Epilepsi Dian Ayu 2020 PDF
Epilepsi Dian Ayu 2020 PDF
Epilepsi Dian Ayu 2020 PDF
suatu gangguan saraf kronik, dimana terjadi kejang yang bersifat reccurent
Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron cortical yang berlebihan di
dalam korteks serebral dan ditandai dengan adanya perubahan aktifitas
elektrik pada saat dilakukan pemeriksaan EEG.
Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi tergantung dari daerah otak
fungsional yang terlibat
Kelainan otak yang ditandai dengan kecendrungan untuk menimbulkan
bangkitan epileptic yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis,
kognitif, psikologis, dan sosial
Berdasarkan defenisi operasional epilepsi adalah suatu penyakit otak yang didefinisikan
1. Setidaknya ada dua kejang yang tidak di provokasi (spontan) muncul terpisah lebih
dari 24 jam.
2. Satu kejang yang tidak diprovokasi (spontan) dan kemungkinan kejang berlanjut mirip
dengan resiko kekambuhan umum (60%) setelah dua serangan tidak diprovokasi, yang
30% nya terjadi pada usia muda kurang dari 18 tahun pada saat
terdiagnosa.
terjadi karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian anta
gonis GABA, atau selama peng
hentian pemberian agonis GAB
A (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori → meni
ngkatnya aksi glutamat atau aspartat
Fisiologi Normal
PATOFISIOLOGI EPILEPSI
Cedera kepala
Tumor otak
Penyakit cerebrovaskular
Genetik
Idiopatik
ETIOLOGI
1. Epilepsi Primer/Idiopatik
2. Kriptogenik
3. Epilepsi Simtomatik / Sekunder
1. Epilepsi Primer/Idiopatik
2. Kriptogenik
a. Trauma kepala
b. Trauma persalinan
c. Gangguan serebrovaskular
d. Tumor intrakranial
e. Anoksia
f. Kraniotomi
g. Infeksi otak
i. Sklerosis multiple
j. Reaksi alergi
CT-scan
MRI
Lain-lain
Strategi Terapi
03 Memastikan kepatuhan
➢ Pengobatan umumnya baru diberikan setelah serangan kedua. Hal ini penting karena pengob
atan epilepsi adalah pengobatan jangka Panjang.
➢ Setelah diagnosa ditegakkan, tindakan berikutnya adalah menentukan jenis serangan. Setiap
OAE mempuyai kekhususannya sendiri dan akan berfaedah secara spesifik pada jenis seranga
n tertentu.
➢ Pengobatan harus dimulai dengan OAE dosis kecil, kemudian dosis dinaikkan bertahap sampai
serangan teratasi. Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi kejang dengan dosis optimal t
erendah. Yang terpenting bukanlah mencapai kadar terapetik, tetapi kadar OAE bebas yang d
apat menembus sawar darah otak dan mencapai reseptor susunan saraf pusat.
➢ Kadar OAE ini dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya penggunaan Bersama dengan obat la
in, bahan kimia (bilirubin, asam lemak bebas) dan distribusinya tergantung pada kelarutanny
a dalam lemak dan ikatannya dengan jaringan tubuh.
Prinsip pengobatan pada epilepsi
Monoterapi
Menurunkan potensi ES
Meningkatkan kepatuhan pasien
Hindari / minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif
Jika monoterapi gagal, dapat diberikan sedatif atau politerapi
Pemberian terapi sesuai dengan jenis epilepsinya
Mulai dengan dosis terkecil (dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi pasien)
Variasi individual -- perlu pemantauan
Monitoring kadar obat dalam darah - penyesuaian dosis
Lama pengobatan tergantung jenis epilepsinya, kondisi pasien dan kepatuhan pasien
Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba (mendadak)
➢ Kegagalan OAE sering disebabkan karena non-compliance atau tidak min
um obat menurut aturan. Bila OAE pertama tidak bermanfaat, dapat dig
anti dengan OAE kedua.
➢ Dosis OAE kedua dinaikkan secara bertahap, sedangkan dosis OAE perta
ma diturunkan bertahap.
➢ Bila OAE pertama perlu dihentikan dengan cepat karena timbul efek sa
mping yang berat, harus diberikan diazepam.
Non farmakologi :
Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
Akhir-akhir ini karbamazepin dan asam valproat memegang peran penting dalam
pengobatan epilepsi; karbamazepin untuk bangkitan parsial sederhana maupun
kompleks, sedangkan asam valproat terutama untuk bangkitan lena dengan
bangkitan tonik-klonik
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
Inaktivasi kanal Na → menurunkan kemampuan syaraf untuk
menghantarkan muatan listrik
Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
2 Bangkitan umum
1. Bangkitan umum tonik-klonik Karbamazepinc, fenitoinc, Lamotriginb, topiramat, zonisinamid, felbamat
(Grand mal) valproat , fenobarbital, pirimidonc
a/c
Fenitoin 5 4-10 2
Levetiracetam 5 20-60 2
Carbamazepine Anemi aplastik, hepatoksisitas, sindroms Dizziness, ataksia, diplopia, mual, kelelahan,
Stevens-Johnson, Lapustike syyndroms agranulositosis, lekopeni, tromositopenia, hiponatremia,
ruam, gangguan prilaku, tiks, peningkatan berat badan,
disfungsi seksual, disfungsi hormone tiroid, neuropati
perifer.
Phenytoin Anemia Aplastik, gangguan fungsi hati, Hipertrofi gusi, ataksia, nistagmus, diplopia, ruam,
sindrom Steven-Johnson neuropati perifer, agranulositosis, trombositopenia,
disfungsi seksual, disfungsi serebral, penurunan absorpsi
kalsium dalam usus.
Phenobarbital Hepatotoksik, gangguan jaringan ikat dan Mengantuk, ataksia, mistagmus, ruam kulit, depresi,
sumsum tulang, sindrom Steven-Johnson hiperaktif (pada anak), gangguan belajar (pada anak),
disfungsi seksual.
Valproate Hepatotoksisitas, hiperamonemia, lekopeni, Mual, muntah, rambut menipis, tumor, amenore,
trombositopeni, pankreatitis peningkatan berat badan, konstipasi, alopersia pada
perempuan, POS
Levetiracetam Belum diketahui Mual, nyeri kepala, dizziness, kelemahan, mengantuk,
gangguan perilaku, agitasi, ansietas, trombositopenia,
leukopenia.
Gabapentin Teratogenik Somnolen, kelelahan, ataksia, dizziness,
peningkatan berat badan, gangguan perilaku
Lamotrigine Sindrom Steven-Johnson, gangguan Ruam, dizziness, tremor, ataksia, diplopia, peradangan
hepar akut, kegagalan multi organ, klabur, nyeri kepala, mual, muntah, insomnia,
teratogenic trombositopenia, nistagmus
Oxcarbazepine Ruam, teratogenic Dizziness, ataksia, nyeri kepala, mual, kelelahan,
hiponatremia, insomnia, tremor, disfungsi visual
Topiramate Batu ginjal, gangguan fungsi hati, Gangguan kognitif, kesulitan menemukan kata,
teratogenik dizziness, ataksia, nyeri kepala, kelelahan, mual,
penurunan berat badan, paresthesia, glukoma
Zonisamide Batu ginjal, hipohidrosis, anemia Mual, nyeri kepala, dizziness, kelelahan, paresthesia,
aplastic, skin rash ruam, gangguan berbahasa, glaucoma, letargi, ataksia
Pregabalin Belum diketahui Peningkatan berat badan
Penghentian Obat Anti Epilepsi
• Klinis : bebas bangkitan minimal 2 tahun
• Cara penurunan: secara bertahap (6 minggu s/d 6 bulan).
• Jika dalam penurunan dosis, bangkitan timbul kembali, OA
E diberikan kembali dengan dosis terakhir yang sebelumnya
dapat mengontrol bangkitan11.
Dosis, kadar terapi dan sediaan obat antiepilepsi yang beredar di Indonesia
1. Asam Valproat DD: 5-15 mg/kgBB/ hari, 50-100 1-4 Sirup 250 mg
DA: 10-30 mg/kgBB/ hari Tablet 250 mg (Na divalproat)
2. Diazepam DD: 0,2 mg/kgBB/ hari 0,6 1-4 jam
DA: 0,15-0,3 mg/ kgBB/hari
3. Fenitoin DD: 300 mg/hari 10-20 7-8 Kapsul 100 mg
DA: 5 mg/kgBB/hari Ampul 100 mg/2ml
4. Fenobarbital DD: 2-3 mg/kgBB/ hari 10-40 14-21
DO: 3-5 mg/kgBB/ hari
5. Karbamazepin DD: 1000-2000 mg/ hari 4-12 3-4 Kapsul salut film 200 mg
DA: 15-25 mg/ kgBB/hari
6. Klonazepam DD: 1,5 mg/hari (max 20 mg/hari) 0,02-0,008 6 Tablet salut film 2 mg
DA: 0,01-0,03 mg/ kgBB/hari
(max 0,25-0,5 mg/hari
7. Lamotrigin DD: 100-500 mg/ hari 3 3-5 Tablet 50 mg, 100 mg
DA: 1,2 mg/kgBB/ hari
8. Levetirasetam* DD: 2 x 500 mg-2 x 1500 mg/hari - 2 Tablet 250mg dan 500 mg
DA: -
9. Gabapentin* DD 900 mg-2,4 g/hari - 24 jam Tablet 300 mg
10. Topiramat DD: 200-600 - 4-8 Tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg
Epilepsi pada Kehamilan
the possibility of increased maternal seizures,
pregnancy complications,
adverse fetal outcome.