LP TRANSPORTASI Yuly

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN BENCANA

Tentang

TRANSPORTASI

Oleh :

YULY PAZIRA

NIM:

1714201173

DOSEN PEMBIMBING :

NS. ALDO YULIANO,MM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

T.A 2019/2020
TRANSPORTASI

1. Pengertian
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman
tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Seperti contohnya alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan korban dari
lokasi bencana ke RS atau dari RS yang satu ke RS yang lainnya. Pada setiap
alat transportasi minimal terdiri dari 2 orang para medik dan 1 pengemudi (bila
memungkinkan ada 1 orang dokter).
2. Tujuan
untuk memindahkan penderita/korban bencana dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
3. Jenis-jenis Transportasi
a. Transportasi gawat darurat
Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga patah
tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan
dilakukan Survey Primer. Resusitasi jika perlu mekanikan saat mengangkat tubuh
gawat darurat. Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang
panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang
beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada
paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan
punggung.
Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat :
1) Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita
2) Nilai beban yang akan di angkat secara bersama dan bila tak mampu jangan di
paksakan
3) Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit
sebelahnya
4) Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
5) Tangan yang memegang menghadap kedepan
6) Tubuh sedekat mungkin ke beban yang akan di angkat. Bila terpaksa jarak
maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
7) Jangan memutar tubuh saat mengangkat

b. Transportasi Pasien Kritis :
Definisi: pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu
atau lebih sistem tubuh, tergantung  pada penggunaan peralatan
monitoring dan terapi.
Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa aturan, yaitu:
1) Koordinasi sebelum transport
Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi. Dokter yang
bertugas harus menemani pasien dan komunikasi antar dokter dan perawat
juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien. Tuliskan dalam rekam
medis kejadian yang berlamgsung selama transport dan evakuasi kondisi
pasien.
2) Profesional beserta dengan pasien
Profesional (dokter dan perawat) harus menemani pasien dalam kondisi
serius. Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan
pengalaman CPR atau khusus terlatih pada transport pasien kondisi kritis.
Profesioanl kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter harus
menemani pasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien yang
membutuhkan urgent action
3) Peralatan untuk menunjang pasien
 Transport monitor
 Blood pressure reader
 Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport, dengan tambahan
cadanagan 30 menit.
 Ventilator portable, dengan kemampuan untuk menentukan
volume/menit, pressure FiO2 of 100% and PEEP with disconnection
alarm and high airway pressure alarm.
 Mesin suction dengan kateter suction
 Obat dengan resusitasi : adrenaline, lignocaine, atropine, dan sodium
bicarbonat
 Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus
dengan baterai
 Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien tersebut

4) Monitoring selama transport


Tingkat monitoring dibagi sebagai berikut :
 Level 1 = wajib
 Level 2 = rekomendasi kuat
 Level 3 = ideal
Monitor kontinu : EKG, Pulse oximetry ( level 1)
Monitor intermitten : tekanan darah, nadi, respiratory rate ( level 1 pada
pasien pediatri, dan level 2 pada pasien lain)
4. Teknik Pemindahan Pada Pasien
Teknik pemindahan pada klien termasuk dalam transport pasien, seperti
pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat transport
seperti ambulance, dan branker yang berguna sebagai pengangkut pasien gawat darurat.
1) Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat
membutuhkan bantuan klien. Pada pemindahan klien ke brankar menggunakan
penarik atau kain yang ditarik untuk memindahkan klien dari tempat tidur ke
branker. Brankar dan tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga klien
dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan kain
pengangkat. Pemindahan pada klien membutuhkan tiga orang pengangkat
2) Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum
pemindahan. Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung
kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Emindahan yang aman adalah
prioritas pertama, ketika memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
perawat harus menggunakan mekanika tubuh yang tepat.
3) Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone ditempat tidur
a. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
b. Letakkan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan yang
jauh dari perawat, sedikit kedepan badan pasien
c. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang
terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
f. Tarik badan pasien
g. Beri bantal pada tempat yang diperlukan.
5. Prosedur Transport Pasien
1) Lakukan pemeriksaan menyeluruh
Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di
atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas
(airway).
2) Amankan posisi tandu di dalam ambulans
Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman selama perjalanan ke rumah sakit.
3) Posisikan dan amankan pasien
Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.
4) Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan
ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali
pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
5) Persiapan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung
 Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan spinal
board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans dijalankan.
6) Melonggarkan pakaian yang ketat
7) Periksa perbannya
8) Periksa bidainya
9) Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
10) Naikkan barang-barang pribadi
11) Tenangkan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Perry & Potter . 2006 . Fundamental Keperawatan Volume II . Indonesia : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
John A Boswick, Ir., MD. Perawatan Gawat Darurat : Pene
Suparmi Yulia, dkk . 2008 . Panduan Praktik Keperawatan . Indonesia : PT Citra Aji Parama
Perry, Petterson, Potter. 2005. Keterampilan Prosedur Dasar. Indonesia. Penerbit Buku
Kedokteran: EGC

Anda mungkin juga menyukai