Perencanaan Campuran Kerja Perkerasan
Perencanaan Campuran Kerja Perkerasan
Perencanaan Campuran Kerja Perkerasan
Campuran beraspal atau beton dibuat dengan material yang tersedia di lapangan. Variasi
sifat-sifat teknik agregat, aspal, dan semen cukup luas sesuai lokasi proyek dan tidak selalu dapat
langsung memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan tahap
coba-coba untuk menemukan komposisi campuran beraspal atau beton yang memenuhi
persyaratan teknik. Komposisi campuran beraspal atau beton yang telah memenuhi persyaratan
teknik disebut resep campuran kerja. Proses perencanaan resep campuran kerjadisebut
perencanaan campuran. Resep campuran kerja herupa komposisi fraksi-fraksiagregat yang
menghasilkan spesifikasi gradasi dan proporsi bahan ikat, dalam hal ini % aspal atau rasio semen-
air.
Campuran beraspal yang lazim digunakan untuk perkerasan jalan di Indonesia adalah
campuran beraspal panas (hot mixed asphalt). Campuran beraspal panas diperoleh dari
pencampuran agregat panas dan aspal keras yang dipanaskan sehingga kondisinya cair dengan
kekentalan tertentu. Agergat perlu dipanaskan agar benar-benar kering dari air. Persyaratan
kering dari air penting sekali karena ikatan antara aspal-agergat dapat terganggu dengan adanya
air. Persyaratan kekentalar, aspal harus dipenuhi supaya diperoleh aspal dapat rnelapisi agergat
selama pencampuran dan pemadatan berlangsung.
Stability, yaitu kemampuan untuk menahan deformasi akibat beban yang diderita.
Ketidakstabilan perkerasan ditandai dengan adanya alur (rutting)dan keriting(corrugation).
Stability perkerasan tergantung pada kohesi dan internal friction.
Durability, yaitu kemampuan untuk menahan disintegrasi oleh perubahan cuaca maupun
beban lalulintas. perubahan cuaca bisa mengakibatkan perubahan karakteristik aspal, antara lain
karena oksidasi, kerusakan oleh air dan lain-lain.
Flexibility, yaitu kemampuan untuk dapat mengikuti perubahan bentuk akibat beban
berulang yang diterima.
Fatigue resistance, yaitu ketahanan lapis perkerasan untuk menahan beban roda yang
berulang.
Skid resistance, yaitu kemampuan perkerasan dalam kondisi basah untuk menghindari
terjadinya slipping.
Impermeability, yaitu kemampuan lapis perkerasan untuk menahan masuknya air atau
udara ke dalam perkerasan.
Sifat-sifat teknis tersebut bernilai kualitatif. Agar kualitas sifat-sifat tersebut dapat dipenuhi dalam
perencanaan campuran beraspal maka dikeluarkan spesifikasi teknik. Spesifikasi teknik berisi
nilai-nilai parameter-parameter yang ditinjau. Bina Marga (sekarang menjadi bagian Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah) menetapkan sifat-sifat Marshall sebagai parameter dalam
spesifikasi teknik. Dinamakan sifat-sifat Marshall karena sifat-sifat tersebut diperoleh dari sampel
yang disiapkan dengan prosedur dan peralatan pemadatan serta kemudian diuji dengan mesin
yang dikembangkan oleh Bruce Marshall dari USA. Secara rinci persyaratan teknik campuran
terdiri dari stabilitas, kelelehan, dan parameter volumetrik (yaitu Voids In the Mixtures (VIM),
Voids in Mineral Aggregates (VMA) dan Voids Filled with Bitumens (VFB). Di USA sendiri telah
dikembangkan spesifikasi baru yang disusun oleh SHRP (Strategic Highway Research Project).
Spesifikasi tersebut tidak lagi mendasarkan pada sifat-sifat Marshall tetapi parameter volumetrik
dan parameter mekanis misalnya kekakuan.
Tahap Penyiapan dan Pengujian Material serta Penyiapan Peralatan. Tahap penyiapan dan
pengujian material dimaksudkan untuk mengevaluasi agregat dan bitumen. Prosedur pengujian
material mengikuti SNI. Apabila standaryang diperlukan ternyata belum terdapat pada SNI maka
penelitian dirujukkanpada ASTM atau AASHTO. Material yang tidak memenuhi persyaratan, tidak
digunakan untuk penibuatan briket.
a) Evaluasi agregatyang terdiri dari : fraksi kasar, agregat halus dan bahan
pengisi. Sifat-sifat teknis agregat yang diuji adalah :
Tabel 4.1. Sifat-sifat teknis agregat dan persyaratannya
▪ Ketersediaan (lokal)
▪ Ekononlis
▪ Kualitas
Setelah dievaluasi sifat-sifat teknis per fraksi agregat, selanjutnya dilakukan
pencampuran agregat. Campuran fraksi-fraksi agregat kemudian dihitung nilai BJ campuran
agregat. Rumus untuk menghitung BJ campuran agregat adalah :
100
Gsb = P1 P2 P .......................................................................... (4.1)
+ +⋯+ n
G1 G2 Gn
dengan
Uji viskositas dirnaksudkan untuk mencari suhu pencampuran dan suhu pemadatan. Suhu
pencampuran adalah suhu pada saat viskositas aspal mencapai 170 ± 20 cSt. Suhu
pemadatan adalah suhu pada saat viskositas aspal mencapai 280 ± 30 cSt.
c) Peralatan utamaberupa alas pemadat dan mesin uji marshall untuk mengukur nilai stabilitas
dan kelelehan briket yang telah dipadatkan.
Pengujian Campuran Beraspal yang terdiri dari :
d) Perhitungan sifat-sifat volumetrik campuran beraspal yang terdiri dari kepadatan, kadar
aspal terserap, VMA, VIM dan VFA. Konsep perhitungan campuran beraspal disajikan pada
Gambar 5.1 berikut.
Keterangan :
Vb : volume aspal
Vba: volume aspal yang terabsorbsi
dengan
dengan
dengan
Cara lain adalah tanpa menyelimuti benda uji dengan paraffin, tetapi dengan
menggunakan berat kering permukaan jenuh (Wmssd), dengan rumus :
Wm
Gmb = .................................................................... (5.8)
Wmssd −Wmw
+ Vsb − Vba )
Nomor
Parameter Rumus
Persamaan
▪ Berat jenis maksimum (teoritis) campuran beraspal yaitu BJ campuran beraspal tanpa
pori.
Nilai BJ maksimum teoritis dihitung dengan persamaan berikut.
Wmm Wmm
Gmm = = Wmm W1 W2 ....................................................... (5.18)
Vmm + −
γw γw γw
atau
W
Gmm = .................................................................. (5.19)
Vsb +Vb −Vbs
e) Pengukuran stabilitas dan kelelehan campuran beraspal dengan mesin uji Marshall.
f) Penentuan kadar aspal optimum, yaitu kadar aspal yang dinilai memenuhi semua kriteria
sifat-sifat Marshall sesuai spesifikasi teknis yang diacu, misalnya persyaratan VIM, VMA,
VFA, stabilitas, kelelehan dan stabilitas sisa.
Contoh Perhitungan Campuran Beraspal
Contoh data :
Gsb = 2,654
2,731 − 2,654
Pba = 100 ( ) 1,010 = 1,07%
2,654(2,731)
1174,7
Gmb = = 2,344
501,1
1260,0 1260,0
Gmm = = = 2,441
1260,0 2001,0 2744,9 516,1
+ −
1 1 1
2,34,4
Gmm = = 2,442
82,2 + 16,1 − 2,3
1,07
6,96 − (93,04) 6,96 − 0,87
𝑃𝑏𝑒 =[ 100 ] . 100 = = 6,14%
1,07 100 − 0,87
100 − (93,04)
100