IDENTIFIKASI PENDAHULUAN Simplisia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1

UNIT III : IDENTIFIKASI PENDAHULUAN

Dosen Pengampu:
Ferry Efendi, M.Farm, Apt

Disusun Oleh:
Meisyi Dwi Suryani (18010018)

Hari, Tanggal Praktikum : 7 & 14 Oktober 2019

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
Jl. Kumbang No 23 Kota Bogor Jawa Barat
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap sampel tumbuhan Rimpang Lengkuas
yaitu : memeriksa kandungan senyawa zat aktif dari simplisia yang mengandung
alkaloid, flavonoid, terpen/steroid, fenol, dan saponin.

1.2. Tinjauan Pustaka


Definisi Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami
pengolahan tertentu, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
Menurut sumber bahan yang digunakan jenis simplisia dapat berupa simplisia nabati,
simplisia hewani, simplisia pelikan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang
secara keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya,atau zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan
belum berupa zat kimia murni (Anonim, 1979).
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murninya. Sedangkan,
simplisia pelikan (mineral) ialah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimianya
(Anonim, 1979)

Syarat baku simplisia


Semua paparan yang tertera dalam persyaratan simplisia, kecuali tentang Isi dan
Penggunaan simplisia merupakan syarat baku bagi simplisia yang bersangkutan. Suatu
simplisia tidak dapat dinyatakan bermutu Materia Medika Indonesia jika tidak memenuhi
syarat baku tersebut. Syarat baku yang tertera dalam Materia Medika Indonesia berlaku
untuk simplisia yang akan dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak
berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama
yang sama (Anonim, 1980).
Identifikasi kandungan kimia
Identifikasi kandungan kimia atau skrining fitokimia adalah suatu metode untuk
mengetahui golongan kimia pada suatu sampel dengan menguji secara kualitatif adanya
senyawa kandungan dalam sampel yang digunakan seperti misalnya tanin, saponin,
flavonoid, steroid terpenoid, alkaloid, serta kandungan kimia lainnya (Mutiatikum, dkk.,
2010).

a) Alkaloid
Merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi
jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier
didefinisikan sebagai senyawa senyawa yang bersifat basa, mengandung atom
nitrogen berasal dari tumbuan dan hewan. Harborne dan Turner (1984)
mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi
umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan
bersifat aktif biologis menonjol.
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek
biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana
adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru,
kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.

b) Flavonoid
Adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-
senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian
zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan
turunan senyawa induk “ flavon “ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesr
jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada
tumbuhan Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula
sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa
senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari
flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang
berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna.
Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi:

1) Sebagai pigmen warna


2) Fungsi fisiologi dan patologi
3) Aktivitas Farmakologi
4) Flavonoid dalam makanan
Aktifitas Farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang
digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan
fragilitas pembuluh darah, dll.Gabor menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan
sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioakitfitas seperti antiinflamasi,
anti kanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic, dll.

c) Senyawa Terpen
Pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C
dan H, dengan perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5 H8(unit isoprene), yang
bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim
disebut isoprenoid.Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi
mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini
baik terpen maupun terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid
(isoprenoid) Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa
terpenoid dibagi atas:
1) Monoterpen (dua unit isoprene)
2) Seskiterpen (tiga unit isoprene)
3) Diterpena (empat unit isoprene)
4) Triterpena (enam unit isoprene)
5) Tetraterpena (delapan unit isoprene)
6) Politerpena (banyak unit isoprene)
Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak esensial (minyak
atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu
diterpenopoid, skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan,
karoten karoten pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam)
adalah politerpen.
d) Steroid
Adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar
siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.Senyawa senyawa
ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling
meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan
kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon hormon seks
yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon
jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan
progestin.

e) Saponin
Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula
dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan
gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdirin dari dua kelompok :
Saponintriterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk
bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari
tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
BAB II
METODE KERJA

2.1. Alat dan Bahan


Alat : Bahan:
 Tabung reaksi  CHCL3 0.05 N
 Pipet tetes  H2SO4 2N
 Erlenmeyer  Pereaksi meyer
 Corong  Pereaksi buchardat
 Spatel  Methanol
 Neraca digital  Logam Mg
 Kertas saring  HCL
 Penangas air  Etanol
 Lampu spirtus  FeCL3
 Penjepit  Pereaksi Liberman Buchardat
 Gelas ukur  Aquadest
 Simplisia rimpang lengkuas

2.2. Cara Kerja


1) Pemeriksaan alkaloid
Dengan metode calvenor dan fitgeral
1. 2-4 gram sampel segera dipotong halus, digerus dengan pasir dan 10 ml CHCL3
2. Tambahkan 10ml NH3, 10ml CHCL3 0,05 N saring kedalam tabung reaksi
3. Tambahkan 0,5 ml H2SO4 N kocok selama 1 menit
4. Diamkan ambil lapisan asam dibagi 2:
a. Lapisan asam pertama tambahkan pereaksi Mayer maka timbul endapan
putih.
b. Lapisan asam kedua tambahkan pereaksi Burchadat.

2) Pemeriksaan Flavonoid
1. 2 gram sampel atau simplisia rimpang lengkuas ditambahkan 10ml methanol
kemudian panaskan lalu disaring panas-panas dan dipekatkan di water bath
2. Tambahkan 3 tetes HCL pekat dan logam Mg hasil positif terbentuk warna merah.

3) Pemeriksaan Terpen/Steroid, Fenol dan Saponin


1. Masukkan 2gram simplisia rimpang lengkuas, ditambahkan etanol sebanyak 25ml
kemudian panaskan selama 2 menit.
2. Saring panas-panas piltrat dan duapkan di waterbath sampai kering.
3. Sisanya di triturasi tambahkan CHCL3 10ml.
4. Bagian yang tidak larut dalam CHCL3 tambahkan air.
5. Ambil lapisan air :
a. Saponin : lapisan air di masukan kedalam tabung reaksi lalu kocok, hasil
positif di tandai dengan terbentuk busa yang mantab, tidak hilang selama 15
menit setinggi 3cm.
b. Fenol : lapisan air di tambahkan 2-3 tetes HCL dan FeCL3. Hasil positif di
tandai dengan perubahan warna merah.
6. Ambil lapisan CHCL3 kemudian keringkan dalam plat tetes kemudian di
tambahkan pereaksi Liberman Burchadat (10 tetes asam asetat anhidrat) dan di
tambah 2-3 tetes H2SO4 pekat maka terbentuk warna hijau biru untuk terpen dan
warna merah untuk steroid.
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan


1. Pemeriksaan Alkaloid
Perlakuan Hasil Pengamatan
2gram sampel + 10ml CHCL3 + Larutan bercampur menjadi
-
10ml NH3 + 10ml CHCL3 0.05 N berwarna kuning pekat
Terjadi 2 lapisan (lapisan pertama
Hasil Penyaringan + 0.5ml H2SO4
- adalah lapisan asam dan lapisan
Kocok selama 1 menit
bawah adalah lapisan basa)
Lapisan asam + pereaksi Meyer (-) Tidak timbul endapan putih
Lapisan asam + pereaksi Buchardat (-) Tidak ada perubahan

Perekasi
Mayer

Perekasi
Burchardat

Gambar 1. Tidak ada perubahan


(reaksi negatif)

2. Pemeriksaan Flavonoid
Perlakuan Hasil Pengamatan

2gram + 10ml methanol - Larutan berwarna kuning ke orange

Hasil Pemanasan disaring
panas dan dipekatkan + 5 (-) Tidak ada perubahan warna
tetes HCL + Logam Mg
Gambar 2. Tidak ada perubahan
(hasil negatif)

3. Pemeriksaan Terpen/Steroid, Fenol dan Saponin


Perlakuan Hasil Pengamatan
2gram + 25ml ethanol panaskan
- Larutan berwarna kuning
selama 2 menit
Terbentuk 2 lapisan (lapisan atas
Saring dan di uapkan + 10ml CHCL3
- adalah lapisan air dan lapisan
+ 10ml air + 10ml CHCL3
bawah adalah lapisan klorofrom)

Saponin : kocok larutan (-) Larutan tidak terbentuk busa


Lapisan
air Fenol : lapisan air +
(-) Tidak ada perubahan warna
HCL+ FeCL3

Tidak terjadi perubahan warna


+ pereaksi Terpen (-)
Lapisan menjadi warna kuning ke orange
Liberman
klorofor
Burchadat +
m
H2SO4 Terjadi perubahan warna menjadi
Steroid (+)
warna orange

Gambar 3. Lapisan kloroform dan air


3.2. Pembahasan
Penentuan kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan
pereaksi kimia yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini di lakukan untuk
mengetahui secara kualitatif kemungkinan senyawa yang terkandung dalam serbuk
simplisia tanaman Rimpang lengkuas dari praktikum yang dilakukan.
Pada percobaan yang telah saya lakukan maka di dapat pada pemeriksaan alkaloid
Rimpang lengkuas negatif mengandung senyawa alkaloid karena tidak terdapat endapan
putih setelah ditetesi dengan perekasi Mayer dan tidak ada perubahan setelah ditetesi
perekasi Burchardat.
Kemudian pada percobaan uji Flavonoid sampel yang saya uji negatif karena tidak
ada perubahan warna menjadi merah pada sampel setelah penambahan 3 tetes HCL pekat
dan logam Mg.
Pada percobaan pemeriksaan terpen, steroid, fenol dan saponin didapat hasil positif
pada daun manggis mengandung steroid yang sesuai literature mengandung senyawa
tersebut. Hasil positif untuk steroid di dapat perubahan warna pada sampel menjadi
warna merah keorange setelah penambahan pereaksi Liberman Burchadat dan H2SO4.
Akan tetapi pada pemeriksaan fenol dan saponin di dapat hasil negatif (tidak adanya
perubahan pada sampel) mungkin karena ada kesalahan praktikan dalam proses
pengujian. Keberadaan metabolit sekunder tersebut menunjukkan bahwa Rimpang
lengkuas mempunyai efek farmakologis dan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan
obat-obatan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Dari beberapa pemeriksaan kandungan senyawa zat aktif yang telah dilakukan yaitu
alkaloid, flavonoid, terpen/steroid, fenol, dan saponin pada Rimpang lengkuas
memiliki hasil yang berbeda-beda dan pada percobaan yang saya lakukan didapatkan
bahwa simplisia Rimpang lengkuas mengandung senyawa steroid.

b. Saran
Saran pada praktikum ini yaitu serius dalam melakukan percobaan agar mendapatkan
hasil yang maksimal dan meminimalisir kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Modul penuntun praktikum (2019), Identifikasi pendahuluan

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN


2302 - 2493

https://wheluvchem.wordpress.com/2013/03/09/alkaloid-flavonoid-steroid-terpenoid-dan-
saponin/

http://jendelailmumuu.blogspot.com/2016/11/laporan-farmakognosi-identifikasi.html

Anda mungkin juga menyukai