Jurnal Kesehatan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Kurniawan et al, Gambaran Sonopattern Dinding Kandung Empedu pada Pasien … 1

Vol. 14, No. 1, April 2023


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Gambaran Sonopattern Dinding Kandung Empedu pada Pasien dengan


Cholelithiasis dan Cholecystitis

Gallbladder Wall Sonopattern Image in Patient with Cholelithiasis and


Cholecystitis
Selamet Budi Kurniawan1*, Wahyu Hidayat2, Nurbaiti3, Puji Supriyono⁴, Nursama Heru⁵
Jurusan Teknik Radiologi Pencitraan, Poltekkes Kemenkes Jakarta II, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history Finding cases of cholelithiasis and cholecystitis is not always easy. The sonopattern
image from the ultrasound plane (USG) helps doctors diagnose both. Cases
Received date
characterized by gallbladder abnormalities can be observed through ultrasound
09 Feb 2023
examination techniques and the analyze the sonopattern characteristics and thickness of
Revised date the gallbladder wall. This qualitative research uses secondary data from the National
27 Apr 2023 Brain Center Hospital Jakarta. The data from 20 samples were from 10 cholelithiasis
patients and ten cholecystitis patients. The results of the sonopattern analysis showed
Accepted date that the group of patients with cholecystitis had an average gallbladder wall thickening.
30 Apr 2023 In contrast, the group of patients with cholelithiasis, on average, did not experience
thickening of the gallbladder wall.
Keywords:

Cholelithiasis;
Cholecystitis;
Gallbladder;
Sonopattern.

Kata kunci: Penemuan kasus cholelithiasis dan cholecystitis tidak selalu mudah. Gambaran
Sonopattern dari pesawat ultrasonografi (USG) membanti dokter mendiagnosa
Cholelithiasis; keduanya. Kasus yang ditandai dengan kelainan kandung empedu ini dapat diamati
Cholecystitis; melalui Teknik pemeriksaan ultrasonografi lalu menganalisa karakteristik sonopattern
Kandung empedu; dan ketebalan dinding kandung empedunya. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif
Sonopattern. menggunakan data pasien dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Jakarta. Sampel
penelitian sebanyak 20, terdiri dari 10 pasien cholelithiasis dan 10 pasien cholecystitis.
Hasil analisa gambaran sonopattern menunjukan bahwa kelompok pasien dengan
cholecystitis rata-rata mengalami penebalan dinding kandung empedu, dan kelompok
pasien dengan cholelithiasis rata-rata tidak mengalami penebalan dinding kandung
empedu.

Corresponding Author:

Nurbaiti,
Jurusan Teknik Radiologi Pencitraan, Poltekkes Kemenkes Jakarta II, Indonesia
Email: [email protected]

PENDAHULUAN terletak di fossa kandung empedu dibagian


posterior dari hati lobus kanan. Bagian-bagian
Cholelithiasis atau yang lebih dikenal kandung empedu terdiri dari fundus, body,
sebagai penyakit batu empedu, merupakan infundibulum dan neck. Kandung empedu
keadaan dimana terdapat batu empedu berjumlah memiliki panjang 7-10cm, dan pada normalnya
satu atau lebih yang menyumbat saluran biliaris memiliki lebar maksimal 3 cm dengan struktur
(Terrie & Pharm, 2020). Kandung empedu permukaan luminal yang lembut serta memiliki
merupakan organ berbentuk kantung yang kapasitas 30-50ml. kandung empedu yang
190
Jurnal Kesehatan

mengalami penyumbatan bisa mengembang kandung empedu, diantaranya adalah: lapisan


sampai beberapa kali dari ukuran normal,jika mukosa yang merupakan lapisan paling dalam
terjadi penyumbatan oleh batu atau tumor (Maki yang memiliki permukaan yang reguler, linier
et al., 1968; Kapoor et al., 2017) dan echogenic, lapisan berikutnya merupakan
Fungsi utama kandung empedu untuk lapisan otot yang memiliki struktur yang tipis dan
menyimpan dan mengkonsentrasikan cairan sedikit hypoechoic, serta lapisan serosa yang
empedu untuk kemudian disalurkan ke duodenum merupakan lapisan paling luar pada dinding
berfungsi membantu proses pencernaan lemak kandung empedu yang memiliki karateristik
(Chavva & Karpur, 2018; Lakshmi & Sarada, permukaan yang reguler, linier dan echogenic
2019). Batu empedu biasanya terbentuk karena (Durgesh et al., 2018).
proses pengosongan cairan empedu yang sangat Karateristik gambaran batu empedu pada
lambat. Pada saat cairan empedu tidak ultrasound merupakan echogenic dan terdapat
disekresikan dari kandung empedu dengan baik, posterior acoustic shadow karena komposisi dari
maka akan mengendap membentuk sludge, yang batu empedu tersebut (Murphy et al., 2020).
lama kelamaan membentuk batu empedu Sementara acute cholecystitis pada ultrasound
(cholelithiasis ) (Jones et al., 2021). Faktor resiko biasanya diikuti oleh satu atau lebih tanda-tanda
pemicu terjadinya cholelithiasis diantaranya berikut: adanya batu yang menyumbat, dinding
adalah faktor usia, wanita hamil, terapi hormon, kandung empedu menebal (>3mm), adanya
kontrasepsi oral, faktor genetik, gaya hidup yang tanda-tanda murphy sign, dan juga hyperaemia
mendorong terjadinya obesitas, konsumsi dan percholecystic fluid (Friesen et al., 2018).
minuman beralkohol, malas melakukan kegiatan Pada kondisi normal struktur dinding kandung
olahraga, diet tinggi kalori, pola makan empedu akan nampak seperti satu garis yang
karbohidrat berlebihan dengan rendah serat dan halus, dan juga nampak hyperechoic.
memiliki nilai BMI (body mass index) yang Pengukuran tebal dinding kandung empedu
tinggi (Friedrich et al., 2009). Tingkat Prevalensi dilakukan pada bagian anterior dinding kandung
terjadinya batu empedu pada berbagai negara, empedu. Pada normalnya struktur dinding
etnis dan populasi sangat bervariasi. Pada kandung empedu akan nampak seperti 1 garis
kebanyakan negara berkembang seperti UK, US, yang halus, dan juga nampak Hyperechoic. Pada
Italy, dan negara Skandinavian, tingkat bagian posterior dinding kandung empedu akan
prevalensi keseluruhan terjadinya batu empedu sulit diukur karena posisinya yang cenderung
sekitar 10% sampai 20%. Selain itu studi tentang dekat dengan organ usus dimana pada organ usus
penyakit batu empedu menggunakan alat USG, berisi udara yang dapat menimbulkan adanya
dilaporkan bahwa tingkat prevalensinya 22% acoustic shadowing yang nantinya sulit untuk
sampai dengan 54% pada negara negara ini. membedakan kelainan pada kandung empedu
Sebagai perbandingan, angka kejadian di negara (Palmer, 2000; Eds. S Odegaard, 2005).
negara afrika berkisar dari 5,2% sampai 10%, dan Tebal dinding kandung empedu diukur
tingkat kejadian pada negara negara asia berkisar pada gambaran longitudinal dari kandung
3,1% sampai 6,1% (Ansari-moghaddam et al., empedu tegak lurus dengan dinding kandung
2016) empedu. Namun pada gambaran transversal
Pada keadaan tersumbatnya bagian neck cenderung tidak tegak lurus dengan dindingnya
dan duktus sistikus oleh batu empedu maka akan dan menampilkan ukuran tebal dinding kandung
terjadi acute cholecystitis yang menyebabkan empedu yang terlalu tebal (Bates, 2004).
peradangan atau infeksi pada kandung empedu. Umumnya dalam pemeriksaan pasien
Proses tersebut ditandai dengan menebalnya dengan cholelithiasis yang ditemukan adanya
dinding kandung empedu, menurunnya suplai batu empedu tidak dilakukan pengukuran tebal
darah, terbentuknya cairan eksudat dan tekanan dinding kandung empedu, namun pada pasien
dalam kandung empedu meningkat (Afamefuna dengan klinis cholecystitis dilakukan pengukuran
et al., 2013; Jones et al., 2022). tebal dinding kandung empedu.
Ultrasonografi konvensional adalah Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk
modalitas standar yang digunakan untuk menganalisa gambaran sonopattern dan
membantu diagnosa kelainan pada kandung ketebalan dinding kandung empedu dari pasien
empedu. Keunggulan modalitas ultrasonografi dengan cholelithiasis dan cholecystitis. Hasil
adalah real-time scanning, mudah digunakan, Analisis dari gambaran sonopattern kedua kasus
biaya pemeriksaan terjangkau, tidak ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam
menggunakan radiasi pengion, memiliki resolusi menetapkan kasus cholelithiasis dan cholecystitis
tinggi, dan dapat dilakukan berkali kali (Carson lebih akurat.
& Fenster, 2009). Ultrasonografi dimungkinkan
mampu mengidentifikasi 3 lapisan pada dinding
192 Jurnal Kesehatan, 14(1), 190-197, http://dx.doi.org/10.26630/jk.v14i1.3443

METODE gambaran kandung kemih yang terisi penuh oleh


cairan. Apabila persiapan telah cukup, pasien
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. dibaringkan di ruang pemeriksaan USG.
Sumber data diperoleh dari data pasien di bulan Sementara dilakukan proses input identitas pasien
Januari 2016 hingga Oktober 2021. Ada ke kolom yang ada di monitor USG, lembaran
sebanyak 20 sampel yang memenuhi kriteria tissue disematkan pada bagian atas dan bawah
inklusi, yaitu pasien dengan cholelithiasis (batu pakaian pasien dekat organ yang akan diperiksa.
empedu) dan cholecystitis disertai dengan Sonografer menyiapkan Probe 3,5-5MHz untuk
cholelithiasis (batu empedu), yang berjenis pemeriksaan USG abdomen termasuk juga USG
kelamin wanita dan berusia di atas 30 tahun. kandung empedu. Setelah itu jelly USG
Jumlah sampel ini terbagi dalam dua kelompok, secukupnya ditempatkan pada bagian abdomen
yaitu 10 pasien dengan hasil cholelithiasis (batu pasien yang akan diperiksa . Bagian gain diatur
empedu) yang letak batu empedunya berada pada secukupnya guna mendapatkan keseragaman
neck, corpus, dan fundus kandung empedu dan 10 gain yang baik pada saat ditampilkan pada
pasien dengan cholecystitis disertai cholelithiasis . monitor.
Semua data diperoleh dari kumpulan data pasien
di RS Pusat Otak Nasional Jakarta. Teknik Skening Kandung Empedu dan
Penelitian kualitatif deskriptif adalah Teknik Pengukuran Tebal Dinding
penelitian yang mengungkapkan fakta-fakta dari Gallbladder
suatu objek secara sistematis. Fakta tersebut Teknik skening dilakukan dengan
diuraikan untuk mendapatkan pemahaman yang transversal dan longitudinal. Pada skening
lebih luas dan dalam (Utami et al., 2021). Jenis longitudinal kandung empedu transduser
penelitian kualitatif awalnya banyak dilakukan diletakkan pada sub costae abdomen kanan atas
dalam ilmu sosial, namun saat ini sudah (right hypocondrium) dextra pada midclavicular
dimanfaatkan untuk bidang kesehatan atau line untuk mendapatkan gambaran longitudinal
kedokteran. Menurut Sugiono (2022) metode kandung empedu, lalu dilakukan gerakan probe
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data sweeping guna mendapatkan gambaran
yang mendalam dan mengandung makna. Makna keseluruhan kandung empedu.
itulah yang akan mengungkapkan dibalik data Untuk skening kandung empedu
yang tersaji dalam penelitian. transversal putaran arah trasnduser dilakukan dari
Penelitian ini telah mendapat surat longitudinal sehingga sejajar dengan
keterangan layak etik yang dikeluarkan oleh midclavicular line agar mendapatkan gambaran
Komite Etik Penelitian Kesehatan Poltekkes kandung empedu yang berbeda. Sweeping
Kemenkes Jakarta II dengan Nomor. dilakukan pada kandung empedu untuk screening
LB.02.01/I/KE/30/002/202. seluruh kandung empedu guna melihat kelainan
pada kandung empedu tersebut. Sedangkan untuk
pengukuran tebal dinding kandung empedu
HASIL adalah dengan menggunakan tombol “caliper”
pada control table setelah didapat gambaran
Pada penelitian ini hasil pemeriksaan kandung empedu longitudinal dan pengukuran
ultrasonografi menggunakan pesawat USG dari inner wall sampai outer wall dinding
Mindray DC 8 dengan kelengkapan Tranduser kandung empedu dapat dilakukan.
Convex, Printer Thermal, meja pemeriksaan,
sarung tangan dan lain lain. Prosedur
pemeriksaan, teknik skening pemeriksaan, dan
juga analisis sonopattern dari 20 pasien sebagai
berikut:

Prosedur Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan USG
kandung empedu, pasien diharuskan berpuasa
(tidak makan) selama 6-8 jam untuk
memaksimalkan hasil gambaran. Proses ini Gambar 1. Gambaran Longitudinal (kiri) dan
dilakukan untuk menghasilkan kandung empedu Transversal (kanan) Kandung
yang kosong dari cairan empedu serta pasien Empedu
menahan buang air kecil agar memaksimalkan
Kurniawan et al, Gambaran Sonopattern Dinding Kandung Empedu pada Pasien … 193

Pada gambar 1, ditampilkan gambaran cholelithiasis yang letak batu empedunya berada
kandung empedu pada tampilan longitudinal dan pada neck, corpus, dan fundus kandung empedu
transversal, pada gambaran kandung empedu dan 10 pasien dengan hasil cholecystitis disertai
posisi longitudinal terdapat lesi berupa lesi cholelithiasis. Pada Tabel 1 dibawah ini
hyperechoic yang dicurigai sebagai batu empedu menampilkan hasil 10 pasien cholecystitis dengan
(cholelithiasis ) disertai dengan adanya acoustic cholelithiasis yang ciri-cirinya antara lain adalah
shadow pada bagian posterior lesi hyperchoic nya adanya lesi hyperechoic, acoustic shadow,
dan pada gambaran transversal terdapat juga lesi pericholecystic fluid dan ukuran tebal dinding.
hyperechoic dengan acoustic shadow pada bagian
posteriornya. Kedua gambaran kandung empedu
Tabel 1. Hasil Observasi Pasien Cholecystitis
seperti diatas sangat diperlukan untuk mengukur dengan Cholelithiasis
besaran volume kandung empedu dan juga Umur Acoustic Lesi Tebal Peri-
tentunya untuk mengukur besar lesi hyperechoic (Th) Shadow Hyperechoic dinding cholecystic
dan ukuran tebal dinding kandung empedu. (mm) Fluid
58 + + 3,9 +
72 + + 3,1 +
64 + + 4,5 -
53 + + 6,4 +
56 + + 5,0 -
37 + + 4 -
59 + + 6 -
33 + + 4,4 -
41 + + 3,8 -
64 + + 5,6 +

Gambar 2. Gambaran Kandung Empedu Pada tabel 1 ditampilkan hasil observasi


Longitudinal dan Hasil pengukuran tebal dinding kandung empedu pada
Pengukurannya 10 pasien cholecystitis dengan cholelithiasis .
Terdapat beberapa Kriteria yang ditampilkan
Pada gambar 2, ditampilkan gambaran pada tabel 1 diantaranya, tebal dinding kandung
kandung empedu pada longitudinal dan empedu, ada tidaknya lesi hyperechoic, ada
transversal. Pada gambaran longitudinal (kiri) tidaknya acoustic shadow, dan ada tidaknya
dinding kandung empedu terlihat dengan garis pericholecystic fluid.
hyperechoic disertai adanya lesi berupa lesi
hyperechoic dengan acoustic shadow pada bagian
posteriornya. Pada proyeksi longitudinal terdapat
garis ukur yang mengukur tebal dinding kandung
empedu dari bagian dalam dinding kandung
empedu sampai bagian luar dinding kandung
empedu.
Sedangkan pada gambaran transversal
(kanan), nampak kandung empedu yang
berbentuk oval dengan dinding yang berstruktur
hyperechoic, disertai lesi berupa lesi hyperechoic
di dalam kandung empedu nya dan juga terdapat Gambar 3. Kandung Empedu dengan Hasil
acoustic shadow pada bagian posterior dari lesi Cholecystitis
hyperechoicnya.
Terdapat hasil pengukuran tebal dinding Gambar 3 (kiri) menampilkan contoh
kandung empedu dalam skala (mm) pada pojok gambaran kandung empedu dengan lesi
kanan bawah gambaran kandung empedu hyperechoic di dalam lumen kandung empedu
transversal (kanan) dan juga terdapat hasil serta adanya acoustic shadow yang nampak pada
pengukuran dari lesi hyperechoic dalam skala bagian posterior lesi hyperechoic. struktur
(mm) pada proyeksi transversal dan longitudinal. dinding kandung empedu diatas nampak
hyperechoic yang tebal dinding mencapai ukuran
Hasil Gambaran Sonopattern Cholelithiasis 4,5mm. Pada Gambar 3 (kanan) nampak
dan Cholecystitis gambaran kandung empedu pada proyeksi lain
Hasil pemeriksaan ultrasonografi pada 20 yang berstruktur anechoic, dimana pada bagian
pasien terdiri dari 10 pasien dengan hasil fundus kandung empedu terdapat lesi berupa lesi
194 Jurnal Kesehatan, 14(1), 190-197, http://dx.doi.org/10.26630/jk.v14i1.3443

hyperechoic, dengan acoustic shadow pada


bagian posterior lesi. Nampak dinding kandung
empedu yang hyperchoic dengan ketebalan
mencapai 6,8 mm, bagian yang ditunjuk dengan
tanda panah terdapat struktur anechoic disekitar
luar bagian dinding kandung empedu.

Tabel 2. Tebal Dinding Kandung Empedu


pada Sampel Cholecystitis dengan
Cholelithiasis
Gambar 4. Kandung Empedu dengan Hasil
Variabel Jumlah Tebal Tebal Rata-
Dinding Dinding Rata Cholelithiasis
sampel
Tertinggi Terendah (mm)
Tebal 10 6,4 3,1 4,6 Pada gambar 4 terdapat gambaran kandung
Dinding empedu pada proyeksi longitudinal (kiri) dan
transversal (kanan), pada proyeksi longitudinal
Pada tabel 2 ditampilkan nilai tebal (kiri) nampak kandung empedu yang berstruktur
dinding kandung empedu dari 10 pasien anechoic pada lumennya, disertai adanya lesi
cholecystitis dengan cholelithiasis. Dari 10 hyperechoic pada neck kandung empedu nya dan
pasien yang diteliti didapatkan Nilai tebal acoustic shadow pada bagian posterior dari lesi
dinding kandung empedu yang tertinggi sebesar hyperechoic nya. Sedangkan pada proyeksi
6,4 mm dan nilai tebal dinding kandung empedu transversal (kanan) nampak gambaran kandung
terkecil adalah sebesar 3, mm. Rata-rata tebal empedu yang berstruktur anechoic dengan lesi
dinding kandung empedu pada 10 pasien hyperechoic terlihat pada kandung empedunya.
cholecystitis disertai cholelithiasis yang telah Dinding kandung empedu yang melapisi lumen
dilakukan observasi adalah sebesar 4,6mm. kandung empedu nampak hyperechoic seperti
garis tipis.
Tabel 3. Hasil Observasi Pasien Cholelithiasis
Umur Acoustic Lesi Tebal Tabel 4. Tebal Dinding Kandung Empedu
(th) Shadow Hyperechoic Dinding pada Pasien dengan Cholelithiasis
(mm) Jumlah Tebal Tebal Rata-
56 + + 1,9 Variabel sampel Dinding Dinding Rata
85 + + 3 Tertinggi Terendah (mm)
59 + + 2,4 Tebal 10 3,0 1,5 2,2
32 + + 1,9 Dinding
69 + + 1,9
59 + + 1,5 Pada tabel 4 diketahui bahwa 10 pasien
62 + + 1,8 dengan hasil cholelithiasis. Hasilnya
37 + + 2,8
memperlihatkan nilai tebal dinding kandung
70 + + 2,1
empedu tertinggi adalah sebesar 3 mm dan yang
35 + + 2,2
terendah adalah 1,5mm. Rata-rata tebal dinding
kandung empedu pada pasien dengan
Tabel 3 memperlihatkan analisa
Cholelithiasis adalah 2,2mm.
sonopattern pada 10 pasien dengan cholelithiasis .
Pada tabel 3 diatas ditampilkan beberapa kriteria
yang menunjukan ciri khas sonopattern dari
PEMBAHASAN
cholelithiasis diataranya adalah ada tidaknya
lesi hyperechoic pada kandung empedunya, ada
Pada penelitian ini dilakukan analisis
tidaknya acoustic shadow pada bagian posterior
sonopattern dinding kandung empedu dari 20
nya dan juga hasil pengukuran tebal dinding pada
pasien yang bertujuan untuk mengetahui
tiap sampel.
gambaran sonopattern dan adanya penebalan
dinding kandung empedu pada 2 kelompok
pasien, yaitu pasien dengan cholecystitis dan
pasien dengan cholelithiasis. Analisis
sonopattern-nya dilakukan dengan cara
mengukur ketebalan dinding kandung empedu
pada 20 pasien tersebut.
Kurniawan et al, Gambaran Sonopattern Dinding Kandung Empedu pada Pasien … 195

Cholecystitis merupakan peradangan akut Kandung empedu yang sedang


yang terjadi karena penyumbatan yang terjadi mengalami kontraksi bisa menghasilkan dinding
pada neck kandung empedu dan duktus sistikus. yang tampak “menebal”, Ini disebabkan oleh
Penyumbatan menyebabkan distensi pada kontraksi otot kandung empedu yang mungkin
kandung empedu dan terjadi tekanan pada lumen terjadi karena kandung empedu mencerna lemak
kandung empedu (Barbosa et al., 2011). Pada 90- saat aktifitas pencernaan berlangsung.
95% acute cholecystitis ditemukan adanya batu Kesulitan dalam mengukur tebal dinding
empedu dengan kombinasi adanya penebalan kandung empedu bisa terjadi diantaranya karena :
dinding kandung empedu (>3mm) dan adanya sludge kandung empedu, artefak dikarenakan
pericholecystic fluid (Chawla et al., 2015). echo yang menutupi bagian kandung empedu,
Pemeriksaan ultrasonografi secara real- dan juga karena dinding yang menebal
time pada kasus Cholecystitis dapat dengan jelas dikarenakan kontraksi kandung empedu, namun
memperlihatkan batu empedu pada sebagian bisa juga disebabkan karena pasien yang tidak
besar pasien. Batu empedu berdiameter sekitar 1 berpuasa atau puasa kurang maksimal serta
mm dapat tercitrakan dengan baik dalam kondisi kondisi patologis pasien juga mempengaruhi hal
yang tepat atau sesuai (Hessler et al., 1980) tersebut (Handler, 1979).
(Alshargi, 2018) Sebagai akibat proses Sekitar 40% cholecystitis akut cenderung
patofisiologinya cholecystitis menyebabkan mengalami kompikasi (Watanabe et al., 2007).
kandung empedu membengkak dan tertekan Kondisi yang perlu diwaspadai adalah potensi
sehingga bentuknya cenderung membulat, terjadinya perforasi kandung empedu (Pinto et
sementara dinding kandung empedu mengalami al., 2013) dan menjadi kasus yang bersifat
edema dan menebal (Alshargi, 2018). darurat untuk ditangani.
Hasil pengukuran tebal dinding kandung Pemeriksaan ultrasonografi pada
empedu pada 10 pasien cholecystitis dengan kandung empedu menjadi modalitas pemeriksaan
cholelithiasis memiliki ukuran tebal dinding yang diandalkan dalam mendiagnosa
kandung empedu dengan rata-rata cholecystitis, terutama kasus akut dan terindikasi
ketebalannya >3mm, dan juga ditemukan adanya batu empedu (Pinto et al., 2013). Analisa
sonopattern berupa lesi hyperechoic dan lesi ketebalan dinding kandung empedu diharapkan
anechoic (pericholecystic fluid). Hal ini dapat membantu proses analisa dokter dalam
menunjukkan gambaran kandung empedu dari 10 menetapkan diagnosa cholecystitis disertai
pasien tersebut mengarah kepada gambaran dengan cholelithiasis (batu empedu) dan pasien
kandung empedu yang mengalami cholecystitis dengan cholelithiasis (batu empedu).
disertai cholelithiasis, walaupun tidak semua Pada kondisi keadaan pasien tidak
penebalan dinding kandung empedu disebabkan memungkinkan untuk mendapatkan gambaran
karena hal itu. Kemungkinannya bisa juga karena sonopattern yang baik, maka pilihan modaltitas
persiapan puasa pasien kurang maksimal lain seperti Computed Tomography (CT)
sehingga nampak dinding kandung empedu yang abdomen dapat dilakukan (O'Connor, 2010).
menebal, atau disebabkan oleh teknik Terlebih jika pasien memiliki postur gemuk dan
pengambilan gambaran kandung empedu yang adanya distensi abdomen oleh terkumpulnya gas
kurang optimal akibat adanya artefak dari organ pada kondisi patologi yang terjadi akibat
lain yang mengganggu hasil gambaran . penyakitnya (O'Connor, 2010; Van Epps &
Karateristik gambaran batu empedu pada Regan, 1999).
ultrasound merupakan echogenic dan terdapat
posterior acoustic shadow karena komposisi dari
batu empedu tersebut (Murphy et al., 2020). Pada
10 pasien dengan cholelithiasis didapatkan
SIMPULAN
ukuran tebal dinding kandung empedu dengan
rata-rata ketebalan <3mm. Pada 10 pasien yang Berdasarkan hasil analisis gambaran
telah dilakukan penelitian rata-rata sonopattern sonopattern pada pasien cholecystitis disertai
pada gambaran kandung empedu dengan cholelithiasis, didapatkan rata rata ketebalan
cholelithiasis ini memperlihatkan adanya lesi dinding kandung empedu yang telah dilakukan
hyperechoic dengan acoustic shadow pada bagian pengukuran adalah sebesar 4,5mm, yaitu lebih
posteriornya sedangkan sonopattern dinding besar dari ukuran normal, untuk ukuran yang
kandung empedu pada 10 pasien yang diteliti dikatakan dalam batas normal adalah <3mm
tidak mengalami penebalan dengan tampilan sedangkan pada tampilan sonopattern-nya
garis hyperecoic yang mengelilingi kandung terdapat berupa lesi hyperechoic didalam lumen
empedu. kandung empedu dengan acoustic shadow pada
bagian posteriornya, struktur dinding kandung
196 Jurnal Kesehatan, 14(1), 190-197, http://dx.doi.org/10.26630/jk.v14i1.3443

empedu yang hyperechoic yang mengelilingi Ada atau tidaknya penebalan dinding
kandung empedu dan juga terdapat lesi anechoic kandung empedu yang terjadi pada pasien
(pericholecystic fluid) pada kandung empedu cholecystitis dan pada pasien cholelithiasis tidak
yang ditemukan pada beberapa pasien. selalu menandakan adanya peradangan atau tidak.
Pada analisis sonopattern kandung empedu Gambaran sonopattern kandung empedu yang
pasien dengan cholelithiasis, didapatkan rata rata menebal bisa disebabkan hal hal lain diantaranya
ukuran ketebalan dinding kandung empedunya adalah dikarenakan persiapan puasa pasien yang
adalah sebesar 2,2 mm, yang mana ukuran tebal kurang baik dimana kandung empedu tidak
dinding nya lebih kecil dari ukuran normal yaitu sepenuhnya terlihat akibat adanya proses
<3mm. Tampilan sonopattern pada 10 pasien pencernaan lemak dan juga disebabkan karena
dengan cholelithiasis yang dilakukan observasi kondisi patologis pasien yang bisa menampilkan
adalah , ditemukan adanya lesi hyperechoic pada adanya penebalan dinding kandung empedu.
lumen kandung empedu dengan acoustic shadow Namun demikian analisa sonopattern dengan
pada bagian posteriornya dan pada 10 pasien melihat ketebalan dinding kandung empedu
dengan cholelithiasis tidak ditemukan adanya bermanfaat untuk menguatkan diagnosa dokter
lesi anechoic (pericholecystic fluid). pada kedua kelainan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Afamefuna, S., Candidate, P., & Allen, S. N. International Journal of Contemporary


(2013). Gallbladder Disease : Medicine, Surgery and Radiology, 3(4),
Pathophysiology , Diagnosis , and 2016–2018.
Treatment. US Pharmacist, 38, 1–9. https://doi.org/10.21276/ijcmsr.2018.3.4.35
https://www.uspharmacist.com/article/gallbl Chawla, A., Bosco, J. I., Lim, T. C., Srinivasan,
adder-disease-pathophysiology-diagnosis- S., Teh, H. S., & Shenoy, J. N. (2015).
and-treatment Imaging of acute cholecystitis and
Alshargi, A. O. (2018). Accuracy of ultrasound in cholecystitis-associated complications in
diagnosis of cholecystitis. The Egyptian the emergency setting. Singapore medical
Journal of Hospital Medicine, 7146-7152. journal, 56(8), 438.
https://dx.doi.org/10.21608/ejhm.2018.17604 https://doi.org/10.11622%2Fsmedj.2015120
Ansari-Moghaddam, A., Khorram, A., Miri- Durgesh, S., Vishram, S., Yogesh, Y., Richa, T.,
Bonjar, M., Mohammadi, M., & Ansari, H. & Ashutosh, T. (2018). Gallbladder wall
(2016). The prevalence and risk factors of thickening at ultrasonography - A review ”.
gallstone among adults in South-East of International Archives of Integrated
Iran: A population-based study. Global Medicine, 5(12), 152–160.
journal of health science, 8(4), 60. https://www.iaimjournal.com/wp-
https://doi.org/10.5539/gjhs.v8n4p60 content/uploads/2018/12/iaim_2018_0512_
Bates, J. (2004). Abdominal Ultrasound How, 22.pdf
Why and When (2nd edition). Churchill Eds. S Odegaard, O. H. G. (2005).
livingstone. GASTROINTESTINAL (Y. C. Fung (ed.)).
Barbosa, A. B. R., Souza, L. R. M. F. D., Pereira, World Scientific Publishing.
R. S., & D'Ippolito, G. (2011). Gallbladder Friedrich, N., Hampe, J., & Lerch, M. M. (2009).
wall thickening at ultrasonography: how to Known Risk Factors Do Not Explain
interpret it?. Radiologia Brasileira, 44, 381- Disparities in Gallstone Prevalence
387. https://doi.org/10.1590/S0100- Between Denmark and Northeast Germany.
39842011000600010 2008(December 2014).
Carson, P. L., & Fenster, A. (2009). Anniversary https://doi.org/10.1038/ajg.2008.13
paper: Evolution of ultrasound physics and Friesen, J., Friesen, B., & Tan, E. S. (2018).
the role of medical physicists and the Ultrasound for the Diagnosis of Acute
AAPM and its journal in that evolution. Calculous Cholecystitis , and the Impact of
Medical Physics, 36(2), 411–428. Analgesics : A Retrospective Cohort
https://doi.org/10.1118/1.2992048 Study. https://doi.org/10.3897/rio. 4.e28069
Chavva, S. P., & Karpur, S. U. (2018). A Study Handler, S. J. (1979). Wall Thickening and its
of Sonographic Assessment of Gallbladder Relation to. AprIl, 581–585.
Dimensions in Normal Adults. Jones MW, Genova R, O'Rourke MC. (2022).
Kurniawan et al, Gambaran Sonopattern Dinding Kandung Empedu pada Pasien … 197

Acute Cholecystitis. In: StatPearls Treasure of California.


Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Pinto, A., & Alfonso, R. (2013). Accuracy of
Jan–. PMID: 29083809. ultrasonography in the diagnosis of acute
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29083809/ calculous cholecystitis : review of the
Jones, M. W., Weir, C. B., Ghassemzadeh, S., & literature. Critical Ultrasound Journal, 1-4.
Lansing, M. G. (2021). Gallstones ( https://doi.org/10.1186/2036-7902-5-S1-
Cholelithiasis ). StatPearls Publishing LLC. S11
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK4 Sugiono. (2022). Metode Penelitian: Kuantitatif,
59370/ Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit
Kapoor, VK, MBBS, MS, FRCS, FAMS; Chief Alfabeta Bandung .
Editor: Thomas R Gest, P. more. (2017). Terrie, Y. C., & Pharm, B. S. (2020). A Review
Gallbladder Anatomy. Medscape, 1–4. of Cholelithiasis and Cholecystitis for
Lakshmi, K., & Sarada, T. (2019). Anatomical Pharmacists. US Pharmacist, 45, 1–12.
Study of Gall Bladder and External https://www.uspharmacist.com/article/a-
Morphology. IOSR Journal of Dental and review-of-cholelithiasis-and-cholecystitis-
Medical Sciences, 18(4), 56–58. for-pharmacists
https://doi.org/10.9790/0853-1804025658 Utami, D. P., Melliani, D., Maolana, F. N.,
Maki, T., Nemoto, T., Matsushiro, T., Suzuki, N., Marliyanti, F., & Hidayat, A. (2021). Iklim
& Machida, T. (1968). Anatomy of the Organisasi Kelurahan Dalam Perspektif
gallbladder. Geka Chiryo. Surgical Ekologi. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12),
Therapy, 18(4), 367–369. 2735-2742. https://stp-mataram.e-
Murphy, M. C., Gibney, B., Gillespie, C., Hynes, journal.id/JIP/article/view/536
J., & Bolster, F. (2020). Gallstones top to Van Epps, K., & Regan, F. (1999). MR
toe: what the radiologist needs to Cholangiopancreatography using HASTE
know. Insights into Imaging, 11(1), 1-14. Sequences. The Royal College of
https://doi.org/10.1186/s13244-019-0825-4 Radiologists, 588-594.
O'Connor, O. J., & Maher, M. M. (2011). https://doi.org/10.1016/S0009-
Imaging of cholecystitis. AJR-American 9260(99)90020-X
Journal of Roentgenology, 196(4), W367. Watanabe, Y., Nagayama, M., Okumura, A.,
https://doi.org/10.2214/AJR.10.4340 Amoh, Y., Katsube, T., Suga, T., &
Paul, C. H., & Donald, S. (1980). High Acuracy Dodo, Y. (2007). MR imaging of acute
Sonographic Recognition of Gallstones. biliary disorders. Radiographics, 27(2),
American Roentgen Ray Society, 517. 477-495.
Palmer, P.E.S. (2000). Manual Diagnostic of https://doi.org/10.1148/rg.272055148
ultrasound (P.E.S. Palmer (ed.)). University

Anda mungkin juga menyukai