Bahan Ajar KD 3.2 Iml

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Uraian Materi Pembelajaran

Materi : Instalasi Motor Listrik


Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami macam-macam pengendali motor listrik
4.2 Membedakan macam-macam pengendali motor listrik

Materi pelajaran
1. Pengoperasian Motor Elektromekanik
Tahap mengoperasikan motor listrik pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu:
a. Mulai Jalan (starting)
Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 kW, pengoperasian motornya dapat
disambung secara langsung (direct on line), sedangkan daya yang besar
pengasutannya dengan pengendali awal motor (motor stater) yang bertujuan untuk
meredam aus awal yang besarnya 5 sampai 7 kali arus normal.
b. Berputar (running)
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap segera
menurun ke posisi arus normal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan sesuai
keperluan, misalnya dengan pengaturan kecepatan, pembalik arah utaran dan
sebagainya.
c. Berhenti (stopping)
Tehapan ini merupakan tahapan akhir dari pengoperasian motor dengan cara
memutuskan aliran arus listrik dari sumber tegangan listrik, yang prosesnya bisa
dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan pengereman/break), sehingga
motor berhenti sesuai keperluan.

2. Jenis kendali motor listrik


Jenis kendali motor listrik ada 3 macam, diantaranya
a. Kendali manual
Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali motor konvensional
secara manual. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik
digunakan saklar manual mekanis, diantaranya adalah saklar togel (toggle switch).
Saklar merupakan tipe saklar sangat sederhana yang banyak digunakan pada
motor-motor berdaya kecil. Operator yang mengoperasikannya harus
mengeluarkan tenaga otot yang kuat.
Gambar. Kendali Manual
b. Kendali Semi Otomatis
Pada kendali semi otomatis, kerja operator sedikit ringan (tidak mengeluarkan
tenaga begitu besar), cukup dengan jari menekan tombol tekan start saat awal
menggerakan motor dan menekan tombol stop saat menghentikan putaran motor.
Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik menggunakan
konduktor magnet yang dilengkapi relay pengaman arus lebih (Thermal Overload
Relay) sebagai pemutar motor.

Gambar. Kendali semi otomatis


c. Kendali Otomatis
Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor
kerja dari sistem, sehingga dapat menghemat energi fisiknya. Deskripsi kerja dari
sistem kendali otomatis dibuat dengan suatu program dalam bentuk rangkaian
konduktor magnetyang dikendalikan oleh sensor-sensor, sehingga motor dapat
bekerja maupun berhenti secara otomatis.

Gambar. kendali Otomatis

Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar.


Gambar harus menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu
dijaga. Ada beberapa macam gambar yang dipersiapkan dalam persiapan
memasang motor listrik.

Gambar. Single line power diagram


Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya
seperti gambar 20. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan
nameplate (spesifikasi data) motor diatas maka kita dapat membuat desain :
1. Pengaman jaringan
2. Kapasitas kontaktor
3. Jenis dan penampang kabel
4. Pengaman motor
5. Sambungan kumparan motor.

Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog
produk serta aturan lain yang berlaku.

Rancangan Komponen
Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban
yang terpasang maka kita harus mengacu PUIL  2000, Tabel 5-5-2 halaman 183.
Sehingga kita dapat menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan
data motor, maka kita dapat tentukan:
1) Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. 
Nilai pengaman  dapat diperoleh dengan hitungan:

Gambar.MCB 3 fase

2) Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu


dilewati sebesar arus beban maksimum.
Gambar.Kontaktor magnet
dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman
diatasnya (MCB) yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya
yaitu P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal 15 kW. Kontaktor mempunyai
konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari bahan perak
sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang
diijinkan (fungsi arus listrik).

3) Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus
mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa,
ditanam, diudara atau didalam pipa.

Gambar.NYA 25 mm2

Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua
(KHA) minimal sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA
kabel minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A. Kita tentukan,
kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL
2000, Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan  KHA = 83 A.
Jadi kabel yang dipasang adalah NYA 25 mm2.
4) Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan
sebutan Thermal Overload Relay (TOR).

Gambar.TOR
Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam
kondisi beban normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang
dililitkan pada bimetal untuk memanaskan belum cukup dapat
menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban melebihi arus
nominal semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas
kontak kontrol akibatnya arus ke beban akan putus, motor berhenti. Karena
fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan motor tepatnya kumparan
motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar arus
nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal
Overload Relay, Ith=  28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting)
dengan memutar obeng minus ke angka  29 A atau mendekati angka 29.
Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya
(disesuaikan).

5) Sambungan Kumparan Motor


Sambungan kumparan motor harus sesuai antara spesifikasi motor dengan
tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3
x 380 Volt dan data nameplate motor  tertluis  Δ  / Y, tegangan 400/ 690  V
maka arti data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:
o Kapasitas tegangan kumparan fase 400 V;
o Sehingga yang cocok dengan pasokan PLN 380V, kumparanya
disambung  Δ (delta).
o Kumparan dapat disambung Y, tetapi operasi dalam waktu singkat
(dalam hitungan detik) atau hanya cocok untuk “Starting” yang
kemudian dikenal dengan pengasutan Bintang-Segitiga.
Catatan: Jika beban motor kapasitasnya melebihi 4 kW maka untuk
menghindari Starting Current (arus awal) yang tinggi motor tersebut harus
dioperasikan menggunakan sistem Y ke  Δ (bintang- segitiga).

Gambar.Diagram  sambungan kumparan  Δ  dan  Y

Dengan contoh rancangan disain instalasi beban motor tersebut kita dapat
mengembangkan rancangan secara global dengan memperhitungkan faktor
keserempakan, arus hubung singkat  (Ik), selektivitas, rangkaian kontrol
serta tipe pemutus sirkit. Sehingga bila digambarkan secara keseluruhan
dimulai dari Main Distribution Panel (panel Utama) hingga pada titik
beban dapat dilihat seperti gambar dibawah:
Gambar. Instalasi  tenaga sederhana

6. Nameplat pada Motor Listrik


Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber
pasokan lain harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada
nameplate motor. Untuk keperluan disain instalasi yang penting untuk
dicatat minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.

Gambar.Nameplate motor

Spesifikasi motor dari data nameplate:


Tegangan                   :   400 V / 690  V
Arus listrik                   :   29  /  17   A
Daya   P                      :   15  kW
Sambungan                :    Δ  /  Y
Indek Proteksi             :   54

Anda mungkin juga menyukai