Ketepatan Penilaian Triase Dan Pendidikan Petugas Kesehatan Dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Asma Apriani
Ketepatan Penilaian Triase Dan Pendidikan Petugas Kesehatan Dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Asma Apriani
Ketepatan Penilaian Triase Dan Pendidikan Petugas Kesehatan Dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Asma Apriani
Apriani
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka kejadian penyakit asma di Indonesia tiap tahunnya semakin meningkat, hal
ini dikarenakan penyakit asma sering kambuh dan berulang. Pelayanan cepat dan tepat sangat
dibutuhkan di dalam pelayanan IGD. Tingginya kesibukan pelayanan IGD membutuhkan suatu sistem
pemilahan pasien untuk memberikan prioritas serta pelayanan pada pasien asma, sehingga tingkat
keberhasilan penanganan asma semakin membaik. Tujuan: Mengetahui hubungan ketepatan penilaian
triase dan pendidikan petugas kesehatan dengan tingkat keberhasilan penanganan asma di IGD RS
Bhayangkara Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan (perawat, dokter dan bidan)
yang bertugas di IGD RS Bhayangkara Palembang. Tehnik pengambilan sampel total sampling,
dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Data diolah menggunakan analisa univariat dan
bivariat. Hasil: Ketepatan penilaian triase ≤ 5 menit sebanyak 20 responden (66,7%), pendidikan
sarjana 16 responden (53,3%), tingkat keberhasilan penanganan asma membaik 22 responden (73,3%).
Hasil uji Chi Square menunjukkan hubungan signifikan antara ketepatan penilaian triase dengan
tingkat keberhasilan penanganan asma (p value= 0,007), dan hubungan pendidikan petugas kesehatan
dengan tingkat keberhasilan penanganan asma (p value= 0,012). Saran: Diharapkan kepada pihak
RS agar dapat mengikutsertakan petugas kesehatan khususnya IGD dalam hal pelatihan-
pelatihan kegawatdaruratan, dan mensupport melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Kata kunci : Ketepatan Penilaian Triase, Pendidikan Petugas Kesehatan, Tingkat Keberhasilan
Penanganan Asma
ABSTRACT
Background: The incidence of asthma in Indonesia is increasing every year, this is because asthma
often recurs and recurs. Fast and precise services are needed in the emergency services. The high level
of emergency services requires a patient sorting system to give priority and service to asthma patients,
so the success rate of asthma management is getting better. Aim: to determine the relationship
between the accuracy of triage assessment and education of health workers with the success rate of
asthma management in the IGD of Bhayangkara Hospital, Palembang. Method: This research used
analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were all health workers
(nurses, doctors and midwives) who served in the IGD of Bhayangkara Hospital Palembang. The
sampling technique is total sampling, with a total sample of 30 respondents. Data were processed using
univariate and bivariate analysis. Results: Accuracy of triage assessment ≤ 5 minutes was 20
respondents (66.7%), undergraduate education were 16 respondents (53.3%), the success rate of
asthma management improved by 22 respondents (73.3%). The results of Chi Square test showed a
significant correlation between the accuracy of triage assessment with the success rate of asthma
management (p value= 0.007), and there is a relationship between the education of health workers with
the success rate of asthma management (p value= 0.012). Suggestion: It is expected that hospitals will
be able to include health workers, especially the emergency room, in emergency training, and to
support in continuing higher education.
Keywords : Accuracy Of Triage Assessment, Education Of Health Workers, The Success Rate Of
Asthma Management
diperoleh data pasien di Instalasi Gawat Gawat Darurat membutuhkan suatu sistem
Darurat dengan diagnosa asma tahun 2016 pemilahan pasien. Dalam hal inilah fungsi
sebanyak 1177 kasus, tahun 2017 sebanyak triase menjadi salah satu komponen
1059 kasus, dan Januari – September 2018 penting pada pelayanan gawat darurat
sebanyak 900 kasus. (Marti, 2016).
Tingginya angka kejadian penyakit Triase merupakan suatu sistem
asma dikarenakan penyakit asma sering yang berfungsi untuk menyeleksi atau
kambuh dan berulang, sehingga tak jarang memilah penderita berdasarkan kebutuhan
orang akhirnya frustasi dan berpindah- terapi dan sumber daya yang tersedia.
pindah dalam menjalani pengobatan, bila Penilaian triase adalah proses menilai
penatalaksanaan tidak dilakukan secara pasien berdasarkan beratnya cedera atau
cepat dan tepat, maka tingkat keberhasilan menentukan jenis perawatan
penanganan pasien asma dapat memburuk kegawatdaruratan (Musliha, 2010).
(Musliha, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Putri Prasetyantoro (2013) didapatkan hasil
& Fitria (2018) mengenai hubungan bahwa 80,65% responden dilakukan triase
kecepatan dan ketepatan terhadap life oleh perawat dengan tepat, sedangkan
saving pasien trauma kepala menunjukkan 19,35% responden dilakukan triase oleh
adanya hubungan yang signifikan antara perawat dengan tidak tepat. Begitu juga
response time dengan life saving pasien dengan penelitian yang dilakukan oleh
trauma kepala dimana semakin cepat Gusti & Manurung (2018) didapatkan hasil
response time, maka semakin naik life mayoritas perawat berhasil melakukan
saving pasien cedera kepala. penilaian triase sebanyak 14 orang
Pelayanan yang cepat dan tepat (82.36%).
sangat dibutuhkan di dalam pelayanan Ketepatan penilaian triase
Instalasi Gawat Darurat. Akan tetapi, dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat dapat adalah tingkat pendidikan petugas
terhambat jika kondisi di dalam Instalasi kesehatan yang terdiri dari lulusan DIII dan
Gawat Darurat penuh dengan pasien. sarjana, pelatihan kegawatdaruratan yang
Banyaknya jumlah pasien yang masuk ke menunjang (BTCLS, BPLS, BNLS dan
IGD dengan jumlah tenaga perawat yang disaster management) yang telah diikuti
terbatas menyebabkan tidak semua pasien dan lama kerja petugas kesehatan yang
mendapat penanganan yang cepat. melakukan proses triase yaitu diatas lima
Tingginya kesibukan pelayanan Instalasi tahun telah bekerja di IGD (Ikhsan, 2014).
lembar informed consent, bila responden independen (ketepatan penilaian triase dan
bersedia, maka responden memberikan pendidikan petugas kesehatan) dan variabel
tanda tangan pada lembar yang telah dependen (tingkat keberhasilan
disediakan, kemudian anominity dimana penanganan asma) dengan uji Chi-square.
peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur, tetapi HASIL PENELITIAN
hanya menuliskan kode atau inisial serta Analisa Univariat
menjaga kerahasiaan informasi dari Ketepatan Penilaian Triase
responden. Penelitian ini dilakukan pada 30
Data hasil penelitian selanjutnya responden pada analias univariat ini
dianalisis univariat untuk melihat distribusi bertujuan untuk menyajikan tiap-tiap
frekuensi dari masing-masing variabel variable dalam bentuk distribusi frekuensi.
yaitu tingkat keberhasilan penanganan Adapun hasil dari analisa univariat pada
asma, ketepatan penilaian triase dan penelitian ini disajikan pada tabel sebagai
pendidikan petugas kesehatan. Selain itu, berikut.
dilakukan analisis bivariat untuk untuk
melihat hubungan antara variabel
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketepatan Penilaian Triase,
Pendidikan Petugas Kesehatan dan Tingkat keberhasilan penanganan asma
No variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ketepatan Penilaian Triase
Tepat ≤ 5 menit 20 66,7
Tidak Tepat > 5 menit 10 33,3
2 Pendidikan Perawat
Sarjana 16 53,3
Diploma 14 46,7
3 Tingkat keberhasilan
penanganan asma
Membaik 22 73,3
Tetap 8 26,7
Tabel 3.
Hubungan Pendidikan Petugas dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Asma
Pendidikan Tingkat Keberhasilan
Petugas Penanganan Asma Jumlah
p value OR
Kesehatan Membaik Tetap
n % n % n %
Sarjana 15 93,7 1 6,3 16 100
Diploma 7 50 7 50 14 100
0,012 15.000
Jumlah 22 73,3 8 26,7 30 100
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Lama Waktu Tanggap Perawat
Pada Penanganan Asma Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati
Bantul, Jurnal Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta, dalam http://e-
journal.respati.ac.id
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitriyanti, L., Suryati, S. (2016) Hubungan Karakterisik Perawat dengan Motivasi Kerja
dalam Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren
Sawit Jakarta Timur. Jurnal Artikel Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.1 Fakultas Kesehatan
MH Thamrin
Gustia & Manurung, 2018. Hubungan Ketepatan Penilaian Triase Perawat Dengan Tingkat
Keberhasilan Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSU HKBP Balige Kabupaten
Toba Samosir. Jurnal Jumantik Vol.3 No. 2
Kowalac, J. 2011. Buku Ajar Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Marti, Eva. 2016. Validitas Triase dilihat dari Hubungan Level Triase terhadap Length of
Stay Pasien di IGD. http://jurnal.unmuhjember.ac.id
NCDC (National Centers for Disease Control). 2016. National Centers for Health Statistic.
http://nhlbi.nih.gov/guidelines/asthma/asthmagldn.pdf.
Nugroho, et al., 2016. Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha
Medika
Putri, D., Fitria, C., N. (2018). Ketepatan dan Kecepatan Terhadap Life Saving Pasien
Trauma Kepala. Jurnal The 7th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta