Makalah KMB Kelompok 1 Ca Paru
Makalah KMB Kelompok 1 Ca Paru
Makalah KMB Kelompok 1 Ca Paru
Abdul Muis
Ahmad Yusuf
Dina Yunita
Hardiyanti Wardanah
Khairun Nisa
SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb
Makalah tentang “Kanker Paru” dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
2.1 Pengertian................................................................................3
2.2 Etiologi......................................................................................4
2.3 Pathway....................................................................................5
2.6 Pendeteksian..........................................................................12
2.8 Penatalaksanaan....................................................................15
A. Penutup....................................................................................26
B. Saran........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
Para dokter tidak selalu dapat menjelaskan mengapa
seseorang dapat terkena kanker paru-paru sedangkan orang lain
tidak. Akan tetapi, kita mengetahui bahwa seseorang yang memiliki
faktor resiko tertentu bisa saja dan kemungkinan besar akan
terkena kanker paru-paru.
Rokok tembakau adalah hal yang paling penting dan
merupakan faktor resiko utama dari kanker paru-paru. Tembakau
bertanggung jawab atas lebih dari 80% penyebab kanker paru-paru
di seluruh dunia. Bahan-bahan berbahaya dalam rokok merusak sel
paru-paru. Lama kelamaan, sel yang rusak tersebut bisa menjadi
kanker. Inilah sebabnya merokok, rokok pipa, atau cerutu dapat
menyebabkan kanker paru-paru. Menjadi perokok pasif pun bisa
menyebabkan kanker paru-paru bagi orang yang tidak merokok.
Semakin banyak seseorang terpapar asap rokok, semakin besar
resiko terkena kanker paru-paru.
Faktor resiko lain penyebab kanker paru-paru termasuk radon
(gas radioaktif), asbestos, arsenik, kromium, nikel, dan polusi
udara. Mereka dengan anggota keluarga yang pernah mengidap
kanker paru-paru kemungkinan memiliki peningkatan resiko terkena
kanker. Mereka yang terkena kanker paru-paru juga memiliki
peningkatan resiko untuk terkena tumor paru yang kedua.
Kebanyakan orang berusia lebih dari 65 tahun saat terdiagnosa
kanker paru-paru.
2.3 Pathway
Etiologi
Diferensiasi sel
abnormal
Endapan karsinogen di
epitel bronkus
Perubahan epitel termasuk
metaplasia, hiperplasia dan
displasia sel-sel ganas
KANKER PARU
NSCLC
SCLC
MK :
MK : Gg. Perfusi
jaringan
lemah
Nafsu makan - Ketidaktahuan
menurun - Koping individu tidak
efektif
MK : Intoleransi
BB menurun aktifitas
2.4 Faktor Risiko
a. Laki-laki
b. Usia lebih dari 40 tahun.
c. Perokok.
d. Tinggal/bekerja di lingkungan yang mengandung zat
karsinogen atau polusi.
e. Paparan industri / lingkungan kerja tertentu.
f. Perempuan perokok pasif.
g. Riwayat pernah mendapat kanker organ lain atau anggota
keluarga dekat yang menderita kanker paru (masih dalam
penelitian).
h. Tuberkulosis paru (scar cancer), angka kejadiannya sangat
kecil.
Keluhan Utama :
Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau
menyebar ke organ lain.
Stage 0, IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB dan IV yang ditentukan menurut
International Staging System for Lung Cancer 1997, berdasarkan
sistem TNM.
2. 8 Penatalaksanaan
HB > 10 gr%
Leukosit > 4.000/dl
Trombosit > 100.000/dl
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua jenis histologis kanker
paru.
Kemoterapi untuk KPKSK
Kemoterapi adalah terapi pilihan untuk KPKSK stage terbatas
atau stage luas. Tambahan radiasi kepala dilakukan setelah
kemoterapi 6 siklus.
Kemoterapi untuk KPKBSK berdasarkan stage. Kemoterapi
dapat diberikan pada semua stage tetapi pada stage I dan II
pascabedah kemoterapi ditentukan berdasarkan stage
pascabedah. Kemoterapi untuk KPKBS stage III dan IV
merupakan terapi paliatif. Stage I dan II yang inoperable cases (
PS buruk atau tidak bersedia di operasi atau ada kontraindikasi
untuk operasi) dapat dianjurkan kemoterapi dan sebaiknya
dipertimbangkan pula radioterapi.
Kemoterapi dapat diberikan jika memenuhi syarat antara
lain: keadaan umum baik skala karnofsky >70), fungsi hati,
ginjal dan sistem homeostatik (darah) baik dan masalah finasial
dapat diatasi. Syarat untuk hemostatik yang memenuhi syarat
adalah ;
HB > 10 gr%
Leukosit > 4.000/dl
Trombosit > 100.000/dl
a. Pengkajian
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.
Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat
membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien.
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran
tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu
dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning
(ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),
dan lain-lain.
Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan
indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang
sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya
tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi,
ukuran.
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d produksi sputum yang
berlebih
Tujuan
NOC:
1. respiratory status: ventilation
2. respiratory status: airway patency
3. aspiration control
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam pasien
menunjukkan keefektifan jalan nafas dengan kriteria hasil:
1. mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea
2. menunjukkan jalan nafas yang paten
3. saturasi O2 dalam batas normal
Rencana Tindakan
NIC:
1. Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
2. Berikan O permenit, metode
3. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan vantilasi
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Diagnosa
Nyeri akut b.d agen injury (fisik)
Tujuan
NOC :
1. Pain Level
2. pain control
3. comfort level
Diagnosa
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis
Tujuan
NOC:
1. Nutritional status: adequacy of nutrient
2. Nutrional status: food and fluaid intake
3. Weight control
1. Albumin serum
2. Hematokrit
3. Hemoglobin
4. Total iron binding capacity
5. Jumlah limfosit
6. Tidak terjadi penurunan berat badan
Rencana Tindakan
NIC: NUTRITION MANAGEMENT
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang
di butuhkan pasien
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar
Ht
4. Monitor mual dan muntah
5. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
6. Monitor intake nutrisi
7. Atur posisi semi fowler atau fowler selama makan
8. Anjurkan banyak minum
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Underwood, J.C.E, (1999), Patologi Umum dan Sistematik, Edisi 2, EGC,
Jakarta.
Yati Ernawati dkk (2019), Faktor resiko kanker paru pada perempuan yang
dirawat dibagian paru rsup Dr.M Djamil padang dan rsud solok: Penelitian
Case Control. Jurnal kesehatan Andalas.