semua struktur diganti menjadi beton
bertulang selain itu apabila terjadi kebakaran struktur beton lebih tahan
lama dibandingkan dengan struktur baja. Selain itu ruang rapat yang
berada dilantai 2 dindingnya dihancurkan sehingga menjadi satu dengan
ruang penyimpanan arsip sehingga apabila ruang arsip pada lantai 1
telah penuh dilantai 2 akan dijadikan sebagai ruang penyimpanan arsip
sepenuhnya dan ruang rapat akan dinonaktifkan tidak akan dipakai lagi
setelah itu.
54
Gambar 34 Denah Lantai 1 Struktur Baja
55
Gambar 36 Denah Lantai 1 Struktur Beton
56
Sisa-sisa revisi lainnya hanya revisi kecil-kecilan yang tidak terlalu mempengaruhi
bagian dalam dan bagian luar gedung.
f. Hasil Desain
Setelah melalui revisi-revisi yang ada hasil desain Gedung Arsip BPN Kabupaten
Tanah Bambu memiliki hasil akhir seperti ini:
57
Gambar 40 Denah Lantai 2
58
Gambar 41 Tampak Belakang
59
Gambar 43 Tampak Samping Kanan
60
Gambar 45 Perspektif Eksterior
61
Gambar 48 Perspektif Interior Ruang Penyimpanan Berkas
62
Gambar 49 Perspektif Ruang Penyimpanan Berkas
63
SKIN/SUN
BARRIER
menggunakan
LETTER SIGN
bahan GRC
menggunakan
(Glassfiber
bahan Stainless
Reinforced
Steel
Concrets)
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Praktik Kerja Lapangan
Dalam kerja praktik begitu banyak pengalaman dan ilmu tentang kondisi
real beraksitektur dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Seperti halnya
tempat kerja pratik, mendengar tempat kerja praktik peserta lain kami rasa
kami mendapat tempat yang cukup beruntung karena direktur ditempat
kami melakukan kerja praktik cukup pengertian mengingat tempat kerja
praktik kami yang berada di Banjarmasin dan tempat kuliah yang berada di
Banjarbaru kami tidak harus mengerjakan perancangan full di kantor. Kami
juga diberi kesempatan untuk mengunjungi site besama dengan direktur dan
team leader dalam proyek ini yang berada di Batulicin.
Proses perencanaan di kerja praktik nyata ternyata tidak jauh berbeda
dengan di perkuliahan. Perbedaan terletak di pembuatan pra design tanpa
mengetahui kondisi site sehingga penulis sempat kesulitan meletakan letak
pintu masuk dan pintu untuk angkut barang atau furniture ke lantai dua.
Perencanaan juga harus menyesuaikan budget yang ada berbeda dengan
SPA yang penulis pelajari saat di perkuliahan, beberapa dosen pembimbing
memang menyarankan kita dalam merancang harus efisiensi terhadap
bahan dan material namun tetap saja nominal nya tidak ada. Penulis
65
melakukan cukup banyak revisi dalam perencanaan Gedung Arsip ini
terutama pada bagian fasade bangunan karena memakan banyak sekali
biaya.
5.2 Saran
Dengan berbagai kendala yang ada diharapkan selama kerja praktik peserta
mampu merampungkan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepada peserta kerja praktik dengan baik serta dapat beradaptasi dengan
tempat kerja praktik yang sudah disepakati.
Peserta kerja praktik dapat melakukan komunikasi dengan atasan, klien,
juga mitra kerja dengan baik. Karena komunikasi merupakan hal yang
sangat penting dalam dunia kerja.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
KARTU KENDALI PELAKSAAN PKL
68
69
DAFTAR HADIR
70
71
72
73