Jenis Jenis Letak Perusahaan
Jenis Jenis Letak Perusahaan
Jenis Jenis Letak Perusahaan
Letak perusahaan yang terikat pada alam pada umumnya karena ketersediaan dan kemudahan
bahan baku. Perusahaan yang berkaitan dengan bahan-bahan tambang pada umumnya
terletak di daerah faktor produksi alamnya, seperti perusahaan timah, emas, minyak bumi,
dan sebagainya.
Contoh:
Perusahaan pembibitan bunga memilih letak di Puncak karena iklimnya mendukung dan
sebagainya.
Dalam hal ini perusahaan menjalankan aktivitasnya di suatu daerah tertentu karena alasan
yang hanya dapat dijelaskan berdasarkan sejarah. Letak perusahaan ini hanya dapat dijelaskan
dengan adanya sejarah dilokasi itu. Jika badan usaha bergerak di bidang yang sifat usahanya
turun-temurun, maka harus dicari daerah yang sudah menjadi trademark bagi masyarakat. Dan
tempat ini sesuai dengan perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang memiliki
kekhasan. Misalnya, produksi batik di Yogyakarta, payung di Tasikmalaya.
Contoh:
Batik Yogyakarta
Perusahaan batik banyak didirikan di Yogyakarta, Karena pada mulanya batik dikerjakan
para wanita keraton untuk mengisi waktu senggangnya. Seni kerajinan ini kemudian
menyebar luas ke sekitarnya dan pada umumnya dikerjakan masyarakat untuk mengisi
waktu karena tidak ada perkerjaan di sawah. Dalam perkembangannya, kegiatan ini
diorganisir dalam perusahaan di Yogyakarta dengan pertimbangan di daerah tersebut
tersedia banyak tenaga kerja andal di bidang pembatikan, disertai dengan dukungan
budaya yang kuat dari masyarakat sekitarnya.
Payung Geulis Khas Tasikmalaya
Sejarah Singkat Payung Geulis Tasikmalaya Masyarakat sunda merupakan masyarakat
yang terbuka terhadap perubahan, akan tetapi bagi masyarakat sunda, kebudayaan dapat
di terima atau ditolak tergantung dengan tradisi dan kebudayaannya. Pada awalnya
industri kerajinan ini merupakan milik etnis China yang bermukim di jalan Babakan
Payung, Kota Tasikmalaya. Orang China membawa payung dari daerahnya dan di
kenalkan kepada masyarakat Tasikmalaya dan masyarakat Tasikmalaya sangat menyukai
payung yang dibawa oleh orang China tersebut. Kemudian masyarakat Tasik-pun
mengembangkannya menjadi kerajinan Tasikmalaya. Ketika industri ini mulai
menguntungkan secara ekonomis maka mulai banyak warga sekitar yang beralih
pekerjaan. Dan salah satu yang menjadi pengrajin payung, adalah Bapak Warsono, yang
pada awalnya bekerja sebagai petani kemudian beralih bekerja pada industri payung
milik Ban Lee (etnis China), dan akhirnya mendirikan kerajinan payung geulis di Desa
Panyingkiran, Kecamatan Indihiang.
Perkembangan Industri Kerajinan Payung Geulis di Kecamatan Indihiang Kabupaten
Tasikmalaya. Keberadaan industri kerajinan payung geulis di Kecamatan Indihiang tidak
dapat dilepaskan dari industri kerajinan payung geulis di Tasikmalaya. Diperkirakan
industri ini telah ada di wilayah Kecamatan Tasikmalaya pada sekitar abad ke-19. Usaha
kerajinan merupakan suatu kegiatan yang diwariskan dari generasi satu ke generasi
berikutnya, sehingga akhirnya kegiatan ini menjadi ciri khas masyarakat di Kecamatan
Indihiang. Perkembangan awal industri kerajinan payung geulis di Kecamatan Indihiang
tidak dapat dilepaskan dari peranan H. Syahrod yang telah tiada. Namun kini dilanjutkan
oleh generasi ke-empat dari keturunan beliau. Setelah memiliki modal sendiri dan
menguasai bidang usaha ini, beliau mendirikan industri kerajinan payung geulis di
Kecamatan Indihiang, tepatnya di Desa Panyingkiran. Pada masa itu, keterampilan
membuat payung merupakan usaha sampingan diluar sektor pertanian, ketika menunggu
musim panen, warga sekitar bekerja sebagai pengrajin milik H. Syahrod, sehingga
pekerjaan ini dapat memberikan penghasilan tambahan, bagi masyarakat umum. Pada
perkembangan selanjutnya, usaha kerajinan payung menunjukkan peningkatan yang
sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari ketertarikan warga sekitar untuk menekuni
usaha payung. Maka para wanita mulai menekuni bidang usaha ini. (Syahrod, 1968 :
wawancara dengan Asri 2013). Keberadaan industri kerajinan payung geulis di
Kecamatan Indihiang telah menarik minat wanita khususnya yang sudah berkeluarga
untuk terlibat dalam industri ini. karena hal tersebut merupakan proses yang cukup
panjang. Hal ini terjadi karena keadaan sosial budaya yang berkembang di masyarakat
masih berorientasi bahwa lelaki bertanggung jawab untuk mencari nafkah, sedangkan
wanita bertanggung jawab pada rumah tangga.
Dalam hal ini letak perusahaan ditentukan pemerintah atas dasar pertimbangan keamanan,
politik, kesehatan, dan sebagainya. sebagai contoh, letak perusahaan bahan kimia yang
berbahaya ditentukan lokasi yang agak terisolir dari masyarakat sekitar dengan harapan
limbah yang dihasilkan perusahaan tersebut tidak mengganggu masyarakat, ataupun bilamana
pada suatu saat terjadi sesuatu yang tidak diharapkan terhadap perusahaan tersebut,
dampaknya dapat ditekan serendah mungkin
Faktor-faktor yang berpengaruh penting dalam kaitannya dengan pemilihan letak perusahaan
yang bersifat industri adalah kedekatan bahan mentah dan ketersediaan bahan mentah,
ketersediaan tenaga air, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan modal, kemudahan
transportasi serta kedekatan pasar, dan kesesuaian iklim.
http://ikachan22.blogspot.com/2016/11/makalah-penentuan-letak-perusahaan.html
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/catatan-sejarah-pertambangan-timah
https://docplayer.info/67259482-Bab-ii-payung-geulis-khas-tasikmalaya-2-1-sejarah-singkat-payung-
geulis-tasikmalaya.html
STUDI KASUS
Ini Alasan Yakult Bangun Pabrik di Mojokerto
Disfiyant Glinmourinse
Kamis, 6 November 2014
Sebelumnya, Yakult sudah membangun pabrik di kawasan Cicurug Sukabumi Jawa Barat
pada 1997, menggantikan pabriknya yang berdiri di kawasan Pasar Rebo pada 1990.
“Dulu kami pertama kali membuka di Sukabumi, itu menggantikan di Pasar Rebo. Itu
mencover semua permintaan. Pada awalnya mencakup Jawa dan Sumatera. Tapi ada
keinginan kami untuk mulai kembangkan di Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara,”ujar
Manging Director PT Yakult Indonesia Persada Indra Tjahjono, di Mojokerto, Kamis
(6/11/2014).
“Ini juga menjadi pertimbangan kami, bahwa proses delivery dari Sukabumi terlau jauh ke
Indonesia Timur. Jadi, dipilih di sini. Lebih dekat untuk delivery ke daerah Jatim,
Kalimantan, dan Sulawesi,”katanya.
Pabrik di Ngoro berkapasitas produksi sekitar 1,2 juta botol yakult per hari. Jika digabungkan
dengan total produksi di pabrik Sukabumi yang 3,6 juta botol per hari, maka yakult mampu
memenuhi kebutuhan konsumen per hari di seluruh Indonesia.
Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa PT Yakult membangun pabrik baru di
Mojokerto dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, yaitu faktor transportasi pendistribusian
dan faktor kedekatan pasar.
Dimana dalam faktor kedekatan karena proses delivery ke daerah Jatim, Kalimantan,
Sulawesi lebih dekat. Karena lebih dekat jadi transportasi pendistribusian lebih lancar dan
tidak memerlukan waktu yang lama.