Cyst Cole
Cyst Cole
Cyst Cole
Hesti Gunarti1
1
Staf Pengajar Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan,
Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
Choledochal cyst is a dilatation of extrahepatic billiary duct with or without intrahepatic billiary duct dilatation. The main diagnostic tool
for detection of a choledochal cyst, especially in childhood, is ultrasonography. In adults, computed tomography can confirm the diagnosis;
however, endoscopic retrograde cholangiography (ERCP) or magnetic resonance cholangiopancreaticography (MRCP) is the most valuable
diagnostic methods and can accurately show cystic segments of the biliary tree.
We reported an eight months-old child with jaundice, anemia, tea-like urine, and damp feces. She underwent ultrasound examination which
was interpreted as choledocal cyst and confirmed by CT of the abdomen. The patient later went to surgery, however she died of septic shock.
ABSTRAK
Kista koledokus adalah dilatasi dari duktus biliaris ekstrahepatik dengan atau tanpa dilatasi duktus biliaris intrahepatik. Pemeriksaan radiologi
utama untuk mendeteksi kista koledokus terutama pada anak-anak adalah ultrasonografi. Pada orang dewasa pemeriksaan CT-scan lebih
diutamakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Bagaimanapun juga, Endoscopic Retrograde Cholangiography (ERCP) atau Magnetic Resonance
Cholangiopancreaticography (MRCP) adalah pemeriksaan yang lebih dapat dipercaya dan tepat untuk memperlihatkan bagian kistik dari
duktus bilier.
Dilaporkan perempuan 8 bulan dengan keluhan utama badan kuning, anemia, BAK seperti air teh, dan BAB dempul. Pasien mendapatkan
pemeriksaan ultrasonografi yang dikesankan sebagai kista duktus koledokus dan dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan CT-scan. Pasien
mendapatkan terapi pembedahan, namun pasien meninggal karena syok septik.
PENDAHULUAN
Kista koledokus adalah dilatasi dari duktus biliaris ekstrahepatik dengan atau tanpa dilatasi duktus biliaris intrahepatik.1,2,3,4
Ada beberapa jenis klasifikasi dari kista koledokus. Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi Todani, yang
merupakan modifikasi dari klasifikasi Alonso-Lej. Klasifikasi tersebut membagi kista koledokus menjadi lima tipe utama dengan
beberapa sub-tipe. Tipe yang paling sering ditemui adalah tipe I berupa dilatasi sakular atau fusiform dari saluran empedu
ekstrahepatik dengan presentasi 50-90% kasus. Tipe IV adalah jenis yang paling banyak kedua pada tipe dewasanya dengan
presentasi 11-35 %. Tipe IV berupa dilatasi saluran empedu Vater (1723) merupakan orang yang pertama kali
ekstrahepatal atau intrahepatal atau keduanya. 3,5,6 menjelaskan tentang dilatasi duktus koledokus. Pada tahun
1852, Douglas menulis laporan klinis pertama kali dari kista
Kista koledokus dapat terjadi pada semua usia. koledokus.1,6 Penyebab pasti dari kista koledokus masih
Sekitar dua pertiga pasien memperlihatkan gejala klinis menjadi perdebatan. Banyak penulis percaya bahwa kelainan
sebelum usia 10 tahun. Trias gejala klinis klasik yaitu nyeri ini adalah bawaan karena sebagian besar kista didiagnosis
perut, jaundice dan teraba massa kuadran kanan atas perut pada bayi dan anak-anak. Sebagian penulis percaya bahwa
ditemukan pada 30%-60 % dari pasien yang datang pada kista koledokus merupakan kelainan dapatan, karena sekitar
dekade pertama kehidupan dan hanya 20 % pada pasien 20% pasien didiagnosis saat dewasa bahkan saat usia lanjut.6,8
yang lebih tua.1,2,3,4,5 Gejala klinis kista koledokus biasanya
akibat dari stasis empedu, pembentukan batu, superinfeksi Pada tahun 1935, Yotsuyanagi mengajukan hipotesis
berulang dan peradangan. Obstruksi dan infeksi di semua bahwa kista koledokus timbul dari proliferasi tidak merata
kista koledokus, terutama dengan keterlibatan intrahepatik, epitel duktus koledokus saat lumen hepatic bud masih
juga menyebabkan sirosis bilier sekunder pada 40% -50% tertutup. Kanalisasi duktus biliaris menyebakan dilatasi yang
dari pasien, sehingga dapat timbul tanda-tanda dan gejala tidak normal pada tempat di mana proliferasi sel lebih aktif dan
hipertensi portal seperti perdarahan pencernaan bagian dindingnya relatif lemah. Hipoproliferasi duktus dari bagian
atas, splenomegali dan pansitopenia. Oleh karena itu distal menyebabkan bagian distal duktus relatif stenosis.
diagnosis yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk
mengurangi morbiditas maupun mortalitas akibat komplikasi Pada tahun 1973, Babbitt mengajukan hipotesis
kista koledokus. Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk bahwa terjadinya kista koledokus berhubungan dengan
membantu menegakkan diagnosis kista koledokus dengan refluk dari cairan pankreas kronis akibat dari hubungan tidak
tepat. normal duktus pankreatikus (duktus wirsungi) dengan duktus
koledokus (anomali pancreaticobiliary junction [APBJ]) ditandai
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan pilihan untuk dengan extraduodenal junction dari koledokus dengan saluran
pemeriksaaan awal untuk menentukan adanya kista koledokus pankreas, yang tidak mengenai sfinkter Oddi. Saluran ini
dan mempunyai sensitifitas 70%-97%. Untuk mengetahui ukurannya lebih panjang dan posisinya lebih tinggi, yang
hubungan kista dengan duktus biliaris dan membedakan menyebabkan refluks cairan pankreas. Regurgitasi cairan dari
kista koledokus dengan kista intraabdominal yang lain kadang pankreas ke duktus koledokus menyebabkan peradangan,
masih diperlukan modalitas seperti computed tomography penggundulan epitel, dan kelemahan dari dinding saluran
(CT), endoscopic retrograde cholangio pancreatography empedu, akhirnya mengarah pada pembentukan kista. Jadi,
(ERCP) dan magnetic resonance cholangiopanceatography kemungkinan besar terjadinya kista karena asosiasi dari
(MRCP).3,6,7,8,9 beberapa faktor, dan bukan hanya karena perkembangan
abnormal dari sistem duktal. 6,8
CT berguna dalam menunjukkan kontinuitas kista
dengan saluran empedu, hubungannya dengan struktur Penegakan diagnosis kista duktus koledokus dilakukan
sekitarnya dan adanya keganasan yang terkait. Pada pasien dengan memperhatikan tanda dan gejala dari hasil anamnesis,
dengan kista tipe IV dan penyakit Caroli, pemeriksaan ini pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratoris dan hasil
berguna untuk menggambarkan dilatasi intrahepatik dan pemeriksaan radiologis. Modalitas yang dapat dipergunakan
luasnya penyakit seperti adanya keterlibatan hati difus atau untuk pemeriksaan kista koledokus adalah ultrasonografi
segmental terlokalisasi.3,6,7,8,9 (USG), computed tomography (CT) scan, endoscopic retrograde
cholangio pancreatography (ERCP), Magnetic resonance
Mengingat pentingnya peran radiologi dalam cholangio pancreatography (MRCP). 3,8
mendiagnosis kista koledokus dan implikasi diagnosis
terhadap prognosis dan tata laksana pasien-pasien kista Modalitas pencitraan yang pertama digunakan untuk
koledokus maka pengetahuan Dokter Spesialis Radiologi menilai kista koledokus adalah USG karena bersifat non-
mengenai kelainan ini merupakan hal yang penting. Tulisan invasif, cepat, berbiaya rendahm dan banyak tersedia. USG
ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai gambaran dapat memberikan informasi tentang lokasi, ukuran kista,
kista koledokus sehingga diharapkan dapat mengenali dan serta hubungannya dengan struktur lain seperti vena porta,
mendiagnosis dengan tepat bila menemukan kasusnya duodenum dan hepar. USG colour Doppler berguna dalam
dalam praktek sehari-hari. Tujuan penulisan ini adalah menentukan struktur vaskuler yang berdekatan seperti vena
melaporkan kasus kista koledokus yang memiliki gambaran portal. Diagnosis kista koledokus memerlukan gambaran
pemeriksaan CT-scan sesuai dengan referensi dan hasil adanya hubungan kista dengan saluran empedu sehingga
operasi. dapat dibedakan dari kista intra-abdominal lain seperti
pseudo-kista pankreas, kista ecchinococcal dan kistadenoma
Gambar 1. Hasil USG pada pasien dengan klinis kolestasis, tampak lesi anekoik multipel dengan batas tegas mem-
bulat dan dinding ireguler di extrahepatic bile duct.
Kemudian dilakukan pemeriksaan CT-scan abdomen dengan kontras, tampak lesi hipodens (7,5 HU) batas tegas bentuk
bulat multipel di common bile duct ukuran 4,5 x 3 x 3,5 cm dan 1,8 x 1,55 x 2,41 cm di mana paska-pemberian kontras tak tampak
enhancement. Pada hepar tampak densitas meningkat inhomogen, ekostruktur kasar, struktur bilier intra-hepatal melebar (2,8
– 5,9 mm), vaskuler intrahepatal tak prominen. Hasil CT-scan tersebut dikesankan mengarah gambaran kista duktus koledokus
tipe IV dengan fibrosis hepar, ascites minimal, tak tampak massa di hepar, dan distensi sebagian kolon.
Gambar 2. CT-scan abdomen pre-kontras dan paska-kontras, tampak lesi hipodens (7,5 HU) batas tegas bentuk
bulat multipel di common bile duct ukuran 4,5 x 3 x 3,5 cm dan 1,8 x 1,55 x 2,41 cm paska-pemberian kontras tak
tampak enhancement.
Kemudian dilakukan prosedur laparotomi dengan diagnosis pra-bedah dan paska-bedah adalah kista common bile duct.
Tindakan yang dilakukan adalah laparotomi kistektomi, shunting kista-jejenostomi, shunting jejeno-jejenostomi Roux-en-Y. Tiga
hari setelah operasi pasien meninggal karena syok septik.
1996, pp 739-753
5. Lipsett P. Biliary atresia and cysts. in Pitt H (eds): The Biliary
Tract (part of Clinical Gastro Enterology). London, UK,
Balliere Kindall, 1997, 11 (4), pp 626-641
6. Tadokoro H, Takase M. Recent advances in choledochal
cysts, Open Journal of Gastroenterology. 2012; 2: 145-54
7. Singham J, Yoshida EM, Scudamore CH. Choledochal
cysts, Can J Surg. 2009; 52(6): 506-11
8. Souza LRMF, Rodrigues FB, Tostes LV, Barreto GB, Cardoso
MS. Imaging evaluation of congenital cystic lesions of the
biliary tract. Radiol Bras. 2012; 45(2):113-17.
9. Büyükyavuz Y, Ekinci S, Çiftçi AO, Karnak Y, Mehmet Emin,
Senocak ME, Tanyel FC, Büyükpamukçu N. A retrospective
study of choledochal cyst: clinical presentation, diagnosis
and treatment. The Turkish Journal of Pediatrics. 2003; 45:
321-25
10. Mortele KJ, Ros PR. Anatomic variants of the biliary tree:
MR cholangiographic findings and clinical applications.
AJR. 2001; 177:389-94.
11. Standring S, Gray H. Gray’s Anatomy. The Anatomical Basis
of Clinical Practice. Churchill Livingstone; 2008.
12. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th Ed. Elsevier Inc;
2010.
13. Mortele KJ, Rocha TC, Streete JL, Taylor AJ. Multimodality
Imaging of Pancreatic and Biliary Congenital Anomalies 1.
RadioGraphics. 2006; 26:715-31
14. Cvetkovic A, Markovic R, Milosevic B, Choledochal cyst-
presentation of the disease with a case report. Bosnian
Journal of Basic Medicall Sciences. 2011; 11 (3): 195-96
15. Rumack CM, Wilson SR, Charboneau JW, Levine D.
Diagnostic Ultrasound. 4th ed. Philadelphia: Mosby; 2011
16. Sharma AK, Wakhlu A, Sharma SS. The role of endoscopic
retrograde cholangirpancreatography in the management
of choledochal cysts in children. J Pediatr Surg. 1995;
30:60-7.
17. Mortele KJ, Ros PR. Cystic Focal Liver Lesions in the Adult:
Differential CT and MR Imaging Features. RadioGraphics.
2001; 21:895-910
18. Vachha B, Sun MRM. Sun, Siewert B, Eisenberg RL. Cystic
lesions of the liver, AJR 2011; 196:W355–W366
19. Kim YH, Saini S, Sahani D, Hahn PF, Mueller PR, Auh YH.
Imaging diagnosis of cystic pancreatic lesions: pseudocyst
versus nonpseudocyst. RadioGraphics 2005; 25:671-85
20. Korobkin M, Stephens DH, Lee KT, Stanley RJ, Fishman EK,
Francis IR, Alpern M B, Rynties M. Biliary cystadenoma and
cystadenocarcinoma: CT and sonographic findings, AJR.
1989;153:507-11.