Makalah Periodonsia II HD
Makalah Periodonsia II HD
Makalah Periodonsia II HD
BAGIAN PERIODONSIA
Oleh:
RIZKI WULANDARI
19100707360804030
Dosen Pembimbing:
drg. Fuzia Nilam Orienty, MDSc
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
bagian Periodonsia.
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat terjadi pada laki- laki maupun perempuan utamanya pada orang yang sudah
beranjak lanjut umur. Keluhan nyeri dirasakan tidak hanya karena gigi berkontak
dengan minuman atau makanan yang dingin, tetapi juga oleh penyebab yang terasa
tidak mungkin misalnya udara/ angin pada saat membuka mulut. Kadang-kadang
sulit untuk menggambarkan rasa ngilu atau nyeri yang dialami, tetapi pada
umumnya dilaporkan sebagai rasa nyeri yang tajam dengan durasi singkat. Nyeri
gigi dapat disebabkan oleh adanya permukaan dentin yang berhubungan dengan
dunia luar, bisa disebabkan oleh karies, sindrom gigi retak maupun tanpa karies,
misalnya pada kasus abrasi, erosi, atrisi maupun abfraksi. Gangguan tersebut dapat
Ciri khas dentin hipersensitif adalah rasa sakit yang diderita bersifat akut,
tajam tapi singkat pada dentin yang tidak terlindung email. Reaksi tersebut
merupakan respons pulpa terhadap rangsang termal, taktil, osmotik atau kimia
tanpa keterlibatan bakteri. Sebagian pasien melaporkan rasa sakit yang tajam tetapi
singkat namun adapula yang mengatakan rasa nyeri yang dialami hanya memberi
gejala samar- samar.1,2 Rasa sakit ini bisa dirasakan pada satu atau beberapa gigi..
1.3 Tujuan
3
Untuk mengetahui bagaimana hipersensitif dentin
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sensitivitas dentin adalah rasa yang tidak nyaman atau nyeri yang
disebabkan rangsangan termal, kimiawi dan mekanik pada satu atau lebih gigi.
Rasa sensitif ini terjadi apabila dentin terbuka yang disebabkan oleh resesi
Tubulus pada daerah yang sensitif lebih lebar dan banyak daripada di area yang
tidak sensitif. Daerah sensitif biasanya terletak pada permukaan servikal margin
gigi
email. Resesi gingiva dan hilangnya email memiliki banyak sebab dan
karena resesi gingiva menjadi tipis, mudah terabrasi atau tererosi dan bisa
termasuk anatomi labial plate dari tulang alveolar, abrasi sikat gigi, penyakit
periodontal dan operasi, kebersihan mulut yang buruk, trauma akut dan kronis,
Anatomi gigi dan posisi gigi dapat mempengaruhi ketebalan labial plate
dari tulang alveolar. Tipisnya labial plate dari tulang alveolar dapat menyebabkan
terjadinya resesi gingiva. Kebersihan mulut yang buruk merupakan faktor yang
4
menyebabkan resesi dan hilangnya perlekatan bila plak kontrol tidak adekuat.
penyebab resesi gingiva, yaitu frekuensi, durasi, dan kekuatan menggosok gigi.
Kekuatan yang berlebihan dan teknik yang tidak tepat dapat menyebabkan resesi.
adalah gingiva cekat yang tidak adekuat, operasi gingiva, skeling dan root planing
dentin.
Masih bisa dilakukan perawatan untuk menutup akar gigi yang terbuka.
5
Gingiva bagian akar dapat menutup dengan baik, namun perawatan bedah
memungkinkan.
kondisi kerusakan email.. Ketika terjadi hilangnya email dan atau resesi gingiva,
dentin atau sementum akan terkelupas dan abrasi yang terjadi lebih cepat daripada
email karena komposisi material anorganik dalam dentin maupun sementum lebih
rendah. Dalam hal ini dentin akan terabrasi 25 kali lebih cepat daripada email dan
gigi, dan durasi menggosok gigi adalah faktor yang akan mempengaruhi
menjalankan fungsinya.
3. Erosi : Erosi adalah suatu kondisi yang irrefersibel dan bisa berasal dari
dalam maupun luar. Salah satu faktor intrinsiknya adalah tingginya asam
6
yang akan mempengaruhi keasaman mulut. Kerusakan email akan terjadi
pada pH di antara 5-5,7. Asam yang tinggi akan merusak email, yang
semakin lama dentin akan terpapar dan akan menghilangkan smear layer
sensitif dan nyeri. Dalam hal ini erosi merupakan faktor yang lebih bersar
4. Abfraksi
rangsangan dikirim ke otak sehingga diterima sebagai rasa ngilu, nyeri, atau sakit
misalnya teori transdusi, teori modulasi, teori vibrasi dan kontrol “pintu gerbang”
berlokasi di dalam pulpa gigi melalui prosesus odontoblas merupakan dasar teori
akan merangsang akhiran saraf di dalam pulpa yang akan diteruskan ke otak dan
7
1. Mekanik : Salah satu contoh faktor mekanik yang menyebabkan
Selain itu faktor mekanik langsung bisa disebabkan oleh instrumen dental
(seperti scaling). Selain itu trauma mekanik juga bisa disebabkan saat sikat
gigi. Cara menggosok gigi yang salah dapat menyebabkan resesi gingiva
maupun abrasi.
2. Termal : Nyeri dapat disebabkan juga oleh suhu. Misalnya beberapa orang
merasa nyeri ketika makan makanan yang dingin atau panas atau ketika
area dentin terekspos air dingin. Hal ini disebabkan karena suhu akan
osmolalitas yang lebih rendah daripada larutan gula atau garam sehingga
cairan tubular akan bergerak menuju larutan dengan osmolalitas yang lebih
Beberapa makanan yang mengandung asam akan larut dalam enamel dan
kavitas karena ada atau karies, misalnya karena abrasi, atrisi, erosi atau abfraksi;
8
nyeri/ngilu tanpa kavitas, umumnya karena terjadi resesi gingiva yang
scaling dan root planing, restorasi yang cacat, sindroma gigi retak, penggunaan
Karies gigi merupakan penyakit infeksi mulut yang multi faktor, yang
dentin.3 Pulpa yang mengalami iritasi lalu menimbulkan rasa tidak nyaman/ngilu
reversibel. Penyebabnya antara lain karies, dentin yang terbuka, perawatan dental
asing, misalnya sikat gigi yang kasar, pasta gigi yang abrasif dan lain-lain.3,5
gigi yang disebabkan oleh kekuatan oklusi eksentrik yang menyebabkan terjadi
maloklusi.3,6
9
Atrisi adalah keausan di permukaan insisal atau oklusal gigi karena faktor
mandibula.3,5
ekstrinsik maupun intrinsik, dan secara klinis dapat berkombinasi dengan abrasi
atau abfraksi.7
Abrasi, abfraksi, atrisi maupun erosi tidak melibatkan bakteri namun pada
kasus yang cukup parah maka respon pulpa memberi reaksi serupa pulpitis
reversibel.
menyebabkan respon pulpa vital yang berlebihan terhadap berbagai stimulasi. Hal
ini terjadi karena dentin terbuka terhadap lingkungan mulut yang menyebabkan
rasa tidak nyaman bagi seseorang.8 Pada kasus ini tidak terdapat kavitas
10
dingin, asam, manis maupun udara.8 Permukaan akar aspek fasial dari gigi
kaninus, premolar dan molar merupakan area yang paling sering kehilangan
dentinalis. Gejala inflamasi pulpa dalam hal ini tidak spesifik tetapi pada kasus
reversibel yang terlokalisasi.10 Dua hal yang harus diingat untuk mendiagnosis
dentin hipersensitif, yaitu ada dentin yang terpapar dan tubulus dentinalis harus
Resesi gingiva adalah kondisi permukaan akar terbuka karena hilang atau
tertariknya atau retraksi gingiva ke arah akar yang mengakibatkan permukaan akar
tidak terlindung. Resesi gingiva umumnya terjadi di usia 40 tahun ke atas, tetapi
perubahan warna yang dapat disebabkan secara ekstrinsik maupun intrinsik dari
gigi. Perawatan bleaching ada 2 cara, yaitu bleaching vital yang dilakukan pada
gigi dengan pulpa vital dan bleaching nonvital yang dilakukan pada gigi yang
telah dirawat endodontik. Akibat perawatan bleaching pada gigi vital berpotensi
vital.10
11
Scaling dan root planing merupakan tindakan untuk menghilangkan
kalkulus baik supra dan sub gingiva. Perawatan ini merupakan tindakan non bedah
untuk mengeluarkan plak dan tartar yang terletak di bawah gingiva. Akibatnya
dapat menyebabkan rasa ngilu setelah perawatan karena hilangnya sementum yang
dentin yang tidak terlindung dan tubulus dentinalis yang terbuka.12 Dua hal yang
perlu diperhatikan ialah 1) lokalisasi lesi, terbukanya dentin oleh karena hilangnya
enamel atau jaringan periodontal; dan aktivasi lesi, apakah tubulus dentin terbuka
menghembuskan air atau udara ringan dari three way syringe, sentuhan ringan
dengan sonde/alat yang terbuat dari logam. Pada kasus dentin hipersensitif, rasa
tidak nyaman segera hilang setelah penyebab ditiadakan sedangkan pada kasus
3) penyebab rasa sakit dipicu oleh dingin, panas, sentuhan atau pengunyahan;
12
4) timbulnya rasa sakit tidak terduga atau sewaktu-waktu;
5) rasa tidak nyaman hanya mengenai satu gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi;
itu baru mengedukasi pasien. Modifikasi perilaku seperti instruksi pada teknik
menyikat gigi, menggunakan tipe bulu sikat yang tepat (menghindari penggunaan
sikat gigi yang medium atau keras) dan menghindari menggunakan terlalu banyak
pasta gigi atau pengulangan pengaplikasian pasta gigi saat sedang menyikat gigi.
Edukasi tentang penggunaan sikat gigi, floss dan alat interdental penting untuk
yang berkarbonasi, makanan dan minuman asam untuk mengurangi risiko erosi
Pasien harus diedukasi kapan dia harus menyikat gigi, misalnya tidak
langsung menyikat gigi setelah memakan makanan dan minuman asam, lebih baik
berkumur dengan air dan menunggu paling tidak 2 sampai 3 jam sebelum
13
menyikat gigi. pasien juga memerlukan edukasi tentang efek pemutihan gigi,
tubulus dentinalis selama perawatan pemutihan gigi. pasien yang memiliki gigi
dilakukan dan sama seperti pasien yang mengalami sensitivitas selama perawatan
pemutihan gigi berlangsung, juga harus diberikan instruksi yang spesifik dan
benar.
A. Pilihan perawatan
14
terhadap stimulus. Potasium nitrat merupakan bahan aktif yang
a. In office
ketiga adalah 5% sodium fluoride varnish yang diaplikasikan secara topikal untuk
menutupi dentin yang terbuka. Perawatan ini efektif dalam waktu 6 bulan. Terapi
b. Home-use treatment
menjadi dua
saraf tidak terjadi menyertai paparan stimulus dan pasien tidak akan
15
2. Perawatan rumah yang memblok tubulus dentinalis : Perawatan ini dapat
dalam bentuk pasta gigi, gel, dan obat kumur. Salah satu bahan aktif yang
remineralisasi.
Seleksi kasus adalah hal yang penting dalam menentukan diagnosis yang
tepat. Untuk maksud tersebut diperlukan anamnesis yang cermat dan pemeriksaan
atau non karies memerlukan restorasi yang sesuai; semisal melapisi dengan semen
ionomer kaca, bahan adesif atau komposit. Pada kasus tanpa kavitas, berbagai
dentin, misalnya pasta gigi khusus, iradiasi laser dengan karbon dioksida, dentin
varnish fluoride, kalsium fosfat, potasium nitrat, dan oksalat. Agen desensitisasi
16
dibedakan atas klasifikasi cara pemberian, yaitu at home atau in-office, dan
yaitu mengganggu respon neural terhadap stimulus sakit (desensitisasi saraf dengan
varnishes, oxalic acid and resin, glass ionomer cement, komposit, dan dentin
berbagai bentuk, misalnya krim topikal, varnish, pasta gigi, bubuk polis, single
1) diagnosis dan rencana perawatan yang tepat serta DHE mengenai faktor
metode penyikatan gigi yang benar dan pemilihan pasta gigi yang sesuai
yang dapat dilakukan di rumah (at home therapy), 3) bila masih tetap
17
merasa ngilu dapat dilanjutkan dengan perawatan di ruang dokter (in- office
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
merupakan gangguan yang sering dihadapi terutama pada orang-oang usia lanjut.
Keluhan sensitif ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, tapi yang dikategorikan
akibat adanya resesi gingiva di daerah akar gigi, permukaan akar yang terbuka
sebagai dampak perawatan scaling dan root planning atau setelah perawatan
bleaching. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan pada kasus ringan
dapat dilakukan sendiri di rumah menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi
4.2 Saran
indikasi kontraindikasi dan teknik yang benar sangat membantu dalam kesuksesan
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Barlow APS, Mason SC. Overview of the clinical evidence for the use of
novamin in providing relief from the pain of dentin hypersensitive. J Clin Dent
2. Fouad AF, Levin L. Pulpal reaction to caries and dental procedures. In:
th
Hargreaves KM, Cohen S. Cohen’s pathways of the pulp. 10 Ed. Missouri:
3. Ritter AV, Eidson RS, Donovan TE. Dental caries: etiology, clinical
EI, Ritter AV. Sturdevant’s art and science of operative dentistry. 6th Ed. St
4. Berman LH, Hartwell GR. Diagnosis. In: Hargreaves KM, Cohen S. Cohen’s
pathways of the pulp. 10th Ed. Missouri: Mosby Elsevier; 2011. p.30
19
5. Eidson RS, Shugars DA. Patient assessment, examination and diagnosis, and
treatment planning. In: Heymann HO, Swift Jr EI, Ritter AV. Sturdevant’s art
and science of operative dentistry. 6th Ed. St Louis: Elsevier; 2013. p. 99-100
6. Sarode GS, Sarode SC. Abfraction: a review. J Oral Maxillofac Pathol 2013;
17(2): 222–7
7. Huysmans MC, Chew HP, Ellwood RP. Clinical studies of dental erosion and
adhesion. In: Heymann HO, Swift Jr EI, Ritter AV. Sturdevant’s art and
10.Fouad AF, Levin L. Pulpal reaction to caries and dental procedures. In:
th
Hargreaves KM, Cohen S Cohen’s pathways of the pulp. 10 Ed. Missouri:
20
12.Guignon AN. Dentinal hypersensitivity. eliminate guesswork in cases that
hypersensitivity.html
J 2002; 52:367-75
17.Daniel, S.J., and Harfst, S.A., 2004, Dental Hygiene : Concepts, Cases and
21