BBDM 1.1 (Ujian Essay)
BBDM 1.1 (Ujian Essay)
BBDM 1.1 (Ujian Essay)
Skenario 1
Iklan Dokter
Seorang dokter gigi mengiklankan dirinya dalam media massa sebagai satu-satunya
dokter yang dapat melakukan suatu trobosan perawatan gigi dalam bidang ilmunya dan
menyatakan bahwa banyak pasien telah sembuh berkat perawatan tersebut. MKEKG
melakukan proses sidang untuk membahas pelanggaran kode etik dan merekomendasikan
PDGI untuk memberikan sanksi. Dokter gigi tersebut tidak menerima putusan sanksi yang
diberikan dengan alasan banyak kolega lain yang terlibat iklan layanan masyarakat di media
massa dan tidak mendapatkan sanksi apa-apa.
Terminologi
1. PDGI : Organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia
2. Kolega : Teman sejawat yang seprofesi di dalam satu lingkup (internal) dan di
luar lingkup (ekternal).
3. MKEKG : Lembaga yang menyatakan salah atau benar profesi dokter gigi
dibentuk secara khusus untuk tugas pembinaan, pengawasan, dan penilaian.
4. Terobosan: Suatu kebijakan baru yang belum pernah ada dan bersifat orisinil dan
telah teruji.
5. Kode Etik : Suatu tatanan etika yang berlaku di masyarakat tertentu berdasarkan
prinsip-prinsip moral, dibuat secara tertulis dan bisa menjadi alat untuk menghakimi
tindakan yang menyimpang dari aturan tersebut yang telah disepakati oleh suatu
organisasi.
Sasaran Belajar
1. Memahami pengertian Etik Kedokteran.
2. Mengetahui ketentuan yang mengatur tentang Kode Etik Kedokteran Gigi.
3. Mengetahui isi Kode Etik Kedokteran Gigi.
4. Mengetahui ketentuan yang mengatur promosi praktik kedokteran gigi.
5. Mengetahui jenis pelanggaran terhadap Kode Etik Kedokteran Gigi.
6. Mengetahui macam sanksi yang dapat diberikan terhadap pelanggaran Kode Etik
Kedokteran.
7. Mengetahui lembaga-lembaga yang terkait dan regulasi dokter gigi dan
kewenangannya.
Belajar Mandiri
BAB IV
KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP DIRI SENDIRI
Agar masyarakat mengetahui adanya praktik dokter gigi tanpa dokter gigi tersebut
melakukan promosi, dengan cara pemasangan papan nama praktik yang sesuai dengan Kode
Etik Kedokteran Gigi Indonesia Bab 1 Pasal 3 Ayat 7
Pelanggaran etik tidak menimbulkan sanksi formal bagi pelakunya sehingga hanya
diberikan tuntutan oleh MKEKG. Sanksi bagi seorang dokter gigi yang melanggar Kode Etik
Kedokteran Gigi diatur dalam Pasal 32 Pedoman Kerja Majelis Kehormatan Etika
Kedokteran Gigi Persatuan Dokter Gigi Indonesia
Sanksi yang diberikan oleh PDGI sesuai dengan keputusan sidang MKEKG
Sanksi yang diberikan dapat berupa:
a. Peringatan lisan berlaku paling lama 6 bulan
b. Peringatan tertulis berlaku paling lama 6 bulan
c. Penarikan rekomendasi PDGI untuk mendapatkan SIP paling lama 12 bulan
Sanksi peringatan lisan disampaikan langsung kepada teradu dalam sidang
MKEKG
Sanksi peringatan tertulis disampaikan langsung kepada teradu dalam sidang MKEKG, diikuti
dengan peringatan tertulisnya.
Dalam peringatan lisan telah disampaikan tetapi tetap tidak ada perbaikan paling lama 6 bulan,
dilanjutkan dengan peringatan tertulis.
Peringatan tertulis dapat dilakukan sebanyak 3 kali
Dalam hal peringatan tertulis telah disampaiakan sebanyak 3 kali tetapi belum ada perbaikan,
diusulkan pencabutan rekomendasi untuk memperoleh SIP.
Keputusan MKEKG yang telah diterima oleh pengadu ditindaklanjuti oleh PDGI.
Seorang teradu (Dokter gigi) maupun pengadu dapat mengajukan banding kepada MKEKG diatur
dalam pasal 33 Pedoman Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi Persatuan Dokter
Gigi Indonesia.
Apabila pengadu dan atau teradu tidak puas dengan keputusan yang telah
ditetapkan, maka pengadu dan atau teradu dapat mengajukan naik banding tahap
pertama kepada MKEKG Wilayah selambat-lambatnya 14 (empat belas hari)
setelah diputuskan.
Dalam hal pengadu dan atau teradu tidak puas dengan keputusan MKEKG
Wilayah dapat mengajukan banding kepada MKEKG Pusat selambat-lambatnya 14
(empat belas hari) setelah diputuskan.
Keputusan MKEKG Pusat bersifat final dan mengikat sampai diputuskan lain oleh
Kongres PDGI