Bahan Ajar KD 3.2 Iml
Bahan Ajar KD 3.2 Iml
Bahan Ajar KD 3.2 Iml
Materi pelajaran
1. Pengoperasian Motor Elektromekanik
Tahap mengoperasikan motor listrik pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu:
a. Mulai Jalan (starting)
Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 kW, pengoperasian motornya dapat
disambung secara langsung (direct on line), sedangkan daya yang besar
pengasutannya dengan pengendali awal motor (motor stater) yang bertujuan untuk
meredam aus awal yang besarnya 5 sampai 7 kali arus normal.
b. Berputar (running)
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap segera
menurun ke posisi arus normal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan sesuai
keperluan, misalnya dengan pengaturan kecepatan, pembalik arah utaran dan
sebagainya.
c. Berhenti (stopping)
Tehapan ini merupakan tahapan akhir dari pengoperasian motor dengan cara
memutuskan aliran arus listrik dari sumber tegangan listrik, yang prosesnya bisa
dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan pengereman/break), sehingga
motor berhenti sesuai keperluan.
Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog
produk serta aturan lain yang berlaku.
Rancangan Komponen
Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban
yang terpasang maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman 183.
Sehingga kita dapat menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan
data motor, maka kita dapat tentukan:
1) Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB.
Nilai pengaman dapat diperoleh dengan hitungan:
Gambar.MCB 3 fase
3) Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus
mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa,
ditanam, diudara atau didalam pipa.
Gambar.NYA 25 mm2
Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua
(KHA) minimal sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA
kabel minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A. Kita tentukan,
kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL
2000, Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A.
Jadi kabel yang dipasang adalah NYA 25 mm2.
4) Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan
sebutan Thermal Overload Relay (TOR).
Gambar.TOR
Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam
kondisi beban normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang
dililitkan pada bimetal untuk memanaskan belum cukup dapat
menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban melebihi arus
nominal semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas
kontak kontrol akibatnya arus ke beban akan putus, motor berhenti. Karena
fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan motor tepatnya kumparan
motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar arus
nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal
Overload Relay, Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting)
dengan memutar obeng minus ke angka 29 A atau mendekati angka 29.
Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya
(disesuaikan).
Dengan contoh rancangan disain instalasi beban motor tersebut kita dapat
mengembangkan rancangan secara global dengan memperhitungkan faktor
keserempakan, arus hubung singkat (Ik), selektivitas, rangkaian kontrol
serta tipe pemutus sirkit. Sehingga bila digambarkan secara keseluruhan
dimulai dari Main Distribution Panel (panel Utama) hingga pada titik
beban dapat dilihat seperti gambar dibawah:
Gambar. Instalasi tenaga sederhana
Gambar.Nameplate motor