LP Hipertensi
LP Hipertensi
LP Hipertensi
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Nurarif & Kusuma, 2015):
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang nmemeriksa. Hal
ini berarti hipertensi hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan arteri tidak terukur
b. Gejala lajim
Sering dikatakan bahwa gejala terlajim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlajim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Tehnik relaksasi
relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
4) Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga untuk mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan
seumur hidup penderita.
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi : Nama pasien, Umur, Jenis kelamin, Suku/Bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, No.RM
b. Keluhan Utama
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik meliputi peningkatan
frekuensi denyut jantung, disritmia, dan takipnea.
c. Alasan masuk rumah sakit
Alasan masuk rumah sakit dikarenakan pasien memiliki keluhan lemah,
sulit bernapas, dan kesadaran menurun (Nurarif & Kusuma, 2015).
d. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya, beberapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala
yaitu sakit kepala, kelelahan, selah, susah nafas, mual, gelisah, kesadaran
menurun, pengelihatan menjadi kabur, tinnitus (telinga berdenging), palpitasi
(berdebar-debar), kaku kuduk, tekanan darah diatas normal, gampang marah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
e. Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami
sebelumnya. Misalnya : Klien pernah memiliki riwayat penyakit gagal dank lien
mengalami sangit yang sangat berat.
f. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
sekitar 15-35%.Suatu penelitian pada orang kembar, hipertensi terjadi 60% laki-
laki dan 30-40% perempuan. Hipertensi usia dibawah 55 tahun terjadi 3,8 kali
lebih sering pada orang dengan riwayat hipertensi keluarga.
g. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan kirama jantung, takipnea.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner/katup
dan penyakit serebrovaskuler, episode palpitasi, perpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, denyutan nadi jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kepiler mungkin
lambat/bertunda.
3) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola
bicara.
4) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal pada masa lalu).
5) Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir-akhir ini
(meningkat/menurun) riwayat penggunaan diuretic.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6) Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi
pada saat bangun tidur dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses piker atau ingatan, penurunan kekuatan genggaman tangan.
7) Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung) sakit kepala.
8) Pernafasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea,
dyspnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9) Kenyamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi/regiditas ventrikuler, iskemia miokard.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
a. Monitor Tekanan Darah
b. Anjurkan klien membatasi aktivitas
c. Anjurkan teknik relaksasi
d. Pantau respon terhadap obat untuk mengotrol tekanan darah
2. Nyeri b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
Pasien mengungkapkan tidak adanya nyeri
Pasien tampak nyaman
TTV dalam batas normal
Intervensi :
a. Anjurkan meminimalkan aktivitas yang dapat menigkatkan sakit kepala
b. Kolaborasi rujukan pasien ke puskesmas untuk pemberian analgetik atau
penurun tekanan darah
c. Pertahankan lingkungan yang tenang
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria hasil :
Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari
Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas
Intervensi :
a. Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
b. Instruksikan pasien tentang penghematan energy
c. Kaji respon pasien terhadap aktifitas
d. Observasi TTV tiap 4 jam
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
Tujuan : Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah
dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil.
Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program
Intervensi :
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress.
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan
dan efek samping atau efek toksik.
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter.
e. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan.
5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik
Tujuan : Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria hasil :
Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan.
Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan
diri.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri.
b. Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas
c. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan
klien / atas keberhasilannya
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, D. S., Rusli, R., & Ibrahim, A. (2014). Analisis Karakteristik Dan Kejadian Drug
Related Problems Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Temindung Samarinda. Jurnal
Sains Dan Kesehatan, 1, 75–81.
Harianto, A., & Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. (A.-R. Media, Ed.).
Yogyakarta.
Manurung, N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. (KDT, Ed.).
Jakarta.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta.