UAS Biofarma

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

NAMA: BENY PUTRA SANDY

191FF04010

MATRIKULASI FA1

1. Absorspsi adalah suatu proses pergerakan obat yang sudah terlarut dari tempat
pemberian kedalam sirkulasi darah melalui membrane pada tempat pemberian obat.
 K = Tetapan absorbsi
 Pm = Tetapan permeabelitas
 Lag Time = Waktu pada titik perpotongan pada sumbu x
2. Alat dan teknik absorbsi obat
 Absorbsi invitro: alat yang di gunakan Tabung Crane and Wilson

 Absorbsi secara insitu: alat infus dan spektrofotometer uv-vis. Prinsip kerja
spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa
molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron
tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi
lebih tinggi. Prinsip kerja infus yang memanfaatkan konsep sifat zat cair dan
tekanan osmotik pada zat cair.
 Absorbsi perkutan invitro: Sel difusi Franz. Prinsip kerja dari sel difusi
Franz adalah dengan meletakkan membran semi permeabel di antara
kompartemen donor dan reseptor, kemudian senyawa-senyawa yang masuk ke
dalam cairan reseptor diukur kadarnya menggunakan HPLC (High
Performance Liquid Cromatography), fase gerak metanol:aquabidest (80:20)
pH 3,5 dengan asam
3. Komposisi cairan CUB, CLB dan Dapar Phosfat pH 7,4
 Pembuatan CUB (Farmakope Indonesia edisi IV)
Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dalam 250 mL air, campur dan
tambahkan 100 mL natrium hidroksida 0,2 N dan 400 mL air. Tambahkan 10
g pankreatin P, campur, dan atur pH hingga 7,5 ± 0,1 dengan natrium
hidroksida 0,2 N. Encerkan dengan air hingga 1000 mL.
 Pembuatan CLB (Farmakope Indonesia edisi IV)
Larutkan 2 g natrium klorida P dan 3,2 pepsin P dalam 7 mL asam klorida P
dan air secukupnya hingga 1000 mL. Larutan mempunyai pH ± 1,2.
 Pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat
ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan
100 ml aquadest bebas CO 2 dipipet 20 ml dilarutkan dengan 100 ml aquadest
bebas CO 2 dipipet 80 ml campuran ditambahkan 0,44 g/100 ml NaCl diaduk
sampai larut dan dihomogenkan Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis
4. HCL 6 N, NaNO2 10%, asam amidosulfat 15%, dan NaoH 10% masing-masing 100
ml.
5. Perhitungan ialah:
- 0,5 ml Hcl 6N
- 1 ml NaNo2 10%
- 1 ml as. Amidosulfonat 15 %
- 2,5 ml NaOH 10%
ad 100 ml
Untuk 50 ml semua bahan dibagi 2
- 0,25 ml HCL 6N
- 0,5 ml NaNo2 10 %
- 0,5 ml As. Amidosulfat 15%
- 1,25 ml NaOH 10%
- ad 50 ml
6. Larutan induk Parasetamol 1000 bpj sebanyak 50 mL.
Paracetamol 1000 bpj = 1000 µg / 50 mL
= 50.000 µg / 50 mL
= 50 mg / 50 mL
7. Seri konsentrasi : 30 bpj sebanyak 10 mL yang diencerkan dari larutan induk.
30 bpj
= V1 x C1 = V2 x C2
= V1 x 1000 bpj = 10 mL x 30 bpj
= 0,3 mL
8. Q = 50 ml/ 30 menit = 1,6 ml/menit
Perhitungan kosentrasi
 C0
 y = 0,067x -0,012
0,358 = 0,067x -0,012
x = 0,358 + 0,012/ 0,067
= 0,37/ 0,067 = 5,52 ppm
 C0 = x * FP
= 5,52 ppm* 100 = 552 ppm
 C1
 y = 0,067x – 0,012
0,231 = 0,067x – 0,012
x = 0,231 + 0,012/ 0,067
= 0,243/ 0,067 = 3,62 ppm
 C1 = x * FP
= 3,62 ppm* 100 = 362 ppm
 In a/C0 = - 2 x ƪ x r x Papp
Q
 In 362/552= -2 x 20 cm x 0,5 cm x Papp/ 1,6 ml/menit
-0,4219 = -12,5 Papp
Papp = 0,0337 ml/cm2 . menit
9. Menit ke- 5
C  x = (Y- A) / B
= (0,555 - 0,081) / 0,0812
= 5,837
Qb' = C x vol. cairan reseptor
= 5,837 x 7 mL
= 40,859
Fk = C x vol. sampling
= 5,837 x 3 mL
= 17,511
Qb = Qb' + Fk kumulatif
= 40,859 + 0
= 40,859

- Menit ke- 15
C  x = (Y- A) / B
= (0,459 - 0,081) / 0,0812
= 4,655
Qb' = C x vol. cairan reseptor
= 4,655 x 7 mL
= 32,585
Fk = C x vol. sampling
= 4,655 x 3 mL
= 13,965
Qb = Qb' + Fk kumulatif
= 32,585 + 17,511 + 0
= 50,096

- Menit ke- 30
C  x = (Y- A) / B
= (0,274 - 0,081) / 0,0812
= 2,376
Qb' = C x vol. cairan reseptor
= 2,376 x 7 mL
= 16,635
Fk = C x vol. sampling
= 2,376 x 3 mL
= 7,128
Qb = Qb' + Fk kumulatif
= 16,635 + 17,511 + 13,965 + 0
= 48,111

- Menit ke- 60
C  x = (Y- A) / B
= (0,16 - 0,081) / 0,0812
= 0,9729
Qb' = C x vol. cairan reseptor
= 0,9729 x 7 mL
= 6,8103
Fk = C x vol. sampling
= 0,9729 x 3 mL
= 2,9187
Qb = Qb' + Fk kumulatif
= 6,8103 + 17,511 + 13,965 + 7,128 + 0
= 45,4143

10. Pengertian Teknik Uji

a. In vitro (dalam kaca) mengacu prosedur perlakuan yang diberikan dalam

lingkungan terkendali di luar organisme hidup. Jadi peralatan dan lingkungan

dibuat sedemikian sehingga menyerupai keadaan di dalam tubuh makhluk hidup.

Sebagai contoh dalam pembuatan obat yang akan larut di lambung. Maka ada uji

dissolusi yang dilakukan dengan keadaan hampir sama dengan di lambung. Obat

diuji dalam cairan HCl 0.1 N yang menginterpretasikan cairan lambung. Suhunya

pun dijaga sesuai dengan keadaan lambung 37oC.

b. Penelitian pada hewan dan uji klinis adalah salah satu penerapan in vivo.

Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menguji hasil temuan in vitro karena

lebih cocok untuk mengamati efek keseluruhan pada subjek hidup. Hewan yang
seringkali dijadikan objek uji klinis adalah tikus putih (mencit), hal ini atas

pertimbangan kesamaan sebagian besar organ dalam dengan manusia.

c. Metode Uji Insitu merupakan suatu metode uji yang dilakukan dalam organ target

tertentu yang masih berada dalam sistem organisme hidup

Anda mungkin juga menyukai