LP Hipertensi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR MEDIS


A. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal dan pembuluh dara dan makin tinggi tekanan darah makin besar
resikonya (Sylvia A. Price) (Nurarif & Kusuma, 2015).
Peningkatan tekanan darah secara terus menerus hingga melebihi batas
normal. Tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg adalah tekanan sistolik lebih
tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg
(Manurung, 2015).
Hipertensi sering juga disebut dengan pembunuh diam-diam (silent killer),
karena penderita hipertensi mengalami kejadian tanpa gejala (asymptomatic).
Hipertensi yang tidak segera dideteksi dan diterapi dengan menyebabkan infark
miokard, stroke, gagal ginjal dan kematian (Handayani, Rusli, & Ibrahim, 2014).
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Nurarif & Kusuma,
2015) :
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Disebut juga hipertensi adiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktifitas, saraf
simpatik, system renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : Obesitas, merokok, alcohol dan
polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hepertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi di usia lanjut dapat dibedakan menjadi :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan usia lanjut adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah periger
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Nurarif & Kusuma, 2015):
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang nmemeriksa. Hal
ini berarti hipertensi hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan arteri tidak terukur
b. Gejala lajim
Sering dikatakan bahwa gejala terlajim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlajim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :


a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. MUal
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
- Hb/Ht : Untuk mengkaji hubugan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal da nada
DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopita
3. EKG : Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal
5. Photo dada : Menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung (Nurarif & Kusuma, 2015).
E. KOMPLIKASI
Hipertensi yang dibiarkan tidak tertangani dapat mengakibatkan (Harianto & Rini,
2015):
1. Transien Iskemik Attact
2. Strocke/CVA
3. Gagal jantung
4. Infark miokard
5. Distrimia Jantung
F. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan denganpencapaian dan
pemeliharaan tekanan dara dibawah 140/80 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertasi meliputi :
a. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tujuan suporsif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat meliputi :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
 Menghentikan merokok
2) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai 4 prinsip yaitu :
 Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
 Intensitas olahraga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobic atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
 Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
 Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
3) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputu :
 Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan Biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatic seperti nyeri keoala dan migran, juga untuk gangguan psikologis
seperti kecemasan dan ketegangan.

 Tehnik relaksasi
relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
4) Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga untuk mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan
seumur hidup penderita.
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi : Nama pasien, Umur, Jenis kelamin, Suku/Bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, No.RM
b. Keluhan Utama
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik meliputi peningkatan
frekuensi denyut jantung, disritmia, dan takipnea.
c. Alasan masuk rumah sakit
Alasan masuk rumah sakit dikarenakan pasien memiliki keluhan lemah,
sulit bernapas, dan kesadaran menurun (Nurarif & Kusuma, 2015).
d. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya, beberapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala
yaitu sakit kepala, kelelahan, selah, susah nafas, mual, gelisah, kesadaran
menurun, pengelihatan menjadi kabur,  tinnitus (telinga berdenging), palpitasi
(berdebar-debar), kaku kuduk, tekanan darah diatas normal, gampang marah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
e. Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami
sebelumnya. Misalnya : Klien pernah memiliki riwayat penyakit gagal dank lien
mengalami sangit yang sangat berat.
f. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
sekitar 15-35%.Suatu penelitian pada orang kembar, hipertensi terjadi 60% laki-
laki dan 30-40% perempuan. Hipertensi usia dibawah 55 tahun terjadi 3,8 kali
lebih sering pada orang dengan riwayat hipertensi keluarga.
g. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan kirama jantung, takipnea.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner/katup
dan penyakit serebrovaskuler, episode palpitasi, perpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, denyutan nadi jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kepiler mungkin
lambat/bertunda.
3) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola
bicara.
4) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal pada masa lalu).
5) Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir-akhir ini
(meningkat/menurun) riwayat penggunaan diuretic.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6) Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi
pada saat bangun tidur dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses piker atau ingatan, penurunan kekuatan genggaman tangan.
7) Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung) sakit kepala.
8) Pernafasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea,
dyspnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9) Kenyamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi/regiditas ventrikuler, iskemia miokard.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan   
keperawatan.
Kriteria hasil :
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
 Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
a. Monitor Tekanan Darah
b. Anjurkan klien membatasi aktivitas
c. Anjurkan teknik relaksasi
d. Pantau respon terhadap obat untuk mengotrol tekanan darah
2. Nyeri b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
 Pasien mengungkapkan tidak adanya nyeri
 Pasien tampak nyaman
 TTV dalam batas normal
Intervensi :
a. Anjurkan meminimalkan aktivitas yang dapat menigkatkan sakit kepala
b. Kolaborasi rujukan pasien ke puskesmas untuk pemberian analgetik atau
penurun tekanan darah
c. Pertahankan lingkungan yang tenang
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan
keperawatan 
Kriteria hasil :
 Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari
 Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas
Intervensi :
a. Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
b. Instruksikan pasien tentang penghematan energy
c. Kaji respon pasien terhadap aktifitas
d. Observasi TTV tiap 4 jam
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
Tujuan : Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah
dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil.
 Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi
 Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program
Intervensi :
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress.
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama,  dosis, waktu pemberian, tujuan
dan efek samping atau efek toksik.
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter.
e. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan.
5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik
Tujuan : Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria hasil :
 Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan.
 Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan  perawatan
diri.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri.
b. Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas
c. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan
klien / atas keberhasilannya
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D. S., Rusli, R., & Ibrahim, A. (2014). Analisis Karakteristik Dan Kejadian Drug
Related Problems Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Temindung Samarinda. Jurnal
Sains Dan Kesehatan, 1, 75–81.
Harianto, A., & Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. (A.-R. Media, Ed.).
Yogyakarta.
Manurung, N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. (KDT, Ed.).
Jakarta.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai