Kelarutan Dan Koligatif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

KELARUTAN DAN KOLIGATIF

Kelarutan (s)
Kelarutan/solubility adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam suatu pelarut.
“Semakin besar kelarutan semakin mudah larut”
s = Kelarutan
n
s= t nt = Jumlah mol zat terlarut
Vp Vp = Volume zat pelarut

Hasil Kali Kelarutan (Ksp)


Hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan suatu zat yang
menentukan jumlah maksimum zat yang dapat terlarut.

Jika suatu larutan Ax B y dengan reaksi Ax B y xAn + + yB m −


dilarutkan dengan larutan yang mempunyai konsentrasi M. Maka
untuk menentukan nilai Ksp menggunakan rumus sebagai berikut:
Ksp = ( x  s )  ( y  s ) Ksp = x  M    y  M 
x y x y

Keterangan:
A = Kation
B = Anion
x = Koefisien Kation / Valensi Kation
y = Koefisien Anion / Valensi Anion
s = Kelarutan
Mp = Konsentrasi pelarut
Kelarutan Zat pada Pelarut dengan Ion Sejenis
Proses pelarutan zat pada pelarut dengan ion senama akan
menggeser kesetimbangan dan memperkecil kelarutan.
2

➢ Jika AxBy dilarutkan pada ZBy, ➢ Jika AxBy dilarutkan pada AxZ,
maka berlaku: maka berlaku:
1 1
 Ksp  x  Ksp  y
st =  x  st =  y 
x M 
y  y M 
x
 p   p 

st = Kelarutan baru / Kelarutan yang ditanyakan


Contoh:
Berapa kelarutan Al2(SO4)3 dengan Ksp 1,08×10-13 yang dilarutkan
dalam H2SO4 0,1M?
Al 2 ( SO4 )3 2 Al 3 + + 3 SO4
2−
Kesetimbangan bergeser
s 2s 3s
Karena konsentrasi SO42−
H 2 (SO4 ) 2 H + + SO4
2−
bertambah menjadi (3s + M)
M 2M M

Ksp = ( x  s )  ( y  s )
x y

1,08  10−13 = (2 s )  (3 s )
2 3

1,08  10−13 = 108s 5


s = 5 1  10−15
s = 1  10− 3 Umumnya nilai s dibulatkan menjadi 0

Nilai s dibulatkan Nilai s Tanpa dibulatkan

Ksp = ( x  s t ) x  ( y  s + M ) y Ksp = ( x  st )x  ( y  s + M ) y

( (
1,08  10 −13 = (2  s t )2  3  1  10 −3 + 0,1 ) )3 ( ( ) )3
1,08  10 −13 = (2  st )2  3  1 10 − 3 + 0,1
1,08  10 −13 = 2 2  st 2  (0,1)3 → 1  10 −3  0 1,08  10 −13 = 4st 2  (3  10 − 3 + 0,1)
3

1,08  10 −13 = 4st 2  (0,103)3


1
 1,08  10 −13  2
st =  
 2 2  (0,1)3  1,08  10 −13 = 4st 2  (0,103)3
 
s t = 2,7  10 −11 1,08  10 −13 = 4st 2  0,001092727

s t = 5,20  10 −6  5  10 −6 st = 4.97  10 − 6  5  10 − 6
3

Pengendapan
→ Terjadi jika suatu larutan jenuh.
Jika A(Anion) dengan molaritas MA dan volume VA dicampur
dengan Kation(B) dengan molaritas MB dan volume VB sesuai
reaksi :
A(Anion) + Kation(B) → Kation(Anion)

Ksp = [ Kation + ]  [ Anion − ] → akan mengendap


Ksp < [ Kation + ]  [ Anion − ] → telah mengendap
Ksp > [ Kation + ]  [ Anion − ] → tidak mengendap

nKation
[ Kation+ ] = nKation = M A  V A  valensi
V A + VB

n Anion
[ Anion− ] = n Anion = M B  VB  valensi
V A + VB

Hubungan Kelarutan dengan pH


• Kelarutan juga dipengaruhi oleh pH, yaitu oleh konsentrasi ion
OH− .
• Untuk menentukan konsentrasi OH− ,
o Menggunakan rumus basa kuat jika OH− berasal dari basa kuat
o Menggunakan rumus basa lemah jika OH− berasal dari basa
lemah.
• Jika hanya diketahui pH maka tentukan Ksp kemudian
kelarutan barunya.
Contoh:
Berapa kelarutan Al(OH)3 dengan pH=10 jika dilarutkan pada
larutan dengan pH=12? (Kb = 1×10−5)

Al (OH )3 Al 3 + + 3OH −
s s 3s
4

pOH Al (OH )3 = 14 − pH Al (OH )3


pOH Al (OH )3 = 14 − 10
pOH Al (OH )3 = 4
OH  = 10
− −4
3s
M

pOH pelarut = 14 − pH pelarut


pOH pelarut = 14 − 12
pOH pelarut = 2
OH  = 10
− −2
= 0,01M
Mp

4
1 
−4
3 s = 10 M Ksp Al (OH )3 = s  (3 s ) = 27 s = 27    10− 4 
3 4

3 
1
s =  10− 4 M 1
3 Ksp Al (OH )3 =  10−16
3
1
 1 − 16 
1 1
 10−16
1
 Ksp  x   10 
st =  x  1

= 1 3  =3 =  10−10 M
x M y 
 p   1  (0,01) 

3
 (10− 2
3
) 3
 

Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada
jenis penyusun larutan, namun bergantung pada konsentrasi larutan
dan sifat elektrolit larutan (mempunyai faktor van Hoff (i)).
i = 1 + (n − 1)
Elektrolit kuat → α=1 → i=n
Elektrolit lemah → 0 < α < 1 → 1 < i < n
Non elektrolit → α=0 → i=1
n = Banyaknya ion dalam larutan α = Derajat ionisasi
5

Sifat Koligatif Larutan yang umumnya dibahas adalah:


1. Tekanan Uap Jenuh (ΔP )
A + B → AB
TERLARUT PELARUT LARUTAN

Zat Terlarut Zat Terlarut


Rumus
Elektrolit Non Elektrolit
nt  i nt
Fraksi Mol Terlarut Xt = Xt =
nt  i + n p nt + n p
np np
Fraksi Mol Pelarut Xp = Xp =
n p + nt  i n p + nt
P = X t  P o P = X t  P o
Penurunan Tekanan
nt  i nt
Uap P =  Po P =  Po
nt  i + n p nt + n p
P = X p  Po P = X p  Po
Tekanan Uap Larutan np np
P=  Po P=  Po
n p + nt  i n p + nt
Keterangan:
Xt = Fraksi mol terlarut
Xp = Fraksi mol pelarut
nt = Jumlah mol zat terlarut (mol)
np = Jumlah mol zat pelarut (mol)
i = Faktor van Hoff
ΔP = Penurunan tekanan uap / Tekanan zat terlarut (mmHg)
P0 = Tekanan zat pelarut (mmHg)
P = Tekanan zat larutan (mmHg)
2. Kenaikan Titik Didih (ΔTb )
Titik didih adalah besar suhu dimana tekanan uap zat sama
dengan tekanan uap udara luar.
mt 1000 1000
Tb = Tbl − Tbp Mm =  M m = nt 
Mr m p mp
6

Zat Terlarut Zat Terlarut


Rumus
Elektrolit Non Elektrolit
Kenaikan Titik Didih T = Kb  M  i Tb = Kb  M m
(ΔTb ) b m

Keterangan:
ΔTb = Kenaikan titik didih / Titik didih zat terlarut (℃ )
Tbl = Titik didih larutan (℃ )
Tbp = Titik didih zat pelarut (℃ )
Mm = Molalitas (g/mol)
mt = Massa terlarut (g)
mp = Massa pelarut (kg)
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal (℃/molal atau
℃∙mol/g )
3. Penurunan Titik Beku (ΔTf )
Titik beku adalah besar suhu dimana tekanan uap zat sama
dengan tekanan uap bentuk padat zat tersebut.
T f = T fp − T fl
Zat Terlarut Zat Terlarut
Rumus
Elektrolit Non Elektrolit
Kenaikan Titik Didih T = Kf  M  i T f = Kf  M m
(ΔTf ) f m

Keterangan:
ΔTf = Kenaikan titik beku / Titik beku zat terlarut (℃ )
Tfl = Titik beku larutan (℃ )
Tfp = Titik beku zat pelarut (℃ )
Mm = Molalitas (g/mol)
mt = Massa terlarut (g)
mp = Massa pelarut (kg)
Kf = Tetapan kenaikan titik didih molal (℃/molal atau
℃∙mol/g )
7

4. Tekanan osmotik (π )
• Osmosis adalah perpindahan air dari pelarut murni ke
larutannya melalui membran semipermeable.
• Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatis menjaga
keseimbangan osmotik larutan.
Zat Terlarut Zat Terlarut
Rumus
Elektrolit Non Elektrolit
 = M  R T  i  = M  R T
Tekanan osmotik (𝝅 ) n  R T  i n  R T
= =
V V
Keterangan:
π = Tekanan osmotik (atm)
M = Konsentrasi larutan (mol/L)
R = Tetapan gas ideal (atm∙L/mol∙K)
T = Suhu (K)
i = Tetapan van Hoff
n = Jumlah mol (mol)
V = Volume larutan (L)

Molalitas dan Molaritas dari Lebih dari Satu Zat

Mm =
1000
(n1  i1 + n2  i2 + ) M = 1000 (n1  i1 + n2  i2 + )
m p total V tot

Anda mungkin juga menyukai