Perbaikan Peralatan Listrik Berbasis Motor

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

PROSEDUR PERAWATAN

PERALATAN LISTRIK YANG


MENGGUNAKAN MOTOR DC

Kompetensi Dasar (KD) :

3.3 Menerapkan prosedur perawatan peralatan listrik yang


menggunakan motor listrik DC.

4.3 Melakukan perawatan peralatan listrik yang menggunakan


motor listrik DC.

DWI ARI WAHYUDI, ST


Prosedur perawatan peralatan listrik MODUL 2

yang menggunakan motor listrik DC

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Para peserta didik, selamat bertemu kembali. Bagaimana perkembangan studi


Anda sekarang? Tentu baik, bukan ? Baiklah para peserta didik, sekarang siapkan diri
Anda untuk mengonstruksi kembali pengetahuan baru. Kali ini kita akan berbicara
tentang perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor dc.
Perawatan adalah usaha yang dilakukan secara rutin agar peralatan atau sistem
dalam keadaan siap pakai. Dalam prakteknya kegiatan perawatan dapat dibedakan
yaitu : (1) Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance), (2) Perawatan
Perbaikan (Corrective Maintenance).
Perawatan Pencegahan : Adanya Perawatan rutin yang meliputi: Pemeriksaan;
pengujian, pembersihan, perbaikan ringan, pengecatan, pelumasan dan pengaturan.
Perawatan Perbaikan : Memperbaiki atau mereparasi peralatan mesin–mesin listrik
yang mengalami gangguan atau kerusakan, hal ini dilakukan jika mesin tidak bisa
dioperasikan dan perlu ada tindakan lebih lanjut.
Modul Perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor dc merupakan bagian
dari mata pelajaran perbaikan peralatan listrik. Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik, Program keahlian Teknik ketenagalistrikan,.
Modul ini bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta pelatihan/Siswa Diklat tentang Perawatan dan Perbaikan Mesin Arus Searah
meliputi Perawatan, perbaikan bagian-bagian mekanik dan elektrik, menggulung-
ulang Kumparan jangkar serta uji coba hasil Perawatan dan perbaikan.

1
B. PRASYARAT
Untuk dapat mengikuti modul ini, diharapkan peserta didik harus sudah
menyelesaikan modul dasar kelistrikan dan modul mesin arus searah.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Pesrta didik


Sebelum mempelajari materi pada modul ini beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
a. Memahami tujuan pembelajaran dari kompetensi dan sub kompetensi yang
ingin dicapai.
b. Membaca dan memahami seluruh materi pembelajaran yang disajikan.
c. Semua tugas pada modul ini harus dikerjakan secara tuntas dan minta
penjelasan pada guru pembimbing bila mengalami hambatan belajar.
d. Penilaian tingkat keberhasilan anda akan dilakukan evaluasi baik terhadap
aspek pengetahuan melalui latihan – latihan dan tes tertulis dan aspek
ketrampilan melalui tugas praktik.

2. Petunjuk Bagi Guru


a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta dalam mengikuti modul ini
dilakukan evaluasi terhadap aspek pengetahuan melalui evaluasi secara
tertulis, maupun melalui pengamatan saat mengerjakan tugas-tugas yang
telah disediakan dan mencatat kemajuannya.
b. Membantu dan membimbing siswa/peserta diklat dalam pelaksanaan proses
belajar.

D. TUJUAN BELAJAR

Setelah selesai mempelajari modul ini di harapkan peserta didik dapat :

1. Mengindentifikasi bagian bagian utama motor dc.


2. Mengindentifikasi perkakas kerja dan alat uji perawatan.
3. Melakukan prosedur perawatan motor dc.

2
E. PETA KONSEP BAHASAN

PROSEDUR PERAWATAN
PERALATAN LISTRIK YANG
MENGGUNAKAN MOTOR DC

Bagian – bagian utama


Prosedur perawatan
motor dc, Perkakas kerja
motor dc
dan alat uji perawatan

3
Kegiatan
Bagian – bagian utama motor dc, Belajar 1
Perkakas kerja, dan alat uji perawatan

a. Tujuan
Pada unit ini anda akan belajar tentang konstruksi dan bagian-bagian dari motor
dc yaitu, bagian-bagian mekanik dan kelistrikan. Setelah mempelajari materi ini
anda diharapkan dapat :
1. mengidentifikasi bagian-bagian mekanik dan kelistrikan motor dc
2. Menentukan jenis dan tipe motor dc
3. Menjelaskan fungsi bagian utama motor dc

b. Uraian Materi
a) Komponen utama motor DC
Dilihat dari sudut kegunaan utamanya, motor listrik arus DC dapat dibagi
dalam dua kelompok utama yaitu : Motor-motor Listrik dan Generator atau
sering disebut dinamo. Suatu motor listrik pada intinya dapat dianggap terdiri
dari bagian-bagian yang diam yang dinamakan stator (rangka) dan suatu
bagian yang berputar dinamakan rotor, pada mesin arus searah lazim disebut
jangkar.
Dalam konversi energi, baik dari energi listrik ke energi mekanik (motor) atau
dari energi mekanik ke energi listrik (Generator) selalu melalui suatu medium
medan magnit. Dalam hal ini ada 3 parameter yang selalu berinteraksi yaitu :
1. Fluksi magnit
2. Konduktor berarus
3. Gerak (force)
Ketiga parameter tersebut dipenuhi dengan adanya:
1. Kumparan medan
2. Kumparan jangkar
3. Sistem poros dan bantalan
Mesin listrik arus searah terdiri dari lima bagian utama yaitu:
4
1. Poros yang terbuat dari baja
2. Inti rotor terbuat dari plat dinamo
3. Kumparan Rotor
4. Kumparan medan
5. Komutator dilengkapi dengan lamel - lamel sebagai terminal kumparan
rotor motor

1. Stator
Pada motor dc, stator berfungsi sebagai bagian dari rangkaian magnetik
yang biasanya di buat dari besi tuang. Pada stator terdapat seperangkat
kutub-kutub medan yang dibuat dari inti laminasi baja pelat dan
kumparan medan dipasangkan pada kutub-kutub medan tersebut.

5
Sepatu kutub dibuat dari besi lapis yang cukup tipis (plat dinamo) yang
dijadikan satu, dimasukkan kedalam kumparan magnitnya yang telah
dibungkus isolasi yang memadai. Sepatu kutub ini dipasangkan pada
rangka (yoke) yang sekaligus jadi badan mesin dengan dua buah baut
Bagian dalam badan mesin (yoke) dibubut agar sepatu kutubnya
mempunyai celah udara serapat mungkin (minimum) dan lingkaran dalam
betul-betul bulat.

2. Kumparan Medan

Kumparan medan juga dikenal dengan kumparan penguat untuk


menghasilkan medan magnit pada kutub utama ( main pole ).

3. Rotor atau Jangkar


Rotor motor dc dilengkapi dengan komutator dengan lamel - lamel
sebagai terminal kumparan rotor motor dan dipasangkan pada poros.
Rotor dibuat dari plat-plat tipis baja campuran dalam bentuk tertentu.
Alur-alur pada rotor dibuat untuk meletakkan lilitan rotor.

6
4. Bantalan (Bearing)

Bantalan pada motor berfungsi sebagai :

1. Memperlancar gerak putar poros


2. Mengurangi gesekan putaran dan perlu diberi pelumas
3. Penstabil poros terhadap gaya horizontal dan gaya vertikal poros
motor.

Menurut tipe bantalan (bearing) dapat dibedakan antara lain:

1. Bantalan peluru
2. Bantalan roller
3. Bantalan bos

5. Tutup (End Plate)

Tutup rangka mesin

7
Pada setiap motor mempunyai 2 (dua) buah tutup, masing masing
ditempatkan pada dua sisi rangka di ikat dengan baut. Kedua tutup
tersebut befungsi sebagai :

1. Dudukan bantalan poros motor


2. Titik center antara rotor atau poros dengan rumah stator
3. Pelindung bagian dalam motor

6. Bagian Mekanik Sikat Arang

Sikat karbon ditempatkan diatas perputaran komutator berfungsi sebagai


jaringan untuk memindahkan arus antara jangkar dan kumparan medan.
Peralatan sikat, terdiri dari pemegang sikat (A) yaitu tempat dudukan
sikat yang diikatkan pada rangka mesin, (B) Sikat arang, (C) Komutator
dan (D) Pegas. Dengan tekanan pegas sikat arang akan selalu menekan
pada komutator tanpa mengganggu kelancaran putaran rotor. Setiap
sikat terpasang pada dudukan sikat, yang disatukan dengan pegas untuk
mempertahankan tekanan sikat yang konstan pada komutator.
Perlengkapan (Rigging Brush) digunakan untuk dukungan pemegang
sikat terdiri dari sepatu dan gagang sikat.

8
Sekalipun sudah dibentuk, nyatanya kita tidak dapat membuat sikat
arang berbentuk lengkungan seperti lengkungan komutatornya terutama
ujungujung sikat arangnya. Bersihkan selalu serbuk arang dan abrasi
lainnya dengan memakai sikat halus atau alat penghisap debu.

b) Perkakas kerja dan Alat Uji perawatan


1. Alat-Alat Tangan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan “peralatan” untuk
pengerjaannya. Tanpa alat / perkakas hampir dapat dipastikan bahwa
pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Mengingat pentingnya alat /
perkakas sebagai penunjang perawatan dan perbaikan , maka wajib bagi
peserta diklat untuk mengenal nama, bentuk dan penggunaannya yang
tepat. Untuk pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan listrik
diperlukan berbagai jenis alat/perkakas dan berdasarkan kepentingan
pemakaiannya dapat dibedakan yaitu : alat / perkakas pokok dan alat /
perkakas bantu. Alat / perkakas pokok merupakan peralatan yang wajib
tersedia dan paling sering dipakai untuk pekerjaan perwatan.

a) Obeng

Alat tangan yang digunakan sebagai pemutar sekerup dinamakan obeng.


Batang obeng dibuat dari baja dengan pemegang kayu atau plastik. Sesuai
dengan macam sekrup yang ada, maka obeng terdapat dua macam, yaitu :
obeng rata dan obeng bintang. Kedua macam obeng ini dibuat dengan
banyak macam ukuran pula. Ukuran diperhitungkan dengan panjang
batang dalam satuan inchi.

9
b) Tang

Seperti halnya obeng, tang dibuat beraneka ragam untuk beraneka


penggunaan. Misalnya untuk memegang benda kerja, memotong kawat,
membuat mata (loop) dan sebagainya.

Tang pembulat ada yang berbentuk panjang (long nose pliers) dan pendek
(chain nose pliers). Ada pula yang bagian ujungnya dibengkokkan (curved
nose pliers). Tang memotong digunakan hanya untuk memotong kawat.
Salah satu bagian samping kepalanya dibuat tajam, yaitu bagian yang dipakai
untuk memotong.

c) Kunci

Yang dimaksud dengan kunci adalah alat/perkakas yang dapat digunakan


untuk memutar baut-mur. Kunci dibuat dari baja dan diperkeras supaya tidak
mudah aus. Kunci-kunci pas dan sock tercantum pada Gambar 3-4. Ukuran
kunci ditetapkan menurut lebar lubang kunci atau sama dengan diameter
baut murnya, dalam satuan inchi atau milimeter.

10
d) Martil/Palu

Martil merupakan alat yang benar untuk mukul. Kecuali martil tidak
dibenarkan memakai alat lain untuk memukul benda kerja. Akibat kesalahan
menggunakan alat pemukul, hasil kerja tidak akan memuaskan, bahkan
kadang-kadang merusakkan alat yang dipakainya.

Karena kerja pemukulan itu beraneka macam sifat dan bentuknya, maka
dibuat beberapa jenis martil yang sesuai dengan keperluannya. Tiap jenis
wajib dimengerti penggunaannya agar menghasilkan pekerjaan yang
memuaskan. Martil berbentuk bulat, gunanya untuk memukul bagian yang
cekung atau cembung, selain itu juga dapat digunakan untuk keperluan
mengeling. Martil kepala lunak digunakan untuk memukul benda-benda yang
sifatnya tidak keras atau lunak atau untuk memukul benda yang bahannya
mudah pecah, misalnya benda-benda dari besi tuang yang agak tipis. Kepala
martil ini dibuat dari baja yang dibungkus dengan bahan plastik atau karet
keras, akan tetapi ada pula yang seluruh bagian kepalanya terbuat dari plastik
atau karet keras. Martil karet bagian kepala secara keseluruhan dibuat dari
karet yang ulet (liat) tetapi lunak.

11
Jenis dan bentuk martil lain dipelihatkan seperti gambar dibawah ini

Gambar Aneka macam martil

2. Alat Uji Perawatan


a. Multimeter
Alat untuk mengukur tahanan adalah pada posisi Ohm meter, dalam
sebuah instrument dilengkapi dengan ampere meter dan voltmeter yang
dinamakan AVO meter atau multimeter. Bentuk dan tipe multimeter
sangat beragam dari yang sederhana sampai dengan yang multi fungsi
dengan tingkat akurasi yang tinggi. Terdapat 2 macam tampilan dari

12
multimeter yaitu multimeter analog dan multimeter digital yang dapat
dilihat pada Gambar dibawah ini

b. Insulation tester/megger
Di dalam sebuah megger terdapat dynamo/generator yang kerjanya
digerakkan dengan tangan. Dynamo tersebut membangkitkan tegangan
sebesar 500V dan 1000V, oleh karena itu batas ukur dari megger menjadi
lebih besar yaitu dapat mengukur tahanan sampai dengan 1000MOhm.
Kecepatan putaran harus dipilih sedemikian besar agar mendapatkan hasil
yang tepat 120 rpm.

13
Megger ini digunakan untuk mengukur besarnya tahanan isolasi suatu
instalasi maupun perlengkapan mesin. Tahanan isolasi yang dimaksud
adalah besarnya tahanan antara 2 kabel penghantar :

a. Besarnya tahanan antara salah satu penghantar dengan tanah.


b. Besarnya tahanan antara seluruh instalasi/perlengkapan dengan tanah
c. Besarnya tahanan antara ujung kumparan mesin listrik dengan
body/pelindung
d. Besarnya tahanan antara ujung kumparan yang satu dengan yang lain.

Besarnya suatu tahanan isolasi suatu perlengkapan listrik harus lebih


besar dari 1000 kali tegangan sumber, atau Ri > 1000V, dimana Ri
adalah besarnya tahanan isolasi dan V adalah besarnya tegangan.

14
Prosedur perawatan peralatan
Kegiatan
motor DC Belajar 2

a. Tujuan

Pada kegiatan belajar ini anda akan belajar tentang gangguan dan langkah
Perawatan bagian-bagian yang berhubungan dengan kelistrikan dan mekanik
motor dc antara lain; Kumparan jangkar, Kumparan kutub / kumparan medan,
sikat arang dan komulator.
Setelah mempelajari unit ini anda diharapkan dapat :
1. Memeriksa dan menganalisis kumparan medan dan kumparan jangkar.
2. Melakukan Perawatan bagian komutator.
3. Melakukan Perawatan bagian sikat arang.
4. Melakukan pemeriksaan dan Perawatan bagian mekanik mesin listrik.

b. Uraian Materi
1. Perawatan Motor listrik dc

Kalau kita akan membahas tentang motor listrik serta prosedur


perawatannya maka tidak akan terlepas dari ketiga parameter yang
meliputi :

 Masalah kelistrikan

Yang akan membahas tentang macam-macam kumparan medan dan


macam - macam kumparan jangkar, disamping itu prosedur
perawatannya.

 Masalah mekanik

Yang akan membahas mengenai macam-macam bantalan, poros dan


pelumasannya serta prosedur perawatannya. Faktor utama yang harus di
perhatikan dalam melaksanakan program perawatan adalah selalu

15
menjaga kebersihan motor listrik baik bagian mekaniknya maupun bagian
kelistrikannya. Pada prinsipnya semua mesin yang mendapatkan
pelayanan dan perawatan yang layak yakni kebersihannya selalu dijaga,
pelumasannya tepat dan selalu dijaga serta mendeteksi sejak dini
terhadap adanya kelainan-kelainan yang mungkin timbul maka akan
sedikit atau bahkan mungkin dapat dihindari dari gangguan selama mesin
itu dioperasikan. Memeriksa mesin secara berkala merupakan bagian
perawatan rutin dan berkala yang harus dilakukan. Pemeriksaan dapat
dilakukan secara visual, mesin-mesin harus dibersihkan dari debu dan
kotoran ,terminal motor dipriksa dan diuji kelayakannya dan juga bagian
mekanik lainnya. Semua hasil pemeriksaan , pengukuran dan
pengontrolan selama mesin beroperasi harus dicatat dan dibuat pada buku
laporan perawatan. Dari hasil pemeriksaan ini dapat diketahui dan disusun
daftar kerusakan dan nantinya dilanjutkan pada dokumen perbaikan.

a. Perawatan Kelistrikan Mesin dc

Rangkaian kelistrikan pada mesin dc terdiri dari rangkaian kelistrikan


internal dan eksternal.

Rangkaian kelistrikan internal terdiri dari dari dua bagian yaitu :

 Rangkaian jangkar, terdiri dari kumparan jangkar, komutator, sikat,


dan hubungan antar kumparan.
 Rangkaian penguat medan, umumnya rangkaian penguat medan
dihubungkan seri dengan jangkar motor.

Rangkaian kelistrikan eksternal diambil dari sambungan – sambungan


kawat hubungan internal dari rangkaian jangkar dan rangkaian penguat
medan atau semua rangkaian ke kotak hubung atau terminal mesin listrik.
Arah putaran motor dapat dilihat dari arah polaritas sambungan jangkar
pada terminal / sambungan eksternal. Gangguan pada motor dc lebih
mudah diatasi atau diketahui penyebabnya. Kebanyakan gangguan yang
timbul pada mesin-mesin listrik adalah sebagai berikut:

16
 Hubungan singkat lilitan ke lilitan dan rangka.
 Ada lilitan yang putus dalam rangkaian lilitan rotor atau jangkar dan
lilitan medan.
 Timbulnya bunga api pada sikat-sikat di sebabkan karena salah letak
atau kurang tekanan antara sikat dan permukaan komutator.
 Hubung singkat antar laminasi - laminasi dalam inti stator, rotor atau
jangkar.
 Permukaan komutator tidak rata.
 Ikatan atau sambungan ujung - ujung kumparan pada terminal longgar
/ tidak kokoh secara mekanis maupun elektris.

Pemeriksaan dapat dilakukan secara visual. Kemudian dapat dilanjutkan


pemeriksaan dengan menggunakan alat ukur. Semua hasil pengukuran
dan pengontrolan dicatat atau didata untuk memudahkan penentuan
langkah perbaikan.

1) Perawatan komutator

a) Komutator tidak rata/cacat

Ketidak rataan yang berlebihan dapat menimbulkan percikan bunga api


pada sikat-sikat. Terlihat jelas gerakan naik dan turunya sikat arang pada
pemegangnya saat jangkar berputar lambat (mendekati berhenti), adalah
merupakan indikasi kerusakan komutator. Untuk menentukan ketidak
rataan ini dapat menggunakan dial indikator. Pemeriksaan harus meliputi
seluruh permukaan komutator. Untuk memperbaikinya bila memungkinkan
menggerinda/mengasahnya tanpa melepas jangkar, tetapi dengan cara
lain komutator dapat diperbaiki dengan menggunakan mesin bubut.

17
Gambar Letak sikat pada komutator

b) Komutator dengan lamel yang rendah/tipis


Menipisnya lamel - lamel dapat disebabkan oleh percikan bunga api
yang berlebihan dari beberapa penyebab pada saat mesin berputar,
bunga api yang menyebabkannya ini, menjadikan lamel makin lama
makin buruk dan dapat merambat ke lamel - lamel yang lain. Lemel
yang menjadi tipis karena terbakar oleh bunga api akan menjadi
hitam/kotor. Hal ini biasanya akan dirasakan kasar oleh sikat-sikat pada
saat mesin berputar pelan, untuk itu dial indikator harus digunakan
untuk menentukan tingkat kerendahan/tipisnya lamel. Selain dari itu
pengasahan atau pembentukan komutator akan membawa lamel
menjadi tipis.

c) Komutator dengan lamel yang menonjol


Lamel yang menonjol akan menyebabkan bunga api pada sikatsikat
karena mengangkat sikat dari lamel terdahulu sebelum mencapai
komutasi lengkap pada lamel tersebut. Suara klik dan kadang-kadang
cacatnya sikat arang menyertai lamel yang menonjol ini. Lamel yang
menonjol akan menyebabkan pergerakan sikat di dalam pemegangnya
dan hal ini dapat diperiksa dengan dial indikator. Pengasahan atau
pembentukanakan mengikis lamel yang menonjol, tetapi komutator
juga harus diperkuat/dipererat.

18
d) Lamel-lamel yang miring
Kemiringan yang melebihi dari ketebalan satu segmen mika cenderung
menyebabkan percikan bunga api. Besarnya kemiringan ini dapat
diperiksa dengan tepi yang lurus dan derajat kemiringan yang
berlebihan hanya dapat diperbaiki dengan cara membentuk kembali
komutator tersebut. Penghitaman atau komutator yang telah berlubang
pada permukaan komutator dapat dipulihkan dengan cara
mengampelas atau membubut permukaannya sampai batas diameter
tertentu. Permukaan komutator haruslah benar-benar berbentuk
silinder.

2) Perawatan sikat arang


a) Kekencangan sikat pada pemegangnya (holder)

Perlu diingat bahwa sikat-sikat harus bebas bergerak pada arah panjang
sikat. Sikat-sikat yang terpasang erat/kokoh pada pemegangnya tidak
dapat mengikuti ketidak beresan pada komutator dan hal ini akan
menyebabkan timbulnya bunga api antara sikat dan komutator. Tekanan
pegas sikat harus selalu sama pada semua sikat , tujuannya untuk
membuat pendistribusian rata arus listrik pada sikat-sikat. Sikat-sikat
yang tidak menempel dengan tepat pada permukaan komutator mudah
menimbulkan bunga api. Pengampelasan yang teliti pada kedua arah
putaran diperlukan untuk membuat kedudukan sikat betul-betul baik.

19
b) Jarak sikat antara penopang
Tidak samanya jarak antara sepasang sikat disekeliling komutator
kadang-kadang mengakibatkan buruknya komutasi. Jarak sikat yang
dimaksud adalah sepanjang keliling komutatordari satu ujung sikat pada
satu penopang sampai ujung sikat pada penopang berikutnya. Pemegang
sikat yang terlalu bebas bergerak dapat menyebabkan :
 Jarak sikat tidak sama
 Kedudukan sikat tidak tepat/buruk
 Lemahnya kontak antara sikat dan komutator
Kesemuanya ini dapat mengakibatkan timbulnya bunga api dan juga
dapat menyebabkan tidak stabilnya kecepatan putaran dan tegangan.

c) Jarak pemegang sikat dari komutator


Pemegang sikat yang terlalu dekat atau terlalu jauh dari komutator akan
menyebabkan jarak sikat yang tidak sama dan sudut sikat yang terjadi
terhadap komutator jadi salah. Kedua keadaan ini mungkin menyebabkan
buruknya komutasi. Pemegang yang disetel terlalu jauh dari komutator
dapat mengakibatkan sikat bergetar dan patah.

Pemegang Sikat

Komutator

20
d) Kawat Penghubung pada sikat
Bila tidak terjadi kontak listrik pada sikat melalui kawat penghubung pada
pemegang sikat, hal ini disebabkan oleh kendornya atau putusnya kawat
penghubung sikat. Bila hal ini terjadi akan menyebabkan panas pada sikat
karena distribusi arus tidak sama pada sikat yang berbeda. Keadaan ini
juga akan menimbulkan fluktuasi tegangan atau fluktuasi kecepatan.

e) Tipe dan klasifikasi sikat yang tidak benar


Apabila menggunakan tipe dan klasifikasi sikat yang tidak benar,
gangguan berikut ini dapat ditemui antara lain:
(1) bunga api;
(2) sikat panas;
(3) komutator panas;
(4) sikat yang bergetar atau;
(5) tegangan dan kecepatan putaran terlalu rendah pada generator dan
motor.
Semua sikat-sikat pada mesin yang sama harus mempunyai kelas yang
sama. Kelas dan spesifikasi sikat biasanya ditunjukkan pada buku manual.
Suatu mesin DC dipasang sikat dengan ukuran yang tidak benar dapat
mengakibatkan gangguan komutasi, tapi hal ini dapat dengan mudah
dideteksi dengan memeriksa kesesuaian sikat dengan pemegangnya.

3) Memeriksa Kumparan Jangkar dan Kumparan Medan

Gangguan kelistrikan yang terjadi pada mesin-mesin arus searah dapat kita
bagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Bagian penguat atau pada kumparan medan

b. Bagian rotor atau pada kumparan jangkar

Pada generator atau dinamo bila tegangan menjadi nol atau tegangan tidak
keluar hal ini disebabkan oleh adanya kumparan magnit atau kumparan
medan yang putus, periksalah hubungan rangkaian kumparan medannya.

21
Dari rumus E= C Φ n volt dapat diketahui bahwa jika arus medan (Im) sama
dengan nol artinya arus medan tidak mengalir, maka garis gaya magnit (Φ)
tidak terbangkit Φ = 0 akibatnya tegangan generator tidak tebangkit. Untuk
mengetahui gangguan pada kumparan medan periksa kumparan medan
dengan multimeter apakah putus atau tidak, jika baik kemudian periksa
tahananan pengasut penguat medannya. Secara umum pada kumparan
medan jarang mengalami gangguan, yang sering mengalami gangguan
adalah kumparan jangkarnya. Kerusakan isolasi kumparan motor dan
generator seringkali disebabkan oleh adanya uap air atau minyak yang masuk
ke kumparan yang menyebabkan:

 Kumparan jangkar hubung singkat


 kumparan jangkar tebuka/putus
 Tahanan isolasi kumparan menurun
 Hubung singkat kumparan dengan bodi.

a) Memeriksa Kumparan Magnit atau kumparan medan

Pada motor bila kutub magnitnya lemah, kecepatan motor akan naik pada
tegangan yang tetap dan hal ini tidak diinginkan. Kuat atau lemahnya
kutub tergantung pada jumlah lilitan kumparan medan dan pengawatan
dari kumparan harus diperiksa berdasarkan diagram pengawatan yang
ditetapkan. Bila gangguan ini terjadi misalnya bila kecepatan motor tidak
benar segera dilakukan pemeriksaan.

Kumparan medan yang terhubung singkat dapat ditest dengan AVO meter,
dengan membandingkan nilai tahanannya, jika lebih rendah menandakan
kumparan terhubung singkat. Untuk melilit kembali kumparan kutub ,

langkah–langkah berikut ini dapat ditempuh. Lepaskan dahulu kumparan


kutubnya dari inti kutub dan ukur penampang inti kutubnya.

 Buatlah cetakan/mal yang sesuai dengan ukuran inti kutubnya.


 Hitung jumlah Kumparan kutubnya dan kemudian lakukan
menggulung ulang sesuai dengan data yang diperoleh.

22
b) Memeriksa Gangguan pada Jangkar
Generator tidak dapat mengeluarkan tegangan atau motor tidak berputar,
jika pengkutuban dan letak sikat sudah benar maka kemungkinan
gangguan terjadi pada jangkarnya.
Gangguan pada jangkar ini diantaranya adalah:
Lilitan jagkar terbuka/putus
Lilitan jangkar hubung singkat
Lilitan jangkar salah sambung

c) Lilitan jangkar terbuka


Untuk dapat menganalisa gangguan pada kumpran jangkar, maka perlu
mengetahui beberapa cara pemeriksaan komutator dan kunparan jangkar
itu sendiri. Komutator harus bulat dan rata ,sehingga kedudukan sikat
tetap stabil setiap saat. Antara lamel penyekatnya harus baik, lamel tidak
boleh menonjol keluar atau kedudukan lamel lebih tinggi dari penyekat
mika. Sebuah lilitan jangkar yang terbuka dapat ditandai oleh timbulnya
bunga api disekeliling komutator, berputarnya mesin yang hanya sebentar
dan biasanya ditandai atau terbakarnya lamel pada salah satu sisi yang
terbuka. Dengan melakukan pengukuran tahanan dari lamel ke lamel
disekeliling komutator akan menunjukkan komponen yang terbuka atau
ditunjukkan dengan tahanan yang besar antara lamel ke lamel.

d) Lilitan Jangkar hubung singkat


Jika terjadi hubung singkat pada kumparan, hubungan singkat terhadap
bodi atau poros, pemeriksaan dapat dilakukan dengan alat ukur Megger
atau dengan menggunakan growler seprti ditunjukkan pada gambar 3.12
dan gambar 3.13 Lamel dengan badan/bodi tidak boleh ada hubungan,
sebab hal ini dapat menyebabkan hilangnya tegangan sikat. Sebuah
motor yang jangkarnya terhubung singkat bila distrat akan berputar
perlahan dan ketika tahanan startnya terlewatkan akan terjadi
pertambahan putaran cepat sekali dengan kemungkinan timbulnya kilatan

23
bunga api, sehingga Kumparan yang terhubung singkat menjadi panas.
Pada generator Kumparan jangkar yang terhubung singkat dapat
menyebabkan tegangan menjadi rendah. Selain dengan indikator diatas
untuk mengetahui pada bagian mana Kumparan jangkar ada yang
terhubung singkat dapat diperiksa dengan menggunakan Growler.
Growler adalah sebuh trafo, yang pada salah satu bagian dari intinya
terbuka dan berbentuk V ,sehingga dapat ditempatkan jangkar yang akan
diperiksa, seperti ditunjukkan pada gambar 3.12 Dengan pertolongan
Grolwer ada tidaknya hubungan singkat Kumparan jangkar dapat
dideteksi.

Gambar Pemerikasaan dengan Growler


Jika mistar baja bergetar menandakan Kumparan tersebut hubung
singkat. Growler ini bekerja seperti transformator dimana Kumparan
jangkar sebagai Kumparan sekunder. (Azas Kumparan induksi)

e) Lilitan jangkar salah sambung


Lilitan jangkar salah sambung terhadap komutator dapat menjadi sumber
gangguan pada komutasi. Salah satu jenis gangguan yang terjadi ketika
gerak maju lilitan di sekeliling jangkar berlawanan dengan yang
diharapkan. Salah sambungan ini dapat menyebabkan putaran motor dan

24
polaritas generator menjadi terbalik. Untuk memeriksa kesalahan
sambungan belitan perhatikan langkah belitannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

B.L Theraja , Ak Theraja, A Texbook of Elctrical Technology Volme II AC & DC

machines, S.Chand & Company LTD ,Ram Nagar ,New Delhi 2002

Charles S Siskind , M.S.E.E, Dirrect Current Machinery , McGraw Hill Book K.

Mochtar Wijaya, ST, Dasar-Dasar Mesin Listrik, Jakarta : Djambatan, 2001

Robert Rosenberg, Electric Motor repair ,Holt Saunders International Elections,


Maitenance Hand Book

Wilkinson, Menggulung-ulang Motor Kecil, PT. Multi

26

Anda mungkin juga menyukai