Drapping

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Association of Surgical Technologi (AST), 2008, mengembangkan dan merekomendasikan
tentang Standar draping sebagai panduan untuk mendukung pelayanan perawatan dikamar
bedah dalam penekanan standar praktik terbaik yang berhubungan dengan draping pada
prosedur bedah. Tujuan dari standar yang direkomendasikan adalah untuk memberikan garis
tegas bahwa anggota tim bedah dapat menggunakan standar praktek tersebut serta
dikembangkan dalam menerapkan kebijakan pada prosedur draping di kamar bedah. Standar
yang direkomendasikan dan disajikan dengan pengertian bahwa standar tersebut menjadi
tanggung jawab dari tenaga kesehatan untuk mengembangkan, menyetujui, dan menetapkan
kebijakan dan prosedur draping bedah sesuai dengan protokol yang diterapkan dikamar
bedah.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1.  Apa pengertian drapping pada area operasi?
2.  Apa tujuan dari drapping pada area operasi?
3. Bagaimana prinsip drapping pada area operasi?
4. Bagaimana prosedur drapping pada area operasi? 

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui  pengertian drapping pada area operasi.
Mengetahui tujuan dari drapping pada area operasi.
Mengetahui prinsip drapping pada area operasi.
Mengetahui prosedur drapping pada area operasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Drapping Pada Area Operasi


            Draping adalah satu lagi dari kegiatan presisi yang dilakukan di kamar operasi. Draping
bedah pasien adalah menempatkan penutup steril pada pasien sehingga hanya tempat operasi
yang terkena. Dengan demikian, daerah kulit yang belum siap untuk operasi tertutup agar tidak
akan mencemari bagian yang steril. Selain pasien, peralatan yang digunakan dalam area bedah
segera harus ditutupi dengan tirai steril untuk mencegah kontaminasi luka (AORN, 2008)
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau seni
dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup pasien
yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan (Depkes RI,1993).
Drapping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah dimeja operasi dengan
menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan memberi  batas tegas daerah steril pada daerah
pembedahan setelah permukaan kulit dilakukan desinfeksi. Yang meliputi seluruh permukaan
dimana alat-alat steril akan diletakan dan daerah sekitar lokasi pembedahan.

2.2 Tujuan Drapping Pada Area Operasi

            Tujuan utama dari draping adalah untuk mengisolasi area bedah dari area lainnya dari
tubuh pasien saat berada di meja operasi dalam rangka untuk mengurangi risiko infeksi area
operasi (SSI). Draping berfungsi sebagai penghalang atau barier dari sumber-sumber infeksi baik
yang berasal dari kontaminasi endogen maupun eksogen, kulit pasien merupakan sumber
berkembang biaknya kuman yang diidentifikasi sebagai sumber utama SSI. Draping tidak hanya
memberikan kontribusi untuk melindungi area operasi, namun memperluas area steril yang
memungkinkan ahli bedah dan anggota tim bedah yang lain untuk menempatkan instrumentasi
steril dan persediaan lain pada draping, misalnya membangun zona netral untuk sayatan bedah.
Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau daerah insisi dan
tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik draping bertujuan untuk
mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi. Tujuan dari draping adalah untuk

2
menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat dan hati-hati dari linen sebelum
operasi dimulai dan untuk menjaga sterilitas permukaan instrumenyang steril dan sarung tangan
dapat ditempatkan selama operasi.

2.3  Prinsip Drapping Pada Area Operasi


Menurut Association of periOperative Registered Nurses (AORN), 2006. Prinsip dari
draping adalah sebagai berikut :

1. Terisolasi (Isolated)
Kotor dari bersih (misal, pangkal paha, kolostomi dan peralatan dari daerah yang akan
disiapkan). Isolasi dicapai dengan menggunakan penghalang yang tahan dari air, biasanya
dibuat dari bahan plastik. Banyak bahan untuk menahan yang dapat digunakan.
2. Penghalang (Barrier)
Menyediakan lapisan kedap dan harus memiliki film plastik untuk mencegah
pemogokan-selesai.
3. Lapangan Steril
Penciptaan lapangan steril adalah melalui presentasi steril dari tirai dan teknik aplikasi
aseptik. Jika penghalang yang digunakan tidak mempan, lapisan kedap tambahan perlu
ditambahkan.
4. Permukaan steril
Karena kulit tidak dapat disterilkan, maka perlu menerapkan penghalang untuk
menciptakan permukaan steril.
5. Penutup Peralatan
Tirai steril menutupi peralatan steril atau mengatur peralatan yang digunakan di lapangan
steril. Hal ini membantu untuk melindungi pasien dari peralatan serta untuk melindungi
dan memperpanjang umur peralatan.
6. Kontrol Cairan
Pengumpulan cairan menjaga pasien tetap kering, mengurangi paparan pekerja kesehatan.
Sebuah sistem kontrol cairan harus digunakan setiap saat dan prosedur ini dikenal untuk
menyertakan sejumlah besar cairan tubuh atau mengakhiri irigasi

3
            Sedangkan menurut Depkes tahun 1993, prinsip dari draping yaitu :

1. Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati


2. Perawat Instrumen (Scrub Nurse) harus memahami dengan tepat prosedur draping
3. Drape yang terpasang tidak boleh berpindah-pindah sampai operasi berakhir dan harus   
dijaga sterilitasnya
4. Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat tenun tidak mudah bergeser
5. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap tempat yang sudah tertutup 
alat tenun steril.
6. Perawat sirkuler (circulating nurse) harus berdiri menghadap scrub nurse untuk
mengingatkan jangan sampai draping terkontaminasi
7. Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti
8. Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air
9. Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh lampu operasi atau
alat tenun lainnya
10. Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di bawah lipatan pada saat
drapping, hindari menyentuh kulit pasien
11. Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang jatuh di bawah batas
pinggang jangan diambil
12. Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun dinyatakan sudah
terkontaminasi.

2.4  Prosedur Drapping Pada Area Operasi


1. Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak menyentuh bagian yang steril
2. Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen membawa lipatan duk ke
meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat instrumen memberikan
ujung lipatan duk di atas pasien sehingga menutup bagian bawah daerah kulit yang telah
dilakukan antiseptik dan menutup bagian bawah area insisi dengan duk panjang steril.
3. Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas duk laparastomi di atas
anastesi screen (tabir anastesi). Perhatikan bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak
steril terlindung dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.

4
4. Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang lebih kecil lalu pakailah
klem pada bagian / sudut – sudut untuk daerah yang akan di operasi.

5
a) Cara menutup pasien (1)
Tutup dengan doek laparatomi steril. Peraat instrumen membawa lipatan doek ke
meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat
instrumentator membentangkan doek diatas pasien sehingga doek langsung
berada di daerah kulit yang telah dipersiapkan.
b) Cara menutup pasien (2)
Standar praktek bentangkan ujung atas duk laparatomi di atas anesthesia screen
(tabir anestesia). Perhatikan bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak
steril terlindung dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.
c) Cara menutup pasien (3)
Pakailah duk klem pada bagian/ sudut-sudut untuk membatasi daerah yang akan
dioperasi atau bisa juga menggunakan drape dengan perekat untuk fixaasi area
sekitar sayatan.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau seni
dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup pasien
yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan
memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan, dan terdapat beberapa prinsip dan
proedur yang harus diperhatikan saat akan melakukan drapping pada area operasi.

3.2 Saran

Draping dilakukan secara rutin dalam prosedur bedah terhadap pasien oleh karena itu,
standar rekomendasi menjadi acuan kerja, seperti: pilihan draping, karakteristik draping
yang diinginkan, baik draping sekali pakai maupu yang digunakan kembali dan secara
umum menjadi pedoman drapin. Semua anggota tim bedah harus terlibat dalam proses
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di pelayanan kamar bedah yang terkait
dengan prosedur draping.

7
Daftar Pustaka

Yanto, Sugeng, makalah, prosedur draping bedah, disampaikan pada pelatihan keterampilan
dasar bagi perawat kamar bedah, PP.HIBKABI, jakarta, 2014.

Amendemann BJ, mangum SS. Infection prevention in Surgical setting. Philadelphia,PA: B


Saunders; 2001.

Asociation Surgical technologists, surgical technology core curriculum. Ed 5. Littleton, CO: SST
Association Surgical Technologists; 2006

Anda mungkin juga menyukai