Model Teori Keperawatan Peplau Kel Vi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL TEORI KEPERAWATAN


HILDEGARD.E.PEPLAU

Disusun Oleh : Kelompok VI

Deden Sugih Ginanjar


Sunandar
Aprias
Soleh gunawan
Liana wahyuni
Noneng
Sri Kharistina

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI


2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Keperawatan Hildegard
E.Peplau” dalam tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini,
namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka kami
memohon maaf. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
   Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar…………………………………………………………………………….. i
Daftar isi…………………………………………………………………………………... ii
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………................. 1
1.2 RumusanMasalah………………………………………………............................. 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….. 1
BAB II Pembahasan :
2.1 Sejarah Hildegard Peplau…………………………………………………………. 2
2.2 KonsepUtamaPeplau……………………………………………………................ 8
2.3 Model Teori Peplau……………………………………………………………….. 8
2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat Klien………….................. 9
2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan…………………... 12
         2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat…………………………………………….. 13
         2.5.2 Analisa Diri perawat………………………………………………................ 13
         2.5.3 KomunikasiTeraupetik……………………………………………................. 15
         2.5.4 Tujuan Komunikasi Teraupetik……………………………………………… 16
         2.5.5 Mengembangkan Helping Relationship……………………………………... 16
         2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik……………………………………… 16
         2.5.7 Tehnik Komunikasi Teraupetik ……………………………………………... 17
2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien………………………………............... 20
2.7 Tujuan Teori Peplau……………………………………………………............... 20
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau……………………………………….. 20
           

BAB III Penutup :


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 21
3.2 Saran…………………………………………………………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Ilmu keperawatan yang seringkali digunakan dalam konsep keperawatan adalah teori-
teori yang merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli dibidang ilmu keperawatan,
tokoh tersebut salah satunya adalah Peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa  tentang
model konsep dan teori keperawatan menurut peplau,  selain mahasiswa diharapkan
dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang seharusnya serta dapat
mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.

1.2   Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan teori Peplau?
b. Apa saja model teori Peplau?
c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?
d. Apa saja blending dari hubungan perawat dan klien?
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?

1.3 Tujuan Penulisan


          Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bagaimana teori keperawatan Hildegard E. Peplau
2.      Mengetahui bagaimana tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau
3.      Mengetahui bagaimana teori Peplau dan konsep 4 besar
4.      Mengetahui bagaimana hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peplau

Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma


Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College
bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa
(Psychiatrict) 1947 dan Doktor pendidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR
Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta
maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek
paruh waktu di keperawatan jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa
selama beberapa tahun dan Professor Emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana
bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam


keperawatan” 1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah
professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang
keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi konseling keperawatan” yang berasal dari
hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga
nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif
dan presiden persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika.
Dia telah bekerja /melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-
negara asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan
masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988
(komunikasi pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan
adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi dan persepsinya mengenai
keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal)
dalam keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek
keperawatan” Peplau membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi,
peran dalam kerja keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan
sebagai satu proses interpersonal.

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari
Pottstown Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian
bekerja sebagai perawat staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas
sebagai perawat untuk New York University perkemahan musim panas menyebabkan
rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi perawat sekolah di Bennington College di
Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di bidang psikologi interpersonal tahun
1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di Chestnut Lodge, pusat jiwa
swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm , Frieda Fromm-Reichmann ,
dan Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar berfokus pada
pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke
Field Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry
terletak. Di sini ia bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri
Inggris dan Amerika. Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki
yang sama seperti mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di
Amerika Serikat melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New
York City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk
lulusan kejiwaan mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota
fakultas dari College of Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di
Rutgers, Peplau menciptakan program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan
spesialis klinis di keperawatan jiwa . Dia adalah seorang penulis yang produktif dan
sama-sama terkenal untuk presentasi, pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau
penuh semangat menganjurkan bahwa perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga
mereka bisa memberikan perawatan yang benar-benar terapi untuk pasien daripada
perawatan kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan
1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh Amerika
Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar konsep
interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di
bidang keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General,
Angkatan Udara AS, dan National Institute of Mental Health . Dia berpartisipasi
dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai
presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-
1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di University
of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam
tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.

2.2 Konsep Utama Peplau


Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha
dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh
kebutuhan." Klien adalah seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju
kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan masyarakat hidup."
Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak
mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika
pasien menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk
mengenali dan merespon perlu bantuan. "

2.3 Model Teori Peplau


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan
dokter dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1. Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing
dalam situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa
membangun kepercayaan.
2. Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis,
memberikan informasi.

3. Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan;


melibatkan analisis dan sintesis dari pengalaman peserta didik.

4. Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna


keadaan hidup saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan
perubahan
.
5. Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan,
saling ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai
advokat.

           
6. Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal
untuk memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.

7. Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan


keterampilan klinis; Mengoperasikan peralatan.
           
           
2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral
yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan),
dan proses interpersonal.
1.  Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal

2.  Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan
sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan
konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan
gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :


a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai
mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja
sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling
percaya, saling mengasihi dan menghargai.

b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap


pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada
area permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan
informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana
bersahabat dan akrab.

c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis


sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu
memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui
proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.

e. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan


tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat
merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua,
tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
f.   Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan
sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus
dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan
masalah akan mudah dilakukan.

3.  Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam
model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

4.  Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi
satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara
perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas
klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a.  Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan
bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan
serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai
dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan
dan terjadi pengumpulan data.
b.  Fase identifikasi                                  
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan
untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif
dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1)  Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2)  Individu mandiri terpisah dari perawat.
3)  Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c.   Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini
merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini
perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan
seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d.  Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini
memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi
menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya
seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran
lainnya, termasuk konsultan, guru, agen keamanan, mediator,
administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak didefinisikan secara rinci
tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau,
1952).

2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan


Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang
dibahas di atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja
intelektual dimana praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi
Peplau itu. Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada
interaksi terapeutik. Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat
dan pasien untuk berkolaborasi pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke
khusus, misalnya, perasaan yang samar-samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik
tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi observasi, komunikasi, dan rekaman
sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal
dalam Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan
profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat
sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini
bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar
Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari data status
kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter adalah
"mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang
dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa
masalah muncul". Ini bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi
keperawatan mandiri.

2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat


Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar
bersama dan pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat
memakai dirinya secara theraupetik dengan mengunakan berbagai teknik
komunikasi agar perilaku klien  berubah kearah yang positif seoptimal mungkin.
             Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat harus
mempunyai ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.

2.5.2 Analisa Diri Perawat


Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada klien
didahului dengan komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan
interpersonal parawat-klien agar proses keperawatan dapat dilakukan dengan
lancer dan efektif. Dalam komunikasi theraupetik, hubungan yang dilakukan
adalah dalam rangka menolong atau membantu mengatasi masalah klien dan
alat yang efektif digunakan adalah diri perawat.
            Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum
melakukan komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi :
(1) Kesadaran Diri, (2) Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4)
Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa Tanggung Jawab.
1. Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang
teraupetik.Untuk membantu mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada
aspek perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat dari teori “Self
Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window.

                     
I II
Diketahui oleh diri sendiri Hanya diketahui oleh
Dan orang lain orang lain

III IV
Hanya di ketahui oleh Tidak diketahui oleh
Diri sendiri siapapun

Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran


yang lain.Kuadran yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu
terbuka dengan orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya
sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka
menyendiri ,pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh
orang lain namun dia tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu :
1) Mempelajari diri sendiri, 2) Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri
terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi  yang dibanggun antara
komunikator dengan komunikan, antara perawat dengan klien.Kesadaran diri
yang baik dapat menciptakan hubungan yang teraupetik yang saling
memuaskan.

           
2. Klarifikasi Diri
Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut
merupakan model yang bermakna bagi perawat dalam melaksanakan
komunikasi teraupetik.Perawat akan lebih siap dan mantap dalam
mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki
,sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.

3. Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan
mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara teraupeutik. Jika
perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih
penting,yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya
pada klien.Sehingga pada saat berbicara dengan klien,perawat harus
menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

4. Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi
keberhasilan dalam berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat
memisahkan atau member batasan yang jelas antara peran sebagai professional
dengan kehidupan pribadinya karena diri perawat sebagai intrumens dalam
menjalankan hubungan yang teraupetik.
            Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab
perawat tehadap apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung
jawab profesi.

2.5.3 Komunikasi Teraupetik


Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara
perawat-klien yang bertujaun untuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang teraupetik
tidak mungkin dacapai tanpa komunikasi.
     Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien
maupun perawat yang didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus diambil
antara perawat-klien, yaitu :
a. Tindakan diawali perawat
b. Respon reaksi dari klien
c. Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan
tujuan
d. Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun
untuk mencapai tujuan hubungan.
Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi
dengan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang
profesional denga menggunkan pendekatan personal berdasarkan perasaan dan
emosi. Didalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsur kepercayaan.  
Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara
sadar dan bertujuan dan kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan pasien,
dan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan untuk
penyembuhan pasien.

 2.5.4 Tujuan Komunikasi Theraupetik


Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila pasien percaya pada hal-hal yang di perlukan.

             2.5.5 Memngembangkan “Helping Relationship”


Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja
terjadi, namun harus dibanggun secara cermat dalam melakukan teknik
komunikasi yang teraupetik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan
penelitian tentang komunikasi teraupetik. Rogers berpen dapat bahwa
komunikasi teraupetik bukan tentang apa yang dilakukan seseorang, tetapi
bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi dengan  orang lain. Rogers
mengidentifikasi tiga factor dasar dalam mengembangkan hubungan yang
saling membantu (Helping Relationship), yaitu : 1) Pembantu harus benar-
benar iklas dan memahami tentang dirinya, 2) Pembantu harus menunjukan
rasa empati, dan 3) Individu yang dibantu harus merasa bebas untuk
mengeluarkan segala sesuatunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan.
Dengan demikian ada tiga hal yang mendasar dalam pengembangan Helping
Relationship, yaitu: Genuineness(Keiklasan), Empathy (Empati),
dan Warmth (Kehangatan).

2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik


Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat
teraupetik atau tidak,maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai
dengan perinsip-prinsip berikut ini :
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya
sendiri serta nilai yang dianut.
2.      Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling
percaya,dan saling menghargai.
3.      Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh klien .
4.      Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
5.      Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki
motifasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya
sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah
yang di hadapi.
6.      Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan
maupun frustasi.
7.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8.      Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan sebalinya
sempati yang bukan tindakan teraupetik.
9.      Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan
teraupetik.
10.  Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan
meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu
mempertahankan suatu keadaan sehat fisik,mental,social,spiritual,dan
gaya hidup .
2.5.7 Tehnik Komunikasi Theraupetik
Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat
menggunakan berbagai teknik komunikasi teruptik sebagai berikut :
1. Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam komunikasi.Dengan
mendengar perawat mengetahui perasaan klien, memberi kesempatan lebih
banyak pada klien untuk bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif
dengan tetap kritis dan korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu di
luruskan.Tujuan thenik ini adalah member sara aman klien dalam
mengungkapkan perasannya dan menjaga kestabilan emosi/psokologis klien.
Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya akan
mendengarkan disini dengan baik”.

2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien


untuk mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,
Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita
bicarakan hari ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat
member dorongan dengan cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti
apa yang saudara katakana”
3. Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang diungkapkan
klien.Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan member indikasi
perawat mengikuti pembicaraan klien.
Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”
4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau
klien berhenti karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di
peroleh tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.
Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali tentang……?”
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi perawat-
klien.
5. Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama berlangsungnya
komunikasi.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan
memfalidasi apa yang di dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien
dengan pengertian perawat, dan refleksi perasaan,yang bertujuan member
respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui
dan menerima perasaanya.Thnik refleksi ini berguna untuk :
a. Menetahui dan menerima ide perasaan
b. Mengoreksi
c. Memberi keterangan lebih jelas .
sedangkan kerugiannya adalah :
a. Mengulang terlalu sering tema yang sama
b. Dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi
6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang
penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih
spesifik,lebih jelas dan berfokus pada realitas
Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang
perhatian pada pasien.”Perawat :”Apakah saudara sudah minum obat?”.
7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan
dan pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member
informasi.
Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.
8. Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien
yang muncul selama percakapan.Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan
mengeksplorasi masalah yang penting.
Misalnay :”saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan,anda telah
di sakiti.apakah ini latar belakang masalahnya?”.
9. Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah mengajukan
pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotifasi
klien untuk bicara.Pada klien yang menerik diri,tehnik diam berarti perawat
menerima klien,
Misalnya : klien: saya jengkel pada suami saya
                    Perawat: diam (member kesempatan klien)
                   Klien: suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasan yan
gjelas, kalau saya tanya pasti marah.
10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesaehatan bagi klien.
Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di alami klien
Klien: suster, kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya
sudah minum     obat, kira-kira kenapa ya suster?
Perawat: baik saya jelaskan, penas tubuh atau suhu tubuh
meningkat dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
karena ada proses infeksi, dehidrasi atau karena
metabolisme tubuh yang meningkat.
11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada
fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan
sesak napas,salah satunya karena merokok,kami berharap anda
dapat mengurangi atau berhenti merokok.

2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien


Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena
merupakan seni penyembuhan, membantu individu yang sakit atau
membutuhkan perawatan kesehatan. Perawatan dapat dilihat sebagai proses
antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan
tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini memberikan insentif
untuk proses terapi di mana perawat dan menghormati pasien sama lain sebagai
individu, keduanya belajar dan berkembang sebagai akibat dari interaksi.
Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih stimuli dalam lingkungan
dan kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.

2.7 Tujuan Teori Peplau


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan
membantu pasien untuk mencapai kematangan kepribadian.

  2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau


       Kelebihan:                                                   
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien   untuk lebih mandiri.
    Kekurangan:
Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif. Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan
klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan,
dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan
Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa.
Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan
klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

           
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic
yang terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai
kelemahan yaitu lebih menitik beratkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat
dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada pemantapan
perkembangan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-hildegard-e-peplau/
http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/
http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier
http://nursekartikaps.blogspot.co.id/2011/12/makalah-teori-peplau.html
Dari buku :www.grahailmu.com Komunikasi Kpeperawatan Aplikasi dalam pelayanan,
Mundakir

Anda mungkin juga menyukai